1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Alih fungsi lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo menciptakan kondisi yang pelik penuh dengan syarat kepentingan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kota Surakarta.
Kondisi yang pelik dengan syarat kepentingan tersebut dimulai dengan keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan membangun mall di lahan tersebut pada awal tahun 2011, namun ditentang. Mereka yang menentang adalah para pedagang Pasar Purwosari, para pedagang buah di sekitar lokasi, para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa mangkal pada malam hari di sekitar lokasi, masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan yaitu masyarakat Kampung Jantirejo, beberapa lembaga swadaya masyarakat wilayah Kota Surakarta yang bergerak sebagai organisasi sosial maupun sebagai organisasi yang peduli terhadap kelestarian budaya, pemerhati lingkungan, pemerhati sejarah dan budaya, para pakar dan peneliti benda-benda cagar budaya, mahasiswa dan aliansi mahasiswa baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berlokasi di wilayah Kota Surakarta, serta organisasi-organisasi lainnya.
Para pedagang Pasar Purwosari berpendapat bahwa rencana pembangunan mall akan mematikan usaha dagang mereka, mereka beranggapan bahwa mall yang nantinya dibangun menjual dagangan yang
2 sama dengan mereka, sehingga bagaimanapun pembeli akan tetap memilih barang yang ada di mall mengingat kemudahan/ akses, kelengkapan dan efisiensi (one stop shopping) yang mungkin ditawarkan.
Pedagang buah yang sudah berjualan dan sebagian bermukim di depan lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo harus mencari lahan baru. Di lahan baru tersebut belum tentu akan memperoleh penghasilan yang sama ketika mereka tetap berdagang di tempat semula. Pasar buah tersebut dikenal oleh masyarakat Surakarta sebagai tempat “jujugan” pembelian buah untuk oleh-oleh maupun kebutuhan sehari-hari. Pedagang buah harus berjuang kembali untuk dapat menarik pelanggan maupun pembeli seandainya mereka direlokasi. Kekahawatiran inilah yang membuat mereka ikut dalam gelombang penolakan pendirian mall.
Masyarakat Jantirejo merupakan masyarakat yang berbatasan langsung dengan lokasi lahan. Dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh pembangunan mall dinilai oleh warga Jantirejo akan berpengaruh terhadap lingkungan mereka. Baik dampak pada saat pra-konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi. Kekhawatiran akan dampak yang mungkin ditimbulkan adalah keramaian, lalulintas yang „semrawut‟, serta dampak fisik lainnya baik sementara maupun jangka panjang.
Beberapa lembaga swadaya masyarakat dan para mahasiswa menilai bahwa keberadaaan mall akan memihak pada kepentingan para investor kaya, tanpa memetingkan nasib kaum ekonomi lemah. Keberadaan mall akan semakin mempersulit mereka untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
3 Para pemerhati lingkungan dan budaya berpendapat bahwa pembangunan mall identik dengan kota modern, kota dengan perilaku konsumtif, kota yang tidak memiliki karakter, tidak selaras dengan pengembangan Kota Solo yang memiliki slogan “ Solo The Spirit of Java”, kota budaya, kota tujuan wisata. Pemerintah Kota Solo mereka nilai tidak mementingkan Solo bagian utara sehingga disparitas Solo utara dan Solo selatan yang dipisahkan oleh Kali Anyar semakin lebar.
Para sejarawan dan ahli budaya berpendapat bahwa beberapa peninggalan jaman Belanda yang masih ada dan ditemukan di wilayah Surakarta adalah benda cagar budaya, benda yang wajib dilestarikan, benda yang wajib dirawat dan dipelihara karena mempunyai nilai sejarah dan budaya harus dipertahankan tidak boleh dialihfungsikan, dirubah maupun diganti termasuk adalah Pabrik Es Saripetojo I yang berdiri tahun 1888 ini.
Sementara keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap akan membangun mall demi kelangsungan hidup perusahaan daerahnya yang mati suri dan terus merugi apabila lahan tersebut terbengkalai. Perbedaan pandangan dan kepentingan inilah yang kemungkinan menimbulkan konflik.
Dengan tetap bertahan pada kepentingan masing-masing akhirnya muncul perdebatan, yang dimulai dari protes, demonstrasi, perang opini di media sosial baik elektronik maupun media cetak, serta silang pendapat para pakar. Perdebatan yang terjadi tidak hanya bermuatan kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan bahkan dikait-kaitkan ke ranah politik.
4 Walikota Surakarta tetap tidak akan memberikan ijin pembangunan mall di wilayahnya. Pemerintah Surakarta memiliki kewajiban melindungi pasar tradisional. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perlindungan Pasar Tradisional menjadi dasar penegakan hukum penolakan pendirian mall. Penolakan pendirian mall inilah yang menjadi ajang pergumulan antara pemimpin daerah yang dianggap “mbalelo” terhadap Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. Konflik antar para pemimpin daerah timbul. Demikian pula antara pemimpin daerah dengan masyarakatnya.
