• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR

(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora

Kabupaten Garut)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

Oleh Nanin Wahyuni

1302724

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, penguasa alam serta pemilik segala ilmu yang telah melimpahkan rahmatnya serta memberikan pertolongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini di Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen

Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Ke . Kadu gora Ka .

Garut).

Ci Gunung Agung diangkat sebagai sumber belajar dengan alasan karena keberadaan sungai ini secara ekonomi sangat dibutuhkan oleh manusia. Sungai memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi ekosistem sungai, dan lingkungan sekitarnya. Kerusakan sungai berdampak pada kondisi ekologis dan lingkungan sekitarnya serta pada kondisi sosial masyarakat saat ini serta kemudian hari.

Tesis ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Terselesainya tesis ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Diiringi doa semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan.

Demikian pengantar dari tulisan ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan dunia pendidikan khususnya serta menambah khasanah keilmuan bidang pendidikan Geografi.

Bandung, Oktober 2015

Penulis

(3)

NANIN WAHYUNI

PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP

HASIL BELAJAR

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Epon Ningrum, M.Pd NIP.19620304 1987042 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

(4)

PERNYATAAN

De ga i i saya e yataka ahwa tesis de ga judul Pe garuh Pe a faata

Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar ( Studi

Eksperi e Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Kec. Kadungora Kab. Garut) ini beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015

Yang membuat pernyataan,

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan

pe ulis, teruta a atas diselesaika ya pe yusus a tesis i i, ya g erjudul Pe garuh

Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil

Belajar Studi Eksperi e Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Ke . Kadu gora Ka . Garut .

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril, materil maupun bimbingan, dorongan serta doa dari hati yang tulus tak ternilai. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S, selaku ketua Prodi Pendidikan Geografi Sekolah Pascasarjana UPI yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan inspirasi.

2. Ibu Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan keikhlasan dan kesabaran memberikan masukan, bimbingan dan motivasi yang bermakna bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak dan ibu dosen serta civitas akademik prodi pendidikan geografi yang membekali penulis dengan ilmu selama perkuliahan.

4. Kedua orangtuaku yang telah banyak memberikan doa serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini.

5. Keluargaku tercinta, suami serta anak-anakku terima kasih atas pengorbanan, pengertian, serta doa yang senantiasa diberikan, semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan dengan menghimpun kita selalu dalam kebaikan. 6. Teman-teman Geografi Angkatan 2013 yang telah membantu dan mendukung

penulis selama menjalani studi.

7. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan staf TU di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni tempat penulis melakukan penelitian.

8. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan staf TU di SMP Negri 2 Kadungora tempat penulis bekerja dan mengabdi.

9. Kakak dan Adikku tercinta atas dorongan doanya.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

(6)

Bandung, Oktober 2015

Penulis

(7)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Pe manfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar

( Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut)

Nanin Wahyuni 1302724

Pembimbing : Dr. Epon Ningrum, M.Pd

ABSTRAK

Sumber pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seharusnya memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar. Salah satu pemanfaatan lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah pemanfaatan sungai Cigunung Agung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemanfataan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan model kuasi eksperimen (nonequivalent). Sampelnya adalah seluruh peserta didik Kelas X2 dan X3 di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil analisis data menunjukkan: (1)terdapat perbedaan pre-test dan post-test kelompok eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar, terbukti rata-rata hasil pre-test adalah 31,33 dan rata-rata-rata-rata hasil post-test adalah 70. Dengan demikian hipotesis kerja diterima. (2) terdapat perbedaan pre-test dan post-test kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber belajar, terbukti rata-rata hasil pre-test adalah 36, 25 dan rata-rata hasil post-test adalah 64,16. Dengan demikian hipotesis kerja diterima. (3) terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber belajar. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah 77 sedangkan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol adalah 70. Terdapat pengaruh pemanfaatan sungai Cigunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar.

(8)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

The Influence of the Use of Ci Gunung Agung River as Geography Learning Resources on Learning Outcomes

(An Experimental Study on Geography Subject in Madrasah Aliyah1 Ma’arif

Cilageni Kadungora District Garut Regency)

Nanin Wahyuni 1302724

Supervisor: Dr. Epon Ningrum, M.Pd

ABSTRACT

Learning resources are one of the components in teaching and learning process. They constitute of any educational facilities that become the key components in school teaching and learning process. Teaching and learning should naturally use the surrounding as learning resources, as it is really important in the teaching and learning context. One of the instances of using the environment as learning resources is the use of Cigunung Agung River. The research aims to find the influence of the use of Ci Gunung Agung River as learning resources. It adopted experimental method with a quasi-experimental model (non-equivalent group design). The sample was taken from all tenth grade students of X2 and X3 classes in Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni. The research consists of two variables, namely independent (learning resources) and dependent (learning outcomes) variables. The instruments used were Student Worksheet and observation sheet. Data were analyzed using normality test, homogeneity test, and hypothesis test. Research results show: (1) there was a difference in the pretest and posttest scores of the first experimental group using Cigunung Agung River as learning resources, as proven by the average pretest and posttest scores of 31.33 and 70, respectively. Hence, the hypothesis was accepted; (2) There was a difference in the pretest and posttest scores of the second experimental group using visual media as learning resources, as proven by the average pretest and posttest scores of 36.25 and 64.16, respectively. Therefore, the working hypothesis was accepted; and (3) There was a difference in the learning outcomes between the first experimental group using Cigunung Agung River as learning resources and the second experimental group using visual media as learning resources. The difference was indicated by the average scores for learning outcomes of the first and second experimental classes, namely 77 and 70, respectively. Thus, the use of Ci Gunung Agung River as learning resources in geography teaching and learning has influence on learning outcomes.

