• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN BUTON TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN BUTON TENGAH"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN BUTON TENGAH

2.1. Wilayah Administrasi

2.1.1. Batas dan Luas Wilayah

Wilayah Kabupaten Buton Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pembentukan Kabupaten Buton Tengah Di Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki batas-batas administratif wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Kecamatan

Tongkuno, Keluarahan Lawana, Labasa, Desa waleale Kecamatan Tongkuno Selatan, Desa Bone Lolibu, Desa Bone Tondo Kecamatan Bone, dan Desa Marobo Kecamatan Marobo Kabupaten Muna;

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Buton;

 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Flores; dan

 Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Bone.

Kabupaten Buton Tengah berkedudukan di Labungkari Kecamatan Lakudo, dimana menurut BPS Kabupaten Buton Tahun

2015 memiliki wilayah daratan seluas ± 958,31 km2, terdiri atas 7

(tujuh) kecamatan sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.1), yaitu:

1) Kecamatan Lakudo;

2) Kecamatan Mawasangka Timur;

3) Kecamatan Mawasangka Tengah;

4) Kecamatan Mawasangka;

5) Kecamatan Talaga Raya ;

6) Kecamatan Gu; dan

(2)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 2 Ad m ini str as i W ilay ah K ab u p ate n B u to n T eng ah

(3)

Selanjutnya masih pada sumber data yang sama, bahwa kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Mawasangka dengan luas 269,55 km2 atau 28,13 %, kemudian Kecamatan Lakudo dengan luas

225 km2 atau 23,48 % serta Kecamatan Sangia Wambulu sebagai

Kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yakni 10 km2 atau 1,04 %,

sebagaimana ditunjukan pada tabel 2.1, berikut : Tabel 2.1

Luas Wilayah, Ibukuta Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Buton Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2013

1. 2.No Kecamatan Kecamatan Ibu Kota (kmLuas 2) %

Banyaknya Desa/kel Des a Kel. Jml 3. 1 2 5 3 4 6 7 8 4. 5. 1 Lakudo Gu 225 23,48 12 3 15

6. 7. 2 Mawasangka Timur Lamena 126,23 13,17 8 0 8

8. 9. 3 Mawasangka

Tengah Lanto 152,22 15,88 10 0 10

10. 11.4 Mawasangka Mawasangka 269,55 28,13 17 2 19

12. 13.5 Talaga Raya Talaga Satu 71,31 7,44 6 1 7

14. 15.6 Gu Lombe 104 10,85 10 2 12

16. 17.7 Sangia

Wambulu Tolandona 10 10 5 1 6

Jumlah 958,31 100 68 9 77

Sumber: BPS, Kabupaten Buton Tengah dalam Angka Tahun 2014

2.1.2. Kondisi Fisik Dasar Lingkungan

A. Topografi

Secara fisiografi Kabupaten Buton Tengah terdiri dari beberapa relief topografi yakni sebagai berikut:

(a). Relief perbukitan (Bukit Wanepanepa, Wadiabero, Bukit Bombonawulu di Lolibu-Lasongko/Wajo dan Wambuloli-Lagili). (b). Relief dataran tinggi yang hampir diseluruh wilayah Kabupaten

(4)

(d). Selat Baruta sebagai bagian dari Selat Buton yang sangat sempit dengan arus badai bolak-balik yang sangat keras.

Sekeliling pantai mulai dari selat Buton dari Walengkabola – Watulea - Lombe di timur; Wamengkoli – Waara - Teluk Lasongko - Teluk Wambuloli - Mawasangka sampai tepi-tepi perbatasan dengan Kabupaten Muna Barat pantainya diisi oleh keberadaan terumbu karang ( “coral reef” ). Pada bagian barat terdapat selat Muna -Selat Tiworo.

Ditinjau dari aspek kelerengan, maka wilayah Kabupaten Buton Tengah dapat dikelompokkan ke-dalam:

(a). Kelerengan 0-3 % sepanjang Pantai Barat Mawasangka - Tampunawou dan Lombe – Watulea

(b). kelerengan 3-8 % pada bagian tengah dan timur (Katukobari - Lasongko)

(c). kelerengan 8-15 % disekitar perbukitan Lolibu – Wambuloli – Wanepanepa - Bombonawulu

(d). kelerengan >15 % berada pada perbukitan Lolibu - Wambuloli – Wanepanepa - Bombonawulu.

Berdasarkan relief dan kelerengan diatas, maka topografi di Kabupaten Buton tengah dapat dibedakan ke – dalam:

(a). Topografi perbukitan yang terdapat pada bagian tengah dari Kabupaten Buton Tengah

(b) Topografi bergelombang pada kaki perbukitan dan

(c) Topografi dataran pantai pada bagian barat Buton Tengah yang cukup dominan, bagian Selatan dan bagian Timurnya.

Kondisi fisiografi relief, kelerengan, dan topografi/rupa bumi tersebut di atas adalah sangat dipengaruhi oleh topografi karst yang berasal dari endapan batu gamping/batu kapur yang hampir menutupi seluruh wilayah Kabupaten Buton Tengah ini.

(5)
(6)

Air tanah yang berada dibawah permukaan bumi menjadi potensi yang tersembunyi, karena hanya sebagian yang tampak muncul sebagai mata air maupun muara sungai bawah tanah di daerah ini. Proses pelarutan batuan bersifat karbonat (gampingan) menghasilkan akuifer air tanah yang saling berhubungan satu sama lain melalui retakan akibat proses dekonstruksi, dekomposisi maupun patahan dan retakan proses-proses tektonik seperti patahan/struktur geologi yang telah di uraikan di atas.

Pemunsulan sungai-sungai bawah tanah melalui perancungan topografi banyak terjadi jika diperhatikan kalau kita berjalan dari arah Waara menuju menuju Kecamatan Mawasangka. Pada beberapa kemunculan mata air dan sungai-sungai bawah tanah menjadi tempat permandian dan dapat dijadikan sebagai daerah objek destinasi tujuan wisata (ODTW) yakni:

1) Permandian Wadiabero (Kecamatan Gu)

2) Permandian Kedeula Air Maamba (Kecamatan Gu)

3) Permandian Lahumbo (Kecamatan Gu)

4) Permandian Labungkari (Kecamatan Lakudo)

5) Permandian Fotu (Kecamatan Mawasangka)

6) Permandian Sondi (Kecamatan Mawasangka)

7) Permandian Maobu (Kecamatan Mawasangka Tengah),

Demikian pula terdapat danau-danau sebagai uvala dan dolina dalam sistem topografi Karst yang juga menjadi DOTW adalah:

a) Danau Lakaedu (Kecamatan Lakudo)

b) Danau Anano Tei’da

c) Danau Bungi

Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Buton Tengah sebagian besar wilayahnya berupa perairan kelautan yaitu:

(7)

a) Di sebelah Timur dikelilingi oleh perairan Selat Buton yang relative sempit antara Baruta (Kecamatan Sangia Mambulu) dan Batu Soni (Kecamatan Lea-Lea/Kota Baubau)

b) Sebelah Selatan dikelilingi oleh Laut Flores yang sangat luas.

c) Sebelah Barat dikelilingi oleh Selat Muna dan Teluk Bone (Provinsi

Sulawesi Selatan).

Pada kondisi perairan esteria mulai dari Pantai Timur, Pantai Selatan dan Pantai Barat wilayah Buton Tengah daratan merupakan pantai berkarang yang ditumbuhi oleh terumbu karang atau “coral reef”. Demikian pula dengan Pulau Talaga Kecil yang berada di Kecamatan Talaga Raya adalah berasal dari Laguna dan Atols sebagai bagian dari terumbu karang tersebut. Keberadaan terumbu karang adalah menjadi tempat kehidupan biota laut (habitat) yang ditunjang oleh kehadiran mangrove atau bakau di Pantai Buton Tengah (Perairan Estuaria) sebagai “nichea” atau sumber pakan dan tempat inkubasi bagi ikan-ikan yang menetas di kawasan terumbu karang dan dibesarkan di kawasan bakau kemudian kembali lagi ke Laut lepas. Demikian sehingga interaksi terumbu karang dan bakau “mangrove” harus dapat terpelihara dari kerusakan untuk menjalin keberlangsungan biota perairan laut dangkal dan laut lepas.

