• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK DOSEN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KODE ETIK DOSEN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA TAHUN 2017"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KODE ETIK DOSEN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

TAHUN 2017

(4)

KODE ETIK DOSEN

Hak Cipta © Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Palangka Raya Cetakan I : Oktober 2017

Desain Sampul dan Tata Letak Isi Rahmad Hidayat

(5)

KEPUTUSAN

REKTOR IAIN PALANGKA RAYA NOMOR: 243a TAHUN 2017

Tentang KODE ETIK DOSEN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA Bismillahirrahmanirrahim

Rektor Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya,

Menimbang : bahwa untuk menjaga marwah dan karakter dosen IAIN Palangka Raya yang berakhlak mulia, taat be-ragama, kompetitif, professional, dan berintegritas tinggi, perlu adanya usaha terencana dan maksimal dalam kehidupan kampus dan pemeliharaan kondisi lingkungan sosialnya dalam bentuk kode etik dosen; : bahwa sebagai tindak lanjut butir (a) perlu diterbitkan

keputusan rektor.

Mengingat : Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-tem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Repub-lik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lem-baran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); : Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

(6)

Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Nega-ra Republik Indonesia Nomor 4586)

: Peraturan-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indo-nesia Tahun 2012 Nomor 158)

: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3589)

: Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

:

Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen;

:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74)

:

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulan-gan Plagiat di Perguruan Tinggi;

: Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 144 Ta-hun 2014 tentang Perubahan Alih Status Sekolah Tinggi agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya; :

: Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja In-stitut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya; : Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.

B.II/3/0101152.1 Tanggal 11 Februari 2015 tentang Rektor IAIN Palangka Raya 2015-2019;

(7)

: Surat Keputusan Senat Nomor 027 Tahun 2015 Ten-tang Penetapan Rencana Induk Pengembangan (RIP) IAIN Palangka Raya Tahun 2015-2019;

: Surat Keputusan Senat Nomor 028 Tahun 2015 Ten-tang Penetapan Rencana Strategis (RENSTRA) IAIN Palangka Raya Tahun 2015-2039;

: Surat Keputusan Senat Nomor 029 Tahun 2015 Ten-tang Penetapan Rencana Operasional (RENOP) IAIN Palangka Raya Tahun 2015-2019;

: Keputusan Senat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Nomor 166 Tahun 2015 tentang Pedoman Mutu IAIN Palangka Raya;

: Surat Keputusan Senat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Nomor 223 Tahun 2015 ten-tang Pengesahan Standar Audit Mutu Internal;

: Surat Keputusan Rektor Nomor 5 Tahun 2016 ten-tang Pengesahan Pedoman Komitmen Pemberla-kuan Good Governance IAIN Palangka Raya

: Surat Keputusan Rektor Nomor 335 Tahun 2016 Tentang Standar Minimum Dokumen Akreditasi Pro-gram Studi Jenjang Sarjana dan Magister IAIN Pal-angka Raya; dan

: Surat Keputusan Rektor Nomor 224 Tahun 2017 Tentang Standar Pengelolaan Program Studi Ber-basis Akreditasi.

Memperhatikan : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IAIN Palangka Raya Tahun Anggaran 2017 Nomor: SPDIPA-025.04.2.426273/2017;

: Menteri Keuangan RI Nomor 33/PMK.02/2016 Tanggal 02 Maret 2016 tentang Standar Masukan Tahun Anggaran 2017;

(8)

: Program Kerja Lembaga Penjaminan Mutu IAIN Palangka Raya Tahun 2017; dan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA TENTANG KODE ETIK DOSEN IAIN PALANGKA RAYA

Pertama : Menetapkan Kode Etik Dosen IAIN Palangka Raya sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan ini; Kedua : Memberlakukan Kode Etik Dosen sebagaimana

dimaksud pada diktum pertama di IAIN Palangka Raya; dan

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, jika terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Palangka Raya Pada Tanggal : 6 Juni 2017

R e k t o r,

Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H., M.H. NIP. 19750109 199903 1 002

(9)

egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan barokah-Nya. Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Mari kita bersyukur atas selesainya penyusunan dokumen Kode Etik Dosen IAIN Palangka Raya. Dokumen ini adalah bagian sistem pengelolaan sumber daya manusia khususnya dosen. Kode Etik Dosen ini bertujuan menjaga wibawa dan marwah tenaga pendidik di lingkup IAIN Palangka Raya. Dosen sebagai guru menjadi figur sentral dan suri tauladan kebaikan yang didengar tutur katanya, dilihat perilakunya, di cermati sepak terjang ilmiah dan kontribusinya bagi lingkungan dan masyarakat pada umumnya. Mengingat pada pepatah bijak bahwa anak/mahasiswa akan menutup telinga pada nasehat namun membuka mata pada contoh nyata, sudah selayak-nya seorang dosen berkata dan bersikap baik karena dampakselayak-nya tercermin pada mahasiswa yang diajarinya.

