• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS PERILAKU WAJIB PAJAK DALAM MENGGUNAKAN E-FILING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS PERILAKU WAJIB PAJAK DALAM MENGGUNAKAN E-FILING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS

PERILAKU WAJIB PAJAK DALAM MENGGUNAKAN

E-FILING

(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh :

SEPTYARA WAHYUNINGTYAS B200120012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS PERILAKU WAJIB PAJAK DALAM MENGGUNAKAN E-FILING

(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta)”

Yang ditulis oleh :

SEPTYARA WAHYUNINGTYAS B200120012

Penanadatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS

PERILAKU WAJIB PAJAK DALAM MENGGUNAKAN

E-FILING

(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta)

SEPTYARA WAHYUNINGTYAS (B200120012)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email:

septyaraw@gmail.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas perilaku wajib pajak dalam menggunakan e-Filing, khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu, intensitas perilaku Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing, sementara variabel independen yang digunakan adalah Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Kompleksitas, Kesukarelaan, Pengalaman, Keamanan dan Kerahasiaan, dan Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak.

Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan SPT menggunakan e-Filing di Kota Surakarta. Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling diperoleh 100 sampel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Technology Acceptance (TAM) dengan program SPSS. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 0,05 Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Kompleksitas, Kesukarelaan, Pengalaman, Keamanan dan Kerahasiaan, dan Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap Intensitas Perilaku dalam menggunakan e-Filing.

Kata Kunci : Intensitas Perilaku Dalam Menggunakan E-Filing, Wajib Pajak,

SPT, e-Filing, Technology Acceptance Model (TAM), Kompleksitas, Kesukarelaan, Pengalaman, Keamanan dan Kerahasiaan, dan Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak.

(4)

ABSTRACT

This research aims to investigate the factors that influence the behavior intensity taxpayer for using e-Filing Taxpayers, particularly Private People in the city of Surakarta. The variables used in this research is the dependent variable that is intensity of Taxpayer behavior in using e-Filing, while the independent variable used is the perception of usefulness, simplicity, complexity, volunteerism, experience, security and confidentiality, and readiness information technology tax payers.

The sample in this research is the tax payers of private People who report SPT use e-Filing in Surakarta. Sample collection method used in this research is convenience sampling retrieved 100 samples. The data used in this research is the primary data using questionnaires. Data analysis in this study uses the Technology Acceptance Model (TAM) and SPSS programs. Data analysis technique used was multiple linear regression.

The results of this study indicate that significant at the level of 0.05 Perception, perception of ease of Usability, complexity, Volunteerism, experience, security and confidentiality, and information technology Readiness Taxpayers significant effect against the intensity of Behavior in using e-Filing.

Keywords: Intensity, Tax Player, e-Filing, Technology Acceptance Model

(5)

A. PENDAHULUAN

Pajak merupakan pendapatan negara yang paling besar. Penerimaan pajak berasal dari iuran yang harus dibayar oleh rakyat sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang. Wajib Pajak tidak mendapat imbalan langsung dari iuran yang dibayarkan. Sehingga Wajib Pajak enggan untuk membayar pajak. Seperti yang dikatakan oleh Sakti (2015: 2 ) bahwa setiap orang enggan untuk membayar pajak, salah satu penyebabnya adalah karena tidak adanya kontrapretasi atau imbalan secara langsung yang diterima ketika seseorang membayar pajak. Padahal pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk peningkatan maupun perbaikan sarana publik.

Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik. Setelah sukses dengan program e-SPT, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kembali surat keputusan KEP-05/PJ/2005 yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian SPT secara elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Kemudian dikeluarkan PER-36/PJ/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DJP Nomor PER-47/PJ/2008 tentang tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Selanjutnya dikeluarkan PER-03/PJ/2015 tentang penyampaian pemberitahuan elektronik untuk melengkapi peraturan sebelumnya.

Aplikasi tersebut mempermudah Wajib Pajak dalam pelaporan SPT. Wajib Pajak yang semula melaporkan SPT langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam bentuk kertas atau formulir, sekarang pelaporan SPT dapat dilakukan secara online dimana saja dan kapan saja.

E-Filing merupakan layanan pengiriman atau penyampaian SPT secara

elektronik baik untuk orang pribadi maupun badan (perusahaan, organisasi) ke DJP melalui sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi). E-Filing dilakukan dengan memanfaatkan jalur internet secara online dan real time, sehingga Wajib Pajak tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual (Laihad, 2013:45).

