• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Prinsip Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelaksanaan Prinsip Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Prinsip Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Langgudu

Kabupaten Bima

Firmansyah1, Arif Budiman2, Muhamadong3, Hendra4, Firliah Rizkiani5

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima Korespondensi email; 1fsyah1356@gmail.com

ABSTRAKSI

Arikel ini didasari dari hasil penelitian dengan judul Pelaksanaan Prinsip Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima Kabupaten Bima. Adapun masalah yang di angkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pelaksanaan prinsip kesederhanaan, prinsip kejelasan, prinsip ketepatan waktu dan prinsip keterbukaan dalam memberikan pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima ?Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prinsip kesederhanaan, prinsip kejelasan, prinsip ketepatan waktu dan prinsip keterbukaan dalam memberikan pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima.Berdasarkan hasil pembahasan, menunjukkan bahwa Pelayanan Publik Oleh Aparatur Kecamatan Terhadap Kepuasan Masyarakat pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima, sudah berjalan dengan baik. Hal ini, dapat dilihat dari : Dari pembahasan sebelumnya, dapatlah penulis simpulkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Berdasarkan variabel kejujuran sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan, transparansi dalam pelayanan, sikap karyawan dalam pelayanan, maupun kesetiaan dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan. (2) Berdasarkan variabel tanggung jawab pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik ketepatan dalam pelayanan, pelemparan tanggung jawab, pemeliharaan dan penggunaan pasilitas kantor, maupun menyadari kepentingan publik, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik. (3) Berdasarkan variabel disiplin dalam pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik ketaatan pada peraturan yang berlaku, pelaksanaan tugas sesuai jam kerja, kesediaan untuk menerima keluhan (karyawan belum tanggap terhadap keluhan pengguna jasa), maupun kesungguhan karyawan dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan. (4) Berdasarkan variabel diskriminasi pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik tindakan pilih kasih dalam pelayanan maupun posisi masyarakat dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan. (5) Berdasarkan indikator keikhlasan dalam pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik kerja tanpa pamrih, kerja tidak mengharapkan balas jasa, kerja secara totalitas, dan kerja dengan loyalitas, maka rata-rata hasilnya sudah cukup baik.

(2)

PENDAHULUAN

Pelayanan publik di Indonesia kurang dibahas secara luas dan tuntas sebagaimana terdapat di negara maju, meskipun telah disadari bahwa salah satu kelemahan dasar dalam pelayanan publik di Indonesia adalah masalah pertangungjawaban. Evaluasi sering dilihat sebagai elemen yang kurang berkaitan dengan dunia pelayanan publik. Padahal, dalam literatur tentang pelayanan publik dan administrasi publik, evaluasi merupakan salah satu elemen yang sangat menentukan kepuasan publik yang dilayani sekaligus keberhasilan organisasi pelayanan publik itu sendiri.

Elemen ini harus diperhatikan dalam setiap fase pelayanan publik mulai dari penyusunan kebijakan pelayanan, struktur organisasi pelayanan, sampai pada manajemen pelayanan untuk mencapai tujuan akhir dari pelayanan tersebut. Dalam konteks ini, pusat perhatian ditujukan kepada aktor yang terlibat dalam setiap fase, termasuk kepentingan aktor-aktor tersebut, apakah para aktor telah benar-benar mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan-kepentingan yang lain. Misalnya, dengan menggunakan nilai-nilai moral yang berlaku umum (six great ideas) seperti nilai kebenaran (truth), kebaikan (goodness), kebebasan (liberty), kesetaraan (equality), dan keadilan (justice), kita dapat menilai apakah para aktor tersebut jujur atau tidak dalam penyusunan kebijakan, adil atau tidak adil dalam menempatkan orang dalam unit dan jabatan yang tersedia, dan bohong atau tidak dalam melaporkan hasil manajemen pelayanan.