Dokumen penting ini lebih dari sekedar tuntutan kebutuhan borang akreditasi program studi dan perguruan tinggi (AIPT) namun yang lebih penting berfungsi sebagai acuan resmi tata nilai akade-mik/non akademik bagi seluruh dosen di IAIN Palangka Raya.

Dokumen ini telah melalui proses pembahasan tetapi tentu saja masih ada kekurangan untuk perbaikan masa mendatang.

(10)

Semoga buku Kode Etik Dosen ini bermanfaat meningkatkan kualitas dosen. Aamiin.

Palangka Raya, 7 Juni 2017 R e k t o r, Dr. Ibnu Elmi AS. Pelu, S.H., M.H.

(11)

V

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN REKTOR IAIN PALANGKA RAYA ... iii

KATA PENGENTAR ... vii

BAB I KETENTUAN UMUM ... 1

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN ... 5

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN ... 7

BAB IV BENTUK PELANGGARAN KODE ETIK DOSEN ... 9

BAB V KATEGIRI SANKSI ... 16

BAB VI PROSES PENETAPAN SANKSI ... 18

BAB VII SIDANG DEWAN KODE ETIK DOSEN ... 23

BAB VIII MONITORING DAN EVALUASI ... 24

(12)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Kode Etik dan Peraturan Kedisiplinan Dosen Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya ini, yang dimaksud dengan :

1. Negara adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya yang selanjutnya disebut Institut dan/atau disingkat IAIN Palangka Raya adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di bawah Kementerian Agama.

3. Rektor adalah organ Institut yang memimpin dan mengelola penyelenggaraan pendidikan tinggi pada Institut.

4. Senat adalah organ Institut sebagai unsur penyusun kebijakan, yang menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan ke-bijakan akademik.

(13)

5. Fakultas adalah semua fakultas yang ada di lingkungan IAIN Pa- langka Raya, sebagai himpunan sumber daya pendukung yang me-nyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik dalam satu rumpun ilmu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni. 6. Jurusan adalah himpunan program studi dalam sub rumpun ilmu

yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan di IAIN Palang-ka Raya.

7. Program Studi yang kemudian disingkat menjadi prodi, adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki ku-rikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pen-didikan akademik di wilayah IAIN Palangka Raya.

8. Pascasarjana adalah kesatuan kegiatan pendidikan yang menye-lenggarakan pendidikan Program Magister dalam multi disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

9. Pimpinan Institusi adalah pimpinan institut yang terdiri dari Rektor, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Ke- uangan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, serta Kepala Biro.

10. Pimpinan fakultas adalah Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Wakil Dekan Kemahasiswaan dan Kerjasama, Ketua Jurusan, Sekreta-ris Jurusan dan Ketua Program Studi.

(14)

pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentrans-formasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

12. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar secara sah pada sa-lah satu program studi di IAIN Palangka Raya.

13. Rencana Perkuliahan Semester yang selanjutnya disingkat RPS adalah rencana proses perkuliahan selama satu semester.

14. Satuan Kredit Semester yang selanjutnya disingkat SKS adalah satuan kredit yang digunakan dalam menentukan keberhasilan ku-mulatif, serta besarnya kredit penyelenggaraan pendidikan bagi perguruan tinggi, khususnya bagi tenaga pengajar.

15. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

16. Kode Etik Dosen adalah pedoman tertulis berisi standar perilaku etis yang meliputi nilai-nilai keislaman, aturan hukum, dan akhlakul karimah bagi dosen di IAIN Palangka Raya.

17. Dewan Kode Etik Dosen Institut terdiri dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Kepala Biro, Dekan, Direktur Pascasarjana, Kepala Bagian dari masing-masing fakultas, masing-masing dosen senior (yang

(15)

ber-pangkat lektor kepala) perwakilan dari masing-masing fakultas dan pascasarjana yang bertugas untuk memeriksa dan memu-tus pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukan dosen atau tenaga kependidikan.

18. Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas Dosen dan Mahasiswa

19. Wa r ga Ka m pus adalah sivitas akademika dan tenaga kependidikan di IAIN Palangka Raya.

20. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada pelaku pelanggaran Kode Etik.

21. Pembelaan adalah upaya dosen di depan sidang Dewan Kode Etik Dosen untuk mengajukan alasan-alasan, saksi-saksi yang me-ringankan dan atau membebaskannya dari sanksi.

22. Rehabilitasi adalah pernyataan pemulihan nama baik dan hak-hak dosen yang telah dijatuhi sanksi atas pelanggaran Kode Etik Dosen dan dituangkan dalam Keputusan Rektor.

23. Plagiarisme adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya illmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

(16)

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud

Maksud penyusunan Kode Etik dan Peraturan Kedisiplinan Dosen dan Tenaga Kependidikan adalah untuk:

1. Menegakkan disiplin dan etika bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di IAIN Palangka Raya dan di tengah masyarakat pada umumnya. 2. Menjamin terlaksananya pelayanan prima dan mutu Institut.

3. Memberikan landasan dan panduan kepada dosen dalam bersikap, berkata, berperilaku dan berkarya selama berbakti di IAIN Palangka Raya.

(17)

Pasal 3

Tujuan

Tujuan penyusunan dan pelaksanaan Kode Etik ini adalah:

1. Untuk menciptakan iklim akademik yang kondusif dan berkualitas demi efisiensi pencapaian visi, misi dan tujuan Institut;

2. Untuk mewujudkan keunggulan akademik dan kepeloporan dalam masyarakat;

3. Untuk membentuk komitmen bersama para dosen dan tenaga kependidikan Institut demi tercapainya visi, misi, dan tujuan Institusi yang lebih optimal;

4. Untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan tenaga pendukung lainnya serta para stakehol- ders Institusi; dan

5. Untuk menjaga harkat dan martabat dosen dan tenaga kependidikan Institut.

(18)

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

Dosen IAIN Palangka Raya mempunyai hak:

1. Memperoleh gaji/imbalan atas pelaksanaan tugas yang dibebankan sesuai peraturan;

2. Mendapatkan pelayanan akademik dan administrasi sesuai pera-turan yang berlaku, termasuk pelayanan bagi yang berkebutuhan khusus;

3. Menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab; 4. Mengikuti kegiatan akademik dan non akademik dosen;

5. Menyampaikan pendapat secara bebas, santun, damai, bertanggung jawab, dengan tetap menghormati hak-hak orang lain;

6. Memperoleh penghargaan atas karya dan prestasi; 7. Memperoleh bantuan hukum dan perlindungan hukum;

(19)

8. memperoleh fasilitas kesejahteraan;

9. Mergabung dalam kegiatan lembaga serta organisasi profesi dan keilmuan;

10. Mengundurkan diri sebagai dosen IAIN Palangka Raya. Dosen IAIN Palangka Raya mempunyai kewajiban:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa; 2. Taat beribadah dan menjalankan ajaran agama;

3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pan-casila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Menjunjung tinggi hukum Negara;

5. Menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab; 6. Menjaga nama baik, harkat dan martabat Institut;

7. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;

8. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, objektivitas, kritis, kreatif, inovatif, berprestasi, tidak lekas puas, toleran, pandai bersosialisasi, santun, selalu menghormati sesama manusia, dan selalu ingin mengembangkan ilmu;

9. Berusaha untuk senantiasa berguna untuk agama, masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan;

10. Menjalankan Tridharma sesuai peraturan perundangan yang berlaku dengan semangat dan ikhlas.

(20)

BAB IV

BENTUK PELANGGARAN KODE ETIK

DOSEN

Pasal 5

Melanggar Ketentuan Baku Agama

1. Melakukan dan/atau membantu terjadinya tindakan kemusyrikan seperti, namun tidak terbatas kepada praktik jampi-jampi, sihir, per-dukunan, ramalan nasib, jimat;

2. Meninggalkan shalat lima waktu dengan sadar dan sengaja; 3. Meninggalkan kewajiban Puasa tanpa udzur syar’i dengan sengaja; 4. Menyebarkan ajaran/faham yang bertentangan dengan ajaran

aga-ma Islam (ahlu sunnah wal jaaga-ma’ah);

