Jurnal Pembangunan Perkotaan
Volume 8, Nomor 1, Januari – Juni 2020 p-ISSN 2338-6754
e-ISSN 2581-1304
http://ejpp.balitbang.pemkomedan.go.id/index.php/JPP
33
IDENTIFIKASI KEPRIBADIAN SISWA SLTA DI KOTA MEDAN
DENGAN MENERAPKAN METODE CERTAINTY FACTOR
PADA SISTEM PAKAR
Tulus Pramita Sihaloho
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Medan, Medan, Indonesia *Penulis Korespodensi : [email protected]
Abstrak
Kepribadian sangat penting untuk peserta didik, baik itu secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secra optimal, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Tidak sedikit guru yang belum memahami kepribadian siswa, dalam proses belajar mengajar beberapa guru ada yang tidak memahami kepribadian siswa maka guru tersebut akan sulit menyampaikan materi pembelajaran yang akan menarik minat siswa yang berdampak kepada proses transfer pengetahuan menjadi terhambat. Dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka diperlukanlah sebuah sistem pakar yang dapat menggantikan seorang yang ahli dibidang psikologi untuk mengidentifikasi kepribadian siswa. Sistem Pakar dalam penelitian ini menggunaka metode Certainty Factor dalam merepresentasikan pengetahuan yang didapat. Dengan menggunakan Certainty Factor berharap dapat mengidentifikasi kepribadian siswa untuk memberikan arahan postif serta membantu mengambangkan bakat,minat dan potensi pada siswa.
Kata kunci: Certainty Factor, Kepribadian, Sistem Pakar
PENDAHULUAN
Kepribadian merupakan sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakan seseorang dengan orang lain. Mengenal kepribadian diri kita dan orang lain miliki, dapat memudahkan untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi terhadap lingkungan. Anak pada usia SLTA akan banyak mengalami konflik batin, ketegangan dan kecemasan, baik dalam hal pelajaran ataupun lingkungannya, mereka mulai berfikir tentang apa yang mejadi tujuan hidup dan pandangan hidup atau cita - cita hidup, mereka pandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan yang seringkali mereka belum mengetahui apa sebenarnya yang mereka inginkan. Seperti pada anak laki-laki sering aktif meniru dan sedangkan pada anak perempuan kebanyakan mengagumi dan memuja dalam khayalan yang mengakibatkan mereka banyak yang tidak mengetahui tentang dirinya sendiri sehingga
mengalami gangguan-gangguan yang merusak
pribadinya.
Berdasarkan data pokok pendidikan
Kemendikbud Semester Genap Tahun Ajaran
2019/2020, data siswa SLTA (SMA dan SMK) di Kota Medan berjumlah 126.062 siswa yang tesebar di 386 sekolah. Hal ini menunjukkan Kota Medan memiliki jumlah peserta didik di tingkat SLTA cukup besar.
Dunia pendidikan tampaknya belum
sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan teknologi saat ini, indikasinya
ialah muculnya berbagai penyimpangan perilaku dikalangan siswa SLTA yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorangan atau orang-orang yang disebut berpendidikan. Selain itu potensi siswa sebagai individu seperti bakat, minat, cita-cita, dan lain sebagainya belum terkembangkan dan tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas.
Pendidikan yang berkualitas bukan hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, Yusuf dan Juantika (2005) memaparkan ada tiga bidang pendidikan yang harus menjadi perhatian, diantaranya: (1) Bidang administratif dan kepemimpinan, (2) Bidang intruksional dan kurikuler, (3) Bidang pembinaan siswa (Bimbingan Konseling).
Dari permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya maka diperlukanlah sebuah sistem pakar yang dapat menggantikan seorang yang ahli dibidang psikologi untuk mengidentifikasi kepribadian siswa.
Dalam membuat sistem yang bersumber dari pakar tidaklah mudah, kita sering menghadapi suatu masalah yaitu ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh, maka sistem yang dibangun harus menggunakan metode certainty factor untuk meminimalisir ketidakpastian tersebut. Certainty Factor (CF) adalah teori yang digunakan untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar.
a. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, tempramen, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen ini akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang dihadapi, sehingga menjadi ciri khas pribadinya [Lawrence, 2009].
b. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan tehnik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapa dipecahkan oleh pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar dapat mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan seorang pakar atau beberapa orang pakar kedalam komputer. Pengetahuan tersebut kemudian digunakan oleh siapa saja yang memerlukannya. Tujuan utamanya adalah bukan untuk menggantikan kedudukan seorang ahli atau seorang pakar, tetapi hanya untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar yang sangat langka. Sistem pakar juga memungkinkan orang lain dapat meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki kualitas keputusannya, dan sederhananya sistem pakar dapat memecahkan masalah yang sangat rumit, sekalipun tidak ada orang yang ahli [Kusrini, 2006].
