• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan dan Dampak Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lies Sudibyo

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Bangun Nusantara. Jl Letjen Sujono Humardani No. 1 Jombor Sukoharjo 57521. Telp.+62-0271593156, fax. +62-0271-591065

Abstrak

Pendidikan merupakan hak asasi manusia (HAM) sebagaimana diatur dalam Pasal 28C UUD 1945 yakni bahwa setiap warga negara berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Untuk melaksanakan ketentuan pasal-pasal UUD 1945 tersebut dikeluarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Salah satu upaya untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan ketentuan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah menggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain melalui cara pembelajaran e-learning atau juga cara pembelajaran

distance learning. Komponen teknologi informasi merupakan subsistem yang terbentuk

sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dibutuhkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware). Teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari sistem elektronik seperti yang diatur dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Peranan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan menurut PUSTEKKOM meliputi teknlogi informasi sebagai; ketrampilan (skill) dan kompetensi, sebagai infrastruktur pendidikan, sumber bahan ajar, alat bantu dan fasilitas pendidikan, dan manajemen pendidikan. Sedang dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi meliputi dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif harus diatasi oleh penyelenggara pendidikan (sekolah, guru), orang tua, dan pemerintah.

Kata-kata kunci : Teknologi informasi, Pendidikan Pendahuluan

Sebagaimana telah diketahui umum bahwa negara memiliki tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang berbunyi “…, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan …. Tujuan nasional ini kemudian dijabarkan dalam Pasal 31 ayat (1) “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, dan ayat (5) “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia” (UUD 1945 Hasil Amandemen). Apabila dikaitkan

dengan hak asasi manusia (HAM) maka memperoleh pendidikan ini merupakan hak setiap Warga Negara Indonesia seperti yang diatur dalam Pasal 28C Undang-Undang Dasar 1945 ayat (1) “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”

(2)

Amanat Undang-Undang Dasar 1945 ini harus dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia yakni dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.Pasal 1 ayat (1) ini mengamanatkan bahwa pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan pemerintah dan pemerintah daerah, bahkan juga masyarakat terencana, terpadu dan berkesinambungan. Untuk itu Pasal 11 ayat (1) menetapkan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (UU No. 20 Tahun 2003).

Upaya pemerintah untuk melaksanakan amanat UUD 1945 dan UU No. 20 Tahun 2003 tersebut di atas antara lain dengan menerapkan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan agar terselenggara pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara benar-benar terwujud. Mengenai teknologi informasi ini telah diatur melalui UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) di dalam Pasal 1 ayat (3) ditetapkan “Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi”(UU No. 11 Tahun 2008).

Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa memiliki dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa beda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya, di mana sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu, berbagai aplikasi tercita untuk memfasilitasinya. Namun demikian dampak negatif teknologi informasi juga harus diperhatikan, karena dengan penggunaan teknologi informasi ini orang akan semakin mudah melakukan kecurangan atau pelanggaran demi keuntungan pribadi, misalnya yang sekarang sedang menjadi perhatian dunia akademis adalah plagiasi karya orang lain.

Di Indonesia yang termasuk sebagai negara berkembang di mana ketersediaan infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan setiap orang untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Kesediaan infrastruktur ini sangat terasa di daerah-daerah yang proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal ini disebabkan di Indonesia penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum merata, hanya di kota-kota besar saja yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah perkembangan pendidikan menjadi terhambat dan juga tidak merata (Dede Yahya, 2011).

Informasi melalui media internet bisa menjadi salah satu kunci untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara lain. Melalui penggunaan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan. Metode yang mulai diterapkan yaitu cara pembelajaran e-learning atau juga cara pembelajaran distance learning. Cara belajar

(3)

dengan sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas di berbagai daerah di Indonesia.

