• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Akreditasi Puskesmas Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Puskesmas Melong Asih dan Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Status Akreditasi Puskesmas Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Puskesmas Melong Asih dan Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi 2018"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Status Akreditasi Puskesmas Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di

Puskesmas Melong Asih dan Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi 2018

Asep Dian Abdilah dan Wulan Ekasari

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi e-mail: asdi.asepdian@yahoo.com

ABSTRACT

Accreditation is one way to improve the quality of health services at public health center. With the accreditation of health center, it is expected to increase the patient's trust in health service provided by health center. Increased quality of service is also expected to provide satisfaction to patients. This study aims to determine the relationship between the status of health center accreditation with the level of patient satisfaction Melong Asih and Cimahi Tengah Public Health Center Cimahi. The study used cross sectional design with 96 respondents from 2 health center using accidental sampling technique. The author used questionnaire as research instrument. Data were analyzed using Mann Whitney test. Results showed that (64, 6%) expressed satisfaction with the health services in Melong Asih Health Center and (60.4%) are satisfied with the health services in Cimahi Tengah Health Center. It is known that there is significant correlation between accreditation status of community health center with patient satisfaction level with p value 0,032. Mean of patient satisfaction at Cimahi Tengah health center which accredited madya is 42,45 and mean of patient satisfaction at Melong Asih Health Center which accredited utama is 54,55. Each health center conducts evaluation and improvement of management to improve service quality so it can fulfill patient requirement and improve patient satisfaction and can increase / maintain accreditation status from community health center.

Keywords: Community Health Center Accreditation, Patient Satisfaction Level

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Tujuan pembangunan kesehatan nasional akan tercapai jika diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, terpadu dan pelayanan kesehatan baik yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta. Puskesmas dan klinik merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Kementerian Kesehatan, 2015).

Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama wajib menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku dan pedoman dari Kementerian Kesehatan dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat. Jenis-jenis pelayanan yang disediakan perlu diketahui dan dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, sebagai wujud pemenuhan akses masyarakat terhadap pelayanan yang dibutuhkan (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Mutu layanan kesehatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien/masyarakat dan juga harus memenuhi harapan pasien dengan biaya yang se-efisien mungkin. Pasien/masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau meluasnya penyakit. Pandangan pasien/masyarakat sangat penting, karena pasien yang merasa puas akan

(2)

mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali (Pohan, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kota Cimahi, diperoleh data bahwa terdapat 7 puskesmas dari 13 puskesmas yang ada di kota Cimahi yang sudah terakreditasi. Satu puskesmas terakreditasi utama yaitu Puskesmas Melong Asih, tiga

puskesmas terakreditasi madya yaitu Puskesmas Melong Tengah, Cimahi Tengah dan Puskesmas Cipageran, satu puskesmas terakreditasi dasar yaitu Puskesmas Cimahi Selatan, dan dua puskesmas yang status akreditasinya masih menunggu hasil dari komisi yaitu Puskesmas Padasuka dan Puskesmas Cimahi Utara.

Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan melihat data sekunder. Puskesmas Melong Asih terakreditasi utama pada tahun 2017. Data jumlah kunjungan pasien Puskesmas Melong Asih tahun 2017 untuk pasien umum sebanyak 22.321 orang dan

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan studi potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Melong Asih dan Puskesmas Cimahi Tengah Kota Cimahi. Jumlah populasi

HASIL PENELITIAN

peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebanyak 27.931 orang. Jumlah keseluruhan kunjungan pasien Puskesmas Melong Asih tahun 2017 sebanyak 50.252 orang. Puskesmas Melong Asih mendapatkan hasil penilaian indeks kepuasan masyarakat sebesar 75.01. Hasil tersebut dalam nilai mutu pelayanan termasuk dalam predikat B (baik).

