• Tidak ada hasil yang ditemukan

Allah dan Kaum Miskin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Allah dan Kaum Miskin"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Seri: Yang Telah Dinubuatkan Allah dan Kaum Miskin

Dr. David Platt 19 November 2006

Allah dan Kaum Miskin

Kitab Rut 1- 4

(kecuali disebutkan lain, ayat-ayat di sini menggunakan Alkitab LAI Terjemahan Baru)

Jika Anda memiliki Alkitab, saya mengundang Anda untuk membuka bersama dengan saya pada Kitab Rut. Semua orang suka akan kisah cinta yang indah. Anda bertanya kepada pasangan suami isteri, “Bagaimana kalian bertemu? Bagaimana kalian bisa sampai menikah? Apa kisah yang ada di balik itu?” Kemarin kami menghabiskan banyak waktu dengan beberapa mahasiswa di sebuah konferensi di New Orleans, dan mereka menanyakan kepada kami tentang kisah cinta kami, seluruhnya. Dari kejauhan, saya bisa mendengar mereka tertawa-tawa. Saya berpikir, “Oh, tidak, apa yang sedang diceritakan oleh isteri saya?” Semua orang suka akan kisah cinta yang indah.

Semua pria tahu bahwa Anda punya banyak alasan untuk menyewa sebuah film drama percintaan. Anda membawa pulang film itu dan berkata, “Saya akan menghabiskan malam ini untuk menonton drama percintaan.” Dalam menjalin hubungan, hal itu merupakan hal yang luar biasa. Ajaklah isteri Anda keluar untuk menonton film, dan Anda akan merasakan dampak yang luar biasa. Semua orang suka akan kisah cinta yang indah. Tetapi saya merasa ini adalah salah satu bidang di dalam Alkitab yang tidak terlalu kita hargai, khususnya dalam Perjanjian lama. Kita memandang Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, sebagai catatan sejarah yang biasa-biasa saja, yang mungkin dapat atau mungkin juga tidak membuat kita bergairah dan terasa hambar; bahkan mungkin kita merasa hal itu tidak relevan dengan kehidupan kita. Saya ingin mematahkan cara pandang tersebut pada pagi ini dengan melihat pada kitab Rut, karena saya yakin bahwa kisah cinta yang disingkapkan dalam kitab ini lebih dalam dan lebih luar biasa daripada drama percintaan yang pernah dibuat oleh Hollywood sekalipun. Saudara-saudara, saya tidak bisa menjanjikan bahwa Anda akan mendapatkan manfaat dari mendengarkan khotbah

(2)

pada pagi hari ini, tetapi saya dapat menjanjikan ini: Bahwa jika Anda dapat menangkap kebenaran di balik kisah cinta ini, hal itu akan mengubah kehidupan kita. Saya yakin mengenai hal itu.

Saya ingin kita melihat kitab Rut. Saya yakin sebenarnya kitab Rut ini ditulis dengan maksud untuk dibaca pada satu saat secara utuh sehingga kita dapat melihat gambaran secara keseluruhan dari cerita ini. Sekarang, adalah mungkin bagi kita untuk membagi kitab ini dan mempelajari bagian yang berbeda-beda. Sesungguhnya kitab ini sarat dengan makna, sehingga kita bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mempelajarinya, tetapi yang ingin saya lakukan adalah agar kita mengambil kisah ini dan memperhatikannya sebagai satu cerita yang menyeluruh. Kita akan membaca kisah ini. Kita tidak akan membahas setiap ayat dalam kitab Rut, tetapi sebagian besarnya. Saya ingin memberikan kepada Anda suatu gambaran. Saya ingin mengundang Anda untuk masuk ke dalam kisah cinta ini, masuk dan memperhatikan adegan demi adegan ketika Allah menunjukkan kepada kita kisah tentang Naomi, Rut, dan Boas, dan bagaimana semua itu menggenapi seluruh rencana besar Allah.

Kita akan mulai dari Rut 1:1. Saat ini, ketika membacanya, kita tentu menyadari bahwa ini adalah sebuah kitab yang unik. Ada dua alasan. Yang pertama, kitab ini unik karena inilah satu-satunya kitab di dalam Perjanjian Lama yang diberi nama dari seorang non-Israel. Rut bukan berasal dari bangsa Israel. Inilah yang membuat kitab ini berbeda. Rut adalah seorang penyembah berhala, sebagaimana akan kita lihat sesaat lagi. Yang kedua, kitab ini diberi nama dengan nama wanita. Satu-satunya kitab lain dalam Perjanjian Lama yang diberi nama dengan nama seorang wanita adalah kitab Ester. Hanya Rut dan Ester saja yang namanya ada dalam Perjanjian Lama – bahkan di seluruh Alkitab, hanya dua kitab itu saja yang dinamai dengan nama perempuan. Jadi kitab ini amat sangat unik. Kita akan melihat keunikan itu disingkapkan.

Yang perlu Anda ketahui adalah latar belakang kitab Rut. Yosua dan Hakim-hakim, kedua kitab itu memang secara kronologis berurutan. Hakim-hakim adalah lanjutan dari kitab Yosua. Tetapi Rut, kitab ketiga dalam urutan ini, sesungguhnya menyoroti suatu peristiwa yang terjadi di pertengahan kitab Hakim-hakim. Secara historis, latar belakangnya adalah masa ketika tidak ada raja di Israel. Hakim-hakim 17:6 meringkaskannya dan berkata, “Setiap orang berbuat

apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Sesungguhnya, ini adalah masa paling kelam

dalam sejarah Israel. Suatu periode di mana bangsa Israel ada dalam keadaan terhina, kebejatan moral, penyembahan berhala, suatu masa paling sulit diantara umat Israel, umat Allah.

(3)

Jadi, kita akan masuk ke dalam masa itu. Kita akan melihat suatu cahaya di tengah-tengah kekelaman tersebut. Rut 1:1 berkata,

Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya. Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya.

Gambaran mengenai Rut...

Sekarang, saya ingin kita berhenti sejenak di sana. Banyak orang mengatakan bahwa sesungguhnya tokoh utama dari kitab Rut adalah Naomi. Jadi, ketika kita mulai melihat pada tokoh Rut, dan ketika kita berfokus pada kitab Rut, saya ingin kita memandang Rut dalam kaitannya dengan Naomi. Saya ingin Anda melihat tiga karakteristik Rut, khususnya dalam hubungannya dengan Naomi, yang membuka panggung bagi seluruh kisah di dalam Rut 1:1-7 ini.

Seorang asing dari sebuah tempat terlarang.

Ada tiga karakteristik Rut yang memberikan kepada kita suatu gambaran tentang siapa sesungguhnya Rut ini. Yang pertama, Rut adalah seorang asing dari sebuah tempat terlarang. Saya ingin menunjukkan sedikit latar belakang di sini. Kita akan bolak-balik pada beberapa poin yang berbeda. Saya harap Anda siap untuk membuka Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

(4)

karena, untuk dapat memperoleh kekayaan dari tulisan ini, kita harus mengetahui sedikit latar belakangnya, apa yang terjadi sebelum maupun setelah kitab Rut.

Saya ingin Anda memberi tanda pada kitab Rut, dan kita akan melihat Kejadian 19. Saya ingin memberikan kepada Anda suatu gambaran. Rut berasal dari Moab, bangsa Moab. Saya ingin Anda melihat mengapa Moab merupakan sebuah tempat terlarang. Kita mendapati Moab tercatat beberapa kali di lima kitab pertama Perjanjian Lama yang membuat Anda terkejut ketika Anda melihat Naomi dan Elimelekh memilih untuk pergi ke Moab dan bukan ke tempat lain. Perhatikan kembali Kejadian 19:30. Ini bukanlah salah satu kisah yang mempesona di dalam Perjanjian Lama. Inilah kisah mengenai asal mula bangsa Moab:

Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita."