Indonesia yang notabene adalah sebuah negara berkembang dengan penduduk yang besar tentu mengalami banyak kendala dalam hal pendidikan. Kendala dapat berasal dari kurikulum yang sering berubah, sehingga juga akan berpengaruh terhadap sistem pembelajaran dalam sekolah. Para pendidik seringkali kebingungan dalam menyikapi hal tersebut dan dampaknya akan langsung menuju kepada peserta didik. Hal ini menjadi masalah yang serius menimpa dunia pendidikan Indonesia sekarang ini yakni menjadikan rendahnya mutu pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011, peringkat pendidikan Indonesia berada di posisi 69 di antara 127 negara di dunia. Bahkan Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darusalam yang berada di peringkat 34, sedangkan yang masuk kelompok pencapaian tinggi adalah Jepang pada posisi satu di dunia. Di sinilah ada celah bagi teknologi informasi untuk berperan atau berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Peranan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Perubahan lingkungan luar dunia pendidikan, mulai lingkungan sosial, ekonomi, teknologi, sampai politik mengharuskan dunia pendidikan memikirkan kembali bagaimana perubahan tersebut mempengaruhinya sebagai sebuah institusi sosial dan bagaimana harus berinteraksi dengan perubahan tersebut. Salah satu perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan adalah hadirnya teknologi informasi (Nella Hutasoit, 2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan di mana memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan menajemen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam menguasai teknologi informasi, mulai dari ketrampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM, dan sebagainya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg dalam G. Gunawan (2009), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi maka ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, 3) dari kertas ke “on line” atau saluran, 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, 5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Dalam proses pendidikan, komunikasi dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru/dosen dan siswa/mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru/dosen dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa/mahasiswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang

(4)

maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau “pengajaran maya”, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popular saat ini ialah e-learning, yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet.

Dalam dunia pendidikan keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM, 2006). Untuk itulah maka peran teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan meliputi: 1) teknologi informasi sebagai ketrampilan (skill) dan kompetensi, 2) teknologi informasi sebagai infrastruktur pendidikan, 3) teknologi informasi sebagai sumber bahan ajar, 4) teknologi informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, 5) teknologi informasi sebagai manajemen pendidikan, 6) teknologi informasi sebagai sistem pendukung keputusan.

Teknologi informasi dalam pendidikan bisa dipahami sebagai suatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganilisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia (Sukadi, 2008). Sejalan dengan itu, maka lahirnya teknologi informasi dalam pendidikan diawali adanya masalah dalam pendidikan itu sendiri. Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini adalah meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan kualitas/mutu pendidikan, relevansi dan efisiensi pendidikan. Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh dunia pendidikan di Indonesia mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi adalah masalah “kualitas/mutu”. Untuk itu ada tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan untuk pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem, berorientasi pada siswa/mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar.

Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam perancangan pembelajaran diperlukan langkah-langkah procedural yang meliputi; identifikasi masalah,analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran. Prinsip berorientasi pada siswa/mahasiswa berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa/mahasiswa. Sedangkan, prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran siswa/mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengeahuan dan ketrampilan yang dibutuhkannya.

Terkait dengan teknologi informasi dalam upaya memodernisasi pendidikan menurut Resnick (2002) ada tiga hal yang sangat penting, yaitu: 1) bagaimana kita belajar (how people learn), 2) apa yang kita pelajari (what people learn), 3) kapan dan di mana kita belajar (when and where people learn). Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut, maka peran teknologi informasi dalam memodernisasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan. Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, maka

(5)

jawabannya adalah terkait dengan metode atau model pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru/dosen dengan siswa/mahasiswa sangat menentukan model pembelejaran. Saat ini terjadi perubahan paradigm pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru/dosen dan peran guru/dosen dalam proses pembelajaran. proses pembelajaran seharusnya tidak mutlak bergantung pada guru/dosen lagi (instructor

dependent), tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student centered learning).

Guru/dosen tidak lagi dijadikan rujukan semua pengetahuan, tetapi lebih sebagai fasilitator.

Peranan yang dapat dilakukan teknologi informasi (TI) dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, internet, intranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (W. Stallings, 2000).

E-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan

memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa/mahasiswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti yang termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara

demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa”

Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: komplementer dan substitusi. Komplementer mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih berjalan, tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan teknologi informasi (TI). Sedangkan yang subtitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan teknologi informasi (TI). Saat ini regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nsional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, di mana

e-learning dapat masuk memainkan peran. Enam prinsip di atas sangat penting untuk

diingat agar e-learning betul-betul tepat sasaran dan mampu menggugah semangat belajar peserta didik dalam mengarungi samudra ilmu pengetahuan.

Sehubungan dengan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, maka pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan meliputi: 1) Berbagi hasil penelitian, 2) Konsultasi dengan pakar, 3) Perpustakaan online, 4) Diskusi online, 5) Kelas online (Jamal Makmur Asmani, 2011: 145-149). TIK khususnya internet telah banyak digunakan sebagai sumber informasi untuk menunjang pendidikan. Internet telah dimanfaatkan untuk menyebarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan di belahan dunia berbeda. Hal ini memungkinkan suatu hasil penelitian yang dilakkan oleh ahli di suatu negara dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh orang lain di belahan dunia yang lain. Saling berbagi hasil penelitian juga dapat mencegah terjadinya penelitian serupa yang berulang atau plagiasi. Internet juga banyak dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan pakar-pakar yang berada di tempat lain. Jaringan global yang hampir tanpa batas ini menyebabkan ruang dan jarak bukan lagi menjadi masalah. Seorang mahasiswa konsultasi dengan dosen pembimbing dapat melalui layanan e-mail,

chatting, ataupun mailing list di internet. Perpustakaan online adalah perpustakaan dalam

bentuk digital yang ditempatkan di internet. Perpustakaan online memungkinkan seseorang mahasiswa/siswa dapat mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan dengan

