• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan efisiensi dan efektifitas waktu. Perwujudan teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan efisiensi dan efektifitas waktu. Perwujudan teknologi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini teknologi berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman dan membawa begitu banyak pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu bentuk teknologi tersebut yaitu teknologi informasi, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya terutama dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas waktu. Perwujudan teknologi informasi salah satunya yaitu melalui handphone yang beberapa tahun lalu dianggap sebagai salah satu barang tersier, sekarang mengalami pergeseran menjadi barang primer. Banyak sekali kegunaan dari handphone diantaranya dapat berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain secara jarak jauh dan juga informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Telepon seluler atau bisa disebut dengan handphone sendiri merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel/mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel wireless). Pada dasarnya handphone fungsi utama yaitu sebagai alat komunikasi melalui suara dan pesan singkat (SMS).Selanjutnya handphone berfungsi untuk menangkapsiaran radio, televisi.Juga dilengkapi dengan

(2)

2

fungsi audio, kamera, video, game, serta layanan internet. Saat ini handphone bahkan memiliki fungsi yang hampir sama dengan perangkat komputer namun pada intinya pengertian handphone adalah sebagai sebuah alat telekomunikasi sehingga fungsi utamaya adalah untuk berkomunikasi baik melalui suara maupun pesan singkat.1

Munculnya Telepon Seluler atau Handphone memberi dampak besar kepada masyarakat yakni hampir semua kalangan maupun lapisan masyarakat menggunakannya, mulai dari kalangan muda hingga kalangan tua.Hal tersebut membuat banyaknya toko bermunculan untuk menjual telepon seluler dengan berbagai macam merk dan fitur yang sangat menarik bagi pembeli. Dengan banyaknya toko yang bermunculan, mengakibatkan toko-toko yang menjual tersebut berlomba-lomba untuk menjual produk mereka, yakni dengan cara membuat boneka yang berbentuk boneka yang menyerupai merk telepon seluler yang mereka jual. Diantara perlombaan penjualan produk antara toko tersebut terkadang muncul persaingan usaha yang sangat ketat, bahkan ada yang menggunakan cara yang tidak adil untuk menjatuhkan penjualan produk toko lain.

Toko telepon seluler melakukan berbagai macam cara dalam persaingan usaha tersebut, salah satunya yakni dengan cara tidak sehat. Persaingan usaha tidak sehat memiliki pengertian sendiri menurut pasal 1 huruf f Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktekk Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yaitu, “Persaingan usaha tidak sehat adalah

1 Pengertian Definisi Handphone, https://pengertiandefinisi.com/pengertian-handphone-sejarah-dan- fungsinya/, (diakses pada 6 Maret 2018)

(3)

3

persaingan antar pelaku dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”.

Persaingan usaha tidak sehat tersebut dilakukan dengan cara menjualk telepon seluler rekondisi. Rekondisi sendiri adalah tindakan mengembalikan sesuatu ke kondisi yangh baik dan baru dengan mengubah, memperbaiki, atau mengganti bagian tertentu yang dahulunya tidak berfungsi menjadi berfungsi seperti baru dan menjualnya dalam keadaan baru dengan harga lebih murah dibandingkan took lain yang menjual barang yang sama.2

Praktik rekondisi telepon seluler Handphonemerupakan tindakan yang merugikan konsumen, keadaan ini diperparah dengan peredaran telepon seluler rekondisi di masyarakat tidak terkontrol dimana sebagian besar took telepon seluler atau biasa kita sebut konter Handphone menjual telepon seluler atau Handphone rekondisi. Selaiin itu peredaran telepon seluler atau

Handphone lebih diperburuk lagi dengan konsuimen atau pembeli yang tidak

mengetahui dan memahami, bahwa telepon seluler yang dibeli merupakan telepon seluler rekondisi market atau telepon seluler original (asli) dengan oknum penjual atau pelaku usaha yang tidak memberikan keterangan dan penjelasan yang jujur kepada konsumen atau pembeli mengenai kondisi telepon seluler atau handphone yang hendak dibeli oleh konsumen atau pembeli.

2 KBBI Kemendikbud, Pengertian Rekondisi¸ https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rekondisi, (diakses pada 30 Oktober 2020)

(4)

4

Dalam penjualan telepon seluler rekondisi, pelaku usaha memiliki peran aktif di dalam melakukan penjualan, seperti promosi dan juga pemasaran telepon seluler tersebut. Di dalam Pasal 1 angka 3 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa “Pelaku

usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”.