Evaluasi dalam pelayanan publik, sulit ditelusuri dan dipersoalkan karena adanya kebiasaan masyarakat kita melarang orang “membuka rahasia” atau mengancam mereka yang mengadu. Sementara itu, kita juga menghadapi tantangan ke depan semakin berat karena standard penilaian evaluasi pelayanan terus berubah sesuai perkembangan paradigmanya. Dan secara substantif, kita juga tidak mudah mencapai kedewasaan dan otonomi berevaluasi karena penuh dengan dilema. Karena itu, dapat dipastikan bahwa pelanggaran moral atau evaluasi dalam pelayanan publik di Indonesia akan terus meningkat.

Faktor manusia dalam pemberian layanan sangat berpengaruh terhadap kepuasaan yang dilayani. Untuk itu, maka dalam memberikan layanan hendaknya mengacu pada hal-hal berikut: kepuasaan total Masyarakat; menjadikan kualitas sebagai tujuan utama dalam pelayanan; membangun kualitas dalam sebuah proses; menerapkan filosofi, berbicara berdasarkan fakta; dan menjalin kemitraan baik internal maupun eksternal.

Bagi para pegawai, pelayan selain dituntut menggunakan acuan seperti disebutkan di atas, juga diharapkan memahami apa itu kualitas pelayanan; memahami transformasi manajemen kualitas; mengaplikasikan konsep kualitas dalam manajemen; mengevaluasi praktek-prakter manajemen; dan terakhir yakni evaluasi pelayanan publik.

Berdasarkan uraian dari latar belakang mengenai sistem administrasi perkantoran tidak terlepas dari permasalahan yang penulis

(3)

angket dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima ?Tanaman Pangan dalam penyuluhan kelompok tani di Desa Runggu Kecamatan Belo Kabupaten Bima?.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pelaksanaan Pelayanan

Kata pelaksanaan merupakan peran utama dalam merealisasikan segala aktivitas suatu organisasi yang di tentukan dalam sebuah perencanan. Maka berikut ini penulis dapat mengemukakan pengertian pelaksanaan yang dikutip dari seorang ahli, sebagai berikut :

The Liang Gie (dalam Suhardin (2006 : 6), mengatakan “pelaksanaan adalah usaha-usaha yang dilakukan, semua rencana-rencana dan kebijaksanaan yang telah ditentukan dan dirumuskan sebelumnya dengan melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukakan, siapa yang akan melaksankan, dimana pelaksanaan, kapan waktu dimulai dan berakhirnya, dan bagaimana cara dilaksanakan. Pelaksanaan sebagai fungsi manajemen erat kaitannya dengan fungsi perencanaan, pengawasan,pengendalian, pengorganisasian. Karena itu pelaksanaan akan terlaksana dengan baik bila semua fungsi manajemen juga berjalan baik. Adapun pengertian pelaksanaan yang dikemukakan beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Harold Koontz dan O. Donnell (dalam Hasibuan, 2001: 27), mendefinisikan pelaksanaan adalah sebagai berikut: “Pelaksanaan adalah hubungan antara aspek individu-individu yang di timbulkan oleh adanya pengaturan terhadap

bawahan-bawahan untuk dapat di mengerti dan pembagian pekerjaan yang efektif dan efisien untuk tujuan nyata”.

Kata pelaksanaan dalam bahasa inggris berarti “implementation”, sedangkan dalam dalam bahasa Indonesia kata implementsi berarti pelaksanaan atau penerapan, seperti yang di kemukakan Poerwadarminta dalam karyanya Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 192), implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.

“Implementasi adalah upaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan mempergunakan sarana dan menurut urutan waktu tertntu. Implementasi mencakup seluruh kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh berbagai ragam pelaku dengan menggunakan beraneka ragam peralatan, sehingga sasaran yang di kehendaki dapat tercapai”.

Kata pelaksanaan bisa juga pergerakan, dimana pergerakan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu organisasi dapat berjalan.

George R.Terry (Lubis, 1985), mengemukakan bahwa pergerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok mau berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan organisasi.

Dari pengertian yang dipaparka diatas jelas bahwa yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah upaya mengimplemntasikan rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan, menggerakan semua anggota organisasi untuk berkerja sama guna mencapai tujuan yang

(4)

dimaksud yang diingikan berjalan secara iefektif dan efisien.

