• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisa Aliran Gas-Solid

4.3.2. Analisa Kontour Velocity Magnitude

juga untuk menganalisa kecepatan dengan membua

ctor di pusat boiler masih banyak. Aliran di gian belakang boiler.

, arah vector di bottom ash hoppermencapai sedikit vector kecepatan yang nampak di bot

diprediksikan tidak ada aliran di bottom ash i burner langsung mengarah ke atas, sehingg

terdorong aliran selanjutnya yang keluar dar di pusat boiler dengan kecepatan yang rela mengarah lurus ke atas. Aliran ini tidak meng

liran yang keluar dari burner ke arah pusa nace aliran vector di pusat boiler dominan. Ali h ke bagian belakang boiler.

sudut tilting mempengaruhi lokasi dan jumlah makin ke bawah tilting diarahkan maka alira angkau semakin ke bawah boiler. Pusaran ini m sigen untuk mencapai titik terbawah di boiler.

ng terbawa aliran pusaran akan terbakar di bot in tilting diarahkan ke bawah semakin banya om ash hopper. Oleh karena itu saat tilting

as di bottom ash hopper semakin meningka akin ke atas tilting diarahkan maka aliran pusa hilang, pusaran tampak sudah berada diatas bot pusaran tidak dapat menjangkau bagian bawahbot

l batubara yang terbawa kebottom ash hopper kel batubara yang terbakar di bottom ash hopp diarahkan semakin ke atas panas di bottom ash

Velocity Magnitude

lisa menggunakan vector velocity magnitude di a kontour velocity magnitude. Pengambilan

buat plane pada penampang vertikal boi

n diatas nose ai kecepatan bottom ash ash hopper. hingga aliran dari burner. elatif tinggi, engembang pusat boiker, Aliran diatas h vector di iran pusaran ni membawa er. Sebagian di bottom ash yak partikel ng diarahkan kat. Hal ini n pusaran di s bottom ash hbottom ash hopper tidak ada hopper. Oleh ash hopper

ude diperlukan lan kontour boiler untuk

mengetahui distribusi velocity magnitudeter

(a)

(b)Pada P

Gambar 4.4 K

Pada Gamba ujung bawah boiler,

busi pada aliran flue gas. Hasil pengambila terlihat pada Gambar 4.4.

(a) Pada PenampangIsometricDenganTilting0

da PenampangVerticalDengan Berbagai Sudut

Kontour Kecepatan pada Boiler dengan Batuba

bar 4.4 (a) tampak bahwa kecepatan flue gas r, pojok depan atas boiler dan pojok belaka

bilan data kontour

ng0o

udutTilting

ubara LRC

gas rendah pada akang atas boiler.

Kecepatan flue gas pada uj partikel batubara tidak da langsung menuju keoutletboi rendah karena aliran udara terjebak antara dinding boi tersebut akan muncul olaka boiler rendah karena alira sehingga pada area tersebut kecepatan aliran yang renda dibandingkan area dengan a

Pada Gambar 4.4 berbagai kondisitiltingdenga digunakan adalah 0-30 m/ bentuk fireball memanjang furnace, dan di ujungfirebal sehingga pada saat keluar kecuali pada ujungnose tam flue gaspusatfireball sekit

Pada Gambar 4.4 dengan panjang fireball sudut diujung atasbottom ash hoppe hampir menyentuh dinding meningkat menjadi 14 m/s.

Pada saat tilting -30 berada di tengah furnac waterwalltube. Kecepatanfl

Hal yang berbeda fireball relatif sama denga ujungfireball bawah berada ujungfireballbawah berada aliran. Kecepatanflue gasdi

a ujung bawah boiler rendah karena aliran ud dapat mencapai ujung bawah boiler, aliran etboiler. Kecepatanflue gaspada pojok depan a ara dan partikel batubara berada dalam sudut

boiler dan front panel division superheater, akan kecil. Kecepatan flue gas pada pojok bela

liran udara dan partikel batubara berada pa sebut akan muncul olakan kecil. Pada are endah, diprediksikan temperaturnya akan lebi n aliran kecepatan yang lebih tinggi.

4.4 (b) tampak kontour kecepatan aliran flui dengan bahan bakar batubara LRC. Range colorm

m/s, saat posisi burner mengarah horizonta ng dari burner paling bawah sampai mendeka reball atas mengarah keluar merata ke dinding te

ar furnace kecepatan aliran flue gas tampak tampak meningkat karena efek penyempitan. K kitas 9 m/s.

4.4 (b), saat tilting -15o, panjang fireball rel l sudut tilting 0o, tetapi ujung fireball bawa hopper. Pada kondisi ini,fireballmenjadi lebih nding waterwalltube. Kecepatan flue gas ditenga

/s.

-30o, panjang fireball berkurang drastis, firebal ace. Pada kondisi ini, fireball menyentuh nflue gasditengahfireballmeningkat menjadi 20

da terjadi ketika sudut tilting +15o, walaupun gan panjang fireball sudut tilting 0o, akan tet ada jauh diatas bottom ash hopper, sehingga p ada diujung atasbottom ash hopper tidak ada pe sditepi boiler menurun menjadi 3 m/s.

n udara dan ran tersebut n atas boiler sudut sehingga r, pada area belakang atas pada sudut area dengan lebih rendah fluida pada olormapyang ontal atau 0o, ndekati outlet g tepi boiler, pak homogen . Kecepatan relatif sama wah berada bih besar dan ngah fireball reball hanya ntuh dinding di 20 m/s. upun panjang n tetapi tetapi a pada tetapi da pergerakan

Pada saattilt division superheater kecil.

Partikel batuba menyebabkan partike sebagian dari partike batubara yang terbak terbakarnya partikel ba melewatioutlet furnac

Gambar 4.5 KontourV

Pada Gamba surface outlet furnac tinggi dikarenakan ada kontour kecepatan pada ada di tengah penampa batubara akan terbaw batubara tersebut akan sudut tilting +30o, superheaterakan lebih t

tilting+30o, bentukfireballmemanjang sampai er dan platen superheater dan bentuknya m

tubara yang terbawa pada aliranflue gaskecepa ikel batubara tersebut semakin cepat keluar furna ikel batubara tersebut akan terbakar di luar furnac

bakar diluar furnace akan mengakibatkan t l batubara akan meningkat. Kontour Kecepata urnaceditampilkan pada Gambar 4.5.

ourVelocity MagnitudepadaOutlet FurnacePada Batubara LRC

bar 4.5 tampak bahwa kecepatan flue gas urnace tinggi di sisi ujung nose. Kecepatan diuj

n adanya penyempitan penampang boiler. Hal in pada sudut tilting +30o, pada kontour ini kecepa mpang boiler, pada kondisi ini diprediksikan se bawa keluar furnace dalam kondisi belum te

kan terbakar setelah keluar dari furnace. Oleh , temperatur area panel divison superheat bih tinggi.

pai keluar dipanel menjadi semakin

epatan tinggi akan furnace, sehingga r furnace. Partikel temperatur area patan flue gas saat

ada Boiler dengan

gas yang melewati diujung nose yang l ini berbeda pada epatan tinggi juga n sebagian partikel terbakar. Partikel eh karena itu pada rheater dan platen

4.3.3. Analisa Particle Tr

Dokumen terkait