Ini bukanlah suatu adegan yang indah. Tetapi itulah yang sungguh-sungguh mereka lakukan. Ketika Anda tiba di ayat 36, dengarkanlah apa yang dikatakan ayat tersebut: “Lalu

mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang.” Dan kemudian ayat

tersebut menceritakan tentang anak perempuan Lot yang lain yang mempunyai seorang anak laki-laki yang menjadi bapa dari orang Amon. Jadi, itulah awal lahirnya bangsa Moab, melalui hubungan sedarah antara Lot dan salah seorang anak perempuannya. Tentunya bukan fondasi yang baik yang ditetapkan di sana.

Sekarang, bukalah Ulangan 23. Kita akan melihat hubungan antara bangsa Moab dengan bangsa Israel dan apa yang Allah katakan tentang bangsa Moab. Hal ini memberikan kepada kita suatu gambaran mengenai tempat terlarang yang menjadi daerah asal Rut. Lihatlah Ulangan 23:3.

“Seorang Amon atau seorang Moab (Anda mengetahui latar belakangnya dari Kejadian

19) janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluhpun tidak

boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya, karena mereka tidak menyongsong kamu dengan roti dan air pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir,

(5)

dan karena mereka mengupah Bileam bin Beor dari Petor di Aram-Mesopotamia melawan engkau, supaya dikutukinya engkau. Tetapi TUHAN, Allahmu, tidak mau mendengarkan Bileam dan TUHAN, Allahmu, telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau. Selama engkau hidup, janganlah engkau mengikhtiarkan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka sampai selama-lamanya.” (Ulangan 23:3-6).

Jadi, Allah telah memberitahu bangsa Israel, “Jangan ada orang Amon atau orang Moab.” Itulah yang Dia katakan. Ini adalah pengulangan hukum di kitab Ulangan. Dia berkata, “Seorang

Amon atau seorang Moab janganlah masuk jemaah TUHAN, bahkan keturunannya yang kesepuluh pun tidak boleh masuk jemaah TUHAN sampai selama-lamanya.”(Ulangan 23:3).

Jangan berurusan dengan mereka; jangan membuat perjanjian atau persahabatan dengan mereka sama sekali.

Izinkan saya memperlihatkan kepada Anda satu perikop lagi. Bukalah dalam Hakim-hakim 3. Saya ingin Anda melihat apa yang dilakukan oleh bangsa Moab terhadap bangsa Israel selama masa Hakim-hakim. Jelaslah bahwa pada titik ini ada suatu hubungan yang buruk antara bangsa Israel dan bangsa Moab. Mereka saling bermusuhan. Pada akhirnya Moab menyerang dan menduduki Israel. Dengarkanlah apa yang terjadi di Hakim-hakim 3:12-14. “Tetapi orang

Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; lalu Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek menjadi sekutunya. Lalu majulah ia dan memukul orang Israel kalah. Kota pohon korma diduduki mereka. Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab.”  Jadi, seperti itulah latar belakangnya.

Ketika Anda tiba pada kitab Rut dan Anda melihat Rut, seorang Moab, Anda tahu latar belakangnya, khususnya dalam hubungannya dengan Naomi, yang berasal dari bangsa Israel – Naomi adalah seorang Israel – Anda tahu ada konflik besar di sana. Rut adalah seorang asing dari suatu tempat terlarang. Itu adalah sebuah tempat di mana Tuhan melarang umat-Nya untuk berhubungan atau bersahabat dengan mereka. Ada suatu hukum yang ditetapkan untuk menentang mereka. Bahkan sampai keturunan kesepuluh, janganlah berhubungan dengan bangsa Amon atau bangsa Moab. Rut adalah seorang asing dari sebuah tempat terlarang.

(6)

Seorang yang terbuang di tengah-tengah bangsa asing.

Aspek kedua dalam gambaran mengenai Rut adalah bahwa ia adalah seorang yang terbuang di tengah-tengah suatu bangsa asing. Kita telah melihat latar belakang bangsa ini, dilarang untuk berhubungan dengan mereka, atau bahkan berada bersama mereka. Sekarang, saya ingin Anda melihat satu perikop lain yang menunjukkan pengaruh yang ditimbulkan oleh bangsa ini terhadap bangsa Israel. Baliklah Alkitab Anda ke sebelah kiri menuju Bilangan 25. Izinkan saya menunjukkan kepada Anda satu lagi contoh mengenai bangsa Moab. Ini akan memberikan kepada Anda suatu gambaran tentang mengapa Rut menjadi seorang yang terbuang bersama dengan ibu mertua asal Isreal ini. Lihatlah Bilangan 25. Ini adalah puncak dari tiga pasal yang menceritakan tentang Bileam yang datang dari Moab dan mengucapkan kutukan terhadap Israel, dan tibalah di Bilangan 25, di sini umat Allah sedang bersiap-siap untuk memasuki Tanah Perjanjian.

Dengarkan apa yang terjadi pada Bilangan 25:1. “Sementara Israel tinggal di Sitim,

mulailah bangsa itu berzinah dengan....” Perempuan-perempuan apa? “...perempuan-perempuan Moab. Perempuan-“...perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel.”

Jangan melewatkan ini: Pada dasarnya, bangsa Moab adalah bangsa yang menggoda bangsa Israel untuk menyembah ilah-ilah asing.

Oleh sebab itu, ketika Anda melihat gambaran mengenai Naomi dan Rut bersama-sama, Anda tahu bahwa Rut berasal dari sebuah tempat terlarang dan dari bangsa asing, dan itulah sebabnya, ia adalah seorang yang terbuang ketika disandingkan dengan Naomi. Dia adalah seseorang yang seharusnya tidak berhubungan dengan Anda, dan tidak menghabiskan banyak waktu dengan Anda; seorang asing dari sebuah tempat terlarang, seorang yang terbuang di tengah-tengah sebuah bangsa asing.

Mandul dengan tujuan yang tak terpenuhi.

Selanjutnya, kembali ke Rut pasal 1, dan Anda melihat karakteristik ketiga dari Rut: Ia mandul dengan tujuan yang tak terpenuhi. Dari ayat-ayat yang baru saja kita baca, kita melihat bahwa ia menikah dengan salah seorang anak lelaki Naomi. Di bagian akhir ayat 4, dikatakan, “Dan

(7)

Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya.   Jadi, Rut telah menikah dengan suaminya selama beberapa tahun, dan selama waktu itu, tidak ada keturunan yang ia miliki. Jadi, Rut belum bisa menurunkan garis keluarga.

Inilah gambarannya. Itulah sebabnya judul dari khotbah ini adalah “Allah dan Kaum Miskin.” Ini adalah gambaran dari kaum miskin; karena Rut adalah seorang asing dari sebuah tempat terlarang, dari Moab; seorang yang terbuang di tengah bangsa asing. Ia bergaul dengan Naomi, tetapi ia tidak lagi menjadi bagian dari bangsanya, dan tentunya ia pun tidak termasuk sebagai orang Israel. Ia adalah seorang yang terbuang, dan ia mandul, tujuannya belum terpenuhi. Ia belum memenuhi tujuan yang diinginkannya: yaitu memiliki keturunan yang berasal dari dirinya untuk melanjutkan garis keturunan dari suami dan keluarga suaminya. Jadi, inilah gambaran yang melatar belakangi panggung mengenai apa yang terjadi di kitab Rut.

Saya ingin kita memulai dari sana, untuk melihat bukan hanya gambaran mengenai Rut, tetapi rencana Allah yang disingkapkan. Saya ingin kita bersama-sama melihat ayat 8 sampai ayat terakhir dari pasal itu. Ikuti terus apa yang Alkitab katakan,

Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu." Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut

(8)

padanya. Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu." (Ruth 1:8-15)

   

Rencana Allah... Allah menyambut orang asing masuk ke tempat-Nya.

