• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR FAKTOR BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH PERGURUAN TINGGI SWASTA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PERGURUAN TINGGI SWASTA

(Studi KasusTerhadap Mahasiswa Balikpapan Yang Kuliah di Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

NUR AKHMAD SUBHIONO F0298099

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

iii

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.

Hari : Sabtu

Tanggal : 6 Desember 2003

Tim Penguji Skripsi Tanda Tangan

1. Drs. Muh. Amin Gunadi, MP

NIP. 131 569 233 Ketua

2. Drs. Djoko Purwanto, MBA

NIP. 131 472 193 Pembimbing

3. Drs. Wiyono, MM

(3)

iv

“Pandanglah ke atas dalam hal ilmu, tetapi jangan segan-segan memandang ke bawah dalam hal harta.”

“Kesuksesan adalah milik orang-orang yang bisa menerima kegagalan dengan besar hati.”

Karya ini kupersembahkan untuk:

Allahdan Rasulnya

Bapak dan Ibuku untuk doa, kasih sayang

dan kepercayaan yang telah diberikan.

 Kakakku beserta keluarga (Mbak Nurul,

Mas Anton & Keponakan-keponakanku-Nuha, Bila dan Afa), dan adikku Een.

 Mbak Dewi beserta keluarga

(4)

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang karena

rahmat dan anugerah-Nya semata-mata, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BAURAN PEMASARAN YANG

MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH PERGURUAN

TINGGI SWASTA (STUDI KASUS TERHADAP MAHASISWA

BALIKPAPAN YANG KULIAH DI YOGYAKARTA)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak

membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, dengan segala

kerendahan hati dan penghargaan yang setingi-tingginya, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Salamah Wahyuni, SU, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin untuk peneltian ini.

2. Bapak Drs. Djoko Purwanto, MBA, seaku dosen Pembimbing Skripsi yang

telah berkenan meluangkan waktu dan untuk semua pengertian, kesabaran,

dan ketelitiannya dalam memberikan bimbingan dan saran yang sangat

bermanfaat dan mendukung terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Imam Mahdi, selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS dan

Bapak Drs. Yong Dirgiatmo, MSc, selaku Sekretaris Jurusan Manajeme FE

UNS.

(5)

vi

6. Semua staf pegawai Fakultas Ekonomi UNS yang telah membantu dalam

kelancaran urusan administrasi, baik selama proses skripsi maupun selama

penulis belajar di Fakultas Ekonomi UNS.

7. Keluargaku tercinta, Bapak dan Ibu, Kakak dan adikku yang selalu

memberikan dukungan moril serta perhatian yang lebih dari cukup hingga

penulis menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi ini.

8. Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Balikpapan di Yogyakarta (KPMB-Yogya)

beserta seluruh pengurus dan anggotanya, yang telah membantu penulis dalam

penyediaan data dan kerjasamanya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

9. Sahabat dan teman-temanku di FE UNS: Fatwa, Tian, Kriting, Choiri, Anton,

Galih dan lainnya yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

10. Untuk Adi, terima kasih untuk pinjaman literatur dan sumber materi

penelitiannya.

11. Untuk teman-teman di Dewantoro, diantaranya Robert (terima kasih untuk

pinjaman printer-nya), Heri, Hasan, Le’ Thono, Broto, Mas Cucuk, Pe’i, Ma’nan, Onggo, Mas PNS, Muji dan lainnya (terima kasih untuk dukungan

dan bantuannya).

12. Teman-teman Kelas E dan angkatan 1998, terima kasih atas kebersamaan

(6)

vii

Penulis menyadari usaha terbaik dalam menyusun karya skripsi ini

sangat jauh dari hasil yang sempurna.. Kritik dan saran membangun sangat

diharapkan agar karya ini dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat, akademisi dan

semua pihak yang memerlukan.

Surakarta, 20 November 2003

(7)

viii

Halaman

ABSTRAK

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….…. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……… iv

KATA PENGANTAR ……….. v

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Perumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ………. 4

D. Manfaat Penelitian ……… 5

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……….. 6

1. Perguruan Tinggi Sebagai Industri Jasa ……… 6

2. Konsep Pemasaran ……… 8

(8)

ix

Keputusan Konsumen ……… 14

6. Perilaku Konsumen ……… 16

7. Keputusan Pembelian. ……… 17

B. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu ……… 18

C. Kerangka Pemikiran ………. 19

D. Hipotesis……… 22

III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……….... 23

B. Lokasi penelitian ……….. 23

C. Populasi ……… 24

D. Sampel Penelitian ………. 24

E. Sumber Data ………. 26

F. Variabel Penelitian ………26

G. Definisi Operasional Variabel ……….. 28

H. Teknik Pengumpulan Data ………... 32

I. Teknik Penilaian Kuesioner ………. 33

J. Instrumen Penelitian ………. 34

1. Uji Validitas ……… 34

2. Uji Reliabilitas ……… 35

K. Teknik Penganalisaan Data ……….. 36

(9)

x

A. Analisis Deskriptif ………. 42

B. Uji Instrumen Penelitian ……… 55

1. Uji Validitas ……… 55

2. Uji Reliabilitas ……… 56

C. Analisis Faktor……… 57

D. Pembuktian Hipotesis……… 67

V. PENUTUP A. Kesimpulan………. 68

B. Saran………70

DAFTAR PUSTAKA

(10)

xi

Tabel Halaman

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin……… 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Perguruan Tinggi………. 44

4.3 Karakteristik Berdasarkan Perguruan Tinggi Yang Dipilih……….. 45

4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Product……….. 46

4.5 Distribusi Frekuensi Faktor Price………...49

4.6 Distribusi Frekuensi FaktorPromotion…...………50

4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Place………...51

4.8 Distribusi Frekuensi Faktor Personal Traits………...52

4.9 Distribusi Frekuensi Faktor Process………...53

4.10 Distribusi Frekuensi Faktor Physical Evidence………. 54

4.11 Variabel Yang Tidak Memenuhi Syarat MSA………...57

4.12 Hasil analisis Faktor Berdasarkan Nilai Eigenvalue dan Cummulative Percentage Of Variance………. 59

4.13 Hasil Rotasi Faktor Varimax………..60

4.14 Pengelompokkan Variabel………. 61

(11)

xii

(12)

1 A. Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi dari 30 propinsi yang ada di Indonesia saat ini dengan ibu kota Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota pelajar, dan dengan sebutan sebagai kota pelajar ini Yogyakarta merupakan salah satu daerah pusat pendidikan di Indonesia. Di Yogyakarta terdapat Universitas Gajah Mada (UGM) yang mana merupakan perguruan tinggi tertua di Indonesia yang lahir di Zaman kemerdekaan.

Pada waktu-waktu selanjutnya berbagai jenis lembaga pendidikan tinggi negeri maupun swasta bermunculan di Yogyakarta, sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak diajarkan di kota ini. Hal ini telah menjadikan Yogyakarta tumbuh sebagai salah satu kota pelajar dan pusat pendidikan di Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dari seluruh Indonesia yang datang dan menuntut ilmu di kota Yogyakarta. Dari sekian banyaknya mahasiswa tersebut terdapat 369 orang mahasiswa asal Balikpapan-Kalimantan Timur yang kuliah diberbagai Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta (KPMB:2002).

(13)

yang mempersiapkan sesorang untuk suatu tugas tertentu dalam masyarakat tersebut.

Di dalam era globalisasi yang melanda dunia pada abad ke-20 dan memasuki abad ke-21 atau dengan kata lain era milenium ke-3 merupakan fenomena yang harus diperhatikan sebagai akibat kemajuan teknologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada hampir semua aspek kehidupan manusia yang ditandai dengan perubahan tatanan masyarakat dunia di mana batas negara, apalagi batas daerah seolah-olah semakin kabur akibat dari perkembangan transportasi, telekomunikasi dan tourisme, yang dipercepat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi juga merubah kebutuhan sumber daya manusia di seluruh dunia, terutama tuntutan kualitas sumber daya manusia tersebut.