Pada akhirnya munculah sebuah solusi yang mengakomodasi semua kepentingan sehingga dapat mengakhiri konflik. Solusi tersebut adalah perubahan perencanaan pembangunan dalam memanfaatkan lahan tersebut. Lahan yang pada awal mulanya untuk kawasan mall dirubah perencanaannya menjadi hotel. Hotel Saripetojo menjadi nama awal yang diusulkan. Perubahan rencana pembangunan tersebut telah mengurangi gesekan kepentingan-kepentingan dari stakeholder : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Surakarta, pedagang Pasar Purwosari, masyarakat Jantirejo, pedagang Pasar Buah Purwosari , PKL, pemerhati lingkungan dan budaya, serta para ahli purbakala.
Perubahan perencanaan dari mall menjadi hotel tersebut merupakan hasil kesepakatan/ konsensus, dengan adanya konsensus ternyata dapat meredakan konflik para stakeholder tersebut. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan proses seperti apa yang sebenarnya terjadi menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian.
5 1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti apa masalah/ konflik yang terjadi, siapa pelakunya, faktor apa yang menjadi penyebabnya, dan kepentingan apa yang mereka bawa dalam konflik tersebut?
2. Bagaimana proses terwujudnya kesepakatan/ konsensus sehingga dapat mengatasi masalah/ konflik?. Termasuk ke dalam perencanaan tipe apa tahapan-tahapan proses konsensus yang telah dilakukan oleh stakeholder tersebut?
3. Bagaimana tingkat kepuasan para stakeholder terhadap hasil konsensus ? 4. Apa rekomendasi terkait dengan hasil penelitian ini ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui masalah/ konflik yang terjadi, mulai dari rencana pembangunan mall di lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo sampai dengan masa berakhirnya konflik (kronologis). Dengan uraian tersebut diharapkan dapat ditemukan sumber permasalahan/ penyebab konflik;
2. Mengetahui proses konsensus yang terjadi dan memperoleh tipe perencanaan konsensus. Apakah tahapan-tahapan proses konsensus yang telah dilakukan stakeholder termasuk: perencanaan yang dipandang sebagai sebuah proses kolaborasi dan pembelajaran (consensus planning
6
seen as process of collaborative and learning) atau perencanaan
konsensus tersebut bermakna sebuah proses penawaran dan negosiasi
(consensus planning to be predomantly a process of bargaining and negosiations) atau perencanaan konsensus tersebut bisa dipandang sebagai
sebuah proses persuasi dan pembentukan kehendak (consensus seen as process of persuation and will shapping atau punya tipe sendiri ?;
3. Memperoleh informasi tingkat kepuasan dalam bentuk opini stakeholder terhadap hasil konsensus dan mengklasifikasikan tingkat kepuasan tersebut, dengan memperoleh opini tingkat kepuasan dan klasifikasi tingkat kepuasan diharapkan dapat digunakan sebagai informasi awal bagaimana pemrakarsa merencanakan langkah selanjutnya setelah proses pembangunan hotel selesai.
4. Menyampaikan rekomendasi kepada pemrakarsa tentang hasil penelitian ini.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pembelajaran di kalangan peneliti;
2. Meskipun skala lokusnya kecil namun rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi strategi penyelesaian masalah dalam tema yang sama atau hampir sama bagi pemerintah kabupaten/ kota lain.
7 3. Perencanaan konsensus dapat dijadikan strategi birokrasi untuk membangun konsensus yang berguna untuk mengatasi permasalahan, memberikan solusi cepat dan efisien dalam sebuah rencana pembangunan tanpa menimbulkan/ menghindari konflik.
1.5. Keaslian Penelitian
Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian dengan lokus, fokus, dan modus yang sama belum pernah diteliti sebelumnya. Dengan lokus Pabrik Es PT. Saripetojo belum pernah dilakukan penelitian. Dan dengan fokus seperti pada penelitian ini juga belum pernah dilakukan.
1.6. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam beberapa bagian, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi kajian ilmu atau teori dari berbagai macam literatur baik berupa buku, jurnal, tesis, dan sumber – sumber lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi paradigma penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, kebutuhan data, dan teknik analisis data.
8 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Berisi data dan informasi tentang kondisi wilayah penelitian yang dalam hal ini adalah keberadaan Lahan Eks Pabrik Saripetojo.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi jabaran dari hasil pengamatan di wilayah penelitian dan analisis data yang diperoleh.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang berdasarkan pada hasil temuan dan pembahasan. Kesimpulan dapat menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian dapat dicapai serta saran dapat menjawab manfaat dari penelitian ini.