Gambar 1. Model Sistem Pakar
Keterangan :
- User Interface: perangkat lunak yang
menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem.
- Knowledge Base: Basis pengetahuan (knowledge base) merupakan inti program sistem pakar atau merupakan representasi pengetahuan (knowledge representation) dari seorang pakar.
- Inference Engine: Bagian dari Sistem Pakar yang merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan knowledge base /pengetahuan berdasarkan urutan tertentu untuk
menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir/ otak dari sistem pakar.
- Development Engine: Komponen utama sistem pakar adalah development engine, yang digunakan untuk menciptakan sistem pakar. Dalam development engine terdapat fasilitas akuisisi pengetahuan.
- Knowledge Engineer: Orang yang bekerja membantu pakar (Expert) dalam merancang sistem pakar.
c. Certainty Factor (CF)
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam
pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF)
merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Dalam menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil suatu kejadian.
Agar dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar nilai CF didapat dari interprestasi term dari pakar menjadi nilai MD (nilai ketidak pastian) atau MB (Nilai kepastian) tertentu, yang digunakan untuk menghitung nilai CF suatu rule dengan beberapa metode.
Secara umum, rule direpresentasikan dalam bentuk sebagai berikut:
IF E1 [AND / OR] E2 [AND / OR] ... En THEN H (CF = CFi)
Keterangan:
E1... En : fakta –fakta (evidence) yang ada. H : hipotesa atau konklusi yang dihasilkan. Rumus dasar CF :
C𝐹(ℎ , 𝑒) = MB(ℎ , 𝑒) − MD(ℎ , 𝑒) (1) Keterangan:
CF(h,e ) = Certainty Factor (faktor kepastian) dalam hipotesis h dipengaruhi oleh evidence (gejala) e.
MB(h,e) = Measure of Belief (tingkat keyakinan), merupakan ukuran kepercayaan dari hipotesis h dipengaruhi oleh evidence (gejala) e.
MD(h,e) = Measure of Disbelief (tingkat
ketidakyakinan), merupakan ukuran ketidakpercayaan dari hipotesis h dipengaruhi oleh gejala e.
h = Hipotesa atau konklusi yang dihasilkan (antara 0 dan 1).
Identifikasi Kepribadian Siswa SLTA di Kota Medan dengan Menerapkan Metode Certainty Factor 35 padaSistem Pakar
Tulus Pramita Sihaloho
Perhitungan selanjutnya adalah kombinasi dua atau lebih rule dengan evidence berbeda tetapi dalam hipotesis yang sama:
Rule 1 CF(ℎ , 𝑒1) = CF1= CF(𝑒1) * CF(Rule 1) (2) Rule 2 CF(ℎ , 𝑒1) = CF2= CF(𝑒2) * CF(Rule 1) (3) CF Kombinasi [CF1,CF2] = CF1 + CF2(1-CF1) (4)
METODE
Metode pengumpulan di dapat dari data
sekunder yang bersumber dari
https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd/2/076000. Teknik pengumpulan data lainnya dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan untuk memperoleh informasi data melalui website, jurnal terkait, , artikel, serta literatur lain yang mendukung objek penelitian.
Kriteria-Kriteria penentuan CF sistem pakar mengindentifikasi kepribadian siswa meliputi : Sanguins (Sanguinic), Koleris (Choleric), Plegmatis (Phlegmatic) dan Melankolis (Melancholic) yang dianalisa menggunakan metode certainty factor (CF).
Agar dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar nilai CF didapat dari interprestasi term dari pakar menjadi nilai MD (nilai ketidak pastian) atau MB (Nilai kepastian) tertentu, yang digunakan untuk menghitung nilai CF suatu rule dengan beberapa metode seperti contoh pada tabel berikut:
Tabel 1. Interpretasi Nilai CF
Uncertain Term CF
Definitely not (Pasti Tidak) -1.0
Almost certainly not (Hampir
Pasti Tidak) -0.8
Probably not (Mungkin Tidak) -0.6
Maybe not (Barang Kali Tidak) -0.4
Unknown (Tidak tahu / tidak ada) -0.2 hingga 0.2
Maybe (Barang Kali) 0.4
Probably (Mungkin) 0.6
Amost certainly (Hampir pasti) 0.8
Definitely (Pasti) 1.0
Alur kerja identifikasi kepribadian pada menu konsultasi ditunjukkan pada Gambar 1. Menu konsultasi digunakan oleh pengguna untuk memilih cirri-ciri kepribadian. Dalam proses konsultasi jika pengguna ingin mengulang input cirri-ciri kepribadian maka proses akan dimulai kembali dari tampilan input cirri-ciri kepribadian. Jika pengguna telah memilih cirri-ciri tersebut langkah selanjutnya adalah menampilkan hasil indetifikasi kepribadian. Hasil
konsultasi berisi indentifikasi sifat kepribadian yang dialami oleh siswa.