Disisi lain bahwa keberadaan ikan di kawasan terumbu karang yang sebagian besar spesiesnya dapat dikategorikan sebagai ikan hias menjadi komoditas yang sangat ekonomis untuk dikembangkan serta menjadi objek destinasi tujuan wisata bahari yang sangat potensial di masa yang akan datang. Oleh karena itu, kawasan-kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai kawasan konservasi dan lindung lingkungan hidup daerah Kabupaten Buton Tengah.

Berdasarkan basimetrisnya maka Perairan Laut Kabupaten Buton Tengah memiliki paparan pantai laut dangkal (litoral-meritik) kedalaman 5-50 cm, tiba-tiba kedalaman melonjak mulai 100 sampai mencapai laut dalam, sangat dalam (batial-abisal-hadal). Sehingga

(8)

a) Alur pelayaran mendukung, ALKI-2 dan ALKI-3

b) Kawasan pengembangan Wisata Bahari khususnya dapat

dijadikan sebagai pusat peristirahatan kapal-kapal pesisir, khususnya di Teluk Lasongko dan Teluk Wambuloli.

c) Kawasan pengembangan Pelabuhan Murhum (Kota Baubau)

dengan pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Wamengkoli untuk melayani kebutuhan arus barang dan jasa serta penumpang di Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Muna dan Kabupaten Muna Barat.

Posisi Perairan Kabupaten Buton Tengah sangat strategis bagi pengembangan pelayaran Indonesia (Timur-Barat dan Utara-Selatan) untuk lalu lintas transportasi moda laut, serta menjadi tempat pengembangan wisata bahari terkait dengan pelayaran kapal-kapal pesiar untuk menjadi tempat penambatan/pelabuhan “Yacht” atau kapal-kapal pesiar mengantisipasi wisata “sail” yang diadakan setiap tahunnya maupun program kemaritiman yang diangkat sejak tahun 2014 yang lalu.

C. Geologi

Pada Kabupaten Buton Tengah tampak adanya gejala pengangkatan dari bukti adanya undak-undak terumbu karang seperti yang tampak pada unit satuan Litostratigrafi dari Formasi WAPULAKA, tetapi lapisan batuan sedimen pada umumnya horizontal tidak ada kemiringan lapisan batuan sedimen. Walaupun demikian sekalipun terjadi peningkatan pada Kuarter Awal atau diakhir Tersier yang tidak melibatkan perlipatan batuan, tetapi berdasarkan unsur geografi seperti yang di atas, terdapat pola kelurusan topografi dari Selat Baruta sebagai bagian dari Selat Buton yang paling sempit, Teluk Lasongko dan Teluk Wambuloli mencerminkan adanya kontrol

(9)

Untuk lebih pastinya akan ditelaah dalam pelaksanaan survei lapangan sebagai masukan yang paling berharga di dalam penyusunan RTRW Kabupaten Buton Tengah.

Berdasarkan dengan deduksi tersebut maka diketahui pola struktur geologi Kabupaten Buton Tengah seperti diuraikan berikut ini.

a) Pola Utara – Selatan yang diperlihatkan oleh arah Teluk Lasongko

dan Teluk Wambuloli dari arah Pantai Selatan Kabupaten Buton Tengah. Arah kelurusan ini sama dengan arah perlipatan dan Sesar Anjak di daratan Pulau Buton yaitu arah Sesar Anjak Lambusango dan Sesar Anjak Teluk Sampolawa.

b) Timur laut – Barat daya dari pembelokan Teluk Lasongko yang

membelok di Wongko menuju ka arah Lasongko adalah searah dengan Selat Baruta Patahan Bungi – Langkoromi di Pulau Buton maupun Patahan Suandala yang mengarah ke Teluk Lawele.

c) Timur – Barat yang ditunjukkan oleh pembelokan Teluk

Wambuloli di Katukobari yang mengarah ke Timur sama dengan struktur geologi Patahan Normal Pasarwajo serta Patahan Gunung Wani di Buton Utara.

Berdasarkan kemiripan tersebut dapat disimpulkan bahwa Litostratigrafi yang berumur Tertsier Akhir dan Kwarter Awal di Kabupaten Buton Tengah berada diatas bidang patahan (struktur geologi) yang berumur Miosen Tengah ke atas, sehingga pada saat terjadi pengangkatan maka bidang lemah yang diakibatkan oleh patahan sebelumnya menjadi tampak pada unsur geografis seperti yang diuraikan sebelumnya.

Untuk diketahui bahwa patahan /sesar dari unsur struktur geologi tersebut merupakan bidang lemah yang dapat menjadi medium rambat gelombang gempa kalau terjadi gempa bumi yang ada disekitarnya sehingga perlu dikaitkan dengan stabilitas wilayah untuk menetapkan kawasan rawan bencana dalam segala resikonya terhadap pengembangan wilayah. Oleh karena itu dalam penyusunan

(10)

D. Klimatologi

Secara umum terdapat dua jenis musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, dimana musim hujan terjadi pada Bulan November sampai Maret. Adapun musim kemarau terjadi pada Bulan Mei sampai Oktober yang bertiup angin timur dari arah Australia. Sedangkan pada Bulan April terjadi angin pancaroba. Curah hujan tidak merata di seluruh wilayah. Curah hujan berkisar antara 437-2.644 mm/tahun dalam suhu udara berkisar antara 18ºc -32 ºc. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka iklim di Kabupaten Buton Tengah dapat dikategorikan sebagai iklim tipe D dan E.

2.1.3. Kondisi Sosial dan Ekonomi

Secara pasti kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Buton Tengah tidak dapat diketahui, tetapi yang ada adalah gambaran indikatif berdasarkan jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja di Kabupaten Buton Tengah seperti tampak pada uraian Tabel 2.2 berikut

Tabel 2.2

Penduduk usia 15 tahun keatas menurut jenis kegiatannya selama 7 (tujuh) hari kerja pada tahun 2012 (Kab. Buton dalam angka, 2013).

No Kecamatan

Tenaga Kerja (Jiwa)

Jumlah Angkatan

kerja Bukan angkatan kerja

1. Gu 5.978 3.474 9.452 2. Sangia Wambulu 1.890 1.098 2.988 3. Lakudo 7.618 4.428 12.046 4. Mawasangka 8.332 4.843 13.175 5. Mawasangka Timur 1.622 1.059 2.881 6. Mawasangka Tengah 3.453 2.007 5.459

(11)

7. Talaga Raya 3.404 1.978 5.362

Jumlah 32.496 18.887 51.383

Sumber: BPS, Kabupaten Buton dalam Angka Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah angkatan kerja lebih besar daripada jumlah penduduk bukan angkatan kerja, disamping itu Kecamatan Mawasangka memiliki jumlah angkatan kerja terbesar dan Kecamatan Mawasangka Timur memiliki jumlah angkatan kerja terkecil yaitu sebasar 1.622 jiwa.

Tabel 2.3

Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Sesuai Dengan Jenis Kelaminnya Pada

Tahun 2012

No Jenis Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk Pencari Kerja Jumlah

Laki-Laki Perempuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tidak/Belum Tamat SD Tamat SLTP SLTA Umum SMK Perguruan Tinggi

(Diploma dan Sarjana)

19.551 16.641 10.378 8.656 1.292 2.938 16.299 12.796 6.831 3.886 564 3.217 35.850 29.437 17.209 12.542 1.856 6.155 Jumlah 59.456 43.593 103.049

Sumber: BPS, Kabupaten Buton dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan ijazah yang dipegang oleh pencari kerja tersebut di atas tampak bahwa mutu SDM Kabupaten Buton di Kabupaten Buton Tengah adalah masih sangat rendah yaitu dari tidak tamat SD sampai hanya tamat SLTP terdapat 46.570 orang atau 78,33 % untuk laki-laki dan untuk perempuan 35.926 orang atau 82,41 %. Sedangkan gabungan penduduk laki-laki dan perempuan adalah 82.496 orang

(12)

terus ditingkatkan dimana tidak ada lagi masyarakat berpendidikan SLTP ke bawah yang menjadi pencari kerja dengan menggalakkan wajib belajar 12 tahun. Demikian sehingga SD-Manusia Kabupaten Buton Tengah minimal adalah lulusan SLTA umum maupun SMK sebagai pencari kerja dimasa akan datang.

