• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan

Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan

(3)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

PENGURUS BESAR

PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA: Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan

Tim Penulis:

Endang Jeniati, Wiwik Wahyuningsih, Retno Hayati, Krisnawati, Chaidar Masulili, Rahmi Amtha, Tis Karasutisna, Natalina Haerani

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau

seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. ISBN 978-602-70470-1-3

© Edisi 3, PBPDGI 2014 Diterbitkan Tahun 2014 oleh: Pengurus Besar

Persatuan Dokter Gigi Indonesia Jl. Utan Kayu Raya No 46 Jakarta Timur 13120 Tel. 021-85906355 Hp. 081908312328 E-mail: pbpdgi@cbn.net.id

(4)

PEDOMAN DAN PETUNJUK PELAKSANAAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PROFESIONALISME KEDOKTERAN GIGI

BERKELANJUTAN

(P3KGB)

(5)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya revisi buku Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB).

Sejak diterbitkannya, buku Pedoman P3KGB ini telah beberapa kali mengalami penyempurnaan, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan panduan ini sedemikian rupa sehingga dapat memperbaiki baik tata cara penyelenggaraan maupun mutu substansi P3KGB.

PDGI mengemban amanat Undang-undang nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran yang memberikan kewenangan mengeluarkan Sertifikat Kompetensi melalui Kolegium-Kolegiumnya. Berarti PDGI berkewajiban untuk senantiasa mengawal agar Dokter Gigi anggotanya tetap terjaga mutu kompetensi, etika, dan profesionalismenya melalui proses pembelajaran keprofesian sepanjang hayat. Dengan demikian, melalui sejumlah Satuan Kredit Profesi yang didapat oleh dokter gigi dari kegiatan-kegiatan pembelajaran keprofesian berkelanjutan ini, maka diakuilah mutu dokter gigi tersebut melalui pemberian Sertifikat Kompetensi. Sertifikat Kompetensi tersebut menandakan dokter gigi tersebut layak untuk menjalankan praktek kedokteran gigi di Indonesia, bahwa ia benar-benar kompeten sesuai kemajuan Iptek kedokteran atau kedokteran gigi.

Hakekat penjagaan mutu profesionalisme adalah tugas besar dan mulia yang dipercayakan oleh bangsa dan negara. Oleh karena itu, perlu dibuat tatanan cara dan nilai-nilai dalam pengawalan mutu dari pelaksanaan kegiatan P3KGB itu sendiri. Agar optimal maka revisi Buku Pedoman P3KGB dilakukan dengan pendekatan multi sektor, yang bersifat kolaboratif, sinkronisasi dan harmonisasi dari berbagai pihak antara lain Perangkat Organisasi PDGI, MKKGI, Para Kolegium, dan Ikatan Keahlian Dokter Gigi Spesialis.

Untuk itu saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras semua pihak yang terlibat pada proses revisi buku Pedoman P3KGB ini.

(6)

Beranjak dari revisi buku Pedoman P3KGB, harapan saya agar buku ini dijadikan pedoman pelaksanaan pembelajaran keprofesian berkelanjutan yang ditaati oleh seluruh unsur dan pihak. Semoga cita-cita kita untuk senantiasa menjaga citra keprofesian dokter gigi termasuk dokter gigi spesialis dapat terwujud demi keselamatan pasien dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Jakarta, 19 Mei 2014 PENGURUS BESAR

PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA

KETUA,

Dr. drg. Zaura Anggraeni, MDS NPA. 1105.104434

(7)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP/462/PB PDGI/I/2014

Tentang

PEDOMAN & PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESIONALISME

KEDOKTERAN GIGI BERKELANJUTAN (P3KGB) 2014

PENGURUS BESAR PERSATUAN DOKTER GIGI INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi dokter gigi dan dokter gigi spesialis dalam pelayanan kesehatan gigi, perlu Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB).

2. Bahwa Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) mengamanatkan kepada PDGI untuk menjadi pelaksana Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB). 3. Bahwa setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang akan

memperpanjang masa berlaku STR harus mendapatkan Sertifikat Kompetensi dari Kolegium terkait.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran

2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDGI 3. Amanat hasil Kongres PDGI XXIV Bali tentang perlunya

dilakukan kajian dan revisi terhadap Buku Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan P3KGB edisi kedua.

Memperhatikan : 1. Hasil Pertemuan Rapat Komisi dengan Kolegium-Kolegium Kedokteran Gigi yang membahas revisi Pedoman dan Pelaksanaan P3KGB pada tanggal 5 Februari 2013 di Sekretariat PB PDGI, Jakarta

2. Hasil Pertemuan Rapat Komisi dengan PB PDGI dan Kolegium-Kolegium Kedokteran Gigi yang membahas revisi Pedoman dan Pelaksanaan P3KGB pada tanggal 25 Juli 2013 di Sekretariat PB PDGI, Jakarta

3. Hasil Pertemuan Rapat Komisi P3KGB dengan PB PDGI dan PDGI Cabang Se-Jabodetabek dan Wilayah DKI yang membahas revisi Buku Pedoman dan Pelaksanaan P3KGB pada tanggal 8 Agustus 2013 di Jakarta.

4. Bahwa mulai tanggal 5 Februari 2013 telah diuji cobakan Sistem Penilaian Kegiatan, Penyelenggara (Provider) serta Pengajuan Penilaian/Akreditasi Kegiatan P3KGB yang menjadi standar Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan.

(8)

MEMUTUSKAN Menetapkan

Pertama : Memberlakukan Buku Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB) 2014.

Kedua : Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan sampai waktu yang tidak ditetapkan dan dengan ini Buku Pedoman & Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB) 2008 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Ketiga : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan/kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan seperlunya.

Ditetapkan di Jakarta  

    Pada  tanggal:  21  Januari  2014  

     

    PENGURUS  BESAR  

    PERSATUAN  DOKTER  GIGI  INDONESIA  

  KETUA  UMUM   SEKRETARIS  JENDERAL  

   

  Dr.  drg.  Zaura  Anggraeni,  MDS     drg.  Ugan  Gandar     NPA  :  1105.104434     NPA  :  1105.001341  

(9)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 4  

DAFTAR ISI ... 6  

TIM PENYUSUN ... 9  

BAB I PENDAHULUAN ... 10  

BAB II TUJUAN DAN ORGANISASI ... 17  

BAB III TATALAKSANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN

P3KGB ... 20  

BAB IV SISTIM PENILAIAN KEGIATAN P3KGB ... 34  

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ... 45  

BAB VI SERTIFIKASI DAN REGISTRASI ... 47  

BAB VII PENUTUP ... 55  

Lampiran 1 ... 56  

Lampiran 2 ... 60  

(10)

TIM PENYUSUN

1. Komisi P3KGB

- Drg. Endang Jeniati, MARS - drg Wiwik Wahyuningsih, MKM

- Prof. Dr.Retno Hayati, drg, SKM, SpKGA (K) - drg Krisnawati, SpOrt (K)

- drg Chaidar Masulili, Sp. Pros (K) - drg Rahmi Amtha, MDS, PhD - drg Tis Karasutisna, Sp. BM (K) - drg Natalina Haerani, Sp. Perio (K)

2. Dept. Pendidikan dan Profesi PB PDGI - Dr. drg Corputty Johan E. Michael, SpBM - drg Peter Andreas, MKes

3. Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia - Dr. drg Harum Sasanti, SpPM

4. Kolegium – Kolegium Kedokteran Gigi - Kolegium Dokter Gigi Indonesia (KDGI) - Kolegium Bedah Mulut

- Kolegium Orthodonsia - Kolegium Prosthodonsia - Kolegium Konservasi Gigi - Kolegium Penyakit Mulut - Kolegium Kedokteran Gigi Anak - Kolegium Periodonsia

(11)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesi kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi, kode etik, disiplin dan bersifat melayani masyarakat.

Dokter gigi dalam melaksanakan profesinya memberikan pelayanan kesehatan gigi yang prima untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi (IPTEKDOKGI) yang pesat. Untuk itu dokter gigi harus tetap komitmen terhadap pengembangan diri sepanjang hayat (life-long

learning) dan menekankan etik profesional dan moral. Kewajiban

pengembangan diri sepanjang hayat merupakan upaya mengembangkan profesionalismenya untuk meningkatkan dan meng-update pengetahuan dan keterampilan dokter gigi melalui Pendidikan Pelatihan Profesional Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB).

Globalisasi ilmu kedokteran gigi memberi dampak pada dokter gigi/dokter gigi spesialis untuk memahami serta mengikuti kemajuan teknologi dan selalu meningkatkan keterampilan kliniknya, melalui peningkatan kompetensi yang berkesinambungan.