(14)

keuntungan finansial, tetapi bukan juga badan amal, melainkan sebuah industri paling vital yang harus dikelola seefektif dan seefisien mungkin.

Layaknya sebuah perusahaan yang sedang menghadapi sebuah persaingan, maka perguruan tinggi harus benar-benar memikirkan dan mempersiapkan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan agar dapat setidaknya bertahan atau bahkan unggul dalam persaingan tersebut. Oleh karena itu pada masa sekarang ini, banyak sekali perguruan tinggi yang berusaha merebut pasar yang ada, dengan menawarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi. Selanjutnya masyarakat atau calon konsumen dibiarkan untuk memilih dan memutuskan perguruan tinggi mana yang akan dipilihnya.

(15)

Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis berkeinginan untuk mengkaji faktor-faktor bauran pemasaran apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan memilih perguruan tinggi di Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor bauran pemasaran yang ada pada perguruan tinggi merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa asal Balikpapan dalam memilih perguruan tinggi swasta di Yogyakarta?

2. Faktor-faktor apa sajakah dari bauran pemasaran tersebut, yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keputusan mahasiswa asal Balikpapan dalam memilih perguruan tinggi swasta di Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

(16)

2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah dari bauran pemasaran tersebut yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi keputusan mahasiswa asal Balikpapan dalam memilih perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapakan dapat bermanfaat bagi: 1. Perguruan Tinggi

Sebagai bahan masukan untuk melakukan penyempurnaan bagi peningkatan pengelolaan/pembinaan perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2. Pemerintah dan Masyarakat

Sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan strategi bagi Pemerintah Kota Balikpapan dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pendidikan dalam mengembangkan perguruan tinggi yang ada di Balikpapan.

3. Akademisi

(17)

6

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Perguruan Tinggi Sebagai Industri Jasa

Perguruan Tinggi adalah organisasi yang bergerak dalam usaha

pendidikan yang menghasilkan produk berupa jasa pendidikan dan harus

dipasarkan kepada konsumen. Produk dari Perguruan Tinggi adalah Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu : pendidikan/pengajaran, penelitian dan

pengabdian masyarakat.

Perguruan tinggi sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi dapat

dipandang sebagai suatu proses produksi. Menurut Taliziduhu (1988)

setidak-tidaknya ada dua macam produk dari perguruan tinggi yaitu:

a. Nilai tambah manusiawi yang diperoleh mahasiswa yang

bersangkutan, sehingga ia diharapkan siap memasuki dunia

nyata dalam masyarakat. Termasuk di dalam kategori ini

pembentukan dan transformasi nilai. Inilah produk perguruan

tinggi sebagai proses edukatif dan proses pertimbangan (value judgement).

b. Temuan ilmiah (scientific discoveries) dan inovasi teknologi

(18)

Sebagai sebuah industri, perguruan tinggi harus dikelola menurut

azas-azas ekonomi perusahaan. Memang benar, perguruan tinggi bukanlah

perusahaan yang senantiasa hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi

bukan juga badan amal, melainkan sebuah industri paling vital yang harus

dikelola seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu pengelolaannya

harus memperhatikan manajemen bisnis, dalam hal ini manajemen

profesional. Dilihat dari segi pertanggungjawaban sosial, manajemen seperti

ini semakin penting, lebih-lebih jika perguruan tinggi yang bersangkutan,

dalam hal keuangan sedikit banyak tergantung pada masyarakat.

Dalam mengelola perguruan tinggi harus diingat satu hal yang unik

dan khas oleh lembaga pendidikan, yaitu mahasisiwa berkedudukan sebagai

bahan baku yang hendak dibentuk (yang diproses) sekaligus sebagai

konsumen yang berkepentingan. Bukan hanya itu mahasiswa juga merupaan

modal utama (yang membiayai) proses tersebut dan pada gilirannya ia

mungkin akan menjadi produsen pada lembaga yang sama (regenerasi).

Komoditi yang dipasarkan ke masyarakat oleh perguruan tinggi

bermacam-macam, menurut Taliziduhu (1988) jenis komoditi yang ditawarkan oleh

perguruan tinggi antara lain: tenaga ahli, sarjana, ilmu dan teknologi, tempat

(lokasi), informasi ilmiah (seminar, diskusi, workshop), terutama di bidang teknologi, kursi kemahasiswaan tetap paling banyak diperebutkan, status,

nama atau merk, kursi yang populer dan gelar.

Upaya-upaya perguruan tinggi dalam rangka mencerdaskan

(19)

SDM kepentingannya tidak hanya berdimensi mendatang, makna

pendidikan makin terasa kepentingannya tatkala antar negara semakin

mengglobal. Namun demikian ketika seseorang akan memilih menempuh

pendidikan mereka dihadapkan pada persoalan pelik, satu sisi pendidikan

menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi di sisi lain karena biaya pendidikan

juga semakin mahal. Orang pada umumnya mempertimbangkan pilihan

pendidikan atas dasar (a) harapan tentang peluang kerja, (b) pengembangan

karir yang dipilih di masa datang, (c) harapan pendapatan yang diperoleh

dari pengetahuan yang dimiliki.

Dari penjelasan di atas tampak bahwa lembaga pendidikan,

termasuk perguruan tinggi, memerlukan analisis pasar, persaingan, analisis

perilaku konsumen maupun hal-hal yang dapat memuaskan konsumen

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yang

menyatakan bahwa pemasaran kebutuhan merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep inti pemasaran

bersandar pada kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan permintaan

(demands), produk (barang, jasa dan gagasan); nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan; pasar serta pemasar dan

prospek (Kotler, 1997).

Dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya suatu

(20)

efektif dan bertanggung jawab serta dapat berpedoman pada salah satu

filosofi pemasaran. Ada lima filosofi pemasaran yang mendasari cara

organisasi melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya (Kotler 1995), yaitu:

(a) konsep produksi (the production concept), (b) konsep produk (the product concept), (c) konsep penjualan (the selling concept), (d) konsep pemasaran masyarakat (society marketing concept), (c) konsep pemasaran (the marketing concept).

Untuk organisasi nirlaba (non-profit organization) dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya menganut konsep pemasaran

(the marketing concept). Perguruan tinggi yang merupakan organisasi nirlaba dalam melakukan kegiatan-kegiatan pemasarannya menganut fasafah

konsep pemasaran. Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan

kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen.

Apabila perguruan tinggi akan melaksanakan kegiatan konsep

pemasaran (marketing concept), yang berorientasi ke konsumen, maka seluruh personil baik dosen maupun tenaga administrasi harus menghayati

apa misi mereka dan apa bisnis mereka. Dengan pendekatan marketing

konsep memaksa dosen dan personil yang terlibat di perguruan tinggi, untuk

menganalisis intra dan ekstra kurikuler, fasilitas pendidikan, proses belajar

mengajar dan sebagainya sehingga kegiatan selalu terpusat pada perbaikan

(21)

3. Karakteristik dan Sifat-sifat Khusus Jasa

Jika barang merupakan suatu obyek, alat atau benda maka jasa

adalah suatu perbuatan, kinerja, atau usaha. Oleh karena itu esensi dari apa

yang dibeli pelanggan adalah performance (kinerja) yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain.

Menurut Kotler (1997) pengertian jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain kepada pihak lain, pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak berakibat kepemilikan apapun. Produk

jasa mungkin tidak berkaitan dengan produk fisik.

