PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR
(Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora
Kabupaten Garut)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan
Oleh Nanin Wahyuni
1302724
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, penguasa alam serta pemilik segala ilmu yang telah melimpahkan rahmatnya serta memberikan pertolongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini di Sekolah Pascasarjana Prodi Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen
Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Ke . Kadu gora Ka .
Garut).
Ci Gunung Agung diangkat sebagai sumber belajar dengan alasan karena keberadaan sungai ini secara ekonomi sangat dibutuhkan oleh manusia. Sungai memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi ekosistem sungai, dan lingkungan sekitarnya. Kerusakan sungai berdampak pada kondisi ekologis dan lingkungan sekitarnya serta pada kondisi sosial masyarakat saat ini serta kemudian hari.
Tesis ini disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Terselesainya tesis ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Diiringi doa semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan.
Demikian pengantar dari tulisan ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan dunia pendidikan khususnya serta menambah khasanah keilmuan bidang pendidikan Geografi.
Bandung, Oktober 2015
Penulis
NANIN WAHYUNI
PENGARUH PEMANFAATAN CI GUNUNG AGUNG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP
HASIL BELAJAR
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut)
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. Epon Ningrum, M.Pd NIP.19620304 1987042 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
PERNYATAAN
De ga i i saya e yataka ahwa tesis de ga judul Pe garuh Pe a faata
Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar ( Studi
Eksperi e Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Kec. Kadungora Kab. Garut) ini beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan
pe ulis, teruta a atas diselesaika ya pe yusus a tesis i i, ya g erjudul Pe garuh
Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil
Belajar Studi Eksperi e Pada Mata Pelajara Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilage i Ke . Kadu gora Ka . Garut .
Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril, materil maupun bimbingan, dorongan serta doa dari hati yang tulus tak ternilai. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S, selaku ketua Prodi Pendidikan Geografi Sekolah Pascasarjana UPI yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan inspirasi.
2. Ibu Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan keikhlasan dan kesabaran memberikan masukan, bimbingan dan motivasi yang bermakna bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak dan ibu dosen serta civitas akademik prodi pendidikan geografi yang membekali penulis dengan ilmu selama perkuliahan.
4. Kedua orangtuaku yang telah banyak memberikan doa serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini.
5. Keluargaku tercinta, suami serta anak-anakku terima kasih atas pengorbanan, pengertian, serta doa yang senantiasa diberikan, semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan dengan menghimpun kita selalu dalam kebaikan. 6. Teman-teman Geografi Angkatan 2013 yang telah membantu dan mendukung
penulis selama menjalani studi.
7. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan staf TU di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni tempat penulis melakukan penelitian.
8. Kepala Sekolah, guru, karyawan, dan staf TU di SMP Negri 2 Kadungora tempat penulis bekerja dan mengabdi.
9. Kakak dan Adikku tercinta atas dorongan doanya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bandung, Oktober 2015
Penulis
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Pe manfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar
( Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut)
Nanin Wahyuni 1302724
Pembimbing : Dr. Epon Ningrum, M.Pd
ABSTRAK
Sumber pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran seharusnya memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar. Salah satu pemanfaatan lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah pemanfaatan sungai Cigunung Agung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemanfataan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar. Metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan model kuasi eksperimen (nonequivalent). Sampelnya adalah seluruh peserta didik Kelas X2 dan X3 di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil analisis data menunjukkan: (1)terdapat perbedaan pre-test dan post-test kelompok eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar, terbukti rata-rata hasil pre-test adalah 31,33 dan rata-rata-rata-rata hasil post-test adalah 70. Dengan demikian hipotesis kerja diterima. (2) terdapat perbedaan pre-test dan post-test kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber belajar, terbukti rata-rata hasil pre-test adalah 36, 25 dan rata-rata hasil post-test adalah 64,16. Dengan demikian hipotesis kerja diterima. (3) terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan sungai Cigunung Agung sebagai sumber belajar dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber belajar. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah 77 sedangkan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol adalah 70. Terdapat pengaruh pemanfaatan sungai Cigunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar.
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Influence of the Use of Ci Gunung Agung River as Geography Learning Resources on Learning Outcomes
(An Experimental Study on Geography Subject in Madrasah Aliyah1 Ma’arif
Cilageni Kadungora District Garut Regency)
Nanin Wahyuni 1302724
Supervisor: Dr. Epon Ningrum, M.Pd
ABSTRACT
Learning resources are one of the components in teaching and learning process. They constitute of any educational facilities that become the key components in school teaching and learning process. Teaching and learning should naturally use the surrounding as learning resources, as it is really important in the teaching and learning context. One of the instances of using the environment as learning resources is the use of Cigunung Agung River. The research aims to find the influence of the use of Ci Gunung Agung River as learning resources. It adopted experimental method with a quasi-experimental model (non-equivalent group design). The sample was taken from all tenth grade students of X2 and X3 classes in Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni. The research consists of two variables, namely independent (learning resources) and dependent (learning outcomes) variables. The instruments used were Student Worksheet and observation sheet. Data were analyzed using normality test, homogeneity test, and hypothesis test. Research results show: (1) there was a difference in the pretest and posttest scores of the first experimental group using Cigunung Agung River as learning resources, as proven by the average pretest and posttest scores of 31.33 and 70, respectively. Hence, the hypothesis was accepted; (2) There was a difference in the pretest and posttest scores of the second experimental group using visual media as learning resources, as proven by the average pretest and posttest scores of 36.25 and 64.16, respectively. Therefore, the working hypothesis was accepted; and (3) There was a difference in the learning outcomes between the first experimental group using Cigunung Agung River as learning resources and the second experimental group using visual media as learning resources. The difference was indicated by the average scores for learning outcomes of the first and second experimental classes, namely 77 and 70, respectively. Thus, the use of Ci Gunung Agung River as learning resources in geography teaching and learning has influence on learning outcomes.