Jika ditinjau dari lapangan pekerjaan, maka diketahui bahwa sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan medapat porsi paling besar yaitu sejumlah 58.891 orang bekerja dibidang ini seperti tampak pada tabel 24. berikut:

Tabel 2.4

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Sesuai Jenis Kelaminnya Pada Tahun 2012

No Lapangan Pekerjaan Usaha Laki-Laki Perempuan Jenis Kelamin Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan

Industri

Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi

Jasa kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lain-Lain 27.521 3.828 9.213 3.420 15.474 24.483 2.838 9.981 3.348 2.473 52.004 6.666 19.194 968 18.217 Jumlah 59.456 43.593 103.049

(13)

2.2. Potensi Wilayah

2.2.1. Pariwisata

A. Wisata Alam

Pariwisata alam merupakan sektor potensial di Kabupaten Buton Tengah. Negri seribu gua merupakan identitas sektor

pariwisata Kabupaten Buton Tengah yang mencakup

keanekaragaman hayati dan kekayaan ekologis. Wilayah Kabupaten Buton Tengah didominasi oleh batuan kars yang didalamnya terdapat banyak gua serta pemandian alam, wisata pulau-pulau, wisata bawah laut, dan wisata kelautan. Adapun gua yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5

Sebaran Gua di Kabupaten Buton Tengah

No Nama Gua

Lokasi

Keterangan Kecamatan Desa/Kelurahan

1 Oe Gusi Lakudo Waara Gua/Pemandian

2 Kambara Lakudo Waara Gua/Pemandian

3 Oe Ngkaldi Lakudo Waara Gua/Pemandian 4 Wada-wada Lakudo Waara Gua/Pemandian 5 Oe Ngkaito ito Lakudo Waara Gua/Pemandian

6 Oe Hadi Lakudo Waara Gua/Pemandian

7 Oe Bou Lakudo Waara Gua/Pemandian

8 Kaoe-oe Lakudo Waara Gua/Pemandian

9 Oe Wula Lakudo Waara Gua/Pemandian

10 Oe Mpoati Lakudo Waara Gua/Pemandian

11 Oe Diini Lakudo Waara Gua/Pemandian

12 Oe Wabika Lakudo Waara Gua/Pemandian 13 Oe Kapala-Kampung Lakudo Waara Gua/Pemandian 14 Oe Bou Wamondo Lakudo Waara Gua/Pemandian

15 La Habu Lakudo Lakudo Gua/Pemandian

16 Liwu Lakudo Lakudo Gua/Pemandian

17 Poampo Lakudo Lakudo Gua/Pemandian

18 La Kaedu Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 19 Oe bouo Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

(14)

20 Oe Tanga Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 21 Oe Lambere Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 22 Oe La Humbuna Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 23 Oe Taipa Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 24 Oendaka Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 25 Labungkai Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

26 Oebouo Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

27 La Tadamanu Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 28 Oe Balano Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 29 Oe Kuni Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

30 Ojek Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

31 Kawali Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

32 La Pangulia/Kujula Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 33 La Zuni Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 34 Oe Kaampo Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 35 La Tada Manu Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

36 Bente Lakudo Boneoge Gua/Pemandian

37 Belakang Kampung Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 38 La Sere Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 39 La Bani Lakudo Boneoge Gua/Pemandian 40 Labungkari Lakudo Matawine Gua/Pemandian 41 La Modao Lakudo Matawine Gua/Pemandian 42 La Kitalo Lakudo Matawine Gua/Pemandian 43 La Oeha Lakudo Matawine Gua/Pemandian 44 La Wonolita Lakudo Matawine Gua/Pemandian 45 Wa Gau Lakudo Matawine Gua/Pemandian 46 Ngkapilo Lakudo Matawine Gua/Pemandian 47 La Diki Lakudo Matawine Gua/Pemandian 48 Wala-walangke Lakudo Wajogu Sarang Walet 49 Kancinu Waapi Lakudo Wajogu Gua/Pemandian 50 La Mansi Lakudo Wajogu Mata Air

51 Kamonu Lakudo Wajogu Gua/Pemandian

52 Lia Pobenta Lakudo Wajogu Gua/Pemandian 53 Kaondawuano Beka Lakudo Wajogu Gua/Pemandian 54 Litdak Terdeteksio Ladaha Lakudo Wajogu Kuda Bisa Lewat

(15)

No Nama Gua

Lokasi

Keterangan Kecamatan Desa/Kelurahan

55 Wamohempe Lakudo Wajogu Gua Air

56 Lia Koau Lakudo Wajogu Gua/Pemandian 57 Lawa Balano Lakudo Wajogu

Konon Sejarahnya Tempat Wisata Leluhur Zaman Dahulu

58 Pakajawa Lakudo Wajogu Gua/Pemandian

59 Wakuru Lakudo Moko Gua/Pemandian

60 Mata Ai Lakudo Moko Gua/Pemandian

61 La Mansi Lakudo Metere Mata Air 62 Oengkodau Lakudo Metere Mata Air

63 La Manuba Lakudo Metere Gua/Pemandian 64 Wa Niha Lakudo Metere Sarang Walet

65 Kalakalau Lakudo Metere Sirih

66 Kakaha Lakudo Metere Gua/Pemandian

67 Cio Gu Wadiabero Gua/Pemandian

68 Wa Podi Gu Wadiabero Gua/Pemandian

69 Saasa Gu Wadiabero Gua/Pemandian

70 La Hope Gu Wadiabero Gua/Pemandian

71 Wa Aria Gu Wadiabero Gua/Pemandian

72 Oeng Kolaki Gu Rahia Gua/Pemandian

73 La Kakoloto Gu Bombanawulu Gua/Pemandian

74 La Salasa Gu Waliko Gua/Pemandian

75 Oe Ngkaha Gu Walando Gua/Pemandian

76 La Nggohe Gu Walando Gua/Pemandian

77 Oe Ngkaiu Gu Walando Gua/Pemandian

78 Cihoe Gu Walando Gua/Pemandian

79 Kosusuhuno Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 80 Lapahia Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian

81 Tio Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian

82 Wakampo Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 83 La Ode Abu Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 84 Lataa Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 85 Ngapaladai Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian

(16)

86 Oe Gaha Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 87 Oe kakuni Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 88 Oe Wakampo Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 89 Laara Ani Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 90 Liangkolela Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 91 Kasaka Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian 92 Lakadopi Gu Kamama Mekar Gua/Pemandian

93 Kaunci Gu Wakea-kea Gua/Pemandian

94 Kawuna-wuna Gu Watulea Gua/Pemandian

95 Oe Ngkolumu Gu Kolowa Gua/Pemandian

96 La Oari Gu Kolowa Gua/Pemandian

97 Kadaiula Gu Kolowa Gua/Pemandian

98 Permandian Bidadari Gu Kolowa Gua/Pemandian

99 Walongko Gu Kolowa Gua/Pemandian

100 Lampohong Gu Kolowa Gua/Pemandian

101 Kaponda-Ponda Gu Kolowa Gua/Pemandian 102 Kaponda-Ponda II Gu Kolowa Gua/Pemandian

103 Oe Bosu Gu Kolowa Gua/Pemandian

104 La Pole Gu Kolowa Gua/Pemandian

105 Air Baru Gu Kolowa

Diketemukan ketika mencari batu saat pertama feri beroperasi di Tolandona 106 Wala-Walangke Gu Kolowa Gua/Pemandian

107 La Onte Gu Kolowa Gua/Pemandian

108 Lambalaao Gu Kolowa Gua/Pemandian

109 Oe Maamba Sangia Wambulu Baruta Lestari Gua/Pemandian 110 Oe Bidadari Sangia Wambulu Baruta Lestari Gua/Pemandian 111 Oe Wuha'a Sangia Wambulu Baruta Lestari Gua/Pemandian 112 Kauwe-uwe Sangia Wambulu Tolandona Gua/Pemandian 113 Oe Wamoylou Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian

(17)