1

(9)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

(10)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Isi Halaman

PERNYATAAN... …i

KATA PENGANTAR ... .. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... .. iii

ABSTRAK INGGRIS ... .. iv

ABSTRAK INDONESIA...v

DAFTAR ISI ... .. vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... .. xi

DAFTAR LAMPIRAN... . xii

BAB I PENDAHULUAN ... ....1

1.1Latar Belakang ... ....1

1.2Rumusan Masalah ... ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... …7

1.4Manfaat Penelitian ... …8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... ...9

2.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Geografi ... ...9

2.2 Lingkungan sebagai Sumber Pembelajaran Geografi…..………... 11

2.3Fungsi Sumber Belajar ... .16

2.4Macam – Macam Sumber Belajar ... .18

2.5 Metode Pembelajaran ... .19

2.6 Hasil Belajar……….23

2.7 Hipotesis Penelitian………..25

BAB III METODE PENELITIAN ... .27

3.1Metode dan Desain Penelitian ... .27

3.2Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... .28

3.3Definisi Operasional ... .29

3.4Pelaksanaan Pembelajaran………...30

3.5Instrumen Penelitian ... .32

3.6Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... .35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .38

4.1Deskripsi Lokasi Penelitian ... .38

4.2Deskripsi Data Penelitian ... .42

4.3Analisis Data ... .48

(11)

vii

4.5Pembahasan ... .55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... .60

5.1Kesimpulan ... .60

5.2Rekomendasi... .61

DAFTAR PUSTAKA ... .62

(12)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Sumber pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Sumber pembelajaran dapat diartikan sebagai “daya

yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara

langsung maupun tidak langsung “ (Sudjana dan Rivai, 2001, hlm.76). Sementara

menurut Istianti (2004, hlm. 55) sumber pembelajaran adalah bentuk bahan/

materi yang dapat dijadikan sumber belajar. Sumber belajar adalah sarana atau

fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru

seharusnya memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya karena

pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks

belajar mengajar. Karena memanfaatkan sumber belajar dapat membantu dan

memberikan pembelajaran yang nyata kepada peserta didik. Menurut Sudrajat

(2008, hlm. 12) sumber belajar memiliki enam fungsi sebagai berikut :

(1)Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan : mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. (2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara : mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya. (3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian. (4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: meningkatkan kemampuan sumber belajar; penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.(5) Memungkinkan belajar seketika, yaitu (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit; memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. (6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Geografi pada Kurikulum

(13)

2

pelajaran geografi adalah berusaha mengembangkan pemahaman siswa tentang

organisasi spatial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi.

Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola

muka bumi, karakteristik dan persebaran spatial dan dimotivasi secara aktif untuk

menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia

tentang tempat dan wilayah dengan demikian diharapkan memiliki kepedulian

kepada keadilan sosial, proses demokratis dan kelestarian ekologis yang pada

gilirannya dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan kualitas kehidupan

di lingkungannya pada masa kini dan masa depan.

Pencapaian tujuan pembelajaran Geografi di atas tidak mudah, apalagi

hasil penelitian menunjukkan bahwa Geografi menempati urutan keenam dari

hasil penelitian yang disukai peserta didik di SMA/MA (Setiawan, 2008, hlm.4).

Hal ini menurut Maryani (2006, hlm.30) disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

(1) Pelajaran Geografi seringkali terjebak dalam aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghapal nama-nama tempat, sungai dan gunung atau sejumlah fakta lainnya; (2) Sering dikaitkan sebagai ilmu yang hanya membuat peta; (3) Hanya menggambarkan perjalanan manusia dipermukaan bumi; (4) Proses pembelajaran Geografi sering bersifat verbal, kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir; (5) kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.

Kelima faktor di atas menyebabkan pembelajaran Geografi menjadi tidak

menarik dan kurang dipahami oleh peserta didik. Salah satu upaya untuk

mengatasi masalah ini dengan memberikan pembelajaran yang mengaitkan materi

pembelajaran dengan peristiwa atau keadaan yang terjadi di sekeliling peserta

didik. Menurut hasil penelitian Dewey tahun 1916 (Ningrum, 2008, hlm.12)

‘Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajarinya terkait dengan apa

yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa disekelilingnya’.