5. Menegasikan hal-hal yang secara absolut telah jelas ketentuannya dalam agama (ma yu’lamu min al-din bi al-darurah);

(21)

6. Seluruh pelanggaran yang tercantum dalam pasal ini termasuk kedalam pelanggaran kode etik kategori berat.

Pasal 6

Pelanggaran Kriminal dan Asusila

Kategori Pelanggaran Berat:

1. Melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Membawa atau menggunakan senjata tajam; 3. Membawa atau menggunakan senjata api;

4. Membawa atau menggunakan benda-benda yang dapat meng-ganggu atau mengancam keselamatan diri sendiri atau orang lain; 5. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan

atau mempergunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adik-tif) atau obat-obatan terlarang lainnya untuk diri sendiri atau orang lain di luar tujuan pengobatan yang sah sesuai resep/petunjuk dok-ter;

6. Membawa atau mengkonsumsi minuman keras atau minuman yang memabukkan;

7. Melakukan dan/atau membantu terjadinya pencurian, perampokan, perampasan, atau pemalakan;

8. Membawa atau menggunakan bahan peledak;

(22)

10. Melakukan dan/atau membantu terjadinya perzinahan;

11. Melakukan dan/atau membantu terjadinya tindakan asusila, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis;

12. Melakukan aborsi atau membantu melakukan aborsi;

13. Melakukan perkosaan atau membantu melakukan perkosaan; 14. Membunuh orang atau melakukan upaya pembunuhan atau

mem-bantu orang lain melakukan pembunuhan atau upaya pembunuhan; 15. Terlibat dalam gerakan teror atau terorisme;

16. Melakukan kekerasan fisik atau mental; 17. Terlibat dalam ideologi terlarang; 18. Terlibat dalam organisasi terlarang;

19. Menjual, membeli, mengagunkan, menyewa, menyewakan atau meminjamkan aset, dokumen, atau surat berharga milik negara dan atau milik institut secara tidak sah;

20. Menerima gratifikasi;

21. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia negara atau Institut yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain;

22. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apa pun juga dalam melaksanakan tugasnya;

23. Melakukan perbuatan yang bersifat fitnah, provokasi dan agitasi di kehidupan nyata maupun di media sosial.

(23)

Kategori Pelanggaran Sedang: 1. Berkelahi;

2. Melakukan perusakan sarana dan prasarana kampus dengan tujuan menghambat aktivitas institut;

3. Berjudi;

4. Melakukan penipuan;

5. Memalsukan nilai atau dokumen akademik lainnya; 6. Memalsukan dokumen;

7. Mengancam atau menzalimi orang lain (bullying); 8. Berkhalwat dengan lawan jenis;

9. Berkhalwat dengan sesama jenis untuk tujuan negatif;

10. Melakukan pernikahan tanpa pencatatan oleh petugas pencatat ni-kah;

11. Melakukan tindakan anarkis;

12. Membiarkan terjadinya pelanggaran kode etik dosen tanpa melaporkan kepada pihak terkait;

13. Menolak menjadi saksi atas perkara pelanggaran kode etik dosen. Kategori Pelanggaran Ringan:

1. Mengucapkan kata-kata kotor dan tidak sopan;

2. Mengucapkan kata-kata atau melakukan gerakan anggota tubuh yang menyerang atau menyakiti perasaan orang lain atau me- nimbulkan permusuhan;

(24)

4. Melakukan perbuatan yang mengganggu proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas;

5. Melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban, kebersihan, keindahan, keamanan dan kenyamanan kampus sesuai peraturan Institut;

6. Berdusta;

7. Merokok di dalam gedung kampus;

8. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan kebisingan, kegaduhan, dan keributan yang mengganggu aktifitas Institut;

9. Menginap di dalam kampus di luar tugas kedinasan; 10. Mencoret-coret tembok dan fasilitas kampus lainnya.

Pasal 7

Penyalahgunaan Informasi dan Transaksi Elektronik

1. Mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan, pencemaran nama baik, pemerasan dan pengancaman; 2. Menyebarkan berita bohong (hoax) dan menyesatkan yang

mengakibatkan kerugian;

3. Menyebarkan informasi dengan tujuan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok

(25)

masyara-kat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antargolongan (SARA);

4. Mengakses komputer dan/atau sistem elektronik orang lain dengan cara apapun (melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengaman) tanpa hak dengan tujuan untuk memperoleh in-formasi elektronik dan/atau dokumen elektronik;

