• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Jenis Anggrek yang Terdapat di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jenis Jenis Anggrek yang Terdapat di Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

77 Makalah Pendukung 1

Jenis – Jenis Anggrek yang Terdapat di Sumatera Utara

Khairiah, Novia Chairuman dan Muhammad Fadly

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara

Jl. A.H Nasution No 1 B Medan 20143, email: antros_ ria@yahoo.com

ABSTRAK. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan anggrek besar dengan

lebih dari 5000 spesies yang tersebar diberbagai provinsi, salah satunya Sumatra Utara. Sumatera Utara berada didaerah tropis yang sangat cocok untuk tempat tumbuh dan berkembangnya anggrek. Adapun jenis anggrek dan penyebarannya di Sumatera Utara antara lain ditemukan di (1) hutan digunung Laouser terdapat 47 jenis makroepifit yang termasuk dalam 4 kelas, 10 ordo, 20 famili, dan 32 genera, (2) Hutan Gunung Sinabung 37 jenis anggrek epifit yang termasuk dalam 17 genus, (3) Taman Wisata Sibolangit dengan 5 jenis anggrek tanah and 2 anggrek epifit, (4) Cagar Alam Sibolangit ada 3 jenis anggrek (epifit, terestrial dan tanah) dan anggrek efifit hanya satu jenis, (5) Kawasan taman eden ditemukan 112 spesies anggrek yang terhimpun dalam 38 genus [78 spesies anggrek epifit (24 genus), 32 spesies anggrek teresterial (18 genus) dan 2 spesies anggrek saprofit (2 genus)], (6) Gunung Lubuk Raya terdapat anggrek sepatu dewi (spesies phapio), (7) Kawasan Hutan Barumun Ada 60 jenis anggrek yang terdiri dari 31 marga, (8) Cagar Alam Dolok Sipirok Ada 95 jenis yang terdiri dari 40 marga, 22 jenis (17 marga) diantaranya merupakan anggrek tanah dan 73 jenis (24 marga) merupakan anggrek epifit. Ada 3 jenis anggrek yang dilindungi yaitu Cymbidium

hartinahianum, Phalaenopsis sumatrana dan Vanda sumatrana Kata-kata kunci : Sebaran, Jenis anggrek, Sumatera Utara

ABSTRACT. Khairiah, Novia Chairuman dan Muhammad Fadly (2012) Orchid types spreading out in North Sumatra. Indonesia is a country with large orchid genetic resources

(more than 5000 species) and spread in several provinces, involving North Sumatra. North Sumatra is tropical area having great number of orchid species. The orchid species is distributed in several areas viz, (1) Laouser mountain forests with 47 types of macroepifit to 4 classes, 10 orders, 20 families and 32 genera, (2) Sinabung forest with 37 species of epiphytic orchid including 17 genera, (3) Sibolangit Park with 4 types of orchids (5 epiphytic orchid species and 2 terrestrial orchids), (4) Sibolangit Natureal Reserve with 3 types of orchid and only one type of epiphytic orchid, (5) Eden park with 112 species of orchids and 38 genera [78 species of epiphytic orchids (24 genera), 32 species of terrestrial orchids (18 genera) and 2 species of saprophytic orchids (2 genera)], (6) Lubuk Raya mountain with sepatu dewi orchids (Papiopedillum species), (7) Barumun Forest with 60 types of orchids in 31 genera, (8) Dolok Sipirok Natural Reserve with 95 species (40 genera), 22 species (17 genera) of soil orchids and 73 species (24 genera) of epiphytic orchids. There are 3 types of protected-orchid i.e.

Cymbidium hartinahianum, Phalaenopsis sumatrana and Vanda sumatrana Keywords: Spreading out, types of orchids and North Sumatra

(2)

78

PENDAHULUAN

Anggrek dalam penggolongan taksonomi, termasuk dalam familia

Orchidaceae. Menurut Dressler (1990)

anggrek merupakan keluarga tumbuhan yang paling banyak spesiesnya dan terdapat dimana saja. Anggrek merupakan keluarga yang menghuni permukaan bumi, kecuali tempat- tempat yang beku seperti daerah kutub atau padang pasir yang benar-benar panas dan kering.