Pembelajaran seperti itu dikenal dengan pembelajaran kontekstual yaitu

pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan

yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai individu,

keluarga, masyarakat dan bangsa (Rosalin, 2008, hlm.26). Memperhatikan definisi

(14)

3

menariknya pembelajaran Geografi dapat diminimalisir melalui pembelajaran

kontekstual, karena pembelajaran ini mengutamakan keaktifan siswa serta

pemecahan masalah melalui pengalaman langsung dengan melihat fenomena di

sekitar peserta didik. Pengalaman langsung dapat memberi pemahaman yang baik

akan suatu konsep. Hal ini dikemukakan oleh Suleiman (1981, hlm. 13-14).

Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata ini adalah cara yang wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang mendapat pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu.

Proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada

siswa yaitu dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Hernawan

(1998, hlm. 90) mengelompokkan nilai-nilai dan keuntungan yang diperoleh

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, antara lain: (1)

Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya

wawasan, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat;

(2) Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan dan

menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar; (3) Belajar akan lebih

bermakna (meaningful learning), sebab siswa dihadapkan dengan keadaan yang

sebenarnya; (4) Aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan meningkatkan

berbagai cara, seperti proses mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan

sesuatu, menguji fakta dan sebagainya.(5) Dengan memahami dan menghayati

aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat dimungkinkan

terjadinya proses pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta akan lingkungan.

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan

memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam proses pembelajaran peserta

didik. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari lingkungan fisik

(alam), lingkungan sosial dan lingkungan budaya.

Lingkungan merupakan suatu keadaan di sekitar kita. Lingkungan secara

(15)

4

Dengan demikian lingkungan merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh

Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam

menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Menurut Uno &

Mohamad (2012, hlm.137) pemanfaatan lingkungan tidak hanya untuk

mempelajari konsep tentang lingkungan, tetapi lingkungan juga dapat menjadi

salah satu sumber belajar. Selain itu, Depdiknas (1990, hlm.9) mengemukakan

bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan siswa

menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan

penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui

penemuan, pemberdayaan, dan hubungan. Mohamad (2006, hlm. 173)

mengatakan bahwa pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas (outdoor study)

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam.

Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan

dengan membawa peserta didik ke lingkungan seperti survey, karyawisata,

berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang

kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out bond yang pada dasarnya

merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.

Selain itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa

lingkungan ke dalam kelas seperti menghadirkan nara sumber untuk

menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai

sumber belajar berjalan efektif maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi serta tindak lanjutnya. Dengan berbekal kreatifitas, guru dapat

memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh

dengan biaya mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun

dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan

belajar peserta didik.

Lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dalam hal ini diantaranya

sungai. Sungai dijadikan sebagai sumber pembelajaran karena sungai sangat

dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Sungai memiliki peranan dan manfaat

yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Secara umum sungai dimanfaatkan

(16)

5

(2002, hlm. 02) sungai dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk PLTA, sebagai

sarana transportasi air, sebagai tempat MCK, sebagai sumber air bagi pertanian,

dan sebagai tempat pertambangan seperti pasir dan batu. Saat ini terjadi kerusakan

daerah aliran sungai yang mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai

menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan musim kemarau. Seperti yang

dikemukakan oleh Lutfi (2009, hlm.01) pada dasarnya kerusakan sungai di

Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) berkembangnya

industri-industri di Indonesia. (2) belum tertanganinya pengendalian rumah

tangga. (3) pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan. (4)

pencemaran air sungai karena proses alam. Seperti juga yang dikemukakan oleh

Triastuti (2008, hlm. 01) pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak

negatif yang beraneka ragam, diantaranya adalah: (1) meracuni sumber air

minum, (2) mengakibatkan penularan penyakit, (3) merusak ekosistem air

(membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air lainnya), (4) mengakibatkan

terjadinya bencana

Melalui pembelajaran di sekolah diharapkan peserta didik lebih perduli

dengan pelestarian sungai. Untuk itu maka peneliti akan menghubungkan sungai

sebagai sumber pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar pada Kompetensi

Dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.

Ci Gunung Agung di Kecamatan Kadungora berfungsi sebagai tempat

berkembang biaknya ikan, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan

terdapat bahan Galian C yang dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian

masyarakat sekitar. Sedikit demi sedikit sungai mengalami pendangkalan dan

pelebaran. Padahal sungai memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi

ekosistem air dan alam sekitarnya.

Ci Gunung Agung diangkat sebagai sumber pembelajaran dengan alasan

karena keberadaan sungai ini sangat dibutuhkan oleh manusia karena sungai ini

memiliki potensi yang sangat penting bagi ekosistem air dan lingkungan. Potensi

sungai tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.

Menurut Nasution (1985, hlm.125), cara memanfaatkan lingkungan

sebagai sumber belajar yaitu dengan dua cara: (1) dengan membawa

(17)

6

lingkungan. Berdasarkan potensi yang ada di Ci Gunung Agung maka peneliti

akan mencoba menghubungkan pengaruh pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai

sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar pada materi Hidrosfer dan

Dampaknya Terhadap Kehidupan di Muka Bumi, dengan membawa peserta didik

kelas eksperimen ke Ci Gunung Agung Kec. Kadungora Kab. Garut.

