• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 162/PERPUS/UG/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE SURAT KETERANGAN. Nomor: 162/PERPUS/UG/2021"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan Universitas Gunadarma BARCODE

BUKTI UNGGAH DOKUMEN PENELITIAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Nomor Pengunggahan

SURAT KETERANGAN

Nomor: 162/PERPUS/UG/2021

Surat ini menerangkan bahwa:

Nama Penulis : Anita Sugianto, ST

Nomor Penulis : 090929

Email Penulis : anita_sugianto@staff.gunadarma.ac.id Alamat Penulis : Jln Raya srengseng sawah Gg. O

Telah menyerahkan hasil penelitian/ penulisan untuk disimpan dan dimanfaatkan di Perpustakaan Universitas Gunadarma, dengan rincian sebagai berikut :

Nomor Induk : FTI/ID/PENELITIAN/162/2021

Judul Penelitian : RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA POSTUR KERJA PROSES PERAKITAN PIPITI (BESEK)

Tanggal Penyerahan : 02 / 03 / 2021

Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya dilingkungan Universitas Gunadarma dan Kopertis Wilayah III.

(2)

RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA POSTUR KERJA

PROSES PERAKITAN PIPITI (BESEK)

Anita

Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat

anita_sugianto@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Pipiti (besek) merupakan salah satu hasil produksi dari anyaman bambu. Produk ini dapat digunakan sebagai tempat untuk menyimpan aneka makanan. Walaupun jaman sekarang banyak yang menggunakan kardus, akan tetapi besek tetap banyak digunakan di masyarakat. Setiap perusahaan atau organisasi tentu memiliki sumber daya manusia yang merupakan faktor penting dalam mewujudkan harapan perusahaan. Kerja keras dari setiap pekerja perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik. Pekerja dalam melakukan proses perakitan Pipiti (besek) diperlukan waktu yang lama, berulang serta postur kerja yang kurang sesuai seperti posisi duduk dengan punggung yang terlalu membungkuk dan kaki menekuk. Pekerjaan tersebut dilakukan selama 8 jam kerja dengan postur kerja yang sama sehingga menimbulkan risiko musculoskeletal disorders. MSDs merupakan gangguan yang disebabkan Ketika seseorang melakukan aktivitas kerja dan kondisi pekerjaan yang signifikan sehingga mempengaruhi adanya fungsi normal jaringan halus pada system musculoskeletal yang mencakup saraf, tendon dan otot. Berdasarkan hasil kuesioner Nordic body map diperolah skor rata-rata sebesar 51 atau berada pada kategori sedang yang memiliki arti bahwa tingkat resiko dari aktivitas proses perakitan memerlukan Tindakan di kemudian hari. Potensi penyakit yang bisa terjadi diantaranya cervical syndrome, stiff neck atau kaku leher, frozen shoulder atau bahu beku, kram otot, nyeri otot, low back pain dan kifosis.

Kata Kunci: Besek, MSDs, Postur kerja, Proses perakitan dan Ergonomi Abstract

Pipiti (besek) is one of the products of woven bamboo. This product can be used as a place to store various foods. Although nowadays many use cardboard, but baskets are still widely used in the community. Every company or organization certainly has human resources who are an important factor in realizing company expectations. The hard work of every worker needs to be considered in order to get good work results. Workers in the pipiti assembly process (besek) require a long, repetitive and inappropriate work posture such as a sitting position with a back that is too bent and legs bent. The work is carried out for 8 hours of work with the same work posture, causing the risk of musculoskeletal disorders. MSDs is a disorder caused when a person performs work activities and significant work conditions that affect the normal function of soft tissue in the musculoskeletal system which includes

(3)

nerves, tendons and muscles. Based on the results of the Nordic body map questionnaire, an average score of 51 is obtained or is in the medium category which means that the level of risk from the assembly process activity requires action at a later date. Potential diseases that can occur include cervical syndrome, stiff neck or neck stiffness, frozen shoulder or frozen shoulder, muscle cramps, muscle pain, low back pain and kyphosis.