1
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Isi Halaman
PERNYATAAN... …i
KATA PENGANTAR ... .. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... .. iii
ABSTRAK INGGRIS ... .. iv
ABSTRAK INDONESIA...v
DAFTAR ISI ... .. vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... .. xi
DAFTAR LAMPIRAN... . xii
BAB I PENDAHULUAN ... ....1
1.1Latar Belakang ... ....1
1.2Rumusan Masalah ... ... 6
1.3Tujuan Penelitian ... …7
1.4Manfaat Penelitian ... …8
BAB II KAJIAN PUSTAKA... ...9
2.1 Hakekat Belajar dan Pembelajaran Geografi ... ...9
2.2 Lingkungan sebagai Sumber Pembelajaran Geografi…..………... 11
2.3Fungsi Sumber Belajar ... .16
2.4Macam – Macam Sumber Belajar ... .18
2.5 Metode Pembelajaran ... .19
2.6 Hasil Belajar……….23
2.7 Hipotesis Penelitian………..25
BAB III METODE PENELITIAN ... .27
3.1Metode dan Desain Penelitian ... .27
3.2Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... .28
3.3Definisi Operasional ... .29
3.4Pelaksanaan Pembelajaran………...30
3.5Instrumen Penelitian ... .32
3.6Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... .35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .38
4.1Deskripsi Lokasi Penelitian ... .38
4.2Deskripsi Data Penelitian ... .42
4.3Analisis Data ... .48
vii
4.5Pembahasan ... .55
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... .60
5.1Kesimpulan ... .60
5.2Rekomendasi... .61
DAFTAR PUSTAKA ... .62
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Sumber pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Sumber pembelajaran dapat diartikan sebagai “daya
yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara
langsung maupun tidak langsung “ (Sudjana dan Rivai, 2001, hlm.76). Sementara
menurut Istianti (2004, hlm. 55) sumber pembelajaran adalah bentuk bahan/
materi yang dapat dijadikan sumber belajar. Sumber belajar adalah sarana atau
fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru
seharusnya memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya karena
pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks
belajar mengajar. Karena memanfaatkan sumber belajar dapat membantu dan
memberikan pembelajaran yang nyata kepada peserta didik. Menurut Sudrajat
(2008, hlm. 12) sumber belajar memiliki enam fungsi sebagai berikut :
(1)Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan : mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. (2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara : mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai kemampuannya. (3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian. (4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: meningkatkan kemampuan sumber belajar; penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.(5) Memungkinkan belajar seketika, yaitu (a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit; memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. (6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.
Pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Geografi pada Kurikulum
2
pelajaran geografi adalah berusaha mengembangkan pemahaman siswa tentang
organisasi spatial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi.
Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola
muka bumi, karakteristik dan persebaran spatial dan dimotivasi secara aktif untuk
menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia
tentang tempat dan wilayah dengan demikian diharapkan memiliki kepedulian
kepada keadilan sosial, proses demokratis dan kelestarian ekologis yang pada
gilirannya dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan kualitas kehidupan
di lingkungannya pada masa kini dan masa depan.
Pencapaian tujuan pembelajaran Geografi di atas tidak mudah, apalagi
hasil penelitian menunjukkan bahwa Geografi menempati urutan keenam dari
hasil penelitian yang disukai peserta didik di SMA/MA (Setiawan, 2008, hlm.4).
Hal ini menurut Maryani (2006, hlm.30) disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
(1) Pelajaran Geografi seringkali terjebak dalam aspek kognitif tingkat rendah yaitu menghapal nama-nama tempat, sungai dan gunung atau sejumlah fakta lainnya; (2) Sering dikaitkan sebagai ilmu yang hanya membuat peta; (3) Hanya menggambarkan perjalanan manusia dipermukaan bumi; (4) Proses pembelajaran Geografi sering bersifat verbal, kurang melibatkan fakta-fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan teknologi mutakhir; (5) kurang aplikabel dalam memecahkan masalah-masalah yang berkembang saat ini.
Kelima faktor di atas menyebabkan pembelajaran Geografi menjadi tidak
menarik dan kurang dipahami oleh peserta didik. Salah satu upaya untuk
mengatasi masalah ini dengan memberikan pembelajaran yang mengaitkan materi
pembelajaran dengan peristiwa atau keadaan yang terjadi di sekeliling peserta
didik. Menurut hasil penelitian Dewey tahun 1916 (Ningrum, 2008, hlm.12)
‘Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajarinya terkait dengan apa
yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa disekelilingnya’.
