• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI SUDUT TILTING DAN NILAI KALOR BATUBARA (STUDI KASUS PLTU PACITAN UNIT 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "VARIASI SUDUT TILTING DAN NILAI KALOR BATUBARA (STUDI KASUS PLTU PACITAN UNIT 1)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID

DAN PEMBAKARAN

TANGENTIALLY FIRED

PULVERIZED-COAL BOILER

315 MWe DENGAN

VARIASI SUDUT

TILTING

DAN NILAI KALOR

BATUBARA

(STUDI KASUS PLTU PACITAN UNIT 1)

RAKHMAT HIDAYAT NRP 2112 204 804

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng, Sc.

PROGRAM MAGISTER

BIDANG KEAHLIAN REKAYASA ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

(2)

NUMERICAL STUDY OF GAS-SOLID FLOW AND

COMBUSTION CHARACTERISTICS IN 315 MWe

TANGENTIALLY FIRED PULVERIZED-COAL BOILER

WITH TILTING ANGLE VARIATION AND CALORIFIC

VALUE OF COAL

(CASE STUDY OF PLTU PACITAN UNIT 1)

RAKHMAT HIDAYAT NRP 2112 204 804

ADVISOR

Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng, Sc.

MASTER PROGRAM ENERGY ENGINEERING

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY

SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA

(3)
(4)

PULVERIZED-COAL BOILER

315MWe

DENGAN VARIASI SUDUT

TILTING

DAN NILAI KALOR

BATUBARA

(STUDI KASUS PLTU PACITAN UNIT 1)

Nama Mahasiswa : Rakhmat Hidayat

NRP : 2112204804

Jurusan : Teknik Mesin FTI-ITS

Pembimbing : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng,Sc

ABSTRAK

(5)
(6)

MWeTANGENTIALLY FIRED PULVERIZED-COAL BOILER

WITH TILTING ANGLE VARIATION AND CALORIFIC

VALUE OF COAL

(CASE STUDY OF PLTU PACITAN UNIT 1)

Name : Rakhmat Hidayat

NRP : 2112204804

Major : Mechanical Engineering Department, ITS Advisor : Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng,Sc

ABSTRACT

(7)
(8)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan

kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Studi Numerik Karakteristik Aliran Gas-Solid dan Pembakaran pada Tangentially Fired Pulverized-Coal Boiler 315MWe Dengan Variasi Sudut Tilting dan Nilai Kalor Batubara (Studi Kasus PLTU Pacitan Unit 1)”.

Penyusunan tesis ini merupakan persyaratan kelulusan Program Studi S-2

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya. Penulis menyadari keberhasilan penulisan tesis ini mendapat

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

mendukung dan membantu dalam penulisan tesis ini, antara lain kepada :

1. Dr. Ir. Atok Setiyawan, M.Eng,Sc. selaku dosen pembimbing tesis.

2. Prof. Ir. Sutardi, M.Sc. PhD, selaku Koordinator S-2 Jurusan Teknik

Mesin.

3. Dr. Wawan Aries Widodo, ST., MT,. Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.,

Dr. Bambang Arif D., ST., M.Sc.Eng, selaku dosen penguji tesis penulis.

4. PT PJBServices yang memberikan beasiswa dan kesempatan tugas belajar

S2.

5. Siti Nailin, istri tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat

untuk segera lulus.

6. Faiza dan Zhafira tersayang yang selalu menjadikan semangat untuk

segera lulus.

7. Bapak dan Ibu yang selalu memanjatkan doa demi keberhasilan penulis

dalam menjalani kehidupan.

8. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Teknik Mesin.

9. Rekan-rekan S-2 Jurusan Teknik Mesin.

(9)

tesis ini bermanfaat bagi semua.

Surabaya, Januari 2015

(10)

Halaman

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Abstrak ... iv

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 5

2.1 Boiler ... 5

2.1.1Furnace... 5

2.1.2.Burner ... 5

2.1.3.Tilting Burner... 7

2.1.4.Heat Exchanger ... 8

2.2 Bahan Bakar dan Teori Pembakaran ... 9

2.2.1 Bahan Bakar ... 9

2.2.2 Teori Pembakaran ... 11

2.3 Studi Numerik CFD ... 14

2.3.1 Pemodelan dengan Menggunakan Metode Numerik ... 16

2.3.2 Penelitian Terdahulu ... 22

(11)

3.3 Pemodelan dan Simulasi ... 34

3.4 Rancangan Simulasi ... 49

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN... 55

4.1Grid Independence Test ... 55

4.2 Validasi Analisa Numerik ... 56

4.3 Analisa AliranGas-Solid ... 57

4.3.1. AnalisaVector Velocity Magnitude ... 57

4.3.2. Analisa KontourVelocity Magnitude... 60

4.3.3. AnalisaParticle Track ... 64

4.4 Analisa Pembakaran ... 66

4.4.1. Analisa Kontour Temperatur ... 67

4.4.2. Analisa Kontour Fraksi Massa O2 ... 74

4.4.3. Analisa Kontour Fraksi Massa CO2... 77

4.4.4. Analisa Kontour Fraksi Massa NOx ... 80

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Kesumpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN 1 :Appendix of Boiler Performance Test Report for Unit 1... 89

LAMPIRAN 2 : Result of Heat Transfer Performance Calculation Boiler... 92

LAMPIRAN 3 :Report of Coal Analysis... 94

LAMPIRAN 4 :Report of Coal Analysis... 95

LAMPIRAN 5 :Report of Analysis... 96

LAMPIRAN 6 :Coal Analys... 97

LAMPIRAN 7 : Perhitungan Beban PanasHeat Exchanger... 98

(12)

Tabel 2.1 Klasifikasi Batubara Berdasarkan Ranking ... 9

Tabel 2.2 Komposisi Udara Kering ... 13

Tabel 3.1 Model Numerik yang Digunakan... 39

Tabel 3.2Setup Heat Exchanger... 40

Tabel 3.3 Reaksi-Reaksi Pembakaran Batubara pada Simulasi... 41

Tabel 3.4Setup Point PropertiesInjeksi Batubara ... 42

Tabel 3.5Properties Combusting ParticleBatubara LRC ... 43

Tabel 3.6Setup Porous Media Heat Exchanger Boiler... 44

Tabel 3.7Setup Mass Flow Inlet... 45

Tabel 3.8HeatfluxdanTemperaturepadaWall Boiler... 46

Tabel 3.9 Rancangan Data Hasil Simulasi ... 48

Tabel 3.10Coal AnalysisLRC dan MRC di PLTU Pacitan ... 49

Tabel 3.11 TemperaturFlue GasBoiler ... 51

Tabel 3.12 DataPerformance TestPLTU Pacitan Unit #1... 52

Tabel 3.13 SetupPoint Properties Injeksi Batubara untuk Variasi Sudut Tilting... 53

Tabel 3.14 SetupMass Flow InletpadaY-Component... 53

Tabel 3.15 PropertiesCombusting Particle... 54

(13)
(14)

Gambar 2.1 Ilustrasi Pembakaran pada Boiler... 6

Gambar 2.2 IlustrasiTilting Burner... 7

Gambar 2.3 Skema Proses Pembakaran Partikel Batubara ... 12

Gambar 2.4Velocity Magnitudepada Boiler ... 23

Gambar 2.5 Distribusi Temperatur pada Boiler ... 24

Gambar 2.6 Distribusi Fraksi Massa O2dan CO2... 24

Gambar 2.7 Distribusi Fraksi Massa NOx ... 25

Gambar 2.8 Prediksi ProfilFlow ... 26

Gambar 2.9 Profil Prediksi dan Kondisi Nyata Temperatur pada Pusat Furnace... 27

Gambar 2.10 Contour Prediksi Fraksi Oksigen pada Vertical Central Cross-Section ... 28

Gambar 2.11VectorKecepatan dan Distribusi Temperatur padaFurnace... 29

Gambar 2.12 Lintasan Partikel Batubara ... 30

Gambar 3.1Flowchart Rencana Penelitian ... 33

Gambar 3.2 Boiler PLTU Pacitan Tampak Samping... 35

Gambar 3.3 GeometriBurnerpadaCornerPLTU Pacitan... 35

Gambar 3.4 Geometri Sudut Burner Terhadap Dinding Boiler PLTU Pacitan... 36

Gambar 3.5 Hasil Meshing Boiler ... 37

Gambar 3.6 Domain Simulasi Boiler ... 38

Gambar 3.7 Skema Surface Yang Akan Dianalisa ... 48

Gambar 3.8 Skema Posisi Alat Ukur Temperatur... 50

Gambar 4.1 GrafikGrid Indepence Test... 56

Gambar 4.2 Grafik Validasi Hasil Simulasi dengan Data Operasional ... 56

Gambar 4.3 Vector Velocity Magnitude pada Penampang Vertikal pada Boiler dengan Batubara LRC... 58