Indonesia memiliki sekitar 6.000 spesies tanaman anggrek dunia. Bahkan, sekitar 90% induk jenis Dendrobium yang dikembangkan di dunia berasal dari Indonesia. Tanaman anggrek liar di Indonesia diperkirakan ada sekitar 5.000 jenis (Heriswanto, 2009).

Anggrek adalah tumbuhan dengan perawakan yang beraneka ragam, hidup sebagian besar epifit (tumbuh pada pohon inangnya), dan ada pula yang teresterial (tumbuh di tanah atau sering juga disebut anggrek tanah). Anggrek memiliki rimpang, akar seperti umbi tetapi bukan umbi lapis atau umbi batang. Batang berdaun atau tidak, pangkalnya seringkali menebal membentuk umbi semu yang mempunyai akar yang mengandung klorofil dan berfungsi sebagai alat untuk asimilasi (Darmono, 2008).

Di Sumatera Utara banyak dijumpai tumbuhan anggrek baik yang epifit (yang hidup menumpang di pohon) maupun teresterial (yang hidup di tanah), untuk mengetahui berbagai aneka ragam jenis anggrek inilah maka dilakukan studi

jenis dan sebaran anggrek yang ada di sumatra Utara.

JENIS – JENIS ANGREK YANG TERDAPAT DI SUMATERA UTARA

Provinsi Sumatera Utara terletak dekat garis khattulistiwa berada pada garis 1º-4º Lintang Utara dan 98 º -100 º Bujur Timur. Luas daratan 7168069 km² dan beriklim tropis, sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Keanekaragaman hayati anggrek di Sumatera Utara ini terlihat dari banyaknya ekosistem hutan, pegunungan, cagar alam yang ada. Sumatera Utara boleh berbangga karena memiliki banyak jenis tumbuhan anggrek yang endemik bahkan ada jenis angrek yang hanya tumbuh di Sumatera Utara. Anggrek yang terdapat di Sumatera Utara penyebarannya antara lain :

1. Hutan Gunung Lauser

Hutan di Desa Telagah kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat termasuk salah satu tipe hutan hujan dataran rendah di Sumatera Utara yang berdasarkan pengamatan di lapangan memiliki keanekaragaman makroepifit yang tinggi. Hutan ini memiliki pohon-pohon yang tinggi dan udara yang lembab sehingga merupakan habitat yang sesuai bagi pertumbuhan epifit. Yulinda (2004) melaporkan di kawasan hutan Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat terdapat 47 jenis makroepifit yang termasuk dalam 4 kelas, 10 ordo, 20 famili, dan 32 genera. Famili Orchidaceae merupakan famili

(3)

79 paling banyak jumlah jenisnya dari

semua famili yang ditemukan yaitu sebanyak 9 jenis, diikuti oleh family Polypodiaceae 6 jenis, famili Aspleniaceae 4 jenis, famili Davalliaceae 2 jenis, famili Lomariopsidaceae, Nephrolepidaceae, Zingiberaceae, Melastomataceae, dan Lindsaeaceae masing-masing 1 jenis. Tingginya jumlah jenis dari famili Orchidaceae ini kemungkinan disebabkan oleh faktor abiotik yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya, dengan suhu udara 21,3o C masih cukup baik untuk

jenis-jenis anggrek dapat tumbuh. Pewarta (1981) menyatakan bahwa kondisi ini masih berada pada kisaran suhu udara yang sesuai untuk pertumbuhan anggrek yaitu antara 21-35o C. Anwar et al., (1984) menyatakan bahwa biji-biji anggrek biasanya mudah dipencarkan oleh tupai atau burung, cukup tahan terhadap cahaya matahari langsung, dan pertumbuhan semai cepat. Hal ini menyebabkan jenis-jenis anggrek mempunyai penyebaran yang luas. Selanjutnya Comber (2001) menambahkan bahwa famili Orchidaceae di Sumatera termasuk paling banyak jenisnya yaitu terdapat 1.118 jenis.