Problema hukum di era globalisasi saat ini baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun bisnis, tidak pernah ada habisnya. Dimulai dari korupsi yang merajalela dilakukan oleh para pejabat negara, tingginya impor produk dari negeri Cina yang beredar di Indonesia sehingga produk di pasaran lebih dominan dikuasai oleh negeri panda dibanding produk dari negeri kita sendiri, berbisnis di bidang investasi yang berujung pada penipuan kepada konsumen dan masih banyak lagi problema yang lainnya.Penegakan hukum semakin jauh dari rasa keadilan karena didapati berbagai putusan penegakan hukum yang tidak mampu memberi kepuasan atau memenuhi rasa keadilan para pencari keadilan masyarakat pada umumnyaMenurut Bagir Manan.3

Kemajuan dari teknologi, informasi dan industri tersebut memberikan dampak positif dan negatif bagi konsumen, disisi lain konsumen diuntungkan dengan banyaknya pilihan dari produk barang dan jasa sedangkan konsumen

3 Bagir Manan, menegakkan Hukum Suatu Pencarian. Asosiasi Advokat Indonesia, Jakarta,2009, hlm.51.

(5)

5

juga bisa dirugikan dan menjadi objek kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha, sebab itu saat ini sangat diperlukan sekali kesadaran masyarakat akan perlindungan konsumen dan juga etika dalam bertransaksi antara konsumen dan pelaku usaha.4

Perlindungan hukum konsumen bagi masyarakat merupakan hal yang sangat penting karena itu hubungan antara konsumen, pengusaha dan pemerintah yang sinergi sangat diperlukan untuk mewujudkan efisiensi perlindungan konsumen dalam masyarakat.5Seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan industri yang semakin maju tersebut banyak sekali inovasi-inovasi yang menghasilkan produk-produk canggih dalam dunia teknologi yang semakin memudahkan kita dalam melakukan kegiatan sehari-sehari terutama dalam berkomunikasi, salah satunya adalah smartphone. Salah satu merek ternamasmartphone yang berasal dari Amerika yaitu Apple telah menjadi primadona bagi masyarakat diseluruh dunia salah satunya di Indonesia dengan menghadirkan produk iphone. Ketenaran yang dimiliki Apple ini secara tidak langsung menimbulkan dampak negatif dimana pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab menjadikan iphone sebagai objek kecurangan dengan cara mendahur ulang perangkat tersebut atau biasa disebut rekondisi. Pelaku usaha yang dimaksud dalam kasus ini adalah distributor.

4 Neni sri Imaniyati. Hukum ekonomi & Ekonomi Islam, dalam perkembangan. (Bandung: Mandar Maju, 2002). Hlm. 161.

5 Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen (Bandung : Mandar Maju, 2000). Hlm.7.

(6)

6

Penegakan hukum yang terjadi, tidak atau menjadi hambatan untuk mendorong kegiatan atau Perubahan sosial. Kemajuan teknologi dewasa ini, telah menempatkan handphone sebagai perangkat komunikasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat modern saat ini. Oleh karena itu, penjualan dan peredaran handphone dari Tahun ke Tahun mengalami peningkatan dan perkembangan yangcukup besar. Salah satunya, dapat dibuktikan dengan beberapa handphone yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat (GSM dan CDMA), bahkan tidak jarang seseorang memiliki dan menggunakan lebih dari satu handphone.

Adapun kasus rekondisi handphone ini terjadi lagi di Kota Tangerang tepatnya di lakukan di Ruko De Mansion nomor B 16 dan B 9, Jalan Jalur Sutera, Alam Sutera, Cipondoh, Kota Tangerang. Yang dilakukan oleh 4 WN China dan 10 WNI yang dimana mereka berperan sebagai pengawas dan pekerjanya. Perakitan handphone rusak tersebut berlangsung sejak tahun 2016, keuntungan dari setiap unit yang berhasil dijual Rp 500.000 sampai dengan 1.000.000. Diperkirakan omset penjualan industri rekondisi

handphone tersebut mencapai Rp 300.000.000.000 setiap tahunya. Handphone rekondisi tersebut memiliki berbagai merek untuk di pasarkan,

tak lepas merek-merek ternama yaitu, Xiaomi, Iphone, Nokia, Oppo, Samsung, dan Motorolla. Untuk proses pemasaranya pelaku menjual HP di media sosial. Dan untuk meyakinkan calon pembeli pelaku menyertakan kartu garansi resmi tiruan. Namun bila calon pembeli lebih teliti, kualitas