Sejalan dengan yang diutarakan diatas, dalam Ensiklopedi Administrasi dikemukakan pengertian efktifitas pelaksanaan adalah melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan siapa yang akan melaksanakan, dimana tempat pelaksanaan, kapan waktu di mulainya dan berakhirnya, dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan.

Dr. H. Hamzah Ya’kub (1984 : 65) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan pelayanan adalah segala usaha yang diberikan sesuai dengan kapasitas orang yang memberikan untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan umum.

Drs. WJ. S Poerwadar Minta, memberikan terjemahan pelayanan yakni “melayani, memberi atau diberikan”. (1980 : 467) Sedangkan pelayanan (Kamus besar bahasa indonesia 1994 : 504) adalah cara melayani seseorang secara langsung sehubungan dengan memenuhi kebutuhan orang lain. “Pelayanan menurut Samsir Rambe, B.sc. Drs. Wahyu lay adalah melayani keperluan masyarakat dengan cepat dan tepat”.

Dari pendapat itu dapat dijelaskan bahwa pelayanan merupakan suatu cara melayani, membantu, menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang. Dalam hal ini memerlukan kemampuan dan keterampilan melayani, sebab yang dilayani adalah masyarakat yang mempunyai karakteristik yang beraneka ragam budaya, bahasa dan kepentingan serta status sosial. Melayani orang bukan pekerjaan yang mudah dan bukan

pekerjaan yang sementara waktu melainkan proses selama manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupan.

Konsep Pelayanan Publik

Dalam arti yang sempit, pelayanan publik adalah suatu tindakan pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka tanggung jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat, berdasarkan jenis dan intensitas kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat dan pasar. Konsep ini lebih menekankan bagaimana pelayanan publik berhasil diberikan melalui suatu delivery system yang sehat. Pelayanan publik ini dapat dilihat sehari-hari di bidang administrasi, keamanan, kesehatan, pendidikan, perumahan, air bersih, telekomunikasi, transportasi, bank, dsb. Sedangkan dalam arti yang luas konsep pelayanan publik (public service) identik dengan public administration yaitu berkorban atas nama orang lain dalam mencapai kepentingan publik (Perry, 1989). Dalam konteks ini pelayanan publik lebih dititik beratkan kepada bagaimana elemen-elemen administrasi publik seperti policy making, Karumbuin organisasi, dan proses manajemen dimanfaatkan untuk mensukseskan pemberian pelayanan publik, dimana pemerintah merupakan pihak provider yang diberi tanggung jawab

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan evaluasi

(5)

pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu Kabupaten Bima. Penelitian atau metode deskriptif menurut Suharsimi Arikunto (2000 : 309) sebagai berikut : “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”Penggambaran atau deskriptif dimaksudkan dalam penelitian, di mana penulis akan menguraikan dan menggambarkan serta menganalisis tentang tanggapan informan akan maksud penelitian PEMBAHASAN

Terdapat 5 (lima) variabel yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu: pertama, kejujuran dalam pelayanan; kedua, tanggung jawab pelayanan; ketiga, disiplin dalam pelayanan; keempat, diskriminasi pelayanan; dan kelima, keikhlasan dalam pelayanan.

1. Kejujuran dalam pelayanan

Kejujuran dalam pelayanan indikator-indikatornya sebagai berikut: pertama, tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan; kedua, transparansi dalam pelayanan; ketiga, sikap karyawan dalam pelayanan; dan keempat, kesetiaan dalam pelayanan.

Untuk mengetahuai bagaimana implementasi dari keempat indikator kejujuran dalam pelayanan tersebut, akan terlihat dengan jelas sebagaimana tanggapan informan yang akan disajikan dalam bentuk hasil wawancara-wawancara berikut.

1) Tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan

Indikator pertama dari kejujuran dalam pelayanan yakni tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan.

Kejujuran bagi manusia jaman sekarang adalah sesuatu harta yang sangat sulit dicari. Meskipun banyak yang mengangap tidak bernilai, tapi ini kejujuran adalah nilai lebih dari setiap manusia yang berbeda. Begitu sulitnya menemukan kejujuran, bahkan meskipun perut sudah penuh dengan makanan.

