• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung

Oleh

Pera Masnah¹ Yeni Erita² Nefilinda³

1 Mahasiswa Pendididkan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3 Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kenagarian Palangki yang berjumlah 911 kepala keluarga. Sampel penelitian diambil dengan teknik teknik Proporsional Random Sampling, dengan mengambil sampel sebesar 10% sehingga sampel berjumlah 91 KK. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) kedisiplinan masyarakat mengenai budaya hidup bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk tidak baik dengan skor rata-rata 2,03 dan tingkat capaian responden 50,96%, (2) Peranan masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata 2,48 dan tingkat capaian responden 62,0%. (3) Prilaku masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata 2,41 dan tingkat capaian responden 60,49%. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih menerapkan dan meningkatkan kedisiplinan terhadap lingkungan dan ikut serta berperan dalam budaya hidup bersih, serta berprilaku baik terhadap lingkungan.

(2)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung

Oleh

Pera Masnah¹ Yeni Erita² Nefilinda³

1 Mahasiswa Pendididkan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3 Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAC

This study aims to find out the opinions Concern In Caring Community Clean Living Culture in Kenagarian Palangki District IV District SIJUNJUNG Nagari. This kind of research is descriptive. Population in this study was the whole family heads in Kenagarian Palangki totaling 911 family heads. Study samples were collected with proportionate Random Sampling techniques, with samples of 10% until the sample totaled 91 KK. Results of the research found that: (1) discipline community about clean living culture in Kenagarian Palangki District IV includes bad Nagari average score of 2.03 and 50.96% of respondents access level, (2) The role of the community about clean living culture of within the District IV Nagari Palangki Kenagarian including poor with average score 2.48 and 62.0% of respondents access level. (3) The behavior of the community about clean living culture on the environment in Kenagarian Palangki District IV Nagari including poor average score of 2.41 and 60.49% of respondents access level. Recommended to the community to better implement and improve the environment and the discipline to follow and role in the cultural life clean, and behaviour well towards the environment.

(3)

PENDAHULUAN

Pada kenyataannya dewasa ini kondisi masyarakat Indonesia masih sangat memprihatinkan.Hal ini dapat ditemukan pada peristiwa-peristiwa yang masih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Baik berupa penyimpangan-penyimpangan terhadap kaidah dan nilai yang berlaku dimasyarakat dengan berbagai macam perilaku.Salah satu diantaranya yaitu mengenai kepedulian masyarakat terhadap kondisi kebersihan lingkungan.Sehingga tak mengherankan apabila masyarakat Indonesia seringkali dirisaukan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah kondisi lingkungan.

Priodarminto (2002) mengatakan bahwa untuk mencapai pembangunan nasional diperlukan usaha untuk mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat yang tertib, dan berdisiplin murni yang tinggi mulai dari tingkat pribadi individu yang paling dini yaitu lingkungan keluarga, bahkan tingkat kehidupan individu sebagai mahluk sosial yaitu masyarakat, karena keluarga merupakan unsur paling pokok dari setiap masyarakat. Oleh karena itu keluarga merupakan tempat penanaman nilai kedisiplinan demi tercapainya pembentukan fisik, mental sepiritual manusia Indonesia yang tangguh.

Berdasarkan kenyataan kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia, maka tingkat kedisiplinan dapat dilihat dari kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang ada disekitar mereka.Kondisi suatu masyarakat dalam kesehariannya tidak boleh terabaikan.Karena di tengah publik inilah penerapan disiplin bangsa Indonesia itu dilakukan, diuji dan dinilai ketangguhannya (Hidayah, 2000)

Menurut Suratman dalam Hidayah (2003) sikap disiplin selalu ada kaitannya dengan tiga unsur kepribadian manusia, yaitu jiwa, watak dan perilaku.Berkenaan dengan jiwa maka disiplin itu ditentukan oleh tingkat daya cipta, rasa dan karsa.Dalam tingkat ini disiplin mengandung aspek manusia memenuhi sesuatu melalui pengendalian ketiga unsur kejiwaan tersebut.Sehingga disiplin diartikan sebagai perbuatan kepatuhan yang dilakukan dengan sadar untuk melaksanankan suatu sistem dengan sikap menghormati, dan taat menjalankan keputusan, perintah atau aturan yang berlaku.

Dalam hal ini Koentjaraningrat (2004) menyebutkan pada hakikatnya membangun suatu bangsa atau masyarakat tidak hanya menyangkut pembangunan yang berupa fisik melainkan juga yang bersifat non fisik.Hal inilah yang harus mendapatkan perhatian agar tercipta adanya keselarasan dan keseimbangan yang saling mendukung. Menciptakan lingkungan yang nyaman, tertib, bersih dan juga sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan yang berlaku di masyarakat perlu adanya kesadaran dan kepedulian setiap anggota masyarakat terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang ada disekitar mereka karena lingkungan merupakan tempat manusia untuk menjalankan berbagai aktifitas dan interaksi dengan yang lain, dengan demikian lingkungan yang nyaman, tertib, serta budaya hidup sehat dan bersih dapat terwujud.