[image:17.596.113.519.248.492.2]

Tabel 1.1

Potensi Ci Gunung Agung

Sebagai Sumber Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi

Potensi Kompetensi Dasar Geografi di SMA

1. Aksesibilitas : terletak di sepanjang jalan raya Rancasalak

Kec.Kadungora

2. Menjadi sumber mata pencaharian penduduk disekitar karena adanya bahan galian C yaitu pasir dan batu 3. Sumber irigasi pertanian

4. Habitat bagi ikan, dan makhluk hidup lainnya

Kelas XI (semester 1)

2.1 Menjelaskan pengertian Sumber Daya Alam

2.2 Mengidentifikasi jenis – jenis Sumber daya Alam

2.3. Menjelaskan pemanfaatan Sumber Daya Alam secara arif

Kelas X ( semester 2)

4.1 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi

.

Kelas XI (semester 2)

4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. 4.3 Menganalisis pelestarian lingkungan

hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.

Sumber : pengembangan peneliti 2015

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru geografi di sekolah ini, belum

pernah menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran, oleh sebab

itu penelitian ini hendak menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber

pembelajaran geografi. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil belajar (Stud i Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di

Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut).

1.2Rumusan Masalah

Pemanfaatan Ci Gunung Agung memberikan dampak positif dan negatif

(18)

7

positif adalah dengan adanya bahan galian C yaitu pasir dan batu yang bernilai

ekonomis sebagai sumber mata pencaharian penduduk di sekitar sungai. Dalam

hal pendidikan, sungai dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran dalam mata

pelajaran geografi sedangkan dampak negatifnya sungai dijadikan tempat

membuang sampah bagi masyarakat sekitar. Dari fakta-fakta di atas peneliti

mencoba merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut). Masalah pokok tersebut dapat dijabarkan

menjadi pernyataan masalah yang lebih spesifik, yaitu sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok

eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung

sebagai sumber belajar ?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol

yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber

belajar ?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen yang

menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber

belajar dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan

dengan media visual sebagai sumber belajar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dilakukan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh

pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap

hasil belajar peserta didik di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora

Kab.Garut. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk menganalisis perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok

eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung

(19)

8

2. Untuk menganalisis perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok

kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai

sumber pembelajaran.

3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar pada kelompok eksperimen

yang menggunakan metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung sebagai

sumber pembelajaran dan kelompok kontrol yang menggunakan media

visual sebagai sumber pembelajaran.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara teoritis dapat

memberikan pengembangan keilmuan yang berkenaan dengan konsep dan teori

tentang sumber belajar dan lingkungan hidup. Manfaat secara praktis adalah untuk

menganalisis dampak sumber belajar terhadap hasil belajar.

1. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar.

2. Untuk memperluas wawasan metode pembelajaran dalam memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar.

3. Pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi pada

mata pelajaran geografi di Kecamatan Kadungora khususnya dan di Kabupaten

Garut umumnya.

4. Mengetahui efektifitas Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran

(20)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode dan Desain Penelitian

Sugiono (2013, hlm. 2) menyatakan “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara ilmiah atau

langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dimulai dari pengumpulan data,

analisis data bahkan menginterpretasi data. Sesuai uraian di atas maka metode

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut

Purwanto (2010, hlm. 180)” penelitian dengan metode eksperimen adalah

penelitian dimana variabel yang hendak diteliti kehadirannya sengaja ditimbulkan

dengan memanipulasi menggunakan perlakuan atau “treatment” Syaodih

Sukmadinata (2011, hlm. 212) menegaskan bahwa “penelitian dengan metode

eksperimen bertujuan untuk mengukur pengaruh suatu benda atau beberapa variabel terhadap lainnya”.

Penelitian eksperimen berbeda dengan jenis penelitian lainnya karena ciri

khas dari penelitian eksperimen adalah memberikan manipulasi atau memberikan

perlakuan pada suatu kelompok yang akan diteliti. Pemberian perlakuan pada

penelitian eksperimen biasanya dibuat ke dalam dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung

Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar, maka metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Jenis desain kuasi eksperimen (Quasi Experimen Design) yang peneliti

gunakan dalam kajian ini, adalah desain Nonequivalent (Pre-test and Post-test).

[image:20.596.119.507.696.726.2]

Desain Penelitian dapat dijelaskan pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Desain Eksperimen

Kelas Pretest Perlakuan Post test

(21)

28

Kontrol O2 X2 O4

Sumber : Suk madinata (2006, hlm. 207)

Keterangan :