Undang Undang RI No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran mengamanatkan “Setiap dokter/dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran/Kedokteran Gigi Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi. Dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran/kedokteran gigi“ (pasal 27 dan 28). Selanjutnya

(12)

organisasi profesi menetapkan standar pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan tersebut.

Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB) pada dasarnya merupakan upaya pembinaan

profesional yang merupakan sistem dari organisasi profesi (CPD = continuing professional development), dengan tujuan menjaga dan

meningkatkan mutu kompetensi anggotanya.

Oleh karena itu, Persatuan Dokter Gigi Indonesia sebagai organisasi profesi kedokteran gigi mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk mengembangkan sistem P3KGB sebagai upaya pengarahan, pembinaan dan pengawasan secara terus menerus agar kompetensi para anggotanya meningkat dan bermoral, beretika serta berdisiplin.

Berdasarkan hal tersebut di atas perlu disusun pedoman P3KGB dengan tujuan :

1. Menjadi acuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan profesionalisme kedokteran gigi berkelanjutan

2. Menjadi standar metode pelaksanaan, peraturan dan penilaian serta terjamin mutu dan keabsahannya

B. PENGERTIAN

Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P3KGB) adalah pendidikan, pelatihan, dan aktivitas

professional yang dilakukan oleh dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk memelihara, meningkatkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku dokter gigi dan dokter gigi spesialis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan aman dan profesional.

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran 2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(13)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

4. Undang-Undang No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Nasional 5. Undang-Undang No 20 Tahun 2013 Tentang Pendidkan

Kedokteran

6. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

7. Peraturan Menteri Kesehatan No 1173/MENKES/PER/X/2004 Tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut

8. Peraturan Menteri Kesehatan No.1419 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi

9. Permenkes. No 512 Tahun 2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

10. Permenkes No 6 Tahun 2013 Tentang Kriteria Fasilitas Pelayanan Kesehatan Terpencil, Sangat Terpencil dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Diminati.

11. Peraturan Konsil No 6 Tahun 2011 Tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi

12. Peraturan Konsil No 9 Tahun 2012 Tentang SKSFM 13. Peraturan Konsil No 13 Tahun 2013 tentang SPAMED

14. Kepkonsil No 37 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara Persetujuan Konsil Kedokteran Indonesia bagi Dokter dan Dokter Gigi WNA yang akan memberikan Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

15. AD dan ART PDGI hasil Konggres XXIV 2011 di Bali

16. Surat Keputusan PB PDGI no 34 Tahun 2008 Tentang Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia

17. Surat Keputusan PB PDGI no 35 Tahun 2008 Tentang Pedoman Kerja Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi Indonesia

18. Surat Keputusan PB PDGI No 345 Tahun 2010 Tentang Peraturan Tambahan

19. Surat Keputusan PB PDGI No 2555 Tahun 2012 Tentang Surat Edaran Penyelenggaraan Kegiatan

20. Surat Keputusan PB PDGI No 357 Tahun 2013 Tentang Pemberian dan Pencabutan Surat Rekomendasi Izin Praktik

(14)

1. Pendidikan dan Pelatihan Profesionalisme Kedokteran Gigi

Berkelanjutan (P3KGB) adalah pendidikan, pelatihan dan aktivitas

profesional lain yang dilakukan oleh dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk memelihara, meningkatkan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) adalah Organisasi profesi dokter gigi Indonesia yang terdiri dari Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, dan Pengurus Cabang.

3. Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) adalah Asosiasi para penyelenggara pendidikan kedokteran gigi di Indonesia. 4. Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia (MKKGI) adalah

Perangkat Pengurus Besar PDGI (PB PDGI), sebagai badan koordinasi antar kolegium-kolegium disiplin Ilmu Kedokteran Gigi yang terdiri dari Ketua atau Wakil Kolegium dari ikatan keahlian dan kolegium dokter gigi, yang dibentuk secara khusus, untuk menjalankan tugas pengawasan, bimbingan, dan pengarahan dalam melaksanakan pendidikan dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang dilaksanakan di perguruan tinggi.

5. Asosiasi Rumah Sakit Gigi Mulut Pendidikan Indonesia

(ARSGMPI) adalah Asosiasi rumah sakit gigi dan mulut pendidikan

yang digunakan sebagai sarana proses pendidikan dan penelitian bagi profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya dan terikat dengan Fakultas Kedokteran Gigi. (Permenkes No1173/MENKES/PER/X/2004 Tentang Rumah Sakit Gigi Mulut) 6. Kolegium adalah Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk

masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.

7. Fasilitator adalah Instruktur/tenaga pengajar/narasumber yang ahli dalam bidangnya

8. Komisi P3KGB adalah Badan fungsional PB PDGI yang dibentuk untuk mengelola pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi

(15)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional, yang keanggotaannya terdiri dari dua dokter gigi spesialis dari Kolegium, dua dokter gigi/dokter gigi spesialis dari AFDOKGI, empat dokter gigi/dokter gigi spesialis dari PB PDGI, satu dokter gigi/dokter gigi spesialis dari ARSGMPI, dan anggota ex-officio yang terdiri dari ketua-ketua kolegium dan ketua-ketua ikatan keahlian; berkedudukan di pusat. 9. Tim P3KGB adalah Badan fungsional Pengurus Wilayah PDGI yang

dibentuk untuk mengelola pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi berkelanjutan di tingkat wilayah, yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengurus PDGI Wilayah, dan dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah Sakit yang berkedudukan di wilayah tersebut.

10. Unit P3KGB adalah Badan fungsional Pengurus Cabang PDGI yang dibentuk untuk mengelola pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi berkelanjutan di tingkat cabang, yang terdiri dari unsur pengurus PDGI Cabang, dan dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di Rumah Sakit yang berkedudukan di cabang tersebut. Unit P3KGB memvalidasi salinan dokumen dokter gigi yang akan memperpanjang Surat Izin Praktik (SIP).

11. Kegiatan P3KGB adalah Berbagai kegiatan yang direkomendasikan oleh PB PDGI mencakup pendidikan, pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kompetensi dokter gigi/dokter gigi spesialis setelah lulus dokter gigi/dokter gigi spesialis melalui pengembangan diri sepanjang hayat

(life long learning).

12. Satuan Kredit Profesi disingkat SKP adalah Nilai kredit yang diperoleh dokter gigi/dokter gigi spesialis dari kegiatan P3KGB. 13. Kredit Prasyarat (credit requirement) adalah Jumlah kredit (SKP)

yang harus dikumpulkan oleh seorang dokter gigi/dokter gigi spesialis dalam satu kurun waktu lima tahun yang menjadi prasyarat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi ulang (resertifikasi).

14. Jam Efektif adalah Alokasi waktu yang sudah ditentukan dan sudah diperhitungkan agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. (jumlah seluruh waktu belajar/kegiatan dikurangi waktu-waktu tidak belajar).

(16)

15. Akreditasi adalah Kegiatan penilaian kelayakan kegiatan dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. (UU no 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional)

16. Akreditasi Kegiatan P3KGB adalah Pengakuan yang diberikan oleh PB PDGI-Komisi P3KGB kepada penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (P3KGB) yang telah memenuhi standar berdasarkan penilaian terhadap komponen yang diakreditasi.

17. Verifikasi adalah Proses pemeriksaan kelengkapan dan keakuratan data/salinan dokumen dengan peraturan terkait untuk kepentingan sertifikasi dan registrasi ulang.

18. Validasi adalah Proses pemeriksaan kesahihan atau keabsahan data/salinan dokumen serta pihak yang berwenang menerbitkan dokumen tersebut dilakukan oleh Unit P3KGB.

19. Sertifikat Kompetensi adalah Surat keterangan pengakuan yang dikeluarkan bagi dokter gigi atau dokter gigi Spesialis oleh kolegium terkait sebagai tanda pengakuan terhadap kompetensi dokter gigi atau dokter gigi Spesialis tersebut dalam menjalankan praktiknya. Sertifikat ini diterbitkan setelah lulus uji kompetensi, atau setelah memenuhi rangkaian kegiatan Program P3KGB untuk memperoleh resertifikasi/ sertifikat ulang.

20. Sertifikasi adalah Proses penerbitan sertifikat kompetensi bagi dokter gigi/dokter gigi spesialis oleh kolegium terkait yang menyatakan bahwa yang bersangkutan memiliki kemampuan profesi yang setara dengan standar profesi dan standar kompetensi bidang profesi terkait.