Gambar 4.4 Kontour Kecepatan pada Boiler dengan Batubara LRC ... 61

(15)

Gambar 4.7 Kontour Temperatur pada Boiler... 68

Gambar 4.8 Pengaruh Perubahan SudutTiltingTerhadap Temperatur ... 70 Gambar 4.9 Kontour Temperatur pada SudutTilting0o... 72 Gambar 4.10 Pengaruh Perubahan Nilai Kalor Batubara Terhadap

Temperatur ... 73

Gambar 4.11 Kontour Fraksi Massa O2... 75

Gambar 4.12 Fraksi Massa O2 pada Boiler Dengan Batubara LRC dan

MRC ... 76

Gambar 4.13 Kontour Fraksi Massa CO2... 78

Gambar 4.14 Fraksi Massa CO2 pada Boiler Dengan Batubara LRC dan

MRC ... 80

Gambar 4.15 Kontour Fraksi Massa NOx ... 81

Gambar 4.16 Fraksi Massa NOx pada Boiler Dengan Batubara LRC dan

(16)

Ansys Fluent 13 Theory Guide. Ansys Inc., Southpointe, 275 Technology Drive, Canonburg, PA 15317, USA; 2010.

Ansys Fluent 13 User’s Guide. Ansys Inc., Southpointe, 275 Technology Drive, Canonburg, PA 15317, USA; 2010.

Asotani, T., Yamashita, T., Tominaga, H., Uesugi, Y., Itaya, Y., dan Mori, S.

(2008), “Prediction of Ignition Behavior in a Tangentailly Fired Pulverized Coal Boiler Using CFD”,Fuel, Vol. 87, Hal 482–490.

Belosevic S., Sijercic M., Oka S., dan Tucakovic D. (2006), “Three-Dimensional Modeling of Utility Boiler Pulverized Coal Tangentially Fired Furnace”, International Journal of Heat and Mass Transfer, Vol. 49, Hal. 3371-3378. Belosevic S., Sijercic M., Tucakovic D., dan Crnomarkovic N. (2008), “A

Numerical Study of a Utility Boiler Tangentially-Fired Furnace Under

Different Operation Conditons”,Fuel, (2008)

Center of Coal Utilization Japan, (2003), Technology Transfer Project on Clean Coal Technology.

Choi, R.C., dan Kim, C.N. (2009), “Numerical Investigation on the Flow, Combustion, and NOx emission Characteristics in a 500MWe Tangentially

Fired Pulverized Coal Boiler”. Fuel,Vol. 88, Hal. 1720-1731.

Chui, H. Eddy, Gao, Haining, Majeski, Adrian, Lee, dan George K. ”Reduction Of Emissions From Coal-Based Power Generation”. Canmet Energy Technology Centre, Natural Resources Canada, Ottawa, Canada

Donfang Boiler Group, Co. Ltd.Result of Heat Transfer Performance Calculation for Boiler.

Fan J., Qian L., Ma Y., Sun P., dan Cen K. (2001) “Computational Modeling of Pulverized Coal Combustion Processes in Tangentially Fired Furnaces”, Chemical Engineering Journal, Vol. 81, Hal. 261-269.

Kumar, R.P., Raju, R.V., dan Kumar, R. N. (2013) “Effect of Parameter in Once -Trough Boiler for Controlling Reheat Steam Temperature in Supercritical

(17)

PT PLN (Persero),Basic Desin Stage PLTU 1 Jatim Pacitan (2X315 MW).

PT PLN (Persero), (2013), PLTU 1 Jatim Pacitan (2X315 MW) Project Test Report.

Speight, James G., (2005), Handbook of Coal Analysis,John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey.

Warnatz, J., Maas, U., Dibble, R.W., (2006), Combustion 4th edition, Springer, Berlin.

(18)

bekerja di PT Tungga

penulis mulai bekerja di

Pada masa

mendapatkan pengala

Gresik dan PLTGU Mua

penulis penempatan di

Pada tahun 2010-2012

Predictive Maintenanc pendidikan S2 Teknik Me

Email : myutt_9@yaho

BIOGRAFI PENULIS

Rakhmat Hidayat dilahirkan di P

Tengah pada hari Selasa, 3 Mare

merupakan putra kedua dari pa

Hadi Susanto dan Djamiah. Penuli

dengan Siti Nailin Rochmah dan

orang putri. Penulis menempuh

formal di SD N Sruwohrejo, SMP

SMU N 1 Purworejo dan mela

Teknik Mesin Sebelas Maret

tahun 1999. Pada tahun 2005

ggal Jaya Plastics Industry, Tasikmalaya. Pa

rja di PT PJBServices hingga sekarang.

sa On Job Training (OJT) di PT PJBSe galaman di beberapa unit pembangkit, diantara

Muara Tawar, Bekasi. Setelah masa OJT sele

n di UBJOM PLTU Rembang sebagai Operato

2012 penulis bertugas ke UBJOM PLTU Pacita

nance. Pada tahun 2012 penulis diberi tugas bel knik Mesin di ITS dengan bidang keahlian rekaya

ahoo.com

di Purworejo, Jawa

Maret 1981. Penulis

pasangan Salam

nulis telah menikah

dan dikaruniai dua

puh pendidikan

SMP N 2 Butuh,

elanjutkan S1 di

t Surakarta pada

2005 penulis mulai

. Pada tahun 2008

Services, penulis

ntaranya PLTU 3-4

selesai, tahun 2009

ator Turbin Lokal.

citan sebagai Staff

belajar menempuh

(19)

1.1 Latar Belakang

PLTU Pacita

10000MW tahap I yan

Pacitan ini merupakan

Bali. Dalam pengope

anak perusahaanya ya

Pengerjaan P

Corporation (DEC) da

dibuat oleh Dongfang

tangensial dengan em

sudutnya ke atas dan

burner dapat diubah Pengaturan tilting burne boiler.

Boiler PLTU

nilai kalor 3900 kcal/kg

Batubara yang disedia

4700kcal/kg, 4900kca

kalor diluar range mengoptimalkan prose

penggunaan batubara

proses pembakaran di

permasalahan tersebut

fenomena dan karakte

alternatif analisa terse

paling kecil.

Terdapat be

menggunakan batuba

BAB 1

PENDAHULUAN

g

citan merupakan salah satu unit pembangkit

yang berlokasi di Jl Pacitan-Trenggalek Km 55

kan aset dari PT PLN dibawah naungan Unit Pe

operasionalan PLTU Pacitan, PT PLN menunj

yaitu PT PJB sebagai jasa Operasional dan Mai

n PLTU Pacitan dilakukan oleh konsorsium Dongf

) dan PT Dalle Energy. Boiler PLTU Pacita

ng Boiler Manufacturer. Boiler ini menggunaka

n empat sudut. Dimana burner pada boiler i an bawah. Fasilitas ini lebih lazim disebut tilti

ah-ubah untuk mengatur temperatur steam out burner dapat mempengaruhi proses pembaka

TU Pacitan didesain menggunakan batubara

al/kg - 4500 kcal/kg LHV (4112 kcal/kg - 4712

diakan pihak PLN mempunyai nilai kalor HH

4900kcal/kg dan 5200kcal/kg. Terdapatsupplybatuba range desain, oleh karena itu diperlukan

proses pembakaran dan mencegah terjadinya ke

ra diluarrange desain. Salah satu opsi untuk m di boiler adalah dengan mengatur sudut tilting sebut, diperlukan analisa terlebih dahulu unt

kteristik pembakaran dengan batubara yang te

rsebut, CFD merupakan solusi dengan biaya da

beberapa studi CFD yang dilakukan pada

ubara sehingga penelitian tersebut dapat dig

kit listrik program

55 Pacitan. PLTU

Pembangkit

Jawa-nunjuk salah satu

n Maintenance-nya.

Dongfang Electric

itan didesain dan

unakan pembakaran

r ini dapat diatur

ilting. Tilting pada outlet reheater. karan batubara di

ra dengan rentang

4712 kcal/kg HHV).