Saya ingin kita berhenti sejenak di sini. Saya ingin Anda melihat bagian pertama dari rencana Allah di dalam kehidupan Rut. Pertama-tama: Allah menyambut orang asing masuk ke tempat-Nya. Kita akan melihat hal tersebut disingkapkan dengan dua cara. Yang pertama, dari apa yang telah kita baca, rintangan untuk beriman di dalam kehidupan Rut. Saya ingin Anda sejenak menempatkan diri Anda pada posisi Rut. Anda adalah seorang asing yang berasal dari tempat terlarang, seorang yang terbuang di tengah-tengah sebuah bangsa asing, dan Anda mandul serta tidak dapat memenuhi tujuan Anda. Seperti itulah gambaran mengenai kehidupan Anda saat ini.

Kemudian, Anda datang kepada Naomi. Ibu mertua Anda yang pahit hati sedang berusaha membujuk Anda untuk pulang kembali ke kampung halaman Anda. Pada dasarnya, ada tiga rintangan yang kita lihat menentang imannya. Yang pertama, latar belakangnya menentang dia. Kita telah melihat hal itu. Ia berasal dari Moab. Ia berasal dari sebuah bangsa yang senang hidup dalam kebejatan moral dan penyembahan berhala. Di Perjanjian Lama, selanjutnya kita melihat bahwa orang-orang dari Moab mempersembahkan korban manusia kepada ilah-ilah yang mereka buat. Mereka adalah orang-orang yang sangat jahat. Jadi, latar belakangnya menentang dia.

Kedua, keadaannya menentang dia. Rasakanlah betapa berat keadaannya. Ayah mertuanya meninggal. Kemudian suaminya meninggal. Kemudian iparnya juga meninggal dunia, dan ia ditinggal sebagai seorang janda, dan satu-satunya orang yang ada untuk mendukungnya adalah ibu mertuanya yang pahit hati. Itulah gambarannya. Keadaannya benar-benar menentangnya. Mengapa ia mau percaya kepada Allah Israel pada titik ini?

Latar belakangnya menentang dia. Ia ditinggalkan karena hukum berbicara menentang dia. Keadaannya menentang dia, dan yang ketiga, keluarganya menentang dia. Ini adalah bagian yang mengejutkan dari pasal ini bahwa Naomi, seorang wanita dari Israel, sedang berusaha membujuk Rut untuk kembali ke kampung halamannya dan menyembah ilah-ilah lain. “Tinggallah dengan orang-orang sebangsamu, sembahlah ilah-ilah lain itu jadi engkau tidak perlu kembali kepadaku.”

(9)

Jadi, dengan semua hal tersebut menentang dia, dengan latar belakangnya, dengan keadaan yang seperti itu, dengan keluarganya mencegah dia, kita akan melihat salah satu pengakuan iman paling luar biasa di seluruh Perjanjian Lama. Ini adalah suatu gambaran yang luar biasa. Saya ingin Anda melihat apa yang dikatakan Rut di dalam ayat 16. Anda kenal dengan ayat-ayat tersebut.

Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut

1:16-17)

Anda kenal dengan ayat-ayat tersebut? Kadang kala, Anda mendengar ayat-ayat tersebut dibacakan di acara pernikahan, suatu konteks yang menarik karena perkataan tersebut diucapkan oleh seorang menantu kepada ibu mertuanya. Tetapi itu adalah sebuah simbol, suatu gambaran mengenai komitmen. Itu merupakan suatu pernyataan iman. Dengan segala sesuatu yang tidak berpihak kepadanya, Rut melangkah dengan iman dan berkata, “Aku akan pergi denganmu, dan Allahmu akan menjadi Allahku, dan bangsamu akan menjadi bangsaku, dan aku akan berada di tanahmu. “Kiranya Allahmu,” dia bahkan menggunakan nama perjanjian Allah Israel. “Kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain daripada maut.” Iman yang sungguh besar, di tengah-tengah semua rintangan.

Demikianlah mereka berjalan bersama-sama. Perhatikanlah ayat 19.

Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"

Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

(10)

Demikianlah Naomi pulang bersama-sama dengan Rut, perempuan Moab itu,

menantunya, yang turut pulang dari daerah Moab. Dan sampailah mereka ke Betlehem pada permulaan musim menuai jelai. (Rut 1:19-22)

Jadi, yang kita miliki adalah suatu gambaran tentang Allah yang menyambut Rut sebagai orang asing, masuk ke tanah-Nya. Walaupun banyak rintangan, saat ini kita melihat sebuah perjalanan iman. Renungkanlah hal ini dalam dua cara. Perjalanan iman, yang paling pertama sangat jelas, pertama, sebuah perjalanan dari Moab menuju Betlehem. Jaraknya kurang lebih 50 mil, kedengarannya bukan sesuatu yang berat, tetapi izinkan saya mengingatkan Anda, bahwa pada saat itu belum ada truk roda empat. Dua orang wanita dengan semua barang yang mereka miliki, mendaki pegunungan untuk mencapai Betlehem.

Perjalanannya adalah dari Moab menuju Betlehem, tetapi maknanya lebih dalam daripada itu. Perjalanan ini adalah dari sebuah tanah penghukuman yang bernama Moab menuju tanah perjanjian yang bernama Betlehem. Jangan lewatkan itu. Ingatlah akan hal itu. Allah sedang menyambut orang asing masuk ke tanah-Nya yang telah Dia janjikan kepada umat-Nya. Allah telah membawa Rut dari sebuah tanah penghukuman di Moab menuju sebuah tanah perjanjian di Betlehem. Allah menyambut orang asing ke tempat-Nya. Itu adalah langkah pertama dalam rencana-Nya. Kita akan melihat bagaimana seluruh rencana Allah akan tergenapi. Ini adalah langkah pertamanya.

Allah menebus orang yang terbuang melalui orang pilihan-Nya.

Langkah kedua: Allah menebus orang yang terbuang melalui orang pilihan-Nya. Dia menebus orang yang terbuang melalui orang pilihan-Nya. Baiklah, kalimat tersebut tidak bermakna apa pun bagi kita sampai kita membaca Rut 2. Izinkan saya memulai bersama Anda dari Rut 2:1. Saya ingin Anda melihat bagaimana hal ini disingkapkan. Sesungguhnya dari sinilah kisah ini mulai membaik.

Naomi itu mempunyai seorang sanak dari pihak suaminya, seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh, namanya Boas. Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: "Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku."

(11)

Dan sahut Naomi kepadanya: "Pergilah, anakku." Pergilah ia, lalu sampai di ladang dan memungut jelai di belakang penyabit-penyabit; kebetulan ia berada di tanah milik Boas, yang berasal dari kaum Elimelekh.(Rut 2:1-3)

Mungkin Anda berpikir bahwa ini adalah satu dari banyak kebetulan yang terjadi dalam kitab ini, yang terjadi begitu saja – ya, entah bagaimana Rut kebetulan berada di ladang – demikianlah kisah cinta ini dimulai. Sesungguhnya, tepat seperti itulah yang terjadi di sini, dan ini bukanlah khayalan. Kedaulatan Allahlah yang mempersiapkan segala sesuatu agar rencana-Nya tergenapi. Ini adalah sebuah kisah yang luar biasa.

Kemudian Anda lihat di ayat 4, dikatakan:

Lalu [pada waktu tertentu itu, berjalan di kegelapan malam dengan baju zirah yang

bersinar] datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu:

"TUHAN kiranya menyertai kamu."