Pembelajaran seperti itu dikenal dengan pembelajaran kontekstual yaitu
pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dengan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai individu,
keluarga, masyarakat dan bangsa (Rosalin, 2008, hlm.26). Memperhatikan definisi
3
menariknya pembelajaran Geografi dapat diminimalisir melalui pembelajaran
kontekstual, karena pembelajaran ini mengutamakan keaktifan siswa serta
pemecahan masalah melalui pengalaman langsung dengan melihat fenomena di
sekitar peserta didik. Pengalaman langsung dapat memberi pemahaman yang baik
akan suatu konsep. Hal ini dikemukakan oleh Suleiman (1981, hlm. 13-14).
Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata ini adalah cara yang wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang mendapat pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat menyerap pengertian yang menyeluruh dari segala segi tentang semua pengalaman itu, ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu.
Proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada
siswa yaitu dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Hernawan
(1998, hlm. 90) mengelompokkan nilai-nilai dan keuntungan yang diperoleh
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, antara lain: (1)
Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya
wawasan, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat;
(2) Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan dan
menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar; (3) Belajar akan lebih
bermakna (meaningful learning), sebab siswa dihadapkan dengan keadaan yang
sebenarnya; (4) Aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan meningkatkan
berbagai cara, seperti proses mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan
sesuatu, menguji fakta dan sebagainya.(5) Dengan memahami dan menghayati
aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat dimungkinkan
terjadinya proses pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta akan lingkungan.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan
memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam proses pembelajaran peserta
didik. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari lingkungan fisik
(alam), lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Lingkungan merupakan suatu keadaan di sekitar kita. Lingkungan secara
4
Dengan demikian lingkungan merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh
Allah SWT untuk digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan manusia dalam
menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Menurut Uno &
Mohamad (2012, hlm.137) pemanfaatan lingkungan tidak hanya untuk
mempelajari konsep tentang lingkungan, tetapi lingkungan juga dapat menjadi
salah satu sumber belajar. Selain itu, Depdiknas (1990, hlm.9) mengemukakan
bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan siswa
menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan
penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui
penemuan, pemberdayaan, dan hubungan. Mohamad (2006, hlm. 173)
mengatakan bahwa pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas (outdoor study)
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh dengan cara melakukan kegiatan
dengan membawa peserta didik ke lingkungan seperti survey, karyawisata,
berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang
kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut out bond yang pada dasarnya
merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan alam terbuka.
Selain itu pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa
lingkungan ke dalam kelas seperti menghadirkan nara sumber untuk
menyampaikan materi di dalam kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai
sumber belajar berjalan efektif maka perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi serta tindak lanjutnya. Dengan berbekal kreatifitas, guru dapat
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh
dengan biaya mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun
dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan
belajar peserta didik.
Lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dalam hal ini diantaranya
sungai. Sungai dijadikan sebagai sumber pembelajaran karena sungai sangat
dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Sungai memiliki peranan dan manfaat
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Secara umum sungai dimanfaatkan
5
(2002, hlm. 02) sungai dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk PLTA, sebagai
sarana transportasi air, sebagai tempat MCK, sebagai sumber air bagi pertanian,
dan sebagai tempat pertambangan seperti pasir dan batu. Saat ini terjadi kerusakan
daerah aliran sungai yang mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai
menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan musim kemarau. Seperti yang
dikemukakan oleh Lutfi (2009, hlm.01) pada dasarnya kerusakan sungai di
Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) berkembangnya
industri-industri di Indonesia. (2) belum tertanganinya pengendalian rumah
tangga. (3) pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan. (4)
pencemaran air sungai karena proses alam. Seperti juga yang dikemukakan oleh
Triastuti (2008, hlm. 01) pencemaran air sungai di Indonesia membawa dampak
negatif yang beraneka ragam, diantaranya adalah: (1) meracuni sumber air
minum, (2) mengakibatkan penularan penyakit, (3) merusak ekosistem air
(membunuh ikan-ikan dan organisme dalam air lainnya), (4) mengakibatkan
terjadinya bencana
Melalui pembelajaran di sekolah diharapkan peserta didik lebih perduli
dengan pelestarian sungai. Untuk itu maka peneliti akan menghubungkan sungai
sebagai sumber pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar pada Kompetensi
Dasar menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Ci Gunung Agung di Kecamatan Kadungora berfungsi sebagai tempat
berkembang biaknya ikan, sebagai sumber air untuk kegiatan pertanian dan
terdapat bahan Galian C yang dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian
masyarakat sekitar. Sedikit demi sedikit sungai mengalami pendangkalan dan
pelebaran. Padahal sungai memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi
ekosistem air dan alam sekitarnya.
Ci Gunung Agung diangkat sebagai sumber pembelajaran dengan alasan
karena keberadaan sungai ini sangat dibutuhkan oleh manusia karena sungai ini
memiliki potensi yang sangat penting bagi ekosistem air dan lingkungan. Potensi
sungai tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.
Menurut Nasution (1985, hlm.125), cara memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar yaitu dengan dua cara: (1) dengan membawa
6
lingkungan. Berdasarkan potensi yang ada di Ci Gunung Agung maka peneliti
akan mencoba menghubungkan pengaruh pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai
sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar pada materi Hidrosfer dan
Dampaknya Terhadap Kehidupan di Muka Bumi, dengan membawa peserta didik
kelas eksperimen ke Ci Gunung Agung Kec. Kadungora Kab. Garut.