HV 4200kcal/kg,

ubara dengan nilai

n analisa untuk

kerusakan akibat

uk mengoptimalkan

ilting burner. Dari untuk mengetahui

tersedia. Sebagai

a dan resiko yang

da boiler dengan

(20)

acuan. T. Asotani, dkk (2008)

bahan bakar batubara tange pembakaran pada boiler.

memprediksi terbentuknya

boiler pulverized coal. Jianr tangensial dengan bahan ba

Fan, dkk (2001) membandi

k-ε model. Ravindra, dkk (2013) untuk mengetahui paramete

steam. Salah satu parameter

1.2 Perumusan Masalah

Penelitian ini berisi

boiler yang bertujuan untuk

dengan adanya perubahan sudut

dengan menggunakan bahan

HHV dan membandingkan

rank coal(MRC) dengan ni

1.3 Batasan Masalah

Untuk menganalisa

masalah yang diambil dalam

1. Simulasi pembakara

kapasitas terpasang 315

2. Data analisa batuba

pembuatan model si

pada tanggal 7 Mare

3. Software yang dig Gambit 2.4.6, seda Fluent 13.0.

(2008) melakukan simulasi pada boiler 40MW

tangentailly fired untuk memprediksi ka r. Zhou Hao, dkk (2002) melakukan simul

ya ash deposit akibat penggunaan tilting burne ianren Fan, dkk (2001) melakukan simulasi pa

n bakar batubara dengan kapasitas 600MW dima

ndingkan penggunaan standard k-ε model den dkk (2013) melakukan penelitian pada once-throug

eter-parameter yang mempengaruhi pengontrol

ter tersebut adalahtilting burner.

risi mengenai studi CFD untuk simulasi pemba

untuk mengetahui fenomena dan karaktestik pe

n sudut tilting burner pada boiler PLTU Pacita han bakar batubara LRC dengan nilai kalor 4700

an dengan menggunakan bahan bakar batubar

nilai kalor 5200 kcal/kg HHV.

alisa permasalahan diatas, terdapat beberapa

lam penelitian ini, diantaranya :

karan dilakukan pada boiler PLTU Pacitan #1

g 315 MWe.

tubara dan data operasional yang digunaka

l simulasi adalah data performace test PLTU P 7 Maret 2013 dengan beban 100% MCR.

digunakan pada tahapan pembuatan geomet

dangkan untuk tahapan simulasi menggunaka

40MWe dengan

karakteristik

ulasi untuk

burner pada si pada boiler

ana Jianren

dengan RNG hrough boiler ontrolan reheat

mbakaran di

pembakaran

citan unit #1

4700 kcal/kg

bara medium

apa batasan

n #1 dengan

unakan pada

Pacitan #1

etri adalah

(21)

4. Simulasi dila

menggunakan

transport, dan m 5. Heat flux yan

berdasarkan h superheaterda 6. Mass flow rat

berdasarkan da

7. Diameter batuba

sesuai persyara

8. Unsur yang ad

9. Unsursulfurpa 10. Arah sudutburne

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakuka

pembakaran serta

tangentially fired pul batubara Low Rank C Rank Coal (MRC) de terdiri dari :

1. Mengetahui ke

fraksi massa

menggunakan ba

2. Mengetahui p

superheater da

3. Mengetahui de

masukreheate LRC dan MRC

4. Mengetahui sudut

digunakan untuk

dilakukan berdasarkan kondisi steady time kan model turbulensi k-ε standard, model pem , dan model radiasi di nonaktifkan (off).

yang terjadi pada waterwall tube, superheate heat flux yang diterima air dan uap air da danreheater.

rate batubara dan udara yang digunaka n dataperformace test.

atubara yang diinputkan pada simulasi sudah

aratan minimal operasi.

ada padafixed carbonbatubara diasumsikan ha urpada batubara diabaikan.

burnerterhadap pada arah horizontal sesuai dat

tian

lakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

karakteristik aliran gas-solid hasil pem pulerized-coal boiler dengan beban 315 MWe ank Coal (LRC) dengan nilai kalor 4700 kcal/k

dengan nilai kalor 5200 kcal/kg dan variasi sudut

kecepatan aliran gas-solid, distribusi temper

ssa O2, CO2 dan NOx pada berbagai sudut

kan batubara LRC dan MRC.

pengaruh sudut tilting terhadap penggunaan

dan desuperheater reheater.

deviasi distribusi temperatur aliranflue gas out ater pada berbagai suduttiltingdengan mengguna n MRC.

sudut tilting yang sesuai berdasarkan jenis untuk mendapatkan pembakaran paling sempurn

e based, dengan mbakaran species

ater dan reheater r dalam walltube,

unakan di simulasi

sudah dalam kondisi

n hanyacarbon.

data desain.

tahui karakteristik

pembakaran pada

MWe menggunakan

al/kg dan Medium sudut tilting yang

peratur, distribusi

sudut tilting dengan

aan desuperheater

outlet furnacedan nggunakan batubara

nis batubara yang

(22)

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya pe

PLTU Pacitan #1, dapat dia

1. Mengetahui fenome

burnerdengan batub 2. Dengan mengetahui

untuk memprediksi

digunakan dan mem

danreheater.

3. Dengan mengetahui

mencegah kerugian a

penelitian mengenai simulasi pembakaran pa

diambil manfaatnya sebagai berikut :

ena dan karakteristik pembakaran dengan var

tubara LRC dan MRC.

hui aliran partikel batubara pada boiler dapat di

ksi sudut tilting yang sesuai dengan jenis batuba emprediksi penggunaan desuperheater pada supe

ahui distribusi temperatur dapat digunaka

n akibat panas berlebih yang diterima olehtube

n pada boiler

variasi tilting

pat digunakan

batubara yang

superheater

unakan untuk

(23)

2.1 Boiler

Boiler merup

merubahnya menjadi

memutar turbin dimana

di boiler terjadi di furnac pembakaran. Energi ha

air sebagai fluida kerj

2.1.1. Furnace

Furnace atau oleh waterwall tube. Disinilah terjadinya n

Perubahan energi kim

terdapat lidah api yang

2.1.2.Burner

Burner merupa untuk dibakar di furna menghasilkan pembak

tipe burner yang dapa bakar dan udara yang

lidah api.

Berdasarkan

dapat dibedakan :

a. Boiler dengan

b. Boiler dengan pe

c. Boiler pembaka

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

rupakan alat yang digunakan untuk memana

di fase uap. Pada PLTU uap panas tersebut di

ana poros turbin dikopel dengan generator listr

di furnace, dimana burner mensuplai bahan ba i hasil pembakaran digunakan untuk memanaska

kerja pada PLTU.

tau ruang bakar merupakan bagian dari boile

ube. Pada furnace terjadi proses pembakaran da a nyala api dari bahan bakar yang bercampur

kimia menjadi energi panas terjadi di furnace. P ang keluar dariburner.

erupakan pensuplai bahan bakar dan udara k

furnace. Geometri burner didesain sedemiki bakaran yang paling optimal. Pada beberapa de

dapat memberikan efek swirl pada fluida yang di ng keluar dari burnerakan terbakar dan membe

an arah semburan lidah api (flame) dalam ruang

gan pembakaran arah dinding depan (Front-fired gan pembakaran arah depan belakang (

Opposed-akaran arah tangensial (Tangentially-fired)

anaskan air dan

but digunakan untuk

istrik. Pembakaran

n bakar dan udara

naskan air dan uap

boiler yang dibatasi

n dari bahan bakar.

pur dengan udara.

e. Padafurnace ini

a ke dalam boiler

ikian rupa untuk

desain boiler, ada

g dialirkan. Bahan

bentuk semburan

uang bakar, boiler

(24)

Pada tangentially-lebih corner, dimana setiap boiler. Apabila dibaut garis

dalam satulayer akan mem yang nantinya menjadi fire pembakaran terjadi di teng

pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Lingkaranfire-ball motionyang akan bergerak ball tersebut. Hal ini akan dinding ruang pembakaran.

dihasilkan cenderung kecil

bakar sehingga akan mengur

efek fire-ball, waktu terba lebih sesuai untuk bahan ba

Namun kekurangan dari me

pembakaran miskin dan ka

mengakibatkan ketidakstabi

ally-fired boiler mempunyai empat, enam, dela tiap burner membentuk sudut tertentu terhada

ris memanjang ke pusat furnace, garis-garis da embentuk lingkaran imajiner. Lingkaran imajim

ire-ball bila terjadi proses pembakaran, sehingga ngah furnace. Ilustrasi berbagai tipe boiler di

2.1. Ilustrasi Pembakaran pada Boiler (CCUJ, 200

ballpadatangentially-fired boilerakan membent ak ke atas sebagai akibat turbulensi yang tejadi

kan mengurangi terjadinya erosi dan overheat an. Keuntungan lainnya dari metode ini adalah

cil dan heat flux akan lebih merata pada dindi ngurangi kegagalan akibatthermal stress. Deng

bakar untuk bahan bakar menjadi lebih lama

n bakar yang proses pembakarannya lama seperti

metode ini adalah terdapatnya zona di boiler ya

kaya. Bila terjadi gangguan pada burner y abilan lingkaranfire-ball.

delapan, atau

dap dinding

s dari burner ajimer inilah

hingga proses

ditampilkan

, 2003)

bentukvortex di pada fire-rheating pada ah NOxyang

dinding ruang

ngan adanya

ma sehingga

rti batubara.

yang terjadi

(25)

2.1.3.Tilting Burner

Pada tangent burner memungkinka bersamaan pada satu

pergerakan posisi fi penyerapan jumlah pa

karena itu, tilting burn reheater dan superhe lebih rendah dari yan

menaikkan temperatur

steam hot reheat terl untuk mengurangi pe

penggunaan spray air tilting maka penyer dikondisikan. Pada sa

penggunaan tilting le steam drum yang sesua

Gambar 2.2.

