PENGARUH JENIS AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK
BETON SELF COMPACTING CONCRETE
Restu Sakha Alam
1, Masagus Taswin
2Prodi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam
Jalan Masik Siagim No.75 Simpang Mbacang Kec.Dempo Tengah Kota Pagar Alam
Sur-el : akhaadams@gmail.comAbstrak: Beton merupakan suatu material konstruksi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial modern. Self Compacting Concrete merupakan beton yang dapat memadat dibawah beratnya sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis agregat kasar terhadap karakteristik beton Self Compacting Concrete. Untuk mengetahui kriteria Self Compacting
Concrete maka dilakukan pengujian workability dan flowability dengan menggunakan metode EFNARC. Dan pengujian kuat tekan menggunakan metode SNI 1974:2011. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan di laboratorium Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam. Nilai kuat tekan optimum yang didapat pada umur 28 hari dengan kode benda uji K1 20,06 Mpa dan K2 15,42 Mpa. Pengaruh agregat kasar yang memiliki permukaan halus dapat menurunkan kuat tekan pada beton Self
Compacting Concrete.
Kunci Utama: Self Compacting Concrete, Slump Flow, Berat Jenis Self Compacting Concrete, Kuat
Tekan
Abstract: Concrete is a construction material that cannot be separated with modern social life. Self
Compacting Concrete is concrete that can condense under its own weight. The purpose of this study was to determine the effect of coarse aggregate types on the characteristics of Self Compacting Concrete concrete. To find out the Self Compacting Concrete criteria, workability and flowability testing is performed using the EFNARC method. And compressive strength testing using SNI 1974: 2011. Based on the results of tests conducted in the laboratory of the College of Natural Fence Technology. The optimum compressive strength value obtained at 28 days with the code specimen K1 20.06 MPa and K2 15.42 MPa. The effect of coarse aggregate which has a smooth surface can reduce the compressive strength in concrete Self Compacting Concrete.
Keywords : Compacting Concrete, Slump Flow, Concrete Specific Gravity, Compressive strenght
I. PENDAHULUAN
Beton merupakan suatu material konstruksi yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sosial modern. Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi dari tahun ke tahun semakin pesat, baik dari segi desain maupun metode konstruksi yang dilakukan. Dalam pekerjaan konstruksi beton, pemadatan beton merupakan pekerjaan yang mutlak dan harus dilakukan untuk suatu pekerjaan struktur beton bertulang konvensional. Tujuan dari pemadatan untuk
meminimalkan udara yang terjebak di dalam beton segar, sehingga diperoleh beton yang homogen dan tidak terjadi rongga di dalam beton. Konsekuensi dari beton bertulang yang tidak sempurna dalam pemadatan, diantaranya dapat menurunkan kuat tekan beton dan impermeabilitas beton sehingga mudah terjadi korosi pada besi tulangan.
Self Compacting Concrete merupakan beton
yang mampu mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat
pemadat yang sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali. Beton ini, memanfaatkan pengaturan ukuran agregat, porsi agregat dan
admixture superplastiziser untuk mencapai kekentalan khusus yang memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat pemadat. Sekali dituang ke dalam cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi, termasuk pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang Sangat rapat. Beton ini akan mengalir ke semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton.
Pengaruh agregat kasar terhadap karakteristik beton Self Compacting Concrete, dapat mempengaruhi aliran beton segar Self Compacting Concrete, karena agregat kasar yang
terlalu besar dapat memperlambat aliran beton
Self Compacting Concrete. Sedangkan agregat
kasar yang terlalu kecil akan membuat kuat tekan beton Self Compacting Concrete menurun. Berdasarakan latar belakang dan permasalahan yang ada. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis agregat kasar terhadap karakteristik beton Self Compacting Concrete.
II. METODELOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Sekolah Tinggi Teknologi Pagaralam (STTP), Jl. Masik Siagim No.75 Simpang Mbacang, Kec. Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan.
2. Study Pustaka
pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari referensi – referensi seperti buku, jurnal yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.
1. Membaca dan mengutip dari buku PBBI. (1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971). Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
2. Membaca dan mengutip dari buku Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.
3. Membaca dari SNI 03-1969-1990. (1990). Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Pusjatan. 4. Membaca dari ASTM C 494-81. (1997).
Standard Specification for Chemical Admixture dor Concrete. Amerika.