Tjiptono (1997) mengemukakan ada empat karakteristik utama

untuk jasa, yaitu:

a. Intangibility, tidak nyata, tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

b. Inseparability, tidak terpisah antara penyedia jasa dengan pelanggan, kedua pihak mempengaruhi hasil jasa tersebut.

c. Variability, banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut

dihasilkan.

(22)

Selanjutnya sifat-sifat khusus jasa dari pemasaran jasa menurut

Alma (1992) ada lima, yaitu:

a. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Pemasaran jasa pada saat ini adalah apa yang disebut dengan

gejala buyer’s market dimana pembeli berkuasa memperlihatkan suasana pasaran jasa. Pengusaha jasa harus

memperhatikan servis dan selea konsumen, jika tidak

diperhatikan maka konsumen akan beralih pada yang lain.

Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari mutu

yang menyediakan jasa. Pada usaha jasa yang memakai banyak

tenaga orang, harus diberikan perhatian khusus terhadap mutu

penampilan orang tersebut. Apa yang dilakukan oleh pegawai

tersebut adalah merupakan produk perusahaan, para pegawai

harus menawarkan jasa yang lebih baik mutunya, pekerjaan

lebih memuaskan, tingkat kemampuan lebih tinggi, dan

pelayanan lebih efektf, inilah yang disebut dengan istilah

internal marketing.

b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh jumlah

pendapatan penduduk.

Kenyataannya makin maju sebuah negara, makin banyak

permintaan akan jasa. Hal ini sehubungan dengan hirarki

kebutuhan manusia yang mula-mula hanya membutuhkan

(23)

yang lebih abstrak, yaitu kebutuhan akan jasa. Engel

mengatakan, semakin tinggi penghasilan seseorang, maka

semakin banyak persentase yang dibelanjakannya untuk

keperluan akan jasa.

c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi

penyimpanan.

Telah dikemukakan di atas, bahwa jasa diproduksi bersamaan

dengan waktu konsumsi, jadi tidak ada jasa yang dapat

disimpan.

d. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud

(perlengkapannya).

Jasa sifatnya tidak berwujud, oleh sebab itu konsumen akan

memperhatikan benda berwujud yang memberi pelayanan

sebagai patokan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan.

e. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak begitu penting.

Saluran distribusi dalam pemasaran jasa tidak merupakan hal

yang penting, karena pada umumnya dalam pemasaran jasa

perantara tidak digunakan, kecuali untuk jasa-jasa tertentu

dimana agen-agen, perantara-perantara dapat digunakan.

Misalnya dalam perdagangan saham obligasi dan jasa

angkutan.

Kotler (1997), juga mengatakan bahwa jasa memiliki empat

(24)

pemasaran jasa, yaitu : jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud

(intangble), tidak dapat dipisahkan (inseparable), jasa sangat bervariasi

(variability) dan jasa tidak tahan lama dan jasa tidak bisa disimpan

(perishable).

4. Bauran Pemasaran Jasa

Elemen-elemen bauran pemasaran jasa dari semua variabel yang

bisa dikontrol perusahaan dalam komunikasinya dan akan dipakai untuk

memuaskan konsumen sasaran. Bauran pemasaran sebagaimana sudah kita

kenal dengan sebutan 4P yaitu: product, price, promotin dan place, adalah bauran pemasaran untuk produk barang, sedangkan untuk bauran pemasaran

jasa telah dikembangkan dan disesuaikan dengan karakteristik jasa itu

sendiri.

Menurut Alma (1992) menegaskan bahwa elemen bauran

pemasaran lembaga pendidikan terdiri atas 4P ditambah dengan P kelima

yaitu : P1 = Product, P2 = Price, P3 = Promotion, P4 = Place, P5 =

Personal Traits.

Sedangkan, dalam pemasaran jasa oleh Boom dan Bitner (Kotler, 1997), menegaskan bahwa bauran pemasaran jasa terdiri dari 4P ditambah

3P. Elemen-elemen yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk

keperluan komunikasi dalam memuaskan konsumen jasa tersebut adalah: P1

(25)

Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa jasa diproduksi secara

simultan dengan konsumsinya dan jasa lebih banyak unsur intangible-nya, maka konsumen sering mencari tanda-tanda yang tangible untuk membantu memahami karakteristik jasa. Maka dalam penelitian ini, bauran pemasaran

jasa (marketing mix) yang digunakan penulis adalah bauran pemasaran jasa yang terdiri dari 7P, sebagai berikut: : P1 = Product, P2 = Price, P3 =

Promotion, P4 = Place, P5 = Personal traits, P6 = Process, P7 = Physical evidence (bukti fisik). Meskipun ada variabel lain yang tidak diteliti karena dianggap sudah diwakili oleh variabel di atas.

5. Faktor-faktor Bauran Pemasaran Jasa yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Kotler (1997) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah

kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

sasarannya dalam pasar sasaran. Kiat itu ada empat faktor yaitu: (1) produk,

(2) harga, (3) tempat, dan (4) promosi.

Dalam rencana penelitian ini yang berkenaan dengan lembaga

pendidikan, elemen-elemen bauran pemasaran yang akan digunakan adalah

4P+3P yaitu:

a. P1 = Product

(26)

berupa diferensiasi produk yang akan memberikan dampak

terhadap kesempatan lapangan kerja dan menimbulkan citra

terhadap nama universitas (perguruan tinggi), dan terhadap

mutu produk itu sendiri. Misalnya jurusan apa saja yang

tersedia pada suatu perguruan tinggi, ada jurusan favorit atau

tidak. Demikian pula performance dari lulusan jurusan tersebut ikut mempengaruhi.

b. P2 = Price

Elemen ini berjalan sejajar dengan mutu produk. Apabila mutu

produk baik, maka konsumen berani “membayar” lebih tinggi.

c. P3 = Place

Pada umumnya pimpinan perguruan tinggi sependapat bahwa

lokasi, letak perguruan tinggi yang mudah dicapai kendaraan

umum, cukup berperan sebagai bahan pertimbangan mahasiswa

untuk memasuki perguruan tinggi tersebut.

d. P4 = Promotion

Promosi adalah informasi mengenai keberadaan suatu

perguruan tinggi, merupakan bahan pertimbangan untuk

mahasiswa memilih perguruan tinggi yang dicita-citakan.

e. P5 = Personal Traits

Hal ini menyangkut perilaku unsur pimpinan perguruan tinggi

(27)

perguruan tinggi tersebut. Figur seorang pimpinan perguruan

tinggi dapat membawa perkembangan perguruan tinggi.

6. P6 = Process

Proses adalah kegiatan-kegiatan yang ditawarkan oleh

perguruan tinggi terhadap warga belajarnya, sehingga dengan

melalui proses ini mahasiswa akan lebih memahami suatu misi

yang diemban oleh suatu perguruan tinggi.

7. P7 = Phyical Evidence

Yaitu adalah lingkungan fisik dari suatu perguruan tinggi yang

mempengaruhi kualitas pelayanan jasa pendidikan yang

diberikan oleh perguruan tinggi tersebut.

6. Perilaku Konsumen

Dalam Dharmmesta dan Handoko (1997) terdapat dua elemen

penting dalam perilaku konsumen yaitu: (1) Proses pengambilan keputusan

dan (2) kegiatan fisik yang semuanya melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.

Sedangkan menurut Engel (1994) didefinisikan sebagai “tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan

barang-barang atau jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang

mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut”.

Perilaku manusia dapat dikatakan merupakan suatu fungsi dari

(28)

sosial. Peramalan tentang perilaku atau pilihan konsumen di masa

mendatang dapat berdasarkan apa yang telah mereka katakan tentang minat

untuk mengambil pilihan atau membeli.

