• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)

Substansi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan

(civicdisposition), dan ketrampilan kewarganegaraan (civic skill). Menurut CCE (Center For Civic Education) untuk dapat berpartisispasi maka perlu dibekali

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan

(civic skills), dan karakter kewarganegaraan (civic disposition). (Cholisin dalam

Eman Setiati, 2014: 14).

Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) merupakan materi substansi yang harus diketahui oleh warga negara. Peserta didik untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berlandaskan pada pengetahuan yang ia miliki. (Eman Setiati, 2014:22)

Menurut Branson (1998:9) “pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara.” Aspek ini menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum, dan moral.

Berdasarkan pengertian pengetahuan kewarganegaraan dari para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan kewarganegaraan merupakan materi substansi yang harus diketahui oleh warga negara. Pengetahuan yang harus

(2)

diketahui oleh warga negara meliputi beberapa hal, diantaranya hak-kewajiban warganegara dan pengetahuan yang mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintahan dan sistem sosial yang ideal sebagaimana tertera dalam pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Komponen ini harus diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan penting yang secara terus menerus diajukan sebagai sumber belajar PKn. Menurut Branson (1998:9) Lima pertanyaan yang dimaksud adalah :

a. Apa kehidupan kewarganegraan, politik dan pemerintahan? b. Apa dasar-dasar politik Indonesia?

c. Bagimana pemerintahan yang dibentuk konstitusi mengejawantahkan? d. tujuan-tujuan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi Indoensia? e. Bagaimana hubungan Indoneisa dengan negara-negara lain di dunia? f. Apa peran warganegara dalam demokrasi Indonesia?

Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yaitu pemahaman mendasar yang dimiliki oleh siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan kewarganegaraan, yang meliputi demokrasi dan struktur pemerintahan, kewarganegraan dan Civil

Society. Pendidikan kewarganegaraan yang bermutu memiliki pengetahuan

kewargaengaraan yang berbasis pada keilmuan yang jelas dan relevan bagi masyarakat demokratis, memiliki ketrampilan kewarganegaraan, karakter kewarganegaraan yang mampu untuk mengembangkan pembangunan karakter bangsa, pemberdayaan warganegara dan masyarakat kewarganegaraan.

2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

(3)

Menurut pendapat Arief dkk (2005:7) mengatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.

Hamalik dalam Arsyad (1997:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar mengajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Pendapat tersebut serupa dengan pendapat Rayandra (2011:28) “media merupakan alat bantu mengajar, termasuk salah satu komponen lingkungan belajar yang dirancang oleh pembelajar”.

Pada penelitian ini media merupakan alat yang direncanakan dan digunakan untuk mengajar pada pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sehingga dapat merangsang pikiran dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

(4)

b. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Memberikan kemudahan kepada siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat.

2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat siswa untuk belajar.

3) Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena siswa tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa. c. Fungsi media pembelajaran

Levie & Lentz (1982) dalam Arsyad (1997:7) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif dan (4) fungsi kompensatoris.

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

(5)

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa

mediavisual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

d. Manfaat media pembelajaran

Sudjana & Rivai dalam Arsyad (1997:9) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi visual melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

(6)

a. Pengertian MediaLCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu metode tampilan yang menggunakan panel-panel kristal cair sebagai pembentuk gambar. Pada LCD (Liquid Crystal Display), gambar yang di layar dibentuk dari 3 buah LCD (Liquid

Crystal Display) Panel (Red, Green, Blue) yang masing-masing membentuk

element gambar Merah, Hijau dan Biru. Dari ketiga element gambar tersebut lalu disatukan lewat prisma dan kemudian difokuskan ke lensa dan diteruskan ke layar. Dalam hal ini LCD (Liquid Crystal Display) Panel seperti deretan jendela-jendela yang bisa membuka-tutup, dengan sudut bukaan dari tertutup rapat hingga membuka lebar, lalu disorot oleh lampu dari belakang. Dari kombinasi susunan jendela-jendela yang terbuka dan tertutup tersebut, terbentuklah sebuah gambar. Hal ini seperti pendapat Rayandra (2011:71):

“Media Liquid Crystal Display (LCD), merupakan salah satu unit media yang menghasilkan gambar dari layar komputer, untuk ukuran terbatas, gambar digital diproyeksi dapat ditampilkan dengan menggunakan monitor komputer atau laptop pribadi “