Kebersihan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui bahwa kebersihan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala kotoran,

(4)

penyakit, dan lain lain, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat.

Sebagaimana di ketahui bahwa kehidupan manusia sendiri tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Maka sebagai individu harusnya segala aspek yang ada dalam masyarakat harus dapat menjaga kebersihanlingkungan. Karena tanpa lingkungan yang bersih setiap individu maupun masyarakat akan menderita sebab sebuah faktor yang merugikan seperti kesehatan. Kesehatan itu begitu mahal harganya.Sehingga semuanya harus di olah dengan baik.Lingkungan yang kotor berarti mengganggu kesehatan yang juga berarti membuat bibit penyakit.

Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tangung jawab bersama.Khususnya masyarakat yang ada disekitar lingkungannya.Mereka memiliki peran yang penting dalam menjaga lingkungan serta menciptakan budaya lingkungan yang bersih. Di Kenagarian Palangki yang terdiri dari 911 kepala keluarga, dimana sebagian penduduk tidak mempunyai tempat pembuangan (MCK), sekitar 115 kepala keluarga yang tidak mempunyai MCK dan yang mempunyai MCK sekitar 796 kepala keluarga (Kantor Wali Nagari Kenagarian Palangki:2012) dan lingkungan masyarakat yang kurang bersih.

Meskipun(Lembaga Kenagarian) sudah berupaya memberikan pembinaan, pembimbingan serta pengarahan tentang kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang ada disekitar mereka. Rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat Kenagarian Palangki terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat dari cara hidup masyarakat yang sebagian besar belum mencerminkan budaya hidup bersih dan sehat.

Hal ini dapat dicermati masih banyak sampah yang berserakan dan menumpuk dilingkungan tempat tinggal mereka, sisa-sisa plastik dan makanan,

serta sumur (MCK) yang jarang dibersihkan serta selokan-selokan yang memang sengaja dibendung oleh salah satu warga.Sehingga hal tersebut menyebabkan penyumbatan saluran air dan menjadi sarang bibit nyamuk, serta menyebabkan ganguan kesehatan dan kebersihan lingkungan.Hal lain yang dapat diamati yaitu kebanyakan masyarakat Kenagarian Palangki cenderung menganggap enteng mengenai masalah kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.

Di lingkungan masyarakat Kenagarian Palangki masalah tersebut di atas, merupakan hal yang biasa dan tidak menarik untuk dipermasalahkan.Akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja, justru dapat menimbulkan pengaruh yang tidak baik, terutama terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan.Pada prinsipnya peningkatan kesehatan masyarakat memerlukan adanya keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama penanaman budaya hidup bersih dan sehat sejak dini dalam keluarga.

Perubahan dapat dilakukan dengan kesadaran dari setiap individu, masyarakat maupun kelompok masyarakat untuk menjaga kebersihan, maka Kebersihan itu tidak akan berguna jika tidak di ikuti dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Ditambah pula dengan pandangan masyarakat tentang sadar lingkungan sangatlah minim atau kurang.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah judul “Tingkat Kepedulian Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung”.

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif yaitu mengambarkan dan menganalisis informasi tentang tingkat kepedulian

(5)

masyarakat dalam menjaga budaya hidup bersih. Pabundu (2009) mengatakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagai mana adanya yang terdapat di lapangan.

Menurut Lehman yang dikutip oleh Yusuf (2005) penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba mengambarkan fenomena secara detail.

Menurut Arikunto (2002) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sesuai dengan judul dan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kenagarian Palangki yang berjumlah 911 kepala keluarga yang tersebar dalam 5 korong di kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari..

Sampel adalah sebagian dari objek atau individu yang mewakili suatu populasi, dalam penelitian diambil sampel wilayah yaitu Jorong Pantai Cermin, Jorong Tambang Ameh, Jorong Ranah Tibarau, Tanjung Udani, dan lintas Harapan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik Proporsional Random Sampling, dengan mengambil sampel sebesar 10% dari tiap daerah penelitian (Arikunto, 2006). jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 91 kepala keluarga yang tersebar dalam 5 Jorong di Kenagarian palangki Kecamatan IV Nagari.

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran sebagai berikut:

Pertama; kedisiplinan masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk tidak baik dengan skor rata-rata 2,03 dan tingkat capaian responden 50,96%.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiamandja (1998) bahwa penerapan disiplin dalam masyarakat penting dan perlu dibina serta ditegakan. Karena disiplin merupakan modal keberhasilan dari setiap kegiatan. Dengan menegakan disiplin dimasyarakat pada dasarnya merupakan salah satu upaya dalam rangka mempersiapkan manusia (masyarakat), yang bersangkutan agar mereka mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan disiplin secara teoritis akan dapat memberikan rangsangan dan dorongan agar mereka dapat menjadi manusia yang produktif. Hal senada juga dikemukakan oleh Retnani (2004) menyebutkan disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanankan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah atau aturan yang berlaku. Disiplin merupakan sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggung jawa terhadap kehidupan, tanpa paksaan dari luar. Sikap dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itulah yang benar dan keinsafan bahwa hal itu bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat

Kedua, peranan masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata 2,48 dan tingkat capaian responden 62,0%.

Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwadaminta peranan adalah “tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam suatu peristiwa” (Poerwadaminta, 2002). Peranan adalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa, peranan merupakan perangkat tingkah laku yang diharpkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di masyarakat. Kedudukan dan peran adalah untuk kepentingan pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Ketiga, prilaku masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki

(6)

Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata adalah 2,41 dengan tingkat capaian responden 60,29% yang berada pada kriteria kurang baik

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmadjo (2003) dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap, berpersepsi dan lain- lain) untuk memberikan responsi terhadap situasi di luar subjek tersebut, dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) dan aktif (dengan tindakan) selanjutnya sutanto menurut dalam mufri yeni (2000) yang dimaksud dengan perilaku adalah suatu proses keadaan mental seseorang yang mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu. Jadi dalam proses perubahan perilaku berkembang dari mulai timbulnya perkembangan pengetahuan yang kemudian diikuti oleh perkembangan sikap dan perbuatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan di bagian terdahulu maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kedisiplinan masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk tidak baik dengan skor rata-rata 2,03 dan tingkat capaian responden 50,96%.

2. Peranan masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata 2,48 dan tingkat capaian responden 62,0%.

3. Prilaku masyarakat mengenai budaya hidup bersih terhadap lingkungan di Kenagarian Palangki Kecamatan IV Nagari termasuk kurang baik dengan skor rata-rata 2,41 dan tingkat capaian responden 60,29%.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukaan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Masyarakat di Kenagarian Palangki untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam hidup bersih terhadap lingkungan, karena lingkungan yang bersih akan menghindarkan kita dari berbagai penyakit

2. Masyarakat di Kenagarian Palangki untuk lebih berperan dalam budayaa hidup bersih terhadap lingkungan, karena peranan manusia terhadap lingkungan dapat meningkatkan kualitas lingkungan tersebut.

3. Masyarakat di Kenagarian Palangki untuk berperilaku yang lebih baik terhadap lingkungan, karena lingkungan merupakan modal yang sangat berharga bagi kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto . 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bratha,Inyoman. 1991. Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.

Budioro, 1997. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: UNDIP Dacana, H lalu. 1996. Pembinaan Disiplin

Di Lingkungan Masyarakat Kota, Nusa Tenggara Barat. NTB: Depdikbud.

Danusaputro. 1985. Hukum Lingkungan. Bandung: Binacipta.

Hidayah, Zulyani. 2000. Sikap Budaya Antri Masyarakat Kota Yogyakarta. Jakarta: Bupera Nugraha.

(7)

KBBI.1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan,

Mentalitas, Pembangunan. Jakarta: Gramedia

______________1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat 3. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Djoyomartono, Mulyono. 2004.

Antropologi Kesehatan. Semarang: UPT UNNES Press

Margono, Slamet. 1986. Mahasiswa Dalam Pembangunan. Lampung: UNSULAM

Maran, Rareel Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan Dalam Persektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Renika Cipta.

Ningsih (2004). Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan di kelurahan Ampang Kecamatan Kuranji Kota Padang. Retnani, Dwi. 2004. Pengertian Disiplin

Kerja Terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Pada PT East Mark Indonesia Internasional. Skripsi. Ekonomi.

Priodarminto, Sugeng. 2005. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta Pradika Pramita.

Purwanto, Heri. 1999. Pendekatan Perilaku Manusia. Jakarta: Kedokteran EGC.

Shandia. (2006). Partisipasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan Pemodakan sekitar Air Tawar Barat.

Siagian, H. 1989. Pokok-Pokok

Pembangunan Masyarakat Desa. Salatiga: Citra Aditya Bakti.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slamet. Juli. Sumirat. 2002. Kesehatan

Lingkungan. Bandung: Gajah mada University PRESS

Referensi

Dokumen terkait

Auksin dan sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan dalam media budidaya jaringan dan diberikan dalam konsentrasi yang sesuai dengan pertumbuhan yang

Struktur bangunan satu lantai dapat disederhanakan dengan mengidealisasikan bangunan tersebut sebagai sistem dengan derajat kebebasan tunggal (Single Degree of

Agroindustri gula kelapa di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja untuk petani pengrajin pemilik secara ekonomi layak diusahakan, tetapi untuk petani pengrajin penggaduh

Early stage trochospiral, via triserial and biserial reduced to uniserial; test cylindrical, aperture terminal (arcuate) slit bordered by a lip

Reliabilitas soal yang sangat tinggi dipengaruhi oleh beberapa hal yang sudah diungkapkan pada faktor diatas, soal memiliki jumlah butir soal yang relatif banyak yaitu berjumlah

(Kunjungi situs web GIGABYTE untuk melihat daftar CPU terbaru yang didukung.) · Selalu matikan komputer dan mencabut kabel daya dari stop kontak listrik sebelum menginstal CPU

Dengan banyaknya permasalahan di atas, dibutuhkan suatu respon adaptif terhadap kondisi dan peran stasiun ini sebagai stasiun di kawasan tanah abang yang merupakan area

atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Daun Trembesi (Samanea Saman) Dengan Level