5. Membaca dari EFNARC. (2005). The European Guidelines for Self-Compacting Concrete. European Project Group, 12.
6. Membaca dari SNI 1974-1990. (1990).
Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder. Badan Standardisasi Nasional.
7. Membaca dari SNI 2493:2011. (2011).
Tata Cara Pembuatan Dan Perawatan Benda Uji Beton Di Laboratorium. Badan Standardisasi Nasional, 15.
8. Membaca dari SNI T-15-1990-03. (1990).
Tentang Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Normal. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
9. Membaca dari jurnal penelitian Amiruddin, & dkk. (2014). Pengaruh Perubahan Ukuran Maksimum Agregat Kasar Terhadap Jumlah Semen Untuk Pembuatan Beton SCC Dengan Bahan Tambah SP430 Dan RP260. Jurnal Teknik Sipil, Vol.10 No.02, September 2014 10. Membaca dari jurnal penelitian Rahady,
M. A., & Teguh, M. (2017). Pengaruh Penambahan Silica Fume Dan
Superplaticizer Pada Self Compacting Concrete (SCC). Prosiding Kolokium
Program Studi Teknik Sipil 2017.
11. Membaca dari jurnal penelitian Kartini, W. (2009). Pengaruh Penambahan Fly Ash Pada Self Compacting Concrete (SCC) TerhadapKuat Tekan Dan Modulus Elastisitas. Jurnal Rekayasa Sipil / Vol.3, No.2, 2009, 161-170.
3. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode eksperimen, Metode eksperimen (percobaan) adalah suatu percobaan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di lakukan di laborlaturium .
4. Komposisi Material
Berikut ini komposis campuran pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. Komposisi Campuran
Kode Semen Potland (kg) Superplaticiz er (1,5%) Agregat Halus (kg) Agregat Kasar (kg) Air (liter) Split Koral K1 2.03 0.03 3.42 5.13 1.075 K2 2.03 0.03 3.42 5.13 1.075 K3 2.03 0.03 3.42 2.565 2.565 1.075
5.
Pengadukan Material Campuran Beton
Tahapan pengadukan material campuran beton yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :1. Menakar seluruh campuran yang dibutuhkan, seperti agregat halus (pasir), agregat kasar ( split dan koral), semen, air, superplaticizer sesuai mix design.
2. Memasukan bahan-bahan tersebut kedalam molen dengan urutan sebagai berikut, memasukan agregat halus, agregat kasar, semen secara bergantian, memutar molen hingga adukan merata, memasukan air sedikit demi sedikit kedalam molen lalu masukan superplaticizer.
3. Memutar molen sehingga campuran merata, 4. cetakan silinder diameter 15 x 30 cm untuk
dicetak.
6. Perawatan (curing)
Perawatan beton atau dengan istilah “Curing” adalah salah satu tahapan yang cukup penting setelah selesai pengecoran. Curing dilakukan pada saat beton mulai mengeras ”fase
hardening”, curing ini dilakukan betujuan untuk
menjaga beton agar tidak terlalu cepat kehilangan unsur air yang menguap atau bisa di katakan untuk menjaga kelembaban, sehingga beton yang kita buat sesuai dengan mutu yang di rencanakan. Pelaksanaan Curing atau Perawatan beton biasa dilakukan setelah beton memasuki fase hardening
(atau permukaan beton yang terbuka), dibongkar
dari waktu yang telah di tentukan dengan bertujuan untuk memastikan terjaganya kondisi beton yang diperlukan untuk proses reaksi kimia yang terkandung dalam campuran beton. dan menjaga agar tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton yang dapat mengakibatkan kehilangan kelembaban yang terlalu cepat sehingga dapat menimbulkan atau menyebabkan keretakan.
7. Bagan Aliran
Gambar 1. Diagram Penelitian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Slump Flow
Pengujian Slump Flow dilakukan untuk mengetahui kelecakan (workability) adukan beton
Self Compacting Concrete. Kelecakan adukan
beton Self Compacting Concrete merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan tanpa menimbulkan pemisahan bahan penyusun beton Pengujian ini mengacu pada refrensi EFNARC. Hasil pengujian slump
flow dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
Tabel 2. Hasil Pengujian Slump Test
No Kode Nilai Rata Rata
Slump Flow (cm)
Keterangan
1 K1 60 Memenuhi
2 K2 55 Memenuhi
3 K3 58 Memenuhi
Berdasarkan Tabel diatas, nilai slump flow
kode K1, K2, dan K3 memenuhi persyaratan
yang ada.