(6)

mudah, tanpa harus dibatasi oleh jarak dan waktu. Diskusi online adalah diskusi yang dilakukan di internet. Aplikasi diskusi online memungkinkan para pembelajar dapat saling bertukar pikiran, tanpa harus berkumpul di suatu tempat. Aplikasi kelas online dapat digunakan bagi lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh seperti Universitas Terbuka dan sekolah-sekolah terbuka (SMP Terbuka). Materi pelajaran dibuat interaktif dan menarik, sehingga kualitas belajar di kelas online tidak kalah dengan kualitas belajar di kelas biasa.

Dalam perkembangan lebih lanjut, Alavi dan Gallupe dalam St. Mulyanta dan Marlon Leong(2009) mengemukakan tujuan dan peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan sebagai berikut : 1) Tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pendidikan : memperbaiki competitive

positioning; meningkatkan brand image; meningkatkan kualitas pembelajaran dan

pengajaran; meningkatkan kepuasan siswa; meningkatkan pendapatan; memperluas basis siswa; meningkatkan kualitas pelayanan; mengurangi biaya operasi; serta mengembangkan produk dan layanan baru.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi di bidang teknologi informasi (TI) untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pendidikan meliputi a) Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi, b) Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Infrastruktur Pembelajaran, c) Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Sumber Belajar. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi meliputi: 1) Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi dan keahlian menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, 2) Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pembelajaran, 3) Menbagi pengetahuan antara satu peserta didik dengan yang lainnya, bersifat mutlak dan tidak berkesudahan, 4) Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pengajar, peserta didik, dan stakeholder, 5) Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu. Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai infrastruktur pembelajaran meliputi meliputi: 1) Saat ini bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia, 2) Peserta didik dan juga instruktur secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lain, 3) Proses pembelajaran seharusnya dapat dilakukan di mana dan kapan saja, 4) Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pembelajaran, 5) The network is the school akan menjadi fenomena baru dalam dunia pendidikan. Teknologi

Informasi dan Komunikasi sebagai Sumber Belajar.

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya, para pengajar tersebar di berbagai belahan dunia, buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbarui secara kontinu. Maka menurut St. Mulyanta dan Marlon Leong (2011) ada sepuluh peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sumber bahan ajar, yaitu sumber ilmu pengetahuan, tempat bertemunya para pembelajar, melahirkan inisiatif dalam kegiatan belajar-mengajar, alat pendukung mengatasi keterbatasan pancaindera, bagian yang tidak terpisahkan dari kerangka kurikulum, penyeimbang gaya belajar individu, pengelolaan Institusi Pendidikan, pengelola Institusi Pendidikan, menjadi instruktur institusi pendidikan, mengubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan.

(7)

Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Di dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi informasi mulai dirasakan mempunyai dampak baik positif maupun negatif, sebagai akibat dari berkembangnya teknologi informasi itu sendiri. Banyak hal yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya, dikarenakan pemanfaatan teknologi informasi tersebut. Sehingga dalam dunia pendidikan keberadaan sistem informasi dan komunikasi merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari aktivitas pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan harus memiliki komponen-komponen yang diperlukan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa/mahasiswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, sumber daya manusia (tenaga pendidik), dan biaya operasi. Sedangkan system komunikasi dan informasi terdiri dari komponen-komponen pendukung lembaga pendidikn untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan. Untuk itulah PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi ) Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan menyatakan dampak positif pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan adalah untuk mengatasi masalah sebagai berikut : 1) Masalah geografis, waktu dan sosial ekonomis Indonesia, 2) Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, daerah tropis dan pegunungan, hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata, 3) Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya, 4) Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional, 5) Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi, 6) Teknologi informasi dan komunikasi akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu, sehingga akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan menurut Christyn Elisabeth Siagian (2012) dapat dibedakan menjadi dua, yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah: informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan, inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis

teleconference yang tidak mengahruskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam

satu ruangan, sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem telnologi informasi dan komunikasi.

Dampak negatif teknologi informasi dalam dunia pendidikan, antara lain: kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan, walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal, salah satu dampak negatif televise adalah melatih anak

(8)

untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span

of attention).

