KUALIFIKASI STRUKTUR SISTEM DAN KOMPONEN YANG
PENTING UNTUK KESELAMATAN INSTALASI
KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA
BAHAN BAKAR BEKAS
Budiyono, Parjono
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif – BATAN Email: budibtdd@batan.go.id
ABSTRAK
KUALIFIKASI STRUKTUR SISTEM DAN KOMPONEN YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN INSTALASI KANAL HUBUNG INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS. Kualifikasi merupakan kegiatan pembuktian bahwa perlengkapan, fasilitas, atau sistem yang digunakan dalam suatu proses akan bekerja sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kualifikasi operasi dilakukan dengan tahapan verifikasi kalibrasi, verifikasi pengoperasian, verifikasi perawatan, dan pelatihan operator. Kualifikasi kinerja dilakukan dengan pengujian menggunakan masukan sesungguhnya, masukan pengganti atau simulasi kemudian dinilai kesesuain keluarannya dengan batas kondisi operasi. Pengujian ini dilakukan pada batas kondisi operasi maksimum dan atau batas kondisi operasi minimum. Berdasarkan pengamatan fisik, pengujian fungsi, dan persyaratan Struktur, Sistem dan Komponen (SSK) dapat disimpulkan bahwa SSK Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) masih memenuhi kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi, dan kualifikasi kinerja untuk kegiatan penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas (BBNB) dan transfer target material teriradiasi untuk periode ijin 10 tahun kedepan.
Kata kunci: kualifikasi, SSK, keselamatan, KH-IPSB3
ABSTRACT
QUALIFICATION OF IMPORTANT COMPONENT SYSTEM AND STRUCTURE FOR TRANSFER CHANEL INTERIM STORAGE FOR SPENT FUEL INSTALLATION SAFETY. Qualification is verification activity that equipment, facilities, or systems have been used in a process will work according to predetermined criteria. Operational qualifications are carried out with stages of calibration verification, operation verification, maintenance verification, and operator training. Performance qualifications are carried out by testing using real input, substitute input or simulation and then judging the suitability of the output to the limits of operating conditions. This test is carried out at the maximum operating and / or minimum operating conditions limits. Based on physical observation, function testing, component, system, and structure (CSS) requirements, it can be concluded that the CSS for interim storage for spent fuel (ISFSF) still require design qualifications, installation qualifications, operating qualifications, and performance qualifications in spent fuel storage activities and transfers of irradiated material targets over the next 10 years.
Keywords: qualifications, SSK, safety, ISFSF
PENDAHULUAN
Kanal Hubung – Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) merupakan satu-satunya fasilitas penyimpanan bahan bakar nuklir bekas (BBNB) di Indonesia. Selain sebagai tempat penyimpanan sementara BBNB, fasilitas ini juga digunakan sebagai jalur pemindahan material target teriradiasi [1]. BBNB yang disimpan berasal dari hasil pengoperasian Reaktor Serba Guna G.A.Siwabessy (RSG GAS) yang telah mencapai burn-up nya. Selain itu di KH-IPSB3 juga disimpan potongan bahan bakar dan sisa bahan bakar yang berasal dari kegiatan
Post Iradiation Examination (PIE) di Instalasi Radio Metalurgi (IRM). Pasca kegiatan PIE, bahan
bakar teriradiasi dan potongannya dikondisioning kemudian disimpan di KH-IPSB3.
Pemanfaatan KH-IPSB3 sebagai fasilitas penyimpanan dan pemindahan, wajib memperoleh izin operasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Izin operasi KH-IPSB3 diterbitkan oleh BAPETEN untuk kurun waktu 10 tahun dan selanjutnya izin dapat diperpanjang kembali [2]. Selama periode ijin operasi, Penilaian Keselamatan Berkala (PKB) harus dilakukan setiap 5 tahun. Salah satu bagian PKB adalah dilakukannya kualifikasi peralatan.
