• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar untuk berkomunikasi dan terhubung dengan manusia lain. Manusia cenderung berkumpul dengan individu yang berpikiran sama, dimana mereka dapat saling berbagi cerita, ide, dan pengalaman (Wiley, 2010). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tidak jarang manusia menggunakan sebuah sarana yang mempermudahnya untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. (Wiley, 2010).

Menurut Mayfield (2008), media sosial sendiri adalah teknologi online yang memudahkan manusia berkomunikasi. Mayfield (2008) melanjutkan bahwa umumnya media sosial memiliki ciri sebagai berikut: (1) Participation, pengguna dapat saling berpartisipasi dan memberikan feedback; (2) Openness, layanan yang diberikan bersifat terbuka ke pengguna seperti voting, komentar dan informasi; (3) Conversation, interaksi yang terjadi dalam media sosial bersifat dua arah; (4) Community, media sosial memudahkan komunikasi antara individu yang memiliki ketertarikan yang sama seperti politik, fotografi, dan film; (5) Connectedness, media sosial umumnya berfokus pada keterhubungan dengan memberikan kesempatan penggunanya untuk dapat memperlihatkan alamat website pribadinya kepada orang lain.

Beberapa jenis media sosial yang sedang popular saat ini menurut Mayfield (2008) adalah: (1) Social networks, seperti Facebook, Myspace, dan Bebo, yang memungkinkan pengguna mereka untuk menciptakan halaman pribadi dan berkomunikasi serta berbagi informasi dan foto dengan teman mereka; (2) Blog,

(2)

yang memberikan fasilitas jurnal secara online; (3) Wiki, yang memungkinkan anggota mereka menyimpan dan mengedit informasi secara online untuk menciptakan dokumen atau database bersifat online; (4) Forum, yang berfungsi sebagai tempat untuk berdiskusi hal tertentu yang dapat dibagi menjadi bermacam-macam kategori, seperti hobi dan diskusi umum; (5) Content communities, seperti Youtube, Flickr dan Del.icio.us, yang memungkinkan penggunanya untuk saling berbagi hal-hal menarik seperti video dan foto; (6) Microblogging, seperti Twitter, yang merupakan penggabungan dari social network dan blog yang memungkinkan pengguna untuk menuliskan jurnal kecil dan saling berbagi informasi maupun foto.

Menurut Kim, Shim, dan Ahn (2011), dengan memberikan pengguna kesempatan untuk dapat berkomunikasi dengan orang dari jarak yang jauh, media sosial sudah menjadi trend yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan media sosial, seseorang dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan mereka sebagai makhluk sosial, selain berkomunikasi dengan sahabat pengguna mereka juga dapat menggunakan media sosial untuk tujuan pekerjaan atau bisnis (Kim, Shim, & Ahn 2011).

Menurut penelitian Kim, Shim, dan Ahn (2011), penggunaan media sosial didasari oleh motivasi, yang dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik mengarah kepada hasil atau manfaat yang diperoleh dari menjalankan suatu kegiatan, hasil atau manfaat yang diperoleh saat menggunakan media sosial seperti berkomunikasi dengan teman dan saling berbagi informasi atau hiburan (Kim, Shim, & Ahn 2011). Berlawanan dengan motivasi ekstrinsik, motivasi intriksik adalah kepuasan yang muncul dari diri sendiri saat menggunakan media sosial tanpa memandang dampak dari penggunaannya (Kim, Shim & Ahn 2011)

(3)

Termotivasi berarti adalah adanya dorongan untuk tergerak dan melakukan sesuatu (Deci & Ryan 2000). Deci dan Ryan (2000) juga menambahkan bahwa manusia yang tidak memiliki dorongan atau inspirasi untuk bertindak merupakan manusia yang tidak atau kurang termotivasi, sebaliknya seseorang yang bersemangat dan memiliki tujuan untuk bertindak dapat dikatakan sebagai manusia yang termotivasi. Manusia memiliki jenis motivasi yang berasal dari sumber yang berbeda-beda, sebagai contoh seorang pelajar termotivasi mengerjakan pekerjaan rumah dan belajar dengan tekun bisa karena adanya rasa ketertarikan atau karena pelajar tersebut menginginkan pujian atau hadiah dari guru atau orang tuanya (Deci & Ryan 2000). Menurut Deci dan Ryan (2002), dalam Self-Determination Theory, ada dua jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, yang dibedakan melalui alasan dan tujuan yang menyebabkan motivasi tersebut muncul. Perbedaan yang mendasar adalah perbedaan antara motivasi intrinsik, dimana seseorang melakukan sesuatu karena didasari rasa suka dari dalam, dan motivasi ekstrinsik, dimana seseorang melakukan sesuatu karena kegiatan tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang diinginkan.