[image:17.596.113.519.248.492.2]Tabel 1.1
Potensi Ci Gunung Agung
Sebagai Sumber Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi
Potensi Kompetensi Dasar Geografi di SMA
1. Aksesibilitas : terletak di sepanjang jalan raya Rancasalak
Kec.Kadungora
2. Menjadi sumber mata pencaharian penduduk disekitar karena adanya bahan galian C yaitu pasir dan batu 3. Sumber irigasi pertanian
4. Habitat bagi ikan, dan makhluk hidup lainnya
Kelas XI (semester 1)
2.1 Menjelaskan pengertian Sumber Daya Alam
2.2 Mengidentifikasi jenis – jenis Sumber daya Alam
2.3. Menjelaskan pemanfaatan Sumber Daya Alam secara arif
Kelas X ( semester 2)
4.1 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
.
Kelas XI (semester 2)
4.2 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. 4.3 Menganalisis pelestarian lingkungan
hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Sumber : pengembangan peneliti 2015
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru geografi di sekolah ini, belum
pernah menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran, oleh sebab
itu penelitian ini hendak menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber
pembelajaran geografi. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil belajar (Stud i Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di
Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut).
1.2Rumusan Masalah
Pemanfaatan Ci Gunung Agung memberikan dampak positif dan negatif
7
positif adalah dengan adanya bahan galian C yaitu pasir dan batu yang bernilai
ekonomis sebagai sumber mata pencaharian penduduk di sekitar sungai. Dalam
hal pendidikan, sungai dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran dalam mata
pelajaran geografi sedangkan dampak negatifnya sungai dijadikan tempat
membuang sampah bagi masyarakat sekitar. Dari fakta-fakta di atas peneliti
mencoba merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: “Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut). Masalah pokok tersebut dapat dijabarkan
menjadi pernyataan masalah yang lebih spesifik, yaitu sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung
sebagai sumber belajar ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol
yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai sumber
belajar ?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen yang
menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber
belajar dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan
dengan media visual sebagai sumber belajar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dilakukan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh
pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap
hasil belajar peserta didik di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora
Kab.Garut. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk menganalisis perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen yang menggunakan metode field trip dengan Ci Gunung Agung
8
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil pre-test dan post-test pada kelompok
kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan media visual sebagai
sumber pembelajaran.
3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar pada kelompok eksperimen
yang menggunakan metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung sebagai
sumber pembelajaran dan kelompok kontrol yang menggunakan media
visual sebagai sumber pembelajaran.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah secara teoritis dapat
memberikan pengembangan keilmuan yang berkenaan dengan konsep dan teori
tentang sumber belajar dan lingkungan hidup. Manfaat secara praktis adalah untuk
menganalisis dampak sumber belajar terhadap hasil belajar.
1. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Untuk memperluas wawasan metode pembelajaran dalam memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
3. Pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi pada
mata pelajaran geografi di Kecamatan Kadungora khususnya dan di Kabupaten
Garut umumnya.
4. Mengetahui efektifitas Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode dan Desain Penelitian
Sugiono (2013, hlm. 2) menyatakan “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara ilmiah atau
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dimulai dari pengumpulan data,
analisis data bahkan menginterpretasi data. Sesuai uraian di atas maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut
Purwanto (2010, hlm. 180)” penelitian dengan metode eksperimen adalah
penelitian dimana variabel yang hendak diteliti kehadirannya sengaja ditimbulkan
dengan memanipulasi menggunakan perlakuan atau “treatment” Syaodih
Sukmadinata (2011, hlm. 212) menegaskan bahwa “penelitian dengan metode
eksperimen bertujuan untuk mengukur pengaruh suatu benda atau beberapa variabel terhadap lainnya”.
Penelitian eksperimen berbeda dengan jenis penelitian lainnya karena ciri
khas dari penelitian eksperimen adalah memberikan manipulasi atau memberikan
perlakuan pada suatu kelompok yang akan diteliti. Pemberian perlakuan pada
penelitian eksperimen biasanya dibuat ke dalam dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu Pengaruh Pemanfaatan Ci Gunung Agung
Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar, maka metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Jenis desain kuasi eksperimen (Quasi Experimen Design) yang peneliti
gunakan dalam kajian ini, adalah desain Nonequivalent (Pre-test and Post-test).