5. Melakukan tindakan apapun yang menyebabkan terganggunya Sis-tem Elektronik dan/atau mengakibatkan SisSis-tem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya;

6. Melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap seolah-olah otentik.

Pasal 8

Pelanggaran Peraturan Kampus

1. Mencoreng nama baik dan citra Institut;

2. Menjatuhkan martabat Dosen dan Tenaga Kependidikan;

3. Melakukan pelanggaran tata tertib/ ketentuan-ketentuan/ prosedur teknis IAIN Palangka Raya yang telah dipublikasikan dan disosia- lisasikan secara tertulis dan/atau melalui media elektronik resmi IAIN Palangka Raya.

(26)

Pasal 9

Pelanggaran Akademik

1. Melakukan dan/atau membantu terjadinya tindakan plagiarisme; 2. Melakukan dan/atau membantu terjadinya perbuatan curang

(cheating) dalam ujian dan/atau tugas kemahasiswaan;

3. Melakukan dan/atau membantu terjadinya tindak pemalsuan data dan dokumen akademik (falsification/fabrication);

4. Menyalahgunakan bahan akademik seperti melakukan pencurian/ perusakan kekayaan intelektual, mengubah dokumen akademis; 5. Menjadikan kelas sebagai ajang kampanye atau kepentingan partai

politik, seseorang, kelompok atau golongan tertentu;

6. Memaksakan kehendak, pemikiran atau paradigma kepada maha-siswa dalam penyusunan skripsi;

7. Membuatkan dan/atau menuliskan skripsi atau karya ilmiah bagi mahasiswa;

8. Meminta imbalan kepada mahasiswa atas tugas pembimbingan yang dilakukannya;

9. Melakukan pengabaian terhadap mahasiswa bimbingan;

10. Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib/peraturan-peraturan/ pedoman dan/atau prosedur teknis Penelitian dan/atau Pengabdian Kepada Masyarakat.

(27)

BAB V

KATEGORI SANKSI

Pasal 10

1. Sanksi pelanggaran Kode Etik Dosen bersifat akademik dan non akademik;

2. Sanksi pelanggaran Kode Etik Dosen terdiri atas:

a. Sanksi ringan, yaitu berupa teguran lisan atau tertulis;

b. Sanksi sedang, yaitu berupa peniadaan hak memperoleh sebagi-an atau seluruh pelaysebagi-ansebagi-an akademik, administrasi dsebagi-an kese-jahteraan;

c. Sanksi berat, yaitu berupa pemecatan jabatan sebagai dosen atau statusnya sebagai dosen IAIN Palangka Raya sesuai ke-tentuan yang berlaku.

(28)

Pasal 11

1. Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Dosen diberikan sanksi akademik ringan, sedang atau berat.

2. Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Dosen yang juga merupa-kan pelanggaran pidana diberimerupa-kan sanksi akademik, administrasi dan kesejahteraan serta diproses sesuai hukum.

3. Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Dosen kategori sanksi rin-gan, apabila dilakukan berulang-ulang atau dua perbuatan pelang-garan Kode Etik Dosen kategori sanksi ringan dilakukan sekaligus, maka akan naik menjadi pelanggaran kategori sanksi sedang. 4. Suatu perbuatan pelanggaran Kode Etik Dosen kategori sanksi

se-dang, apabila dilakukan berulang-ulang atau dua perbuatan pelang-garan Kode Etik Dosen kategori sanksi sedang dilakukan sekaligus, maka akan naik menjadi pelanggaran kategori sanksi berat.

(29)

BAB VI

PROSES PENETAPAN SANKSI

Pasal 12

1. Penetapan sanksi atas pelanggaran Kode Etik Dosen dilakukan me-lalui tahapan sebagai berikut:

2. Pelaporan tertulis kepada Dekan/Direktur atau Rektor atas dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen oleh sesama dosen, mahasiswa, tena-ga kependidikan, dan/atau pihak lain;

3. Pemeriksaan oleh Dekan/Direktur atau pejabat yang ditunjuk ter-hadap laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen beserta bukti-bukti permulaan dilakukan selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah laporan dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen diterima;

(30)

pelang-garan Kode Etik Dosen dan saksi-saksi dilakukan selambat-lambatnya 22 hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan ter-jadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

5. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) oleh Dekan/Direktur selambat-lambatnya 29 hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

6. Sidang Dewan Kode Etik Dosen Institut selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan ter-jadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