(7)

7

cetakan garansi atau stiker yang menempel di setiap box tidak rapi, atau lebih buruk. Penjualannya menyasar ke pembeli online dan toko retail.6

Besarnya daya serap pasar terhadap handphone di Indonesia, telah memberikan banyak kesempatan bagi para distributor handphone untuk saling bersaing menyalurkan dan memasarkan handphone yang telah diproduksi oleh produsen ke dalam pangsa pasar dalam negeri (masyarakat). Tentu saja, hal ini telah menciptakan suatu persaingan yang tinggi bagi para distributor handphone, sehingga beberapa pengusaha distributor banyak yang tidak mampu bersaing secara “sehat”, melakukan pendistribusian handphone secara “ilegal”, seperti mendistribusikan handphone-handphone dengan cara menghindari pajak. Salah satu cara ini, dapat memberikan manfaat bagi distributor dalam melakukan penekanan pangsa pasar handphone ke dalam masyarakat dengan cepat, mudah dan murah, tanpa mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh para distributor itu sendiri. Secara umum, handphone ilegal (selundupan) atau yang dikenal oleh masyarakat sebagai handphone

black market, sangat berbeda dengan handphone resmi atau yang biasa

disebut sebagai handphone Legal. Pada hakikatnya handphone blackmarket merupakan handphone yang sengaja diselundupkan ke dalam negeridengan cara menghindari sistem perpajakan Negara. Sedangkan handphone legal merupakan handphone yang didistribusikan melalui distributor resmi yang memiliki kerja sama penjualan atau pasca penjualan dengan produsen

handphone, serta telah memenuhi standar minimum yang telah ditentukan

6 https://www.merdeka.com/peristiwa/tempat-perakitan-hp-rekondisi-di-tangerang-terbongkar-4-wn-china-10-wni-ditangkap.html (diakses pada 10 Maret 2018, pukul 13.00)

(8)

8

oleh pemerintah. Berbeda lagi dengan jenis handphone Refurbished,

rekondisi, dan tray.7

Pasal 378 KUHP menurut terjemahan Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional(BPHN) berbunyi sebagai berikut:

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakainama palsu atau martabat palsu, dengantipu muslihat, ataupun rangkaiankebohongan, menggerakkan orang lainuntuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutangmaupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjarapaling lama empat tahun.8

7 PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI IPHONE REKONDISI TANPA JAMINAN KUALITAS DAN GARANSI RESMI ” (Jember University, 2018), 19) 8Kevin Julio Tamboto, PENGATURAN DAN PRAKTIK PENERAPAN PASAL 378 KUHP TENTANG PENIPUAN (KAJIAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 519 K/PID/2017)

(9)

9 B. Rumusan Masalah

1) Apakah tindakan rekondisi HP yang diperjualbelikan, dapat dikualifikasi sebagai tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP ? 2) Bagaimana tindakan penegakan hukum terhadap terjadinya jual beli HP

rekondisi, yang dapat merugikan masyarakat konsumen ?

3) Apa kendala yang dihadapi penegak hukum dalam menangani masalah rekondisi HP yang diperjual belikan tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui dapatnya pengenaan pidana pada pelaku rekondisi HP yang di perjual belikan.

2) Untuk mengetahui penegakan hukum menurut Pasal 378 KUHP.

3) Untuk mengetahui kendala penegak hukum dalam memberantas peredaran rekondisi HP di kota Malang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini yaitu terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1) Manfaat Teoritis

Secara Teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat penegak hukum, yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim serta Lembaga Swadaya Masyarakat dalam rangka penegakan

(10)

10

hukum bagi pelaku tindak pidana kekerasan terhadap peredaran

handphone rekondisi.

2) Manfaat Praktis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan dalam rangka penegakan hukum terhadap peredaran handphone rekondisi serta sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti yang akan datang.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari dilakukanya penelitian ini yaitu terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1) Kegunaan Teoritis

Secara Teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat penegak hokum, yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan Hakim serta Lembaga Swadaya Masyarakat dalam rangka penegakan hokum bagi pelaku tindakk pidana kekerasan terhadap peredaran

handphone rekondisi.