[image:20.596.119.507.696.726.2]Desain Penelitian dapat dijelaskan pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1
Desain Eksperimen
Kelas Pretest Perlakuan Post test
28
Kontrol O2 X2 O4
Sumber : Suk madinata (2006, hlm. 207)
Keterangan :
O1 = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas eksperimen
O2 = Tes awal sebelum perlakuan diberikan pada kelas kontrol
O3 = Tes akhir setelah perlakuan pada kelas eksperimen dengan metode Field Trip
O4 = Tes akhir setelah pembelajaran pada kelas kontrol dengan metode
penugasan
X1 = Pembelajaran menggunakan sungai sebagai sumber belajar
X2 = Pembelajaran menggunakan media visual melalui metode penugasan
3.2Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai pemanfaatan Ci Gunung Agung sebagai sumber
pembelajaran geografi terhadap hasil belajar ini dilakukan di Madrasah Aliyah
Ma‟arif Cilageni Kadungora Kabupaten Garut, dengan alasan bahwa nilai
rata-rata peserta didik yang didapatkan dari daftar nilai Guru Geografi kelas X masih
rendah, sebagai subjek penelitian yang akan mendapatkan treatmen dalam
penelitian yang akan dilakukan (disesuaikan dengan perumusan masalah), untuk
dijadikan objek penelitian, dengan cara melihat hasil rata-rata nilai peserta didik
dari kedua kelas.Data hasil rata-rata ulangan akhir semester dua matapelajaran
geografi kelas X tahun pelajaran 2014-2015 Madrasah Aliyah Ma‟arif Cilageni,
[image:21.596.116.509.84.240.2]seperti pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2
Nilai Rata-Rata UAS Semester2 Mata Pelajaran Geografi Kelas X Tahun Pelajaran 2014-2015
Kelas Jumlah Siswa
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
KKM Kelas
Penelitian
X 1 31 79,9 82 79 75
X 2 30 80,9 85 80 75 Eksperimen
X 3 30 80,5 82 80 75 Kontrol
Sumber : Daftar Nilai Kelas X matapelajaran Geografi
Populasi dalam suatu penelitian adalah keseluruhan objek yang dijadikan
sumber penelitian. Menurut Furqon (2004, hlm. 146) “populasi dapat
29
memiliki satu karakteristik umum yang sama”. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Arikunto (1998, hlm. 115)“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian „‟. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Ma‟arif Cilageni Kadungora Garut kelas X tahun pelajaran 2014-2015.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari tiga kelas X2 dan X3
yang setara. Kesetaraan dilihat dari kemampuan akademik yang diambil dari
rata-rata nilai hasil ulangan pertama pada semester dua (2) yang tercantum dalam
daftar nilai guru mata pelajaran Geografi kelas X, jumlah peserta didik serta jenis
kelamin. Sampel yang telah ditentukan harus memiliki sifat dan karakteristik yang
sama, seperti dalam hal kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan. Untuk
melihat kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan peneliti menggunakan
nilai geografi pada raport semester ganjil.
3.3 Definisi Operasional
1. Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber belajar adalah segala kondisi diluar diri siswa
dan guru baik berupa fisik maupun non fisik yang dapat menjadi perantara agar
pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Lingkungan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah Ci Gunung Agung.
2. Hasil belajar
Menurut Sudjana (1989, hlm. 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan terdiri dari tiga aspek
yaitu : (1) Aspek kognitif yang mencakup keterampilan-keterampilan intelektual,
informasi dan pengetahuan: (2) Aspek afektif menekankan pada sikap, nilai,
perasaan, dan emosi; dan (3) Aspek psikomotor berhubungan dengan
keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi syaraf.
Dalam penelitian ini hasil belajar hanya diukur dari aspek pengetahuan
yaitu perolehan nilai dari posttest.
30
Tahap ini adalah tahap memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua
kelas yang menjadi sampel penelitian. Sebelum pembelajaran, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol mendiskusikan tentang persiapan dan
langkah-langkah yang akan dilaksanakan selama proses perlakuan. Guru dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol mempelajari rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disiapkan. Khusus guru di kelompok eksperimen, peneliti memberikan
penjelasan mengenai pembelajaran metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung
sebagai sumber pembelajaran, sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan
penjelasan mengenai pembelajaran metode penugasan dengan media visual
sebagai sumber pembelajaran. Pengamatan difokuskan pada proses pembelajaran
untuk mengamati digunakan lembar observasi yang telah disiapkan lebih dulu.
a. Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen
Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode Field Trip
dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Pertemuan I
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Guru memberikan penjelasan materi mengenai konsep sungai
3. Guru memberikan tes awal (pretest)
4. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok
Pertemuan II
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Guru memberikan instruksi penggunaan lembar observasi
3. Guru dan peserta didik melakukan observasi terhadap objek sasaran belajar
sesuai skenario yang disiapkan guru yang tertuang dalam lembar observasi.
4. Peserta didik mencari informasi dengan menggunakan lembar observasi
Pertemuan III
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Kelompok mendiskusikan hasil observasi
3. Kelompok memberikan laporan
31
5. Guru melakukan tes akhir (Posttest)
b. Pembelajaran pada Kelompok Kontrol
Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode penugasan dengan
media visual sebagai sumber pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Pertemuan I
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Guru memberikan penjelasan materi mengenai konsep sungai
3. Guru memberikan tes awal (pretest)
4. Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok
Pertemuan II
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Guru memberikan penjelasan secara garis besar materi pelajaran yang akan
diajarkan, guru menjelaskan rincian tugas dan cara mengerjakannya, peserta
didik mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk atau cara penyelesaian tugas
yang diberikan guru.
3. Guru meminta peserta didik melaporkan hasil penyelesaian tugasnya tepat
waktu.
Pertemuan III
1. Kegiatan pembukaan (Apersepsi)
2. Kelompok melaporkan hasil penyelesaian tugasnya
3. Guru meminta peserta didik merangkum materi yang diajarkan dan melakukan
presentasi perwakilan kelompok.