Liquid Crystal Display (LCD) saat ini banyak dipakai sebagai layar komputer

maupun Laptop. Laptop yang dipadukan dengan LCD dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2 x 2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya banyak. Perpaduan antara Laptop dengan LCD dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain/ rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud: Audio, Visual Diam, Visual Gerak, atau

(7)

Audio Visual Gerak. Dengan tampilan penuh warna (Full Color) sangat menarik

minat dan perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Cara Pemanfaatan Media LCD (Liquid Crystal Display) Tata cara operasional LCD (Liquid Crystal Display):

1) Sambungkan kabel konektor data dari LCD (Liquid Crystal

Display) ke PC / Laptop yang akan digunakan.

2) Tekan tombol ON/OFF untuk menyalakan LCD (Liquid Crystal

Display), kemudian tekan tombol ON/STANDBY.

3) Bila LCD tidak otomatis mendeteksi INPUT tampilan (bila dihubungkan dengan LAPTOP/PC) maka perlu diatur secara manual INPUT tampilan yang dikehendaki dengan menekan tombol INPUT di LCD (Liquid Crystal Display).

4) Atur lensa untuk mengatur fokus dan zooming gambar yang baik (atur sudut kemiringan bila diperlukan, gunakan pengatur kemiringan dibagian kaki depan LCD).

5) Bila telah selesai pemakaian, tekan ombol ON/STANDBY untuk mematikan LCD (Liquid Crystal Display) (untuk tipe tertentu harus menekan tombol ON/STANDBY 2 kali).

6) Tunggu beberapa saat (kipas pendingin masih akan berjalan beberapa saat untuk mendinginkan LCD (Liquid Crystal Display), indikator FAN tetap akan menyala) hingga posisi STANDBY.

(8)

7) Tunggu beberapa saat (kipas pendingin masih akan berjalan beberapa saat untuk mendinginkan LCD (Liquid Crystal Display), indikator FAN tetap akan menyala) hingga posisi STANDBY. 8) Pemanfaatan dalam pembelajaran dengan LCD (Liquid Crystal

Display), gambar yang akan dipancarkan dapat berasal dari

komputer, video player atau siaran televisi. Power point merupakan salah satu program yang sangat populer digunakan, karena mudah penggunaannya dan memiliki kekayaan warna. Sehingga dalam pembelajaran setiap mata pelajaran dapat menggunakan media ini.

(9)

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan LCD (Liquid

Crystal Display) ke komputer :

1) Jangan membuka chasing LCD (Liquid Crystal Display), karena didalamnya ada komponen yang tidak boleh diservis selain service

center resmi.

2) Sebelum menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) sebaiknya membaca buku petunjuk penggunaan terlebih dahulu.

3) Jangan melihat secara langsung lensa LCD (Liquid Crystal

Display) saat kondisi hidup, karena akan membahayakan bagi

mata.

4) Jangan menganalisis dan menyimpulkan serta melakukan perbaikan sendiri

5) Selalu membuka penutup lensa saat LCD (Liquid Crystal Display) dalam kondisi hidup.

6) Sebaiknya menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan

7) Jangan menggunakan lampu yang sudah lewat umur pakainya, karena akan mengakibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain. 8) Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat

listrik masih terhubung dengan LCD (Liquid Crystal Display). 9) Jangan meletakkan LCD (Liquid Crystal Display) di tempat yang

(10)

10) Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses pendinginan.

11) Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian belakang lebih dari 15 derajat.

12) Jangan meletakkan LCD (Liquid Crystal Display) dalam posisi vertikal (berdiri).

13) Jangan meletakkan peralatan lain diatas LCD (Liquid Crystal

Display).

14) Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat LCD (Liquid Crystal Display) hidup.

15) Jangan meletakkan cairan didekat LCD (Liquid Crystal Display) maupun listrik.

16) Gunakan celling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon. d. Kelebihan Media LCD (Liquid Crystal Display)

Kelebihan dari Media LCD (Liquid Crystal Display) jika dilihat dari segi penggunaannya dalam suatu pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru, yaitu:

1) Guru dapat dengan mudah menyampaikan materi tanpa harus menuliskannya terlebih dahulu di depan kelas.

