• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAYANAN VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN ADSL PT TELKOM BANDUNG (ANALYSIS OF VIDEO CONFERENCE SERVICE ON ADSL NETWORK PT TELKOM BANDUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS LAYANAN VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN ADSL PT TELKOM BANDUNG (ANALYSIS OF VIDEO CONFERENCE SERVICE ON ADSL NETWORK PT TELKOM BANDUNG)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAYANAN VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN ADSL PT TELKOM BANDUNG (ANALYSIS OF VIDEO CONFERENCE SERVICE ON ADSL NETWORK

PT TELKOM BANDUNG)

Cindy Meirissya¹, Asep Mulyana², I Putu Yasa³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Perkembangan teknologi jaringan dan multimedia menjadikan multimedia sebagai fitur yang sangat diperlukan dalam internet. Sebagian besar aplikasi multimedia membutuhkan trafik real-time, kecepatan akses, dan bandwidth yang lebar. Salah satu produk multimedia seperti video conference akan menjadi popular dan sangat diperlukan dalam berbagai keperluan. Salah satu teknologi yang menawarkan kecepatan akses, mobilitas tinggi serta bandwidth yang lebar adalah ADSL. ADSL menawarkan layanan broadband dengan mengoptimalkan saluran telepon biasa menjadi saluran digital high-speed untuk akses internet cepat. Layanan yang diberikan oleh teknologi ini antara lain POTS, internet, broadcast TV, VoIP, video conference, transfer file, online games, dll. Tugas akhir ini mengimplementasikan aplikasi video conference pada jaringan ADSL2+ milik PT. Telkom Bandung. Aplikasi ini menggunakan server berbasis asterisk dengan protocol signaling SIP. Uji coba scenario yang dilakukan adalah pengujian terhadap perubahan bandwidth dan pengujian terhadap perubahan jumlah client. Sedangkan codec yang digunakan adalah codec G.729 dan G.711 a Law, sebagai audio codec, dan H.263, H.264 sebagai video codec. Adapun parameter yang diteliti yaitu faktor delay, jitter, packet loss, throughput, dan MOS Dari hasil pengujian, faktor kualitas video conference masih berada dalam range standar ITU-T sehingga kualitas video conference yang diimplementasikan dinilai layak untuk diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian dengan nilai one way delay sebesar 65.4158 ms – 71.8024 ms, jitter antara 1.3817 – 10.6569 ms, packet loss 0%-19.92%, throughput 0.084 Mbps - 0.419 Mbps dan MOS 2.3190 – 4,2506. Dari hasil pengkuran dan perhitungan didapat pula kapasitas maksimal user untuk melakukan video conference serta batasan jarak terjauh user agar dapat melakukan video conference.

Kata Kunci : Video conference, ADSL2+, SIP, bandwidth.

Abstract

The development of network and multimedia technology has made multimedia as an important feature in internet. Most of multimedia application needs realtime traffic, high bit rate, and wide bandwidth. One of multimedia product, such as video conference will be popular and greatly needed for many puposes. Video conference is an application that needs special service from the network. In order to gain good performances, video conferenceapplication requires bandwidth with minimum loss, delay, and jitter. A technology that offers high bit rate , mobility and wide bandwidth is ADSL. ADSL offers broadband series by optimizing fixed telephone line to a high speed digital line for internet access. Services that are provide by this technology are POTS, internet, broadcast TV, VoIP, video conference, file transfer, online games, etc. This final project implemented the video conference over ADSL2+ network in PT. Telkom Bandung. This application used AsteriskTM as server and SIP as signaling protocol. To know the performance of

implementation which have made, the field study is needed, from this way gotten data which is used for performance analyze. The testing scenario are by changed the bandwidth and changed the amount of client. Codec that used are G.729 and G.711 a Law, as audio codec, and H.263 and H.264 as video codec. From the result, the quality factor of video conference is still in ITU-T standard range. This given by range of one way delay is 65.4158 ms – 71.8024 ms, jitter range is 1.3817 ms – 10.659 ms, packet loss 0% - 19.92%, throughput 0.084 Mbps - 0.419 Mbp and MOS 2.3190 – 4,2506 . From the implementation and calculation, the maximum capacity of video conference and the maximum range of video conference user has been calculated.