21. Registrasi adalah Pencatatan resmi terhadap dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya 22. Registrasi Ulang adalah Pencatatan ulang terhadap dokter gigi atau dokter gigi spesialis yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.

23. Surat Tanda Registrasi disingkat STR dokter gigi/dokter gigi spesialis adalah Bukti tertulis yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran

(17)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

Indonesia (KKI) bahwa dokter/dokter gigi spesialis tersebut telah terdaftar dan memperoleh kewenangan untuk menjalankan profesinya di seluruh Indonesia.

24. Rekomendasi PDGI untuk Ijin Praktik adalah Rekomendasi yang dikeluarkan oleh PDGI Cabang bagi seorang dokter gigi/dokter gigi spesialis setelah memenuhi persyaratan untuk keperluan pengurusan izin praktik.

25. Rekomendasi Komisi adalah Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi P3KGB kepada PB PDGI, Wilayah atau Cabang setelah memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan P3KGB untuk dapat menerbitkan Surat Keputusan Penilaian Kegiatan P3KGB.

26. Rekomendasi Kolegium adalah Rekomendasi tentang Kompetensi Pembimbing Keterampilan Klinik atau Pelaksana Tindakan Klinik seorang dokter gigi/dokter gigi spesialis yang dikeluarkan oleh Kolegium terkait pada KegiatanKeterampilan P3KGB.

(18)

BAB II

TUJUAN DAN ORGANISASI

A. TUJUAN

1. Tujuan Kegiatan P3KGB

1.1. Menjaga dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk mengantisipasi perkembangan global dalam bidang kesehatan. 1.2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat melalui peran aktif dokter gigi dan dokter gigi spesialis secara profesional.

1.3. Melengkapi dan memfasilitasi persyaratan penerbitan sertifikat kompetensi ulang/resertifikasi yang diperlukan untuk registrasi ulang dokter gigi dan dokter gigi spesialis

2. Tujuan Buku Pedoman P3KGB

2.1. Sebagai Petunjuk bagi dokter gigi/dokter gigi spesialis dalam mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya.

2.2. Menjadi panduan/penyamaan peraturan dan penilaiannya bagi pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan kegiatan P3KGB.

B. ORGANISASI

Berdasarkan Anggaran Rumah Tangga Bagian ke 2, Pasal 10 sebagai kelengkapan dari PB PDGI dibentuklah Badan Fungsional PB PDGI, salah satu dari badan fungsional tersebut adalah Komisi P3KGB.

1. Komisi

1.1. Organisasi tingkat pusat dan berkedudukan di pusat, beranggotakan :

- Unsur PB PDGI (empat orang) - Unsur Kolegium (dua orang) - Unsur AFDOKGI (dua orang)

(19)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

- Unsur ARSGMPI (satu orang)

- Anggota Ex-Officio ketua-ketua Kolegium

1.2. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada PB PDGI 1.3. Ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) PB PDGI 1.4. Masa kerja sesuai dengan masa kerja PB PDGI 1.5. Kewenangan:

a. Membantu PB PDGI dalam menentukan kebijakan P3KGB

b. Menjaga dan meningkatkan kompetensi dokter gigi dan dokter gigi spesialis dalam profesionalisme pelayanan kepada masyarakat

c. Melakukan akreditasi dan pengawasan pada lembaga non PDGI penyelenggara kegiatan P3KGB

d. Melakukan akreditasi dan pengawasan penyelenggara kegiatan P3KGB yang berkesinambungan

e. Melakukan akreditasi dan penilaian penyelenggaraan kegiatan P3KGB tingkat nasional dan internasional f. Mengeluarkan rekomendasi penerbitan SK Penilaian

Kegiatan P3KGB tingkat Wilayah dan Lokal (cabang) g. Membantu verifikasi dokter gigi asing yang akan

mengadakan Kegiatan P3KGB

h. Melakukan koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan kegiatanP3KGB di tingkat wilayah dan cabang

i. Memfasilitasi proses sertifikasi dokter gigi dan dokter gigi spesialis untuk registrasi ulang

j. Melakukan revisi buku

2. Tim P3KGB

Tim P3KG adalah badan fungsional Pengurus Wilayah PDGI di tingkat wilayah :

2.1. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Pengurus Wilayah PDGI

2.2. Ditetapkan melalui SK Pengurus Wilayah PDGI

2.3. Masa kerja sesuai dengan masa kerja Pengurus Wilayah PDGI 2.4. Beranggotakan :

(20)

- Pengurus PDGI Wilayah

- Dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di RS dalam wilayah tersebut

2.5. Kewenangan Tim P3KGB

a. Menerbitkan Surat Keputusan penilaian kegiatan P3KGB yang akan diselenggarakan di Wilayah atau Cabang berdasarkan rekomendasi dari Komisi P3KGB

b. Melakukan evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan P3KGB tingkat wilayah dan cabang

c. Melakukan koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan P3KGB di tingkat cabang

d. Melaporkan seluruh kegiatan P3KGB ke Komisi

3. Unit P3KGB

Unit P3KGB adalah Badan fungsional Pengurus PDGI di tingkat cabang :

3.1. Dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Pengurus PDGI Cabang

3.2. Ditetapkan melalui SK Pengurus PDGI Cabang

3.3. Masa kerja sesuai dengan masa kerja Pengurus PDGI Cabang 3.4. Beranggotakan :

- Pengurus PDGI Cabang

- Dokter gigi/dokter gigi spesialis yang bekerja di RS dalam Cabang tersebut

3.5. Kewenangan Unit P3KGB

a. Menilai usulan penyelenggaraan

b. Menerbitkan Surat Keputusan penilaian kegiatan P3KGB yang akan diselenggarakan di cabang berdasarkan rekomendasi dari Komisi P3KGB

c. Melakukan evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan P3KGB tingkat lokal

d. Melaporkan seluruh kegiatan P3KGB ke Tim P3KGB e. Melakukan validasi salinan dokumen dan sertifikat

kegiatan dokter gigi/dokter gigi spesialis anggota dari cabangnya.

(21)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

BAB III

TATALAKSANA PENYELENGGARAAN KEGIATAN

P3KGB

A. Lembaga Yang Dapat Menyelenggarakan Kegiatan P3KGB 1. Kegiatan Ilmiah Yang Tidak Berkesinambungan

Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme tetapi sifatnya hanya satu tahap (tidak berkesinambungan) dan harus tetap mengacu pada standar kompetensi dokter gigi/dokter gigi spesialis.

1.1. Lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan P3KGB secara Mandiri:

a. Organisasi di Lingkungan PDGI

1) PB PDGI:

- Melaksanakan kegiatan P3KGB dengan cakupan Nasional dan Internasional

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan Organisasi Profesi Kesehatan, Institusi Kesehatan, Institusi Pendidikan Kesehatan dari dalam atau luar negeri

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan produsen alat/bahan Kedokteran Gigi dari dalam atau luar negeri

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan Lembaga lain

2) Wilayah /Regional PDGI:

- Melaksanakan kegiatan P3KGB dengan cakupan Nasional dan Internasional dengan SK kegiatan dari PB PDGI

- Melaksanakan kegiatan P3KGB dengan cakupan Regional/wilayah atau Lokal dengan SK kegiatan

(22)

dari Pengurus Wilayah setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB - Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama

dengan Organisasi Profesi Kesehatan lain, Institusi Kesehatan, Institusi Pendidikan Kesehatan dari dalam atau luar negeri dengan SK dari Pengurus Wilayah setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB, - Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama

dengan produsen alatdanbahan Kedokteran Gigi dari dalam atau luar negeri dengan SK dari Pengurus Wilayah setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB. - Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama

dengan Lembaga Lain dengan SK dari Pengurus Wilayah setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB

3) Cabang PDGI :

- Melaksanakan kegiatan P3KGB dengan cakupan Nasional dan Internasional dengan SK kegiatan dari PB PDGI

- Melaksanakan kegiatan P3KGB dengan cakupan Regional/Wilayah (lebih dari tiga cabang yang diundang) dengan SK kegiatan dari Pengurus Wilayah PDGI setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB

- Melaksanakan Kegiatan P3KGB dengan cakupan Lokal dengan SK kegiatan dari Pengurus Cabang PDGI setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan Organisasi Profesi Kesehatan, Institusi Kesehatan, Institusi Pendidikan Kesehatan dari dalam atau luar negeri dengan SK dari Pengurus

(23)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

Cabang PDGI setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB

- Melaksanakan kegiatan P3KGB melalui kerjasama dengan produsen alat dan bahan Kedokteran Gigi dari dalam atau luar negeri dengan SK dari Pengurus Cabang setelah ada rekomendasi penilaian dari Komisi P3KGB

- Melaksanakan kegiatan P3KGB melalui kerjasama dengan Lembaga Lain dengan SK dari Pengurus Cabang PDGI setelah ada rekomendasi penilaian dari Komisi P3KGB.