Jawab mereka kepadanya: "TUHAN kiranya memberkati tuan!" Lalu kata Boas kepada bujangnya yang mengawasi penyabit-penyabit itu: "Dari manakah perempuan ini?"

(Rut 2:4-5)

Sekarang, perhatikanlah. Kisah ini membaik. “Siapa yang berdiri di kejauhan itu?” Di sinilah mereka saling bertatapan.” “Bujang yang mengawasi penyabit-penyabit itu menjawab:

"Dia adalah seorang perempuan Moab…” (Rut 2:6). Jangan melewatkan ketegangan segera

setelah kata itu disebutkan di hadapan Boas. Wanita itu berasal dari tempat terlarang. Ia adalah seorang yang terbuang dari sebuah bangsa asing. “…seorang perempuan Moab, dia pulang

bersama-sama dengan Naomi dari daerah Moab. Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti." (Rut 2:6-7)

“Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut...” (Rut 2:8). Boas memutuskan untuk

mengambil inisiatif, memulai percakapan.

“Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja

(12)

lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu." (Rut 2:8-9)

Jadi, demikianlah Boas memulai percakapan. Kemudian Rut meresponi, “Lalu sujudlah

Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah.” (Rut 2:10). Perkenalan itu berlangsung

baik.

“Dan berkatalah (Rut) kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?" Boas menjawab: "Telah dikabarkan orang kepadaku dengan lengkap segala sesuatu yang engkau lakukan kepada mertuamu sesudah suamimu mati, dan bagaimana engkau meninggalkan ibu bapamu dan tanah kelahiranmu serta pergi kepada suatu bangsa yang dahulu tidak engkau kenal. TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung."

Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan."

Ketika sudah waktu makan, berkatalah Boas kepadanya [Kencan pertama]: "Datanglah ke mari, makanlah roti ini dan celupkanlah suapmu ke dalam cuka ini."

Lalu duduklah ia di sisi penyabit-penyabit itu, dan Boas mengunjukkan bertih gandum kepadanya; makanlah Rut sampai kenyang, bahkan ada sisanya. Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: "Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; bahkan haruslah kamu dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.” (Rut

2:10-16)

Ia menyertakan teman-temannya dalam perencanaan. Ayat 17,

Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya. Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu, maka berkatalah mertuanya kepadanya: "Di mana engkau memungut dan di mana engkau bekerja hari

(13)

ini? Diberkatilah kiranya orang yang telah memperhatikan engkau itu!" Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja." (Rut 2:17-19)

Anda harus menyukai sang ibu mertua. Sekarang ia mulai menunjukkan sedikit kegembiraan. Ada secercah harapan dalam adegan ini. Saya sudah memberitahu Anda, kisah ini akan menjadi baik.

Lalu diceritakannyalah kepada mertuanya itu pada siapa ia bekerja, katanya: "Nama orang pada siapa aku bekerja hari ini ialah Boas."

Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku." Lalu berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu: "Ya anakku, sebaiknya engkau keluar bersama-sama dengan pengerja-pengerjanya perempuan, supaya engkau jangan disusahi orang di ladang lain."

Demikianlah Rut tetap dekat pada pengerja-pengerja perempuan Boas untuk memungut, sampai musim menuai jelai dan musim menuai gandum telah berakhir. Dan selama itu ia tinggal pada mertuanya. (Rut 2:19-23)

Baiklah, sekarang tentang rencana Allah. Allah menebus orang yang terbuang melalui orang pilihan-Nya. Kuncinya ada pada ayat 20. Itu adalah inti dari kisah ini karena, di tengah-tengah semua alur cerita dan apa yang terjadi, kita melihat gambaran mengenai Naomi yang menyadari bahwa Boas adalah seorang penebus dari antara kerabatnya yang telah menunjukkan kebaikan.

Jadi, apa artinya ketika Naomi berkata, “Dia adalah salah seorang kerabat yang wajib menebus kita.” Bagaimana hal tersebut sesuai dengan adegan di sini? Berikan tanda pada Alkitab Anda di sana, dan bukalah kitab Imamat. Lihat pada Imamat 25. Saya ingin Anda melihat pada apa yang telah Allah tetapkan. Berkali-kali dalam pasal ini saja, dan juga di bagian lain dalam kitab Imamat, disebutkan tentang penebusan. Penebusan adalah sebuah kata yang sarat makna. Saya ingin Anda melihat secara praktis arti dari kata itu.

(14)

Dikatakan di dalam Imamat 25:23-24, "Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah

pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah.” Inilah dia: “Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan…” Apa?”… menebus yang telah dijual saudaranya itu....’”

Kita tidak akan membaca seluruh pasal tetapi, pada dasarnya, apa yang telah ditetapkan oleh Allah adalah suatu ketentuan, sehingga, jika seseorang kehilangan tanahnya karena jatuh miskin, hal itu tidak akan menjadi lingkaran kemiskinan yang tiada akhirnya. Allah tidak menginginkan jenis kemiskinan yang tiada akhirnya ini ada diantara umat-Nya, jadi Dia menetapkan suatu ketentuan sehingga mereka bisa “menebus”, yang secara harafiah berarti “membeli kembali tanah itu; mendapatkan kembali tanah itu”. Seseorang bisa membeli kembali tanah itu, atau kerabat terdekatnya, jika mereka tidak mampu. Dalam kisah mengenai Rut dan Naomi ini, mereka hanya berdua saja, tanpa ada orang lain dalam adegan. Jadi, kerabat yang wajib menebus adalah seseorang yang mampu membeli kembali apa yang dimiliki oleh Elimelekh dan melanjutkan apa yang telah ia mulai dalam keluarganya. Jadi, itulah yang dimaksud bahwa Boas adalah salah seorang kerabat yang wajib menebus mereka.

Apa yang kita lihat dalam Rut 2, dan yang sesaat lagi akan kita lihat ketika kita memasuki Rut 3, adalah dua hal tentang seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat. Yang pertama, saya ingin Anda melihat gambaran tentang seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat. Saya ingin Anda melihat bahwa apa yang baru saja kita saksikan dalam Rut 2 menyingkapkan gambaran ini. Anda melihat di ayat 20 bahwa ia “rela mengaruniakan kasih

setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." (Rut 2:20). Saya ingin mendorong Anda untuk melingkari kata “kasih setia”. Mungkin dalam terjemahan bahasa Anda, kata itu bisa berarti “kasih dan kebaikan”, “kelemahlembutan” atau “kebaikan”. “Ia terus menerus

menunjukkan kebaikannya kepada orang yang hidup dan yang mati” [Terjemahan Bebas].

Lingkari kata itu, karena itu adalah salah satu kata kunci di dalam seluruh kitab itu. Sebuah kata yang luar biasa. Dalam bahasa asli Perjanjian Lama, kata itu dilafalkan “chesed”. Ini merupakan salah satu kata dalam bahasa Ibrani yang tidak ada persamaan artinya di dalam bahasa kita. Sangat sarat dengan makna. Secara harafiah kata itu memiliki arti “kasih setia, kebaikan, kemurahan, kasih karunia yang ditunjukkan oleh seseorang kepada orang lain.” Kata

(15)

ini dicontohkan di dalam Perjanjian Lama ketika seseorang menunjukkan kemurahan dan kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan apa pun; tanpa memikirkan apa yang akan mereka peroleh sebagai balasannya. Itu adalah sifat tanpa pamrih; kasih setia yang sungguh-sungguh tanpa pamrih – yang terangkum dalam satu kata itu dalam bahasa Ibrani.

Itulah gambaran dari seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat. Kata itu seringkali digunakan untuk menunjuk kepada Allah dalam hal kasih setia-Nya, kebaikan-Nya, anugerah-Nya, yang semuanya terangkum menjadi satu. Dia menunjukkan kasih sayang-Nya tanpa mengharapkan balasan apa pun. Inilah gambaran dari kata itu. Kata itu membuka gambaran kita tentang seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat.