228
Peralatan instalasi yang dikualifikasi mencakup seluruh struktur, sistem, dan komponen (SSK). Penilaian kualifikasi dimaksudkan untuk verifikasi pemenuhan ketentuan terhadap SSK yang penting untuk keselamatan termasuk pengaruh dari kondisi lingkungan [3].
Kualifikasi peralatan proses dan sarana penunjang dilakukan dengan 4 tahap, yaitu kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi, dan kualifikasi kinerja. Masing-masing pelaksanaan kualifikasi dilakukan secara berurut dan berkesinambungan. Artinya, dalam pelaksanaan kualifikasi dimulai dari kualifikasi desain, baru kemudian kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi dan yang terakhir kualifikasi kinerja [4].
Kualifikasi Desain adalah unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap SSK. Kualifikasi desain berupa dokumentasi verifikasi yang menjamin bahwa desain dari fasilitas, sistem dan peralatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan kualifikasi desain untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa SSK yang akan dipasang atau dibangun sesuai dengan spesifikasi yang diatur dalam ketentuan yang berlaku. Jadi kualifikasi desain dilaksanakan sebelum peralatan proses atau sarana penunjang dipasang atau dibangun.
Kualifikasi instalasi adalah dokumentasi verifikasi yang menjamin seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan atau sistem telah sesuai dengan tujuan desain. Kualifikasi instalasi dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau pasca modifikasi. Tujuan kualifikasi instalasi adalah menjamin dan mendokumentasikan sistem atau peralatan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen dan manual alat yang bersangkutan. Jadi kualifikasi instalasi dilaksanakan pada saat pemasangan atau instalasi peralatan proses dan sarana penunjang. Kualifikasi ini melakukan penilaian terhadap instalasi peralatan, pemipaan, sarana penunjang dan instrumentasi berdasarkan spesifikasi dan gambar teknik yang didesain. Penilaian juga dilakukan terhadap dokumen pengoperasian dan perawatan, ketentuan dan persyaratan kalibrasi serta verifikasi bahan.
Kualifikasi operasi dimaksudkan sebagai dokumentasi verifikasi yang menjamin seluruh fasilitas, sistem dan peralatan yang telah dipasang atau dimodifikasi berfungsi sesuai rancangan pada rentang operasional yang diantisipasi. Kualifikasi operasi dilakukan setelah kualifikasi instalasi dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualifikasi ini dilaksanakan berdasarkan pengetahuan tentang proses, sistem dan peralatan. Pengujian dilakukan pada satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah serta pada kondisi operasi terburuk. Kualifikasi operasi dilakukan secara retrospektif dan concurrent [5]. Kualifikasi retrospektif yaitu kualifikasi yang dilakukan dengan mengambil data-data masa lampau yang pernah dilakukan untuk SSK, sedangkan kualifikasi concurrent dilakukan dengan mengambil data selama operasi SSK tersebut. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pemilihan metode tergantung ketersediaan data, kemampuan mengkualifikasi dan kebutuhan kualifikasi.
Kualifikasi kinerja merupakan dokumentasi verifikasi fasilitas, sistem dan peralatan, yang telah terpasang dan difungsikan. Peralatan bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat berulang, berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui. Kualifikasi kinerja dilakukan setelah kualifikasi instalasi dan kualifikasi operasi selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui. Kualifikasi kinerja mencakup pengujian dengan menggunakan bahan masukan, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi atau simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan. Pengujian dilakukan terhadap satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah.
Kualifikasi harus mempertimbangkan pemenuhan persyaratan, kecukupan catatan, prosedur pemutakhiran dan pemeliharaan selama masa operasi peralatan. Modifikasi dan penambahan SSK yang penting untuk keselamatan dipastikan tidak mengurangi kualifikasi SSK. Program perawatan dan prosedur evaluasi perawatan yang digunakan harus memastikan degradasi akibat penuaan peralatan yang terkualifikasi tetap tidak signifikan. Kondisi lingkungan aktual dan identifikasi titik lokasi yang terkena aktivitas atau temperatur tinggi tetap terpantau. Peralatan terkualifikasi dilindungi dari kondisi lingkungan yang buruk.
