PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW
PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGASIAGA DI KELURAHAN TANGKERANG UTARA
DI KELURAHAN TANGKERANG UTARA KECAMATAN BUKIT RAYAKECAMATAN BUKIT RAYA PEKANBARU PEKANBARU OLEH OLEH KELOMPOK II KELOMPOK II Ferguson, S.Kep Ferguson, S.Kep Dwi Laila Ranti, S.Kep Dwi Laila Ranti, S.Kep Zakiyah Rizki, S.Kep Zakiyah Rizki, S.Kep Nurul Amaliya, S.Kep Nurul Amaliya, S.Kep Siti Nadzirah, S.Kep Siti Nadzirah, S.Kep Dewi Andraini, S.Kep Dewi Andraini, S.Kep
Agustina, S.Kep Agustina, S.Kep Liza Imelda, S.Kep Liza Imelda, S.Kep Aina Handayani, S.Kep Aina Handayani, S.Kep
Adelina HS, S.Kep Adelina HS, S.Kep
Deswita, S.Kep Deswita, S.Kep Cindy Sukma Pdj, S.Kep Cindy Sukma Pdj, S.Kep Firlina Runing M, S.Kep Firlina Runing M, S.Kep
Lanny Filandy, S.Kep Lanny Filandy, S.Kep
PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI ILMU
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANKEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU PEKANBARU 2017 2017
PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGA DI RW 09 KELURAHAN TANGKERANG UTARA
PEKANBARU A. Latar Belakang
Berdasarkan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 telah ditetapkan mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”.Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melaluipembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai olehpenduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil danmerata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2020. Dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2020 tersebut ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut: menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Murdianti, 2012).
Pemerintah membuat terobosan baru dalam mencapai strategi tersebut yaitu dengan mencanangkan Desa Siaga atau RW Siaga sebagai daya ungkit tercapainya Indonesia Sehat (Depkes, 2006). Salah satu ciri masyarakat maju adalah kepedulian mereka dengan kebersihan dan kesehatan. Sebagai salah satu upaya membangun kesadaran dan kepedulian akan kebersihan dan kesehatan, pemerintah mengeluarkan program Desa Siaga atau RW siaga. Selanjutnya, untuk peningkatan peran serta masyarakat di RW 09 Kelurahan Tangkerang Utara Kecamatan Bukit Raya dalam bidang kesehatan,dimana masyarakat tahu, mau, dan mampu membangun kesadaran akan kebersihan dan kesehatan di daerah tersebut maka diperlukan pembentukan RW Siaga.
RW Siaga yaitu masyarakat di RW tersebut memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan yang terjadi di RW tersebut secara mandiri. Melalui
program ini juga masyarakat diharapkan dapat menangani masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai dari rumah masing-masing warga sampai lingkungan se-RW, mulai dari adanya tanda dan gejala penyakit sampai penanganannya. Program ini diharapkan mampu memandirikan mas yarakat untuk bisa menangani masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing dalam cakupan RW, masyarakat juga harus mampu mengidentifikasi penyakit mulai dari tanda dan gejala penyakit sampai penanganannya.
RW 09 merupakan salah satu RW yang terdapat di Kelurahan Tangkerang Utara, berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan bahwa RW tersebut belum memiliki RW siaga, untuk itu perlu dilakukan pembentukan RW Siaga oleh masyarakat bersama Mahasiswa Praktik Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau selaku fasilitator. Terbentuknya RW Siaga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi mencegah timbulnya penyakit, mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di RW 10 Kelurahan Tengkerang Utarasecara optimal dan berkesinambungan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dengan masyarakat, disepakati untuk membentuk RW Siaga sehingga terwujudnya masyarakat sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di RW 09 Kelurahan
Tangkerang Utara. 2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga, diharapkan masyarakat mampu untuk:
a. Mengenal, menerima, dan berkerjasama dengan mahasiswa b. Mengetahui definisi RW Siaga
c. Mengetahui maksud dan tujuan pembentukan RW Siaga d. Mengetahui 8 indikator RW Siaga
C. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu “Sosialisasi dan Pembentukan RW Siaga”. 2. Peserta
a. Ketua RW 09 Kelurahan Tengkerang Utara
b. Ketua RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 Kelurahan Tangkerang Utara Kecamatan Bukit Raya
c. Calon pengurus RW Siaga d. Tokoh agama
e. Tokoh masyarakat f. Tokoh pemuda g. Ibu-ibu kader h. Masyarakat
i. Mahasiswa Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
3. Metode a. Diskusi b. Ceramah. 4. Media dan alat
a. LCD Proyektor b. Laptop
c. Mikrofon d. Alat tulis.