2) Kegunaan Praktis

Seacara Praktis dari penelitian ini diharapkan :

1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan dalam rangka penegakan hukum terhadap peredaran handphone rekondisi serta seabagai sumber informasi dan refresnsi bagi peneliti yang akan datang.

(11)

11

a) Masyarakat dapat mengetahui lebih jelas mengenai norma-norma dan Undang-Undang yang berlaku dalam menghadapi permasalahan peredaran handphone rekondisi.

b) Bagi Masyarakan penelitian ini diharapkan dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan informasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Sehingga semakin menambah khasanah ilmu pengetahuan hukum, khususnya ilmu pengetahuan hukum pidana.

c) Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperdalam pengetahuan penulis terhadap hukum pidana.

F. Kerangka Teori 1. HP rekondisi

HP rekondisi adalah HP bekas yang sudah menjadi limbah di luar negeri. Limbah HP tersebut di ambil mesin dan LCD monitornya kemudian dirakit ulang. Sementara casing, charger dan aksesori lainnya diganti baru. Umumnya, HP bekas itu di datangkan dari Negara-negara di Asia seperti Korea, Jepang, dan Cina.

Jika anda sudah sangat sering menggunakan HP atau mengerti tentang seluk beluknya anda pasti akan mengetahui perbedaan HP rekondisi dan yang asli dalam sekali pegang. Spesifikasi rekondisi sangat berbeda dengan ponsel asli. Jadi yang mirip sebenarnya hanyalah tampilan casing,

(12)

12

termasuk merek dan serinya. Cirri-ciri lainnya, kualitas suara terdengan jelek dan pecah; anda bisa menguji dengan memutar lagu. Casing ponsel sekilas terlihat mirip asli, tetapi jika diteliti ternyata dibuat dari bahan yang berbeda. Bobot ponsel palsu lebih ringan. Huruf-huruf pada ponsel tampak berbeda. 80% ponsel garansi tidak resmi yang diperjual belikan, battery dan chargernya palsu, termasuk yang dijual di outlet resmi Operator selular, karena itu semua bukan barang baru (barang bekas rusak/reject di luar negeri, diperbaiki dan dibungkus ulang seperti baru, namanya refurbish product atau bahasa Indonesianya barang rekondisi).Jika tidak mahir membedakan mana yag asli dan palsu, belilah barang atau produk yang bergaransi resmi di toko yang penjualnya paling tidak bisa anda percaya.Jangan mudah tergiur oleh harga murah. Terkadang, barang yang dijual murah biar pun ber-garansi resmi ternyata tidak 100% baru atau perlengkapannya sudah ditukar. Segel plastik dan kemasan bagus tidak menjamin. Barang yang terdapat didalamnya.Jangan sering-sering charge battery ponsel dalam waktu yang lama. Kalo pake battery palsu agak riskan. Bisa meledak. Kalo battery asli paling tidak rusak atau soak dan gampang low-batt, tapi tidak mungkin akan meledak.9

Coba anda raba Battery dengan tangan jika terasa bergelembung / buncit dibagian tengah battery ciri - ciri seperti itu tanda-tanda sudah rusak dan jika digunakan terus menerus bisa mengakibatkan HP anda rusak dan bisa-bisa akan meledak.

9 Muhammad Aulia Pratama, Skripsi: “MARAKNYA PENYELUNDUPAN BARANG ILEGAL DI WILAYAH PERBATASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA” (Bandung: UPB, 2017), Hal. 20.

(13)

13

Battery asli (misalnya nokia) memang dilengkapi hologram asli. Kalau diperhatikan bentuknya sangat jelas. Dua buah tangan sedang bersalaman. Kalau battery digerakkan kiri-kanan-depan-belakang. Disamping hologram ada stiker hitam yang kalau dikerok akan muncul angka yang bisa di cek validitas (keasliannya) di website resmi nokia. Dan yang palsu hologramnya tidak begitu jelas Cuma berkilau, warnanya agak kekuning-kuningan, tulisannya juga agak buram, jika kalau dipegang permukaan battery berbeda dengan yang asli.Charger asli bisa dipastikan kalau di pegang terasa agak berat dan ada barcode. SedangkanCharger yang palsu sangat ringan dan kasar buatannya, barcode juga tidak terlihat jelas.Perhatikan kotak ponselnya. Terkadang cetakannya buram terkesan murahan dan bahan kartonnya tipis.Ponsel rekondisi termasuk barang yang berbahaya. Sebab barang yang tidak keluar dari Quality Control pabrik, tingkat radiasi signalnya serta konsumsi daya battery-nya tidak dapat dipertanggung jawabkan.