Catatan: Bila satu cabang/wilayah/ikatan mengadakan kegiatan di cabang lain harus ada pemberitahuan kepada cabang setempat.

4) Ikatan Keahlian dan Ikatan Kepeminatan:

- Melaksanakan kegiatan dengan cakupan Lokal, Wilayah, Nasional atau Internasional dengan SK kegiatan dari PB PDGI, Wilayah atau Cabang - Melaksanakan kegiatan bekerja sama dengan

Organisasi Profesi Kesehatan, Institusi Kesehatan, Institusi Pendidikan Kesehatan dari dalam atau luar negeri dengan SK penilaian kegiatan dari PB PDGI

- Melaksanakan kegiatan bekerja sama dengan produsen alat dan bahan Kedokteran Gigi dari dalam atau luar negeri dengan SK penilaian kegiatan dari PB PDGI

- Melaksanakan kegiatan bekerja sama dengan Lembaga Lain dengan SK penilaian kegiatan dari PB PDGI

- Ada pemberitahuan/koordinasi dengan Cabang PDGI setempat.

(24)

- Melaksanakan kegiatan dengan cakupan Lokal, Wilayah, Nasional dan Internasional dengan SK kegiatan dari PB PDGI, wilayah atau cabang sesuai cakupan wilayahnya setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB .

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan Lembaga lain, Organisasi Profesi Kesehatan, Institusi Kesehatan, Institusi Pendidikan Kesehatan dari dalam atau luar negeri dengan SK penilaian kegiatan dari PB PDGI, wilayah atau cabang sesuai cakupan wilayahnya setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB .

- Melaksanakan kegiatan P3KGB bekerja sama dengan produsen alat dan bahan Kedokteran Gigi dari dalam atau luar negeri dengan SK penilaian kegiatan dari PB PDGI, wilayah atau cabang sesuai cakupan wilayahnya setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB sesuai cakupan wilayahnya setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB .

b. Penyelenggaraan Kegiatan P3KGB secara mandiri tidak dibenarkan dilakukan oleh:

1) Institusi Kesehatan (non Kedokteran Gigi) - Organisasi Profesi Kesehatan (Non PDGI) - Lembaga/Institusi Kesehatan TNI/POLRI - Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan

kesehatan

- Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik - Yayasan Kesehatan dan Non Kesehatan

(25)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

- Unit Kesehatan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

- Unit Kesehatan dari Partai Politik

- Unit Kesehatan dari Ormas (Organisasi Masyarakat)

Untuk dapat menyelenggarakan Kegiatan P3KG harus bekerja sama dengan perangkat PDGI, yaitu:

• Cakupan lokal/wilayah dengan SK kegiatan dari Pengurus Cabang/Wilayah PDGI setempat setelah ada rekomendasi penilaian kegiatan P3KGB dari Komisi P3KGB

• Cakupan Nasional atau Internasional dengan SK kegiatan dari PB PDGI

2) Perusahaan Profit - Event Organizer - Dental/Medical Supplier - Dental/Medical Distributor

- Tidak dibenarkan menyelenggarakan kegiatan P3KGB atas nama perusahaan profit

- Penyelenggara adalah perangkat PDGI; sedangkan Perusahaan profit sebagai sponsor

3) Perorangan:

Tidak dibenarkan menyelenggarakan kegiatan

P3KGB berdasarkan:

- UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek

Kedokteran Pasal 28 (Setiap dokter atau dokter

gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi);

(26)

- UU No 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan

Tinggi

- Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia pasal

22 (dokter gigi di Indonesia tidak boleh

menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kedokteran gigi tanpa ijin dari Organisasi Profesi);

2. Kegiatan Ilmiah Yang Berkesinambungan

Kegiatan yang terdiri dari beberapa modul dan berkesinambungan, mempunyai silabus dan bertujuan meningkatkan kompetensi peserta, tetap mengacu pada standar kompetensi dokter gigi dan dokter gigi Spesialis.

2.1. Lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan

P3KGB Berkesinambungan:

a. Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) berakreditasi minimal B.

Penyelenggara kegiatan (unit/kepanitiaan) memenuhi persyaratan sesuai dengan pedoman akreditasi oleh PB-PDGI cq Komisi P3KGB

b. RSGMP di FKG yang berakreditasi minimal B

Persyaratannya sama dengan Butir a.

c. Rumah Sakit Pendidikan (RSP) yang berakreditasi minimal B

Ada kerjasama dengan PB-PDGI dan penyelenggara kegiatan telah diakreditasi oleh PB-PDGI cq Komisi P3KGB

d. Diklat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Kepolisian

Ada kerja sama dengan PB-PDGI dan penyelenggara kegiatan telah diakreditasi oleh PB-PDGI cq Komisi P3KGB

(27)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

Ada kerja sama dengan PB-PDGI dan penyelenggara kegiatan telah diakreditasi oleh PB-PDGI cq Komisi P3KGB

3. Kegiatan Pengabdian Masyarakat

3.1. Lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan P3KGB:

a. Organisasi di lingkungan PDGI b. Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi

Relawan dan penyuluh akan mendapat nilai SKP dengan SK kegiatan dari Pengurus Cabang/Wilayah PDGI setempat atau PB PDGI

c. RSGMP

Relawan dan penyuluh akan mendapat nilai SKP dengan SK kegiatan dari Pengurus Cabang/Wilayah PDGI setempat atau PB PDGI

d. Lembaga /Institusi kesehatan atau non kesehatan di luar PDGI

Relawan dan penyuluh akan mendapat nilai SKP bila: 1) Ada kerjasama dengan PDGI setempat

2) Ada surat tugas melalui SK dari ketua Cabang, Wilayah setempat atau PB PDGI

3) Ada acara yang lengkap dengan jam efektifnya.

B. Akreditasi Penyelenggara Kegiatan P3KGB

Dokter gigi/dokter gigi spesialis yang mengikuti kegiatan P3KGB yang sudah diakreditasi, berhak (qualified) memperoleh nilai kredit kegiatan (SKP), nilai tersebut untuk diakumulasikan waktu pengurusan Sertifikat Kompetensi Ulang yang merupakan persyaratan dalam mengurus STR.

1. Sasaran Akreditasi

semua penyelenggara kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

2. Tujuan Akreditasi

2.1. Menjamin kualitas tatalaksana dan sumber daya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kompetensi pesertanya.

(28)

2.2. Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan berkelanjutan agar dapat seragam dan sesuai standar kompotensi.

2.3. Menentukan nilai kredit kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang seragam.

2.4. Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang bermutu dan sesuai standar pendidikan profesi kedokteran gigi (UUPK Pasal 27) sehingga komponen akreditasi dapat diterima secara nasional.

2.5. Menentukan nilai kredit kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang diperoleh peserta dokter gigi/dokter gigi spesialis untuk resertifikasi (sertifikasi ulang).

3. Komponen Yang Diakreditasi :

3.1. Penyelenggara 3.2. Kegiatan atau Program 3.3. Peserta

3.4. Pembicara/Pelatih/Fasilitator/Instruktur 3.5. Dokumentasi

3.6. Publikasi

3.7. Perlindungan terhadap pasien

4. Parameter Penilaian Akreditasi

Merupakan kriteria penilaian yang harus ada pada setiap komponen.

4.1. Penyelenggara:

a. Institusi Pendidikan, lembaga, bagian Rumah Sakit atau organisasi profesi yang berkedudukan di Indonesia dan mempunyai alamat serta memiliki landasan hukum dan kewenangan hukum

b. Mempunyai tujuan jangka panjang yang konsisten dengan misi dan tujuan institusi /lembaga/organisasi penyelenggara

c. Mempunyai struktur organisasi / susunan pengurus/ panitia.

d. Bertanggung jawab atas pengembangan pendidikan, termasuk kurikulum, materi yang berbasis best practices dan

(29)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

harus berdasarkan ilmiah, serta sesuai dengan standar kompetensi profesi dokter gigi/ dokter gigi spesialis e. Mempunyai peraturan dan panduan pelaksanaan kegiatan,

yang bermanfaat dan berisiko pada kegiatan klinis dan teknis untuk menjamin keselamatan masyarakat (public

safety)

f. Sumber dana dinyatakan secara jelas untuk tata kelola dan pelaksanaan program.