Terkait dengan dampak negatif dari teknologi informasi yang perkembangannya semakin meningkat namun memiliki kekurangan. Misalnya, pada e-learning yang dapat menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, atau juga menyebabkan terciptanya individu yang bersifat individual karena sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri. Bahkan dimungkinkan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi dan dibina, sehingga lambat laun etika dan manusia khususnya para peserta didik akan menurun drastic, serta hakikat manusia yang utama yaiu sebagai makhluk sosial akan tergerus.

Di samping itu, karena seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi informasi dengan optimal, tetapi malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi, game online. Bahkan dapat terkena cyber-relational addiction ialah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan

virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam

dunia nyata. Kemudian juga bisa terkena information overload, yakni menemukan informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sehingga rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi yang ada, yang akhirnya dapat membuat seseorang kecanduan, terutama menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Hal-hal ini jelas sangat menghambat berkembangnya pendidikan dalam teknologi informasi dan komunikasi.

Untuk itu dapat dilihat beberapa dampak negatif dari pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan antara lain: 1) Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet) mereka secara tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free, maka sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah perhatian dari orang tua juga sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma agama sebagai landasan hidup. 2) Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi, misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara) dengan media internet. 3) Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik bagi pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini dapat dilihat misalnya pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-learning. Di mana sistem pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak maksimal (Jamal Makmur Asmani, 2011).

Upaya Mengatasi Dampak Negatif Pemanfaatan Teknologi Informasi di Dunia Pendidikan di Indonesia

Agar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan lebih optimal dan dilaksanakan dengan baik dan benar berikut ini ada beberapa upaya untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan menurut Dimas Pria Andika (2012),

(9)

antara lain : 1) Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan teknologi informasi, 2) Tidak menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library namun juga masih berkunjung ke perpustakaan, 3) Pihak-pihak pengajar baik guru, dosen, maupun orang tua memberikan pembelajaran etika dalam ber-teknologi informasi dan komunikasi agar dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika, 4) Pemerintah sebagai pengendali sistem-sistem informasi seharusnya lebih peka dan menyaring informasi apa saja yang dapat doakses oleh para peserta didik di dunia maya, 5) Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan cyber task yang bertugas untuk menentukan standar operasi penegndalian dalam penerapan teknologi informasi. Hal ini meliputi keamanan teknologi, sistem rekap data, serta fungsi pusat penanganan bencana (Dede Yahya, 2011), 6) Menghindari penggunaan telepon selular berfitur canggih oleh anak-anak di bawah umur dan lebih mengawasi pemakaiannya. Terkait dengan televisi: orang tua harus mewaspadai muatan pornografi, memperhatikan batasan umur penonton pada film yang tengah ditayangkan, mengaktifkan penggunaan fasilitas Parental Lock pada TV kabel atau satelit, menghindari penempatan TV pribadi di dalam kamar. Terkait dengan komputer dan internet: orang tua hendaknya mewaspadai muatan pornografi digital (online maupun offline), orang tua hendaknya mewaspadai kekerasan pada game, cek history browser pada komputer anak untuk melihat apa saja yang sudah dilihatnya, meletakkan komputer pada tempat yang dapat diawasi, hindari penempatan komputer di dalam kamar, jika terpaksa meletakkan komputer dalam kamar anak, jangan melengkapi dengan fasilitas internet, perbanyak buku yang bersifat edukatif di rumah.

Masalah lain yang muncul dari penggunaan teknologi informasi ini adalah asimetri akses, yakni akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumber daya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumber daya yang terbatas. Secara umum sekolah di kota-kota besar dengan fasilitas teknologi informasi yang memadai akan sangat jauh kesenjangannya dengan sekolah di daerah yang sangat terbatas akses teknologi informasinya, di mana peserta didik akan memiliki kemampuan akademik yang berbeda pula.

Data di Kementerian pendidikan Nasional dan Kebudayaan menunjukkan bahwa sebanyak 90% SMA dan 95% SMK telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang dari 25% SMA dan 10% SMK yang telah terhubungkan dengan internet. Di tingkat perguruan tinggi, data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa kesadaran dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. Analisis terhadap proposal teaching grant baru 29,69% yang memanfaatkan media berbasis teknologi komputer. Ketersediaan media berbasis teknologi informasi juga masih terbatas, hanya 15,54% perguruan tinggi negeri (PTN) dan 16,09% perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki ketersediaan media berbasis teknologi informasi. Sekitar 16,65% mahasiswa dan 14,59% dosen yang mempunyai akses terhadap teknologi informasi. Dari data statistic tersebut dapat dikatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.