Makalah ini memuat tentang kualifikasi SSK yang penting untuk keselamatan operasi di KH-IPSB3. Kualifikasi bertujuan untuk memperoleh hasil penilaian menyeluruh terhadap SSK sebagai syarat perpanjangan ijin operasi 10 tahun kedepan.
METODE
Kualifikasi peralatan KH-IPSB3 dilakukan dengan metode kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi dan kualifikasi kinerja. Kualifikasi desain diterapkan pada sistem atau peralatan baru sedangkan kualifikasi instalasi diterapkan pada sistem dan peralatan baru serta pasca modifikasi. Kualifikasi instalasi diawali dengan penilaian kesesuaian antara hasil instalasi peralatan dengan dokumen spesifikasi atau gambar rencana desain. Selanjutnya dilakukan verifikasi penyusunan dokumen pengoperasian, dokumen perawatan, persyaratan kalibrasi dan verifikasi bahan. Setelah kegiatan kualifikasi instalasi dilaksanakan, dikaji dan disetujui, kemudian dilakukan kualifikasi operasi. Kualifikasi operasi dilakukan dengan tahapan verifikasi kalibrasi, verifikasi pengoperasian, verifikasi perawatan, dan verifikasi pelatihan operator. Pasca kualifikasi operasi kemudian dilakukan kualifikasi kinerja. Kualifikasi kinerja dilakukan untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Tahapan kualifikasi kinerja adalah pengujian dengan menggunakan masukan sesungguhnya, masukan pengganti atau simulasi kemudian dinilai kesesuain keluarannya dengan batas kondisi operasi. Pengujian ini dilakukan pada batas kondisi operasi maksimum dan atau batas kondisi operasi minimum.
PEMBAHASAN
Sistem, struktur dan komponen (SSK) yang penting untuk keselamatan KHIPSB3 dikualifikasi untuk memastikan kapabilitasnya. SSK KH-IPSB3 yang dikualifikasi ditunjukkan pada Gambar 1. SSK dikualifikasi dalam melaksanakan fungsi keselamatan pada semua kondisi operasi dan kondisi kecelakaan, termasuk kondisi yang timbul dari kejadian/ kecelakaan internal dan eksternal. Kualifikasi yang dilakukan menerapkan pendekatan bertingkat yang konsisten dengan klasifikasi keselamatan SSK dan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Kualifikasi SSK instalasi yang penting untuk keselamatan diformalkan dengan menggunakan proses pembentukan, dokumentasi, dan penyimpanan/ pemeliharaan bukti bahwa SSK dapat melaksanakan fungsi keselamatan selama umur SSK. Proses kualifikasi mempertimbangkan modifikasi dan penuaan SSK, perbaikan dan pembaruan SSK, kegagalan dan penggantian SSK, serta perubahan terhadap analisis keselamatan.
Kualifikasi Peralatan adalah upaya untuk memastikan peralatan yang penting untuk keselamatan dapat beroperasi sesuai dengan fungsi, kondisi operasi, dan persyaratan yang ditetapkan, dengan memperhatikan kondisi lingkungan. Kualifikasi SSK mempertimbangkan persyaratan fungsi keselamatandalam setiap kondisi lingkungan yang mungkin dihadapi baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi kecelakaan yang diperkirakan. Kondisi tersebut meliputi kondisi seismik, vibrasi, suhu, tekanan, irradiasi, lingkungan yang korosif dan kelembaban, dan gabungan dari kondisi-kondisi tersebut serta kejadian terantisipasi lainnya. Kualifikasi SSK juga mempertimbangkan pengaruh degradasi SSK karena penuaan selama masa layannya dan perubahan kondisi lingkungan yang mungkin terjadi selama kondisi operasi normal dan kondisi kecelakaan yang diperkirakan. Setiap perbedaan/perubahan dari kondisi terkualifikasi dilakukan tindakan identifikasi. Observasi dan inspeksi dilaksanakan untuk memverifikasi bahwa SSK yang terpasang sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan. Hasil pelaksanaan kualifikasi Sistem, Struktur, dan Komponen KHIPSB3 ditunjukkan pada Tabel 1.