Selain mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan pajaknya, penerapan e-Filing juga dapat mengatasi beberapa masalah yang di hadapi oleh DJP. Masalah tersebut antara lain, Beban administrasi yang besar bagi DJP dalam melakukan penerimaan, pengolahan, dan pengarsipan SPT di

(6)

sepanjang tahun. Mukti Agus Budi Santoso selaku Kepala Seksi Pengembangan dan Penyuluhan Drijen Pajak di Kantor Pajak Jakarta dalam situs DJP mengungkapkan bahwa e-Filing ini dimuat untuk mengurangi pertemuan langsung antara Wajib Pajak dengan petugas, mengurangi volume antrian, mengurangi berkas fisik dokumen perpajakan, jadi sekarang sudah jauh lebih mudah. (Sesa, Upa, dan Tjahjono; 2015).

Namun saat ini, mayoritas Wajib Pajak belum menerapkan

e-Filing. Hal tersebut dikarena sosialisasi dari DJP yang kurang dan

rendahnya pengetahuan Wajib Pajak mengenai teknologi baru (internet) untuk melaporkan pajaknya. Sehingga Wajib Pajak beranggapan bahwa menggunakan e-Filing akan lebih susah daripada dengan manual. Padahal dengan menggunakan e-Filing akan mempermudah Wajib Pajak dalam melaporkan SPT dan keakuratannya terjamin.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor intensitas perilaku wajib pajak dalam menggunakan e-filing.

B. LANDASAN TEORI

1. Teori Keperilakuan dalam Pengembangan dan Penerapan Teknologi Informasi

Intensitas perilaku merupakan ukuran kekuatan untuk menunjukkan bahwa seberapa sering Wajib Pajak melaporkan pajaknya menggunakan e-Filing (Desmayanti, Zulaikha; 2012). Setelah menggunakan e-Filing, apakah Wajib Pajak akan melanjutkan penggunaan atau berhenti menggunakan karena bosan.

2. Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan praturan perundang- undangan (Mujiyati dan Aris, 2013 : 15).

3. Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan adalah Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan pehitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan Wajib Pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Mujiyati dan Aris ; 2013).

4. Electronic Filling System (e-Filing)

Menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-47/PJ/2008 Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP),

(7)

e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan dan penyampaian

Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Jadi, Wajib Pajak dapat melaporkan SPT dimana saja tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak dan dapat dilakukan kapan saja.

5. Prosedur penyampaian SPT melalui e-Filing

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak, tata cara penyampaian SPT secara e-Filing adalah sebagai berikut:

1.Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh

e-FINkepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar

2.Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan

e-FIN

3.Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta

Digital Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui ASP

4.Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

5.Wajib Pajak melakukan e-Filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak

6.Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan bukti penerimaan e-SPT yang mengandung informasi wajib pajak

7.Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

6. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang

disusun oleh Davis (1989) dalam Desmayanti, Zulaikha (2012) yaitu suatu model untuk memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan menggunakan teknologi tersebut dalam pekerjaan individual pengguna. Pengguna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan teknologi informasi yang dimaksud adalah e-Filing.

7. Kompleksitas

Wiyono (2008) dalam Sugihati (2011) mendefinisikan kompleksitas (complexity) sebagai tingkatan persepsi terhadap

(8)

teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai suatu hal yang relatif sulit dipahami dan digunakan. Jadi, semakin rumit suatu sistem, maka pengguna akan merasa sulit dalam menggunakan sistem tersebut dan bahkan enggan untuk menggunakannya.

8. Kesukarelaan

Menurut Lie dan Sadjiarto (2013) Kesukarelaan adalah keputusan bahwa seseorang menggunakan e-Filing bukanlah suatu paksaan melainkan karena kemauannya sendiri. Tingkat kesukarelaan (voluntariness) didefinisikan sebagai keputusan untuk mengadopsi bukanlah suatu paksaan, melainkan keinginan yang timbul dari diri-sendiri,Venkantesh dan Davis (2000) dalam Sugihanti (2011). Jadi Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing atas dasar rasa suka, rasa ingin menggunakan sistem tersebut, bukan karena terpaksa.

9. Keamanan dan Kerahasiaan

Kerahasiaan (Bahasa Inggris: secrecy) adalah praktik pertukaran informasi antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut (Wibisono dan Toly, 2014).

10. Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak

Menurut Rizky, Handayani, Prasetya (2015) menyatakan bahwa Kesiapan teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu itu sendiri, apakah dari dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal ini e-Filing. Jadi dapat disimpulkan, jika Wajib Pajak dapat menerima adanya teknologi baru, maka Wajib Pajak pasti akan menggunakan e-Filing dalam melaporkan pajaknya.

C. HIPOTESIS

H1 : Persepsi Kegunaan berpengaruh terhadap Intensitas Perilaku Wajib

Pajak dalam menggunakan e-Filing

H2 : Persepsi kemudahan berpengaruh terhadap Intensitas Perilaku Wajib

Pajak dalam menggunakan e-Filing

H3 : Kompleksitas berpengaruh terhadap Intensitas Perilaku Wajib Pajak

dalam menggunakan e-Filing

H4 : Kesukarelaan berpengaruh terhadap Intensitas Perilaku Wajib Pajak

dalam menggunakan e-Filing

H5 : Pengalaman berpengaruh terhadap Intensitas Perilaku Wajib Pajak

dalam menggunakan e-Filing

H6 : Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh terhadap Intensitas perilaku

Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing

(9)

Perilaku Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing

Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas menunjukkan bahwa penentuan variabel sebagai Faktor-faktor yang memepengaruhi intensitas perilaku Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing yang nampak bebeda-beda. maka dapat dibuat kerangka konseptual dan rangkaian hipotesis sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta yang telah menggunakan e-Filing. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Intensitas Perilaku Dalam Menggunakan e-Filing Persepsi pengalaman Persepsi Kegunaan Kemudahan Kompleksitas Kesukarelaan Keamanan dan kerhasiaan Kesiapan Teknologi Wajib Pajak

(10)

Convinience Sampling. Convinnience Sampling merupakan pengambilan

sampel secara nyaman, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah.

Jumlah minimal sampel ditentukan dengan menggunakan rumus solvin. Rumus perhitungan besaran sampel :

n = N/1+N (e)2 Keterangan :

N : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah Populasi

e2 : Nilai batasan ketelitian yang diinginkan ataumargin of error max yaitu tingkat kesalahan pengambilan sampel maksimum yang masih ditoleransi (ditentukan 10%).

C. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui angket (kuesioner) guna mendapatkan data primer. Jadi, peneliti akan memberikan kuesioner kepada responden, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Surakarta yang menggunakan

e-Filing.

D. Pengukuran Variabel dan Definisi Operasional

1) Pengukuran Variabel

Pengukuran Variabel yang digunakan untuk mengukur pendapat responden adalah dengan skala likert yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :

Angka 1 = Sangat Tidak Setuju (STS), Angka 2 = Tidak Setuju (TS), Angka 3 = Netral (N), Angka 4 = Setuju (S), Angka 5 = Sangat Setuju. 2) Definisi Operasional

a. Intensitas Perilaku Dalam Menggunakan e-Filing

Intensitas perilaku merupakan ukuran kekuatan untuk menunjukkan bahwa seberapa sering Wajib Pajak melaporkan pajaknya melalui e-Filing. Dalam hal ini sampel yang dipilih adalah Wajib Pajak orang pribadi yang sudah menggunakan e-Filing.

b. Persepsi Kegunaan

Persepsi kegunaan secara langsung dapat mempengaruhi niat untuk mencoba dan menggunakan sistem e-Filing. Jika WP merasakan manfaatnya, ia akan berniat menggunakan sistem e-Filing, sebaliknya jika WP tidak merasakan manfaat sistem e-Filing, ia tidak akan berniat untuk menggunakannya (Susanto, 2011).

c. Persepsi Kemudahan

Kemudahan Menggunakan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan

(11)

bebas dari usaha (Hartono, 2007:114 dalam Salim, 2014). Jadi, seseorang tidak akan merasa terbebani oleh adanya teknologi tersebut, karena kemudahan dalam penggunaannya.

d. Kompleksitas

Kompleksitas (Complexity) adalah ukuran kemampuan dimana pengguna sistem mempersepsikan apakah sistem ini mudah untuk digunakan atau susah untuk digunakani. Wiyono (2008) dalam Sugihanti (2011) mendefinisikan kompleksitas (complexity) sebagai tingkatan persepsi terhadap teknologi komputer yang dipersepsikan sebagai suatu hal yang relatif sulit dipahami dan digunakan.

e. Kesukarelaan

Menurut Putra, Firdaus, dan Misra, 2013 pada sistem

e-Filing, kesukarelaan merupakan bentuk persepsi pengguna untuk

menggunkan e-Filing tanpa paksaan (undang-undang terkait). Tingkat kesukarelaan seseorang dalam menggunakan sesuatu terlebih teknologi informasi merupakan hal yang tidak diwajibkan.