7. Keputusan Pembelian

Dalam mempelajari perilaku konsumen, salah satu pendekatan

yang digunakan adalah proses pengambilan keputusan konsumen.

Pendekatan ini menitikberatkan pada pandangan bahwa dalam mencapai

suatu keputusan pembelian seorang konsumen akan melalui suatu proses

tahap-tahap tertentu. Pendekatan proses pengambilan keputusan pembelian

oleh konsumen menurut Engel (1994) ada lima tahapan penting yaitu :

.

Gambar 2.1. Model Keputusan Pembelian Menurut Engel Black Well (1994) Information

search Problem

recognition

Evaluation of alternative

Purchase decision Postpurchase

(29)

B. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dan kerangka berpikir dalam peneltian ini

maka perlu kiranya untuk membahas mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu.

Hasil penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mendapatkan bahan acuan

mengenai faktor-faktor yang mempngaruhi perilaku konsumen dalam keputusan

memilih perguruan tinggi.

Silalahi (1997) meneliti tentang analisis faktor-faktor bauran pemasaran

jasa yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi

swasta (studi kasus pemilihan jurusan teknik mesin pada perguruan tinggi swasta

di Malang) diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang menjadi pertimbangan calon

mahasiswa adalah: (1) proses dan promosi, (2) lokasi, (3) produk, (4) physical evidence, (5) syarat pembayaran, (6) personal traits, (7) administrasi, (8) diskon dan (9) harga.

Jamaluddin. AR (2001) meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih perguruan tinggi pada

mahasiswa asal Kalimantan Barat yang kuliah di Yogyakarta. Diperoleh hasil

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi para mahasiswa asal Kalimantan Barat

dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, adalah: (1) faktor product, place

dan physical evidence, (2) faktor promotion dan process, (3) faktor pengaruh lingkungan, (4) faktor kelompok referensi, (5) faktor individual, (6) faktor

personal traits, (7) faktor sikap dan persepsi.

Adrianus Soa Meo (2002) meneliti tentang faktor-faktor bauran

(30)

faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa memilih kuliah di D-3 Ekonomi

UNS. Diperoleh hasil akhir, bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan

mahasiswa dalam memilih kuliah di D-3 Ekonomi UNS adalah: (1) ekstra

kurikuler dan personal traits, (2) physical evidence, (3) program studi dan promosi, (4) produk, (5), motivasi, (6) lokasi dan kelas sosial, (7) peraturan dan

pengaruh teman, (8) pengaruh keluaga, (9) harapan, (10) harga.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang melandasi pembuatan model kajian adalah

bahwa setiap organisasi memiliki beberapa tugas yang harus dikelola sedemikian

bagus, sehingga organisasi berhasil menyelesaikan seluruh sasaran yang

ditetapkan, bahkan juga berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Dari landasan teori yang telah diuraikan, faktor-faktor bauran pemasaran

memiliki pengaruh kuat bagi konsumen dalam mempertimbangkan keputusan

pembelian suatu produk atau jasa. Dalam penelitian ini penulis mengambil faktor

bauran pemasaran sebagai faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

keputusan memilih perguruan tinggi.

Faktor-faktor bauran pemasaran yang diambil oleh penulis disini adalah

faktor-faktor bauran pemasaran jasa, khususnya jasa pendidikan. Telah dijelaskan

diatas bahwa faktor-faktor bauran pemasarn jasa yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor pemasaran jasa yang terdiri dari 4P+3P, dimana

P itu sendiri adalah; P1 = Product, P2 = Price, P3 = Promotion, P4 = Place, P5 =

(31)

bauran pemasran yang ada, di dalamnya terdiri lagi dari beberapa variabel. Dan

dalam penelitian kali ini penulis menggunakan sebanyak 25 variabel dari 7 faktor

bauran pemasaran yang dipakai.

Selanjutnya dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis

faktor, dimana tujuan dari analisis faktor sendiri adalah mereduksi

variabel-variabel yang ada dalam semua faktor menjadi sekumpulan faktor yang baru.

Selanjutnya faktor baru hasil analisis tersebut adalah merupakan

faktor-faktor dominan sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan

memilih perguruan tinggi.

(32)
(33)

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan permasalahan, landasan teori dan

penelitian terdahluu yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa

hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga faktor-faktor bauran pemasaran pada perguruan tinggi merupakan

faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa asal Balikpapan dalam

memilih perguruan tinggi swasta di Yogyakarta

2. Diduga bahwa faktor product, place, promotion dan physical evidence

dalam bauran pemasaran tersebut merupakan faktor-faktor dominan yang

dipertimbangkan mahasiswa asal Balikpapan dalam memilih perguruan

(34)

23

Dalam bab ini diulas tentang metode penelitian yang digunakan pada

penelitian ini. Hal-hal yang dijelaskan antara lain; ruang lingkup penelitian, lokasi

penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, sumber data, variabel penelitian,

definisi variable, teknik pengumpulan data, intrumen penelitian dan teknik analisis

data.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan sampel survei sehingga hasil yang

diperoleh bertujuan untuk menggeneralisasikan bagi populasi yang diteliti.

Perbedaan karakteristik tiap populasi akan memberikan hasil yang tidak sesuai

meskipun penelitian yang dilakukan sama. Untuk itu populasi yang diteliti harus

memiliki sekurang-kurangnya satu persamaan karakteristik. Penelitian ini

menggunakan populasi yang memiliki persamaan yaitu mahasiswa asal

Balikpapan yang kuliah di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta.

B. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian diadakan di kota Yogyakarta, dan alasan Yogyakarta dijadikan lokasi penelitian adalah:

- Yogyakarta sebagai salah satu kota pelajar di Indonesia

- Jumlah perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sekitar 81

(35)

- Terdapat sebanyak 369 orang mahasiswa asal Balikpapan yang

kuliah di Yogyakarta (yang terdaftar dalam KPMB-Yogyakarta).

- Lokasi peneltian dekat dengan kota domisili penulis.

C. Populasi

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 1999). Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi target berjumlah 369 orang, dimana

merupakan mahasiswa asal Balikpapan yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

D. Sampel Penelitian

Dari populasi target diperoleh kerangka sampel daftar jumlah mahasiswa

asal Balikpapan yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta

sampai semester gasal tahun ajaran 2003/2004 ini. Dan selanjutnya, dalam

penelitian ini metode pemilihan sampel yang akan digunakan adalah metode

pemilihan sampel berdasarkan kemudahan atau convenience sampling. Alasan

penulis menggunakan metode ini adalah adanya pertimbangan akan waktu dan

(36)

Selanjutnya besarnya sampel dari populasi yang ada ditentukan dengan

menggunakan rumusSolvin dalam Consuela G. Sevila (1993) sebagai berikut :

2

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir dalam pengambilan sampel.

Dalam penelitian ini editetapkan adalah 10%, sedangkan N adalah 369.