230
KH-IPSB3
STUKTUR SISTEM KOMPONEN
Gedung/ bangunan
Kolam
Kanal
Ventilasi
Crane, MTU dan Jembatan geser
Pendingin
Rak BBNB
Rak khusus BBNB cacat
Rak khusus material teriradiasi Purifikasi Kontrol/ kendali ALarm Sluice gate Proteksi radiasi Demineralized water Pasokan udara tekan Sanitasi Komunikasi Proteksi kebakaran Catu daya listrik
Tabel 1. Kualifikasi Sistem Struktur dan Komponen KHIPSB3
No. SSK Material Stressor dan
Lingkungan Mekanisme Penuaan Efek Penuaan Kualifikasi SSK Operasi komponen Kinerja sistem A Sistem Pendingin
Unit kontrol, alat ukur, motor pompa, pemipaan, katup, dan heat exchanger Tembaga, kaca, Baja karbon, PVC Kelembaban Siklik beban Korosi, rapuh, responsibilitas aus, penipisan Rusak, kuno, Retak, patah Fisik, fungsi, kalibrasi, tegangan, arus, tahanan, tekanan dan aliran HE sekunder maks. 23oC HE primer maks. 35oC flow rate 4 – 6 m/s B Sistem Purifikasi
1 Unit kontrol, alat ukur, motor pompa, pemipaan, katup Tembaga, kaca, Baja karbon, PVC Kelembaban Siklik, beban Korosi, rapuh, responsibilitas , aus, penipisan Rusak, kuno, Retak, patah Fisik, fungsi, kalibrasi, tegangan, arus, tahanan, tekanan dan aliran ∆p kolom = 1,5 bar ∆K kolom > 0 µS flow rate 4 – 6 m/s C Sistem Ventilasi Sistem kontrol, alat ukur, blower fan, exhaust fan, damper, air handling unit, kondensor, dan kompressor Tembaga, kaca, Baja karbon, PVC Kelembaban, Siklik, beban Korosi, rapuh, responsibilitas , penipisan, aus Rusak, kuno, Retak, patah Fisik, fungsi, kalibrasi, tegangan, arus, tahanan, tekanan, aliran, suhu dan kelembaban Suhu ≤ 25oC RH < 86% Tekanan negatif 100 ± 25 pa
D Sistem Catu Daya Breaker switch, kabel, Socket/ terminator, Kontaktor, Relai, dan Timer, PLC PVC, tembaga Temperatur, kelembaban, siklik, Rapuh, aus, dan korosi Patah, lengket, rusak Fisik, fungsi, kalibrasi, tegangan, arus, dan tahanan Normal = 550 KVA UPS = 20 kVA dan 24,2 kVA E Crane Motor listrik, Roda, Sling , Drum, Hook, dan Brake Tembaga, bajakarbo n, Asbes Kelembaban, Siklik, beban Aus, rapuh, penipisan Rusak, Retak, patah, lengket Fisik, fungsi, arus, tegangan, tahanan, kekuatan dan kecepatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar Kap. 25 ton F MTU
Motor listrik, Rel, Roda Tembaga, bajakarbo n Kelembaban, Siklik, beban Aus, rapuh, penapisan Rusak, Retak, patah Fisik, fungsi, arus, tegangan, tahanan, kekuatan dan kecepatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar G Jembatan Geser Board-desk, Motor listrik, Roda jalan, Sling, Rel Baja karbon, tembaga, baja Kelembaba n, Siklik, beban Aus, rapuh penipisan Rusak, retak, patah Fisik, fungsi, arus, tegangan, tahanan, kekuatan dan kecepatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar Crane = 5 ton
232
No. SSK Material Stressor dan
Lingkungan Mekanisme Penuaan Efek Penuaan Kualifikasi SSK Operasi komponen Kinerja sistem H Demineralized water Motor Pompa, Pemipaan, Katup, dan Tangki Tembaga, bajakarbo n, PVC Kelembaban, Siklik, beban
Aus, penipisan Retak, patah Fisik, fungsi, kalibrasi, tegangan, arus, tahanan, tekanan, aliran, suhu dan kelembaban. Berfungsi, parameter sesuai standar, dan terkalibrasi output < 2 µS/cm I Struktur Kolam Beton K300 dan Linner kolam Beton dan SS304 Beban, gempa
Rapuh, korosi Rusak, roboh, Retak, bocor Fisik, fungsi, dan kekuatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar J Struktur Kanal Hubung
Beton K300 dan Linner kanal Beton dan SS304 Beban, gempa