(2)

Bab II

Landasan Teori

2.1

ADSL2+ (Asymetric Digital Subscriber Line 2+)

ADSL2+ merupakan salah satu variant dari teknologi xDSL yang mampu mengoptimalkan saluran telepon biasa menjadi saluran digital high-speed untuk fast internet akses. ADSL2+ menyediakan date rate sampai 24 Mbps, melalui jalur telepon tembaga konvensional, dengan tanpa interupsi pada POTS (Plain-Old Telepohone Service). ADSL2+ memungkinkan pelanggan mengakses internet, memesan video untuk dilihat, dan mengirim fax atau berbicara melalui telepon pada saat bersamaan. Disebut asimetrik karena kecepatan downstream (transmisi dari sentral ke pelanggan) hingga 24 Mbps, tidak sama dengan kecepatan upstream (transmisi dari pelanggan ke sentral) hingga 1 Mbps. Service yang diberikan oleh ADSL antara lain POTS, internet, broadcast TV, VoD, transfer file, VoIP, video conference, tele-medicine, dll.

Teknologi ADSL dapat berkembang dengan cepat dikarenakan ADSL tidak membutuhkan perubahan yang besar pada infrastruktur yang telah ada saat ini, yaitu JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga) , dan juga berbiaya rendah dibanding dengan sistem alternatif lainnya untuk data kecepatan tinggi dan transmisi video. Tidak semua JARLOKAT dapat diterapkan untuk teknologi ADSL. JARLOKAT tersebut harus memenuhi standar parameter elektris yang telah ditentukan untuk mendukung layanan broadband.

(3)

Tabel 2.1 Standar parameter elektris kabel tembaga untuk layanan broadband

No. Sistem Bit rate Redaman(dB) Tahanan Loop ( ) S/N(dB) Impedansi( ) 1 ISDN BRA 144 kbps 36 (40 kHz) 1.105 21 110-210 2 ISDN PRA 2 Mbps 25 (1 MHz) 267 17 110-211 3 HDSL-2 Pair 2 Mbps 27 (150 kHz) 614 22 80-170 4 HDSL-1 Pair/SHDSL 2 Mbps 22 (150 kHz) 560 23.1 80-170 5 G.SHDSL 0.7 Mbps 53 (150 kHz) 1.200 17.5 80-170 6 G.SHDSL 1 Mbps 48 (150 kHz) 1.100 22.5 80-170 7 G.SHDSL 2 Mbps 38 (150 kHz) 900 24 80-170 8 ADSL Lite(G.Lite) 512 kbps 65 (300 kHz) 1.200 25 60-160 9 ADSL Lite(G.Lite) 1.5 Mbps 60 (300 kHz) 1.181 30 60-160 10 ADSL 2Mbps 35 (300 kHz) 654 28.4 60-160 11 ADSL 4 Mbps 30(300 kHz) 561 33.4 60-160 12 ADSL 6 Mbps 25(300 kHz) 467 38.4 60-160

Kelebihan ADSL antara lain :

• Satu saluran telepon dapat digunakan untuk pembicaraan telepon pada akses data pada saat bersamaan

• Koneksi ke internet lebih cepat dibanding analog modem • Sifat hubungan : dedicated connection

• Tidak seperti dial up modem, dimana terjadi share line • Cepat dalam proses instalasi

Teknologi ADSL adalah teknologi yang terpengaruh oleh jarak. Semakin jauh jarak pelanggan dari sentral ADSL, maka kualitas sinyalnya akan menurun dan kecepatannya akan berkurang.

(4)

Kecepatan maksimum dapat dijangkau pada jarak kurang dari 1 km, sedangkan kecepatan minimum dapat dijangkau pada jarak 3.5 km.

2.1.1 Konfigurasi jaringan ADSL

Konfigurasi jaringan ADSL secara umum dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2.2 Konfigurasi umum ADSL

Jaringan ADSL terdiri atas beberapa komponen penyusun utama, yaitu: a. DSLAM (Digital Subscriber Line Acces Multiplexer)

DSLAM adalah konfigurasi perangkat xDSL yang secara fisik modem sentralnya berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM sebagai modem sentral dapat berisi berbagai jenis teknologi xDSL (ADSL, SDSL, HDSL, G.Lite, dll).