Menurut Rifai (1993), bahwa jumlah jenis anggrek yang hidup sebagai epifit pada pepohonan belantara pegunungan sangatlah besar, terutama dari jenis-jenis Bulbophyllum. Monk et

al., (2000), menyatakan bahwa di hutan

pegunungan bawah banyak ditemukan anggrek epifit, khususnya anggrek

Corybas, Corymborkis, dan Malaxis.

Ruhana (2003), melaporkan bahwa terdapat anggrek epifit sebanyak 25

genus (70 jenis) di Stasiun Penelitian Ketambe Ekosistem Leuser.

Gambar 1. Jenis-jenis anggrek Bulbophyllum

2. Hutan Gunung Sinabung

Secara administratif hutan Gunung Sinabung terletak di desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, dan secara geografis hutan gunung Sinabung terletak pada 03o 11”- 03o 12”

Lintang Utara dan 98o 22”- 98o 24” Bujur Timur. Dari Berastagi berjarak ± 27 km atau 86 km dari Medan (LIPI, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian Berliani (2008) yang dilakukan pada enam lokasi ketinggian di jalur pendakian hutan Gunung Sinabung 37 jenis anggrek epifit yang termasuk dalam 17 genus dengan jumlah individu sebanyak 4643/ 0.9 ha.Kabupaten Karo Sumatera Utara ditemukan Jenis anggrek epifit ini tersebar di sepanjang jalur pendakian Gunung Sinabung mulai dari ketinggian 1400 m dpl sampai dengan ketinggian 2000 m dpl. Comber (2001), menyatakan genus Bulbophylum dapat ditemui dari ketinggian 250 m dpl sampai ketinggian 1900 m dpl. Widhiastuti et al. (2007), menyatakan spesies

(4)

80

Bulbophyllum angustifolium tumbuh pada daerah yang terbuka dengan intensitas cahaya yang cukup pada ketinggian 1400 – 2100 m dpl di hutan Gunung Sinabung. Dari 37 jenis anggrek epifit yang ditemukan pada lokasi penelitian, menurut Comber (2001) diketahui beberapa anggrek yang endemik di Sumatera Utara yaitu

Cleistoma rhycholabium, Dendrobium sidikalangense, Dendrochilum dewildei, Dendrochilum teleense dan Schoenorchis sumatrana. Anggrek endemik adalah anggrek yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain.

Penelitian Widhiastuti et al (2007) juga menemukan 38 jenis anggrek epifit dari 15 suku, dan anggrek tanah sebanyak 7 jenis dari 6 suku. Dari jenis anggrek tersebut terdapat jenis anggrek epifit yang endemik di Sumatera Utara, yaitu jenis Dendrobium sidikalangense

Dauncey, dan Schoenorchis sumatrana J.J.Sm.

Gambar 2. Anggrek Dendrobium

sidikalangense dan Schoenorchis sumatrana

3. Taman Wisata Sibolangit

Taman Wisata Sibolangit terletak di Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Kawasan ini terletak diantara jalan raya Medan-Brastagi yang jaraknya sekitar 40 km. Terletak pada ketinggian 300-550 m dpl.

Anggrek yang dijumpai di TWA Sibolangit ada 4 jenis yaitu :

Corymborkis veratrifolia (terrestrial), Newiedia zollingeri (terrestrial), Liparis wrayi (terrestrial), Pomatocalpa latifolia

(epifit). Sedangkan di Cagar Alam Sibolangit ada 3 jenis, yaitu : Calanthe

zollingeri (terrestrial), Calanthe tripticata

(terrestrial) dan (epifit).

Keragaman anggrek tanah di kawasan Sibolangit tidak banyak, hanya sekitar 5 jenis yang ditemukan tumbuh alami di hutan. Jenis anggrek tanah yang sangat dominan di Taman Wisata Alam Sibolangit adalah Corymborkis veratrifolia dan Neuwieia zollingeri.