Motivasi intrinsik didefinisikan sebagai dorongan untuk melakukan kegiatan karena adanya rasa kepuasan dari diri sendiri tanpa adanya pengaruh dari hal lain (Deci & Ryan, 2000). Saat termotivasi secara intrinsik, seseorang akan bergerak untuk mencari kepuasan dan tantangan dari kegiatan tersebut bukan dari tekanan atau reward yang bersifat eksternal (Deci & Ryan, 2000). Fenomena motivasi intrinsik pada awalnya ditemukan di dalam penelitian terhadap perilaku binatang, yang di dalamnya ditemukan banyak binatang yang melakukan kegiatan dengan bermain-main dan didorong oleh rasa ingin tahu meskipun perilaku tersebut tidak akan menghasilkan suatu reward (White, dalam Deci & Ryan, 2000).

(4)

Manusia sendiri secara alamiah memiliki motivasi intrinsik. Saat lahir manusia sudah menjadi makhluk yang aktif dan penuh dengan rasa ingin tahu dengan memunculkan berbagai macam perilaku yang sigap dalam belajar dan mempelajari lingkungannya tanpa ada insentif dari luar (Deci & Ryan, 2000). Motivasi alamiah ini sangatlah penting untuk untuk manusia karena dengan adanya rasa untuk bertindak inilah manusia dapat memperoleh ilmu-ilmu yang penting untuk dapat menjalani kehidupannya (Deci & Ryan, 2000). Walaupun motivasi intrinsik adalah hal yang penting, tetapi banyak aktifitas manusia yang tidak didasari oleh motivasi intrinsik (Deci & Ryan, 2000).

Motivasi ekstrinsik adalah hal yang berlawanan dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik tidak dihasilkan oleh kepuasan atau tantangan yang diperoleh saat melakukan suatu aktivitas, melainkan oleh konsekuensi yang akan diperoleh saat berhasil menyelesaikan aktivitas tersebut (Deci & Ryan 2000). Seorang pelajar yang mengerjakan pekerjaan rumahnya karena takut akan hukuman yang diberikan oleh orang tua apabila tidak mengerjakannya, dikategorikan termotivasi oleh motivasi ekstrinsik karena pelajar tersebut ingin menghindari hukuman dari orang tuanya. Hal yang sama juga dapat dilihat dari pelajar yang belajar dengan rajin karena pelajar tersebut percaya bahwa dengan belajar dengan rajin dia akan dapat masuk universitas ternama dan akan berhasil menggapai cita-cita dan menjadi orang yang sukses (Deci & Ryan 2000).

Menurut Kim, Shim, dan Ahn (2011) motivasi dalam menggunakan media sosial tidak hanya didasari oleh keingininan untuk bersosialisasi dan mencari informasi, tetapi juga untuk mencari hiburan dan bisnis. Beberapa pengguna media sosial lebih memilih bermain game yang disediakan atau menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan bisnis karena mereka lebih mengutamakan

(5)

manfaat yang akan diperoleh dari menggunakan media sosial, sedangkan pengguna yang menggunakan media sosial untuk bersosialisasi lebih mengutamakan kepuasan yang diperoleh saat menggunakan media sosial (Kim, Shim, & Ahn, 2011) Menurut O’Reily dan Milstein (2009), Twitter adalah media sosial yang ringan dibandingkan dengan Facebook dan media lainnya. Twitter berbasis 140 huruf dan beberapa gambar saja, sehingga Twitter dapat diakses melalui smartphone dan ponsel biasa yang tidak bisa membuka media sosial lain yang lebih berat. Twitter memberikan pelayanan untuk memungkinkan para penggunanya berinteraksi dengan teman, saudara dan rekan kerja mereka dengan saling berbagi cerita dan informasi dengan fitur-fitur yang disediakan oleh Twitter. Selain ringan dan mudah digunakan, Twitter juga sangat efektif untuk menyebarkan berita atau pengalaman yang kita alami (Comm, 2010).

Menurut O’Reily dan Milstein (2009), selain tweet Twitter memiliki beberapa fitur lain yang sering dipakai seperti mention atau reply dimana pengguna dapat mengirim pesan dan membalas tweet kepada pengguna lain dengan @Username isi pesan, dan retweet dengan mengulang tweet dari pengguna lain untuk diperlihatkan kepada follower sendiri.

Menurut O’Reily dan Milstein, (2009) tweet adalah salah satu fitur dari Twitter dimana pengguna dapat mengirimkan pesan singkat kepada follower mereka. Menurut hasil penelitian Pear Analytics (2010) terhadap 2000 tweet yang berasal dari Amerika Serikat dan Inggris, 40% di antaranya adalah basa-basi atau celoteh tidak jelas, 38% dari tweet adalah merupakan percakapan biasa, 9% adalah pass-along yang meneruskan kembali pesan lain, 6% adalah promosi diri, 4% adalah berisi berita, dan 4% lagi sisanya adalah spam seperti pesan yang tidak diinginkan dan dikirim berulang-ulang.

(6)

Menurut penelitian dari Pew Internet pada tahun 2012, pengguna Twitter terbanyak berada di jenjang usia 18-29 tahun yaitu sebesar 26%, dan Pew Internet juga menyatakan bahwa pengguna Twitter berusia 18-24 tahun meningkat dengan drastis di antara periode Mei 2011 sampai dengan Febuari 2012. Dalam penelitian itu disebutkan juga bahwa para pengguna internet yang berusia 18-24 tahun mayoritas mengakses Twitter melalui smart phone dan telepon seluler.