Gamba er

angentially-fired boiler dilengkapi fasilitas tilting nkan untuk digerakkan ke arah atas maupun

tu grup aktuator. Perubahan arah tilting burner fire-ball di dalam furnace, sehingga ter h panas di waterwall tube, superheater dan ng burner biasa digunakan untuk mengatur te

rheater (Ravindra, 2013). Ketika temperatur st yang seharusnya, maka tilting dapat diarahka atur steam hot reheat, begitu juga sebaliknya terlalu tinggi maka tilting burner dapat diara penyerapan panas pada reheater. Hal ini da air desuperheater, karena dengan melakukan p yerapan panas di area superheater dan da saat boiler dalam kondisi sliding pressure

lebih dominan untuk mendapatkan temperat

sesuai operisional. . Ilustrasi tilting burner di

bar 2.2 IlustrasiTilting Burner(Ravindra, 2013

ting burner, yaitu upun bawah secara

burner akan membuat terjadi perubahan

dan reheater. Oleh temperatur pada

ur steam hot reheat hkan keatas untuk

ya jika temperatur

arahkan ke bawah

dapat mengurangi

n perubahan sudut

reheater dapat ssure atau start-up, ratur dan tekanan

ditampilkan pada

(26)

2.1.4.Heat Exchanger

Air dan uap air yan

pipa-pipa tersebut disusun m

untuk mendapatkan panas

adalah waterwall tube, roof superheater, platen supe superheater dan low tempe beban panas yang berbeda-be

Pada waterwalltube kembali menuju kesteam drum karena itu diasumsikan tida

Sehingga beban panas yang

= ̇ ℎ dengan :

Q = energi panas yang di ̇ =mass flowair yang ℎ = beda enthalpi air-u

Dinding waterw diasumsikan temperatur di

fluida didalamwaterwalltube Padaheat exchang fluida, sehingga beban pana

= ̇ ∆

dengan :

Q = energi panas yang di ̇ =mass flowair/uap a

= panas spesifik air/ ∆ = beda temperatur ai

yang dipanaskan di boiler mengalir didalam ban

susun menjadi suatu heat exchangerdan diposisika as yang dibutuhkan. Kelompok susunan pipa

roof superheater, steam cool, economizer, pane superheater, medium reheater, final reheat peratur superheater. Setiap heat exchanger m a-beda.

ltube yang berisi air mengalir dari steam drum drum,terjadi perubahan fase dari cair menjadi tidak terjadi perubahan temperatur air di wate

ng terjadi dapat dihitung menggunakan persama

= ̇ ℎ

ng diterima (Watt)

̇ ang melewatiwaterwall tube(kg/s)

ℎ ir-uap air pada tekanansteam drum(J/kg)

rwalltube mempunyai tebal 6 mm, sehingg diluar dinding waterwalltube samadengan t ltube.

hangerselain waterwall tube tidak terjadi perub nas yang terjadi dihitung menggunakan persam

= ̇ ∆

ng diterima (Watt)

̇ uap air yang melewatiheat exchanger(kg/s) ir/uap air (J/kg-oK)

∆ ur air/uap air keluar-masukheat exchanger(oK)

banyak pipa,

sikan tertentu

pipa tersebut

panel division heater, final mempunyai

drum dan adi gas, oleh

aterwalltube.

n temperatur

rubahan fase

samaan 2.2.

= ̇ ∆ (2.2)

̇

(27)

2.2 Bahan Bakar dan

Pada furnace bakar. Ketika terjadi

(bahan bakar dan oksi

menjadi produk reaksi

2.2.1. Bahan Bakar

Pada bahan b

ikatan kimia yang kom

fasenya, yaitu bahan

contoh bahan bakar pa

mempunyai beberapa

ditampilkan pada Tabe

Tabel 2.1 Klasifikasi B

Coal R

Sumber : ASTM D388

dan Teori Pembakaran

urnace terjadi proses pembakaran, yaitu reaksi di pembakaran, ikatan-ikatan dalam molekul-m

oksigen dalam udara) terputus dan atom-atom

ksi (flue gas).

ar

n bakar terkandung energi kimia, energi ini te

komplek. Bahan bakar dapat dikelompokka

han bakar padat, cair dan gas. Batubara merup

r padat yang banyak paling digunakan pada boi

pa jenis menurut kandungan material dan nilai

abel 2.1.

si Batubara Berdasarkan Ranking

oal Rank

dmmf dmmf m

Meta-Anthracite ≥ 98 < 2

Anthracite 92 - 98 2 - 8

Semi-Anthracite 86 - 92 8 - 14

Low Volatile Bituminous 78 - 86 14 - 22

Med. Volatile Bituminous 69 - 78 22 - 31

High Volatile A Bituminous < 69 > 31

High Volatile B Bituminous < 69 > 31 7225,62

High Volatile C Bituminous < 69 > 31 6391,73

High Volatile C Bituminous > 31 5836,04

Subbituminous A Coal 5836,04

Subbituminous B Coal 5279,64

Subbituminous C Coal 4612,81

Lignite A 3501,43

Lignite B

388-12, 1998

ksi oksidasi bahan

kul-molekul reaktan

-atom membentuk

ni tersimpan dalam

pokkan berdasarkan

upakan salah satu

da boiler. Batubara

ai kalornya seperti

GCV Limits

Kcal/kg moisture mmf

7781,31 7225,62–7781,31 6391,73–7225,62 5836,04–6391,73 5836,04–6391,73 5279,64–5836,04 4612,81–5279,64 3501,43–4612,81

(28)

Keempat kelas bat

kategori yaitu hi rank coal (LRC). Anthracitie masuk masuk dalam kategori MR

masuk ke kategori LRC.

Batubara yang aka

kadar apa saja yang terkandung

dibagi menjadi dua jenis yai

1. Proximate analysis Proximate analysi volatile matter dan fixed carbon Moisture didefinisikan se didefinisikan sebagai suatu

matterdidefinisikan sebaga Fixed carbondidefiniskan se

Terdapat beberapa

yang terbentuk dari tumbuh

Terdapat berbagai macam

batubara, antara lain ASTM

tetapi tidak ada metode yan

air pada batubara karena ter

Ash mempunyai ka sebagai hasil perubahan ki

Berbagai perubahan yang t

hilangnya karbon dioksida

oxide, terbentuknya oksida (Warnatz, 2006).

2. Ultimate analysis Ultimate analysis Hydrogen, Oksigen dan N termasuk organic carbon sebagai mineral carbonat.

batubara diatas dapat dikelompokkan lagi me

al (HRC), medium rank coal (MRC) dan low k dalam kategori HRC, bituminous dan sub-bi MRC sedangkan lignite yang berkalori palin

kan digunakan perlu dilakukan analisa untuk m

ndung didalamnya dan berapa nilainya. Analisa

s yaitu :

sis

analysis coal adalah suatu pengujian dari moist carbon yang ditentukan dengan suatu metode sebagai air yang terkandung dalam batuba

atu zat sisa hasil dari pembakaran batubara

gai gas danvaporyang terbawa selama proses n sebagai fraksinonvaltilepada batubara. pa bagian dari batubara yang mengandung air.

buh-tumbuhan mempunyai kadar air yang rela

am metode untuk mengetahui kandungan a

TM D-1412, ASTM D-2961 dan ASTM D-317

ang benar-benar dapat menentukan besarnya ka

terlalu kompleknya ikatan air pada batubara.

i kandungan terbesar oksida dan sulfat. Ash kimia pada kandungan mineral selama prose

g terjadi termasuk hilangnya air dari silicate da dari carbonate minerals, oksidasi iron pyri oksida sulfur sebagai dasar untuk magnesium da

sis didapat dengan menentukan persen berat Nitrogen yang berada dalam batubara. Carbon on pada substansi batubara dan carbon yan at. Hydrogen yang terkandung pada batubara

menjadi tiga

ow rank coal sub-bituminous paling rendah

uk mengetahui

lisa batubara

oisture, ash, ode tertentu.

tubara. Ash ara. Volatile es pyrolysis.

air. Batubara

elatif tinggi.