Saya ingin Anda melihat tiga hal yang Boas lakukan, yang menjelaskan gambaran atau gambaran dari seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat. Yang pertama, seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat memperjuangkan orang yang terbuang sebagai keluarganya; ia memperjuangkan orang yang terbuang sebagai keluarganya sendiri. Apakah Anda menangkap hal itu? Segera setelah Boas melihat Rut, ia berkata, “Siapa dia?” Ada berbagai jenis orang di ladang itu, banyak pekerja perempuan di ladang, orang yang sangat banyak, dan ia berkata, “Siapa wanita yang satu itu?”

Kemudian ia menghampiri Rut dan berinisiatif memulai suatu percakapan di sana, dan ia berkata, “Anakku, dengarkanlah aku.” Sesungguhnya, kata itu kurang tepat. “Anakku” sesungguhnya adalah suatu istilah untuk mengungkapkan rasa sayang; suatu istilah yang menyatakan rasa sayang. Ia mengambil inisiatif untuk menghampiri Rut. Ia memperjuangkan orang yang terbuang, dan ia berkata, “Engkau memiliki suatu posisi di ladangku. Datanglah ke ladangku setiap hari.” Secara otomatis, dalam hitungan detik, Rut langsung merasa ia berada dalam sebuah keluarga, seolah-olah ia berada dalam keluarga Boas. Ia memperjuangkan orang yang terbuang sebagai keluarganya.

Kedua, ia menyelamatkan orang yang terbuang dari bahaya. Adalah hal yang umum bagi para wanita yang bekerja di ladang penuaian untuk diperlakukan kasar atau dihina oleh para pengerja pria. Boas memberitahu Rut – Anda ingat sudah membacanya di ayat 8 dan 9, ia berkata, “Aku sudah memberitahu para pengerja pria untuk tidak mengganggu engkau, tetapi melindungimu.” Ia bahkan berkata, “Apa yang kaukumpulkan, tidak akan mempermalukanmu.” Ia memberitahu para pengerja pria, “Jatuhkan sebagian jelai agar ia dapat memungutnya.” Ia

(16)

sedang melindungi Rut, melindunginya dari bahaya yang mungkin mengancam. Itulah sebabnya Naomi berkata, “Kembalilah ke ladang itu karena engkau tahu bahwa dirimu aman di sana.”

Jadi penebus yang berasal dari kaum kerabat memperjuangkan orang yang terbuang sebagai keluarganya, melindungi orang yang terbuang dari bahaya, dan ketiga, ia menjamu

orang yang terbuang di mejanya. Apakah Anda menangkap hal itu? “Kapan pun engkau haus,

pergilah dan ambillah minum dari tempayan yang telah diisi oleh para pengerja pria.” Dengan tiba-tiba Ruth bukan lagi orang luar dan orang asing, yang tidak memiliki hak isimewa apa pun di ladang tersebut. Ia bisa pergi dan minum dari tempat di mana para pengerja wanita yang lain mengambil minum. Itu saja sudah merupakan hak istimewa yang sangat besar. Kemudian tawarannya menjadi lebih baik. Pada waktu makan, mereka duduk bersama, dan Boas berkata, “Kemarilah, makanlah roti dan celupkanlah itu ke dalam cuka anggur.” Dengan tiba-tiba, Rut mendapati dirinya berada satu meja dengan Boas, bukan hanya duduk di meja bersama Boas, tetapi dikatakan di ayat 14 bahwa ketika ia sedang duduk bersama para penuai lain, Boas menawarkan kepadanya beberapa roti jelai. Kata itu sesungguhnya berarti “Boas menjamu Rut.” Sebuah adegan yang luar biasa. Tuan yang empunya tuaian menjamu orang yang dapat ditebusnya.

Alangkah menakjubkan pemikiran itu! Jadi, inilah Rut. Boas memberikan makanan kepadanya lebih banyak daripada yang mampu ia makan. Boas memberi lebih dari cukup, sehingga Rut bisa membawa pulang sisanya dan kemudian membaginya kepada Naomi. Boas telah mencurahkan kasih sayang, kasih karunia dan kemurahan kepadanya. Semua ini tidak masuk akal. Rut adalah seorang asing dari sebuah tanah terlarang; seorang asing yang berada di tengah-tengah ladang seseorang yang terhormat. Boas sedang melintasi semua penghalang dan menjamu Rut di mejanya. Dia sedang memperjuangkan Rut, dan ia sedang menyelamatkannya dari bahaya apa pun. Itulah gambaran dari penebus yang berasal dari kaum kerabat.

Tetapi kemudian sebuah masalah terjadi di Rut 3. Kita tidak akan membaca seluruh pasal ini, tetapi hanya sebagian saja. Apa yang akan terjadi adalah bahwa Naomi sedang merancang sebuah rencana. Sang ibu mertua perlu turun tangan untuk membuat segala sesuatunya berhasil. Jadi, sang ibu mertua berkata, “Inilah yang perlu kaulakukan. Engkau perlu pergi kepada Boas, engkau perlu mendekati dia sebagai penebus yang berasal dari kaum kerabat kita.”

Jadi, ia merancang sebuah rencana agar Rut mendatangi Boas. Boas terkejut ketika pada suatu malam ia mendapati Rut menghampirinya. Saya ingin Anda mendengar apa yang terjadi

(17)

dalam Rut 3:10. Inilah tanggapan Boas ketika Rut menghampirinya: “Diberkatilah kiranya

engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu…”  Ini adalah kata yang sama, kebaikan itu, kata “chesed” yang tadi kita bahas.

“Engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya. Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik. Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus,[di sinilah

masalahnya] tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat

dari padaku. Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.”

(Rut 3:10-13)

Jadi, di sinilah masalahnya. Memang, Boas adalah penebus yang berasal dari kaum kerabat, tetapi ia bukan kerabat terdekat. Masuklah seorang pria dalam kisah cinta ini yang dibenci oleh semua orang. Entah mengapa Anda tidak senang pria ini muncul, tetapi ia datang. Ada satu orang kerabat yang lebih dekat dengan Rut dan Naomi, kerabat yang lebih dekat dalam garis keluarga Elimelekh.

Setelah kita melihat gambaran dari seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat, saya ingin Anda merenungkan tentang harga yang harus dibayar oleh sang penebus ini. Apa yang perlu Anda miliki atau apa yang perlu Anda lakukan agar menjadi seorang penebus? Di sinilah muncul seorang pria yang lebih memenuhi syarat daripada Boas.

Jadi, ada ketegangan yang terselip untuk memasuki Rut 4:1. Kita akan melihat dua hal pertama dari harga yang harus dibayar ini. Perhatikanlah Rut 4:1:

Boas telah pergi ke pintu gerbang dan duduk di sana. Kebetulan lewatlah penebus yang disebutkan Boas itu. Lalu berkatalah Boas: "Hai saudara, datanglah dahulu ke mari, duduklah di sini." Maka datanglah ia, lalu duduk. Kemudian dipilihnyalah sepuluh orang dari para tua-tua kota itu, dan berkata: "Duduklah kamu di sini." Maka duduklah mereka. Lalu berkatalah ia kepada penebus itu: "Tanah milik kepunyaan saudara kita Elimelekh hendak dijual oleh Naomi, yang telah pulang dari daerah Moab. Jadi pikirku: baik juga hal itu kusampaikan kepadamu sebagai berikut: Belilah tanah itu di depan

(18)

orang-orang yang duduk di sini dan di depan para tua-tua bangsa kita. Jika engkau mau menebusnya, tebuslah; tetapi jika engkau tidak mau menebusnya, beritahukanlah kepadaku, supaya aku tahu, sebab tidak ada orang yang dapat menebusnya kecuali engkau, dan sesudah engkau: aku." Lalu berkatalah ia: "Aku akan menebusnya." (Rut

4:1-4)

Baiklah, ini bukan sebuah kabar baik. Apa yang sedang terjadi? Ada adegan antara Boas dan Rut, dan sekarang, pria lain ini masuk dan ia berkata, “Aku akan mengambil tanah itu. Akulah penebusnya.” Dari sana kita melihat dua syarat untuk menjadi seorang penebus. Syarat pertama bagi seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat adalah ia harus memiliki hak

untuk menebus. Ia harus memiliki hak untuk menebus dan hak itu berasal dari garis keluarga,

kerabat yang terdekat. Garis keturunannya dengan orang itu harus sedekat mungkin. Dalam hal yang berhubungan dengan garis keturunan, ia harus memiliki kesamaan dengan orang yang akan ditebusnya.