4. Guru mengevaluasi proses pembelajaran
5. Guru melakukan tes akhir (Posttest)
3.5 Instrumen Penelitian
Sesuai dengan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Tes
Penyusunan tes hasil belajar dimulai dengan menyusun kisi-kisi soal yang
32
untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran. Alat tes yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar dalam
bentuk pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh dari hasil uji coba yang diberikan kepada peserta didik yang telah
mempelajari materi yang sama. Dari hasil tes tersebut kemudian dianalisis
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya.
Berikut rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas butir soal,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus :
1. Validitas butir soal
Untuk variabel hasil belajar, dihitung validitas butir soal dengan cara
menghitung korelasi antara skor butir soal X dengan skor total Y dengan rumus
korelasi produk momen sebagai berikut :
(Supranata, 2004, hlm.58)
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y N = cacah subyek uji coba
∑ X = jumlah skor butir
∑Y = jumlah skor faktor
Kriteria penafsiran indeks korelasi product momen adalah:
Antara 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,600 – 1,799 Tinggi
Antara 0,400 – 0,599 Cukup
Antara 0,200 – 0,399 Rendah
Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
(Ridwan, 2007:98)
2. Reliabilitas Test
Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus K-R.20, yaitu:
33
Keterangan :
R11 = reliabilitas internal seluruh instrument
K = jumlah item dalam instrument
Pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1 - Pi
St2 = Varian total
Kriteria tingkat reabilitas adalah :
r11 = 0,00 Sempurna
0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ r11< 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r11 < 0,60 Sedang
0,20 ≤ r11 < 0,20 Rendah
0,00 < r11 < 0,20 Rendah Sekali
r11 = Tidak berkorelasi
3. Daya Pembeda
DP = ∑A - ∑B (Surapranata, 2004, hlm. 31)
nA nB
Keterangan:
DP = indeks daya pembeda
∑A = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas ∑B =jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah nA = jumlah peserta tes kelompok atas
nB = jumlah peserta tes kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda adalah ;
DP ≤ 0,00 : sangat rendah
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 : rendah
0,20 ≤ DP ≤0,40 : cukup/sedang
0,40 ≤ DP ≤ 0,70 : baik
0,70 ≤ DP ≤ 1,00 : sangat baik
(Suherman, 2003, hlm161)
4. Tingkat Kesukaran
P = ∑ X
Sm N (Surapranata, 2004, hlm.12)
Keterangan ;
P = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ∑X = banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm = skor maksimum
N = jumlah peserta test
34
P < 0,3 Sukar
0,3 ≤ p ≥ 0,7 Sedang
P > 0,7 Mudah
(Surapranata, 2004, hlm. 21)
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pengertian lembar kerja siswa dalam kamus bahasa Indonesia artinya
melakukan kegiatan dan siswa berarti peserta didik. Jadi dapat dikatakan bahwa
lembar kerja siswa berarti helai bagi peserta didik dalam melakukan kegiatan baik
kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan kokurikuler untuk mempermudah
pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat. Menurut Sartika (2008,
hlm.5) hasil perumusan lembar kerja siswa mengandung pengertian yang
mencakup (1). Rangkaian tugas individual dan kelompok (2). Pencapaian materi
secara sistematis (3) sebagai alat untuk menanamkan solidaritas anak (4) sebagai
alat untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak untuk mendiskusikan
materi, (5) sebagai sarana untuk menanamkan konsep.
Tujuan penggunaan lembar kerja peserta didik oleh guru dikelas adalah: (1)
melatih para peserta didik lebih mendalami ilmu yang telah dipelajari untuk
tercipta dasar pengetahuan yang lebih baik untuk belajar pada tahap berikutnya,
(2) melatih para peserta didik untuk bekerja sungguh-sungguh dengan cermat
serta berpikir jujur, sistematis, rasional dalam sistem kerja yang praktis, (3)
melatih para peserta didik membuat laporan praktis percobaan, sekaligus
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang persoalan yang sudah dipraktekkan.
c.Observasi
Observasi dilakukan oleh observer untuk memperoleh gambaran secara
langsung aktifitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Yang bertindak
sebagai observer adalah penulis dan dibantu oleh satu orang guru geografi.
Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai guru menutup pelajaran
dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
35
Teknik studi dokumentasi merupakan pengumpulan data sekunder. Data
sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan dari laporan orang atau
instansi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya
adalah data yang asli. Data-data yang diperoleh berupa profil sekolah, jumlah
peserta didik dan yang lainnya yang berhubungan dengan sekolah tempat
penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berkut :
a. Menghitung nilai pretes dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
b. Menghitung peningkatan hasil belajar antara kelompok eksperimen yang
menggunakan metode Field Trip dengan Ci Gunung Agung sebagai sumber
belajar dan kelompok kontrol yang menggunakan metode penugasan dengan
media visual sebagai sumber belajar.
Data yang dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis adalah hasil pretest
danposttest peserta didik baik dari kelompok eksperimenmaupun dari kelompok
kontrol. Data yang diperoleh kemudian dianalisis, sebelum menganalisi data maka
dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji gain faktor sebagai
prasyarat untuk menentukan analisis selanjutnya. Berikut penjelasan:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari
skor pretes dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas tes ini dari kelompok
eksperimendan kelompok kontrol digunakan softwareSPSS Statistic 21. Gunawan
(2013, hlm. 77), mengemukakan uji normalitas dengan menggunakan bantuan
paket program SPSS, menghasilkan tiga jenis keluaran, yaitu Processing
Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q-Q plots. Pada penelitian ini, data
yang digunakan hanya Tes of Normality. Untuk menetapkan kenormalan, menurut
Gunawan (2013, hlm. 8), kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.