5. Waktu dan Tempat
Waktu : 22 November 2016 Pukul : 19.00 WIB s.d selesai Tempat : Mesjid RW 10
6. Setting Tempat
Keterangan:
1 : Pembawa Acara
2 : Ketua pelaksana dan ketua RW 3 : Notulen
4 : Masyarakat dan fasilitator 5 : Observer
6 : Dokumentasi
7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Dahniel Darwis, S.Kep Ketua Panitia : Riski Ismawati, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan. b. Pembawa Acara : Sherly Yulita, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak waktu dan menutup kegiatan
c. Pemateri : H.Jamhur, S.Kep
Tugas : Menyampaikan materi tentang RW Siaga. d. Notulen : Sulastri , S.Kep
Tugas : Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil musyawarah dan kegiatan
1 2 3
4
d. Observer : Oktalia Devega, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan hasil kegiatan
e. Dokumentasi : Zesi Nurwitri Yanti, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah f. Fasilitator : Ayu Norita Putri, S.Kep
Cici Fitria Ulandari, S.Kep Dea Rahmadani, S.Kep Firda Sari, S.Kep
Neftriani Azrul, S.Kep Sri Rahayu, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi peserta untuk berpartipasi aktif dalam mengikuti acara, mendorong inisiatif dari peserta dalam pembentukan RW SIAGA
8. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit
2. Kata sambutan dari:
a. Ketua Panitia Sosialisasi dan perkenalan mahasiswa
b. Ketua RW 09 Kelurahan Tangkerang Utara
Ceramah Ceramah
5 menit 5 menit
3. Penyampaian materi tentang RW SIAGA Ceramah 15 menit 4. Pembentukan RW SIAGA Ceramah dan diskusi 15 menit 5. Peresmian pembentukan RW SIAGA oleh
Ketua RW 09 Kelurahan Tengkerang Utara
Ceramah 10 menit
6. Do’a Ceramah 5 menit
F. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pembentukan RW siaga b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Masyarakat berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. RW Siaga di RW 09 Kelurahan Tangkerang Utara terbentuk
b. Praktik profesi dan kepengurusan RW Siaga Kelurahan Tangkerang Utara mampu menyusun rencana tindak lanjut masing-masing unit RW Siaga.
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA RW SIAGA
RT 01, 02, 03, dan 04
1. Penanggung Jawab : Dahniel Darwis, S.Kep 2. Ketua panitia : Riski Ismawati, S. Kep 3. Sekretaris : Sulastri ,S. Kep
4. Bendahara : Dea Rahmadani, S.Kep 5. Seksi-seksi
Seksi Acara : Cici Fitria Ulandari, S.Kep Indah Sintia Sari, S.Kep Sherly Yulita, S.Kep Seksi Humas : Ayu Norita Putri, S.Kep
Oktalia Devega, S.Kep Seksi Perlengkapan : H. Jamhur, S.Kep
Firda Sari, S.Kep Seksi Konsumsi :Sri Rahayu, S.Kep
Neftriani azrul, S.Kep Seksi Dokumentasi : Zesi Nurwitri Yanti, S.Kep
Pekanbaru, 22 November 2016 Ketua Pelaksana
Lampiran 2 RINGKASAN MATERI
A. Pengertian
RW SIAGA adalah RW yang warganya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Depkes,2007).
RW SIAGA merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi setempat secara gotong royong. RW SIAGA terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010.