Ia harus memiliki hak untuk menebus, dan syarat kedua adalah ia harus memiliki

sumber daya untuk menebus. Dengan kata lain, ia harus memiliki sumber daya untuk mampu

membeli warisan yang ada, untuk membelinya kembali. Sesungguhnya inilah arti kata menebus – “membeli kembali”. Untuk menjadi penebus yang berasal dari kaum kerabat, Anda harus memiliki hak untuk menebus dan sumber daya untuk menebus. Pada titik ini, kedua syarat itu telah disampaikan kepada pria ini dan ia berkata, “Aku akan menebusnya. Aku memiliki hak dan aku memiliki sumber daya. Aku dapat melakukannya.”

Tetapi bukan itu saja bagian dari seorang penebus. Lihatlah pada apa yang terjadi setelah itu di dalam ayat 5: “Tetapi kata Boas: "Pada waktu engkau membeli tanah itu dari tangan

Naomi, engkau memperoleh Rut juga, perempuan Moab, isteri orang yang telah mati itu, untuk menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya.” Jadi, dalam bagian ini tersingkap bahwa

bukan hanya dua syarat itu saja. Ayat 6 berkata, “Lalu berkatalah penebus itu: "Jika demikian,

aku ini tidak dapat menebusnya, sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus, sebab aku tidak dapat menebusnya.” (Rut 4:5-6)

Anda lihat, ia memiliki hak dan sumber daya untuk menebus, tetapi satu hal yang tidak ia miliki, yang adalah bagian dari seluruh gambaran tentang penebus yang berasal dari kaum kerabat adalah bahwa ia tidak memiliki tekad untuk menebusnya. Ini adalah bagian ketiga dari

(19)

harga yang harus dibayar. Anda harus memiliki hak dan sumber daya, dan Anda harus memiliki

tekad. Anda harus memiliki sebuah dedikasi yang sungguh, sekalipun penebusan itu dapat

membahayakan milik pusaka Anda sendiri, dan Anda berani mengambil resiko, apa pun yang terjadi ketika Anda menebus keluarga itu beserta tanah mereka. Anda harus memiliki tekad untuk bergerak maju dalam hal ini. Jadi, inilah yang terjadi setelah itu. Ia berkata tidak. Dimulai dari ayat 7:

(Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sesuatu perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mensahkan perkara di Israel.)

Lalu penebus itu berkata kepada Boas: "Engkau saja yang membelinya." Dan ditanggalkannyalah kasutnya. Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ: "Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi;  (Rut 4:7-9). Sekarang, saya ingin Anda melihat kerendahan hati dan sifat Boas yang tidak menonjolkan diri. “Aku…” Seorang pria Israel, seorang yang terhormat, seorang yang berkedudukan tinggi. “…juga (memperoleh) Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, menjadi

isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi!" (Rut 4:7-9)

Jadi, Boas maju dan ia berkata, “Aku mempunyai hak, dan aku memiliki sumber daya. Dan yang paling penting, aku memiliki tekad. Aku akan menebus keluarga ini, dan aku akan menjadikan Rut isteriku.” Anda tiba pada puncak adegan antara Boas dan Rut dan sebuah gambaran dan harga yang dibayar oleh seorang penebus yang berasal dari kaum kerabat.

Sekarang, yang menarik adalah bahwa kata “penebusan” atau “menebus”, disebutkan lebih dari dua puluh kali di seluruh kitab ini. Ini adalah salah satu tema utama dari kitab ini. Allah sedang menunjukkan rencana-Nya untuk menebus Rut, orang yang terbuang, melalui sang penebus ini. Yang menarik juga adalah bahwa kata ini juga sering muncul di bagian lain dalam Perjanjian Lama, tetapi tidak digunakan untuk menunjuk kepada Boas. Anda tahu siapa yang dimaksudkan ketika kata itu disebutkan dalam Perjanjian Lama? Dalam Perjanjian Lama, kata itu digunakan untuk menunjuk kepada Allah sendiri, dan hubungan-Nya dengan umat-Nya.

(20)

Izinkan saya menunjukkan kepada Anda beberapa contoh. Baliklah Alkitab Anda ke sebelah kanan, ke kitab nabi-nabi, dan Anda akan tiba pada kitab Yeremia. Marilah kita membuka bersama-sama bagian ini dan menggarisbawahinya. Saya ingin Anda melihat gambaran tentang Allah sebagai penebus. Yeremia 50:33. Ini adalah Allah yang sedang berbicara kepada umat-Nya ketika mereka ditawan, ketika mereka berada dalam pembuangan, ketika mereka sedang menghadapi ancaman untuk dijadikan budak. Dengarkanlah apa yang dikatakan di sana. Ini adalah suatu nubuatan. Yehuda sedang berada di bawah penghukuman Allah dan berada di pembuangan.

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Orang Israel tertindas bersama-sama dengan orang Yehuda. Semua orang yang menawan mereka tetap menahan mereka, tidak mau melepaskan mereka.Tetapi Penebus mereka adalah kuat; TUHAN semesta alam nama-Nya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, supaya Ia memberi ketenteraman kepada bumi, tetapi kegemparan kepada penduduk Babel. Pedang akan menimpa orang-orang Kasdim, demikianlah firman TUHAN, menimpa penduduk Babel, menimpa pemuka-pemukanya dan orang-orangnya yang berhikmat! (Yeremia 50:33-34)

Saat itu adalah masa sulit bagi bangsa Israel, dan Tuhan mengingatkan mereka, “Penebusmu kuat. Pribadi yang memulihkan, menebus, dan membelimu kembali, Dia itu kuat. Dia akan memberi ketentraman.” Baliklah Alkitab Anda ke sebelah kiri, satu kitab di depannya menuju kitab Yesaya pasal 43. Kedua bagian ini sangat luar biasa. Yesaya 43 dan satu lagi Yesaya 44. Yesaya 43:1. Di sini Allah sedang berbicara kepada umat-Nya ketika Yesaya memberitahu bahwa bangsa Asyur akan menyerang dan menghancurkan Israrel. Dengarkanlah apa yang terjadi di dalam Yesaya 43:1.

Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yesaya 43:1-2)

Apakah Anda melihat di sana gambaran penebus yang sedang memperjuangkan nasib mereka? “Aku telah memanggil engkau dengan namamu.” Dia sedang memperjuangkan nasib mereka, sama seperti yang kita lihat ada dalam diri Boas, gambaran mengenai penebus.

(21)

Kemudian, Dia menyelamatkan mereka dari bahaya: “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Perhatikanlah Yesaya 44:21. Dia kembali menunjukkan kepada mereka.