f. Pengalaman

Pengalaman dalam suatu Teknologi Informasi (TI) dapat didefinisikan sebagai bentuk pengetahuan pengguna (user) yang diperolehnya ketika pengguna pernah menggunakan teknologi informasi tersebut sebelumnya.

g. Keamanan dan Kerahasiaan

Kerahasiaan (Bahasa Inggris: secrecy) adalah praktik pertukaran informasi antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut (Wibisono dan Toly, 2014).

h. Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak

Menurut Risky, Handayani, Prasetya (2015) menyatakan bahwa Kesiapan teknologi pada dasarnya dipengaruhi oleh individu itu sendiri, apakah dari dalam diri individu siap menerima teknologi khususnya dalam hal ini e-Filing.

E. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan ReliabilitaS

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Jika rhitung > rtabel berarti item valid. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel berarti item tidak valid (Ghozali, 2011; 47). Hasil rhitung kita bandingkan dengan rtabel dimana df=n-2 dengan

(12)

sig 5% (Sujarweni 2015 : 192).

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner (Sujarweni 2015 : 192).

2. Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random/stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang) (Sugihati, 2011).

Y = α + β1 PKG + β2 PKM + β3 KPS + β4 KRL + β5 PGL + β6 PKK +

β7 KTI + €

Keterangan:

Y : Intensitas Perilaku Dalam Menggunakan e-Filing PKG : Persepsi Kegunaan

PKM : Persepsi Kemudahan KPS : Kompleksitas

KRL : Kesukarelaan PGL : Pengalaman

PKK : Keamanan dan Kerahasiaan

KTI : Kesiapan Teknologi Informasi Wajib Pajak β : Koefisien Regresi

€ : error

3. Uji Ketepatan Model

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R-square berkisar antara 0 < R² < 1 dan kecocokan model dikatakan baik apabila nilai R² mendekati 1. Nilai R2 mendekati 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas.

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali , 2011:98). U

(13)

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali , 2011:98). Jika probabilitas nilai signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Kompleksitas, Kesukarelaan, Pengalaman, Keamanan dan Kerahasiaan, Kesiapan Teknologi Informasi berpengaruh secara signifikan terhadap Intensitas Perilaku Dalam Menggunakan e-Filing. 2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam pengambilan sampel maupun dalam pengukuran variabel. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Pengukuran hanya dilakukan di wilayah Surakarta saja, sehingga hasil penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi diwilayah Surakarta dan tidak digeneralisasikan untuk mewakili seluruh Indonesia.

2. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan metode survey melalui kuesioner sehingga memiliki kelemahan yaitu pengukuran seluruh variabel mengandalkan pengukuran subyektif atau berdasarkan pada persepsi responden saja. Pengukuran subyektif rentan terhadap munculnya bias atau kesalahan pengukuran.

3. Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Surakarta mengenai Realisasi Wajib Pajak dalam menyampaiakan SPT tahun 2014, bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT adalah sebanyak 33.597, yang 10.937 Wajib Pajak menggunakan formulir 1770S dan 22.660 Wajib Pajak menggunakan formulir 1770SS. Sedangkan yang menggunakan e-Filing sebanyak 11.065 Wajib Pajak. Jadi dari total Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyampaikan SPT, hanya 33% Wajib Pajak yang menggunakan e-Filing.

A. Saran

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan-keterbatasan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar menambah jumlah sampel dan memperluas lokasi pengambilan sampel yang tidak hanya di wilayah

(14)

Surakarta saja.

2. Bagi Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel bebas lain, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik, lengkap, dan bermanfaat.

3. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu hanya 33% Wajib Pajak yang menggunakan e-Filing, maka seyogyanya bagi Direktorat Jenderal Pajak (Fiskus), diharapkan agar dapat meningkatkan sosialisasi mengenai penggunaan e-Filing bagi masyarakat. 4. Aturan perpajakan mengenai Tata Cara Pelaporan dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan perlu diperbaiki, dibuat semudah mungkin dan tidak rumit, sehingga wajib pajak mau menggunakan e-Filing untuk melakukan pelaporan SPT Tahunan wajib pajak.

Daftar Pustaka

Desmayanti, Eny dan Zulaikha. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penggunaan Fasilitas E-Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime. Diponegoro Jurnal

Of Accounting. Volume 1, Nomor, Tahun 2012, Halaman 1-12.