36
3. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
4. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, maka
selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan menggunakan softwareSPSS
Statistic 21. Uji homogenitas terpenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu
taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya α = 0,05 atau 0,01). Untuk menetapkan
homogenitas, sesuai dengan yang dikemukakan Gunawan (2013, hlm. 78),
digunakan pedoman sebagai berikut
1. Tetapkan taraf signifikansi uji, misalnya α = 0,05. 2. Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
3. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen).
4. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen).
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah diterima atau
tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Sugiyono (2002, hlm. 134) mengemukakan bahwa “untuk sampel yang tidak berkorelasi dengan jenis data interval, uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test dilakukan dengan
syarat data harus homogen dan normal. Apabila data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka hipotesis diuji dengan pengujian statistik non parametrik”.
Uji hipotesis menggunakan softwareSPSS Statistic 21, dengan
menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 5%. Dengan aturan keputusan, jika nilai
sig. > 0,05, maka H0 diterima, sebaliknya jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak.
Selain itu, uji hipotesis juga dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan
ttabel. Adapun ketentuannya yaitu jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1
diterima, dan jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
37
Gain absolut (selisih antara skor pretest dengan posttest) kurang dapat
menjelaskan mana sebenarnya yang disebut gain tinggi dan gain yang rendah.
Misalnya, peserta didik yang memiliki gain dari 8 ke 10 dan dari 6 ke 8 pada suatu
soal dengan nilai maksimal 10. Gain absolut menyatakan bahwa kedua peserta
didik memiliki gain yang sama yaitu 2. Secara logis seharusnya yang memiliki
gain dari 8 ke 10 harus lebih tinggi dari peserta didik yang memiliki gain dari 6 ke
8. Hal ini karena usaha yang meningkat nilai 8 ke 10 lebih sulit daripada
meningkatkan nilai 6 ke 8. Peserta didik yang memiliki gain absolut sama belum
tentu memiliki gain pemahaman konsep yang sama. Oleh karena itu,
dikembangkan suatu alternatif untuk menjelaskan gain yang disebut gain
ternormalisasi (N-Gain) (Rusnanto, 2008 hlm. 15).
Untuk melihat pemahaman konsep sebelum dan sesudah pembelajaran
digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (2008), yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
Spos : skor posttest
Spre : skor pretest
Smaks : skor maksimum ideal
Gain yang dinormalisasi (Ngain) ini diinterpretasikan untuk menyatakan
[image:30.596.106.505.565.653.2]pemahaman konsep pada materi hidrosfer dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kategori Tingkat Ngain
Batasan Kategori
Ngain> 0,7 Tinggi
0,7 > Ngain ≥ 0,3 Sedang
Ngain < 0,3 Rendah
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini penulis akan menyampaikan kesimpulan terhadap seluruh
hasil penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini berjudul “Pengaruh
PemanfaatanCi Gunung Agung Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap
Hasil Belajar” (Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah Ma’arif Cilageni Kadungora Kab. Garut). Pada bab ini juga akan
disampaikan rekomendasi berupa masukan-masukan kepada pihak terkait.
5.1Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis mengenai pengaruh
pemanfaatan Ci Gunung Agung terhadap hasil belajar, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest peserta didik di kelas eksperimen
dengan menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar dengan
metode field tripsebelum dan sesudah perlakuan dengan peningkatan gain
36,67. Hal ini dapat dilihat pada skor pre-test kelompok eksperimen sebelum
menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar mendapatkan nilai
rata-rata 31,33. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil post-test setelah
menggunakan Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar didapat 70.
Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan Ci Gunung Agung
sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Terdapat perbedaan hasil pretest dan posttest peserta didik dikelas kontrol
dengan metode penugasan menggunakan media visual sebelum dan sesudah
perlakuan dengan peningkatan gain 27,91. Hal ini dapat dilihat pada skor
pre-test kelompok kontrol sebelum menggunakan media visual sebagai sumber
belajar mendapatkan nilai rata-rata 36,25. Sedangkan nilai rata-rata dari hasil
post-test menjadi 64,16 setelah pembelajaran dengan menggunakan media
visual sebagai sumber belajar. Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media visual sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil
61
3. Proses pembelajaran geografi dengan menggunakan metode field trip lebih
jelas dan lebih luas jangkauannya dibandingkan dengan media visual karena
melakukan observasi langsung dan mengeksplorasi potensi terkait pemanfaatan
Ci Gunung Agung sebagai sumber belajar. Khususnya yang berhubungan
dengan materi hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dimuka bumi.
Tahap akhir dari pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil observasi
dilapangan. Penilaian terdiri dari dua tehnik yaitu tes dalam bentuk sepuluh
soal pre-test dan post-testserta sepuluh soal pernyataan dalam bentuk lembar
observasi yang dilakukan oleh peserta didik.