“Ingatlah semuanya ini, hai Yakub, sebab engkaulah hamba-Ku, hai Israel. Aku telah membentuk engkau, engkau adalah hamba-Ku; hai Israel, engkau tidak Kulupakan. Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin

[semua akan lenyap] dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah

kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau! Bersorak-sorailah, hai langit, sebab TUHAN telah bertindak, bertempiksoraklah, hai rahim bumi! Bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung, hai hutan serta segala pohon di dalamnya! Sebab TUHAN telah menebus Yakub, dan Ia telah memperlihatkan keagungan-Nya dalam hal Israel.”

(Yesaya 44:21-23)

Merupakan suatu gambaran yang menarik ketika Allah menebus umat-Nya. Gunung-gunung bersorak, menyanyikan puji-pujian. Hutan dan pepohonan juga, karena Allah telah menebus umat-Nya. Inilah gambaran yang diberikan dalam Perjanjian Lama. Tetapi ini bukan sekedar gambaran Perjanjian Lama. Kembali ke sebelah kanan menuju Perjanjian Baru. Jika Anda ingin mengikuti saya, bukalah Efesus 1:4. Saya ingin Anda melihat apa yang Paulus katakan tentang apa yang telah Allah lakukan di dalam kehidupan kita. Dengarkanlah ini”:

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.(Efesus 1:4-8)

Turunlah ke ayat 13, dan dikatakan, “Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar

firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”(Efesus 1:13-14). Kolose 1:14 memuat hal yang sama.

(22)

Kemudian, lanjutkan ke 1 Petrus. Saya ingin menunjukkan kepada Anda satu hal lagi dalam Perjanjian Baru. 1Petrus 1. Saya ingin Anda mendengarkan ayat 18 dan 19. Garis bawahi ini, lingkari kata ini dalam Perjanjian Baru. Berikan suatu catatan ketika Anda menemukan kata “penebus”, “Rut”. 1 Petrus 1:18-19, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara

hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” Bagaimana

Allah menebus umat-Nya? Melalui orang yang dipilih-Nya, melalui darah Kristus, Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

“David, mengapa Anda menunjukkan kepada kami semua ayat yang berbeda ini? Mengapa Anda menunjukkan kepada kami kitab Yesaya dan Yeremia?” Karena saya ingin setiap orang di dalam ruangan ini tahu bahwa kita semua berdiri sebagai orang-orang yang terbuang di hadapan Allah semesta alam. Hukum menentang kita. Kita semua telah melanggar hukum. Kita berdiri di hadapan-Nya sebagai orang-orang asing, tidak layak bahkan untuk berada di hadirat-Nya. Karena anugerah-Nya, Dia mencari Anda sebagai milik-hadirat-Nya. Oleh anugerah-Nya, Dia menyelamatkan Anda dari bahaya. Oleh anugerah-Nya, Dia menjamu orang-orang yang terbuang di atas meja-Nya.

Gambaran mengenai penebus dalam Alkitab adalah seseorang yang mengambil inisiatif dan mencari umat-Nya, dan sesungguhnya tepat seperti inilah seluruh rencana Allah di dalam Alkitab. Harga yang harus dibayar oleh sang penebus yang berasal dari kaum kerabat ini sangat besar, karena inilah harganya: Allah di dalam Anak-Nya, Yesus, memiliki hak untuk menebus masing-masing kita. Dia telah menjadi sama seperti kita. Dia berada di dekat kita. Ia bukan hanya memiliki hak untuk menebus kita, tetapi Dia memiliki sumber daya untuk menebus. Sesungguhnya tidak ada dosa pada-Nya. Itulah sebabnya Dia memiliki semua sumber daya untuk menebus Anda dan saya.

Bukan hanya hak dan sumber daya, tetapi terpujilah Allah, Dia memiliki tekad, suatu tekad yang mendorong-Nya untuk berjalan menuju salib di mana Dia menderita, mencurahkan darah-Nya, dan mati untuk menjadikan Anda, yang adalah seorang asing dan terbuang, menjadi anak-anak-Nya. Tidak ada kisah cinta yang lebih indah daripada itu; tidak ada kisah cinta yang lebih luar biasa daripada itu. Dia mencari Anda. Dia melindungi Anda. Dia berkorban bagi Anda sehingga tidak ada orang asing di dalam kerajaan Allah. Kita adalah anak-anak laki-laki dan

(23)

anak-anak perempuan Allah. Tidak ada orang yang terbuang, tidak ada yatim piatu. Kita semua berada dalam sebuah keluarga. Tidak ada kisah cinta yang lebih indah daripada itu. Saya bersyukur karena ada pribadi Allah yang bukan hanya menyambut orang asing ke tempat-Nya, tetapi Dia menebus orang yang terbuang melalui orang pilihan-Nya. Lihatlah bagaimana kitab Rut memberikan kepada kita gambaran yang lebih luas mengenai pribadi Yesus Kristus.

Allah memberkati orang yang mandul bagi tujuan-Nya

Yang patut kita syukuri, hal itu tidak berhenti sampai di sana saja. Bidang terakhir dari keseluruhan rencana ini adalah bahwa Allah memberkati yang mandul bagi tujuan-Nya; Dia memberkati orang yang mandul bagi tujuan-Nya. Kembalilah ke Rut pasal 4 dan Anda melihat apa yang terjadi pada akhirnya. Boas bangkit berdiri dan ia berkata, “Rut adalah milikku. Dia adalah isteriku.” Semua wanita meneteskan air mata ketika kisah itu berakhir bahagia.

Dengarkanlah apa yang terjadi. Rut 4:11–12:

Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para tua-tua berkata: "Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan yang akan masuk ke rumahmu itu sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan biarlah namamu termasyhur di Betlehem, keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!"

Keturunan apa yang Anda maksudkan? Wanita yang dinikahi Boas ini mandul. Baiklah, ayat 13: “Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah

dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.” Siapa yang memungkinkan Rut untuk hamil? Allah. Allah mencurahkan

berkat-berkat-Nya. Inilah kedua kalinya penulis kitab Rut dengan sengaja menunjukkan kepada kita suatu perbuatan Allah. Yang lainnya lebih tersirat. Tetapi yang ini jelas: Allah membuat Rut mengandung, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki.

Dan para wanita berkata kepada Naomi, yang tiga pasal sebelumnya merasa pahit hati dan tidak memiliki keturunan sama sekali - Rut 4:14-15: " Sebab itu perempuan-perempuan

berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel. Dan dialah yang akan

(24)

menyegarkan jiwamu dan memelihara engkau pada waktu rambutmu telah putih; sebab menantumu yang mengasihi engkau telah melahirkannya, perempuan yang lebih berharga bagimu dari tujuh anak laki-laki.” Allah memberkati orang yang mandul demi tujuan-Nya.

“Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.” Apakah mereka memiliki petunjuk atas apa

yang sedang mereka katakan?

Perhatikanlah apa yang terjadi selanjutnya. Rut 4:16, “Dan Naomi mengambil anak itu

serta meletakkannya pada pangkuannya dan dialah yang mengasuhnya. Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: "Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki"; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.” Tuhan tidak

hanya memberkati Rut dalam kemandulannya demi tujuan-Nya. Tuhan memberkati Rut untuk suatu tujuan yang jauh lebih besar.