No Nama Gua

Lokasi

Keterangan Kecamatan Desa/Kelurahan

114 Wabenuy Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 115 Manguntaloa Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 116 Maobu Balano Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 117 Oe Wa kuwu Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 118 Oe La Sandea Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 119 Oe Watorumbe Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 120 Oe Wua Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 121 Maobu Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 122 Koo Mawasangka Tengah Gundu-gundu Gua/Pemandian 123 Wa Kahahando Mawasangka Tengah Lalibo Gua/Pemandian 124 Oe inoly Mawasangka Tengah Lasori Gua/Pemandian 125 Mawagalo Mawasangka Tengah Bungi Gua/Pemandian 126 Kasasano Mawasangka Tengah Wambuloli Gua/Pemandian 127 kakaha Mawasangka Timur Wambuloli Gua/Pemandian 128 Oe Mammba Mawasangka Timur La Giu Gua/Pemandian 129 Oe Koliwutuni Mawasangka Timur Wantopi Gua/Pemandian 130 Oe Nea Mawasangka Timur Dahiango Gua/Pemandian 131 Wa Karororndo Mawasangka Timur Dahiango Gua/Pemandian 132 Laumehe Mawasangka Timur Dahiango Gua/Pemandian 133 La Poasa Masawangka Dahiango Gua/Pemandian 134 Batu Buani Masawangka Dahiango Gua/Pemandian 135 Kontu Tomumbu Masawangka Dahiango Gua/Pemandian 136 La Mande Masawangka Dahiango Gua/Pemandian 137 Latondoe Masawangka Morikana Gua/Pemandian

(18)

138 Kadololotiti Masawangka Morikana Gua/Pemandian 139 Lia Laonga Masawangka Morikana Gua/Pemandian 140 Kabangkahano Masawangka Morikana Gua/Pemandian 141 Malelei Masawangka Morikana Gua/Pemandian 142 Latombula Masawangka Morikana Gua/Pemandian 143 Kumbou Masawangka Morikana Gua/Pemandian 144 Wakambangura Masawangka Morikana Gua/Pemandian 145 Laguntu Masawangka Morikana Gua/Pemandian 146 Kasasano Masawangka Morikana Gua/Pemandian 147 Lakaundaloa Masawangka Morikana Gua/Pemandian 148 Kamonu Masawangka Morikana Gua/Pemandian 149 Kantofi Masawangka Morikana Gua/Pemandian 150 Wahamoito Masawangka Morikana Gua/Pemandian 151 Wahomodea Masawangka Morikana Gua/Pemandian 152 Lianogaha Masawangka Morikana Gua/Pemandian 153 Lialadau Masawangka Morikana Gua/Pemandian 154 Kadolonomunte Masawangka Morikana Gua/Pemandian 155 Lia Wantanga Masawangka Morikana Gua/Pemandian 156 Malelei Masawangka Morikana Gua/Pemandian 157 Lia Faomba Masawangka Morikana Gua/Pemandian 158 La Mensongoli Masawangka Morikana Gua/Pemandian 159 Katabea Masawangka Morikana Gua/Pemandian 160 Lialaumili Masawangka Morikana Gua/Pemandian 161 Makonunu Masawangka Morikana Gua/Pemandian 162 Lakodangku Masawangka Morikana Gua/Pemandian 163 Lia latomi Masawangka Polindu Gua/Pemandian 164 La Tandahalai Masawangka Polindu Gua/Pemandian 165 Langgaliau Masawangka Polindu Gua/Pemandian 166 Oe Buou Masawangka Polindu Gua/Pemandian 167 Lakabunti Masawangka Polindu Gua/Pemandian 168 Maasalihi Masawangka Polindu Gua/Pemandian 169 Oengkaua Masawangka Polindu Gua/Pemandian 170 Oengkatowe Masawangka Polindu Gua/Pemandian 171 Lakabunti Masawangka Polindu Gua/Pemandian 172 Wampayasa Masawangka Polindu Gua/Pemandian 173 Wansohihi Masawangka Polindu Gua/Pemandian 174 Maabolosi Masawangka Polindu Gua/Pemandian 175 Lakumbilia Masawangka Polindu Gua/Pemandian

(19)

No Nama Gua

Lokasi

Keterangan Kecamatan Desa/Kelurahan

176 Wahunsau Masawangka Polindu Gua/Pemandian 177 Wa Sangguluma Masawangka Polindu Gua/Pemandian 178 La Milu Masawangka Polindu Gua/Pemandian 179 Watolo Masawangka Mawasangka Gua/Pemandian 180 Wakahohondo Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 181 Pingilai Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 182 Kono Wano Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 183 Wangeeta Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 184 Wakamundo-mundo Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 185 Malagadi Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 186 Landatau Masawangka Wasilomata II Gua/Pemandian 187 Moko La Amala Masawangka Wakambangura Gua/Pemandian 188 Moko La Sa'Abani Masawangka Wakambangura Gua/Pemandian 189 Moko Landuhu Masawangka Wakambangura Gua/Pemandian 190 Oe Lumili Masawangka Matara Gua/Pemandian 191 Poloija Talaga Raya Talaga Besar Gua/Pemandian 192 Kota Intan Talaga Raya Talaga Besar Gua/Pemandian 193 Lia Buku Talaga Raya Liwu Lampona Gua/Pemandian 194 Lia Waani Talaga Raya Talaga I Gua/Pemandian Sumber: Bappeda Kabupaten Buton Tengah, 2015

Selain Gua kekayaan alam lainnya di Kabupaten Buton Tengah yaitu Pantai Ketembe, Pantai Bone Montete, Pantai Kaone-one , Tanjung Lantohon, Pantai Montete dan Pantai Kaumele serta danau Lakaedu di Kecamatan Lakudo.

B. Wisata Budaya

Selain Keanekaragaman alam, Kabupaten Buton tengah memiliki kekayaan budaya dan peninggalan masa lalu yang dapat dijadikan tujuan kunjungan wisatawan. Kekayaan budaya dan peninggalan masa lalu yang ada di Kabupaten Buton Tengah merupakan peninggalan Kesultanan Buton yang masih dijaga kelestariannya.

(20)

Benteng Bombanawili di Kecamatan Lakudo dan Benteng Watulea di kecamatan Gu. Benteng Baruta dan Makam Sangia Wambulu di kecamatan Sangia Wambulu, Benteng Boneoge, Benteng Lakudo, dan Makam Kijula di Kecamatan Lakudo, Benteng Wasilomata, Benteng Watumotobe, Benteng Lasaidewa, Baruga Wasiomata, Benteng Matana Sorumba dan Senjata Laras Panjang di Kecamatan Mawasangka, Benteng Lagili dan Benteng Mawasangka Gau di Kecamatan Mawasangka timur dan Benteng Kooe di kecamatan Mawasanga tengah, dan Tugu pemasangan Bendera Merah Putih Pertama di Lombe Kecamatan Gu.

2.2.2. Penutupan Lahan

Karakteristik wilayah yang digambarkan dengan penutupan lahan merupakan informasi yang berperan dalam proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi pemanfaatan ruang. Proses identifikasi analisis penggunaan lahan ini dilakukan dengan menggunakan teknologi sistem informasi melalui berbagai jenis analisis citra satelit.

Kondisi penggunaan lahan/tutupan lahan di Kabupaten Buton Tengah yang disajikan pada Tabel 2.4 berikut ini. Tampak dalam Tabel tersebut bahwa hutan lahan kering sekunder dan semak/belukar masih mendominasi wilayah Kabupaten Buton, berturut-turut 72.228 ha dan 66.852 ha. Pertanian lahan kering bercampur dengan semak dan padang rumput juga ditemui masih menepati segmen wilayah yang cukup luas.

(21)

Tabel 2.6

Penggunaan Lahan/Tutupan lahan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

No. Penggunaan Lahan/Penutupan lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Hutan lahan kering primer 14,889 4.84

2 Hutan lahan kering sekunder 72,228 23.49

3 Hutan Manggrove primer 1,743 0.57

4 Hutan Manggrove Sekunder 3,030 0.99

5 Permukiman 3,288 1.07

6 Pertambagan 138 0.04

7 Pertanian lahan kering 12,494 4.06

8 Pertanian lahan kering bercampur dengan semak 34,862 11.34

9 Rawa 11 0.00 10 Padang Rumput 57,599 18.74 11 Sawah 309 0.10 12 Semak/Belukar 66,852 21.75 13 Semak/belukar rawa 178 0.06 14 Tanah terbuka 11,625 3.78 15 Tubuh Air 113 0.04

16 daerah tertutup awan 28,062 9.13

Total 307,421 100.00

(22)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 4 P eng g u naan L ah an K ab u p ate n B u to n T eng ah

(23)

2.2.3. Kawasan Hutan Lindung

Berdasarkan UU No 41 Tahun 1999, hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

Di Kabupaten Buton, Kawasan lindung telah ditetapkan dalam Peta Status Kawasan Hutan dan Perairan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan, dan Rancangan Perda RTRW Sultra yang memenuhi kriteria sebagaimana dijelaskan dalam UU No 41 1999 tentang Kehutanan. Secara umum, kriteria kawasan hutan berfungsi lindung meliputi:

 Hutan konservasi

 Hutan lindung dan atau kawasan hutan lainnya dengan nilai

skor > 175 (kelas lereng, jenis tanah, intensitas hujan); dan atau

 Lereng lapangan > 40% dan pada daerah yang tanahnya peka

terhadap erosi dengan kelerengan lapangan lebih dari 25%; dan atau

 Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 meter atau

lebih di atas permukaan laut.