Fungsi DSLAM antara lain : • Sebagai filter voice dan data

• Sebagai modulator/demodulator DSL • Sebagai multiplexer (sebagai ATM) :

o VP Multiplexing o VC Multiplexing

(5)

o Trafik Management o OAM Functionality

b. RAS

Fungsi RAS antara lain :

• Melakukan routing dari user ke ISP tujuan • IP management

• Sebagai ISP gateway • Sebagai internet gateway

2.2

VIDEO CONFERENCE

Video conference atau konferensi video adalah konferensi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih peserta pada tempat yang berbeda-beda menggunakan jaringan komputer untuk mengirimkan data video dan suara. Video mempunyai bandwidth lebih tinggi dibandingkan audio, sehingga pada video conference dibutuhkan bandwidth yang tinggi. Aplikasi video biasanya membutuhkan bandwidth minimal 384 kbps, sedangkan pengiriman suara membutuhkan kecepatan sekitar 64 Kbps.

Pada aplikasi real-time waktu sangat mempengaruhi kualitas layanan. Aplikasi ini memerlukan nilai delay dan jitter yang rendah agar komunikasi interaktif dapat berlangsung secara nyaman. Jika terdapat paket informasi yang terlambat atau hilang saat pengiriman maka akan terjadi gap pada informasi yang diterima sehingga kualitas audio dan video akan berkurang. Direkomendasikan bahwa loss tidak boleh lebih dari 3%, delay tidak boleh lebih dari 150 ms, dan jitter tidak boleh lebih dari 75 ms.

(6)

2.2.1. Persyaratan dan Standar

Video adalah suatu penyajian kepada pemakai dalam bentuk rangkaian frame dimana gerakan pandangan diwujudkan dengan perubahan-perubahan kecil dari frame-frame yang ditampilkan secara berurutan, frame-frame ditampilkan pada terminal dengan laju konstan, misalnya 24 atau 30 frame setiap detik, yang dapat memberikan kesan mata bahwa segenap perbedaan frame-frame tersebut menjadi sebuah pandangan yang bergerak

Penyajian sinyal video digital membutuhkan transformasi dari citra daerah kontinyu ke dalam daerah diskrit. Transformasi ini membuat sampel-sampel citra kontinyu ke dalam sekumpulan amplitudo-amplitudo daerah diskrit yang terbatas ,yang dapat menjangkau seluruh intensitas citra tersebut,seperti metode PCM pada suara .Setiap Amplitudo ditentukan secara unik oleh sebuah kode digital yang dikenal sebagai pixel. Setiap warna diwakili oleh sebuah pixel,dan pada umumnya dikodekan menjadi 8 bit setiap pixel.Sebuah frame terdiri atas banyak pixel-pixel.Kebutuhan lebar pita frekuensi sebuah pelayanan video dapat diberikan sebagai berikut:

Visual Bandwith=(bit/pixel)*(Pixel/frame)* (frame/detik)... (2.1)

Dalam suatu rangkaian video terdapat sejumlah pengertian yang berarti,baik dalam satu frame mauapun sejumlah frame ,Sangat mungkin bahwa nilai-nilai pixel yang menunjukan letak-letaknya dalam sebuah frame adalah dekat satu sama lain,dikenal sebagai kelebihan ruang.Sedangkan frame berikutnya memiliki sejumlah data bersama yang besar diantara mereka,dikenal sebagai kelebihan sementara.

Prosedur untuk menghilangkan atau mengurangi kelebihan aliran data dikenal sebagai kompresi .Kompresi dapat digolongklan menjadi 2 bagian yaitu loosless dan lossy. Dalam algoritma lossless, nilai-nilai sampel asal yang terkuantisasi dapat dengan tepat dipulihkan ,dapat menganggap tidak ada kesalahan bit selama pengiriman. Kerugian utama dari algoritma ini adalah menghasilkan rasio kompresi yang relatif kecil dan biasanya digunakan untuk kompresi data .Pada algotritma lossy tidak dapat diharapkan lagi untuk menghasilkan nilai sampel asal secara tepat

(7)

,sehingga kemungkinan menimbulkan distorsi pada citra .Meskipun demikian algoritma ini masih dapat menghasilkan citra yang berkualitas baik dengan rasio kompresi yang tinggi.

Dari seluruh standar yang ada terdapat tiga standar yang menjadi kunci penentu kualitas pengiriman gambar,yaitu :

1. JPEG (Joint Photographic Experts Group) Standar ini dikembangkan untuk mengkompresi pengiriman citra diam (still image) baik hitam putih maupun warna. Standar ini dapat citra tertentu menjadi 1/10 hingga 1/50 dari ukuran bit yang tidak dikompresi tanpa memperlihatkan pengaruh pada kualitas citra.