Gambar 3. Anggrek Corymborkis veratrifolia dan Pomatocalpa latifolia

Sedangkan anggrek tanah yang dijumpai di Cagar Alam Sibolangit, paling banyak populasinya adalah

Calanthe zollingeri, Calanthe triplicata

yang ditemukan tumbuh di tepi jurang yang terjal, Eulophia zollingeri dijumpai 2 kali yaitu di pinggir jalan raya dan satu individu di jalan setapak dalam hutan . Anggrek Eulophia zollongeri ini tak akan nampak tanamannya bila sedang tak berbunga, karena tak memiliki daun dan termasuk anggrek saprofit. Dalam keadaan dorman (tak berbunga) tumbuhannya tersembunyi di tanah dalam bentuk umbi. Ada dua variasi warna bunga E. zollingeri yang dijumpai di Sibolangit yaitu coklat gelap dan kuning pucat keputihan. Warna coklat

(5)

81 gelap dijumpai di hutan yang teduh dan

agak gelap, sedangkan yang warna pucat ditemukan di pinggir jalan yang agak terang.

Sementara itu anggrek epifit hanya dua jenis yang dijumpai tumbuh di TWA Sibolangit, yaitu Pomatocalpa latifolia dsn Coelogyne rochussenili (hanya 2 individu). Namun di kebun-kebun penduduk terutama di kebun durian banyak anggrek epifit antara lain

Coelogyne rochussenili (di pohon durian), Agrostophyllum sp. (di pohon durian), Acriopsis javanica (di pohon aren), Cymbidium finlaysonianum (di pohon durian), Vanda sp., Kingidium

deliciosum (di pohon sempur/Dilenia indica), Thelasis carinata dan

Bulbophyllum sp. (di pohon durian).

Anggrek epifit yang sangat banyak populasinya adalah Coelogyne rochussenil. Bunganya tumbuh beruntai

menggantung ke bawah,warnanya kuning pucat dengan variasi kecoklatan pada bibir bunganya. Jenis lainnya yang juga dominan adalah Agrostophyllum sp. dan

Bulbophyllum sp. yang umumnya menempel di pohon durian. Sedangkan satu-satunya anggrek epifit yang dijumpai tumbuh di cagar alam adalah

Flickingeria convexa, yang menempel di

kulit pohon yang sudah mati.

Gambar 4. Coelogyne rochussenil dan

Flickingeria convexa

4. Kawasan Taman Eden

Hutan wisata Taman Eden di Desa Sionggang, Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Dari hasil eksplorasi Parasian P. Situmorang, 2010 ditemukan 112 spesies anggrek yang terhimpun dalam 38 genus. Dari jumlah tersebut ditemukan 78 spesies anggrek epifit (24 genus), 32 spesies anggrek teresterial (18 genus) dan 2 spesies anggrek saprofit (2 genus). Anggrek tersebut adaah sbb:

Agrostophyllum bicuspidatum,

Agrostophyllum laxum

,Anoectochiluslongicalcaratus, Apostasia sp, Apendicula alba, Appendicula pauciflora, Appendicula ramosa, Appendicula sp1, Appendicula sp2, Arundina graminifolia, Arundina sp, Ascidieria longifolia, Bulbophyllum adelphidium, Bulbophyllum biflorum,

Bulbophyllum flavidiflorum,

Bulbophyllum lobbi, Bulbophyllum longivagans, Bulbophyllum mirum, Bulbophyllum odoratum, Bulbophyllum ovalifolium, Bulbophyllum romburghii, Bulbophyllum stelis, Bulbophyllum

virescens, Bulbophyllum sp1, Bulbophyllum sp2, Bulbophyllum sp3, Bulbophyllum sp4, Bulbophyllum sp5, Bulbophyllum sp6, Bulbophyllum sp7, Bulbophyllum sp8, Bulbophyllum sp9,Bulbophyllum sp10,Calanthe

chrysoglossoides, Calanthe speciosa, Calanthe triplicata, Ceratostylis radiate,

Ceratostylis subulata,

Cleistomamuticum, Coelogyne

brachygine, Coelogyne cuprea,

Coelogyne dayana, Coelogyne

(6)