Key Words: Besek, MSDs, Work posture, Assembly process and Ergonomics

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki potensi alam yang sangat besar, salah satunya adalah potensi bambu yang saat ini berada di peringkat ketiga setelah India dan China. Sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) potensial, bambu menyimpan peluang dan potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian. Menurut Bisnis.com (2021), merujuk neraca perdagangan industry furniture yang mengalami surplus pada Januari 2020, dengan nilai ekspor sebesar US$113,36 juta. Adapun nilai ekspor tersebut, naik 8,2 persen dibandingkan dnegan capaian pada Desember 2019.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menyebutkan bahwa sepanjang tahun lalu, nilai ekspor furniture nasional menembus hingga US$1,69 milliar atau naik 4 persen dibanding perolehan tahun sebelumnya. Industri kerajinan di Indonesia jumlahnya cukup banyak, yakni lebih dari 700.000 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.32 juta orang. Gati menambahkan pandemic covid-19 juga memberikan dampak terhadap ketersediaan dan harga bahan baku pelaku IKM furniture dan kerajinan mengalami kenaikan akibat volume impor yang menurun. Sementara itu, perusahaan IKM mematuhi protokol Kesehatan dengan menerapkan pembatasan sosial atau

social distancing. Hal ini kemudian mengakibatkan perusahaan memangkas produksinya dan

membatasai jumlah karyawan yang bekerja.

Gambar 1. Perajin menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan (bisnis.com, 2021)

(4)

Pipiti (besek) merupakan salah satu hasil produksi dari anyaman bambu. Produk ini dapat digunakan sebagai tempat untuk menyimpan aneka makanan. Walaupun jaman sekarang banyak yang menggunakan kardus, akan tetapi besek tetap banyak digunakan di masyarakat. UMKM Oman Bambu merupakan salah satu industri barang kerajinan yang memproduksi berbagai macam kerajinan dari anyaman bambu, diantaranya adalah besek.

Aktivitas produksi yang dilakukan di industri tersebut terbilang masih sederhana yang Sebagian besar pengerjaannya tidak menggunakan bantuan mesin serta tidak tersedia sarana atau prasarana yang memadai seperti tidak adanya tempat duduk, meja maupun penopang lainnya yang ergonomis. Hal tersebut dapat memicu ketidaknyamanan dalam bekerja hingga menurunkan produktivitas kerja. Pekerjaan berulang yang dilakukan dengan cara yang kurang sesuai dengan standar ergonomis dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal pada pekerja.

Musculoskeletal disorders (MSDs) umumnya terjadi tidak secara langsung melainkan

penumpukan-penumpukan cidera benturan kecil dan besar yang terakumulasi secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Yang diakibatkan oleh pengangkatan beban saat kerja, sehingga menimbulkan cidera dimulai dari rasa sakit, nyeri, pegal-pegal pada anggota tubuh, MSDs merupakan suatu istilah yang memperlihatkan bahwa adanya gangguan pada sistem

musculoskeletal.

Diara Devi T, dkk (2017), dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis faktor risiko keluhan Musculoskeletal disorders (MSDs) pada aktivitas pengangkutan beras di PT Buyung Poetra Pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko usia (ρ = 0.002) dan masa kerja (ρ = 0.033) berhubungan signifikan dengan keluhan MSDs, sedangkan IMT, kebiasan merokok, lama kerja, beban yang diangkut dan tingkat risiko ergonomic tidak berhubungan. Faktor risiko beban yang diangkut merupakan daktor dominan timbulnya keluhan MSDs.

Aulia Tjahayuningtyas (2019) mengemukakan bahwa keluhan MSDs dipengaruhi oleh faktor internal (usia, masa kerja, kebiasaaan olah raga dan indeks massa tubuh) dan faktor eksternal (posisi kerja dan beban kerja). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa masa kerja dan beban kerja pada bagian memasak memiliki hubungan dengan keluhan MSDs pada pekerja di sector informal. Keluhan MSDs sendiri paling banyak dirasakan oleh pekerja informal tersebut pada bagian pergelangan tangan kanan (86%) dan kaki kanan (68%).