7. Penyerahan Berita Acara Pemeriksaan oleh ketua atau sekretaris De-wan atau pejabat yang ditunjuk Ketua DeDe-wan, selambat-lambatnya 43 (empat puluh tiga) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

8. Pelaksanaan pemeriksaan perkara oleh Dewan Kode Etik Dosen selambat-lambatnya 50 (lima puluh) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

9. Penyampaian rekomendasi oleh Dewan Kode Etik Dosen Institut kepada terdakwa selambat-lambatnya 57 (lima puluh tujuh) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

10. Penetapan sanksi oleh Dewan Kode Etik Dosen Institut dengan surat keputusan selambat-lambatnya 64 (enam puluh empat) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

(31)

11. Penyampaian surat keputusan penetapan sanksi kepada pelaku pelanggaran Kode Etik Dosen selambat-lambatnya 71 (tujuh puluh satu) hari kerja setelah diterimanya laporan dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen;

12. Pelaksanaan ketetapan sanksi dilaksanakan oleh pelaku pelanggaran Kode Etik Dosen dan semua pihak terkait.

Pasal 13

1. Dosen yang telah mendapatkan ketetapan sanksi dengan keputusan Dewan Kode Etik Dosen dapat mengajukan surat keberatan tertulis kepada Ketua Dewan dengan tembusan kepada Dekan/Direktur, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima surat keputusan tersebut;

2. Ketua Dewan/Rektor atau pejabat yang ditunjuk melakukan pemeriksaan terhadap surat keberatan ketetapan sanksi pelang-garan Kode Etik Dosen beserta bukti-buktinya, selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima surat keberatan tersebut; 3. Setelah Ketua bersama anggota Dewan menilai adanya alasan atau

bukti baru bagi keberatan tersebut, dalam waktu 17 (tujuh belas) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan dari terdakwa, Ketua melakukan Sidang;

(32)

Institut, selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan tersebut;

5. Pelaksanaan pemeriksaan perkara oleh Dewan Kode Etik Dosen Institut, tanpa menghadirkan dosen yang mengajukan surat kebera-tan dan saksi-saksi, selambat-lambatnya dalam 31 (tiga puluh satu) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan;

6. Penyampaian rekomendasi oleh Dewan Kode Etik Dosen Institut selambat-lambatnya dalam 38 (tiga puluh delapan) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan;

7. Penetapan diterima atau ditolaknya surat keberatan oleh Dewan dengan surat keputusan dengan tembusan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Kepala Biro, selambat-lambatnya dalam 45 (empat puluh lima) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan;

8. Penyampaian surat keputusan Rektor tentang ditolak atau diterimanya surat keberatan dimaksud kepada dosen yang mengajukan pembelaan, selambat-lambatnya dalam 52 (lima puluh dua) hari kerja setelah diterimanya surat keberatan;

9. Apabila berdasarkan rekomendasi Dewan Kode Etik Dosen bahwa surat surat keberatan diterima, dicantumkan di dalam surat kepu-tusan tersebut tentang rehabilitasi nama baik dan pengembalian hak-haknya sebagai dosen.

(33)

Pasal 14

1. Dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen dengan kategori sanksi rin-gan, dinyatakan kadaluwarsa apabila 3 (tiga) bulan sejak terjadinya pelanggaran, laporan tertulis tidak diterima oleh Dewan Kode Etik Dosen Institut.

2. Dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen dengan kategori sanksi se-dang, dinyatakan kadaluwarsa apabila pelaku dugaan pelanggaran tidak lagi berstatus sebagai dosen Institut.

3. Dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen kategori berat tidak memiliki masa kadaluwarsa.

4. Dugaan pelanggaran Kode Etik Dosen kategori sanksi ringan, se-dang atau berat yang merupakan bagian dari tindak pidana dinya-takan kadaluwarsa sesuai ketentuan hukum pidana.

(34)

BAB VII

SIDANG DESAN KODE ETIK DOSEN

Pasal 15

1. Dewan Kode Etik Dosen bersidang secara tertutup, dengan menghadirkan terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Dosen dan saksi-saksi untuk sidang Dewan Kode Etik Dosen Fakultas/ Pascasarjana.

2. Terduga pelaku pelanggaran Kode Etik Dosen diberi kesempatan pembelaan dalam sidang Dewan Kode Etik Dosen dengan mengemukakan informasi, argumen, bukti-bukti dan saksi yang me-ringankan dalam sidang Dewan Kode Etik Dosen Institut.