2. MPEG (Motion picture Experts Group), standar ini dikhususkan untuk mendapat penampilan informasi gerakan penuh (full-motion video information) dari media penyimpanan digital dalam jangkauan 1,5-2 Mbps .Standar ini dapat mengkompresi frame dengan perbandingan 50:1 hingga 200:1

3. CCITT rec H261,Standar ini lebih dikenal dengan persamaan matematis P*64 kbps (p=1,2,...,30 ) yang digunakan untuk pengiriman gambar melalui jaringan digital dengan kecepatan 64 kbps sampai dengan 2,048 Mbps .Pada dasarnya teknik ini sama dengan MPEG tetapi dengan kecepatan transmisi yang jauh lebih cepat .Standar ini dapat mendukung sistem telekonferensi pada kecepatan bit dan tingkat kualitas yang bervariasi.

Aplikasi multimedia menentukan persyaratan baru yaitu sinkronisasi di antara tipe-tipe informasi di samping persyaratan pelayanan aplikasi secara individual yang telah ada. Sinkronisasi tersebut dapat menjangkau dari sinkronisasi kasar seperti mengurutkan pengiriman bermacam-macam obyek (misalnya citra diikuti oleh suara dan diikuti oleh data ).

2.3

SIP OVERVIEW

SIP adalah peer-to-peer signaling protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), yang mengijinkan endpoint-nya untuk memulai dan mengakhiri sessions komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RFC 2543 dan menyertakan elemen protokol lain yang dikembangkan IETF, mencakup Hypertext

(8)

Transfer Protokol (HTTP) yang diuraikan pada RFC 2068, Simple Mail Transfer Protokol (SMTP) yang diuraikan pada RFC 2821, dan Session Description Protokol (SDP) yang diuraikan pada RFC 2327.

2.3.1. Arsitektur SIP

Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agents dan servers. User agent merupakan endpoint dari sistem dan memuat dua subsistem yaitu user agent client (UAC) yang membangkitkan requests, dan user agent server (UAS) yang merespon requests. Dua elemen ini dapat dilihat pada gambar 2.3. SIP server adalah kesatuan fungsi logic, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fungsi dari empat server tersebut yaitu :

1. Proxy Server : merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk meminta requests atas nama client yang lain. Proxy harus bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP requests pada user agent server, dan mengarahkan SIP response pada user agent client. Proxy Server juga berfungsi untuk melakukan ruting, memastikan requests dapat disampaikan pada yang berhak menerima, dan juga membuat kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diijinkan untuk melakukan panggilan.

2. Redirect Server : merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu klien pada perangkat pengganti dari Uniform Resource Indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request.

3. Registrar Server: menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya. Registrar Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.

4. Location Server : menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat dengan data / keterangan yang ada pada domain jaringan.

(9)

Gambar 2.3 Komunikasi antara SIP Agent dan SIP Server

2.3.2. Format Messages pada SIP

Messages yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format :

A. request, dikirim dari client ke server, yang berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut.

B. responses, dikirim dari server ke client, yang berisi informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client.

Ada enam tipe dari request messages :

1. INVITE : menunjukan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam session. Isi dari pesan ini akan memasukan suatu uraian menyangkut session untuk callee yang diundang.

2. ACK : mengkonfirmasi bahwa client telah menerima suatu final response untuk suatu INVITE request, dan hanya digunakan di INVITE request.

(10)

3. OPTION : digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya.

4. BYE : dikirim oleh user agent client untuk menunjukan pada server bahwa percakapan ingin segera diakhiri.

5. CANCEL : digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang menunggu keputusan.

6. REGISTER : digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak.

Response messages berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dari request tersebut. Nilai-nilai dari kode status yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi dalam enam kategori :

1xx: Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses.2xx: Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami dan disetujui.3xx: Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses

permintaan ini.

4xx: Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali oleh server sehingga server tidak dapat memprosesnya.

5xx: Server Error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah. • 6xx: Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun.

2.3.3. Protokol yang Terlibat dalam SIP

SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T.

IETF Session Description Protocol (SDP) yang mendefinisikan suatu metoda standard dalam menggambarkan karakteristik dari suatu sesi multimedia.

IETF Session Announcement Protocol (SAP) setiap periode waktu tertentu mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.