4.2. Kegiatan atau Program terdiri dari 5 Sub-komponen: a. Tujuan Pendidikan (Objektif Pendidikan)

1) Dinyatakan dengan jelas, terarah, terprogram, terukur

berkaitan dengan tingkat/level kemampuan

kompetensi yang akan dicapai,

2) Mencakup kognitif/knowledge, psikomotor/

keterampilan/skill, atau afektif/sikap/attitude yang menunjukkan outcome yang diharapkan sebagai upaya pendekatan atau solusi mengatasi suatu masalah, dan sesuai dengan standar materi P3KGB

3) Untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan teknik sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi (IPTEKDOKGI) terkini.

b. Materi

1) Penyelenggara merencanakan beberapa tahap kegiatan mulai dari level basic, intermediate dan lanjut

(advance) atau Ilmu Kedokteran Gigi Interdisiplin,

2) Perkembangan IPTEKDOKGI, aspek medik, etika, disiplin profesi dan hukum, manajemen, sosial budaya yang disesuaikan dengan domain dan standar kompetensi dokter gigi/ dokter gigi spesialis

3) Materi P3KGB sesuai dengan standar profesi dan standar kompetensi:

- Materi Kedokteran Gigi

Merupakan materi yang mencakup seluruh ilmu kedokteran gigi secara umum dalam berbagai cabang ilmu kedokteran gigi. Materi ini

(30)

diperuntukkan bagi dokter gigi maupun dokter gigi spesialis.

- Materi Kedokteran Gigi Spesialistik

Merupakan materi yang membahas secara mendalam salah satu cabang ilmu kedokteran gigi secara khusus dan diperuntukan untuk dokter gigi spesialis yang terkait.

- Materi Non Kedokteran Gigi

Merupakan materi non kedokteran gigi yang masih berkaitan dengan bidang kesehatan atau non kesehatan yang dibutuhkan / bermanfaat bagi profesi seorang dokter gigi dan dokter gigi spesialis.

c. Metoda, yaitu strategi pembelajaran yang dilaksanakan

untuk mencapai kualitas yang dijamin mutunya

Metodasesuai dengan tujuan dan materi yang dibahas, dapat dilakukan secara :

1) Tidak berkesinambungan (Sesaat) dalam satu kegiatan, dengan memperoleh nilai kredit (SKP)

2) Berkesinambungan, dilakukan bertahap untuk suatu materi dengan beberapa modul yang terintegrasi, guna memperoleh kualifikasi/kompetensi tambahan. Metoda pendidikan dijelaskan, untuk membantu perencanaan dan evaluasi kegiatan secara efektif.

d. Alat bantu

1) Fasilitas dan media disediakan sebagai alat bantu, harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan, khususnya dengan level kompetensi yang ingin dicapai.

2) Sarana prasarana yang akan digunakan sesuai dengan metoda yang digunakan dan bentuk pendidikan /pelatihan

3) Pada pelatihan dan hands on, disediakan peralatan dan ruangan yang cukup. Pada peserta dijelaskan jika diperlukan materi tambahan.

(31)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

e. Evaluasi

Tersedia instrumen untuk mengevaluasi peserta, pembicara/pelatih/fasilitator. Instrumen evaluasi untuk peserta sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

4.3. Peserta

- Kriteria peserta perlu dicantumkan, yaitu untuk dokter gigi atau khusus dokter gigi spesialis

- Jumlah peserta ditentukan berdasarkan metode yang dilakukan

- Untuk pelatihan keterampilan, jumlah peserta dalam kelompok harus dibatasi sesuai dengan fasilitas dan jumlah instruktur/fasilitator

- Untuk kegiatan dengan metode aktif, jika jumlah peserta terlalu banyak akan menjadi bentuk yang pasif.

- Kelompok diskusi, review kasus, dan hands-on perawatan pasien merupakan pengalaman belajar yang efektif maka pesertanya harus aktif.

∗ Peserta perlu diberi peringatan bahwa kursus pelatihan teknik dan prosedur klinis mempunyai potensi risiko jika langsung diterapkan dalam praktiknya berdasarkan pengetahuan yang terbatas.

4.4. Narasumber/Pembicara/Pelatih/Fasilitator/Instruktur

Narasumber adalah pakar dalam bidang keilmuan yang memiliki kompetensi terkait sesuai denganm materi yang disampaikan. Narasumber dapat berasal dari dalam negeri atau luar negeri.

Catatan : Untuk narasumber dari luar negeri yang akan melakukan pemeriksaan atau tindakan pada pasien (melakukan tindakan medis harus mendapatkan ijin Konsil Kedokteran Indonesia terlebih dahulu sesuai Perkonsil no 37).

(32)

Kriteria Kemampuan untuk Mendidik, Melatih, Mengajar:

a. Mempunyai kemampuan komunikasi efektif dengan teman sejawat, memahami prinsip dan metode adult education. b. Dalam melakukan verifikasi kompetensi pembicara/

pembimbing hands-on/workshop perlu koordinasi dengan kolegium terkait.

c. Pembicara harus mempunyai keahlian dalam materi yang dibawakannya

d. Kompetensi pembicara sesuai dengan tema kegiatan dan diakui oleh Ikatan Keahlian/Kolegium

e. Jumlah pengajar/ instruktur harus adekuat dan sesuai dengan metode pendidikan. Pada kegiatanhands-on, rasio instruktur dan peserta tidak lebih dari 1:15; untuk pelatihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan, komposisi pelatih dan peserta 1:5.

f. Bila pembicara berhalangan, maka pembicara pengganti harus mempunyai kualifikasi yang sama dengan pembicara yang digantikan dan ada pernyataan /rekomendasi tertulis dari pembicara yang digantikan. (Minimal 3 hari sebelum pelaksanaan sudah harus diberitahukan pada pelaksana) g. Bila kondisi pembicara dianggap tidak memenuhi

kualifikasi, maka kegiatan P3KGB terkait tidak akan diakui dan tidak memperoleh kredit P3KGB walaupun kurikulum dan lembaga penyelenggaranya terakreditasi. h. Asal narasumber :

1) Dalam negeri

- Memiliki kemampuan komunikasi dan eksplanatori yang baik.

- Tenaga ahli dalam institusi, organisasi, dan lembaga kesehatan di Indonesia.

- Narasumber yang memberikan / meningkatkan kompetensi (kursus keterampilan) harus mendapatkan rekomendasi dari kolegium terkait 2) Luar Negeri

(33)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

- Memiliki kemampuan komunikasi dan menjelaskan yang baik (minimal bahasa Inggris aktif)

- Merupakan tenaga ahli dalam salah satu institusi, organisasi, dan lembaga kesehatan di luar negeri. - Ahli di bidangnya dengan rekomendasi kolegium

terkait melalui Komisi P3KGB .

- Bila menggunakan pasien harus ada ijin kerja dari KKI

4.5. Dokumentasi

Penyelenggara mempunyai dokumen setiap peserta yang berpartisipasi pada kursus/seminar/pelatihan, dan bertanggung jawab terhadap catatan partisipasi peserta. Catatan lengkap meliputi:

a. Nama peserta, alamat, telp (dokumen ini disimpan penyelenggara untuk periode waktu lima Tahun)

b. Nama penyelenggara c. Judul kegiatan/program

d. Tanggal, lokasi dan lama kegiatan program

e. Metode pembelajaran ceramah/partisipasi klinis/simulasi f. Jumlah SKP (credit hours) yang diperoleh (tidak termasuk

Istirahat Sholat dan makan (ISHOMA)

4.6. Publikasi Kegiatan

Publikasi kegiatan P3KGB harus informatif, komprehensif dan akurat, tidak menyesatkan, serta tidak bertentangan dengan kode Etik PDGI.

∗ Tidak mencantumkan jumlah SKP pada Brosur, cukup ditulis dengan:

“ Terakreditasi oleh PB PDGI, PDGI Wilayah.... atau PDGI Cabang.... berdasarkan rekomendasi dari Komisi P3KGB no... “

Yang boleh dicantumkan: a. Nama penyelenggara b. Nama sponsor (jika ada) c. Judul Kursus/Pelatihan d. Penjelasan materi kursus

(34)

e. Tujuan pendidikan

f. Metode pendidikan yang digunakan g. Biaya kursus dan contact person

h. Nama Pengajar/Pembicara/Instruktur dan kualifikasinya i. Lokasi, waktu, tanggal, jam pelaksanaan kegiatan

j. Status akreditasi penyelenggara tidak nilai kegiatan(SKP) k. Perlu disebutkan/dinyatakan level peserta kursus (dokter

gigi/dokter gigi spesialis) agar efektif hasilnya dalam penerimaan materi kursus

4.7. Perlindungan Terhadap Pasien

a. Pada pelatihan klinis atau demo dengan menggunakan pasien, perlu diperhatikan perlindungan/proteksi terhadap pasien sebagai berikut:

- Pasien sebelumnya di screen

- Pasien memberi persetujuan. Informed consent mencakup situasi pelatihan, manfaat dan risiko yang dapat terjadi, haknya untuk tidak melanjutkan perawatan.