Berdasarkan penelitian Nur Susanti, dkk (2021), dari kegiatan sebelum (pre) dan sesudah (post) Penyuluhan Fisioterapi pada sikap ergonomis untuk mengurangi terjadinya MSDs di komunitas keluarga desa kebojongan kecamatan Comal kabupaten Pemalang dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan mengenai pemahaman tentang peran fisioterapi tentang Sikap Ergonomis dan gangguan pada MSDs setelah dilakukan penyuluhan ini.

Penelitian sebelumnya berfungsi untuk Analisa dan memperkaya pembahasan penelitian serta membedakannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini disertakan tiga jurnal penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan konsep keluhar

(5)

Musculoskeletal disorders dan Ergonomi. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Risiko Musculoskeletal Disorders pada Postur Kerja Proses Perakitan Pipiti (Besek)”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada tiga (3) orang operator proses perakitan dengan menggunakan Nordic body map. Penelitian dilakukan di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Oman Bambu, Teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan cara melakukan wawancara, observasi langsung, kuesioner dan dokumentasi. Objek dalam penelitian ini adalah produk pipiti (besek).

Gambar 2. Diagram alir metodologi penelitian (Olah data, 2021)

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN UMKM Oman Bambu

UMKM Oman Bambu merupakan suatu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berada di Jl. Paniis Hilir Tasikmalaya yang memproduksi berbagai produk anyaman bambu. Usaha ini didirikan pada tahun 1982 sampai sekarang oleh bapak Oman, dengan kemauan untuk memiliki usaha pribadi. Mulanya pak Oman sebagai pengrajin bambu dari pengusaha kerajinan bambu lain di kota Bandung, setelah bekerja sekitar lima (5) tahun berkeinginan untuk mendirikan usaha kerajinan bambu milik sendiri.

Gambar 3. UMKM Oman Bambu (UMKM Oman Bambu, 2021)

Visi perusahaan adalah menjadi pengusaha dengan kerajinan tangan berbahan dasar bamboo yang dikenal dalam negeri maupun di mancanegara dengan inovasi baru dan kualitas yang baik. Adapun misinya, sebagai berikut:

1. Memenuhi pesanan pelanggan dengan tepat waktu serta kualitas yang baik. 2. Menciptakan produk yang bermanfaat, menarik dan ramah lingkungan. 3. Menciptakan produk dengan inovasi baru dan memiliki nilai seni.

4. Mengikutsertakan produk hasil kerajinan tangan dalam bazar dan pameran dagang. 5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikuti pelatihan agar tercipta

SDM yang handal dan memiliki kreativitas tinggi.

6. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan pelanggan, pemasok dan pihak terkait lainnya.

UMKM ini menerapkan sistem produksi make to order, dimana proses pembuatan produk berdasarkan pesanan dari konsumen. Target utama dari produk anyaman bambu dari usaha ini yaitu distributor produk anyaman bamboo dari kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang dan Surabaya serta konsumen perorangan (end user).

(7)

Usaha Oman Bambu ini memiliki berbagai macam produk yang diproduksi, diantaranya penampanan dan tatakan gelas; keranjang makanan; keranjang pakaian; rak susun; kap lampu gantung; pot bunga; rantang susun; pipiti (besek); tudung saji. Kap lampu gantung adalah produk yang paling banyak dipesan oleh pelanggan.

Gambar 4. Logo UMKM Oman Bambu (Sumber: UMKM Oman Bambu, 2021)

Produk Pipiti (Besek)

UMKM Oman Bambu memiliki beberapa produk yang dihasilkan, salah satunya pipiti (besek). Produk pipiti terbuat dari bahan baku bambu apus (awi tali). Produk ini dapat digunakan sebagai tempat untu menyimpan makanan. Walaupun jaman sekarang banyak yang menggunakan kardus, akan tetapi besek tetap banyak digunakan di masyarakat. Bambu yang dipilih dan digunakan yaitu bambu yang kuat, tidak menggunakan bambu yang terlalu muda namun juga tidak terlalu tua karena akan sulit untuk dibentuk. Selain itu bambu yang dipilih yaitu bambu yang memiliki ruas saling sejajar untuk memudahkan proses pemotongan.