Anda melihat Rut dan Boas, dan kisah ini bersambung. Mereka akhirnya menjadi nenek moyang dari Raja Daud sendiri. Keturunan dekat (cicit) mereka akan menjadi raja Israel. Di sinilah kisah ini lebih bermakna daripada sekedar sebuah kisah cinta belaka. Inilah Allah yang sedang menunjukkan bahwa, bahkan dalam masa paling kelam yang dialami umat-Nya dalam kitab Hakim-hakim, tepat di tengah-tengah kekelaman itu ada terang, dan Allah sedang bekerja untuk mempertahankan garis keturunan-Nya, garis keturunan kerajaan bagi tujuan-Nya. Yang aneh adalah bahwa Dia melakukan hal itu melalui seorang Moab. Silsilah kerajaan yang akhirnya melahirkan Raja Daud menyertakan seorang wanita asal Moab. Jadi, darah seorang Moab ada dalam silsilah keluarga yang menghadirkan raja. Itu tidak masuk akal. Tetapi menjadi semakin membingungkan ketika Anda menarik silsilah itu lebih ke bawah lagi. Anda tahu bahwa keturunan dekatnya akan menjadi raja Israel, tetapi keturunan yang jauh akan menjadi Raja atas Segala Bangsa. Anda bertanya,”Apa maksud Anda?” Baiklah, satu bagian terakhir, kembali ke Perjanjian Baru. Matius 1. Saya ingin Anda melihatnya. Saya ingin Anda melingkari empat nama di dalam Matius 1. Matius 1 – Silsilah Yesus – bagian dari Alkitab yang sering Anda lewatkan ketika Anda membaca Alkitab, karena Anda berpikir, “Saya sudah membaca setengah pasal.” Anda hanya membacanya sekilas. Itulah yang kita lakukan ketika membaca tentang silsilah. Tetapi, jangan lakukan itu ketika membaca silsilah yang ini.

Saya ingin Anda memperhatikan apa yang terjadi. Semua ini menuju ke ayat 16: “...yang

melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” Jadi, inilah silsilah Yesus. Dimulai dari Abraham,

(25)

sampai pada Yosia, saya ingin Anda melihat empat wanita yang disebutkan. Wanita kelima yang disebutkan kemudian adalah Maria, tetapi saya ingin Anda melihat empat wanita, dan saya ingin Anda melingkari nama-nama mereka. Perhatikan di ayat 3:“...Yehuda memperanakkan Peres

dan Zerah dari Tamar ...” Lingkari itu. Ketahuilah bahwa Tamar, bukan sekedar wanita yang

disebutkan dalam silsilah ini, tetapi ia adalah seorang wanita yang mirip dengan anak-anak perempuan Lot, yang bersalah karena melakukan hubungan dengan keluarga sendiri. Inilah wanita pertama yang kita lihat disebutkan.

Wanita kedua, ayat 5: “...Salmon memperanakkan Boas dari Rahab...” Lingkari nama itu. Anda bisa memberikan sedikit catatan di sampingnya: Ia adalah pelacur kafir. Jadi, kita mendapatkan seorang wanita yang bersalah karena melakukan hubungan dengan keluarganya sendiri. Kita mendapatkan seorang pelacur kafir. Lanjut ke ayat 6 “Daud memperanakkan

Salomo dari isteri Uria...” Lingkari di sana. Wanita lain yang disebutkan adalah seorang

pezinah, isteri Uria. Anda tentu ingat seluruh kisahnya, mengenai Daud dan Batsyeba.

Kemudian, wanita keempat yang kita lewatkan dengan cepat – ayat 5: “...Boas

memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai...” Anda bisa membuat sedikit

catatan di sampingnya, seorang wanita kafir asal Moab, seorang asing, terlarang, yang terbuang, dari bangsa asing. Empat wanita yang disebutkan di sini sebelum Maria telah kita bahas. Mereka berempat memiliki latar belakang yang penuh warna. Sesungguhnya, apa yang mereka perbuat dalam silsilah di Matius 1 yang menuntun kepada kelahiran Raja atas Segala Bangsa? Mengapa nama mereka disebutkan?

Bapak-bapak dan ibu-ibu, nama mereka disebutkan untuk alasan yang sama, yaitu agar setiap kali kita memperoleh kesempatan untuk mendapati nama kita tertulis dalam Kitab Kehidupan. Nama mereka tercatat di sana karena kedaulatan Allah yang penuh kasih karunia dan kemurahan, yang memanggil orang-orang yang tak masuk hitungan, yang memanggil yang terluka, dan Dia memanggil orang yang terbuang dan Dia memanggil kaum miskin dan orang-orang yang tidak menduga akan dipanggil oleh-Nya. Dia memanggil dan berkata, “Aku akan mencurahkan anugerah dan kemurahan-Ku dan kasih setia-Ku kepadamu.”

Bahkan sebelum satu orang pun diantara kita berpikir bahwa kita layak berada di ruangan ini, saya ingatkan Anda berdasarkan Matius 1, bahwa kita ada di sini hanya oleh karena anugerah dari Penebus kita. Anugerah dari Penebus kita yang memberkati kita untuk menggenapkan tujuan-Nya. Hal ini dapat dibuktikan ketika Anda tiba di Matius 2. Ingatlah Allah menyambut

(26)

Rut, seorang asing, ke tempat-Nya, dari tempat penghukuman ke suatu tanah perjanjian. Dari Moab ke mana? Betlehem. Matius 2:3,

“Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (Matius 2:3-6)

Obed, anak Rut dan Boas, bukan hanya lahir bagi mereka untuk melanjutkan garis keturunan, tetapi ia lahir di mana? Ia lahir di Betlehem. Gambar ini adalah mengenai Allah yang akan menggenapkan Nya. Tahukah Anda bagaimana Dia akan menggenapkan tujuan-Nya? Dia akan menggenapkan tujuan-Nya dengan anugerah-Nya kepada orang-orang yang tidak masuk hitungan. Izinkan saya mengatakannya sekali lagi. Dia akan menggenapkan tujuan-Nya, dan Dia akan melakukan hal itu dengan mencurahkan anugerah-Nya pada orang-orang yang tidak kita duga akan dipakai-Nya. Hal seperti itu terjadi di Matius 2, Allah memakai kekuasaan Kerajaan Roma untuk mengadakan sebuah sensus di mana semua orang harus kembali ke kampung halaman mereka, dan pria pilihan ini yang bernama Yusuf dan tunangannya, Maria, di tengah kontroversi seputar hubungan mereka, harus melakukan perjalanan dari bagian utara Galilea menuju ke Betlehem, di mana Anak Allah akan dilahirkan. Dari keturunan-Nya akan lahir banyak bangsa.

Maknanya bagi kita...

Inilah kebenaran yang melingkupinya. Kita telah melihat gambaran mengenai Rut, dan kita telah melihat rencana Allah. Maknanya bagi kita dan alasan mengapa kisah cinta ini lebih dalam daripada sekedar sebuah cerita dan kemudian mengatakannya itu adalah cerita yang bagus – tetapi alasannya adalah karena kebenaran itu melibatkan kita di dalam kisah ini. Maknanya bagi kita adalah bahwa Allah menunjukkan kemuliaan-Nya dengan mencurahkan anugerah-Nya kepada kaum miskin.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Proyek Akhir ini bertujuan untuk : 1) mendapatkan desain tata rias panggung pada tokoh Jasmien dalam pergelaran tata rias Fairy Tales Of Fantasi, 2) mendapatkan

Keterlibatan anggota kelompok simpan pinjam dalam penyelenggaraan belum tentu menentukan peningkatan taraf hidup anggota kelompok simpan pinjam pada semua kategori

Mengacu pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara dukungan sosial

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan papan untai bambu berarah yang dibuat dari bambu tali (Gigantochloa apus (J.A. Schultes) Kurz) menggunakan

Maka perlu dirumuskan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini yakni penilaian hasil belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi karena begitu banyak yang

Hasil penelitian distribusi frekuensi ibu yang mengalami perdarahan pada kasus Abortus Imminens sebagian besar mendapatkan terapi MgSO4, rata-rata efektivitas

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ini berlaku untuk melakukan KEGIATAN USAHA PELAKSANA KONSTRUKSI (KONTRAKTOR) di seluruh wilayah Republik Indonesia. Dikeluarkan di : JAKARTA

Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan toksisitas ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan LC 50 ekstrak biji srikaya (Annona squamosa