• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Page 112

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN

PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KABUPATEN PANDEGLANG

Anni Suciawati*

*Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan. Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang mempunyai cakupan pertolongan

persalinan terendah, yaitu 50,95%, dan salah satu Kecamatan yang cukup rendah cakupan

pertolongan persalinan adalah Kecamatan Picung, yaitu hanya 59,5%. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan di wilayah

kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015. Metode.Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

bersalin pada bulan Oktober - Desember tahun 2015 yaitu berjumlah 145 orang, sampel

penelitian yaitu sebanyak 59 responden, teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang diperoleh langsung dari responden,

kemudian diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil :terdapat hubungan yang

bermakna antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, sosial ekonomi ibu, sosial budaya ibu,

dan dukungan suami ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas

Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015 dimana semua nilai p

value

< α. Responden yang

memilih penolong persalinan ke non tenaga kesehatan lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang memilih penolong persalinan ke tenaga kesehatan. Ibu-ibu di wilayah kerja

Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang belum mempunyai kesadaran yang cukup tentang

bahaya persalinan dan belum mengetahui bahwa persalinan yang aman sebaiknya dilakukan

oleh tenaga kesehatan.

Kata kunci: Persalinan, Penolong Persalinan, Ibu Hamil

FACTORS RELATED TO THE ELECTION OF BIRTH OF LABOR IN THE WORK

AREA PICUNG HEALTH CENTERS OF PANDEGLANG DISTRICT BANTEN

PROVINCE 2015

ABSTRACT

Introduction: Pandeglang is an area that has the lowest coverage of childbirth care, namely

50.95%, and one subdistrict with low coverage of deliveries is Picung District, which is only

59.5%. This study aims to determine the factors that influence the selection of birth attendants

in Picung Health Centers of Pandeglang 2015. Method: The design used in this research is

cross sectional. The population are all Childbirth mothers in October to December 2015

which amounted to 145 people, samples as many as 59 respondents, the sampling technique is

done randomly. Data were collected using questionnaires obtained directly from respondents,

then processed and analyzed by univariate and bivariate. Result: There is a significant

association between maternal age, maternal education, maternal attitudes, mother's social

economy and culture, and support from the mother's husband with the election of birth

attendants in Picung Health Centers of Pandeglang 2015 in which p

value

of all grades < α.

Respondents who choose the helpers of delivery to non-health workers more when compared

with respondents who choose auxiliary delivery to health workers. mothers in the work area

of Puskesmas Pandeglang Banten not have enough awareness about the dangers of labor and

not yet know that safe delivery should be done by health personnel.

(2)

Page 113 LATAR BELAKANG

Indonesia menempati urutan keempat tertinggi AKI pada tahun 2014 jika dilihat dari negara-negara berkembang dunia, yaitu 390 per 100.000 penduduk setelah Nepal (865 per 100.000 penduduk) dan Buthan (710 per 100.000 penduduk) dan India (630 per 100.000 penduduk). Keadaan ini menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan ibu di Indonesia masih sangat memprihatinkan, hal ini terlihat dari status kesehatan ibu dan anak serta tingginya angka kematian ibu akibat persalinan, rendahnya cakupan antenatal care dan permasalahan yang paling utama adalah pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga berlatar belakang non medis atau yang kerap disebut dukun bayi (Depkes RI, 2014).

Fokus penurunan AKI di Indonesia dilaksanakan pada kegiatan yang mencakup tiga pesan dalam program MPS, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat serta setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah resiko terjadinya kematian, oleh karena itu sasaran dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2013).

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015 mencatat cakupan persalinan pada tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 82,94% sedangkan tahun 2015 menjadi 84,07%. Meskipun mengalami peningkatan, namun belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90%. Sedangkan untuk jenis penolong persalinannya, 18,52% ditolong oleh dokter, 64,96% ditolong oleh bidan, 0,95% ditolong oleh tenaga kesehatan lain, 30,27% ditolong oleh dukun, 20,69% ditolong oleh famili, dan 0,24% ditolong oleh lainnya. Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan memiliki kontribusi terhadap meningkatnya AKI (Depkes RI, 2015).