2. Pengujian Berat Jenis
Tabel 3. Pengujian Berat Jenis Beton 3 hari
Kod e Berat (gram) Berat Jenis(gr/cm ³) K1 12150 2,29 K2 12067 2,28 K3 12100 2,28
Gambar 2. Berat jenis Beton Umur 3 hari
Tabel 4. Pengujian Berat Jenis Beton 7 hari
Kode Berat (gram) Berat Jenis(gr/cm³)
K1 12200 2,30
K2 12100 2,28
K3 12133 2,29
Gambar 3. Berat Jenis Beton Umur 7 Hari
Tabel 5. Pengujian Berat Jenis Beton 14 hari
Kode Berat (gram) Berat Jenis(gr/cm³)
K1 12250 2,31
K2 12133 2,29
K3 12200 2,30
Gambar 4. Berat Jenis Beton Umur 14 hari
Tabel 6.Pengujian Berat Beton 21 hari
Kode Berat (gram) Berat Jenis (gr/cm³) K1 12367 2,33 K2 12183 2,30 K3 12283 2,32
Gambar 5. Berat Jenis Beton Umur 21 hari
Tabel 7. Pengujian Berat beton 28 hari
Kode Berat (gram) Berat Jenis (gr/cm³)
K1 12433 2,34
K2 12233 2,31
K3 12333 2,33
Gambar 6. Berat Jenis Beton Umur 28 hari
3. Berat Jenis Beton Terhadap Umur Tabel 8. Berat Jenis Beton Terhadap Umur
No Kode
Berat Beton Terhadap Umur 3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari 1 K1 2,29 2,30 2,31 2,33 2,34 2 K2 2,28 2,28 2,29 2,30 2,31 4 K3 2,28 2,28 2,30 2,32 2,33 2,29 2,28 2,28 2,26 2,27 2,28 2,29 2,30 K1 K2 K3 B er at J en is (g r/ cm 3 ) Sampel 2,30 2,28 2,29 2,26 2,27 2,28 2,29 2,30 2,31 K1 K2 K3 B er at J en is (g r/ cm3 ) Sampel 2,31 2,29 2,30 2,27 2,28 2,29 2,30 2,31 2,32 K1 K2 K3 B er at J en is (g r/ cm 3 ) Sampel 2,33 2,30 2,32 2,26 2,28 2,30 2,32 2,34 K1 K2 K3 B er at J en is (g r/ cm3 ) Sampel 2,34 2,31 2,33 2,26 2,28 2,30 2,32 2,34 K1 K2 K3 B er at J en is ( g r/ cm3 Sampel
Gambar 7. Berat Jenis Beton Terhadap Umur
4.
Kuat TekanTabel 9. Pengujian Kuat Tekan Beton 3 Hari
No Kode Kuat Tekan (Mpa)
1 K1 7,63
2 K2 5,55
3 K3 6,17
Gambar 8. Kuat Tekan Beton Umur 3 Hari
Tabel 10. Pengujian Kuat Tekan Beton 7 Hari
No Kode Kuat Tekan (Mpa)
1 K1 10,4
2 K2 9,1
3 K3 10,1
Gambar 9. Kuat Tekan Beton Umur 7 Hari
Tabel 11. Pengujian Kuat Tekan Beton 14 Hari
No
Kode
Kuat Tekan (Mpa)
1
K1
13,51
2
K2
11,4
3
K3
12,48
Gambar 10. Kuat Tekan Beton Umur 14 Hari
Tabel 12. Pengujian Kuat Tekan Beton 21 Hari
No Kode Kuat Tekan (Mpa)
1 K1 16,23
2 K2 12,3
3 K3 13,11
Gambar 11. Kuat Tekan Beton Umur 21 Hari
Tabel 13. Pengujian Kuat Tekan Beton 28 Hari
No Kode Kuat Tekan (Mpa)
1 K1 20,06
2 K2 15,42
3 K3 15,95
Gambar 12. Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari
2,29 2,3 2,31 2,33 2,34 2,28 2,28 2,29 2,3 2,31 2,28 2,29 2,3 2,32 2,33 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 3 7 14 21 28 B er at J en is ( g r/ cm 3 ) Umur (Hari) K1 K2 K3 7,63 5,55 6,17 0 2 4 6 8 10 K1 K2 K3 K u at T ek an ( Mp a) Sampel 10,4 9,1 10,1 8 9 10 11 K1 K2 K3 K u at T ek an ( Mp a) Sampel 13,51 11,4 12,48 10 11 12 13 14 K1 K2 K3 K u at T ek an ( Mp a) Sampel 16,23 12,3 13,11 10 12 14 16 18 K1 K2 K3 K ua t T eka n ( M pa ) Sampel 20,06 15,42 15,95 0 5 10 15 20 25 K1 K2 K3 K u at T ek an ( Mp a) Sampel
5. Hubungan Kuat Tekan Terhadap Umur
Pengujian kuat tekan beton terhadap umur adalah pengujian yang dilakukan pada umur 3, 7 , 14, 21, dan 28 hari. Hasil pengujian kuat tekan beton terhadap umur dapat dilihat pada Tabel dan Gambar dibawah ini.