Gambar 1. Alur Konsultasi HASIL DAN PEMBAHASAN
Instansi sekolah menyediakan pelayanan bimbingan konseling kepada siswa baik itu untuk konsultasi, memberikan nasihat dan memberikan motivasi kepada siswa agar lebih mengoptimalkan diri, kemampuan dan potensi yang ada dalam diri siswa tersebut.
Sebagai metode alat ukur dalam pengambilan keputusan kepribadian siswa, Berikut sifat atau tipe kepribadian dan ciri-ciri kepribadian:
Tabel 2. Sifat Kepribadian Kode Sifat
P1 Sanguins
P2 Koleris
P3 Plegmatis
P4 Melankolis
Tabel 3. Ciri-Ciri Kepribadian
Kode Ciri-Ciri
C01 Mudah Bergaul C02 Menghindari Perhatian C03 Pendendam
C04 Keras Kepala
C05 Membutuhkan Persetujuan Termasuk Hal Sepele
C06 Menunda / Melupakan Kewajiban C07 Pendengar Yang Baik
C08 Tidak Terlalu Membutuhkan Teman C09 Ceria
C10 Susah Datang Tepat Waktu C11 Tegas
C12 Percaya Diri
Untuk penalaran dalam Sistem Pakar mengidentifikasi kepribadian siswa, maka data yang
diperoleh dari pakar akan direpresentasikan dalam bentuk pohon keputusan yang sebagaimana terlihat pada gambar sebagai berikut.
Gambar 2. Pohon Keputusan 1. Proses Perhitungan Nilai Metode CF
Sebagai contoh Siswa X memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mudah Bergaul 2. Menghindari perhatian • MB (Sanguins, C01˄ C02) = 0.9 + (-0.9 * (1-0.9)) = 0.81 • MD (Sanguins, C01˄ C02) = 0 + 0 * (1-0) = 0 • CF (Sanguins, C01˄C02) = 0.81 – 0 = 0.81 • MB (Koleris, C01˄ C02) = 0.4 + 0.4 * (1-0.4) = 0.64 • MD (Koleris, C01˄ C02) = 0 + 0 * (1-0) = 0 • CF (Koleris, C01˄ C02) = 0.64 – 0 = 0.64 • MB (Plegmatis, C01˄ C02) = 0.8 + 0.7 * (1-0.8) = 0.94 • MD (Plegmatis, C01˄ C02) = 0 + 0 * (1-0) = 0 • CF (Plegmatis, C01˄ C02) = 0.94 – 0 = 0.94 • MB (Melankolis, C01˄ C02) = 0 + (-0.8 * (1-0) = -0.8 • MD (Melankolis, C01˄ C02) = 0.8 + 0 * (1-0.8) = 0.8 • CF (Melankolis, C01˄ C02) = -0.8 – 0.8 = -1.6 Dari CF masing-masing tipe kepribadian diperoleh nilai CF terbesar Plegmatis sebesar 0,94 sehingga dugaan terbesar Siswa tersebut tersebut bertipe kepribadian Plegmatis.
2. Desain Sistem
a. Desain Form Ciri-Ciri Kepribadian
Gambar 3. Desain Form Ciri-Ciri Kepribadian b. Desain Form Tipe Kepribadian
Gambar 4. Desain Form Tipe Kepribadian c. Desain Form Konsultasi
Identifikasi Kepribadian Siswa SLTA di Kota Medan dengan Menerapkan Metode Certainty Factor 37 padaSistem Pakar
Tulus Pramita Sihaloho
d. Desain Form Hasil Konsultasi
Gambar 6. Desain Form Hasil Konsultasi
KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Metode Certainty Factor telah mampu melakukan proses mengindentifikasi sifat kepribadian siswa yang cukup dipercayai oleh user dengan didukung oleh nilai kepercayaan/CF yang dihasilkan yaitu 0,94 berdasarkan hasil pengujian sistem yang telah dilakukan.
2. Sistem Pakar untuk mengidentifikasi kepribadian ini ditujukan untuk mencari dan mendapatkan solusi atas permasalahan guru terhadap pendekatan kepada siswa guna mengantarkan materi pembelajaran agar sampai kepada siswa. 3. Dengan adanya sistem pakar ini masalah
kekurangan tenaga pakar dapat terselesaikan, dengan sistem pakar ini user dapat berinteraksi dengan sistem seperti halnya berinteraksi dengan pakar.
DAFTAR PUSTAKA
Mahdi. 2017. Peran Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Meningkatkan Kesuksesan Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta. Jurnal Edukasi. Vol 3 No.1. Halaman 1-15. e-ISSN 2460-5794
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Andi
Lawrence A, Pervin. 2009. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian. Yogyakarta: Graha Imu. Syamsu Yusuf. Nurihsan Juntika. 2005. Landasan
Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Rosdakarya
https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd/2/076000, diakses pada tanggal 19 April 2020.