82

Coelogyne sp, Corybas stenotribonos,

Cymbidium bicolor,Cymbidium

dayanum,. Cymbidium lancifolium,

Cymbidium sp, Dendrobium

compressistylum, Dendrobium

indragiriense, Dendrobium kuyperi, Dendrobium sociale,. Dendrobium sp1, Dendrobium sp2, Dendrobium sp3, Dendrobium sp4, Dendrobium sp5, Dendrochilum sp1, Dendrochilum sp2, Eria densa,Eria pachystachya, Eria taluensis, Eria tjadasmalangensis, Eria

sp1 , Eria sp2,. Eria sp3, Eria sp4, Eria sp5, Eria sp6, Gastrochilus sororius,

Goodyera schlechtendaliana, Goodyera

sp, Lepidogyne longifolia, Liparis elegans, Liparis pallida, Liparis rheedii, Liparis terrestris, Macodes petola, Malaxis sp1, Malaxis sp2, Neuwiedia veratrifolia, Neuwiedia zollingeri, Neuwiedia sp, Oberonia lotsyana, Octarrhena parvula, Paphiopedilum curtisii, Paphiopedilum tonsum, Phaius corymbioides, Phaius flavus, Phaius sp. Phalaenopsis sp,latanthera angustata, Podochilus microphyllum, Podochilus muricatum, Podochilus sp1, Podochilus

sp2, Podochilus sp3,Renanthera

angustifolia, Schoenorchis sumatrana, Spathoglottis aurea, Spathoglottis plicata, Thrixspermum centipede, Thrixspermum sp, Trichoglottis adnata, Trichoglottis velutina, Trichotosia sp1, Trichotosia sp2, Vanda sp, Vanilla sp2, Vanilla sp1 .

5. Gunung Lubuk Raya

Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota Padang Sidimpuan adalah Gunung Lubuk Raya. Disinilah habitat anggrek sepatu dewi. Bentuk bunganya seperti sepatu dan

corak daunnya bintik- bintik hitam. ( Ridhos Orchid. 2010)

Gambar5. Anggrek sepatu dewi (spesies

phapio)

6. Kawasan Hutan Barumun

Suaka Margasatwa Barumun ini merupakan kawasan konservasi terluas kedua setelah Taman Hutan Raya Bukit Barisan, yaitu sekitar 40.330 Ha SM Barumun terdiri dari formasi hutan dengan ketinggian di bawah 1 .000 m dpl dan hutan dataran tinggi. Topografi kawasan mulai datar sampai

bergelombang hingga

berbukit/bergunung, kelerengan lebih dari 45% dan di beberapa sisi lereng bukit berlembah curam. Puncak tertinggi adalah Dolok Malga 2.014 m dpl. (Wijaya,1997). Ada 60 jenis anggrek yang terdiri dari 31 marga, diinventarisir tumbuh secara alami di Kawasan SM Barumun (Dwi Murti Puspitaningtyas,

2010).

Diantara jenis tersebut ada yang merupakan catatan baru di Sumatera yaitu Cleisostomacomplicatum, Eria cepifolia, Malleola baliensis dan

Saccolabiopsis bakhuisenii, Hanya satu

jenis anggrek endemik Sumatra yang dijumpai yaitu Eria rubifera. Jenis anggrek saprofit yang jarang ditemukan yaitu Erythrorchis,ochobiensis dan

rythrorchis altissima,Calanthe triplicata,Plocoglottis javanica, Claderia viridiflora,Liparis wrayi dan Neuwiedia

(7)

83 zollingeri var. javanica.Thecostele, alata,

Acriopsis liliifolia dan Erythrorchis,cf. altissima, Jenis-jenis anggrek yang cukup

dominant adalah Dendrobium truncatum,Cleisostoma complicatum, Eria cepifolia dan Vanilla sp, Selain itu

banyak pula jenis-lainnya yang unik dan menarik Bulbophyllum lobbii, B. ecornutum,Cymbidium atropurpureum,

C.finlaysonianum, Coelogyne

rochussenii, C.asperata, Macodes petola

dll.