Sebaran status kawasan berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan di Kabupaten yang ditetapkan adalah 28.918 ha atau 9,4% dari luas seluruh kabupaten. Disamping itu terdapat juga suaka margasatwa Lambusango seluas 28.510 ha.

Tabel 2.7

Sebaran dan Luas Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Buton Tengah

Kecamatan Luas (Ha) Persentase

Gu 3500 12.10

(24)

Mawasangka 0.00 Mawasangka Tengah 1250 4.32 Mawasangka Timur 0.00 Talaga Raya 0 0.00 Sangia Mambulu 0 0.00 Total 10350 35.79

Sumber: Rancangan RTRW Provinsi Sultra (2011) dan Kementerian Kehutanan (2010), Analisis GIS

(25)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 5 K awas an H u tan K ab u p at en B u to n T eng ah

(26)

Khusus untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air minum di Kabupaten Buton Tengah masih bergantung pada pemenuhan pelayanan air bersih oleh PDAM. PDAM Kabupaten Buton yang saat ini hanya mampu melayani sebagian masyarakat, yakni yang bermukim di kawasan perkotaan, sedangkan masyarakat yang berdomisili di pedesaan masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan airnya dari sumur dan mata air yang ada.

Pelanggan air bersih di Kabupaten Tengah terdapat di Kecamatan Gu, Kecamatan Lakudo dan Kecamatan Mawasangka. Air minum yang disalurkan sebanyak 739.897 m3, air minum yang dijual sebanyak 482.275, dan nilai air minum yang dijual sebesar Rp.2.541.658.470.

Tabel 2.8

Banyaknya Pelanggan, Produksi Serta Nilai Air Minum Yang Disalurkan/ Didistribusikan di Kabupaten Buton Tengah Tahun

2013

No Kecamatan Pelanggan Jumlah

Air Minum Yang Disalurkan (M3) Air Minum Yang Dijual (M3) Nilai Air Minum Yang Dijual (Rp) 1 Gu - 342.226 173.025 908.927.460 2 Sangia Wambulu - 53.565 29.789 154.954.060 3 Lakudo - 147.492 101.483 537.334.040 4 Mawasangka - 228.138 160.586 835.637.670 5 Mawasangka Timur - 21.318 16.604 98.439.050 6 Mawasangka Tengah - 1.158 788 6.366.190 7 Talaga Raya - - - - Jumlah - 739.897 482.275 2.541.658.470

(27)

B. Listrik

Kebutuhan listrik Kabupaten Buton Tengah dilayani oleh PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Cabang Bau-Bau. Khusus untuk Kecamatan Lakudo, KWH produksi bersumber dari sistem PLTD Bau-Bau dan PLTM Wining yang juga melayani Kota Bau-Bau-Bau-Bau. Hingga tahun 2013 di Kabupaten Buton Tengah memiliki jumlah pelangga sebanyak 11.251 dengan daya terpasang 6.036.880 VA.

Tabel 2.9

Jumlah Pelanggan, Daya Terpasang dan Produksi Listrik di Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

No Kecamatan Pelanggan Jumlah Terpasang Daya

(VA) Produksi Listrik (KWH) 1 Gu 3.955- 3.920.760 - 2 Sangia Wambulu 1.271 975.920 - 3 Lakudo - - - 4 Mawasangka 4.772 4.166.340- - 5 Mawasangka Timur - - - 6 Mawasangka Tengah - - - 7 Talaga Raya 1.253 1.140.200 0 Jumlah 11.251 6.036.880 0

Sumber: Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

C. Persampahan

Hingga saat ini sistem jaringan persampahan di Kabupaten Buton Tengah masih berupa sistem penampungan awal individu pada setiap lingkungan kelurahan dan desa di seluruh wilayah dan Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk setiap kecamatan tersebar di setiap kelurahan dan desa di wilayah Kabupaten Buton Tengah.

(28)

Tengah hanya 2 unit yaitu di Kecamatan Gu dan Kecamatan Mawasangka. Sedangkan untuk Kantor Pos Desa sebanyak 2 unit di Kecamatan Lakudo dan Kecamatan Talaga Raya.

Untuk fasilitas komunikasi berupa jaringan telepon, saat ini sudah dapat menjangkau sebagian besar wilayah Kabupaten Buton Tengah kerena kehadiran telepon selurer. Meskipun demikian, keberadaan jaringan telepon kabel masih sangat perlu mengingat jaringan komunikasi ini memiliki kualitas yang lebih baik dengan biaya operasional yang lebih mudah.

Tabel 2.10

Banyaknya Fasilitas Fisik Pelayanan Pos dan Giro Menurut Kecamatan di Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

No Kecamatan Kantor Pos

Cabang

Kantor Pos

Desa Pos Desa

1 Gu 1 - - 2 Sangia Wambulu - - - 3 Lakudo - 1 - 4 Mawasangka 1 - - 5 Mawasangka Timur - - - 6 Mawasangka Tengah - - - 7 Talaga Raya - 1 - Jumlah 2 2 -

Sumber: Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

E. Transportasi

Aspek transportasi yang terdapat di Kabupaten Buton Tangah terdiri atas transportasi darat dan laut yang merupakan sistem yang tidak dapat dipisahkan dari jaringan transportasi di wilayah

(29)

sekitarnya seperti Kabupaten Buton, berikut ini akan dijelaskan secara lebih detil.

a. Transportasi Darat

1) Jalan

Secara sistem, jaringan jalan di Kabupaten Buton Tengah merupakan satu kesatuan dengan sistem jaringan jalan di Kabupaten Buton, mengingat Kabupaten Buton Tengah yang baru dimekarkan dari Kabupaten Buton. Dengan demikian dalam penentuan fungsi jalan, pusat primer dan sekunder yang dipergunakan adalah untuk skala Kabupaten Buton Tengah.

Kondisi jaringan jalan saat ini di Kabupaten Buton Tengah, antara lain:

 Jalan Strategis Provinsi (jalan arteri primer): Simpang 3

Lombe-Mawasangka sepanjang 37.50 km.

 Jaringan Jalan Ibukota Kec. Mawasangka: 4,93 km;

Mawasangka – Kancebungi: 12,90 km; Kancebungi – Sp. Liana Banggai:17,70 km; Spg. 3 Liana Banggai – Spg. 3 Polindu:14.30 km; Spg. 3 Polindu, Tampunawou – Bts Kab. Muna:8.30 km; Mawasangka – Spg. 3 Polindu:7.50 km.

 Jaringan Jalan Dalam Kec. Mawasangka Timur: 2,25 km;

Lamena – MbelaMbela: 13,00 km; Lakapera – Bantea: 1,20 km; Kolowa – Waara:11,60 km; Spg. 3 Labungkari – Lolibu: 8,50 km, Spg. 3 Dermaga Very Wamengkoli – Waara: 3,00 km, Jalan Lingkungan Lakudo – Boneoge: 6,80 km, Spg. 3 Boneoge – Madongka:3,50 km.

 Jaringan Jalan Ibukota Kec. Sangia Wambulu: 1,50 km,

Spg. 3 Tolandona – Baruta Atas (Manuru): 3,00 km; Tolandona – Baruta Doda: 2,00 km; Baruta Dona – Baruta Analaki:1,50 km.

(30)

Ibukota Kec. Lakudo: 5,65 km, Jaringan Jalan Ibukota Kec. Talaga 1:450 km.

2) Terminal

Terminal yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah yaitu terminal penumpang tipe C (rencana) dikembangkan di Terminal Mawasangka yang berfungsi untuk melayani angkutan perdesaan.

3) Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)

Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan asal-tujuan dalam provinsi yang ada di Kabupaten Buton Tengah yaitu Mawasangka – Raha – Kendari.

b. Transportasi Laut

Beberapa pelabuhan yang ada di Kabupaten Buton Tengah yaitu:

1) Lintas penyeberangan: Pelabuhan Penyeberangan

Waara/Wamengkoli - Pelabuhan Baubau/Pasarwajo; Pelabuhan Penyeberangan Mawasangka- Pelabuhan Dongkala – Pelabuhan Talaga – Pelabuhan Baubau (Provinsi Sulawesi Tenggara).