Proses pembuatan pipiti (besek) dimulai dari proses pemilihan bahan baku, pengukuran kemudian pemotongan untuk lembar anyaman dan bingkai. Proses keempat setelah pemotongan bamboo yaitu penghalusan dengan menggunakan pisau raut untuk menghilangkan serat pada bamboo. Proses selanjutnya yaitu penjemuran selama satu hingga tiga hari, penganyaman, perakitan menggunakan lem korea dan proses terakhir yaitu finishing. Proses finishing dilakukan dengan pengecatan menggunakan cat kayu transparent berbahan Nitrocellulose (NC). Alasan penggunaan cat kayu tersebut karena lebih cepat kering, mudah diaplikasikan serta menghasilkan lapisan yang halus dan jernih pada permukaan produk.

(8)

Gambar 5. Proses Finishing Pipiti (besek) (Sumber: UMKM Oman Bambu, 2021)

Data Responden

Responden yang dijadikan sampel adalah operator proses perakitan Pipiti (besek) sejumlah 3 orang, dari 10 orang pekerja. Jam kerja yang mereka jalani selama 8 jam per hari mulai dari pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam yaitu pukul 12.00 – 13.00 WIB. Operaror diharuskan bekerja lembur dengan waktu yang tidak ditentukan apabila target produksi belum tercapai. Ketiga operator tersebut adalah Enang Ruhimat, Ridwan dan Iwan Ahmad.

Tabel 1. Profil Responden (Olah Data, 2021)

No. Nama Operator Usia (Tahun) Telah Bekerja (Tahun)

1 Enang Ruhimat 32 15

2 Ridwan 30 12

3 Iwan Ahmad 28 9

Postur Kerja Proses Perakitan

Bagian perakitan merupakan bagian produksi yang dinilai memiliki tingkat cedera dan keluhan musculoskeletal yang cukup tinggi. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan MSDs pada pekerja diakibatkan karena posisi kerja yang tidak ergonomis, tidak nyaman, sering melakukan Gerakan berulang serta dilakukan dalam waktu yang cukup lama, dengan kondisi tersebut maka dapat mengakibatkan bagian tubuh tertentu terasa sakit.

Posisi tubuh saat pekerja melakukan proses perakitan pipiti (besek) yaitu duduk membungkuk 15 derajat hingga 45 derajat terhitung dari posisi punggung yang tegak dan posisi

(9)

lutut yang menekan ke arah dada. Posisi tersebut dilakukan secara berulang dengan waktu kerja normal atau lembur.

Tabel 2. Posisi Kerja Proses Perakitan (Olah data, 2021)

No. Posisi Tubuh Sakit yang Dirasakan

1. Berjongkok Bagian punggung, bahu kanan, paha, lutut dan betis.

Sudut yang terbentuk sebesar 37 derajat yang menunjukkan terjadi gerak fleksi pada bagian punggung. Dan sudut 23 derajat pada leher.

2. Membungkuk Bagian punggung belakang bagian bawah dan atas leher.

Sudut yang terbentuk sebesar 32 derajat yang menunjukkan terjadi gerak fleksi pada bagian punggung. Dan sudut 21 derajat pada leher.

3. Menundukkan kepala Bagian atas dan bawah leher.

Sudut yang terbentuk sebesar 40 derajat pada punggung dan 40 derajat pada leher yang menunjukkan terjadinya gerak fleksi pada bagian punggung dan leher operator.

Operator perakitan membuat berbagai jenis produk sesuai dengan pesanan pelanggan. Waktu yang dibutuhkan operator untuk membuat produk tergantung dari ukuran dan jenis produk, mulai dari 5 menit sampai 15 menit untuk 1 produk. Dalam 1 hari shift dihasilkan hinga 80 produk tergantung dari jenis produk yang dibuat.

(10)

Posisi kerja tersebut merupakan posisi kerja yang buruk untuk tulang belakang karena posisi jongkok dengan kemiringan condong kedepan hingga 70 derajat dapat meningkatkan kelelahan dan keluhan seperti low back pain yang ditandai dnegan rasa nyeri pada bagian punggung.