Data Dinas Provinsi Banten (2015) menunjukkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 66,1% dengan jenis penolong persalinan, 9,2% ditolong oleh dokter, 55,4% ditolong oleh bidan, 1,5%

ditolong oleh tenaga kesehatan lain, 21,3% ditolong oleh dukun, dan 0,5% ditolong oleh lainnya (Dinkes Banten, 2015). Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai cakupan pertolongan persalinan terendah, yaitu 50,95%, dan salah satu Kecamatan yang cukup rendah cakupan pertolongan persalinan adalah Kecamatan Picung, yaitu hanya 59,5%. Hal ini disebabkan oleh belum efektifnya penempatan bidan-bidan di desa-desa yang belum ada fasilitas kesehatannya, di samping proporsi bidan yang belum sesuai dengan jumlah penduduk, yaitu hanya 9,2/100.000 penduduk, artinya dalam 100.000 penduduk dilayani oleh 9 orang bidan, selain itu juga masih adanya praktek-praktek dukun bayi yang melakukan persalinan, sehingga berpotensi terhadap kematian ibu dan bayi, apalagi dukun bayi tersebut belum terlatih dan tidak menggunakan peralatan medis yang steril. Kondisi ini sangat didukung oleh minimnya sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Picung, yaitu hanya 1 puskesmas induk dan 1 Puskesmas pembantu dan tidak semua desa memiliki fasilitas pelayanan kesehatan (Dinkes Pandeglang, 2014).

Berdasarkan hasil Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang pada bulan Oktober tahun 2015, melalui wawancara kepada beberapa ibu bersalin yang berobat ke Puskesmas, diketahui bahwa ada sebagian ibu hamil di tempat dia tinggal melakukan pertolongan persalinan pada dukun, dengan pertimbangan faktor ekonomi, dimana mereka mempunyai persepsi bahwa jika melakukan pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter membutuhkan biaya yang besar dibandingkan dengan pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang tahun 2015.

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari dinamika hubungan antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Notoatmodjo,

(3)

Page 114 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu bersalin yang ada di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang pada bulan Oktober - Desember tahun 2015 yaitu berjumlah 145 orang. pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan

sampel secara sengaja sesuai dengan

persyaratan sampel yang diperlukan. HASIL PENELITIAN

Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji chi

square menggunakan hitungan statistik yang

sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05. Tabel 1. Hubungan antara Umur Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan

Umur Ibu Pemilihan penolong persalinan

Jumlah P. Value

Non Askes Askes n %

n % n %

>30 Tahun 31 79,5 8 20,5 39 100 0,000 ≤30 Tahun 5 25,0 15 75,0 20 100

Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten

Pandeglang tahun 2015

.

Tabel 2. Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Pendidikan Ibu Pemilihan penolong

persalinan

Jumlah P. Value

Non Askes Askes n %

n % n %

Rendah 32 86,5 5 13,5 37 100 0,000

Tinggi 4 18,2 18 81,8 22 100

Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100

Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P

Value = 0,000. Dimana nilai P Value lebih

kecil dari pada nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara pendidikan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten

Pandeglang tahun 2015.

Tabel 3. Hubungan antara Sikap Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Sikap Ibu Pemilihan penolong

persalinan

Jumlah P. Value

Non Askes Askes n %

n % n %

Tidak setuju 28 80,0 7 20,0 35 100 0,000

Setuju 8 33,3 16 66,7 24 100

Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015.

(4)

Page 115 Tabel 4. Hubungan antara Sosial Ekonomi Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan

Sosial Ekonomi Ibu

Pemilihan penolong persalinan

Jumlah P. Value

Non Askes Askes n %

n % n % Pendapatan rendah 32 80,0 8 20,0 40 100 0,000 Pendapatan Tinggi 4 21,1 15 78,9 19 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P Value = 0,000. Dimana nilai P Value lebih kecil dari pada nilai α (0,000 < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

sosial ekonomi ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015.