- Pasien tidak dibebankan biaya perawatan.

b. Pengajar/instruktur harus kompeten dan memenuhi kualifikasi (qualified basic, skill, expertise) untuk menyampaikan teknik/ prosedur klinis pada pelatihan c. Peralatan dan instrumen yang diperlukan lengkap dan

dalam keadaan baik, penyelenggara bertanggung jawab sampai prosedur perawatan selesai dan pasca perawatan d. Pengaturan tata laksana yang adekuat dan sesuai rencana

pelatihan, serta tersedianya fasilitas untuk emergency dan pasca perawatan.

(35)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

BAB IV

SISTEM PENILAIAN KEGIATAN P3KGB

 

A. RUANG LINGKUP KEGIATAN P3KGB:

1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan (Continuing Education),

a. Kegiatan Ilmiah Berkesinambungan

b. Kegiatan Ilmiah Sesaat /Tidak Berkesinambungan

2. Pelayanan Profesional Kesehatan Gigi dan Mulut berupa

Pengabdian Masyarakat termasuk Bakti Sosial,

Penyuluhan/Pembicara di media elektronik (TV/Radio) dan Pelayanan Kesehatan Gigi di Daerah Terpencil (buku log)

3. Publikasi iImiah dan Pengembangan Ilmu berupa laporan

penelitian/laporan kasus/studi pustaka yang dipublikasikan dalam buku atau Media Cetak

4. Pengalaman Profesional berupa kegiatan dalam organisasi

profesi

5. Belajar Bersama dalam Diskusi Kelompok (Study Group)

- Diskusi Kelompok (Study Group) ialah pertemuan beberapa dokter gigi atau dokter gigi Spesialis yang berdiskusi atau saling membagikan pengalaman dalam praktik tentang kasus dengan penyelesaiannya, penemuan atau teknik barudapat juga mentransfer pengetahuan yang baru didengar/didapat

- Kegiatan tersebut dilaporkan/koordinasi dengan Unit, Tim atau komisi P3KGB

- Kegiatan tersebut tidak mendapat penilaian (SKP) dan tidak dipungut biaya

B. PENILAIAN DAN PENETAPAN JUMLAH SATUAN KREDIT PROFESI (SKP)

(36)

1. Nilai Kredit Kegiatan

1.1. Nilai kredit kegiatan dinyatakan dalam Satuan Kredit Profesi

(SKP)

1.2. Satu SKP menggambarkan partisipasi seseorang dalam 3 jam kegiatan yang diakui sebagai kegiatan P3KGB

1.3. Nilai kredit ini diberikan untuk kegiatan yang bersifat ilmiah/teori (non klinis, ilmiah, belajar mandiri, manajemen praktik)atau keterampilan (klinis yang berhubungan dengan pelayanan/tindakan)

1.4. Khusus untuk Kegiatan P3KGB Berkesinambungan peserta tidak mendapat nilai kredit (SKP) tetapi mendapat

Sertifikat Kompetensi Tambahan setelah menyelesaikan modul yang ditentukan dan dapat melakukan wewenang

tambahan sesuai dengan kompetensi tambahan (Perkonsil No.6 Tahun 2011)

2. Jam Efektif

Besaran nilai Kredit berdasarkan waktu tiap sesi (lisan, keterampilan, demonstrasi) yang diikuti, cara penghitungannya: 2.1. Jumlah waktu yang wajib diikuti oleh peserta

2.2. Jumlah jam efektif yang diikuti akan menentukan nilai kredit kegiatan peserta (SKP)

2.3. Jumlah SKP peserta tidak selalu sama, tergantung jam efektif yang diikutinya

2.4. Jumlah jam efektif minimal yang diperhitungkan / dinilai tercantum pada Tabel 1.

2.5. Jumlah jam efektif dihitung dengan :

- Melalui Barkot (Barcode) : setiap kali masuk untuk mengikuti suatu kegiatan dideteksi dan pada akhir kegiatan acara, kemudian jumlah jam yang diikuti

- Melalui absen: yaitu setiap masuk untuk mengikuti kegiatan/sesi tanda tangan dan dicantumkan jam masuknya dan juga pada akhir acara, kemudian dijumlahkan jam yang diikuti

(37)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

3. Cakupan Wilayah :

3.1. Lokal :

- Peserta anggota cabang penyelenggara - Tidak tertutup peserta dari cabang lain

- Nilai SKP sesuai dengan Tabel 1. dengan cakupan

lokal

- Berlaku untuk peserta anggota PDGI dari seluruh

NKRI

- SK penilaian Ketua Cabang PDGI berdasarkan

Rekomendasi dari Komisi P3KGB

- Pembicara/narasumber dapat dari dalam dan atau

luar negeri 3.2. Wilayah :

- Peserta anggota beberapa cabang dalam satu

wilayah terkait

- Tidak tertutup peserta dari cabang/wilayah lain - Nilai SKP sesuai dengan Tabel 1. dengan cakupan

wilayah

- Berlaku untuk peserta anggota PDGI dari seluruh

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

- SK penilaian dari Ketua Wilayah PDGI

berdasarkan rekomendasi dari Komisi P3KGB

- Pembicara/narasumber dapat dari dalam dan atau

luar negeri 3.3. Nasional :

- Peserta anggota PDGI dari seluruh NKRI

- Nilai SKP sesuai dengan Tabel 1. dengan cakupan

nasional dan berlaku untuk peserta anggota PDGI dari seluruh NKRI

- SK penilaian dari Ketua PB PDGI berdasarkan

Rekomendasi dari Komisi P3KGB

- Pembicara/narasumber dapat dari dalam dan atau

luar negeri 3.4. Internasional:

(38)

- Peserta anggota PDGI dari seluruh NKRI dan

luar negeri (bukti undangan dan atau pendaftaran/absen peserta luar negeri)

- Bukti publikasi dikirim ke luar negeri

- Nilai (SKP) sesuai dengan Tabel 1. dengan

cakupan Internasional dan berlaku untuk peserta anggota PDGI dari seluruh NKRI

- SK penilaian dari Ketua PB PDGI berdasarkan

Rekomendasi dari Komisi P3KGB

- Pembicara/narasumber dapat dari dalam dan atau

luar negeri

- Pembawa acara dalam bahasa Inggris

(diperbolehkan adanya penterjemah dalam bahasa Indonesia)

- Power Point dan Poster dalam bahasa Inggris,

pembicara/narasumber bahasa Inggris/Indonesia

4. Penilaian Kegiatan Ilmiah P3KGB :

4.1 Penilaian Kegiatan Ilmiah Berkesinambungan

Peserta mendapat Sertifikat Kompetensi Tambahan melalui ujian kompetensi oleh tim penguji dari Kolegium yang terkait (Perkonsil No.06 Tahun 2011, Paragraf 2, Pasal18) atau

4.2 Penilaian Kegiatan Ilmiah Sesaat/Tidak Berkesinambungan a. Peserta mendapat nilai kredit kegiatan yang bersifat ilmiah

teori dan atau keterampilan (keterampilan klinis yang berhubungan dengan pelayanan/tindakan) berdasarkan jam efektif yang diikutinya, peran/aktivitas dan lingkup wilayah kegiatan.

b. Penetapan jumlah SKP pada Kegiatan Ilmiah Sesaat merupakan suatu nilai/ukuran penghargaan terhadap pengembangan profesionalisme berkelanjutan (Continuing

Professional Development) yang diperoleh dengan cara yang

(39)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

c. Kegiatan yang berkaitan dengan aspek deskripsi kerja dansesuai dengan pekerjaan sehari-hari, tidak akan

mendapatkan nilai kredit P3KGB (SKP). Antara lain

sebagai dosen yang memberi kuliah/praktikum kepada mahasiswa kedokteran/kedokteran gigi, dokter gigi Puskesmas yang memberi penyuluhan dalam kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) .