(11)

IETF Real-Time Transport Protocol (RTP) and Real-Time Control Protocol (RTCP),menyediakan informasi tentang manajemen transport dan session. RTP adalah protokol di dalam jaringan IP yang membawa paket voice atau video yang telah dikodekan secara digital antar terminal akhir. RTCP mengatur sesi secara periodik mentransmit paket yang berisi feedback atas kualitas dari distribusi data. • ITU-T algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711,

G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video.

Demikian juga dengan Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) juga digunakan dalam mendukung protokol ini.

2.4

ASTERISK

Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk membangun suatu sistem layanan komunikasi. Asterisk sendiri memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengembangkan layanan telepon sendiri dengan kustomisasi yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari pengertian open source sendiri berarti setiap pengembang dapat melihat dan mengubah source code yang ada, sehingga aplikasi-aplikasi yang ada dapat ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang. Asterisk juga dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk software, dan menyediakan semua fitur seperti PBX. Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan juga dapat melakukan koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya.

Banyak fitur yang disediakan, diantaranya Voicemail, Call Conferencing, Interactive Voice Response, Call Queuing, Three Way Calling, Caller ID Service, Analog Display Service Interface, Protokol VoIP SIP, H323 (sebagai client dan gateway), IAX, MGCP (hanya menyediakan fungsi call manager), SCCP/Skinny, dan masih banyak lagi fitur yang disediakan Asterisk.

(12)

2.5

PARAMETER QUALITY OF SERVICE (QoS)

QoS adalah kemampuan jaringan untuk memberikan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan terpilih yang menggunakan berbagai teknologi dasar seperti Frame Relay, ATM, dan IP. QoS merupakan mekanisme yang dilakukan untuk memberikan prioritas pada stream video dan voice. Antrian merupakan factor pertama yang mempengaruhi packet loss dan delay dalam jaringan paket. Hal ini dikarenakan antrian terjadi di setiap port output router dan switch dalam jaringan.

Beberapa aplikasi seperti FTP, HTTP, dan email bukanlah aplikasi yang sensitif terhadap delay dan jitter. Di sisi lain aplikasi seperti video dan voice interaktif merupakan aplikasi yang sangat terpengaruh oleh loss, delay, dan jitter. Selama waktu sibuk semua perangkat kemungkinan akan mendelay dan atau membuang paket untuk mengurangi kongesti. Agar solusi tersebut lebih efektif perangkat jaringan QoS harus mampu membedakan diantara kelas kedatangan trafik dan memberikan kebutuhan masing-masing aplikasi. Mekanisme QoS merupakan sekumpulan tool untuk melakukan hal tersebut. Mekanisme tersebut mampu membuat sejumlah aplikasi untuk memberikan informasi ke jaringan untuk membantu perangkat dalam mengklasifikasikan trafik.

QoS tidak melakukan penambahan kapasitas tetapi hanya membantu mengatur resource yang tersedia berdasarkan kebijakan yang disusun oleh admisnistrator jaringan. QoS merupakan tingkatan kenyamanan yang diberikan oleh aplikasi dimana trafik yang diberikan dapat memuaskan.

Tabel 2.2 Spesifikasi delay

Kategori Delay (ms)

Bagus 0 – 150

Dapat diterima 150 – 400 Kurang > 400

(13)

Tabel 2.3 Spesifikasi jitter dan packet loss

Faktor- faktor yang mempengaruhi QoS adalah delay, jitter, bandwidth, dan packet loss. Delay merupakan waktu dari transmisi paket ke penerima. Jitter merupakan variasi waktu kedatangan diantara paket – paket yang dikirimkan. Packet loss merupakan persentase paket-paket yang tidak pernah diterima pada receiver. Antrian paket paket menjadi faktor penentu packet loss dan delay dalam jaringan paket. Antrian terjadi pada port output router dan switch pada jaringan.

Komponen yang mempengaruhi besar nilai delay end-to-end yaitu (a) delay transmisi dan kompresi pada pengirim, (b) delay propagasi, delay pemrosesan, dan delay antrian, (c) delay buffering, dan delay decompresi pada receiver.

a. Delay

Delay merupakan waktu tunda paket yang disebakan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuan transmisi. Delay pada transmisi dibedakan menjadi beberapa golongan.

Delay paketisasi

Delay paketisasi disebabkan oleh waktu yang diperklukan untuk proses pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini terjadi pada source informasi.