2) Pelabuhan Penyeberangan: Pelabuhan Penyeberangan Waara

di Kecamatan Lakudo.

3) Pelabuhan Penyeberangan Mawasangka di Kecamatan

Mawasangka, Talaga di Talaga Raya.

4) Pelabuhan pelayaran rakyat: Pelabuhan Baruta di Kecamatan

Sangia Wambulu; Pelabuhan Tolandona di Kecamatan Sangia Wambulu, Pelabuhan Wadia Bero di Kecamatan Gu; Pelabuhan Mbela-Bela di Kecamatan, Mawasangka Timur; Pelabuhan Liana Banggai di Kecamatan Mawasangka Tengah.

5) Pelabuhan Khusus Pertambangan Nikel Wuluh di Desa

(31)

Jaringan trayek yang melintas di Kabupaten Buton Tengah berupa jaringan trayek nasional yang melintasi Pelabuhan Talaga – Pelabuhan Murhum (Kota Baubau); Pelabuhan Baruta – Pelabuhan Jembatan Batu (Kota Baubau). Pelabuhan Liana Banggai – Pelabuhan Mbela-Mbela – Pelabuhan Jembatan Batu (Kota Baubau); dan Pelabuhan Mbela-Bela – Pelabuhan Jembatan Batu.

(32)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 6 J ar ing an E ne rg i d an S u m b e r Day a Mine ral K ab u p ate n B u to n T eng ah

(33)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 7 Jar ing an J al an B er d as ar kan we w enang K ab u p ate n B u to n T eng ah

(34)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 8 J ar ing an J al an B er d as ar kan F u ng si K ab u p at en B u to n T eng a h

(35)

2.3. Demografi dan Urbanisasi

2.3.1. Kependudukan

Kependudukan dalam suatu wilayah dapat mengindikasikan kecenderungan perkembangan, baik pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan wilayah itu sendiri.

A. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk bertambah setiap tahun, tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Terlihat bahwa dari 88.378 jiwa penduduk Kabupaten Buton Tengah, sebanyak 22.660 jiwa atau 8,66 persen berada di Kecamatan Mawasangka, dengan demikian Kecamatan Mawasangka merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan yang juga memiliki penduduk paling besar adalah Kecamatan Lakudo sebesar 20.718 jiwa atau 7,92 persen, sedangkan kecamatan yang terkecil penduduknya adalah Kecamatan Sangia Mambulu sebanyak 5.140 jiwa atau hanya 1,96 persen dari total penduduk Kabupaten Buton Tengah (Tabel 2.10).

Gambar 2...Penduduk Kabupaten Buton Tengah Menurut Kecamatan Tahun 2012-2013

(36)

Tengah Tahun 2013

No. Kecamatan Tahun 2012

Tahun 2013 Penduduk (jiwa) Persentase (%) 1 Gu 16,220 16,258 18.4 2 Sangia Mambulu 5,128 5,140 5.82 3 Lakudo 20,670 20,718 23.44 4 Mawasangka 22,607 22,660 25.64 5 Mawasangka Timur 4,944 4,955 5.61 6 Mawasangka Tengah 9,369 9,390 10.62 7 Talaga Raya 9,235 9,257 10.47 Jumlah 88,173 88,378 100

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

Gambar 2.10 Persentase Distribusi Penduduk Kabupaten Buton Tengah Menurut Kecamatan

B. Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari hasil perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan penduduk dalam studi ini diukur berdasarkan luas wilayah dalam ukuran km persegi, yang berarti bahwa dalam setiap 1

(37)

km persegi terdapat sejumlah penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Kepadatan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Batu Atas yaitu sebesar 515 jiwa/Km2. Ini berarti bahwa di kecamatan tersebut, setiap 1 km2, rata-rata dihuni oleh 515 penduduk. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terkecil yaitu kecamatan Mawasangka Timur sebesar 39 jiwa/km2. Sedangkan secara rata-rata keseluruhan, kepadatan penduduk di Kabupaten Buton Tengah sebesar 92 jiwa/km2. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk tahun 2010 yaitu sebesar 90 jiwa/km2.

Tabel 2.12

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013 No Kecamatan (KmLuas 2) Penduduk Kepadatan 2010 2013 2010 2013 1 Gu 104 15,836 16,258 152 156 2 Sangia Mambulu 10 5,003 5,140 500 514 3 Lakudo 225 20,210 20,718 90 92 4 Mawasangka 269.55 22,054 22,660 82 84 5 Mawasangka Timur 126.23 4,839 4,955 38 39 6 Mawasangka Tengah 152.22 9,147 9,390 60 62 7 Talaga Raya 71.31 9,023 9,257 127 130 Jumlah 958.31 86,112 88,378 90 92

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

C. Kesejahteraan Penduduk

Menurut Kabupaten Buton Dalam Angka tahun 2014, di kecamatan Mawasangka memiliki jumlah keluarga dengan status

(38)

Mawasangka Tengah yaitu sebanyak 924 keluarga. Keluarga dengan status Keluarga Sejahtera III+ hanya terdapat di dua kecamatan yaitu kecamatan Lakudo dan Mawasangka Tengah dengan jumlah masing-masing 55 dan 61 keluarga. Untuk lebih jelas mengenai jumlah keluarga sejahtera di Kabupaten Buton Tengah dapat ditunjukkan pada tabel 2.13 berikut:

Tabel 2.13

Jumlah Keluarga Pra Sejahtera, KS I, KS II, KS III dan KS III+ di Kabupaten Buton Tengah

No. Kecamatan

Tahun 2013

Pra KS KS I KS II KS III III+ KS Jumlah

1 Gu 2,808 1,188 589 90 4,675 2 Sangia Mambulu 981 262 378 72 1,693 3 Lakudo 2,569 1,934 947 159 55 5,664 4 Mawasangka 3,723 1,945 475 51 6,194 5 Mawasangka Timur 1,120 696 185 28 2,029 6 Mawasangka Tengah 924 904 513 169 61 2,571 7 Talaga Raya 1,517 749 387 123 2,776 Jumlah 13,642 7,678 3,474 692 116 25,602

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

D. Perkembangan Penduduk

Proyeksi penduduk dalam merencanakan tata ruang adalah salah satu langkah untuk melihat perkembangan suatu wilayah perencanaan dalam hal ini adalah Kabupaten Buton Tengah sampai akhir tahun perencanaan. Hasil proyeksi kependudukan dapat menunjukkan berapa jumlah dan juga kepadatan penduduk dalam wilayah perencanaan hingga kebutuhan ruang pengembangan perumahan dari jumlah hasil proyeksi. Namun, proyeksi penduduk

(39)

tidak harus dimasukkan dalam rencana begitu saja. Wilayah perencanaan perlu menimbang daya dukung ruang untuk penduduk, baik dalam hal ketersediaan lahan maupun ketersediaan air. Kedua indikator ini dipandang penting dalam penetapan daya dukung suatu wilayah untuk jumlah penduduknya.

Dalam konteks perencanaan perkembangan penduduk di Kabupaten Buton Tengah hingga dua puluh tahun kedepan akan mengalami perubahan–perubahan yang berarti. Hal ini perlu ditunjang dengan pengembangan lahan dan fasilitas serta sarana dan prasarana, pengembangan kota diarahkan terutama pada lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Buton Tengah mengalami perkembangan yang berbeda-beda setiap tahunnya, hal ini sangat dipengaruhi oleh migrasi penduduk yang melakukan kegiatan perekonomian/jasa di Kabupaten Buton Tengah dan juga oleh penduduk yang mempunyai kegiatan di luar wilayah Kabupaten Buton Tengah, khususnya Kabupaten Buton sebagai kabupaten induk sebelum terjadi pemekaran wilayah. Adapun pertumbuhan penduduk di Kabupaten Buton Tengah mencapai 4,2 % pertahun (berdasarkan angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Buton 5 tahun terakhir).