n air dalam

-3173. Akan

a kandungan

sh terbentuk oses ashing. ate minerals, pyrite ke iron dan calsium

rat Carbon, arbon disini ang muncul

(29)

hydrogensebagai mine Nitrogen diasumsikan

dalam batubara terdapa

sebagai inorganic sulf

Nilai kalor

dengan membakar se

dengan kondisi terte

Calorific Value (GCV Perbedaan dari GCV

air yang dihasilkan se

NCV adalah diasum

sepenuhnya terkondensa

2.2.2. Teori Pembakar

Pada proses

yang terkandung da

menghasilkan panas be

penting pada reaktan

Pembakaran dikataka

bahan bakar habis te

menjadi uap air sepert

2 C H + 2x + (O + 3,76 N ) → 2x CO + y H O + 3,76 2x + N

Proses pemba

batubara, pembakaran

pyrolisis, batubara ter karbon yang disebut c pembakaran volatile, tersusun dari senyaw

dapat bereaksi ulang

ineral organicdanhydrogen yang berupa air kan berada dalam bentuk organic matrix pada b

dapat dalam 3 bentuk, yaitu sebagai campuran

sulfides (FeS2) dan sebagai inorganic sulfates (N

or (calorific value) batubara adalah panas y sejumlah batubara pada bom kalorimeter de

rtentu. Nilai kalor batubara biasa disebutkan

CV) atau HHV dan Net Calorific Value (NC V dan NCV adalah pada GCV diasumsikan ba

n selama pembakaran semuanya terkondensasi,

sumsikan air terpisah dengan produk pem

kondensasi.

akaran

oses pembakaran diperlukan adanya bahan bak

dalam udara pembakaran. Proses pem

s bersamaan dengan terbentuknya hasil pemba

ktan dalam proses pembakaran adalah carbon akan sempurna bila semua carbon yang ter s terbakar menjadi karbon dioksida, semua hydroge

erti ditampilkan pada persamaan reaksi 2.3

2 C H + 2x + (O + 3,76 N ) → 2x CO + y H O + 3,76 2x + N

mbakaran batubara terbagi menjadi 3 tahap, y

ranvolatile dan pembakarancoke (Warnatz, 2006) terpisah komposisi volatile dan komposisi ba but coke. Tahap ini terjadi diatas temperatur 600 le, komposisi volatile akan terbakar dalam fa awa CH4, H2, CO, HCN dan lain-lain. Senya

g membentuk tar. Proses kimia selanjutnya ya

ir dalam batubara.

da batubara. Sulfur

puran organic sulfur,

s (Na2SO4, CaSO4)

s yang dihasilkan

r dengan oksigen

kan dalam Gross (NCV) atau LCV.

n bahwa semua uap

si, sedangkan pada

pembakaran tanpa

bakar dan oksigen

pembakaran akan

bakaran. Elemen

arbon dan hydrogen. terkandung dalam

hydrogen terbakar

2 C H + 2x + (O + 3,76 N ) → 2x CO + y H O + 3,76 2x + N (2.3)

p, yaitu : pyrolisis , 2006). Pada tahap

bagian yang kaya

600 oK. Pada tahap

fase gas. Volatile yawa-senyawa ini

(30)

volatile ke permukaan parti Proses terakhir pembakaran

kandungan carbon yang ti

Karbon dipermukaan partike

proses pembakaran cokekom proses pembakaran ditampi

terjadi pada pembakarancok

+ →

+ 0,5 → 2

+ → 2

2 + → 2

Gambar 2.3 Skema Prose

Dalam reaksi pem

Force Draft Fan (FDF) da digunakan sebagai secondary primary air. Pada boiler de sebagai media pembawa ba

pembakaran yang disuplai

kandungan oksigen dalam uda

artikel batubara, kemudian menguap kemudian

ran batubara adalah pembakaran coke, coke m g tinggi, mempunyai tekanan penguapan yan

tikel dioksidasi menjadi CO oleh gas CO2 atau

komposisi yang tidak dapat terbakar disebut ash pilkan pada Gambar 2.3. Mekanisme reaksi ki

cokeditampilkan pada persamaan reaksi 2.4–2.7.

+ →

+ 0,5 → 2

+ → 2

2 + → 2

oses Pembakaran Partikel Batubara (J. Warnatz

pembakaran di boiler, udara pembakaran sedi

dan Primary Air Fan (PAF). Output udara dary air, sedangkan output dari PAF digunaka r dengan bahan bakar batubara, primary air di a batubara dari pulverizer menuju ke furnac suplai ke boiler terkandung berbagai unsur selain

udara kering ditampilkan pada Tabel 2.2.

udian terbakar.

mempunyai

ang rendah.

tau O2. Pada

but ash. Skema ksi kimia yang

–2.7.

+ → (2.4)

+ 0,5 → 2 (2.5)

+ → 2 (2.6)

2 + → 2 (2.7)

natz, 2006)

diakan oleh

ra dari FDF

akan sebagai

(31)

Tabel

proses pembakaran ti

tinggi nitrogen akan m

(NO) yang menjadi sum

NOX merupa

keluar dari combustor perlahan-lahan NO ak

terbentuknya NOX a

thermal terjadi bila

seperti ditampilkan pa

+ →

Mekanisme

sehingga pada saat pr

bahan bakar yang m

pembakarannya akan

dominan dalam bentuk H

Pada proses

dibutuhkan untuk ter

memberikan kuantifika

pembakaran adalah r

dapat dituliskan dalam

bel 2.2 Komposisi Udara Kering

Komponen Fraksi Mol (%)

itrogen 78,08

ksigen 20,95

rgon 0,93

arbon dioksida 0,03

eon, Helium, Metana dll 0,01

umber : Moran, 2006

erupakan kandungan terbesar dalam udara, aka

tidak mengalami proses kimia. Pada tempera

n membentuk senyawa nitrit oksida (NOx) dan

di sumber polusi.

upakan emisi yang berasal dari molekul NO

bustor, kadar NO diatas 90% dan NO2 dibawah 10% akan teroksidasi membentuk NO2(CCUJ, 2003)

ada dua, yaitu secara thermal dan fuel. Me la molekul N2 teroksidasi sehingga terbentuk

n pada persamaan reaksi 2.8.

+ →

e fuel, terjadi bila dalam fuel terdapat kandunga proses pembakaran akan terbentuk NO. Batub

mengandung unsur N didalamnya sehingga

an menghasilkan NO. Kandungan unsur N

ntuk HCN dan NH3(Choi, 2009).

oses pembakaran perlu diperhitungkan jumlah

terbakar sempurna. Parameter yang sering di

ifikasi jumlah udara dan bahan bakar dalam

h rasio udara-bahan bakar (Air-Fuel Ratio, A lam basis molar maupun basis massa.

78,08 20,95 0,93 0,03 0,01

, akan tetapi dalam

eratur yang cukup

dan nitrogen oksida

O dan NO2. Saat

h 10% akan tetapi

2003). Mekanisme

Mekanisme secara

ntuk molekul NO

+ → (2.8)

ndungan unsur N,

tubara merupakan

ngga dalam proses

N pada batubara

lah oksigen yang

digunakan dalam

am sebuah proses

(32)

= =

Dalam pembakaran

oksigen yang cukup untuk

hidrogen dan sulfur yang

disebut udara teoritis. Dal

muncul dalam produk pemba

jumlah udara teoritis dalam

sempurna. Kelebihan udara

pencampuran udara dan ba

sempurna. Efek negatif da

yang terbawa oksigen bersa

2.3 Studi Numerik CFD

Computational F memprediksi aliran fluida, pe

yang berhubungan dengan

dimana pengendaliannya m

(Governing equation) da persamaan Navier-Stokes. D penelitian yang masih aktif

dari persamaanReynold-Ave Simulasi numerik pa

persamaan-persaman fisik y

1. Persamaan konserva

Bentuk umum per

danincompressibledapat di

+ ∇ ( ⃗) =

= =

ran diperlukan jumlah minimum udara yang me

ntuk pembakaran sempurna terhadap semua

ng terdapat dalam bahan bakar. Kebutuhan

alam kondisi ini, tidak terdapat oksigen be

mbakaran. Dalam aplikasi industri, diperlukan

dalam proses pembakaran untuk menjamin pe

ara ini disebut excess air. Excess air diperluka bahan bakar dalam burner biasanya tidak da

dari excess air adalah terserapnya energi pe rsama produk pembakaran.