2) Guru dapat lebih leluasa berinteraksi dengan murid- muridnya. 3) Murid dapat dengan leluasa mengekspresikan gagasannya secara

terbuka sehingga konsep pembelajaran menarik dan interaktif dapat tercipta dalam proses ini.

(11)

4) Guru pun dapat dengan mudah mengevaluasi segala bentuk aktivitas pembelajaran yang ada di kelasnya sehingga proses perbaikan kualitas pendidikan dapat dilakukan.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Adrian Prabowo. Judul Penelitian Peningkatan Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) Siswa Melalui Model Pembelajaran

Problem Based Introduction (Pbi) Kompetensi Dasar Menganalisis

Pancasila Sebagai Sumber Nilai Dan Paradigma Pembangunan Kelas XII AP 1 SMK Wijayakusuma Jatilawang. Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil umum bahwa penggunaan model pembelajaran problem

based introduction (PBI) dapat meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa di kelas XII AP 1 SMK Wijayakusuma Jatilawang. Hal tersebut tercermin dari tercermin dari kepercayaan diri siswa dalam mengungkapkan pendapat, kemampuan siswa dalam menganalisis permasalahan secara kritis, aktif didalam diskusi kelas dan mampu memecahkan permasalahan secara mandiri dengan pengetahuan mereka senidiri.

2. Nur’alaina, asmayani salami, sugiyono. Judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Projektor Liquid Crystal Display (LCD). Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil umum bahwa pembelajaran IPS dalam kelas dapat berjalan dengan baik, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam

(12)

perencanaan pembelajaran. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media projector LCD mengalami peningkatan dalam setiap siklus penelitian.

3. Maksum. Judul penelitian Media LCD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Listrik Dinamis Di Kelas IX-4 SMPN 7 Tarakan. Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan LCD dapat menumbuhkan rasa senang dan meningkatkan minat belajar siswa; Mengembangkan imajinasi siswa tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran; Memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep; Meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa masih kurang maksimal dan mutu pembelajaran masih rendah. Selanjutnya pada rencana tindakan siklus I dan siklus II dengen menggunakan media pembelajaran berupa LCD (Liquid Crystal Display), siswa akan mengalami peningkatan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) dan mutu pembelajaran.

(13)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Kondisi Akhir (Setelah Penelitian)

Konsisi siswa: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa meningkat Konsisi guru: Guru mengajar dengan menggunakan media LCD Kondisi pembelajaran: Pembelajaran aktif, siswa lebih tertarik memperhatikan pembelajaran dan mudah memahami materi yang disampaikan

Kondisi Awal (Sebelum Penelitian)

Kondisi siswa: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa masih rendah Kondisi guru:

Guru mengajar dengan media papan tulis belum menggunakan media LCD Kondisi pembelajaran: Pembelajaran membosankan bagi siswa sehingga siswa pasif dan kurang memahami materi yang disampaikan

(14)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat diduga bahwa :

“Terdapat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media pembelajaran LCD (Liquid Crystal Display) dapat meningkatkan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) siswa pada materi ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan kelas VIII A SMP Muhammadiyah Sumbang semester gasal tahun pelajaran 2015-2016”

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir  Kondisi Akhir (Setelah Penelitian)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pendapat para responden tentang ponsel Nokia, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan dalam rangka

It includes the characteristics of the Institutional Profile of Teacher Education Institutions (TEIs) in the Bicol Region in terms of curricular program

Formula dengan ukuran partikel semakin kecil akan memiliki kontak antar granul semakin besar, sehingga menghasilkan sifat alir yang buruk. Sebaiknya granul

(5) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dilaksanakan oleh KPM paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan diangkat memangku

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data studi kasus

Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dan tercapainya ketuntasan kalsikal hasil belajar siswa maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini juga tercapai, yaitu

Cara kerja media “speed reading test” adalah sebagai berikut: (1) komputer yang akan digunakan, terlebih dahulu diinstall dengan program flash (swf.exe); (2)

Daya aktif adalah daya yang dipakai untuk keperluan menggerakkan mesin atau mekanik, dimana daya tersebut dapat diubah menjadi panas. Daya aktif ini merupakan pembentuk dari