Dalam menentukan model proyeksi penduduk yang akan dipergunakan melakukan pengujian terhadap 3 (tiga) model proyeksi, yaitu Model Eksponensial, Bunga Berganda dan Regresi. Dari ketiga model tersebut dilakukan pengujian, dimana yang mempunyai nilai simpangan terkecil akan dipergunakan sebagai model dalam menghitung proyeksi penduduk Kabupaten Buton Tengah. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, model yang terpilih untuk menghitung proyeksi penduduk di Kabupaten Buton Tengah adalah model Regresi. Penggunaan model proyeksi ini didasarkan pada kecenderungan peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Buton Tengah dari tahun ke tahun. Selain itu hal ini juga bertujuan

(40)

Proyeksi penduduk di Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2035 akan mencapai 93.011 jiwa. Bertambahnya jumlah penduduk tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi kebutuhan sarana/prasarana wilayah, lapangan pekerjaan dan tentu diperlukan penataan ruang supaya dalam pengalokasiannya sesuai dengan peruntukannya.

Tabel 2.14

Proyeksi Penduduk di Kabupaten Buton Tengah

No Kecamatan 2015 2020 Tahun 2025 2030 2035 1 Gu 16.334 16.524 16.717 16.913 17.110 2 Sangia Wambulu 5.164 5.224 5.285 5.347 5.409 3 Lakudo 20.814 21.058 21.303 21.552 21.804 4 Mawasangka 22.765 23.031 23.300 23.572 23.848 5 Mawasangka Timur 4.978 5.036 5.095 5.155 5.215 6 Mawasangka Tengah 9.434 9.544 9.655 9.768 9.882 7 Talaga Raya 9.300 9.409 9.519 9.630 9.742 Jumlah 88.789 89.826 90.875 91.937 93.011

(41)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 11 S eb ar an P en d u d u k T ah u n 20 15 K ab u p at en B u to n T eng a h

(42)

P E N Y U S U N A N R P IJ M K A B U P A T E N B U T O N T E N G A H T A H U N 2 0 1 6 2 0 2 1 G am b ar 2. 12 K ep ad atan P en d u d u k T ah u n 2 0 15 K ab u p at en B u to n T eng a h

(43)

2.3.2. Urbanisasi

Terkait urbanisasi di Kabupaten Buton tengah tidak ada data yang terkait baik informasi dari BPS maupun hasil wawancara dengan penduduk setempat. Untuk pola pergerakan penduduk menuju dari dan ke Kabupaten Buton disebabkan karena mata pencaharian (bekerja) dan sifatnya sementara. Daerah tujuan perjalanan umumnya ke Kota Baubau, sedangkan penduduk yang masuk ke Kabupaten Buton Tengah umumnya Pegawai Negeri Sipil akibat pemekaran daerah dimana sebagian besar bertempat tinggal di Kota Baubau.

2.4. Sebaran Fasilitas

A. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk menuju masyarakat yang cerdas, terampil dan sejahtera. Di Kabupaten Buton Tengah, jumlah sarana pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah Umum disajikan pada Tabel 3-7. Fasilitas pendidikan di Kabupaten Buton Tengah terdiri dari 68 unit Taman Kanak-Kanak (TK), 91 unit Sekolah Dasar (SD), 31 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 20 unit Sekolah Menengah Umum (SMU).

(44)

Gambar 2.10 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

Tabel 2.15

Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

No. Kecamatan Tahun 2013

TK SD SMP SMU 1 Gu 11 15 4 3 2 Sangia Mambulu 6 7 2 3 3 Lakudo 11 20 8 4 4 Mawasangka 19 22 8 5 5 Mawasangka Timur 7 9 3 1 6 Mawasangka Tengah 10 9 3 2 7 Talaga Raya 4 9 3 2 Jumlah 68 91 31 20

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

B. Fasilitas Kesehatan

Salah satu indikator tingkat kesejateraan masyarakat adalah kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, serta tenaga medis mempengaruhi tingkat kesehatan

(45)

masyarakat disamping faktor-faktor lainnya. Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Buton Tengah tersaji pada tabel berikut ini.

Tabel 2.16

Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Buton Tahun 2013

No. Kecamatan Tahun 2013 Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Perawatan Umum Puskesmas Perawatan Persalinan Pustu Poske sdes 1 Gu 1 1 1 1 4 2 Sangia Mambulu 1 1 5 3 Lakudo 1 1 6 2 4 Mawasangka 2 1 1 3 5 5 Mawasangka Timur 1 3 2 6 Mawasangka Tengah 1 1 2 4 7 Talaga Raya 1 2 1 Jumlah 5 6 3 18 23

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

Gambar 2.14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

(46)

Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni selama beberapa waktu. Di Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2013 terdapat 100 Mesjid, 6 Mushalla/langgar dan 2 Gereja.

Tabel 2.17

Jumlah Fasilitas Peribadatan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2013

No. Kecamatan

Tahun 2013

Masjid Mushola/ Langgar Gereja

1 Gu 22 1 2 Sangia Mambulu 6 2 3 Lakudo 23 2 1 4 Mawasangka 20 1 5 Mawasangka Timur 11 1 6 Mawasangka Tengah 10 7 Talaga Raya 8 Jumlah 100 6 2

(47)

2.5. Isu Strategis Ekonomi dan Lingkungan

2.5.1. Aspek Ekonomi (PDRB) dan Potensi Ekonomi

A. Kondisi Perekonomian

Pendapatan regional tercermin dari besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah. PDRB di Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dua tipe yaitu PDRB atas dasar harga konstan dan berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun 2000 sebagai tahun dasar. Berdasarkan PDRB menurut sektor dan subsektornya, terlihat bahwa aktivitas ekonomi Kabupaten Buton Tengah didominasi oleh sektor Pertanian. Sektor yang tergabung ke dalam kelompok sektor primer ini menghasilkan nilai tambah sebesar 1,4 triliun rupiah. Sektor dengan nilai tambah terbesar kedua adalah sektor Konstruksi dan sektor dengan nilai tambah bruto terbesar ketiga ada;ah sektor perdagangan. Ketiga sektor ini memiliki kontribusi yang tinggi dalam menyerap tenaga kerja lokal. Sehingga diharapkan ketiga sektor ini dapat berdampak bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Buton Tengah secara keseluruhan.

Tabel 2.18

PDRB Kabupaten Buton Tahun 2013 dan Tahun 2014

No Sektor 2013 2014

1 Pertanian, kehutanan, dan Perikanan 1.465.155,10 1.679.583,30

2 Pertambangan dan Penggalian 1.431.340,50 1.676.128,20

3 Industri pengolahan 188.914,30 229.930,40

4 Pengadaan Listrik dan Gas 2.283,90 2.583,70

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan daur Ulang 19.410,80 20.717,00

(48)

Sumber: PDRB Kabupaten Buton 2014, diolah

Keterangan: PDRB Kabupaten Buton Tengah dihitung dengan asumsi proporsi luasan Buton Tengah Terhadap Kabupaten Buton sebelum dimekarkan

B. Pertanian

Rumah tangga usaha pertanian penggunaan lahan di Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2013 sebanyak 9.369 rumah tangga dan rumah tangga petani gurem sebanyak 4.678 rumah tangga. Jumlah rumah tangga usaha pertanian padi hanya ada di Kecamatan Mawasangka sebanyak delapan rumah tangga, sedangakan jumlah rumah tangga usaha pertanian palawija dan jagung masing-masing sebanyak 3.959 dan 3.063 rumah tangga, dengan rumah tangga terbanyak terpadat di Kecamatan Mawasangka sebanyak 998 rumah tangga untuk jenis tanaman palawija dan 904 untuk jenis tanaman jagung.

Produksi tanaman bahan makanan hingga pada tahun 2013 terutama untuk jagung dan ubi kayu masing-masing sebanyak 3.157,56 ton dan 22.735,10 ton. Sisanya yaitu tanaman ubi jalar,

8 Transportasi dan Pergudangan 45.795,80 50.389,30

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.315,90 8.056,80

10 Informasi dan Komunikasi 36.552,00 37.743,70

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 42.019,80 46.565,90

12 Real Estate 58.169,40 62.771,80

13 administrasi pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 1.163,80 1.319,30

14 Jasa Perusahaan 295.138,50 328.833,70

15 Jasa Pendidikan 269.138,50 299.496,30

16 Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial 49.656,90 55.363,50

17 Jasa lainnya 32.759,90 36.117,80

(49)

kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau yang dihasilkan di Kabupaten Buton Tengah.