2. Unsur-Unsur dalam Pasal 378 KUHP yaitu:

a) Unsur Objektif :

Unsur menggerakan orang lain ialah tindakan-tindakan, baik berupa perbuatan-perbuatan maupun perkataan-perkataan yang bersifat menipu.10 b) Unsure Subjektif :

Dengan tipu muslihat yang perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan gambaran peristiwa yang sebenarnya dibuat-buat

(14)

14

sedemikian rupa sehingga kepalsuan itu dapat mengelabui orang yang biasanya hati-hati 11

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh data agar dapat memenuhi atau mendekati kebenaran dengan jalan mempelajari, menganalisa, dan memahami keadaan lingkungan di tempat dilaksanakannya suatu penelitian. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka penelitian yang digunakan meliputi:

1) Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Yuridis Sosiologis, didasari dengan alasan dapat mengetahui dan mendapatkan informasi serta data yang jelas.

2) Penelitian ini dilakukan di sebuah tempat di Kota Malang. Pemilihan lokasi ini didasari alasan karena tempat tersebut merupakan tempat teman saya yang kebetulan telah menjadi korban HP rekondisi

3) Jenis Dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh Penulis dari 2 (dua) jenis data yaitu:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait sehubungan dengan Penelitian ini. b) Data Sekunder

(15)

15

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan yaitu penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dimana dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan objek yang dimaksud sesuai dengan judul skripsi ini kemudian membandingkan antara satu dengan yang lain dan dari hasil perbandingan itulah ditarik kesimpulan sebagai bahan kajian.

4) Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sejumlah data atau fakta yang diambil secara langsung dari sumber data di lapangan.

b. Sumber Data Sekunder

Semua data sekunder yang bersifat menjelaskan bahan hukum primer berupa pendapat para ahli sarjana serta literatur-literatur yang relevan dengan objek penelitian.

Bahan-bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan yang berlaku atau ketentuan-ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan itu maka bahan hukum primer yang digunakan adalah:

a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 b) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(16)

16

Bahan hukum sekunder yang digunakan untuk mendukung bahan hukum primer, diantaranya yang berasal dari karya para sarjana, jurnal, data yang diperoleh dari instansi, serta buku-buku kepustakaan yang dapat dijadikan referensi yang dapat menunjang penelitian ini.

3. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum yang mengandung bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus

5) Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka tindak lanjut perolehan data sebagaimana yang diharapkan, maka penulis menetapkan teknik pengumpulan data primer yaitu dengan cara interview atau wawancara langsung kepada pihak Kepolisian dan teman yang menjadi korban, sedangkan untuk data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca, menelaah secara seksama buku-buku, dokumen-dokumen dan lain-lain.12

H. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Penulisan Hukum ini penulis menyusun dalam empat bab yang didalamnya terdiri atas sub bab yang bertujuan agar mempermudah dalam memahaminya. Adapun Sistematika Penulisan yang disebutkan diantaranya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(17)

17

Dalam Bab ini terdapat beberapa sub bab yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, Metodelogi Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini berisi mengenai Diskripsi atau uraian tentang bahan-bahan teori, doktrinatau pendapat para sarjana, dan kajian Yuridis berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, kajian terdahulu terkait topik atau tema yang diteliti.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini berisi mengenai Hasil penelitian yang telah dikaji dan dianalisa secara sistematis berdasarkan pada kajian pustaka sebagaimana dalam Bab II.

BAB IV PENUTUP

Dalam Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran terkait dengan Permasalahan yang sedang diangkat.

Referensi

Dokumen terkait

Sidik ragam analisis jumlah klorofil daun karet (mg/L)

Penilaian aspek psikomotor yang dilakukan oleh guru dan siswa didasarkan pada unjuk kerja/ gerak yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran.. Penilaian dilaksanakan

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada sejumlah situs website pemerintah daerah tersebut menunjukkan beberapa hal yaitu (1) tingkat perkembangan e-government

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

Ketepatan struktur seperti struktur kelompok nominal dan porsi kepadatan leksikal yang baik memberikan pengaruh besar dalam menulis teks tertulis seperti naskah

Tidak dipungkiri bahwa penggunaan printer dalam suatu pekerjaan tidak selalu efektif. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan printer dalam sebuah perusahaan, seperti