B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud :
a. Menata kesiapan warga masyarakat dalam karya bakti nyata melalui kegiatan pencegahan dan pengendalian bencana serta pertolongan kesehatan bagi
masyarakat.
b. Penyelenggaraan RW Siaga merupakan suatu upaya untuk menyediakan wadah bantuan solidaritas sosial kemanusiaan dalam membantu mengatasi setiap
keadaan gawat darurat yang menimpa warga di lingkungannya.
c. Organisasi RW Siaga mampu melakukan kegiatan yang dapat meringankan beban biaya proses persalinan masyarakat yang belum mampu serta pengawasan gizi keluarga.
2. Tujuan
a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kes ehatan. b. Meningkatnya kegiatan masyarakat dalam mengantisipasi dan melakukan
tindakan penyelamatan terhadap ibu hamil, nifas, bayi, anak dan masyarakat; c. Meningkatnya kegiatan masyarakat dalam pengamatan penyakit, dan faktor
risiko, kesiapsiagaan bencana dan Kejadian Luar Biasa (KLB);
d. Meningkatnya kadar gizi keluarga dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
e. Meningkatnya sanitasi dasar (RAKSA); f. Meningkatnya UKBM.
C. Indikator RW Siaga
8 Indikator RW siaga yaitu:
1. Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal fasilitator masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW siaga.
2. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika terdapat fasilitas kesehatan dasar, misalnya pustu, polindes atau rumah bersalin.
3. Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan, jika terdapat 1 posyandu per RW.
4. Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat, jika terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan di tingkat masyarakat yang mencakup minimal 80% kegiatan, dilaporkan secara lengkap, tepat waktu (dengan periode 24 jam atau rutin tiap bulan). adanya data pemantauan wilayah setempat
yang berisiko.
5. Memiliki penanggulangan kegawat daruratan dan bencana berbasis masyarakat, jika minimal terdapat stimulasi atau gladi bencana, minimal 1 kali setahun di
daerah tidak rawan dan 2 kali setahun di daerah rawan bencana.
6. Adanya upaya mewujudkan lingkungan sehat, jika terdapat gerakan masyarakat untuk meningkatkan/memelihara kualitas lingkungan yang dilaksanakan secara rutin, minimal 1 kali seminggu di setiap RT.
7. Adanya upaya mewujudkan PHBS (Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat), jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data PHBS rumah tangga minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi PHBS minimal 1 kali sebulan, kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi PHBS.
8. Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dan terbentuknya keluarga sadar gizi, jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data kadarzi minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi kadarzi minimal 1 kali sebulan, dan kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi kesehatan.
D. Struktur organisasi/kepengurusan RW SIAGA
Struktur organisasi/ kepengurusan RW SIAGA terdiri dari: 1. Pembina
a. Memberikan pembinaan secara berkala terhadap kegiatan RW SIAGA b. Memberikan bimbingan terhadap anggota RW SIAGA
c. Mengevaluasi program dan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA. 2. Ketua
a. Mengkordinasikan kegiatan RW SIAGA b. Memimpin kegiatan pertemuan RW SIAGA
c. Membagi tugas kegiatan RW SIAGA pada anggota setiap unit
d. Membantu anggota RW SIAGA untuk melakukan kegiatan pengawasan e. Membantu pengawasan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA
f. Mengevaluasi kegiatan RW SIAGA. 3. Petugas kesehatan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. 4. Sekretaris
a. Mencatat seluruh kegiatan RW SIAGA
b. Melaporkan kegiatan hasil kepada seluruh anggota RW SIAGA c. Menginformasikan kepada tiap anggota pada setiap pertemuan d. Pengurusan surat – menyurat dan pengarsipan.
5. Bendahara
a. Bertanggunga jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan dana b. Menghimpun semua dana yang masuk
c. Mencatat pemasukan dan pengeluaran dana RW SIAGA
d. Melaporkan keuangan kepada ketua dan seluruh anggota RW SIAGA. 6. Anggota
a. Melaksanakan kegiatan RW SIAGA sesuai dengan unitnya.
b. Melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan unit- unit RW SIAGA kepada keoordinator tiap unit.
c. Bekerjasama dengan anggota yang lain dalam kegiatan RW SIAGA.
d. Pemilihan perangkat/ pengurus RW Siaga ini beranggotakan wakil dari masing-masing RT.