Tabel 2.19

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman No. Kecamatan Tahun 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Rumah Tangga Petani Gurem 1 Gu 1,911 865 2 Sangia Mambulu 371 329 3 Lakudo 2,527 1,365 4 Mawasangka 2,449 773 5 Mawasangka Timur 660 568 6 Mawasangka Tengah 371 262 7 Talaga Raya 1,080 516 Jumlah 9,369 4,678

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

Tabel 2.20

Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman No. Kecamatan Tahun 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian

Padi Palawija Jagung

1 Gu 2,174 772 709 2 Sangia Mambulu 554 52 49 3 Lakudo 2,970 1010 759 4 Mawasangka 3,012 8 998 904 5 Mawasangka Timur 751 112 109 6 Mawasangka Tengah 686 288 285

(50)

Usaha Pertanian

Padi Palawija Jagung

7 Talaga Raya 1,207 727 248

Jumlah 11,354 8 3,959 3,063

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

Tabel 2.21

Produksi Tanaman Bahan Makanan Menurut Jenis Tanaman (Ton)

No. Kecamatan Jagung Ubi Kayu Tahun 2013 Ubi

Jalar Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau

1 Gu 1,917.00 7,335.21 2 Sangia Mambulu 21.21 101.32 11.60 3 Lakudo 462.16 4,660.49 435.18 31.62 31.62 4 Mawasangka 204.55 7,335.21 255.62 5 Mawasangka Timur 44.88 1,154.99 121.05 6 Mawasangka Tengah 507.76 2,147.88 15.27 7 Talaga Raya Jumlah 3,157.56 22,735.10 706.07 43.22 31.62 121.05

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

C. Perkebunan

Sektor perkebunan di Kabupaten Buton Tengah tahun 2013 juga banyak menyumbang untuk perekonomian, hasil produksi perkebunan di Kabupaten Buton Tengah seperti, aren, cengkeh, jambu mete, kakao, kapuk, kelapa dalam, kelapa hibrida, kemiri, kopi, lada dan pala dapat dilihat pada tabel berikut:

(51)

Tabel 2.22

Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis Tanaman (Ton)

No. Kecamatan

Tahun 2013 Aren/

Enau Asam Jawa Jambu Mete Kakao Kapuk Kelapa Dalam Hibrida Kelapa Kemiri

1 Gu 5.50 529.00 0.54 12.50 16.00 4.40 1.40 2 Sangia Mambulu 1.45 11.00 4.20 3 Lakudo 3.50 20.00 670.00 4.00 3.00 50.00 1.30 16.75 4 Mawasangka 0.86 5.00 1,087.00 10.15 5.00 595.50 1.90 2.15 5 Mawasangka Timur 57.50 6.80 6 Mawasangka Tengah 0.49 232.60 1.85 4.40 7 Talaga Raya 8.50 11.00 Jumlah 4.36 32.44 2,595.60 14.69 22.35 687.90 7.60 20.30

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

D. Perikanan

Hasil produksi perikanan laut di Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2013 sebanyak 50.379,71 ton, dengan produksi terbanyak di Kecamatan Mawasangka 17.808,79 ton diikuti Kecamatan Lakudo sebanyak 14.023,23 ton. Sedangakn untuk hasil produksi perikanan budidaya yaitu Kerapu dihasilkan di Kecamatan Lakudo sebanyak 91,22 ton, Bandeng di Kecamatan Mawasangka sebanyak 103,62 ton dan Rumput Laut dihasilkan diseluruh kecamatan dengan produksi terbanyak di Kecamatan Mawasangka sebanyak 6.434,76 ton. Total hasil produksi perikanan laut dan perikanan budidaya terbesar terdapat di Kecamatan Mawasangka yang mencapai 24.347,17 ton. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Buton Tengah pada tahun 2013 mencapai 29.881,56 ton untuk perairan laut, dengan produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mawasangka sebanyak 16.338,34 ton.

(52)

(Ton)

No. Kecamatan Perikanan Laut Kerapu Bandeng Perikanan Budidaya Rumput Jumlah

Laut 1 Gu 3,063.80 3,454.54 6,518.34 2 Sangia Mambulu 3,143.72 2,020.43 5,164.15 3 Lakudo 14,023.23 91.22 4,705.49 18,819.94 4 Mawasangka 17,808.79 103.62 6,434.76 24,347.17 5 Mawasangka Timur 2,390.79 2,905.19 5,295.98 6 Mawasangka Tengah 5,428.45 3,002.06 8,430.51 7 Talaga Raya 4,520.93 404.30 4,925.23 Jumlah 50,379.71 91.22 103.62 22,926.77 73,501.32

Sumber : Kabupaten Buton Dalam Angka, 2014

Tabel 2.24

Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kecamatan dan Subsektor Tahun 2013 (Ton)

No. Kecamatan Perairan Laut Perairan Umum Jumlah

1 Gu 2,810.82 2,810.82 2 Sangia Mambulu 2,884.14 2,884.14 3 Lakudo 12,865.35 12,865.35 4 Mawasangka 16.338.34 0.00 5 Mawasangka Timur 2,193.38 2,193.38 6 Mawasangka Tengah 4,980.23 4,980.23 7 Talaga Raya 4,147.64 4,147.64 Jumlah 29,881.56 0.00 29,881.56

(53)

2.5.2. Isu-Isu Strategis Kondisi Lingkungan Strategis

Isu-isu strategis menyangkut kondisi lingkungan strategis , antara lain:

a. Kedaaan topografi wilayah yang umumnya relatif datar dan

formasi geologi yang mempunyai bearing capacity yang besar

(daya dukung lingkungan) mampu memndukung

pembangunan fisik diatasnya.

b. Wilayah kabupaten merupakan kepulauan yang

membutuhkan penanganan yang menyeimbangkan

pertumbuhan antar pulau (Pulau Muna, Buton dan Kabaena);

c. Aksesibilitas antar wilayah terbatas dari aspek transportasi

darat, laut dan udara;

d. Kondisi lahan yang tergolong sebagai lahan kering, tanah

kapur dan kritis membutuhkan penganan dalam pemenuhan pangan daerah;

e. Potensi pariwisata berbasis geologi dan budaya yang

tersebar pada seluruh kawasan, kabupaten menciptakan branding kabupaten sejuta goa serta potensi air bawah tanah/sungai bawah tanah yang merupakan ciri khas daerah karst.

f. Pengembangan sektor pertambangan nikel pada Pulau

Kabaena yang potensial tetapi mengancam pelestarian lingkungan bila tidak dilakukan pengelolaan secara bijak;

g. Ketersediaan lahan cukup besar bagi pengembangan lahan

(54)

2.5.3. Isu Strategis Bidang Cipta Karya

Isu-isu strategis menyangkut pembangunan infrastruktur bidang cipta karya, yaitu:

1) Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan

serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

2) Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

3) Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi

penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

4) Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman

yang sudah dibangun.

5) Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas

dalam pengembangan kawasan permukiman.

6) Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber

daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman

Gambar

Gambar 2...Penduduk Kabupaten Buton Tengah Menurut Kecamatan  Tahun 2012-2013
Gambar 2.10 Persentase Distribusi Penduduk Kabupaten Buton Tengah  Menurut Kecamatan
Gambar 2.10  Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah  Tahun 2013
Gambar 2.14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Buton Tengah Tahun  2013

Referensi

Dokumen terkait

Uraian mengenai strategi pengembangan bisnis antara lain memuat informasi langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan usaha Bank yang telah ditetapkan,

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

Makna unsur-unsur kelisanan yang terdapat pada tradisi kangkilo terbagi atas tiga yaitu: (1) makna material yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi kangkilo yaitu makna

“Dahulu Haroa seling dilakukan oleh masyarakat terdahulu sebagai suatu adat atau budaya untuk merayakan hari-hari besar islam. Tradisi Haroa adalah salah satu tradisi

Peningkatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Pariwisata Kabupaten Buton Tengah :Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Buton Tengah Tahun 2015 –

KABUPATEN MUNA BARAT KABUPATEN BUTON TENGAH KABUPATEN BUTON SELATAN KABUPATEN BUTON UTARA KABUPATEN MALUKU TENGAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

Pada penelitian (Iiijriiasis, 2016) bahwa transparansi pada Kabupaten Buton Selatan bahwa sistem pelaporan yang sudah diterapkan pada pemerintahan Kabupaten Buton

24 Kabupaten Banyuasin 62 Kabupaten Buton Selatan 25 Kabupaten Barito Kuala 63 Kabupaten Buton Tengah 26 Kabupaten Barito Selatan 64 Kabupaten Cianjur 27 Kabupaten