Queuing delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router dalam menangani transmisi paket sepanjang jaringan. Besar delay sekitar 100 s.

Kategori Jitter (ms) Loss (%)

Sangat bagus 0 0

Bagus 75 10

Sedang 125 30

(14)

Delay propagasi

Merupakan lamanya waktu proses perjalanan informasi selama dalam media transmisi.

b. Jitter

Jitter merupakan variasi delay paket pada stream paket yang sama dalam jaringan IP. Besar nilai jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besar tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP. Semakin besar beban trafik dalam jaringan akan menyebabkan peluang terjadinya congestion semakin besar sehingga nilai jitter semakin besar. Untuk mendapatkan nilai QoS yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin. Terdapat empat kategori penurunan perfomansi jaringan berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi Tiphon.

c. Packet loss

Packet loss merupakan kegagalan transmisi paket IP dalam mencapai tujuan. Kemungkinan kegagalan yang terjadi disebabkan oleh :

• terjadinya overload trafik dalam jaringan

tabrakan (congestion) dalam jaringan

• error yang terjadi pada media fisik

• kegagalan yang terjadi pada sisi penerima (misal overflow pada buffer)

2.6

MEAN OPINION SCORE (MOS)

Pengukuran persepsi kualitas layanan audiovisual suatu aplikasi dapat dilakukan menggunakan metode subjektif dan objektif. Metode subjektif dilakukan dengan menggunakan sampel beberapa orang untuk memberikan persepsinya tentang kualitas layanan aplikasi tersebut. Sedangkan metode objektif dilakukan dengan cara penghitungan, seperti nilai SNR (Signal to Noise Ratio).

MOS merupakan nilai opini pendengar pada penerima. MOS dipakai untuk menentukan kualitas suara dalam jaringan IP berdasar pada standard ITU-T P.800. Setiap codec memberikan kualitas suara. Kualitas suara yang diterima tergantung pada subjektivitas pendengar. MOS memiliki skala kualitas suara antara 1(jelek) sampai 5(sangat bagus).

(15)

2.6.1. ESTIMASI MOS DENGAN METODE E-MODEL (ITU-T G.107).

Pendekatan matematis yang dipakai dalam menentukan kualitas suara dimodelkan dengan E-model. Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan R faktor . R faktor didefinisikan sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay. R Faktor ini didefinisikan sebagai berikut :

R = 94,2 - Id- Ief ... (2.2)

dengan :

Id = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh one way delay

Ief= Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packetloss

yang terjadi

Nilai Id ditentukan dari persamaan berikut ini :

Id = 0.024 d + 0.11(d – 177.3) H(d – 177.3) ... (2.3)

Nilai Ief tergantung pada metoda kompresi yang digunakan. Untuk teknik kompresi

sesuai dengan rekomendasi G.107 nilai Ief sesuai dengan persamaan berikut ini :

Ief = 7 + 30 ln (1 + 15 e) ... (2.4)

Maka secara umum persamaan nilai estimasi R Faktor menjadi :

R = 94,2–[0.024d+0.11(d–177.3) H(d–177.3)]–[7+30ln(1 + 15 e)] ... (2.5)

Dengan :

R = faktor kualitas transmisi

d = one way delay (milli second)

H = fungsi tangga ; dengan ketentuan

(16)

H(x) = 1 untuk x >= 0

e = persentasi besarnya paket loss yang terjadi (dalam bentuk desimal)

Hubungan R faktor dengan MOS dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.4 Korelasi E-model (ITU G.107) dengan MOS (ITU P.800)

Nilai R Karakteristik MOS

90 – 100 Sangat baik 4,3+ 80 – 90 Baik 4,0 – 4,3 70 – 80 Cukup baik 3,6 – 4,0 60 – 70 Kurang baik 3,1 – 3,6 50 – 60 Buruk 2,6 – 3,1 0 – 60 Sangat buruk 1,0 – 2,6

1. Untuk R<0 maka MOS = 1

Hal ini menjelaskan bila delay total yang dihasilkan sangat besar dan membuat buruk kualitas layanan dan tidak diperbolehkan diaplikasikan bahkan mulai R<50.