Tabel 13. Hubungan Kuat Tekan Terhadap
Umur
Kode Kuat Tekan Dan Umur Beton 3 Hari 7 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari K1 7.63 10.40 13.51 16.23 20.06 K2 5,55 9.10 11.4 12.30 15.42 K3 6.17 10.10 12.48 13.11 15.95
Gambar 13. Hubungan Kuat Tekan Terhadap
Umur
Berdasarkan Tabel 13 dan Gambar 13 hasil pengujian kuat tekan beton Self Compacting Concrete pada umur 28 hari yang menggunakan kode benda uji K1 20.06 Mpa, K2 15,95 Mpa, dan K3 15,42 Mpa. Dapat dilihat bahwa kuat tekan beton yang mengunakan kode K1 lebih tinggi dibandingakan dengan K2, dan K3.
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam. Nilai kuat tekan optimum yang didapat pada umur 28 hari dengan kode benda uji K1 20,06 Mpa dan K2 15,42 Mpa. Pengaruh agregat kasar yang memiliki permukaan halus dapat menurunkan kuat tekan pada beton.
DAFTAR RUJUKAN
Amiruddin, & dkk. (2014). Pengaruh Perubahan
Ukuran Maksimum Agregat Kasar Terhadap Jumlah Semen Untuk Pembuatan Beton SCC Dengan Bahan Tambah SP430 Dan RP260. Jurnal Teknik Sipil, Vol.10
No.02, Se[tember 2014, 147-153.
ASTM C 494-81. (1997). Standard Specification
for Chemical Admixture dor Concrete.
Amerika.
EFNARC. (2005). The European Guidelines for
Self-Compacting Concrete. European Project Group, 12.
Kartini, W. (2009). Pengaruh Penambahan Fly
Ash Pada Self Compacting Concrete (SCC) TerhadapKuat Tekan Dan Modulus Elastisitas. Jurnal Rekayasa Sipil / Vol.3,
No.2, 2009, 161-170.
Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton.
Yogyakarta: Andi.
PBBI. (1971). Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI-1971). Bandung: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Rahady, M. A., & Teguh, M. (2017). Pengaruh
Penambahan Silica Fume Dan Superplaticizer Pada Self Compacting Concrete (SCC). Prosiding Kolokium
Program Studi Teknik Sipil 2017.
Rusyandi, & Dkk. (2012). Perancangan Beton
Self Compacting Concrete (Beton Memadat Sendiri) dengan Penambahan Fly Ash dan Structuro. Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi
Teknologi Garut, Vol.10 No.01 2012, 1-11. Safarizki, H. A. (2017). Pengaruh Bahan Tambah
Serbuk Bata Dan Serat Fiber Pada Self Compacting Concrete SCC. Jurnal Ilmiah
Teknosains, Vol.3 No.2 November 2017, 68-72.
SNI 03-1969-1990. (1990). Metode Pengujian
Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Pusjatan.
SNI 1973:2008. (2008). Cara Uji Berat Isi,
Volume Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton. Badan Standardisasi Nasional.
SNI 1974-1990. (1990). Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji Silinder. Badan Standardisasi Nasional.
SNI 2493:2011. (2011). Tata Cara Pembuatan
Dan Perawatan Benda Uji Beton Di Laboratorium. Badan Standardisasi Nasional, 15. 7,63 10,4 13,5116,23 20,06 5,55 9,1 11,4 12,3 15,42 6,17 10,1 12,4813,11 15,95 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 3 7 14 21 28 K u at T ek an ( Mp a) Umur (Hari) K1 K2 K3