Rapuh, korosi Rusak, roboh, Retak, bocor Fisik, fungsi, dan kekuatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar K Struktur Gedung Dinding beton, Lantai Beton, dan atap Beton, Baja Karbon Kelembaban, beban, gempa
Korosi rapuh Retak, lengket, roboh Fisik, fungsi dan kekuatan Berfungsi, dan parameter sesuai standar L Monitor Radiasi Gamma Area Monitor, Pemantau hasil belah, Pemantau udara daerah kerja, Pemantau Saluran Udara,
Hand And Foot Monitor, dan Stack Monitor PVC, Tembaga Temperatur, kelembaban Korosi, rapuh, responsibilitas Rusak, kuno Fisik, fungsi dan kalibrasi Berfungsi, parameter sesuai standar, dan terkalibrasi
Untuk menjamin kualifikasi SSK sesuai ketentuan, PTLR telah menetapkan dan menerapkan beberapa dokumen, diantaranya adalah Program Penuaan Nomor P.003/IN.00.04/TLR.3, Program Pemeliharaan Peralatan Nomor P 01.2/IN.00.04/PLR 4.2., dan Prosedur Perawatan/Perbaikan Peralatan Nomor A.300/IN.00.04/TLR 4.2. Program Penuaan ditetapkan untuk merencanakan dan melaksanakan upaya-upaya yang secara sistematis dan memadai dalam mengelola efek penuaan terhadap SSK, khususnya SSK yang penting untuk keselamatan dan rentan terhadap penuaan. Diketahui bahwa SSK yang mengalami penurunan kinerja karena penuaan akan mempengaruhi sistem keselamatan instalasi. Oleh karena itu, untuk menjamin keselamatan instalasi perlu dilakukan manajemen penuaan terhadap SSK kritis. Program Penuaan memastikan bahwa degradasi penuaan SSK yang telah terkualifikasi tetap tidak signifikan. Didalam dokumen memuat tentang penapisan SSK, identifikasi penuaan, surveilan penuaan, pengumpulan, dan evaluasi penuaan [6].
Prosedur Perbaikan Peralatan KHIPSB3 ditetapkan untuk menjamin pelaksanakan kegiatan perbaikan kualifikasi selama umur SSK. Perbaikan dilakukan terhadap peralatan yang telah mengalami kerusakan sehingga dapat difungsikan lagi sesuai dengan persyaratan operasi. Prosedur juga memastikan bahwa apabila harus dilakukan modifikasi dan penambahan SSK yang penting untuk keselamatan tidak menurunkan kualifikasi SSK tersebut. Perbaikan SSK dilakukan setelah ada permohonan dari operator yang telah diverifikasi ketidaksesuaianya oleh teknisi perbaikan. Tindakan perbaikan SSK dapat dilakukan oleh personel internal atau external. Jika perbaikan harus dilakukan oleh pihak ekternal maka pelaksanaan kegiatan harus disupervisi oleh
personil internal. SSK Pasca perbaikan, harus dilakukan pengujian oleh personil yang berkompeten berdasarkan kriteria/ persyaratan yang telah ditentukan. Hal ini untuk menjamin bahwa kualifikasi SSK masih memenuhi syarat keselamatan. Alur proses kegiatan perbaikan SSK ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Alur Proses Kegiatan Perbaikan SSK
Program Pemeliharaan Peralatan ditetapkan untuk mempertahankan kinerja SSK selalu dalam kondisi layak operasi melalui kegiatan perawatan terjadwal, pemantauan kondisi, pengujian, dan kalibrasi. Kegiatan surveilan dilakukan untuk mengetahui kondisi parameter pemeliharaan diantaranya fungsi SSK, suara, suhu, kebersihan, kebocoran, tekanan dan kelistrikan. Hasil surveilan dapat digunakan sebagai umpan balik penyusunan program pemeliharaan berikutnya, sehingga kondisi SSK tidak sampai mengalami kerusakan. Metode pemeliharaan yang dilakukan adalah kegiatan pelumasan, penggantian spare part dan pembersihan SSK. Pemeliharaan SSK KHIPSB3 dilakukan dalam periode 3 bulanan atau tahunan. Hasil-hasil kegiatan direkam dan didokumentasikan.