(35)

BAB VIII

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 16

1. Ketua Dewan Kode Etik Dosen bersama anggota Dewan dari Fakultas dan Pascasarjana melakukan monitoring pelaksanaan pe-nanganan perkara pelanggaran Kode Etik Dosen pada tingkat Insti-tut;

2. Ketua Dewan Kode Etik Dosen bersama anggota dari Fakultas dan Pascasarjana melakukan monitoring pelaksanaan penanganan ma-salah pelanggaran Kode Etik Dosen pada tingkat Institut;

3. Ketua Dewan Kode Etik Dosen bersama anggota Dewan dari Fakultas dan Pascasarjana menyelenggarakan forum atau rapat eva- luasi pelaksanaan tugas-tugas Dewan Kode Etik Dosen tingkat Insti-tut sekurang-kurangnya sekali dalam setahun;

(36)

Pas-casarjana menyelenggarakan forum atau rapat evaluasi pelaksanaan tugas-tugas Dewan Kode Etik Dosen Institut setahun sekali.

5. Keputusan sidang Kode Etik Dosen dituangkan dalam Surat Kepu-tusan.

Pasal 17

Pejabat yang Berwenang Memberikan Sanksi

1. Untuk kepastian penegakan Kode Etik Dosen, maka Kode Etik ini dijadikan sebagai bagian dari tata tertib yang berlaku di lingkungan Institut.

2. Setiap Dosen yang terbukti melanggar Kode Etik dikenakan sanksi. 3. Pejabat yang berwenang memberikan sanksi adalah Dewan Kode

Etik berkoordinasi dengan Rektor Institut.

Pasal 18

Pelaporan dan Pemeriksaan

1. Setiap orang yang mengetahui terjadinya pelanggaran Kode Etik Dosen berhak untuk melaporkan secara tertulis kepada Dekan / Direktur untuk kemudian diteruskan kepada Ketua Dewan Kode Etik Dosen Institut disertai bukti permulaan yang cukup. Atas pertim-bangan Dewan Kode Etik Dosen Institut dan/atau anggota Senat

(37)

Institut, identitas pelapor dapat dirahasiakan, kecuali terhadap pela-por dari luar Institusi, identitas pelapela-por harus disebutkan secara jelas.

2. Tim Dewan Kode Etik Dosen memanggil Dosen yang bersangkutan, Pelapor dan pihak-pihak lain jika diperlukan untuk diperiksa secara terpisah dan dimintai keterangan.

3. Setiap pemeriksaan dilakukan secara tertutup.

4. Salinan hasil pemeriksaan dan keputusan sanksi yang dijatuhkan disampaikan kepada Dewan Kode Etik Institut sebagai laporan dan untuk dilaksanakan.

5. Setiap Dosen diperlakukan sama tanpa ada diskriminasi dalam pros-es pemeriksaan.

6. Setiap Dosen memiliki hak untuk melakukan pembelaan dalam se-tiap tingkatan proses pemeriksaan.

(38)

BAB IX

PENUTUP

Pasal 19

Hal-hal yang bersifat teknis dan belum cukup diatur dalam Peraturan ini, ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Rektor.

(39)
(40)

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga

menunjukkan sikap yang kurang baik terhadap SADARI dengan mengatakan bahwa SADARI itu tidak penting untuk dilakukan pada masa remaja.Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti

Tentang : Hasil Pendidikan dan Latihan {rofesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Kementerian Pendidikan Nasional Angkatan 3 Rayon 06 UNP Kuota Tahun

Berdasarkan data hasil pengamatan Siklus 2, diketahui pelaksanaan tindakan pada siklus II yang teramati oleh peneliti antara lain (1) Hasil pengamatan aktifitas peserta

Kamus data dibuat berdasarkan berdasarkan arus data yang mengalir di data flow diagram, maka nama arus data juga harus dicatat di kamus data sehingga dalam membaca

Hingga saat ini sistem jaringan persampahan di Kabupaten Buton Tengah masih berupa sistem penampungan awal individu pada setiap lingkungan kelurahan dan desa di seluruh

a.) Distribusi bersifat “konsumtif tradisional”, yaitu zakat dibagikan kepada mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada

Melalui wawancara mendalam terhadap delapan penyandang kanker serviks yang berasal dari Bandung, Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon dan Pangandaran diperoleh pemahaman