FD

Fluid Dynamics (CFD) merupakan ilm da, perpindahan panas, perpindahan massa, dan

gan pemecahan menggunakan persamaan m

menggunakan proses numerik. Persamaan pe

dalam dinamika fluida newtonian dikenal s. Dalam mereduksi bentuk persamaan tersebut tif dikembangkan, terutama pada problematika

Averaged Navier-Stokes(RANS).

ik pada proses pembakaran di boiler PLTU mem

k yang mengatur proses yang terjadi difurnace.

rvasi massa

persamaan konservasi massa untuk aliran com t dituliskan sebagai berikut :

+ ∇ ( ⃗) =

= = (2.9)

memberikan

ua karbon,

n udara ini

bebas yang

ukan lebih dari

pembakaran

lukan karena

dapat 100%

pembakaran

ilmu yang

dan fenomena

n matematik

n pengendali

nal sebagai

but, menjadi

ka turbulensi

embutuhkan

urnace.

compressible

(33)

dengan :

Sm = massa yang di ρ = density,

t = waktu,

⃗ = vector kecep

2. Persamaan kons

Persamaan um

( ⃗) + ∇ ∙ ( ⃗ ⃗) = −∇p + ∇ ∙ (τ) + ⃗ + ⃗

dengan :

ρ = density,

t = waktu,

⃗ = vector kecep p = tekanan stati τ = tegangan tensor

⃗ = percepatan gr ⃗ =external body

3. Persamaan keke

Persamaan um

( ) + ∇ [ ⃗( + )] = − ⃗ ∑ ℎ +

dengan :

Sh = sumber ener ρ = density,

t = waktu,

⃗ = vector kecep E = energi potensi

hj = entalphi spesi

Jj = difusi flux spe

g ditambahkan,

⃗ cepatan total,

n konservasi momentum

n umum kekekalan momentum dapat dituliskan se

( ⃗) + ∇ ∙ ( ⃗ ⃗) = −∇p + ∇ ∙ (τ) + ⃗ + ⃗

⃗ cepatan total,

n static,

τ n tensor,

⃗ n gravitasi

body force,

n kekekalan energi

n umum kekekalan energi dapat dituliskan sebag

( ) + ∇ [ ⃗( + )] = − ⃗ ∑ ℎ +

ergi yang berasal dari reaksi, radiasi, perpindaha

⃗ cepatan total,

potensial dan energi kinetik,

spesies,

spesies ⃗

skan sebagai berikut:

( ⃗) + ∇ ∙ ( ⃗ ⃗) = −∇p + ∇ ∙ (τ) + ⃗ + ⃗ (2.11)

τ ⃗ ⃗

bagai berikut:

( ) + ∇ [ ⃗( + )] = − ⃗ ∑ ℎ + (2.12)

ndahan panas

(34)

2.3.1. Pemodelan dengan

1. Model Turbulensi

Model turbulensi y

Spalart-Allmaras : M persamaan, yang meme

turbulen. Model ini dide

Standart K-ε: Model ini flow. Pemodelan ini turbulence kinetic energy

RNG K-ε : Pemodelan Model ini mirip den

penyempurnaan. Penam

Adanya efekswirlpada

Reliazable K-ε: Pemode model Standart K-ε. P viskositas turbulen.

Standart K-ω : Pemod model untuk memecahk

model transport untuk rate (ε). Pemodelan ini bilangan Re rendah. P

dari aliran laminar menuj

SST K-ω : Pemodelan penyempurnaan dari St aliran yang lebih luas d

• RSM : Reynold Stress model RSM mendekat

untuk tegangan reynold

ini menggunakan 5 p

turbulensi lainnya.

gan Menggunakan Metode Numerik

bulensi

nsi yang digunakan dalam penyelesaian CFD anta

Merupakan model turbulensi dengan sat

mecahkan sebuah persamaan transport untuk didesain secara khusus untukaerospace.

l ini hanya valid untuk pemodelan denganfully ni didasarkan pada persamaan model transport nergy(k) dandissipation rate(ε).

an ini sering juga disebut Renormalization G dengan Standart K-ε, dengan penambahan

nambahan persamaan ε untuk rapidly straine pada turbulen, sehingga aliranswirlinglebih akur

odelan ini merupakan salah satu bentuk penye

. Pemodelan ini menyediakan alternatif form

modelan yang menggunakan dua persamaan

ahkan K-ω. Pemodelan ini didasarkan pada p

uk turbulence kinetic energy (k) dan specific di n ini juga dapat digunakan untuk aliran yang

h. Pemodelan ini juga dapat menampilkan transi

enuju aliran turbulen.

an Shear Stress Transport K- ω (SST K-ω) m Standart K-ω. Pemodelan ini lebih akurat unt s dariStandart K-ω.

ress Model merupakan pemodelan paling teliti kati RANS dengan menyelesaikan persamaan

nold bersama-sama dengan persamaan laju disipa

5 persamaan transport, lebih banyak dibandi

ntara lain :

satu model

uk viskositas

ully turbulent ransport untuk

on Group K-ε. han beberapa

rained flows. kurat.

yempurnaan

rmula untuk

an transport

da persamaan

c dissipation ng memiliki

ansisi aliran

) merupakan

untuk kelas

liti di fluent, an transport

sipasi. Model

(35)

2. Model Spe

Model spesie

Spesies Transport transport spesie konservasi yang

masing-masing

dimodelkan denga

ataupunparticle surf

Non-premixed Com bakar dan pengoksi

Pemodelan turbul

persamaantransport masing-masing

masing-masing spe

Premixed Combust pengoksidasi dica

Reaksi terjadi pada

dan produk hasi

membentang dan be

Partially Premixe Non-premixed Com Partially Premixe bahan bakar tak se

Combustion PDF kimia hingga ting

tepat, spesies kine

nyala api dan pen

3. ModelDisc Pemodelkan

model. Dengan meng Spesies

sies yang digunakan dalam penyelesaian CFD a

ransport : Species transport memodelkan penc sies kimia dengan menggunakan penyelesa

g mendeskripsikan konveksi, difusi dan reka

komponen. Reaksi kimia multiple simul ngan reaksi kimia yang berupa reaksivolumetri le surface.

d Combustion : Pada model non-premixed com goksidasi memasuki zona reaksi dalam aliran

urbulensi dari nyala api untuk model ini

ransportsatu atau dua skalar (fraksi campuran). P spesies tidak digunakan namun persama

spesies didapat dari prediksi fraksi campuran.

bustion : Pada model premixed combustion, ba dicampur terlebih dahulu sebelum masuk ke zona

pada zona pembakaran yang memisahkan reakt

hasil pembakaran. Model ini menghasilkan n

dan berubah bentuk akibat turbulensi.

ixed Combustion : Model ini merupakan pengg d Combustion dan Premixed Combustion. Siste ixed Combustionyaitu pencampuran api denga k seragam.

DF Transport : Model ini digunakan untuk pe ingkat dalam turbulent flame. Dengan mekanism kinetik seperti CO dan NOx dapat dikendalikan,

engapian dapat diprediksi.

iscrete Phase

kan partikel bahan bakar dapat menggunakan

ngaktifkan discrete phase model dapat diatur

D antara lain :

pencampuran dan

esaian persamaan

ekasi kimia untuk

multaneous dapat etric,wall surface

combustion, bahan ran yang berbeda.

ini menggunakan

. Persamaan untuk

maan konservasi

n.

, bahan bakar dan

zona pembakaran.

aktan tak terbakar

n nyala api yang

ggabungan model

istem pembakaran

ngan pencampuran

uk pemodelan efek

nisme kimia yang

kan, serta habisnya

(36)

berhubungan untuk mengeta

pemodelandiscrete phasete

• Interaksi berisi param ditambah yang kontiny

phase memungkinkan kontinyu. Update DP perhitungan untuk seg

model, cocok digunaka Phase Interaction per frekwensi dimana par

diperbaharui.

Particle Treatment me steadyatauunsteady.

Drag Parameter memung menghitung keseimban

partikel bola halus.

a) Spherical drag law (smooth spheres). b) Non spherical drag

memiliki bentuk ya

c) Stokes-Cunningham particles.

d) High-Mach Numbe tambahan untuk m

dari 0,4 atau bilang

e) Dynamic drag law Dynamic law han digunakan bersama

f) Dense Discrete Phas volume daridiscre

etahui perhitungan fase diskrit dari suatu partike

eterdapat beberapa penyelesaian yaitu :

ameter yang digunakan untuk melakukan pe

inyu dan diskrit aliran fase. Interaction with c nkan perhitungan ditambah dari fase diskrit

PM Sources Every Flow Interaction memung egi sumber partikel untuk setiap iterasi discre unakan untuk simulasi unsteady. Number of C

per DPM Iteration memungkinkan untuk m partikel dilacak dan sumber Discrete Phase

memberi opsi untuk memilih kondisi partike

.

mungkinkan pengaturan drag law yang digunaka bangan gaya pada partikel bola mengasumsika

drag law, partikel diasumsikan sebagai partikel bol s).

drag law, partikel diasumsikan bukan bol uk yang identik.

ngham drag law, partikel diasumsikan sebagai sub

ber drag law, mirip dengan Spherical drag law uk memperhitungkan partikel bilangan Mach le

ngan Reynold lebih besar dari 20.

law, Menghitung pengaruh dari droplet di hanya digunakan untuk droplet brake up mode

maunsteady tracking.