Table 5. Hubungan antara Sosial Budaya Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan Sosial Budaya

Ibu

Pemilihan penolong persalinan

Jumlah P. Value

Non Askes Askes n %

n % n % Tidak mempengaruhi 13 46,4 15 53,6 28 100 0,029 Mempengaruhi 23 74,2 8 25,8 31 100 Jumlah 36 61,0 23 39,0 59 100

Dari hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai P

Value = 0,029. Dimana nilai P Value lebih

kecil dari pada nilai α (0,029 < 0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara sosial budaya ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015 .

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 59 orang ibu di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015, ibu yang memilih penolong persalinan ke non nakes sebanyak 36 orang (61%) dan ibu yang memilih penolong persalinan ke nakes sebanyak 23 orang (39%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memilih penolong persalinan ke non tenaga kesehatan lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memilih penolong persalinan ke tenaga kesehatan. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten belum mempunyai kesadaran yang cukup tentang bahaya persalinan dan belum mengetahui bahwa persalinan yang aman sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Didapat hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, sosial ekonomi ibu, sosial budaya ibu, dan dukungan suami ibu dengan pemilihan penolong

persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari 6 variabel yang telah diteliti didapat hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur ibu, pendidikan ibu, sikap ibu, sosial ekonomi ibu, sosial budaya ibu, dan dukungan suami ibu dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2015.

Saran

Pendekatan oleh petugas kesehatan di Puskesmas Picung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dalam meningkatan kegiatan promosi dan penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil beresiko dan penyelenggaraan konseling bagi ibu hamil serta penyuluhan

(5)

Page 116 tentang pentingnya pemeriksaan dan

pertolongan persalinan oleh tenaga medis seperti bidan.

KEPUSTAKAAN

Depkes RI. (2012). Buku Saku Bidan Desa. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. _________. (2013). Pedoman Pelatihan

Dukun Bayi. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.

_________. (2014). Hasil Survei Kesehatan

Nasional (SUSENAS) Tahun 2014.

Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta. _________. (2015). Profil Kesehatan

Indonesia 2015. Pusat Data Kesehatan.

Jakarta

Depkes RI dan United Nations Population

Fund (UNFPA). (2011). Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang

Kesehatan Reproduksi. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2014).

Profil Kesehatan Provinsi Banten

Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.

(2014). Profil Kesehatan Kabupaten

Pandeglang

Natoatmodjo, S. (2007). Pengantar Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka

Cipta. Jakarta.

____________. (2010). Metode Penelitian

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

WHO. (2013). Matertnal and Reproduktif

Health,

http://www.who.int/gho/maternalhealth/ en/index.html2013. Diakses pada tanggal 22 November 2015.

______. (2014). The Millennium Development

Goals for Health: A Review of the Indicators, Jakarta, disadur oleh Pusat

Data Depertemen Kesehatan RI, Jakarta .

Gambar

Tabel 1. Hubungan antara Umur Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan  Umur Ibu  Pemilihan penolong
Tabel 4. Hubungan antara Sosial Ekonomi Ibu dengan Pemilihan Penolong Persalinan  Sosial Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan tersebut, dapat pula disimpulkan pada umpan campuran terdapat senyawa PAH yang berkurang kelarutannya pada kondisi pH&lt;5 akibat pembentukan

Implementasi Vigenere Chiper pada bahasa pemrograman C++ dapat dibuat dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan rumus, kedua menggunakan array.. dua dimensi, dan

Merupakan produk pembiayaan untuk masyarakat yang menggunakan valuta rupiah, pembiayaan ini diperuntukan bagi karyawan tetap pada sebuah perusahaan yang

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar disajikan sebagai (beban)/penghasilan lain-lain di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

RAPID TE ST DAN SW A B POLYM ERASE CHAINREACTION SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS DISEASE-2. PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM

Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS RUPIAH PLUS dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka formulir pemesanan pembelian

Jadi bisa disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan sub sistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, yang bertujuan