Untuk mengetahui bahwa karyawan tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu, hasil olah kuesioner berikut akan menggambarkan tanggapan responden dengan jelas.

Berdasarkan pada tabel 1 tersebut, maka tampak bahwa keadaan tanggapan responden tentang karyawan tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu mayoritas atau dominan responden menjawab sangat baik dengan jumlah responden yang memberikan tanggapan sangat baik sebanyak 20 orang dari total 50 orang responden atau mencapai 40%.

Berarti dengan demikian, karyawan tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu dinilai sangat baik.

Hasil yang diperoleh di atas didukung pula dengan hasil wawancara dengan Muhammad Rizal Mukhlis,S.Sos sebagai salah seorang masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

(6)

“Alhamdulillah, saya melakukan pengurusan administrasi di kantor ini, saya menilai petugas tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan. Artinya, mereka tetap santun dan tidak sewenang-wenang. Tidak saling caplok tugas karyawant lainnya. Ini pengalaman saya, dan saya tidak tahu kalau orang lain ” (Hasil Wawancara 5 Juni 2020).

Hasil wawancara lain dengan Bapak Idris H. Muhammad sebagai salah seorang masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

“Menurut saya, wewenang harus dilaksanakan dengan baik. Jadi tidak boleh menyalahgunakan wewenang dalam hal apapun termasuk dalam pelayanan. Pengalaman dan pengamatan saya, karyawan di sini melaksanakan tugas sesuai dengan bagiannya masing-masing. Sehingga kami yang melakukan pengurusan merasa aman dan nyaman” (Hasil Wawancara, 6 Juni 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas menggambarkan bahwa karyawan tidak menyalahg unakan wewenang dalam pelayanan sebagai bentuk evaluasi pelayanan pada Kantor Camat Langgudu telah dilaksanakan dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa karyawan tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu dinilai informan sudah sangat sesuai aturan yang berlaku.

Kejujuran menempati kedudukan istimewa dalam ajaran agama manapun di

Indonesia. Adapun jenis pelayanan yang diurus masyarakat di Kantor Camat Langgudu, sebagai berikut:

a. Pelayanan tentang pembuatan surat pengantar KTP saja.

b. Pelayanan yang dilakukan untuk segala hal kebutuhan masyarakat, dalam hal ini menjaga sewaktu-waktu keinginan masyarakat untuk mendatangi Kantor Camat Langgudu.

2) Transparansi dalam pelayanan

Indikator kedua dari kejujuran dalam pelayanan yakni transparansi dalam pelayanan. Keterbukaan merupakan salah satu bentuk kejujuran seseorang dalam memberikan pelayanan kepada publik. Jujur adalah merupakan doa dan nafas bagi setiap manusia yang melakukannya. Sehingga tidak ada alasan satupun ataupun bagi manusia berbuat sebuah kejujuran. Mulailah dengan nafas, kemudian doa.

Untuk mengetahui bahwa karyawan transparansi dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu, hasil olah kuesioner berikut akan menggambarkan tanggapan responden dengan jelas.

Hasil wawancara dengan Hj. St. Saodah sebagai salah seorang Masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

“Saya kira, karyawan di sini sangat terbuka dalam memberikan pelayanan. Bahkan, biaya-biaya administrasi yang harus kami bayar, telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Urusan mahal itu relatif menurut saya. Tapi, yang pasti dan jelas karyawannya terbuka” (Hasil Wawancara 6 Juni 2020)

(7)

Hasil wawancara lain dengan Safran sebagai salah seorang Masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

“Saya tidak sedang subyektif. Menurut saya, para karyawannya sangat terbuka. Mungkin hal ini terjadi, karena tempat pelayanan mereka yang terbuka. Maksud saya, tidak dalam satu kamar masing-masing. Tapi ini baru pengalaman dan pengamatan saya. Mungkin saja, bagi orang lain dan kesempatan lain, mereka tidak terbuka. Tapi, untuk sementara yang saya rasakan sangat terbuka” (Hasil Wawancara, 7 Juni 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas menggambarkan bahwa karyawan secara transparansi dalam pelayanan sebagai bentuk evaluasi pelayanan pada Kantor Camat Langgudu telah dilaksanakan dengan baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa karyawan transparansi dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu dinilai informan sudah sangat sesuai aturan yang berlaku.