7. Cagar Alam Dolok Sipirok

Ada 95 jenis yang terdiri dari 40 marga. 22 jenis (17 marga) diantaranya merupakan anggrek tanah dan 73 jenis (24 marga) merupakan anggrek epifit.

(Dwi Murti Puspitaningtyas, 2001)

ADA 3 SPECES ANGGREK

SUMATERA UTARA YANG

DILINDUNGI

1. Anggrek Hartinah (Cymbidium

hartinahianum).

Habitatnya ditemukan Rusdi E Nasution, seorang peneliti dari Herbarium LBN/LIPI Bogor pada tahun 1976 , di Desa Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten Tapanuli Utara. Berada di luar kawasan hutan, tepatnya pada areal kebun penduduk, yang diperkirakan hanya tinggal lebih kurang 1.200 meter persegi. Anggrek jenis ini tumbuh baik di tempat terbuka di antara rerumputan serta tanaman lain seperti jenis paku-pakuan, kantong semar, dan lain-lain pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut. Anggrek ini merupakan anggrek tanah yang pertumbuhannya merumpun. Daunnya

berbentuk pita berujung meruncing dengan panjang 50-60 cm. Bunganya berbentuk bintang bertekstur tebal. Daun kelopak dan daun mahkotanya hampir sama besar, permukaan atasnya berwarna kuning kehijauan dan permukaan bawahnya kecokelatan dengan warna kuning pada bagian tepinya. Statusnya emdemik terancam dengan demikian anggrek ini tanaman yang dilindungi .(BKSDA Sumut)

2. Anggrek bulan Sumatera termasuk tanaman yang dilindungi dengan status terancam. (BKSDA Sumut) 3. Vanda Sumatera termasuk tanaman

yang dilindungi dengan status terancam.(BKSDA Sumut)

Gambar 6 Cymbidium hartinahianum , bulan Sumatera, Vanda Sumatrana

KESIMPULAN

 Sumatera Utara menggambarkan sumber daya hayati yang sangat kaya dengan tanaman anggrek dan sebagian besar telah terbukti bernilai ekonomi tinggi.

 Ada 3 jenis anggrek yang terdapat di Sumatera Utara yang dilindungi yaitu

(8)

84

anggrek Hartinah, anggrek bulan Sumatera dan vanda Sumatrana.  Masih banyak lagi kawasan hutan,

pegunungan dan cagar alam di Sumatera Utara yang belum terdata anggreknya

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J., S. J. Damanik., A. J. Whitten & N. Hisyam. 1984. Ekologi Ekosistem

Sumatera. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Comber, J. B. 2001.

Orchids of Sumatra. Singapura: Singapura Botanic Gardens

Berliani, K. 2008. Distribusi dan Stratifikasi Altitudinal Jenis Anggrek Epifit di Hutan

Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Departemen Biologi. FMIPA USU.

Darmono, D. W. 2008. “Bertanam

Anggrek”. Penerbit Panebar Swadaya Dressler, R. L. 1990. “The Orchid: natural

history and classification”. Harvard University Press. London

Diakses dari Potret negriku - Provinsi

Sumatera Utara – flora, Angrek Hartinah Kidnesia – portal anak Indonesia – Mozilla firefox

Heriswanto, K. 2009. “Berkibarlah Anggrek-Anggrek Indonesia”. BBI Dinas Kelautan dan Pertanian Propinsi DKI Jakarta : Jakarta.

Kehutanan & Perkebunan Propinsi Sumatera Utara, Identitas Flora dan Fauna Sumatera Utara. http/www/dephut.go.id/informasi/prov insi/sumut/sumut.html

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 2003. Laporan Eksplorasi Flora Nusantara, Taman Wisata Alam Deleng

Lancuk dan Taman Wisata Alam Lau Debuk-debuk Kabupaten Karo Sumatera Utara. LIPI. Jakarta.