O1 = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas eksperimen

O2 = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas kontrol

O3 = Tes akhir setelah perlakuan pada kelas eksperimen dengan metode Field Trip

O4 = Tes akhir setelah pembelajaran pada kelas kontrol dengan metode

penugasan

X1 = Pembelajaran menggunakan sungai sebagai sumber belajar

X2 = Pembelajaran menggunakan media visual melalui metode penugasan

3.2Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian mengenai pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber

pembelajaran geografi terhadap hasil belajar ini dilakukan di Madrasah Aliyah

Ma‟arif Cilageni Kadungora Kabupaten Garut, dengan alasan bahwa nilai

rata-rata peserta didik yang didapatkan dari daftar nilai Guru Geografi kelas X masih

rendah, sebagai subjek penelitian yang akan mendapatkan treatmen dalam

penelitian yang akan dilakukan (disesuaikan dengan perumusan masalah), untuk

dijadikan objek penelitian, dengan cara melihat hasil rata-rata nilai peserta didik

dari kedua kelas.Data hasil rata-rata ulangan akhir semester dua matapelajaran

geografi kelas X tahun pelajaran 2014-2015 Madrasah Aliyah Ma‟arif Cilageni,

[image:21.596.116.509.84.240.2]

seperti pada tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2

Nilai Rata-Rata UAS Semester2 Mata Pelajaran Geografi Kelas X Tahun Pelajaran 2014-2015

Kelas Jumlah Siswa

Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

KKM Kelas

Penelitian

X 1 31 79,9 82 79 75

X 2 30 80,9 85 80 75 Eksperimen

X 3 30 80,5 82 80 75 Kontrol

Sumber : Daftar Nilai Kelas X matapelajaran Geografi

Populasi dalam suatu penelitian adalah keseluruhan objek yang dijadikan

sumber penelitian. Menurut Furqon (2004, hlm. 146) “populasi dapat

(22)

29

memiliki satu karakteristik umum yang sama”. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Arikunto (1998, hlm. 115)“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian „‟. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Ma‟arif Cilageni Kadungora Garut kelas X tahun pelajaran 2014-2015.

Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari tiga kelas X2 dan X3

yang setara. Kesetaraan dilihat dari kemampuan akademik yang diambil dari

rata-rata nilai hasil ulangan pertama pada semester dua (2) yang tercantum dalam

daftar nilai guru mata pelajaran Geografi kelas X, jumlah peserta didik serta jenis

kelamin. Sampel yang telah ditentukan harus memiliki sifat dan karakteristik yang

sama, seperti dalam hal kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Untuk

melihat kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan peneliti menggunakan

nilai geografi pada raport semester ganjil.

3.3 Definisi Operasional

1. Lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan sebagai sumber belajar adalah segala kondisi diluar diri siswa

dan guru baik berupa fisik maupun non fisik yang dapat menjadi perantara agar

pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Lingkungan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah Ci Gunung Agung.

2. Hasil belajar

Menurut Sudjana (1989, hlm. 22) hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan terdiri dari tiga aspek

yaitu : (1) Aspek kognitif yang mencakup keterampilan-keterampilan intelektual,

informasi dan pengetahuan: (2) Aspek afektif menekankan pada sikap, nilai,

perasaan, dan emosi; dan (3) Aspek psikomotor berhubungan dengan

keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan

koordinasi syaraf.

Dalam penelitian ini hasil belajar hanya diukur dari aspek pengetahuan

yaitu perolehan nilai dari posttest.

(23)

30

Tahap ini adalah tahap memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua

kelas yang menjadi sampel penelitian. Sebelum pembelajaran, kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol mendiskusikan tentang persiapan dan

langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses perlakuan. Guru dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol mempelajari rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disiapkan. Khusus guru di kelompok eksperimen, peneliti memberikan

penjelasan mengenai pembelajaran metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung

sebagai sumber pembelajaran, sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan

penjelasan mengenai pembelajaran metode penugasan dengan media visual

sebagai sumber pembelajaran. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran

untuk mengamati digunakan lembar observasi yang telah disiapkan lebih dulu.

a. Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode Field Trip

dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Pertemuan I

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Guru memberikan penjelasan materi mengenai konsep sungai

3. Guru memberikan tes awal (pretest)

4. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok

Pertemuan II

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Guru memberikan instruksi penggunaan lembar observasi

3. Guru dan peserta didik melakukan observasi terhadap objek sasaran belajar

sesuai skenario yang disiapkan guru yang tertuang dalam lembar observasi.

4. Peserta didik mencari informasi dengan menggunakan lembar observasi

Pertemuan III

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Kelompok mendiskusikan hasil observasi

3. Kelompok memberikan laporan

(24)

31

5. Guru melakukan tes akhir (Posttest)

b. Pembelajaran pada Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode penugasan dengan

media visual sebagai sumber pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Pertemuan I

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Guru memberikan penjelasan materi mengenai konsep sungai

3. Guru memberikan tes awal (pretest)

4. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok

Pertemuan II

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Guru memberikan penjelasan secara garis besar materi pelajaran yang akan

diajarkan, guru menjelaskan rincian tugas dan cara mengerjakannya, peserta

didik mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk atau cara penyelesaian tugas

yang diberikan guru.

3. Guru meminta peserta didik melaporkan hasil penyelesaian tugasnya tepat

waktu.

Pertemuan III

1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)

2. Kelompok melaporkan hasil penyelesaian tugasnya

3. Guru meminta peserta didik merangkum materi yang diajarkan dan melakukan

presentasi perwakilan kelompok.