(10)

Penutup

Peranan Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia antara lain meliputi : a) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai ketrampilan (skill) dan kompetensi, b) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai infrastruktur pembelajaran, c) Teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber belajar, d) Teknologi informasi sebagai alat bantu dan fasilitas pendidikan, e) Teknologi informasi sebagai manajemen pendidikan.

Dampak yang timbul dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan meliputi dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya meliputi : a) Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pendidikan, b) Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan, c) Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan memungkinkan berkembangnya kelas

virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan pendidik dan

peserta didik berada dalam satu ruangan, d) Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem teknologi informasi ini. Sedang dampak negatifnya antara lain : a) Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan, b) Walaupun system administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan system tersebut akan berakibat fatal, c) Dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention), d) Pelajar ataupun juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan, e) Terjadinya tindakan criminal di dunia maya (cyber crime), f) Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, misalnya dalam kelas virtual atau e-learning, peserta didik cenderung kurang aktif karena tidak berinteraksi langsung dengan pengajar. Upaya mengatasi dampak negatif pemanfaatan teknologi informasi di dunia pendidikan dengan cara : a) Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan khususnya untuk anak di bawah umur, b) Tidak menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, dalam arti misalnya tidak hanya men-download e-book, tetapi tetap membeli buku-buku cetak sebagai referensi, c) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal tetapi tanpa menghilangkan etika, d) Pemerintah harus peka dalam memfilter/menyaring informasi yang dapat diakses oleh peserta didik, e) Menegakkan fungsi hukum yang berlaku, misalnya pembentukan cyber task yang bertugas untuk menentukan standar operasi pengendalian dalam penerapan teknologi informasi, meliputi keamanan teknologi, sistem rekap data, serta fungsi pusat penanganan bencana, f) Menghindari penggunaan telepon selular berfitur canggih oleh anak-anak di bawah umur dan lebih mengawasi pemakaiannya.

(11)

Daftar Rujukan

--- 2011. Naskah Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen. Yogyakarta : Andi Offset.

--- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

--- Naskah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Christyn Elisabeth Siagian. 2012. Website

http://11094christinelisabeth.blogspot.com/2012/06/

Dede Yahya, 2011, Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang

Pendidikan di Indonesia, website http://www.dedyahya.com/2011/10/

Dimas Pria Andika, 2012, Makalah: Dampak TIK dalam Dunia Pendidikan,website http://dimaspria.blogspot.com/2012/02/16, hlm. 5

Fajri Agusman, 2010, Pemanfaatan Teknologi Informasi, pada situs http://fajriagusman.blogspot.com.

Gunawan, G. 2009. Pentingnya Teknologi Informasi dalam pendidikan. Situs http: www.cianjurcybercity.com/2009/01/09/

Jamal Makmur Asmani, 2011, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan

Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Yogyakarta: Diva Press.

Nella Hutasoit, website http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/23/

PUSTEKKOM, 2006, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses

Pembelajaran, Jakarta: Depdiknas.

Resnick, 2003, Using Information Technology A Practical Introduction to Computers &

Communications (terjemahan Iwan Sofana), Jakarta: Informatika.

St. Mulyanta dan Marlon Leong. 2009. Membangun Multimedia Interaktif; Media Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Sukadi, 2008, Progressive Learning; Learning by Spirit, Bandung: MQ Publishing. W Stallings, 2000, Education and Computer Communications, 6thEd, Prentice-Hall Inc.

Referensi

Dokumen terkait

(2001) melaporkan bahwa dengan menggunakan uji serum netralisasi, 17% P. vampyrus di Malaysia positif terhadap virus Nipah. Oleh karena itu, apabila di Indonesia dapat

KA TA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerah-Nya yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

“Peksos menjadi faktor strategis dalam perubahan sosial masyarakat, sehingga dalam pegaulan global yang difasilitasi organisasi-organisasi internasional telah mendorong

(2) Efektifitas penggunaan Macromedia Flash pada pembelajaran fiqih di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Ainul Huda Juwet Ngronggot Nganjuk cukup efektif untuk menunjang

Nomor Peserta, Tanggal Lahir, dan Paket Soal (lihat kanan atas sampul naskah) pada kolom yang disediakan, lalu hitamkan bulatan di bawahnya sesuai dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan sain- tifik dengan model pembelajaran discovery learning pada materi teori atom

Dari pernyataan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh Metode Dongeng “Mister Water” Pada Materi Siklus Air Tanah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Kecamatan

Secara khusus diketahui bahwa adanya perbedaan pemahaman tentang independensi KIP Aceh, namun secara umum dapat diketahui bahwa KIP Aceh merupakan penyelenggara