• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisa Aliran Gas-Solid

4.3.1. Analisa Vector Velocity Magnitude

temperatur tinggi dim aliran udara dan parti akan membentuk fire menjadi lebih panjan menjadi lebih lama. pemerataan distribusi t

Vector kece menganalisa pergerak Pengambilan vetor v pada penampang ver Gambar 4.3.

bar 4.1 terlihat bahwa nilai error cukup kecil, 1,2 dan 8 mempunyai nilai error berturut-turut 12,72

ni mempunyai error yang lebih besar dari 5%, a uk seluruh titik masih dibawah 5% yaitu 4,54%.

anGas-Solid

da boiler dengan menggunakan batubara L na itu pada analisa aliran vector velocity magnitude kukan pada boiler batubara LRC. Pada analisa

boiler batubara LRC dan MRC karena berhubun partikel batubara LRC dan MRC yang berbeda.

ctor Velocity Magnitude

mbakaran partikel batubara akan menghasi dimana flue gasmengalir menuju ke outletboile partikel batubara yang keluar dari keempat sudut

fireball, efek adanya fireball adalah lintasan pa njang, sehingga rentang waktu partikel di are

a. Selain itu, dengan adanya fireball maka busi temperatur diwaterwall tube.

kecepatan aliran fluida dalam boiler dipe rakan partikel batubara yang terbawa udar or velocity magnitude dilakukan dengan membua

vertikal boiler. Hasil vector velocity magnitude

il, lebih kecil dari ut 12,72%, 10,38% , akan tetapi nilai

.

LRC dan MRC agnitudedanvelocity isa particle track hubungan dengan da.

asilkan flue gas boiler. Padafurnace sudut burner boiler partikel batubara area furnace akan aka akan terjadi

diperlukan untuk udara pembakaran. mbuat iso-surface agnitude terlihat pada

Gambar 4.3Vector Veloc

Gambar 4.3 merupa vertikal boiler yang mengg m/s. Secara umum terlihat t vectorpada elevasi burner vector di bottom ash hoppe m/s dan arah vector ke wat hoppernaik ke atas melewa sehingga kecepatan pada a aliran akan sampai ke tepiw tube, aliran di pusat boile paling dominan di tepi boi vertikal.

Pada tilting -15o, a dengan kecepatan 9-20 m/ depanwaterwall tube, dima Pada saat aliran dari bottom

locity Magnitudepada PenampangVerticalpada dengan Batubara LRC

erupakan vector velocity magnitude pada pe nggunakan batubara LRC, dengan range colorm

t terdapat perbedaanvectordi sekitarbottom ash er dan vectordi outlet furnace. Pada saat tilting hopper membentuk pusaran dengan maksimal ke

waterwall tube depan. Pada saat aliran dari bot watiburner, aliran ini akan terdorong ke arah a arah horizontal semakin cepat. Disini terliha piwaterwall tubedan aliran naik di bagian tepi

iler relatif sedikit. Pada outlet furnace, juml boiler. Arah vector di outlet furnace domina

, arah vector di bottom ash hopper membentuk m/s dan jumlah vector juga bertambah denga dimana vector mencapai ujung bawah bottom ash

tom ash hopper naik ke atas melewati burner,

pada Boiler penampang olormap 0-30 ash hopper, lting 0o, arah kecepatan 9 i bottom ash ah horizontal rlihat bahwa piwaterwall umlah vector inan ke arah ntuk pusaran gan arah ke ash hopper. burner, aliran ini

bertumbukan dengan berubah, sebagian aka pusat boiler. Disini te aliran naik di bagian t mengembang akan t sehingga pada saat di vectornya. Pada outle tepi boiler. Arah vect nosevectormengarah k

Pada tilting -mempunyai kecepatan mengarah ke bawah da saat aliran dari bottom bertumbukan dengan berubah, sebagian aka pusat boiler. Disini te waterwall tubedan al aliran di pusat boiler pusat boilr oleh aliran cukup mengembang dominan di antara pusa furnacedominan ke a boiler.

Pada tilting + terendah di boiler da hopper, sehingga dapa Aliran yang keluar tersebut akan semaki Aliran ini membentur sehingga aliran terse mengembang walaupun

an aliran yang keluar dari burner, sehingga a akan mengarah ke tepi boiler dan sebagian aka ni terlihat bahwa aliran akan sampai ke tepi wat

n tepiwaterwall tube, sedangkan aliran di pusa n tetapi belum cukup mengembang saat di

t di outlet furnace bagian tepi boiler tidak dom outlet furnace, jumlah vectordominan di antara pusa

ector di outlet furnace dominan ke arah vertika rah ke belakang boiler.

ng -30o, arah vector membentuk pusaran di bot tan 9-20 m/s akan tetapi jumlah vector sema h dan sebagian arahnya menembussurfacedindi bottom ash hopper naik ke atas melewati burne

an aliran yang keluar dari burner, sehingga a akan mengarah ke tepi boiler dan sebagian aka ni terlihat bahwa aliran ke waterwall tube bertum

n aliran naik dengan arah menyerong ke pusat boi boiler terlihat mengembang akan tetapi aliran ini ran dari tepi boiler yang menyerong ke dalam,

g saat di outlet furnace. Pada outlet furnace pusat boiler dan tepi boiler relatif sedikit. Arah e arah vertikal tetapi di atas nose vectormenga

ng +15o, arah vector dibottom ash hopper menc dan sedikit vector kecepatan yang nampak dapat diprediksikan tidak ada aliran di bottom

r dari burner langsung mengarah ke atas, akin terdorong aliran selanjutnya yang kelua ntur bagian tepi boiler dengan kecepatan yan

rsebut berbalik arah ke pusat boiler. Aliran upun belum sepenuhnya saat keluar furnace

arah vector akan akan mengarah ke aterwall tubedan pusat boiler terlihat di outlet furnace, k dominan jumlah ra pusat boiler dan tikal tetapi di atas

bottom ash hopper makin banyak dan dinding boiler. Pada burner, aliran ini arah vector akan akan mengarah ke rtumbukan dengan t boiler, sedangkan n ini terdorong ke , sehingga belum urnace, jumlah vector ahvectordi outlet garah ke belakang

encapai kecepatan pak di bottom ash bottom ash hopper. s, sehingga aliran keluar dari burner. ang relatif tinggi, ran ini kemudian urnace, sehingga saat

keluar furnace aliran vector langsung mengarah ke bagia

Padatilting +30o, a terendah di boiler dan sedi hopper, sehingga dapat di Aliran yang keluar dari burne tersebut akan semakin ter Aliran sebagian besar di sehingga vector aliran me dikarenakan dorongan alir sehingga saat keluar furnac nose langsung mengarah ke

Perubahan sudut bottom ash hopper. Sema semakin besar dan menjang partikel batubara dan oksig dari partikel batubara yang hopper, sehingga semakin yang terbakar di bottom semakin ke bawah panas berlaku sebaliknya, semaki bottom ash hopper akan hi hopper,sehingga aliran pusa hopper. Sehingga partikel ba sehingga tidak ada partikel karena itu saat tilting diar semakin menurun.

4.3.2. Analisa KontourVe

Dokumen terkait