4.3 Penilaian Kegiatan Dokter Gigi Spesialis

a. Direncanakan dan dilaksanakan oleh Ikatan Keahlian b. SK penilaian kegiatan dari PB PDGI

c. Materinya berkaitan dengan kompetensi bidang ilmu tertentu maka wajib mengacu pada batasan ranah kompetensi dan standar profesi yang telah ditetapkan oleh masing-masing kolegium

5. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat

merupakan kegiatan dalam bidang kedokteran gigi dan kesehatan yang sesuai dengan kompetensinya di luar tugas struktural dan

fungsional.

a. Pengabdian pada Masyarakat (Bakti Sosial/baksos)

pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat dengan tujuan sosial (non profit), yang termasuk Baksos :

- Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut,

- Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Daerah Terpencil

- Penanggulangan bencana alam/gawat darurat. b. Penyuluhan

- Sebagai penyuluh dalam suatu acara yang bukan pekerjaan utama

- Sebagai Pembicara di media elektronik (Radio/TV) dengan syarat:

(40)

∗ Ada Surat Permohonan dari Radio/TV

∗ Nilai (SKP) diterbitkan oleh ketua Cabang, Wilayah setempat atau PB PDGI dan dilampirkan makalah yang akan/telah dibawakan.

6. Publikasi Ilmiah dan Pengembangan Ilmu

Besaran nilai SKP publikasi ilmiah ditentukan berdasarkan: 6.1 Jenis Publikasi

a. Hasil penelitian di publikasi dalam jurnal atau bab dalam buku yang terkait pengembangan keahlian spesialistik

b. Penulisan buku (Buku teks, Terjemahan buku teks, Buku ilmiah populer, Kamus istilah)

c. Publikasi pada majalah (Majalah PDGI, Majalah Keahlian, Media Non Kesehatan, Majalah Kesehatan Nasional, Majalah Kesehatan Internasional)

6.2 Peran dalam Penulisan

a. Publikasi buku sebagai Penulis utama, Penyumbang tulisan, Editor, Editor pembantu, Pengindeks

b. Publikasi Laporan penelitian sebagai Peneliti utama, Peneliti pembantu

c. Laporan Kasus sebagai Penulis Utama, Penulis pembantu d. Tinjauan Pustaka sebagai Penulis utama, Penulis

(41)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

TABEL 1: PENILAIAN KEGIATAN P3KGB – SESAAT

Peran Kegiatan P3KGB Satuan Waktu

Efektif

NILAI SKP menurut Cakupan dan Jam Efektif

Lokal Wilayah Nasional Internasional

PEMBICARA/PENATAR: Penatar/pembicara teori 20’ - 1 jam >1 - 2 jam >2 jam 1 2 3 2 3 4 3 4 5 Moderator Teori 1 2 3

Penatar klinis HO/TC /WS 1 -2 jam >2 jam 3 4 4 5 5 6

Juri makalah 3 4 5

PESERTA

Penataran teori 2 - 3 jam 1 2 2,5

> 3 - 6 jam 2 3 3,5 >6 - 9 jam 3 4 4,5 >9 - 12 jam 4 5 5,5 >12 - 15 jam 5 6 6,5 >15 - 18 jam 6 7 7,5 >18 - 21 jam - 8 8,5 >21 jam - 9 9,5

Pelatihan Teori dan Praktikum (keterampilan,

Hands On, Table Clinic, Work Shop) 1 - 3 jam 2 3 3,5 >3 - 6 jam 3 4 4,5 >6 - 9 jam 4 5 5,5 >9 - 12 jam 5 6 6,5 >12-18 jam - 7 7,5 >18 jam - 8 8,5

Penataran Teori dan Demo/slide/live video 1 - 3 jam 2 2 2,5 >3 - 6 jam 3 3 3,5 >6 - 9 jam 4 4 4,5 KEGIATAN POSTER Pembawa poster 2 3 4 Juri poster 3 4 5

(42)

Catatan :

Kegiatan Ilmiah teori /seminar tidak boleh dilakukan secara

paralel dengan kegiatan keterampilan (Hands-On/Table clinic/Demo/Simulasi), Kecuali : menggunakan Barcoding atau

absen dalam mengikuti kegiatan teori untuk mendapatkan jam efektif yang tepat.

TABEL 2. PENILAIAN SKP PUBLIKASI PADA BUKU DENGAN ISBN (INTERNATIONAL SERIAL BOOK NUMBER)

Jenis Penulis Utama Penyumbang Tulisan Editor Pembantu Pengindeks Editor

Buku Teks 10 5 3 2 2

Terjemahan Buku Teks 6 - 3 2 2

Buku Ilmiah Populer 8 4 3 2 2

Kamus Istilah 6 - 3 - -

PANITIA

Ketua dan Panitia inti 2 3

Panitia lainnya 1 2

BAKTI SOSIAL

Penatar/Penyuluh/

Pembicara di media elektronik (TV/radio)

< 2 jam >2 jam

1 2

Relawan (sesuai kompetensi) 6  jam

>6 jam 2 kelipatan 2 Relawan(bukan ompetensinya) Panitia 1 kegiatan 1 1 BUKU LOG

Khusus untuk dokter gigi di daerah terpencil (pengganti

(43)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

TABEL 3. PENILAIAN SKP PUBLIKASI/ARTIKEL PADA MEDIA CETAK DENGAN ISSN

Jenis Media Cetak PDGI/ Keahlian Media Cetak Non Kesehatan Media Cetak Kesehatan Nasional Media Cetak Kesehatan Internasional Laporan Penelitian: 1. Peneliti Utama 2. Peneliti Pembantu 5 2 4 2 5 2 6 3 Laporan Kasus: 1. Penulis Utama 2. Penulis Pembantu 4 2 4 2 4 2 5 2 Tinjauan Pustaka: 1. Penulis Utama 2.Penulis Pembantu 4 2 4 2 4 2 5 2 ∗ Catatan:

- Unit P3KGB/Cab PDGI hanya memvalidasi dan tidak menilai

- Kolegium terkait menilai dan merekomendasikan hasilnya ke Komisi P3KGB;

TABEL 4. PENILAIAN SKP PADA PENGASUH RUBRIK DAN MEDIA ELEKTRONIK

Jenis PDGI / Media

Keahlian Media Non Kesehatan Media Kesehatan Nasional Media Kesehatan Internasional Pengasuh

Rubrik 2 /semester 2 /semester 2 /semester 2 /semester

Pengasuh di Media

(44)

7. Penilaian Pengalaman Profesional:

7.1 Kegiatan dalam Organisasi

a. Menghadiri pertemuan/rapat-rapat formal b. Pengurus PB/Wilayah/Cabang

c. Delegasi di kongres/konferensi Ikatan Keahlian d. Delegasi RUA, Rakernas, Rakor

e. Anggota aktif

TABEL 5. PENILAIAN SKP PENGALAMAN PROFESIONAL/ KEGIATAN ORGANISASI

No. Organisasi PDGI, Kelembagaan, dan Keahlian : Nilai SKP

Pengurus Inti Anggota

1. Pengurus Tingkat Pusat/Internasional 1 periode 4 3

2. Pengurus Tingkat Wilayah / 1 periode 3 2

3. Pengurus Tingkat Cabang / 1 periode 3 2

4. Pengurus Ikatan (keahlian/peminatan)/1 periode 3 2

5. Pengurus dan Anggota Afdokgi / 1 periode 3 2

6. Anggota KKI / 1 periode 3

7. Anggota aktif / 1 periode 1

8. Delegasi Kongres, Raker, Rakor (tingkat PB) 3

9. Delegasi RUA, Raker.. (tingkat Wilayah) 2

10. Peserta RUA, Raker... (tingkat cabang) 2

∗ Penilaian (1, 2, 3, 4) berdasarkan SK PB PDGI tentang Kepengurusan

∗ Penilaian 5 berdasarkan SK Pengangkatan sebagai Dekan/Ketua Program Studi

∗ Penilaian 6 berdasarkan Surat Pengangkatan

∗ Penilaian 7 berdasarkan KTA dan aktif membayar iuran

∗ Penilaian 8 berdasarkan Surat Tugas dari Cabang/Wilayah/PB PDGI

∗ Penilaian 9 berdasarkan Surat Tugas dari Wilayah/Cabang

(45)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

C. BIAYA

1. Administrasi Penetapan Akreditasi Penyelenggara P3KGB

1.1. Untuk setiap permohonan akreditasi penyelenggaraan kegiatan P3KGB dikenakan biaya sebesar jumlah SKP berdasarkan cakupan wilayahnya.