E. POKJA(Kelompok Kerja) RW SIAGA 1. Pokja Kadarzi (KIA dan LANSIA)
a. Mengidentifikasi dan memantau kondisigizi balita (penimbangan, PMT, penyuluhan, pemberian vitamin A, dll).
b. Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk) melalui pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS)
c. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan balita
d. Mengindentifikasi dan memantau kadarzi (contoh memantau keluarga dengan balita yang kurang gizi)
e. Membantu pemanfaatan perkarangan untuk meningkatkan gizi keluarga [misalnya: penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)]
f. Mengidentifikasi dan memantau gizi ibu hamil g. Mengidentifikasi dan memantau gizi lansia 2. Pokja PHBS (KIA, LANSIA, REMAJA)
a. Melakukan kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan seperti
1) Posyandu balita, misalnya melalui penyuluhan tentang tumbuh kembang balita.
2) Posyandu lansia, misalnya melakukan penkes tentang penyakit pada lansia ataupun kondisi-kondisi yang dapat membuat lansia cedera.
3) TOGA, melalui penanaman tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan. 4) Pos UKK, melalui identifikasi masalah kesehatan pekerjaan yang dominan
di wilayah RW 3. Pokja Lingkungan
a. Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan b. Membantu pengelolaan sampah, air bersih.
c. Membantu pengelolaan kebersihan lingkungan (gotong royong, pemantauan jentik)
4. Pokja Surveilance
a. Mengamati perkembanganpenyakit yang berpotensi wabah di masayarakat seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan, HIV/AIDS (NAPZA). b. Menggalakan imunisasi di posyandu dan anak sekolah
5. Pokja Kegawatdaruratan
a. Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor), bencana karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana karena penyakit (penyakit yang berpotensi wabah). Seperti pemberian pertolongan pertama pada korban banjir.
b. Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat menyebabkan kematian.
F. Indikator keberhasilan pengembangan RW SIAGA 1. Indikator masukan (Input)
a. Ada/ tidaknya forum masyarakat desa b. Ada/ tidaknya Posyandu dan sarananya
c. Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan) d. Ada/ tidaknya UKBM lain
2. Indikator proses (Process)
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa b. Berfungsi/ tidaknya Posyandu
c. Berfungsi/ tidaknya UKBM yang ada
d. Berfungsi/tidaknya sistem kesiapsiagaan & penaggulangan kegawatdaruratan & bencana
e. Berfungsi/ tidaknya sistem surveilance (pengamatan & pelaporan)
f. Ada/tidaknya kunjungan rumah untuk KADARZI & PHBS (oleh NAKES dan/ atau kader)
3. Indikator keluaran (Output) a. Cakupan yankes Posyandu
b. Cakupan pelayanan UKBM yang ada
c. Jumlah kasus kegawatdaruratan & kejadian luar biasa (KLB) yang dilaporkan/ diatasi
d. Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk KADARZI & PHBS
4. Indikator dampak (Outcome)
a. Jumlah yang menderita sakit (angka kesakitan kasar) b. Jumlah yang menderita gangguan jiwa
c. Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia d. Jumlah bayi & balita yang meninggal dunia e. Jumlah balita dengan gizi buruk
ABSENSI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGA
Hari :
Tanggal : 2017
NO Nama Peserta No Hp Paraf
1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20
ABSENSI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGA
Hari :
Tanggal : 2017
NO Nama Peserta No Hp Paraf
21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39 40 40
ABSENSI SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGA
Hari :
Tanggal : 2017
NO Nama Peserta No Hp Paraf
41 41 42 42 43 43 44 44 45 45 46 46 47 47 48 48 49 49 50 50 51 51 52 52 53 53 54 54 55 55 56 56 57 57 58 58 59 59 60 60
DAFTAR PUSTAKA
Murdianto. 2012. Ilmu pengetahuan dan pendidikan kesehatan. Jakarta:Sa gung Seto Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2006. Petunjuk teknis pengembangan dan
penyelenggaraan poskesdes . Jakarta: Depkes RI
Muninjaya , A.A.G. 2004. Keperawatan komunitas. Jakarta: EGC
Pohan, I.S. 2007. Jaminan mutu layanan kesehatan: dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta: EGC