4. Guru mengevaluasi proses pembelajaran

5. Guru melakukan tes akhir (Posttest)

3.5 Instrumen Penelitian

Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Tes

Penyusunan tes hasil belajar dimulai dengan menyusun kisi-kisi soal yang

(25)

32

untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran. Alat tes yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar dalam

bentuk pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

diperoleh dari hasil uji coba yang diberikan kepada peserta didik yang telah

mempelajari materi yang sama. Dari hasil tes tersebut kemudian dianalisis

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya.

Berikut rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas butir soal,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus :

1. Validitas butir soal

Untuk variabel hasil belajar, dihitung validitas butir soal dengan cara

menghitung korelasi antara skor butir soal X dengan skor total Y dengan rumus

korelasi produk momen sebagai berikut :

(Supranata, 2004, hlm.58)

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = cacah subyek uji coba

∑ X = jumlah skor butir

∑Y = jumlah skor faktor

Kriteria penafsiran indeks korelasi product momen adalah:

Antara 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,600 – 1,799 Tinggi

Antara 0,400 – 0,599 Cukup

Antara 0,200 – 0,399 Rendah

Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

(Ridwan, 2007:98)

2. Reliabilitas Test

Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus K-R.20, yaitu:

(26)

33

Keterangan :

R11 = reliabilitas internal seluruh instrument

K = jumlah item dalam instrument

Pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi = 1 - Pi

St2 = Varian total

Kriteria tingkat reabilitas adalah :

r11 = 0,00 Sempurna

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ r11< 0,80 Tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang

0,20 ≤ r11 < 0,20 Rendah

0,00 < r11 < 0,20 Rendah Sekali

r11 = Tidak berkorelasi

3. Daya Pembeda

DP = ∑A - ∑B (Surapranata, 2004, hlm. 31)

nA nB

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda

∑A = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas ∑B =jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah nA = jumlah peserta tes kelompok atas

nB = jumlah peserta tes kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda adalah ;

DP ≤ 0,00 : sangat rendah

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : rendah

0,20 ≤ DP ≤0,40 : cukup/sedang

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 : sangat baik

(Suherman, 2003, hlm161)

4. Tingkat Kesukaran

P = ∑ X

Sm N (Surapranata, 2004, hlm.12)

Keterangan ;

P = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ∑X = banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm = skor maksimum

N = jumlah peserta test

(27)

34

P < 0,3 Sukar

0,3 ≤ p ≥ 0,7 Sedang

P > 0,7 Mudah

(Surapranata, 2004, hlm. 21)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pengertian lembar kerja siswa dalam kamus bahasa Indonesia artinya

melakukan kegiatan dan siswa berarti peserta didik. Jadi dapat dikatakan bahwa

lembar kerja siswa berarti helai bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan baik

kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan kokurikuler untuk mempermudah

pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat. Menurut Sartika (2008,

hlm.5) hasil perumusan lembar kerja siswa mengandung pengertian yang

mencakup (1). Rangkaian tugas individual dan kelompok (2). Pencapaian materi

secara sistematis (3) sebagai alat untuk menanamkan solidaritas anak (4) sebagai

alat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak untuk mendiskusikan

materi, (5) sebagai sarana untuk menanamkan konsep.

Tujuan penggunaan lembar kerja peserta didik oleh guru dikelas adalah: (1)

melatih para peserta didik lebih mendalami ilmu yang telah dipelajari untuk

tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik untuk belajar pada tahap berikutnya,

(2) melatih para peserta didik untuk bekerja sungguh-sungguh dengan cermat

serta berpikir jujur, sistematis, rasional dalam sistem kerja yang praktis, (3)

melatih para peserta didik membuat laporan praktis percobaan, sekaligus

menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah dipraktekkan.

c.Observasi

Observasi dilakukan oleh observer untuk memperoleh gambaran secara

langsung aktifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Yang bertindak

sebagai observer adalah penulis dan dibantu oleh satu orang guru geografi.

Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai guru menutup pelajaran

dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

(28)

35

Teknik studi dokumentasi merupakan pengumpulan data sekunder. Data

sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dari laporan orang atau

instansi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya

adalah data yang asli. Data-data yang diperoleh berupa profil sekolah, jumlah

peserta didik dan yang lainnya yang berhubungan dengan sekolah tempat

penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berkut :

a. Menghitung nilai pretes dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

b. Menghitung peningkatan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang

menggunakan metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber

belajar dan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan

media visual sebagai sumber belajar.

Data yang dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis adalah hasil pretest

danposttest peserta didik baik dari kelompok eksperimenmaupun dari kelompok

kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, sebelum menganalisi data maka

dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji gain faktor sebagai

prasyarat untuk menentukan analisis selanjutnya. Berikut penjelasan:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari

skor pretes dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas tes ini dari kelompok

eksperimendan kelompok kontrol digunakan softwareSPSS Statistic 21. Gunawan

(2013, hlm. 77), mengemukakan uji normalitas dengan menggunakan bantuan

paket program SPSS, menghasilkan tiga jenis keluaran, yaitu Processing

Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q-Q plots. Pada penelitian ini, data

yang digunakan hanya Tes of Normality. Untuk menetapkan kenormalan, menurut

Gunawan (2013, hlm. 8), kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.