Pew Internet 2012 menemukan bahwa 16% dari pengguna Twitter adalah remaja berusia 12-17 tahun menggunakan Twitter. Para remaja lebih memilih menggunakan Twitter, karena Twitter bersifat lebih tertutup dibandingkan dengan Facebook dan media sosial yang lain. Selain untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka, para remaja juga dapat mem-follow artis, entertainer, dan produk-produk favorit mereka di Twitter. Dengan mem-follow di Twitter remaja dapat langsung mengetahui apa saja info-info terbaru dari hal-hal favorit mereka. Menurut penelitian Pew Internet, (2012), selain memberikan informasi hiburan terbaru bagi para remaja, salah satu kelebihan Twitter yang lain adalah memberikan kemudahan bagi para remaja untuk saling bertukar informasi pendidikan. Remaja dapat membuat suatu grup belajar atau grup untuk kelas/mata pelajaran tertentu, remaja dapat mem-follow group tersebut untuk dapat menerima dan saling berbagi informasi pelajaran terbaru dari teman mereka atau guru pelajaran yang bersangkutan (nurfajarsidiq, 2012).

Menurut Erikson (1950), seorang remaja adalah individu yang sedang mencari identitas untuk menghindari terjadinya identity confusion. Untuk memperoleh identitas seseorang harus mengetahui apa kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta bagaimana cara menghadapinya. Remaja harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dari dalam diri mereka seperti “siapakah

(7)

aku?”, “dari mana aku berasal ?” dan “ingin menjadi sosok seperti apakah diri saya ?”. Pencarian identitas terdiri dari penggabungan 3 aspek yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Remaja menurut Louge (2006) banyak menghabiskan waktu sehari-hari mereka di media sosial, yang merupakan suatu lingkungan sosial yang baru bagi remaja dimana mereka dapat mencari identitas diri dengan menjalin hubungan dengan teman dan membangun relasi baru dengan orang yang belum dikenal. Selain menyediakan sarana bagi remaja untuk berkomunikasi, media sosial juga bersifat lebih tertutup dari orang tua.

Menurut Semiocast (2012), Indonesia memiliki 29.4 juta akun Twitter yang menempatkan Indonesia di peringkat 5 untuk negara dengan jumlah Twitter terbanyak, disusul oleh India di peringkat 6. Menurut penelitian Semiocast (2012) Jakarta adalah kota dengan jumlah tweet terbanyak di dunia perhari disusul oleh Tokyo dan London di peringkat 2 dan 3. Mempertimbangkan fakta terakhir ini, penelitian ini berupaya untuk melihat kaitan antara motivasi penggunaan Twitter para remaja di Jakarta dengan perilaku mereka di dalam Twitter, seperti tweet, retweet,reply dan share.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara perilaku di media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik remaja Jakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan perilaku di dalam media sosial Twitter dengan motivasi intrinsik dan ekstrinsik remaja Jakarta.

(8)

1.4 Manfaat penelitian A. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemahaman dalam teori-teori Psikologi Sosial, khususnya pemikiran mengenai motivasi perilaku remaja dalam menggunakan media sosial.

B. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi yang berguna bagi para orang tua dan remaja. Orang tua dapat memperoleh pemahaman akan perilaku para remaja di media sosial. Para remaja dapat memperoleh masukan untuk refleksi keseharian, terutama yang berkaitan dengan penggunaan media sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Tak ada kesempatan lagi bagi si Cambuk Setan dan Iblis Pedang Perak untuk mengejar, karena lesatan Rangga begitu cepat Sehingga dalam waktu sekejap mata saja, Pendekar Rajawali

Pada penelitian ini metode ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi dengan pelarut n- heksana (sokletasi) untuk mengambil minyak yang ada didalam biji

Data toggle menunjukkan bahwa kita mengunakan plugin Javascript modal sedangkan data-target menunjukkan bahwa element apa yang akan dieksekusi ketika button ini diklik,

Pada penelitian ini didapatkan adanya perbedaan bermakna untuk rerata skor ekspresi MMP-9 antara KTP ekstrakompartemen dengan KTP intrakompartemen sehingga menunjukkan

Titik Ekuilibrium Matematika SIRS 0 I 0 V 0 pada Penyebaran Flu Burung (Avian Influenza) dari Unggas ke Manusia dengan Pengaruh Vaksinasi pada Unggas ... Bilangan Reproduksi

Pengujian dilakukan secara berurutan dengan rentang waktu antara pengambilan data masing-masing selama kurang lebih 5-15 menit.Dari besar nilai tegangan dan arus pada jalur a dapat

Prosedur ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahun berikutnya pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung.. RUANG LING

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Gambar 1, dapat dijelaskan bahwa jumlah peserta didik dengan kriteria penguasaan konsep “baik sekali” menunjukkan peningkatan, sedangkan