Panjaitan, Flora Yolanda, 2010. Inventarisasi Jenis-Jenis Anggrek di Samosir Utara Kabupaten Samosir, Provinsi

Sumatera Utara (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Simanindo http://repository.usu.ac.id/handle/1234 56789/31725

Pewarta. 1981. Anggrek Indonesia. Bandung: PT. Rukun Gaya Baru Offset.

Puspitaningtyas, D.M. 2001. Potensi Keragaman Anggrek Alam di Cagar Alam Dolok Sipirok-Sumatera Utara.

Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Kongres PERHORTI.

Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang bekerjasama dengan Perhimpunan Hortikultura Indonesia. Malang

Puspitaningtyas D.M, 2010 Inventarisasi Keragaman Anggrek Di Kawasansuaka Margasatwa Barumun-Sumatera Utara Ekologia, Vol. 10 No.1 , April 2010

Ridhos orchid , 2010. Anggrek Hutan Sidempuan.

http://pusukbuhit.com/photo/12690943 16anggrek+hutan.jpg

Ruhana. 2003. Kajian Jenis Anggrek Di

Stasiun Penelitian Ketambe Ekosistem Leuser.

Thesis. Darussalam Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Sulistiarini, D & U. W. Mahyar. 2003.

Jenis-jenis Anggrek Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Pusat Penelitian

Biologi. Bogor:CV. Mitrayuda

Veloso, B. 2010. “Budi Daya Tanaman Anggrek (I dari II)”. Diakses dari : http://www. Budidaya anggrek wordpress.com

Widhiastuti, R dan T.A. Aththorick. 2007. Studi Vegetasi Hutan Gunung Sinabung Sumatera Utara. Laporan Hasil Penelitian Fundamental. Dibiayai oleh DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pendidikan Nasional. Depatemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera utara. Medan

Wijaya, T.M. 1997. Informasi Kawasan

Konservasi Propinsi Sumatera Utara

(9)

85

Widhiastuti, R., Aththorick, T.A. dan Marliya. 2007. Tumbuhan Anggrek Hutan

Gunung Sinabung. Penerbit Pustaka Bangsa Press. ISBN: 979–3360–90-9.

Yulinda. 2004. Keanekaragaman Makroepifit di Kawasan Hutan Tangkahan Taman

Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat. Thesis. Medan: Universitas

Gambar

Gambar 1. Jenis-jenis anggrek Bulbophyllum
Gambar 6  Cymbidium  hartinahianum  ,   bulan  Sumatera,  Vanda  Sumatrana

Referensi

Dokumen terkait

Dari pola penyebaran jenis anggrek dapat dilihat bahwa penyebaran anggrek di Samosir Utara menyebar secara seragam meskipun jumlahnya tidak merata di masing – masing

Tumbuhan epifit dalam penelitian ini adalah semua jenis tumbuhan dari Divisi Pteridophyta dan Divisi Spermatophyta yang hidup menumpang atau menempel pada tumbuhan lain di

Anggrek adalah tumbuhan dengan perawakan yang beraneka ragam, hidup sebagian besar epifit (tumbuh pada pohon inangnya) dan ada pula yang teresterial (tumbuh di tanah atau sering

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan anggrek epifit yang terdapat di Kawasan Cagar Alam Jantho Kabupaten Aceh Besar.. METODE PENELITIAN Tempat dan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis anggrek epifit yang tumbuh di Desa Koto Tinggi Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu sedangkan sampel adalah tumbuhan

Adapun judul dari skripsi ini adalah Inventarisasi Jenis – Jenis Anggrek di Samosir Utara, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta

Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis anggrek epifit yang tumbuh di Desa Koto Tinggi Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu sedangkan sampel adalah tumbuhan

Jenis–jenis anggrek alam yang ditemukan disekitar Danau Tambing Kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) yang hidup secara epifit telah dijumpai menempel pada