Transparansi atau keterbukaan, dalam arti prosedur atau tatacara, persyaratan, satuan kerja, pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum. Waktu penyelesaian dan rincian biaya wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat.

3) Sikap karyawan dalam pelayanan

Indikator lain dari kejujuran dalam pelayanan selain tidak menyalahgunakan

wewenang dalam pelayanan dan transparansi dalam pelayanan yakni sikap karyawan dalam pelayanan. Sikap adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dalam cara yang tertentu atau menurut saluran- saluran tertentu. Sikap adalah cara betingkah laku yang karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang dan rombongan-rombongan. Untuk mengetahui bahwa sikap karyawan dalam pelayanan sebagai bentuk kejujuran dalam pelayanan pada Kantor Camat Langgudu, hasil olah kuesioner berikut akan menggambarkan tanggapan responden dengan jelas.

2. Tanggung jawab pelayanan

Tanggung jawab pelayanan indikator-indikatornya sebagai berikut: pertama, ketepatan dalam pelayanan; kedua, pelemparan tanggung jawab; ketiga, pemeliharaan dan penggunaan fasilitas kantor; dan keempat, menyadari kepentingan publik. Untuk mengetahuai bagaimana implementasi dari keempat indikator tanggung jawab dalam pelayanan tersebut, akan terlihat dengan jelas sebagaimana tanggapan informan yang akan disajikan dalam bentuk hasil wawancara-wawancara berikut.

1) Ketepatan dalam pelayanan

Indikator pertama dari tanggung jawab pelayanan yakni ketepatan dalam pelayanan. Memberikan pelayanan tersebut harus tepat sasaran dan tepat waktu, dan itu merupakan suatu tanggungjawab bagi pemberi pelayanan. Tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita lakukan agar kita menerima sesuatu yang dinamakan hak.Tanggung jawab merupakan perbuatan yang sangat penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena tanpa tanggung jawab, maka semuanya akan menjadi kacau. Salah satu bentuk tanggungjawab dalam pelayanan yakni ketepatan dalam pelayanan.

(8)

Hasil yang diperoleh di atas didukung pula dengan hasil wawancara dengan Bapak H.Abubakar sebagai salah seorang Masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

“Saya beberapa kali mengurus administrasi kebutuhan saya di sini. Ada kalanya tepat waktu, tapi tidak jarang tidak tepat waktu terutama jika surat itu harus ditandatangani oleh Camat Langgudu. Apalagi, kalau Pak Camat lagi rapat atau ada kegiatan Kantor. Tapi, pada beberapa kali saya melakukan pengurusan, saya nilai cukup tepat waktu dalam penyelesaiannya” (Hasil Wawancara 5 Juni 2020)

Hasil wawancara lain dengan H.Ibrahim sebagai salah seorang Masyarakat yang melakukan pengurusan pada Kantor Camat Langgudu, hasilnya sebagai berikut:

“Ya maunya kami yang mengurus surat-surat administrasi tepat waktu dalam penyelesaiannya. Tapi tetap ada kendala. Misalnya, lagi mati lampu. Pejabat yang kita butuhkan lagi tugas luar. Namun, ada juga yang menjengkelkan, mereka sering tinggalkan tugas, misalnya pergi makan-makan di luar yang cukup lama” (Hasil Wawancara, 5 Juni 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas menggambarkan bahwa ketepatan dalam pelayanan sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan pada Kantor Camat Langgudu telah dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketepatan dalam pelayanan sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan pada Kantor Camat Langgudu dinilai informan sudah sangat sesuai aturan yang berlaku.

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi. 2) Pelemparan tanggung jawab

Indikator kedua dari tanggung jawab pelayanan selain ketepatan dalam pelayanan yaitu pelemparan tanggung jawab. Tidak semua orang dalam memberikan pelayanan selalu bertanggungjawab. Adakalanya, para pelayan tidak bertanggungjawab atau melemapar tanggung jawab tersebut kepada orang atau pihak lain. Bahkan tidak jarang yang melemparkan tanggung jawab kepada mesin atau komputer.