Jadi jumlah minimal sampel yang diambil peneliti sebesar :

2

diambil 125 sampel. Besarnya sampel ini sesuai dengan yang ditetapkan Maholtra

(1996) yang menyatakan jumlah responden paling sedikit empat atau lima kali dari jumlah variabel yang digunakan. Dalam penelitian variabel yang digunakan

adalah 25 variabel. Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 125 mahasiswa

(37)

E. Sumber Data

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini nantinya adalah

merupakan:

1. Data primer, yaitu data yang akan diperoleh dengan cara peneliti

melakukan wawancara dengan responden dan kemudian responden

diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari KPMB-Yogyakarta dan

data yang terkait dengan penelitian

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi:

1 Variabel yang terkait dengan faktor product

Kurikulum dan silabus (X1)

Jurusan/program studi (X2)

Status Jurusan/Program Studi (X3)

Laboratorium (X4)

Perpustakaan (X5)

Teknologi/media pendidikan (X6)

Staf pengajar (X7)

Merek (X8)

Unit kegiatan mahasiswa (X9)

(38)

2. Variabel-variabel yang terkait dengan faktor price

Besarnya biaya SPP (X11)

Besarnya biaya DPP (X12)

Besarnya dana SKS per semester (X13)

Persyaratan pembayaran (X14)

3. Variabel-variabel yang terkait dengan faktor promotion

Publikasi (X15)

Komunikasi (X16)

Pameran (X17)

4. Variabel-variabel yang terkait dengan faktor place

Lokasi/tempat dimana perguruan tinggi berada (X18)

5. Variabel-variabel yang terkait dengan personal traits

Pimpinan/Yayasan (X19)

Layanan karyawan (X20)

6. Variabel-variabel yang terkait dengan process

Mekanisme pelayanan (X21)

Peraturan-peraturan (X22)

7. Variabel-variabel yang terkait dengan physical evidence

Gedung megah (X23)

Desain fasilitas (X24)

(39)

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing-masing variabel yang akan diteliti dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Product

Product disini merupakan sesuatu yang ditawarkan oleh perguruan tinggi

kepada mahasiswa atau masyarakat, diamana yang ditawarkan berupa jasa

dari perguruan tinggi tersebut yang dijadikan pedoman bagi konsumen

untuk mendaftar atau masuk pada perguruan tinggi tersebut, meliputi:

a.. Kurikulum dan silabus (X1), yaitu jumlah beban mata kuliah

berorientasi pada pemahaman dan pengkajian teori-teori seta

aplikasinya di lapangan yang dikenal dengan istilah link and match

b. Jurusan/program studi (X2), yaitu jurusan/program studi yang ada di

perguruan tinggi yang relevan dengan pembangunan nasional dan

dibutuhkan masyarakat

c. Status jurusan/program studi (X3), yaitu menunjukkan hasil akreditasi

yang merupakan pengakuan atas jurusan/program studi tersebut, yang

menjamin standar minimal. Semakin tinggi status akreditasi yang

disandang, semakin tinggi mutu dari jurusan/program studi tersebut.

d. Laboratorium (X4), adalah aplikasi teori dari jurusan/program studi

untuk meningkatkan kualitas lulusan.

e. Perpustakaan (X5), yaitu yang meliputi kelengkapan dari jumlah buku,

(40)

f. Teknologi/media pendidikan (X6), yaitu dalam hal ini adalah cara-cara

mengajar dan pemanfaatan media pendidikan dari tenaga edukatif serta

tersedianya peralatan pendukung yang memadai.

g. Staf pengajar (X7), yaitu tingkat pertimbangan mahasiswa dalam

memilih perguruan tinggi atas mutu dosen yang dilihat dari latar

belakang pendidikannya (S1, S2, S3), lulusan dalam dan luar negeri,

seta jabatan akademik yang dimiliknya.

h. Merek (X8), yaitu nama perguruan tinggi yang menunjukkan identitas

serta kualitas yang dapat memberikan citra atau brand image terhadap mahasiswa.

j. Unit kegiatan mahasiswa (X9), yaitu semua bentuk kegiatan

mahasiswa baik kegiatan olah raga, kesenian, keagamaan, serta

keorganisasian yang dapat menampung bakat mahasiswa.

h. Performance lulusan (X10), yaitu merupakan unjuk kerja atau

keberhasilan alumni di masyarakat

2. Price

Price adalah dana atau biaya pengembangan dan pembinaan pendidikan

yang harus dipenuhi oleh mahasiswa atau masyarakat kepada perguruan

tinggi yang bersangkutan. Dana atau biaya tersebut adalah untuk

kelancaran kegiatan-kegiatan akademik, dalam hal ini:

a. SPP (X11), yaitu besarnya biaya SPP yang harus dibayar mahasiswa

(41)

b. DPP (X12), yaitu besarnya biaya DPP yang harus ditanggung

mahasiswa atau masyarakat.

c. SKS per semester (X13), yaitu besarnya biaya SKS per semester yang

harus dikeluarkan oleh mahasiswa.

d. Persyaratan pembayaran (X14), yaitu tata cara pembayaran, waktu

pembayaran dan persyratan lainnya.

3. Promotion

Promotion adalah informasi mengenai keberadaan perguruan tinggi

kepada mahasiswa atau masyarakat yang merupakan bahan pertimbangan untuk menentukan pilihannya, dalam hal ini:

a. Publikasi (X15), yaitu memperoleh informasi dari surat kabar, radio

dan brosur-brosur.

b. Komunikasi (X16), yaitu informasi yang diterima dari mulut ke mulut

melalui mahasiswa yang masih kuliah maupun dari alumni.

c. Pameran (X17), yaitu suatu kegiatan yang digelar bersama perguruan

tinggi dari suatu daerah tertentu yang disebut dengan campus expo.

4. Place

Place adalah lokasi dimana perguruan tinggi tersebut berada atau dalam

arti tempat perguruan tinggi tersebut berdiri dan beroperasi, dalam hal ini:

a. Daerah atau tempat dimana perguruan tinggi itu berada (X18), yaitu

apakah dalam memilih perguruan tinggi mahasiswa mempertimbangkan daerah atau tempat dimana perguruan tinggi itu

(42)

5. Personal Traits

Personal traits adalah orang atau personil dari lembaga yang langsung

turut serta dalam proses kegiatan-kegiatan akademik, meliputi:

a. Pimpinan perguruan tinggi atau yayasan (X19), yaitu reputasi

pimpinan/yayasan yang mempunyai prestasi dan reputasi baik di mata

masyarakat serta aktif di kampus, bukan hanya nama..

b. Layanan karyawan (X20), yaitu pelayanan yang penuh perhatian dan

ramah kepada mahasiswa, yang diberikan oleh para karyawan.

6. Process

Process adalah kegiatan-kegiatan yang menunjukkan bagaimana kegiatan

akademik diberikan kepada mahasiswa selama mengikuti pendidikan yang

meliputi:

a. Mekanisme pelayanan (X21), yaitu cara kerja pelayanan, yang meliputi

kegiatan perkiliahan, kegiatan praktikum, kegiatan pelayanan

akademik lainnya serta administrasi non akademik.

b. Peraturan-peraturan (X22), yaitu dalam hal ini merupakan

ketentuan-ketentuan dan pedoman-pedoman yang telah ditetapkan untuk

kegiatan-kegiatan akademik, kegiatan-kegiatan administrasi maupun

(43)

7. Physical Evidence

Physical evidence adalah lingkungan fisik dari perguruan tinggi yang

dapat mempengaruhi kualitas pelayanan jasa, dalam hal ini:

a. Gedung megah (X23), adalah menyangkut kemegahan bangunan fisik

kampus baik dari sisi luas bangunan maupun bentuknya.

b. Desain fasilitas (X24), yaitu pengaturan/penataan fasilitas yang dapat

memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam peggunaannya.

c.. Keadaaan lingkungan (X25), yaitu menyangkut kebersihan kampus dan

pengaturan taman sehingga dapat memberikan kenyamanan warga belajarnya..

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Kuisioner

Dilakukan dengan menyebar daftar pertanyaan kepada mahasiswa

yang menjadi sampel dari populasi penelitian, metode ini untuk menggali data

primer dan memperoleh informasi secara tertulis dari responden sebagai objek

penelitian.

2. Interview atau wawancara

Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan

(44)

Informasi yang diperoleh memperjelas atau mendukung jawaban yang

disampaikan melalui kuisioner.