SSK terkualifikasi selalu dilindungi dari kondisi lingkungan yang buruk. Suhu udara di ruang KHIPSB3 dipertahankan ≤ 25oC, dengan kelembaban ≤ 86%. Kondisi tersebut akan mencegah terjadinya korosi pada SSK yang ada didalamnya. Liner stainless steel yang merupakan SSK kritis, juga dijaga kualifikasinya dengan mempertahankan kualitas kimia air kolam. Air kolam dipertahankan konduktifitasnya pada nilai <15 µS/cm dan pH 5,5 sampai dengan 7,5.Kondisi lingkungan aktual dipantau minimal 1 kali dalam satu minggu.
234
Upaya pemutakhiran dan pemeliharaan kualifikasi peralatan selama masa operasi peralatan telah diakomodir didalam prosedur pemeliharaan peralatan dan prosedur perbaikan peralatan KH-IPSB3 dengan pedoman pelaksanaan mengacu pada Dokumen Program Perawatan KH-IPSB3. Hotspot yang terkena aktivitas atau temperatur tinggi berada di dasar kolam BBNB, sehingga pemantauan tidak dilakukan secara langsung pada titik hotspot tetapi pada lingkungan (air) pendingin. Modifikasi dan penambahan SSK yang penting untuk keselamatan dilakukan berdasarkan Prosedur Modifikasi/Penambahan SSK Nomor A.004/IN.00.04/TLR 4.2. Prosedur menjamin bahwa hasil modifikasi maupun penambahan SSK tidak berdampak pada penurunan kualifikasi SSK.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan fisik, pengujian fungsi, dan persyaratan komponen SSK dapat disimpulkan bahwa SSK KH-IPSB3 masih memenuhi kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasi, dan kualifikasi kinerja dalam kegiatan penyimpanan BBNB dan transfer target material teriradiasi untuk periode ijin 10 tahun kedepan. Persyaratan input, proses dan output telah menjamin kecukupan kualifikasinya. Selama operasi, peralatan diproteksi dari tingkat stressor dan lingkungan yang mempengaruhi kualitas SSK.
DAFTARPUSTAKA
1. PTLR, “Laporan Analisis Keselamatan Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas” PTLR-BATAN, Tangerang Selatan, 2018.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perizinan Instalasi Nuklir Dan Pemanfaatan Bahan Nuklir.
3. Pedoman Penyusunan Laporan Penilaian Keselamatan Berkala INNR, Bapeten, Desember, 2013.
4. PRIYAMBODO, “Manajemen Farmasi Industri”, Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2007. 5. M. FITHRUL MUBAROK,
https://farmasiindustri.com/industri/kualifikasi-operasi-dan-kinerja-mesin-mesin-produksi-dalam-industri-farmasi.html, 27 November, 2015.
6. BUDIYONO, PARJONO, “Manajemen Penuaan Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Nuklir Bekas”, Prosiding Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR tahun 2017, Tangerang Selatan, 2018.