KESIMPULAN

Dari pembahasan sebelumnya, dapatlah penulis simpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan variabel kejujuran sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik tidak menyalahgunakan wewenang dalam pelayanan, transparansi dalam pelayanan, sikap karyawan dalam pelayanan, maupun kesetiaan dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan.

2. Berdasarkan variabel tanggung jawab pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik ketepatan dalam pelayanan, pelemparan tanggung jawab, pemeliharaan

(9)

dan penggunaan pasilitas kantor, maupun menyadari kepentingan publik, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik.

3. Berdasarkan variabel disiplin dalam pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik ketaatan pada peraturan yang berlaku, pelaksanaan tugas sesuai jam kerja, kesediaan untuk menerima keluhan (karyawan belum tanggap terhadap keluhan pengguna jasa), maupun kesungguhan karyawan dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan.

4. Berdasarkan variabel diskriminasi pelayanan sebagai wujud evaluasi pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik tindakan pilih kasih dalam pelayanan maupun posisi masyarakat dalam pelayanan, maka hasilnya dinilai informan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai yang diharapkan.

5. Berdasarkan indikator keikhlasan dalam pelayanan publik pada Kantor Camat Langgudu, baik kerja tanpa pamrih, kerja tidak mengharapkan balas jasa, kerja secara totalitas, dan kerja dengan loyalitas, maka rata-rata hasilnya sudah cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Wikrama I., Tranparansi (Artikel), Majalah Sinar, Jakarta, Tanggal 14 September 1996. Admosudirjo, Prajudi,1982, Administrasi dan Manajemen Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta

Ali, Faried, 1997, Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan Pemeritahan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Anoraga, Pandji, Tantangan Meningkatkan Profesionalisme (Artikel), Harian Merdeka, Jakarta, Tanggal 23 Januari1992.

Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, 2000, Metode

Penelitian Sosial (Terapan dan Kebijaksanaan), Jakarta.

Darwin, Muhajir, 1998, Teori Administrasi Publik, Diktat kuliah, S2 Administrasi Negara Fisipol UGM, Yogyakarta.

Fadillah, 2001, Pelayanan Publik Suatu Pengantar, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Faisal, Sanapiah, 1995, Format-format Penelitian Sosial, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta. Gunarya, Arlina, 1985, Dasar Metode Penelitian, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Handayaningrat, Soewarno, 1982, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen, Gunung Agung Jakarta.

Hardjoesoekarto, Sudarsono, 1994, Sistem Informasi Manajemen Suatu Pengantar, Gunung Agung Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Blended learning dalam aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan internet, intranet atau ponsel sebagai media berwawasan litersi digital dalam upaya mengawal

Sehingga penelitian ini akan ditujukan untuk mencari dan mengetahui pengaruh dimensi briket bioarang hasil kombinasi ukuran partikel bioarang dan kuat tekan terhadap

Dapatan Rosseni (2009) mengenai kesahan dan kebolehpercayaan soal selidik dalam siri yang sama tetapi versi berlainan, iaitu soal selidik eLSE versi 5.2, yang ditadbirkan

Variranje parametra brzine ugrijavanja pri sinteriranju (faktor C) ... Ispitivanje uzoraka ... Analiza uzoraka ... Provjera valjanosti modela ... Distribucija procijenjene

Projek akhir untuk para pelajar Diploma Rekabentuk Dalaman merupakan manifestasi terhadap kefahaman pelajar tentang seluruh aspek projek reka bentuk daiaman yang

Pada analisis soal Ujian Nasional SMP/MTs tahun 2013-2015 berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) pada penelitian ini adalah

Masalah ganti kerugian merupakan hal yang paling penting dalam proses pengadaan tanah. Ganti rugi adalah pemberian ganti atas kerugian yang diderita oleh pemegang hak

Sebagai sebuah purwarupa sistem berbasis aturan, sistem ini memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan. Untuk penelitian selanjutnya, terdapat beberapa