Hasil Kuesioner Nordic Body Map (NBM)

Kuesioner NBM diberikan kepada 3 operator untuk kemudian diisi mengenai bagian mana saja yang dirasakan adanya keluhan atau rasa sakit dengan memberikan tanda centang pada setiap otot skeletal sesuai yang tercantum dalam lembar NBM.

Tabel 3. Kuesioner Nordic Body Map (Olah data, 2021)

TS AS S SS

0 Sakit kaku di bagian leher bagian atas √

1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah √

2 Sakit di bahu kiri √

3 Sakit di bahu kanan √

4 Sakit lengan atas kiri √

5 Sakit di punggung √

6 Sakit lengan atas kanan √

7 Sakit pada pinggang √

8 Sakit pada bawah pinggang √

9 Sakit pada pantat √

10 Sakit pada siku kiri √

11 Sakit pada siku kanan √

12 Sakit lengan bawah kiri √

13 Sakit lengan bawah kanan √

14 Sakit pada pergelangan tangan kiri √ 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan √

16 Sakit pada tangan kiri √

17 Sakit pada tangan kanan √

18 Sakit pada paha kiri √

19 Sakit pada paha kanan √

20 Sakit pada lutut kiri √

21 Sakit pada lutut kanan √

22 Sakit pada betis kiri √

23 Sakit pada betis kanan √

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri √ 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan √

26 Sakit pada kaki kiri √

27 Sakit pada kaki kanan √

No Jenis Keluhan Respon

Lembar Pengamatan

Nama : Enang Ruhimat Umur : 32 tahun Berat Badan : 60 kg

Berat Beban : 50 gr Lama Bekerja : 15 tahun Waktu Bekerja : 08:00 s/d 16:00

(11)

Rangkuman kuesioner Nordic Body Map diperoleh dari pengisian langsung pada kuesioner oleh operator yang melakukan aktivitas perakitan pipiti (besek). Berikut rangkumannya.

Gambar 6. Rangkuman persentase hasil kuesioner Nordic Body Map (Olah data, 2021)

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa setiap operator mengalami keluhan pada beberapa anggota tubuh setelah melakukan aktivitas perakitan. Sumbu X menunjukkan jenis keluhan yang dirasakan oleh operator dan sumbu Y menunjukkan persentase dari jumlah operator yang merasakan keluhan tersebut.

Potensi penyakit

Posisi kerja yang dilakukan operator perakitan dalam melakukan pekerjaannya yaitu berjongkok, membungkuk dan menundukkan kepala. Posisi kerja yang keliru serta dilakukan dengan tetap dalam rentang waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan terjadinya risiko musculoskeletal disorders. Pada situasi seperti itu otot akan merasa Lelah sehingga perlu dilakukan perubahan posisi untuk meminimalisir permasalahan tersebut dan mengurangi keletihan kerja. Berikut merupakan beberapa potensi keluhan atau penyakit yang dialami operator perakitan, diantaranya:

1. Cervical syndrome

Serangkaian gangguan yang disebabkan oleh perubahan tulang belakang leher dan jaringan lunak yang mengelilinginya. Gangguan tersebut menyebabkan nyeri, sakit kepala dan leher yang kaku.

(12)

Gambar 7. Cervical Syndrome (Sasana. Physio, 2021) 2. Stiff neck (kaku leher)

Terjadi karena adanya penarikan otot trapezius pada saat menunduk dan hentakan secara tiba-tiba.

Gambar 8. Stiff Neck (Wakefit.co, 2021) 3. Frozen shoulder (Bahu beku)

Terjadi karena adanya penarikan pada otot deltoid yang cukup lama sehingga bahu susah digerakkan.

Gambar 9. Frozen Shoulder (makariwellness.com, 2021) 4. Low back pain

Nyeri yang dirasakan pada daerah punggung bawah, nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.