3. Dokumentasi

Yaitu suatu cara memperoleh informasi melalui dokumen dan

literatur ataupun jurnal-jurnal yang relevan dengan data penelitian.

I. Teknik Penilaian Kuesioner

Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengukuran dan pemberian

skor dengan menggunakan skala Likert. Skala ini berhubungan dengan sikap, pendapat dan persepsi terhadap suatu obyek. Dan karena merupakan pengukuran

terhadap seseorang maka digunakan skala pengukuran menurut skala Likert

(Donald R. Cooper dan C. William Emory, 1999 : 194).

Dalam penentuan skor pada penelitian ini dibuat dalam bentuk positif

dengan skala 1 sampai 5 sebagai berikut:

1. Sangat setuju, diberi skor = 5

2. Setuju, diberi skor = 4

3. Ragu-ragu, diberi skor = 3

4. Tidak setuju, diberi skor = 2

(45)

J. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner dan

daftar pengamatan. Pertanyaan dalam kuisioner disusun secara terstruktur

sehingga diperoleh target yang ingin dicapai dari tiap pengukuran. Selanjutnya

kuisioner akan disebar kepada responden.

Agar instrumen yang akan dipakai dalam penelitian dapat difungsikan

dengan baik, maka instrumen tersebut-dalam hal ini kuisioner-harus valid dan

reliabel.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas adalah pengujian yang menunjukkan kemampuan

instrumen peneliti untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan

Emory, 1999:160). Dan untuk menguji tingkat validitas data, dalam

penelitian ini akan digunakan uji validitas konstruk (construct validity)

dengan teknik korelasi “product moment”. Untuk menguji valid atau

tidaknya instrumen dalam penelitian ini digunakan formula korelasi Pearson,

yaitu:

Rxy= koefisiensi korelasi product moment Pearson.

X = skor setiap item

Y = skor total

(46)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah pengujian yang menunjukkan sejauh mana

stabilitas dan konsistensi hasil instrumen tersebut apabila dilakukan

pengukuran pada waktu dan tempat yang berbeda (Sekaran, 2000:308).

Dalam penelitian ini nantinya peneliti akan melakukan uji reliabilitas data

dengan menggunakan pendekatan “alpha cronbach”, dengan rumus:

(47)

J. Teknik Penganalisaan Data

Dalam penelitian ini nantinya akan digunakan analisis deskriptif dan

analisis statistik, dan dalam penelitian kali ini analisis statistik yang digunakan

adalah analisis faktor.

1. Analisis Deskriptif

Penggunaan analisis ini dimaksudkan untuk mengungkap gambaran

data lapangan secara deskriptif dengan cara menginterpretasikan hasil olahan

melalui tabulasi frekeunsi guna mengungkap kecenderungan data nominal

empirik dan diskripsi data seperti tabulasi frekeunsi, berdasarkan hasil penelitian lapangan. Data deskriptif berguna untuk mendukung interpretasi

terhadap hasil analisis teknik lainnya. Statistik deskriptif dalam penelitian

pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk

tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

2. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah suatu teknik menggambarkan struktur data

dari suatu penelitian dengan jalan menganalisis saling ketergantungan

(interdependence) antar variabel secara simultan. Di sini semua variabel saling

berhubungan satu dengan lain, sehingga tidak ada variabel dependen atau

independen.

Untuk memudahkan analisis tanpa menghilangkan informasi dari variabel asli yang diteliti, dilakukan dengan cara menyederhanakan

(48)

Menurut Malhotra (1996) analisis faktor tidak menentukan nama dan

konsep untuk faktor-faktor yang dihasilkan. Nama dan konsep (makna) tiap

faktor ditentukan berdasarkan makna umum variabel-variabel yang tercakup

di dalamnya. Analisis faktor adalah serangkaian prosedur yang digunakan

untuk mengurangi dan meringkas data melalui tahapan-tahapan seperti

gambar berikut

Gambar 3.1. Tahapan Analisis Faktor Menurut Maholtra (1996). Menghitung Skor

Faktor

Merumuskan Masalah

Menyusun Matrik Korelasi

Menentukan Jumlah Faktor

Merotasi Faktor-faktor

Menginterpretasi Faktor-faktor

Memilih Variabel yang Mewakili

(49)

Dari gambar tersebut di atas dapat dilihat bahwa penggunaan analisis

faktor ada beberapa tahap, yaitu:

a. Merumuskan masalah

Dalam merumuskan masalah nantinya akan digunakan model

analisis faktor sebagai berikut: Maholtra (1996)

Xi = Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+… … … …AimFm+ViUi

dimana:

Xi = Variabel standart ke I

Aij = Koefisien regresi berganda dari variabel i pada faktor

umum (common faktor j ).

F = Faktor umum

Vi = Koefisien standar regresi dari variabel I pada faktor

khusus i

Ui = Faktor khusus bagi variabel I

m = Jumlah dari faktor-faktor umum

Faktor-faktor khusus berkolerasi satu dengan lainnya, juga tidak

ada korelasinya dengan faktor umum. Faktor-faktor umum dapat

dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang

akan diamati dengan formula sebagai berikut (Maholtra 1996):

Fi = Wi1X1+Wi2X2+Wi3X3+… … … …WmXm

Dimana:

Fi = Estimasi faktor ke I

(50)

X = Jumlah variabel

b. Membuat matrik korelasi

Semua data yang masuk dan diolah akan menghasilkan matrik

korelasi. Dengan adanya matrik korelasi dapat diidentifikasikan

variabel-variabel tertentu yang tidak mempunyai korelasi dengan

variabel lain, sehingga dapat dikeluarkan dari analisis. Pada tahap

ini dilakukan uji Measure of Sampiling Adequacy (MSA) yaitu

digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang tidak

memenuhi syarat kecukupan untuk analisis faktor. Bartletts test of sphericity digunakan untuk menguji hipotesis (Ho) yang

menyatakan bahwa semua variabel tidak berhubungan satu sama

lainnya. Dan kemudian uji Kaiser-Meyer-Olkin digunakan untuk

mengukur kedekatan antar variabel.

c. Menentukan jumlah faktor

Variabel disusun kembali berdasarkan pada pola korelasi hasil

langkah butir ”b” untuk menentukan jumlah faktor yang dapat

diterima, secara empirik dapat dilakukan berdasarkan besarnya

eigen value setiap faktor yang muncul. Semakin besar eigen value

setiap faktor, semakin representatif faktor tersebut untuk mewakili

sekelompok variabel. Faktor-faktor ini yang dipilih adalah faktor

(51)

d. Rotasi faktor

Hasil penyerderhanaan faktor dalam matrik faktor memperlihatkan

hubungan antara faktor dengan variabel, tetapi dalam faktor-faktor

tersebut terdapat banyak variabel yang berkolerasi sehingga sulit

diinterpretasikan. Dengan menggunakan rotasi faktor matrik,

matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih

sederhana sehingga mudah untuk diinterpretasikan. Dalam

penelitian ini digunakan metode rotasi varimax.

e. Interpretasi faktor

Interpretasi faktor dapat dilakukan dengan mengelompokkan

variabel yang mempunyai faktor loading tinggi ke dalam faktor

tersebut. Untuk interpretasi hasil perilaku ini, faktor loading

minimal adalah 0,5. variabel yang mempunyai faktor loading

kurang dari 0,5, dikeluarkan dari model.

- Perhitungan skor faktor

Perhitungan skor faktor dan pemilihan surrogate variabel

dimaksudkan untuk keperluan analisis multivariat selanjutnya.

Perhitungan skor faktor didasarkan pada nilai tiap-tiap variabel

yang ada pada tiap faktor-faktor baru yang terbentuk.