1.2. Biaya akan ditransfer ke rekening yang menerbitkan Surat Keputusan Penyelenggaraan Kegiatan

2. Administrasi Akreditasi P3KGB Berkesinambungan

(akan diatur lebih lanjut)

3. Administrasi Akreditasi Kegiatan P3KGB Sesaat

Setiap permohonan akreditasi, harus dibayar berdasarkan jumlah SKP dari :

- Nilai SKP dari kegiatan teori (utama) dan

- Satu nilai SKP terbesar dari kegiatan keterampilan Setiap SKP dihargai berdasarkan cakupan wilayahnya :

3.1. Internasional / Nasional : Rp 500.000 / per SKP

3.2. Regional/Wilayah : Rp 250.000 / per SKP

3.3. Cabang : Rp 100.000 / per SKP

4. Biaya Administrasi Akreditasi Kegiatan Bakti Sosial

Kegiatan Bakti Sosial tidak dikenakan biaya administrasi walaupun ada penilaian kegiatan SKP-nya

D. SERTIFIKAT KEGIATAN

Persyaratan Sertifikat:

1. Logo PDGI dan logoLembaga/Institusi bidang Kesehatan (bila ada kerjasama)

2. Tidak boleh ada logo sponsor. Logo Sponsor hanya dapat dicetak pada pembungkus sertifikat (plastik/amplop lain)

3. Terakreditasi dari PB PDGI,PDGI Wilayah/Cabang berdasarkan rekomendasi dari Komisi P3KGB, dapat dicetak di depan atau di belakang

4. Di belakang nama peserta diberi nomor peserta sesuai dengan no registrasi.

(46)

BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

PEMBINAAN dan PENGAWASAN

Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan P3KGB adalah kegiatan yang bertujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan P3KGB sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku, dilakukan PB PDGI bersama, Komisi / Tim / Unit P3KGB

Peran PB PDGI

1. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh proses

pengawasan pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan P3KGB yang dilaksanakan di Indonesia

2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja Komisi, Tim dan Unit P3KGB

3. Mempunyai kewajiban dan wewenang memberikan arahan,

masukan dan pertimbangan perihal pelaksanaan P3KGB baik diminta maupun tidak secara lisan / tulisan.

Peran Komisi /Tim /Unit P3KGB

1. Komisi / Tim/UnitP3KGB bertanggung jawab penuh terhadap

seluruh proses pengawasan pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan P3KGB yang dilakukan oleh divisi penilaian dan pengawasan dalam tubuh Komisi /Tim/Unit P3KGB.

2. Komisi/Tim/Unitdapat memberikan arahan, masukan dan

pertimbangan perihal pengawasan pelaksanaan P3KGB baik diminta maupun tidak secara lisan

3. Komisi/Tim/UnitP3KGB bertanggung jawab penuh terhadap seluruh

proses pengawasan pelaksanaan dan penyelenggaraan kegiatan P3KGB

4. Komisi/Tim/UnitP3KGB dapat memberikan arahan, masukan dan

pertimbangan perihal pelaksanaan P3KGB baik diminta maupun tidak secara lisan/tulisan kepada pengurus wilayah/cabang PDGI dan Panitia Penyelenggara

(47)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

5. Semua kegiatan di tingkat Pusat/Wilayah/Cabang dilaporan ke PB

(48)

BAB VI

SERTIFIKASI DAN REGISTRASI

Setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis harus menyerahkan berkas kepada Unit P3KGB di tingkat cabang masing-masing pada akhir periode 5 Tahun dalam rangka resertifikasi.

1. Dokumen yang dibutuhkan untuk Resertifikasi

1.1. Form 1 : Borang Data Pribadi (diisi lengkap oleh dokter gigi/dokter gigi spesialis)

1.2. Form 2 : Surat pernyataan kepatuhan pada Etika Profesi (diisi oleh dokter gigi/dokter gigi spesialis)

1.3. Form 3 : Borang Penilaian kegiatan (diisi oleh dokter gigi/dokter gigi spesialis disahkan oleh kolegium)

1.4. Form 4 : Hasil Validasi dokumen (diisi oleh dokter gigi/dokter gigi spesialis disahkan oleh ketua Unit dan Ketua cabang dan dicap cabang)

1.5. Form 5 : Surat Keterangan Sehat Fisik Mental (diisi dari dokter yang ditunjuk oleh Cabang dan mempunyai SIP)

1.6. Form 6 : Surat Tanda Terima Berkas (diisi dan ditanda tangani Ketua Cabang)

1.7. Slip BNI Pembayaran untuk ke KKI

1.8. Slip BRI Pembayaran untuk PDGI (Cabang, Kolegium dan Komisi) 1.9. Sertifikat kegiatan yang mempunyai nilai Kegiatan (SKP) yang sah.

2. Alur

Akan diatur melalui ketentuan lebih lanjut

3. Persyaratan Resertifikasi Peserta P3KGB 3.1 Ketentuan Administrasi

a. Setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang memiliki aktifitas klinis dan atau pimpinan di bidang kesehatan

(49)

Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia

diwajibkan mengikuti kegiatan P3KGB dengan jumlah persyaratan SKP yang ditentukan.

b. Evaluasi dilakukan setiap lima tahun sekali dengan mengisi borang persyaratan (requirement). Evaluasi ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh sertifikat kompetensi baru dari kolegium terkait.

3.2 Jumlah Persyaratan (Requirement) Kredit

a. Jumlah persyaratan kredit ditentukan oleh kolegium dokter gigi

atau kolegium masing-masing ikatan keahlian dokter gigi spesialis dengan memenuhi ketentuan minimal requirement b. Apabila terdapat kelebihan jumlah SKP dari periode

sebelumnya, maka SKP tersebut tidak dapat diakumulasikan pada periode (lima tahun) berikutnya.

c. Setiap dokter gigi harus memiliki minimal 70% dari seluruh kegiatan utama, dan maksimal 30% dari seluruh kegiatan penunjang sedangkan dokter gigi spesialis akan diatur oleh Ikatan Keahlian dokter gigi spesialis dan kolegium masing-masing.

3.3 Kategori dan Penilaian Kegiatan P3KGB

Pembagian kategori kegiatan P3KGB terdiri dari dua macam, yaitu: Kegiatan utama dan kegiatan penunjang.

a. Kegiatan Utama

Merupakan kegiatan yang dapat diverifikasi melalui sertifikat tertulis atau Surat Keputusan yang sesuai dengan kompetensinya, adalah :

∗ Mengikuti kegiatan ilmiah yang sesuai dengan kompetensinya

∗ Membuat karya tulis atau laporan kasus kedokteran gigi ∗ Sebagai pembicara pada kegiatan ilmiah P3KGB

∗ Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang sesuai dengan kompetensinya

∗ Sebagai pengabdi dalam kepengurusan organisasi profesi berdasarkan SK.

(50)

∗ Delegasi dalam kegiatan organisasi antara lain kongres, Rakor/Rakernas, Rapat Umum Anggota (RUA).

b. Kegiatan Penunjang

Merupakan kegiatan yang dapat diverifikasi dengan sertifikat tertulis/surat keputusan (SK), adalah :

∗ Mengikuti Kegiatan Ilmiah dengan Materi Non Kedokteran Gigi atau bukan kompetensinya

∗ Melaksanakan kegiatan manajemen yang berhubungan dan, atau menunjang pelaksanaan kegiatan kerja/profesi kedokteran gigi

∗ Anggota aktif organisasi profesi PDGI yang dihitung selama 1 periode

∗ Bertugas sebagai Panitia Pelaksana pada kegiatan P3KGB atau kegiatan organisasi PDGI

∗ Bertugas sebagai moderator dalam kegiatan ilmiah P3KGB

3.4 Kredit Prasyarat (Credit Requirement = jumlah SKP) untuk Resertifikasi/ Sertifikat Ulang Kompetensi :

a. Jumlah SKP kredit prasyarat ditentukan oleh kolegium terkait,

Apabila terdapat kelebihan jumlah SKP dari yang telah ditentukan dalam satu periode, kelebihan SKP tidak dapat di akumulasikan pada periode berikutnya.

b. Jumlah requirement kredit dalam satu periode bernilai 30 SKP :

1. Dokter Gigi

- Minimal:70%Kegiatan Utama yang dibagi dalam 40% kegiatan teori (seminar) dan publikasi ilmiah, dan 30% kegiatan keterampilan dan atau baksos dengan tindakan - Maksimal : 30% Kegiatan Penunjang

Gambar

TABEL 1: PENILAIAN KEGIATAN  P3KGB – SESAAT
TABEL 2. PENILAIAN SKP PUBLIKASI PADA BUKU  DENGAN ISBN                            (INTERNATIONAL  SERIAL  BOOK  NUMBER)
TABEL 3. PENILAIAN SKP  PUBLIKASI/ARTIKEL  PADA MEDIA  CETAK DENGAN  ISSN
TABEL 5. PENILAIAN SKP PENGALAMAN PROFESIONAL/

Referensi

Dokumen terkait