2. Untuk R>100 maka MOS = 4,5

Persamaan ini menjelaskan kualitas yang paling baik dari layanan karena pada prinsipnya nilai R maksimum hanya 94,2.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KESIMPULAN

1. Dari hasil pengukuran kabel tembaga menggunakan BAMS, keempat line telepon yang digunakan sebagai client video conference layak untuk teknologi ADSL2+, menurut hasil pengukuran BAMS semua line telepon yang dijadikan client memenuhi standar (R2BB).

2. Nilai one way delay dari hasil implementasi untuk keseluruhan scenario masih memenuhi standart ITU-T Rekomendasi G.114 yaitu kurang dari 150 ms. Nilai delay berkisar 65.4158 ms – 71.8024 ms.

3. Nilai jitter untuk keseluruhan scenario berkisar antara 1.3817 ms – 10.6569 ms, yang masih termasuk kategori bagus menurut ITU-T karena masih dibawah 30 ms.

4. Nilai throughput untuk keseluruhan scenario berkisar antara 0.084 Mbps – 0.419 Mbps. Nilai throughput cenderung semakin kecil seiring bertambahnya jumlah user.

5. Nilai packet loss untuk keseluruhan scenario berkisar antara 0 % - 19.92 %, dimana nilai ini masih dalam batas tolerir ITU-T yaitu 10%- 30%.

6. Nilai MOS berkisar antara 2.3190 – 4.25061, dimana MOS terburuk didapat pada saat bandwith 128 kbps.

7. Dari hasil implementasi, codec yang memberikan performansi terbaik adalah codec H.263 dan G.729.

8. Agar dapat melakukan video conference, maka jarak user dianjurkan tidak melebihi 3.5 km, dimana jarak ini merupakan jarak maksimal untuk ADSL2+. 5.2.SARAN

1. Penelitian selanjutnya membandingkan dengan varian xDSL yang lain misalnya VDSL.

2. Sebaiknya lebih memperhatikan kualitas transmisi jaringan agar performansi video conference dapat memberi hasil terbaik pada kondisi apapun.

(18)

[1] Ariyanto.(2007). Implementasi MSAN untuk Mendukung Pengembangan NGN . R&D Center PT TELKOM.Bandung

[2] Cisco. (2003). Voice over IP-Per Call Bandwidth Consumption.

[3] ITU-T H-Series Recommendation (H.324). “Terminal For Low Bit-rate Multimedia

Communication”. 2002.

[4] Janak, Jan. (2003). SIP Introduction. FhG Fokus.

[5] Minoli, Daniel and Minoli, Emma. (2002). Delivering Voice Over IP Network 2nd ed. Indiana : Wiley Pubslishing.

[6] Purbo, Onno W, Basalamah, Adnan, Fahmi, Ismail, Thamrin, Achmad Husni. (1998).

TCP/IP: Standar, Desain dan Implementasi. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo.

[7] Recommendation of ITU- T G.107. “The E-Model, a computational Model for use

for transmission planning”. Desember 1998.

[8] Spencer, Mark. (2003). The Asterisk Handbook.Digium Inc

[9] Tharom, Tabratas. (2001). Teknik dan Bisnis VoIP. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

[10] Tharom, Tabratas. (2001). Teknologi VoIP:Voice over IP. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

www.cisco.com www.openmaniak.com www.quagga.net

Gambar

Tabel  2.1 Standar parameter elektris kabel tembaga untuk layanan broadband
Gambar 2.2 Konfigurasi umum ADSL
Gambar 2.3 Komunikasi antara SIP Agent dan SIP Server
Tabel 2.2 Spesifikasi delay
+3

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi Allah SWT dalam surah ini memberikan solusi tentang definisi Tuhan sebagaimana diajukan oleh kaum Yahudi tersebut, yaitu bahwa Tuhan itu haruslah Esa, Tuhan itu

[r]

Sehubungan dengan Evaluasi penawaran pada paket pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan.. Adow Cs Hot Mix ( DAK Penugasan Bidang Jalan – Prioritas

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan interim dan yang akan digunakan

Sistem pembayaran ini dilakukan sebagaimana sistem gadai syariah pada umumnya dengan melakukan taksiran terhadap barang tersebut dan menghitung besarnya ujrah yang

[r]

Dasar pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam menjatuhkan putusan kasasi terhadap para pihak yang sedang berperkara di pengadilan hubungan industrial mengenai

2erdasarkan data seksi Kependudukan dan &lt;atatan Sipil yang ada di kantor Kecamatan Mampang Prapatan 9umlah penduduk wilayah Kecamatan Mampang Prapatan adalah se/anyak