Phase Model drag law, model ini dapat digun screte phase modeltelah dihitung.

rtikel. Untuk

perhitungan

h continuous it dan fase

mungkinkan

screte phase Continuous uk mengontrol

hase Model

tikel apakah

unakan dalam

sikan bahwa

l bola halus

bola, namun

i sub-micron

drag law, dengan h lebih besar

t distortion, model yang

(37)

4. Model Inj

Model tipe inj

Single Injection : masing-masing kondi

Group Injection: lebih dari kondisi

Cone Injection: D (injeksi yang dise

tipe yaituhollow c

Surface Injection partikel dari perm

menggunakan item

The Plain Orific melalui nozel, t

membentuk tetesa

The Pressure Sw melalui nozel yan (central swirl cham swirl dan menge muncul dari luba

ligamen dan tete

pembakaran baha

injection spark-igni mengalir ke fully formation,sheet brak

The Flat Fan At Atomizer Model, pusaran (swirl). P (flat liquid sheet)

The Air Blast Atom Swirl Atomizer M

Injeksi

injeksi yang digunakan dalam penyelesaian CF

on : Digunakan apabila ingin memasukkan nila kondisi awal.

on: Digunakan apabila ingin memasukkan nilai kondisi awal.

: Digunakan apabila ingin mendefinisikanspray disemprotkan mengerucut). Untuk cone injecti ow cone injectiondansolid cone injection.

tion : Digunakan apabila ingin mendefinisi rmukaan zona atau permukaan yang telah didef

n item dalam menu permukaan.

rifice Atomizer Model : Digunakan apabila par , terbentuk sebuah pancaran kemudian mem

esan butiran (droplet).

Swirl Atomizer Model : Tipe injeksi ini mem yang dikenal sebagai swirl port ke dalam ruan chamber). Cairan berputar-putar mendorong ngembangkan inti udara hampa (hollow air core ubang sebagai lembaran tipis, yang tidak stabil

etesan. Pressure-swirl atomizer sangat luas di bahan bakar cair dalam turbin gas, oil furnac

-ignition automobil. Transisi dari aliran injektor ully developed spray dapat dibagi menjadi tiga

et brakeupdan atomisasi.

Atomizer Model : Tipe ini mirip dengan The odel,tetapi injeksi ini membuatflat sheetdan tida

). Pada cairan muncul lubang tipis seperti lemba

et) yang memecah menjadi tetesan (droplet).

Atomizer Model: Tipe ini merupakan variasi da r Model, perbedaan antara kedua injeksi ini a

n CFD antara lain :

nilai tunggal untuk

lai untuk satu atau

spray cone injection ction terdapat dua

nisikan pelepasan

definisikan dengan

partikel dipercepat

emecah sehingga

empercepat cairan

uang pusat pusaran

ong dinding ruang

r core). Kemudian bil, putus menjadi

digunakan untuk

urnaces dan direct-ktor internal yang

iga langkah : film

he Pressure Swirl idak menggunakan

baran cairan datar

(38)

blast atomizer model ke diperlukan karena be

digunakan dalamair bl

The Effervescent Atom cairan diresapi dengan su

propelan. Sebagai volat fase. Perubahan fase y

dengan sudut dispersi le

cairan sangat panas dibua

Modelparticle type

Massless Particle : Sebua mengikuti aliran dan

partikel tersebut tidak

yang diberikan diatasny

Inert Particle : Sebuah tetesan atau gelembung)

pemanasan atau pendin

Droplet Particle :Dropl gas fase kontinyu ya

maupun pendinginan di

tersedia apabila perpind

spesies kimia aktif ata

modelaktif.

Combusting Particle mempunyai keseimban

devolatilisasi dan reaksi

dari combusting partic juga bisa memasukka

dengan memilih opsi

memasukkan bahan ya

bahan partikel dimulai

l ketebalan lembar diatur secara langsung. Ha berbagai mekanisme pembentukan lemba

r blast atomizer model.

tomizer Model : Atomisasi effervescent adala n superpanas (sehubungan dengan kondisi hilir

olatile liquid keluar dari nozzle, dengan cepa se yang cepat ini memecah aliran menjadi but

si lebar. Model ini juga berlaku untuk kasus-kasus di

s dibuang.

typeyang digunakan dalam injeksi di CFD antar Sebuah partikel tak bermassa adalah elemen di

n suhu fasa kontinyu. Karena tidak memili

dak memiliki sifat fisik yang terkait, dan tidak

snya.

buah partikel lembam adalah elemen fase diskrit

bung) yang mematuhi keseimbangan gaya dan tunduk

ndinginan.

roplet particle adalah butiran/tetesan cairan da yang mematuhi keseimbangan gaya dan pe

n diikuti dengan penguapan dan pendidihan. Dropl pindahan panas sedang dimodelkan dan setida

atau non-premixed atau partially premixed co

le : Combusting particle adalah partikel pa bangan gaya dan pemanasan/pendinginan dii

aksi permukaan heterogen. Akhirnya, bagiannon particle dikenakan pemanasan inert. Pada tipe pa sukkan penguapan material dengan combusting opsi wet combustion. Hal ini memungkinka yang menguap dan mendidih sebelum devolati

ulai. Combusting type tersedia ketika perpindaha

Hal tersebut

baran yang

dalah injeksi

hilir) cair atau

pat berubah

butiran kecil

kasus dimana

ntara lain :

n diskrit yang

iliki massa,

dak ada gaya

skrit (partikel,

n tunduk pada

dalam aliran

n pemanasan

Droplet type idaknya dua

d combustion

padat yang

diikuti oleh

non-volatile partikel ini

busting particle kinkan untuk

volatilisasi dari

(39)

sedang dimodelka

pembakaran

non-• Multicomponent partikel tetesan. P

yang karena kom

proses, harus dim

dalam satu persa

menentukan densi

material type.

5. PorousMe Model porous single phasemaupun plat berlubang,distribut geometri karena susun

komponen yang dimode

yang berpori, dimana

dan dapat juga merepr

Porous medi persamaan standar ali

viscous loss dan inert efek inertial loss pada tank, efek permeabili saja. Persamaan pada

∇ = − ∑ | |

dengan :

=pressure, = faktorinertial = kecepatan,

odelkan dan setidaknya tiga spesies kimia akt

non-premixedaktif.

nt Particle : sebuah partikel multikomponen a n. Pertikel-partikel ini mengandung lebih dari

kompleksitas menugaskan partikel keseluruha

dimodelkan yang mengintegrasikan semua prose

ersamaan. Digunakan volume weighted mix densitas partikel campuran bila memilih part

Media

porous media dapat digunakan pada berbagai per upunmultiphase, termasuk pada aliran melaluipac

stributor dantube bank. Hal ini memudahkan da susunan kerumitan desain dan adanya kesa

modelkan.Porous media didefinisikan sebagai na fluida yang melewati porous media berkur epresentasikan perpindahan panas.

edia dimodelkan dengan penambahan sumber

aliran fluida. Sumber momentum berasal dari

nertial loss. Pada aliran dengan kecepatan tingg pada porous media.. Untuk pemodelan plat berl

bilitas dapat diabaikan dan hanya menggunak

daporousmedia ditampilkan pada persamaan 2.13.

∇ = − ∑ | |

rtial resistant, n,

aktif atau model

n adalah campuran

ri satu komponen,

uruhan untuk satu

proses yang relevan

ixing law untuk particle-mixture

permasalahan pada

packed beds,filter, n dalam pembuatan

kesamaan bentuk

gai sebuah volume

kurang tekanannya

ber momentum ke

dari 2 bagian, yaitu

nggi, memberikan

berlubang dan tube unakan inertial loss

n 2.13.

(40)

ρ = density,

= viskositas kinemat

Nilai C2 aliran pada

didapat menggunakan persa

=

dengan :

Ap = Luas areaporousm Af = Total luas area ber

C = 0,98, konstanta va

2.3.2. Penelitian Terdahu

Choi, dkk (2009)

500Mwe. Boiler yang di

pulverized-coal fired dan m Model solver yang diguna

digunakan adalah RNG K-ε.

Data aktual dari pe

simulasi adalah velocity magni emisi NOx.

atik,

pada tube bank yang dimodelkan dengan porous rsamaan :

=

porousmedia yang tegak lurus arah aliran berlubang tegak lurus arah aliran

variasi bilangan Reynold dan rasio D/t

ahulu

2009) melakukan penelitian pada boiler denga

g digunakan adalah boiler dengan tipe tange n mempunyai 6 elevasi burner (A, B, C, D, E

gunakan adalah SIMPLE dan model turbule

-ε.

pembangkit kemudian disimulasikan, yang di

magnitude, distribusi temperatur, distribusi spe

porous media

= (2.14)

ngan beban

tangentially , E, dan F).

bulensi yang

didapat dari

(41)

Gambar 2.