(13)

Gambar 10. Low back pain (healinghandsosteopathy.com, 2021)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, melihat jenis keluhan yang paling dominan, tingkat keluhan yang tinggi atau sangat sakit serta potensi penyakit yang terjadi pada operator perakitan UMKM Oman Bambu. Maka dapat disimpulkan bahwa bagian tubuh yang perlu difokuskan untuk melakukan tindakan perbaikan kerja diantaranya adalah leher bagian atas, leher bagian bawah, bahu, punggung dan pinggang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh klasifikasi tingkat risiko otot skeletal dari total skor individu yaitu sebesar 51 yang berarti berada pada kategori sedang. Artinya bahwa tingkat risiko dari aktivitas perakitan pipiti (besek) memerlukan tindakan di kemudian hari. Siklus dan posisi kerja yang tidak ergonomis serta dilakukan secara berulang dapat menimbulkan risiko musculoskeletal disorders. Potensi penyakit yang diakibatkan oleh MSDs yaitu cervical syndrome, stiff neck, frozen shoulder dan

low back pain.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Assauri, Sofjan. 2016. Manajemen Operasi Produksi (Pencapaian Sasaran Organisasi Berkesinambungan) Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[2] G. Santoso. 2013. Ergonomi Terapan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

[3] Hartono, Jogiyanto. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. BPFE. Yogyakarta.

[4] Lientje Setyawati K.M., 2011, Selintas tentang Kelelahan Kerja, Amara Books, Yogyakarta.

(14)

[6] Ng, E., Swapna dkk. 2011. Classification of Normal, Neuropathic, and Myopathic Electromyograph Signal Using Non Linear Dynamyc Method. Journal of Medical Imaging and Health Informatic, 375-380.

[7] Saputra, W. E. 2012. Gambaran Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

[8] Sugianto, Danang. 2019. Detik Finance: Kinerja Seret, Industri Manufaktur Harus Apa? [online], (https://finance.detik.com/industri/d-4674325/kinerja-seret-industri-manufaktur-harus-apa, diakses pada 17 Oktober 2020)

[9] Suma’mur, PK. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto. [10] Susihono, Wahyu dan Prasetyo Wahyu. 2012. Perbaikan Postur Kerja untuk Mengurangi

Keluhan Muskuloskeletal dengan Pendekatan Metode OWAS. Ciregon: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[11] Vachhani, Tirth R., Sawant, Sneha K., Pataskar, Smita. 2016. Ergonomics Risk Assessment of Musculoskeletal Disorder on Construction Site. Journal of Civil Engineering and Environmental Technology, 228-231.

Gambar

Gambar 1. Perajin menyelesaikan pembuatan kursi berbahan rotan   (bisnis.com, 2021)
Gambar 2. Diagram alir metodologi penelitian  (Olah data, 2021)
Gambar 3. UMKM Oman Bambu  (UMKM Oman Bambu, 2021)
Gambar 4. Logo UMKM Oman Bambu  (Sumber: UMKM Oman Bambu, 2021)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari Uji Reliabilitas yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha setiap variabel independen yaitu Persepsi Kemudahan (X1), Persepsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perencanaan dan pengelolaan keuangan (anggaran) ibu rumah tangga dalam mengatasi konsumerisme keluarga saat terjadi

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri yang melaju pesat, sumber air baku PT Watertech Estate Cikarang yang berasal dari saluran Tarum

Makanan dan zat gizi yang terkandung di dalam makanan yang yang berguna bagi kesehatan dan di konsumsi ibu pada saat hamil disebut ….. Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah makanan

Hal tersebut dapat dipengaruhi karena TDS di Sungai Cisadane diduga didominasi dari zat organik yang berasal dari limbah domestik, sehingga tingginya nilai TDS tidak

Hal yang dapat dipahami dari teori Rene Descrates yaitu bahwa kesadaran dalam menjalani hidup, dan mencintai kebenaran yang selalu dicari oleh Rene Descrates. Pemikiran ini

Konsep pelapisan untuk pengawetan fungsi komponen yang tahan lama.Lapisan zinc alloy original dengan pasif kromat kuning atau hitam (Zinc-Iron Coating C dan Zinc-Iron

3.Perancangan dan analisis Secara garis besar, tahapan metode penelitian yang dilakukan adalah metode untuk menganalisis penyadapan pada jaringan website dengan