- Penyeleksian surrogate variabel

(52)

faktor. Pemilihan ini berdasarkan nilai pada faktor loading

tertinggi.

f. Menentukan ketepatan model

Tahap terakhir dari analisis faktor adalah mengetahui apakah

model mampu menjelaskan dengan baik. Fenomena data yang ada,

perlu diuji dengan teknik Principal Componen Analysis (PCA),

yaitu dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati

dengan korelasi yang diproduksi. Apabila nilai prosentase semakin

(53)

42

Setelah penelitian yang dilakukan, maka pada bab ini akan disajikan

hasil yang telah diperoleh beserta interprestasi data. Analisis data ini merupakan

bagian yang terpenting dalam penyusunan skripsi, karena dalam analisis ini

diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari masalah yang disajikan dan

pengujian terhadap hipotesis yang dikemukakan. Pengolahan data dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS. Kemudian seluruh output dari

perhitungan komputer dalam bab ini akan dilampirkan pada halaman lampiran

Dalam bab ini akan dibahas tentang beberapa analilis yang digunakan,

antara lain: analisis deskriptif, uji instrumen analisis, analasis faktor dan analisis

regresi berganda.

A. Analisis Deskriptif

Untuk lebih mendukung analisis kuantitatif yang akan dilakukan, maka

perlu dilakukan analisis kulitatif, dalam hal ini akan dilakukan analisis deskriptif.

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam menganalisis data yang tak

berwujud angka-angka. Inti dari analisis deskriptif disini adalah untuk

menggambarkan secara umum hasil penelitian yang diperoleh dari sumber data

primer-dalam hal ini kuesioner. Supaya data tersebut tidak bias maka memerlukan

(54)

1. Deskripsi Umum Berdasarkan Karakteristik Responden

Selanjutnya, data dalam analisis ini akan disajikan dalam bentuk

tabel frekuensi, dengan bantuan tabel frekuensi dapat dilihat gambaran

mengenai objek penelitian yang diperoleh.

Dari kuesioner yang disampaikan kepada responden, diperoleh data

umum tentang karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, latar

belakang pendidikan di SLTA, jurusan di perguruan tinggi, nama perguruan

tinggi, tingkat pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin. No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 78 62,4%

2. Perempuan 47 37,6%

Jumlah 125 100%

Sumber. Data Primer (2003)

Dari pengelompokkan responden berdasarkan jenis kelamin pada

tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 78

orang (62,4%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 47 orang (37,6%).

Terlihat bahwa jumlah mahasiswa laki-laki lebih banyak daripada yang

(55)

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Perguruan Tinggi No. Jurusan di perguruan Tinggi Frekeunsi Persentase

1. Teknik Pertambangan/Perminyakan 15 12%

7. Teknik & Manajemen Informatika 12 9,6%

8. Teknik Kimia 5 4%

Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat minat mahasiswa terhadap jurusan

di perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta.. Pada jurusan teknik

Pertambangan terdapat mahasiswa asal Balikpapan sebanyak 15 orang (12%),

kemudian jurusan teknik Industri sebanyak 9 orang mahasiswa (7,2%),

jurusan teknik Sipil sebanyak 7 orang (5,6%), jurusan teknik Elektro sebanyak

9 orang (7,2%), jurusan teknik Mesin sebanyak 6 orang (4,8%), teknik

Arsitektur sebanyak 3 orang (2,4%), teknik dan manajemen Informatika

sebanyak 12 orang (9,6%), jurusan teknik Kimia sebanyak 5 orang (4%),

jurusan bahasa/sastra asing sebanyak 8 orang (6,4%), jurusan Psikologi

sebanyak 8 orang (6,4%), jurusan Pertanian sebanyak 3 orang (2,4%), jurusan

Akuntansi/Manajemen/IESP sebanyak 25 orang (20%), jurusan

Komunikasi/Jurnalistik/Hubungan Internasional sebanyak 7 orang (5,6%) dan

(56)

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Perguruan Tinggi Yang Dipilih

No. Nama Perguruan Tinggi Frekuensi Persentase

1. Universitas Pembangunan Nasional 22 17,6%

2. STMIK AKAKOM 4 3,2%

3. STIE YKPN 10 8%

4. Universitas Islam Indonesia 17 13,6%

5. Institut Perindustrian “AKPRIND” 8 6,4%

6. Universitas Dharma Bangsa 2 1,6%

7. Universitas Ahmad Dahlan 6 4,8%

8. STIE Kerjasama 3 2,4%

9. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 6 4,8%

10. Universitas Sanata Dharma 6 4,8%

11. STIE Yogyakarta 3 2,4%

12. Universitas Atma Jaya 7 5,6%

13. Universitas Janabadra 3 2,4%

14. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTL) 4 3,2%

15. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional 7 5,6%

16. AMIKOM 5 4%

17. Akademi Bahasa Asing Yogyakarta 4 3,2%

18. Universitas Proklamasi 5 4%

19. Institut Pertanian 3 2,4%

Jumlah 125 100%

(57)

Dalam tabel 4.3. di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 perguruan

tinggi yang menjadi tempat kuliah dari para responden. Selanjutnya sebanyak

22 orang responden (17,6%) kuliah di Universitas Pembangunan Nasional,

kemudian sebanyak 17 orang responden (13,6%) kuliah di Universitas Islam

Indonesia, selanjutnya sebanyak 10 orang responden (8%) kuliah di STIE

YKPN dan sisanya sebanyak 76 orang responden (60,8%) tersebar di 16

perguruan tinggi lainnya di Yogyakarta.

2. Deskripsi Berdasarkan Distribusi Jawaban Item Angket

Distribusi frekuensi jawaban setiap angket pada dasarnya untuk

melihat jumlah responden yang menjawab setiap alternatif pertanyaan. Dari

hasil jawaban yang diperoleh penulis dapat mengetahui masing-masing

jawaban yang diberikan responden, disamping itu diketahui jawaban yang

pada umumnya dipilih responden. Hasil dari distribusi frekuensi

masing-masing jawaban dikelompokkan sesuai dengan kelompok variabel yang diteliti

seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Faktor Product

Jawaban Responden

(58)

Dari data yang terdapat dalam tabel 4.4, dapat diketahui dari faktor

product sebanyak 55,2% responden menyatakan bahwa variabel kurikulum

dan silabus berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan

tinggi di Yogyakarta, sedangkan 37,6% menyatakan ragu-ragu dan sekitar

7,2% menyatakan bahwa variabel kurikulum dan silabus tidak berpengaruh

terhadap keputusan mereka. Dari variabel jurusan/program studi, diperoleh

data bahwa sebanyak 79,2% responden menyatakan bahwa variabel ini

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, sebanyak 11,2 % responden menyatakan ragu-ragu dan sekitar

9,6 % menyatakan bahwa variabel juusan/program studi tidak berpengaruh

terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi. Selanjutunya

dari variabel status jurusan/program studi, didapat bahwa sebanyak 83,2%

responden menyatakan bahwa variabel status jurusan/program studi

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, sebanyak 15,2% menyatakan ragu-ragu dan hanya 1,6%

responden yang menyatakan bahwa variabel status jurusan/pogram studi tidak

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta. Pada variabel laboratorium, sebanyak 78,4% responden

menjawab bahwa variabel laboratorium berpengaruh terhadap keputusan

mereka, sedangkan 18,4% responden menjawab ragu-ragu dan hanya 3,2%

responden menyatakan bahwa variabel laboratorium tidak berpengaruh

(59)

Dari indikator perpustakaan, terlihat bahwa sebanyak 78,4%

responden menjawab bahwa variabel perpustakaan berpengaruh terhadap

keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak

15,2% responden menjawab ragu-ragu, dan 6,4% responden menyatakan

bahwa variabel perpustakaan tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka

dalam memililih perguruan tinggi di Yogyakarta. Berikutnya adalah variabel

teknologi dan media pendidikan, sebanyak 79,2% responden menjawab bahwa

variabel ini berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan

tinggi di Yogyakarta, sebanyak 12,8% menjawab ragu-ragu, dan 8%

responden menyatakan bahwa variabel teknologi dan media pendidikan tidak

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta.