Pada Gamba

di area furnace boil terlihat lebih aktif da

terbentuknya fire-ball pada saat aliran kelua

tinggi sehingga sampa

F kecepatan aliran me

r 2.4Velocity Magnitudepada Boiler (Choi, 2009)

bar 2.4, ditampilkan distribusi kecepatan dan v

boiler. Distribusi kecepatan yang berdekatan

daripada didaerah lainnya. Pada vector ke

ball. Aliran membentuk tangensial dan kecepat keluar dari burner. Pada section A, B dan C ke

pai ke pusat pembakaran, sedangankan padase n menurun sehingga tidak sampai ke pusat pemba

2009)

n vector kecepatan

an dengan burner

kecepatan terlihat

patan aliran tinggi

kecepatan aliran

(42)

Gambar 2.5 Dist

Pada Gambar 2.5,

furnace. Flue gas keluar m menurun karena terserap w Temperatur tertinggi terliha

Gambar 2.6 Distr

istribusi Temperatur pada Boiler (Choi, 2009)

2.5, terlihat temperatur flue gas tinggi di dae r menuju ke oulet boiler, temperatur flue gas waterwalltube, superheater, reheater dan ec ihat padasectionC, disini diprediksikan terbentuk

stribusi Fraksi Massa O2dan CO2(Choi, 2009) 2009)

daerah pusat

gas semakin economizer. ntuk NOx.

(43)

Pada Gamba

massa O2 relatif le

berseberangan dengan O

dan semakin tinggi di

Gam

Konsentrasi

konsentrasi tertinggi pa

tinggi dan aktifitas pe

ppm. Laju terbentukn

temperatur dan fuel-o berada dalamflame.

Zhuo, dkk

deposit ash pada ash dapat digunakan untuk

tangensial. Tilting me horizontal sehingga

bar 2.6, terlihat distribusi fraksi massa O2 da

lebih tinggi di bagian tepi furnace. Fraksi gan O2, dimana fraksi massa CO2tinggi di daera

dioutletboiler.

ambar 2.7 Distribusi Fraksi Massa NOx (Choi,

si massa NOx ditampilkan pada Gambar

i pada tengah boiler dimana didaerah tersebut t

s pembakaran terjadi. Diprediksikan konsentrasi

uknya fuel NOx dan thermal NOx sangat t l-oxygen ratio pembakaran, oleh karena itu ter

.

dkk (2002) melakukan penelitian tentang predi

ash hopper ketika menggunakan tilting burner untuk mengatur temperaturreheat steampada boi

mengatur arah burner udara dan bahan bakar ga memungkinkan fire ball dapat bergerak na

dan CO2. Fraksi

raksi massa CO2

erah pusatfurnace

hoi, 2009)

bar 2.7, dimana

but temperatur lebih

asi maksimum 225

t tergantung pada

terbentuknya NOx

rediksi terjadinya

rner. Tilting burner boiler pembakaran

kar terhadap garis

(44)

Model solver yang diguna

digunakan adalah RNG K-ε.

Gambar 2.8

Pada Gambar 2.8

dengan kondisi tilting hor bawah. Ketika tilting diar hopper, aliran ini dapat m hopper. Ketika tilting diara ke bawah.

gunakan adalah SIMPLE dan model turbule

-ε.

r 2.8 Prediksi ProfilFlow(Zhuo, 2002)

2.8 terlihat aliran pada furnace, pada gambar a horizontal, pada gambar b kondisi tilting diar diarahkan ke bawah, terjadi pusaran diatas bot

t membawa oksigen dan solid partikel ke bot arahkan semakin ke bawah maka pusat pusaran

bulensi yang

r a, prediksi

diarahkan ke

(45)

Gambar 2.9 Profil P

Pada Gamba

temperatur pada pusa

zona furnace bagian pembakaran bergerak k

l Prediksi dan Kondisi Nyata Temperatur pada P (Zhuo, 2002)

bar 2.9, ditampilkan profil prediksi dan

pusat furnace. Ketika tilting diarahkan ke bawah, an bawah meningkat, hal ini merupakan impl

ak ke bawah.

a Pusat Furnace

dan kondisi nyata

ah, temperatur di

(46)

Gambar 2.10ContourPr

Pada Gambar 2.10

potongan pusat boiler. Pada

kondisitiltingmengarah ke oksigen difurnacebagian ba

Asotani, dkk (2002)

penyalaan pada boiler tange berkapasitas 40MWe. Fenom

langkah yaitu devolatilisasi

dari kestabilan api. Karakte

boiler dan kondisi operasi

Prediksi Fraksi Oksigen padaVertical Central C Section(Zhuo, 2002)

2.10 menggambarkan prediksi distribusi oksi

da gambar (a) kondisitiltinghorizontal, pada ga ke bawah. Ketikatiltingdiarahkan ke bawah, kon n bawah turun.

2002), melakukan penelitian tentang prediksi

ngentially-fired pulverized coal. Boiler yang di enomena pembakaran batubara dapat dibagi m

sasi dan pembakaranchar. Penyalaan adalah fak kteristik penyalaan tergantung pada tipe batuba

asi. Simulai yang digunakan adalah FLUENT ral

Cross-oksigen pada

da gambar (b)

h, konsentrasi

diksi bentuk

g digunakan

i menjadi 2

aktor krusial

ubara, desain

(47)

model turbulensi k-ε

random walk model. Asotani, dkk

merepresentasikan pe

umumnya sulit untuk

fired boiler karena temperatur ditunjukka

Gambar 2.11 Vec

Pada Gamba

membentuk fire-ball yang dilepas bervariasi

-ε standar dan metode lagrangian, particle t l.

dkk (2002), menggunakan distribusi rosin

perbedaan-perbedaan diameter partikel ba

uk mengamati kondisi penyalaan khususnya pa

na keterbatasan konstruksi. Distribusi kece

ukkan pada Gambar 2.11.

ector Kecepatan dan Distribusi Temperatur pad (Asotani, 2008)

mbar 2.11 terlihat bahwa aliran dari burne ball di pusat furnace. Distribusi temperatur menunj

riasi terhadap tinggifurnace.

e tracking dengan

osin ramler untuk

batubara. Pada

pada tangentially cepatan gas dan

padaFurnace

(48)

Gambar 2.12 L

Pada Gambar 2.12

burner. Terlihat jelas bahw yang bergerak berputar-puta

atas boiler melalui pusatfurnac bagian atas tidak dapat menc

fire-ball, akibatnya waktu pa dan menjadi tidak dapat terba

12 Lintasan Partikel Batubara (Asotani, 2008)

2.12 ditunjukkan lintasan patikel batubara da

hwa banyak partikel batubara dari burner pali utar di bagian bawah boiler kemudian menuju

furnace. Dengan kata lain, partikel batubara da encapai pusatfurnace dan hanya berputar diba u partikel tersebut di dalam boiler menjadi lebi

erbakar sempurna.

dari setiap

aling bawah

nuju ke bagian

dari burner dibagian luar

Gambar

Gambar 2.1.  2.1. Ilustrasi Pembakaran pada Boiler (CCUJ, 200
Gambar 2.2.Gambabar 2.2 Ilustrasi
Tabel 2.1 Klasifikasi Bsi Batubara Berdasarkan Ranking
Gambar 2.3 Skema Proseoses Pembakaran Partikel Batubara (J. Warnatz
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh perbedaan resolusi citra satelit, penggunaan algoritma yang berbeda dan kualitas perairan (khusus- nya

Dalam implementasi tersebut, Jerman memiliki beberapa target untuk memenuhi kebijakan Uni Eropa melalui energiewende.Uni Eropa memberi setiap negara- negara anggota

Kompensasi lansung terdiri dari : Upah atau gaji pokok, Tunjangan tunai sebagai suplemen upah atau gaji yang diterima setiap bulan, Tunjangan hari raya keagamaan, Bonus

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul 0 Hubungan Hasil Belajar

Hasil: Hasil penelitian dengan uji-t didapatkan p &lt; 0.001 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara yoga dan skor kualitas hidup terkait kesehatan,

Dengan cara sama, dalam koordinat silinder dan bola (Gbr.19 dan 20) elemen panjang busur ds adalah diagonal ruang dari elemen volume.3. download on www.enggar.tk Page 179

(2013:5) yang mengungkapkan bahwa daya pragmatik merupakan kekuatan pesan atau makna tersirat yang terkandung di balik ujaran, yang mampu menggerakkan mitra

Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, dimana dibentuk pasukan maréchaussée yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan yang telah mampu