(29)

36

3. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

4. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan softwareSPSS

Statistic 21. Uji homogenitas terpenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu

taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya α = 0,05 atau 0,01). Untuk menetapkan

homogenitas, sesuai dengan yang dikemukakan Gunawan (2013, hlm. 78),

digunakan pedoman sebagai berikut

1. Tetapkan taraf signifikansi uji, misalnya α = 0,05. 2. Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

3. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen).

4. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau

tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2002, hlm. 134) mengemukakan bahwa “untuk sampel yang tidak berkorelasi dengan jenis data interval, uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan

syarat data harus homogen dan normal. Apabila data tidak berdistribusi normal

dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistik non parametrik”.

Uji hipotesis menggunakan softwareSPSS Statistic 21, dengan

menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5%. Dengan aturan keputusan, jika nilai

sig. > 0,05, maka H0 diterima, sebaliknya jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak.

Selain itu, uji hipotesis juga dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan

ttabel. Adapun ketentuannya yaitu jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1

diterima, dan jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

(30)

37

Gain absolut (selisih antara skor pretest dengan posttest) kurang dapat

menjelaskan mana sebenarnya yang disebut gain tinggi dan gain yang rendah.

Misalnya, peserta didik yang memiliki gain dari 8 ke 10 dan dari 6 ke 8 pada suatu

soal dengan nilai maksimal 10. Gain absolut menyatakan bahwa kedua peserta

didik memiliki gain yang sama yaitu 2. Secara logis seharusnya yang memiliki

gain dari 8 ke 10 harus lebih tinggi dari peserta didik yang memiliki gain dari 6 ke

8. Hal ini karena usaha yang meningkat nilai 8 ke 10 lebih sulit daripada

meningkatkan nilai 6 ke 8. Peserta didik yang memiliki gain absolut sama belum

tentu memiliki gain pemahaman konsep yang sama. Oleh karena itu,

dikembangkan suatu alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain

ternormalisasi (N-Gain) (Rusnanto, 2008 hlm. 15).

Untuk melihat pemahaman konsep sebelum dan sesudah pembelajaran

digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (2008), yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

Spos : skor posttest

Spre : skor pretest

Smaks : skor maksimum ideal

Gain yang dinormalisasi (Ngain) ini diinterpretasikan untuk menyatakan

[image:30.596.106.505.565.653.2]

pemahaman konsep pada materi hidrosfer dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kategori Tingkat Ngain

Batasan Kategori

Ngain> 0,7 Tinggi

0,7 > Ngain ≥ 0,3 Sedang

Ngain < 0,3 Rendah

(31)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan terhadap seluruh

hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini berjudul “Pengaruh

PemanfaatanCi Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap

Hasil Belajar” (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut). Pada bab ini juga akan

disampaikan rekomendasi berupa masukan-masukan kepada pihak terkait.

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis mengenai pengaruh

pemanfaatan Ci Gunung Agung terhadap hasil belajar, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest peserta didik di kelas eksperimen

dengan menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar dengan

metode field tripsebelum dan sesudah perlakuan dengan peningkatan gain

36,67. Hal ini dapat dilihat pada skor pre-test kelompok eksperimen sebelum

menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar mendapatkan nilai

rata-rata 31,33. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil post-test setelah

menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar didapat 70.

Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan Ci Gunung Agung

sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest peserta didik dikelas kontrol

dengan metode penugasan menggunakan media visual sebelum dan sesudah

perlakuan dengan peningkatan gain 27,91. Hal ini dapat dilihat pada skor

pre-test kelompok kontrol sebelum menggunakan media visual sebagai sumber

belajar mendapatkan nilai rata-rata 36,25. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil

post-test menjadi 64,16 setelah pembelajaran dengan menggunakan media

visual sebagai sumber belajar. Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media visual sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil

(32)

61

3. Proses pembelajaran geografi dengan menggunakan metode field trip lebih

jelas dan lebih luas jangkauannya dibandingkan dengan media visual karena

melakukan observasi langsung dan mengeksplorasi potensi terkait pemanfaatan

Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar. Khususnya yang berhubungan

dengan materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi.

Tahap akhir dari pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil observasi

dilapangan. Penilaian terdiri dari dua tehnik yaitu tes dalam bentuk sepuluh

soal pre-test dan post-testserta sepuluh soal pernyataan dalam bentuk lembar

observasi yang dilakukan oleh peserta didik.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka rekomendasi penelitian ini sebagai berikut :

1. Kepada guru geografi yang akan memanfaatkan Ci Gunung Agung sebagai

sumber belajar, sebaiknya sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu

dilakukan observasi terlebih dahulu mengenai lokasinya yang sesuai yang akan

dimanfaatkan sebagai sumber belajar pada pembelajaran geografi. Karena

belum ada guru yang memanfaatkan jadi ditemukan kendala yang dihadapi

dilapangan. Kendala tersebut antara lain: keterbatasan waktu dan terkendala

oleh pergantian musim.

2. Mengingat pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar

merupakan hal baru di Madrasah Aliyah Cilageni, maka penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar juga dapat diimplementasikan pada mata

pelajaran lain selain Geografi.

3. Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi guru untuk memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar. Sehingga memberikan nilai lebih untuk

lingkungan sungai tersebut dibandingkan dengan lingkungan lainnya.

4. Untuk peneliti selanjutnya, dengan hasil penelitian mengenai pemanfaatan Ci

Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai

(33)

Nanin wahyuni, 2015

Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dewey, J. (2009). Experince and Education-Pendidikan Dasar Berbasis Pengalaman Terj.I.V.Pontoh. Jakarta: PT. Indonesia Publishing

Furqon. (2009) Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Gunawan, M. A. (2013). Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.

Hamzah, B. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hernawan. (1998). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. Bandung: IPA UPI Bandung.

Husnan, S, dkk. (2006). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: YKPN

Indrawati & Setiawan, W. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan

Menyenangkan. Pdf, e-book. Jakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTKIPA).

Irawan. (2005). Konsep Dasar dan Strategi Pembelajaran Geografi Jakarta: Universitas

Jarolimek, J. and Parker, W.C. (1993). Social Studies in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Company

Kemp, J.E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran (Edisi terjemahan oleh Asril Marjohan I, Bandung: Penerbit ITB

Lutfi, A. (2009). Penyebab Pencemaran sungai. Jakarta: Pustaka

Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE

Maryani, E. (2006). Geografi dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di Persekolahan. Dimuat dalam buku Ilmu Pendidikan karya Moh. Ali.

(34)

63

Mulyasa E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasution, S. (1985). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Ningrum, E. (2008). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning). Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pelatihan Dan Workshop Model-Model Pembelajaran dalam Persiapan RSBI di Kab. Karawang. Tanggal 23 September 2008.

Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara

Pasya, GK. (2000). Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Jurnal PIPS No.16 Hal 28. Media Komunikasi Antar FPIPS UPI, FKIP Universitas/STKIP Se-Indonesia .

Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Rosda Karya

Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setiawan (2009). Hakekat Pembelajaran Geografi, Hand out Perkuliahan Geografi, UPI Bandung

Slamento, (1996). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara

Sudjana, N. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana & Rivai. (2001). Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

(35)

64

Sudjana, N & Rivai, A. (2009). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Sugiono. (2002). Statistika Umum Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

Sugiono, (2007). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alphabeta

Sugiono, (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suherman, E. (2003) Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk calon guru dan

mahasiswa calon guru matematika. Bandung, jurusan pendidikan

matematika FMIPA UPI

Sukmadinata, N. S. (2006). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Suleiman, H. A. (1981). Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan Dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia

Sumaatdmaja, N. (1998). Studi Geografi, Suatu Pendekatan Analisa Keruangan, Bandung: Alumni.

Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, reliabilitas dan interpretasi hasil tes implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tim Depdiknas. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Triastuti. (2008). Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jakarta: Pustaka

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.

Uno, H. & Mohamad, N. (2012). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

(36)

65

TESIS

Istianti, T. (2004). Penelitian Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar : Penelitian Tindakan Kelas untuk Membangkitkan Kesadaran Kebersihan pada Siswa Kelas VI B Sekolah Dasar BPI Bandung: Tesis SPs UPI.

Magasing, R. (2012). Pengaruh Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar. Bandung: Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan

Rahayu, Y. (2013). Pengaruh Penggunaan Bukit Sepuluh (Pasir Salaksa) Sebagai

Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Pemahaman Konsep

Pemanfaatan Dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Bandung: Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan

Supriatna, U. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Btu Malaksari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung. Bandung: Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan

Susanti, H. (2015). Pemanfaatan Kolong Penambangan Timah Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Peserta Didik Terhadap Lingkungan. Bandung: Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan

INTERNET

Hake, R. (2008). Analysing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia: http://www.Physics.indiana.edu/hake [3 Oktober 2014].

http://akhmadsudrajat.Wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan model-pembelajaran

http://Effendie.Wordpress.com/2008/09/02/makna sungai-literatur.pdf (diakses tgl 19-9-2015 pkl.20.11 wib)

Gambar

Potensi  Ci Gunung Agung Tabel 1.1  Sebagai Sumber Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Tabel 3.2 Nilai Rata-Rata UAS Semester2 Mata Pelajaran Geografi Kelas X
Tabel 3.2 Kategori Tingkat N

Referensi

Dokumen terkait

Termodinamika menun'ukkan sebuah hubungan enting antara erubahan energ bebas (#). dari suatu reaksi kimia sontan ada suhu dan tekanan konstan.. sehingga ker'a

Hasil validasi yang diperoleh dari validator ahli materi menunjukkan bahwa materi pada media memperoleh nilai 91 dengan presentase penilaian terhadap media

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

Dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terhadap Matakuliah Komputasi Fisika pada Program S1 Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret. Sedikitnya mahasiswa yang mengambil

Maka tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan perbankan sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang No.36 Tahun 2008 berdasarkan NPM sehingga hasil pengujian

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan rahmatnya serta karunia dan anugrah yang luar biasa dalam hidup saya hingga detik ini,

September, 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar terhadap hasil belajar. 2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan komunikasi