Direktorat Jenderal Pajak. 2004. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor

KEP- 88/PJ/2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara

Elektronik, Jakarta.

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=7113

Direktorat Jenderal Pajak. (2005). Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor

KEP-05/PJ./2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filling) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi.

http://www.kanwiljogja.pajak.go.id/ppajak.php?id=9334

Direktorat Jenderal Pajak. 2008. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

47/PJ/2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (E-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa

Aplikasi (Asp).

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13534

Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal Pajak. http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=14894

(15)

Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

36/PJ/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DJP Nomor

PER-47/PJ/2008 tentang tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP).

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15382 Direktorat Jenderal Pajak. 2015. Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor Per - 03/Pj/2015 Tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan

Elektronik Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=15693

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19”. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Lie, Ivana dan Arja Sadjiarto. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan e-Filing. TAX &

ACCOUNTING REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013. Universitas Kristen

Petra.

Laihad, Risal C.Y. 2012. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan

e- Filling Wajib Pajak di Kota Manado. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174.

Vol.1 No.3 September 2013.

Mujiyati dan Aris, M. Abdul. 2013. “Perpajakan Kontemporer”. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Putra, Altahida Irhash, dkk. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Perusahaan Manufaktur Di Kota Padang). SNA

V 2013. Manado.

Risky, Dianita, dkk. 2015. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

perilaku dalam penggunaan sistem e-filling (Studi Kasus Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Pada Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB), Vol. 6, No. 1, tahun 2015. Sakti, Nufransa Wira. 2015. Panduan Praktis Mengurus Pajak Secara Online.

Jakarta : Visimedia.

Salim, Emil. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas

Efilling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di Kpp Madya Jakarta Pusat). Universitas Bung Hatta. Sumatera Barat.

(16)

Sesa’, Eugenia Saremba, dkk. 2015. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang

Pribadi Pada Penerapan e-Filing Terhadap Kepatuhan Dalam Menyampaikan Spt Tahunan Di Kota Surabaya. Jurnal Gempa Aktualita,

Vol.4 No.1, Juni 2015.

Sugiyono. 2011. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B”. Bandung: ALFABETA.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. “SPSS Untuk Penelitian”. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susanto, Nugroho Agung. 2011. Analisis Perilaku Wajib Pajak Terhadap

Penerapan Sistem E-Filing Direktorat Jenderal Pajak. Universitas

Indonesia. Jakarta. Tesis.

Sugihanti, Winna Titis. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat

Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Kota Semarang). Skripsi. Universitas Diponegoro.

Semarang. http://eprits.ac.id/28634/1/skripsi01.pdf.

Wibisono, Lisa Tamara dan Agus Arianto. T. 2014. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Wajib Pajak Dalam Penggunaan e-Filing di Surabaya. TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014. Universitas

Kristen Perta.

Widodo, Arie. 1770 SS Tahun 2014. 5 Februari 2015. http://ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=64&q=penerapan e-filling&hlm=1

Wowor, Ricky Alfianto, dkk. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling. Jurnal EMBA 1341

Referensi

Dokumen terkait

yang terjadi setelah tanggal keuangan yang diaudit akuntan. e) Surat pernyataan dari emiten di bidang akuntansi. f) Keterangan lebih lanjut tentang perkiraan atau proyeksi. g)

Proses pengambilan keputusan pembelian merupakan sesuatu yang komplek karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Seperti halnya produk atau jasa

dasar, atau Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/ pengurus koperasi. yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang

Menugaskan para Kepala Bidang untuk melaksanakan evaluasi kegiatan pengumpulan, penerimaan, penyimpanan dan pemindaian dokumen perpajakan, perekaman dan transfer data

Telah ditetapkan sebagai Pemenang pada Pekerjaan Belanja Jasa Konsultasi Penelitian Rencana Pengadaan Tanah Untuk Ruang Terbuka Hijau Publik dan Taman Kota Kegiatan

3 Kepada para penyedia jasa / perusahaan yang telah mengikuti Pelelangan Sederhana pada paket pekerjaan tersebut diatas, yang keberatan dengan Pengumuman ini dapat

Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan perlombaan dalam 5 jam, panitia lomba akan mengarahkan untuk tidak melanjutkan lombaj. Jika tim atau regu memutuskan untuk

Kepada peserta yang keberatan terhadap hasil pengumuman ini dapat mengajukan sanggah melalui Aplikasi pada sistem SPSE sesuai jadwal dalam SPSE.