Untuk variabel staf pengajar, sebanyak 69,6% menjawab bahwa

variabel ini berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan

tinggi di Yogyakarta, sebanyak 20% responden menjawab ragu-ragu, dan

10,4% menyatakan bahwa variabel staf pengajar tidak berpengaruh terhadap

keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta. Pada

variabel merek, didapat bahwa sebanyak 48% menjawab bahwa variabel ini

berpengaruh terhadap keputusan mereka memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, dan sebanyak 22,4% responden menjawab ragu-ragu, dan

sebanyak 29,6% menyatakan bahwa variabel merek tidak berpengaruh

(60)

Untuk indikator UKM, sebanyak 44% responden menjawab bahwa

variabel UKM berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 24% responden menjawab

ragu-ragu, dan sebanyak 32% responden menyatakan bahwa variabel UKM tidak

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta. Dan untuk variabel performance lulusan, sebanyak 71,2%

menjawab bahwa variabel ini berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam

memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 17,6% menjawab

ragu-ragu, dan sebanyak 10,2% responden menjawab bahwa variabel performance

lulusan mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

lulusan mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Faktor Price

Jawaban Responden

Sumber: Data Primer Yang Diolah (Lampiran)

Price adalah besarnya biaya atau dana pendidikan yang harus

ditanggung mahasiswa atau masyarakat yang harus dipenuhi kepada

perguruan tinggi yang bersangkutan. Dari tabel 4.5. dapat dilihat pada variabel

SPP, bahwa sebanyak 50,4% responden menjawab bahwa besarnya SPP

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

(61)

responden yang menjawab bahwa variabel besarnya SPP tidak berpengaruh

terhadap keputusan memilih perguruan tinggi di Yogyakarta. Untuk indikator

besarnya DPP, sebanyak 48% responden menjawab bahwa besarnya DPP

mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, sebanyak 24% responden menjawab ragu-ragu, dan sebanyak

28% resonden menjawab bahwa besarnya DPP tidak berpengaruh terhadapb

keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta. Kemudian

untuk variabel besarnya biaya per SKS, sebanyak 80,8% responden menjawab

bahwabiaya per SKS berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 12% menjawab ragu-ragu, dan

sisanya 7,2% responden menyatakan bahwa biaya per SKS berpengaruh

terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta.

Untuk variabel persyaratan pembayaran, sebanyak 69,6% responden

menjawab bahwa persyaratan pembayaran berpengaruh terhadap keputusan

mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 20,8%

menjawab ragu-ragu, dan siasanya 9,6% menyatakan bahwa persyaratan

pembayaran tidak berpengaruh terhadap keputusan meeka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Faktor Promotion

Jawaban Responden

(62)

Selanjutnya, untuk faktor promotion distribusi jawabannya terlihat

dalam tabel 4.6. Pada tabel 4.6 terlihat bahwa untuk variabel publikasi,

sebanyak 69,6% responden menjawab bahwa publikasi perguruan tinggi

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, sebanyak 12,8% responden menjawab ragu-ragu, dan sebanyak

17,6% responden menjawab bahwa publikasi yang dilakukan perguruan tinggi

tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan

tinggi di Yogyakarta. Untuk variabel komunikasi, sebanyak 36% responden

menjawab bahwa variabel komunikasi berpengaruh terhadap keputusan

mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 19,2%

responden menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 44,8% responden menjawab

bahwa variabel komunikasi tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka

dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta. Dan untuk variabel pameran,

sebanyak 69,6% responden menjawab bahwa variabel pameran berpengaruh

terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta,

sebanyak 7,52% responden menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 23,2%

responden menyatakan bahwa variabel pameran tidak berpengaruh terhadap

keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Faktor Place

Jawaban Responden

1 2 3 4 5

No. Isi Item Pertanyaan

F % F % F % F % F %

(63)

Pada tabel 4.7 didapat distribusi jawaban untuk faktor place, dimana

yang termasuk di dalamnya adalah lokasi perguruan tinggi itu sendiri dan

kelancaran akses dari dan ke perguruan tinggi itu sendiri. Untuk variabel

lokasi perguruan tinggi didapat, sebanyak 49,6% responden menjawab bahwa

lokasi perguruan tinggi berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam

memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 16,8% menjawab

ragu-ragu, dan sebanyak 33,6% responden menyatakan bahwa lokasi perguruan

tinggi tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Faktor Personal Traits

Jawaban Responden

Sumber: Data Primer Yang Diolah (Lampiran)

Personal Traits adalah orang-orang yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses kegiatan akademik. Pada tabel 4.8 di atas

ditunjukkan distribusi jawaban dari faktor ini. Pada variabel reputasi

pimpinan/yayasan, sebanyak 63,2% responden menjawab bahwa reputasi

pimpinan/yayasan berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 20,8% menjawab ragu-ragu, dan

sebanyak 16% menyatakan bahwa variabel reputasi pimpinan/yayasan tidak

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

(64)

menjawab bahwa layanan karyawan berpengaruh terhadap keputusan mereka

dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 23,2% menjawab

ragu-ragu, dan sebanyak 38,4% responden menjawab bahwa layanan

karyawan tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih

perguruan tinggi di Yogyakarta.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Faktor Process

Jawaban Responden Sumber: Data Primer Yang Diolah (Lampiran)

Tabel 4.9 menunjukkan distribusi jawaban untuk faktor process.

Dapat dilihat, untuk indikator mekanisme pelayanan, sebanyak 53,6%

menjawab bahwa mekanisme pelayanan berpengaruh terhadap keputusan

mereka dalam memilih perguruan tinggi di Yogyakarta, sebanyak 24,8%

menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 21,6% responden menjawab bahwa

mekanisme pelayanan tidak berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam

memilih perguruan tinggi di Yogyakarta. Dan untuk indikator

peraturan-peraturan, sebanyak 50,4% responden menjawab bahwa peraturan-peraturan

berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih perguruan tinggi di

Yogyakarta, sebanyak 8,8% menjawab ragu-ragu, dan sebanyak 49,6%

menjawab bahwa peraturan-peraturan tidak berpengaruh terhadap keputusan

Gambar

Gambar 2.1. Model Keputusan Pembelian Menurut Engel Black Well (1994)
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
gambar berikut
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan di Perguruan Tinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data juga dilakukan terhadap hasil pengukuran konsentrasi besi, mangan, dan sulfat pada air untuk mengetahui persentase pengurangan atau efisiensi reduksi (R) dari

Tujuan dari penelitian ini adalahmenganalisis data time series hotspot dengan melihat pola kecenderungan kemunculan hotspot selama 12 tahun dari tahun 2001 hingga tahun

HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA) SENJARAWI BANDUNG HASIL OBSERVASI LANJUT USIA DI.. PTSW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA)

Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nornor g rahun 2003 tentang wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan pemberhentian pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik

[r]

Tujuan utama Taufan’s Fish Farm dalam menjalankan usahanya adalah mencapai keuntungan yang maksimal. Untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan mengoptimumkan produksi

Dari pembuatan rancang bangun prototipe buka tutup atap otomatis, didapatkan hasil sebagai berikut, pada saat terang dan sensor hujan tidak basah maka atap akan

Penulisan konsep ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang dilanjutkan dengan proses studio untuk menghasilkan desain