5.2Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian maka rekomendasi penelitian ini sebagai berikut :
1. Kepada guru geografi yang akan memanfaatkan Ci Gunung Agung sebagai
sumber belajar, sebaiknya sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu
dilakukan observasi terlebih dahulu mengenai lokasinya yang sesuai yang akan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar pada pembelajaran geografi. Karena
belum ada guru yang memanfaatkan jadi ditemukan kendala yang dihadapi
dilapangan. Kendala tersebut antara lain: keterbatasan waktu dan terkendala
oleh pergantian musim.
2. Mengingat pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
merupakan hal baru di Madrasah Aliyah Cilageni, maka penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar juga dapat diimplementasikan pada mata
pelajaran lain selain Geografi.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan rujukan bagi guru untuk memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar. Sehingga memberikan nilai lebih untuk
lingkungan sungai tersebut dibandingkan dengan lingkungan lainnya.
4. Untuk peneliti selanjutnya, dengan hasil penelitian mengenai pemanfaatan Ci
Gunung Agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai
Nanin wahyuni, 2015
Pengaruh pemanfaatan cigunung agung sebagai sumber pembelajaran geografi terhadap hasil belajar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dewey, J. (2009). Experince and Education-Pendidikan Dasar Berbasis Pengalaman Terj.I.V.Pontoh. Jakarta: PT. Indonesia Publishing
Furqon. (2009) Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Gunawan, M. A. (2013). Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing.
Hamzah, B. (2007). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hernawan. (1998). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. Bandung: IPA UPI Bandung.
Husnan, S, dkk. (2006). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: YKPN
Indrawati & Setiawan, W. (2009). Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Pdf, e-book. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTKIPA).
Irawan. (2005). Konsep Dasar dan Strategi Pembelajaran Geografi Jakarta: Universitas
Jarolimek, J. and Parker, W.C. (1993). Social Studies in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Company
Kemp, J.E. (1994). Proses Perancangan Pengajaran (Edisi terjemahan oleh Asril Marjohan I, Bandung: Penerbit ITB
Lutfi, A. (2009). Penyebab Pencemaran sungai. Jakarta: Pustaka
Mahsun, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Maryani, E. (2006). Geografi dalam Perspektif Keilmuan dan Pendidikan di Persekolahan. Dimuat dalam buku Ilmu Pendidikan karya Moh. Ali.
63
Mulyasa E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nasution, S. (1985). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
Ningrum, E. (2008). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning). Makalah Disampaikan Pada Kegiatan Pelatihan Dan Workshop Model-Model Pembelajaran dalam Persiapan RSBI di Kab. Karawang. Tanggal 23 September 2008.
Ningrum, E. (2009). Kompetensi Profesional Guru dalam Konteks strategi Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara
Pasya, GK. (2000). Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Jurnal PIPS No.16 Hal 28. Media Komunikasi Antar FPIPS UPI, FKIP Universitas/STKIP Se-Indonesia .
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Rosalin, E. (2008). Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Rosda Karya
Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setiawan (2009). Hakekat Pembelajaran Geografi, Hand out Perkuliahan Geografi, UPI Bandung
Slamento, (1996). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina Aksara
Sudjana, N. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sudjana & Rivai. (2001). Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
64
Sudjana, N & Rivai, A. (2009). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Sugiono. (2002). Statistika Umum Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sugiono, (2007). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alphabeta
Sugiono, (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suherman, E. (2003) Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk calon guru dan
mahasiswa calon guru matematika. Bandung, jurusan pendidikan
matematika FMIPA UPI
Sukmadinata, N. S. (2006). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Suleiman, H. A. (1981). Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan Dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia
Sumaatdmaja, N. (1998). Studi Geografi, Suatu Pendekatan Analisa Keruangan, Bandung: Alumni.
Sumaatmadja, N. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, reliabilitas dan interpretasi hasil tes implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim Depdiknas. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Triastuti. (2008). Pencemaran Air Sungai di Indonesia. Jakarta: Pustaka
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI.
Uno, H. & Mohamad, N. (2012). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
65
TESIS
Istianti, T. (2004). Penelitian Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar : Penelitian Tindakan Kelas untuk Membangkitkan Kesadaran Kebersihan pada Siswa Kelas VI B Sekolah Dasar BPI Bandung: Tesis SPs UPI.
Magasing, R. (2012). Pengaruh Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Hasil Belajar. Bandung: Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan
Rahayu, Y. (2013). Pengaruh Penggunaan Bukit Sepuluh (Pasir Salaksa) Sebagai
Sumber Pembelajaran Geografi Terhadap Pemahaman Konsep
Pemanfaatan Dan Pelestarian Lingkungan Hidup. Bandung: Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan
Supriatna, U. (2013). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geografi Di Kawasan Ekowisata Kampung Btu Malaksari Sebagai Sumber Belajar Geografi Di Kabupaten Bandung. Bandung: Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan
Susanti, H. (2015). Pemanfaatan Kolong Penambangan Timah Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Peserta Didik Terhadap Lingkungan. Bandung: Tesis SPs UPI: tidak diterbitkan
INTERNET
Hake, R. (2008). Analysing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia: http://www.Physics.indiana.edu/hake [3 Oktober 2014].
http://akhmadsudrajat.Wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan model-pembelajaran
http://Effendie.Wordpress.com/2008/09/02/makna sungai-literatur.pdf (diakses tgl 19-9-2015 pkl.20.11 wib)