Puskesmas Cimahi Tengah terakreditasi madya pada tahun 2016. Data jumlah kunjungan pasien puskesmas Cimahi Tengah tahun 2017 untuk pasien umum sebanyak 26.574 orang dan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebanyak 29.504 orang. Jumlah keseluruhan kunjungan pasien Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2017 sebanyak 56.078 orang. Puskesmas Cimahi Tengah mendapatkan hasil penilaian indeks kepuasan masyarakat sebesar 82,50. Hasil tersebut dalam nilai mutu pelayanan termasuk dalam predikat A ( sangat baik).

penelitian ini adalah 106.330 pasien. Besar sampel yang digunakan adalah 96 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Pasien Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Cimahi Tengah, Kota Cimahi Tahun 2018.

Variabel Frekuensi Presentase

a. Usia Remaja Awal 6 12,5 Remaja Akhir 18 37,5 Dewasa Awal 11 22,9 Dewasa Akhir 5 10,4 Lansia Awal 6 12,5 Lansia Akhir 2 4,2 Jumlah 48 100

(3)

Variabel Frekuensi Presentase Jenis Kelamin Laki-laki 14 29,2 Perempuan 34 70,8 Jumlah 48 100 c. Pendidikan SD 4 8,3 SLTP 10 20,8 SLTA 27 56,3

S-1 7 14,6 Jumlah 48 100 d. Pekerjaan Pegawai Swasta 8 16,7 Wiraswasta/Usahawan 4 8,3 Pelajar/Mahasiswa 11 22,9

Lainnya 25 52,1 Jumlah 48 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Pasien Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Melong Asih, Kota Cimahi Tahun 2018.

Variabel Frekuensi Presentase

Usia Remaja Akhir 9 18,8 Dewasa Awal 11 22,9 Dewasa Akhir 13 27,1 Lansia Awal 8 16,7 Lansia Akhir 7 14,6 Jumlah 48 100 b. Jenis Kelamin

Laki-laki 14 29,2 Perempuan 34 70,8 Jumlah 48 100 c. Pendidikan SD 7 14,6 SLTP 12 25,0

SLTA 26 54,2 S-1 3 6,3 Jumlah 48 100 d. Pekerjaan PNS/TNI/POLRI 5 10,4 Pegawai Swasta 7 14,6 Wiraswasta/Usahawan 3 8,3 Pelajar/Mahasiswa 3 8,3 Lainnya 30 62,5 Jumlah 48 100

(4)

Tabel 3. Tabulasi silang karakteristik pasien dengan kepuasan pasien Puskesmas Cimahi Tengah dan Puskesmas Melong Asih, Kota Cimahi 2018

Kepuasan Pasien Puskesmas Karakteristik Responden

Kurang Puas Puas Total

f % f % f % Usia Remaja Awal 5 5,2 1 1,0 6 6,3 Remaja Akhir 8 6,3 19 19,8 27 28,1 Dewasa Awal 6 5,2 16 16,7 22 22,9 Dewasa Akhir 6 12,5 12 12,5 18 18,8 Lansia Awal 8 7,3 6 6,3 14 14,6 Lansia Akhir 3 6,3 6 6,3 9 9,4 Jumlah 36 37,5 60 62,5 96 100 Jenis Kelamin Laki-laki 10 10,4 19 19,8 29 30,2 Perempuan 26 27,1 41 42,7 67 69,8 Jumlah 36 37,5 60 62,5 96 100 Pendidikan Terakhir Tidak sekolah – SD 2 2,1 9 9,4 11 11,5 SLTP 9 9,4 13 13,5 22 22,9 SLTA 23 24 30 31,3 53 55,2 S-1 2 2,1 8 8,3 10 10,4 Jumlah 36 37,5 60 62,5 96 100 Pekerjaan PNS/TNI/POLRI 2 2,1 3 3,1 5 5,2 Pegawai Swasta 7 7,3 8 8,3 15 15,6 Wiraswasta/Usahawan 2 2,1 5 5,2 7 7,3 Pelajar/Mahasiswa 6 6,3 8 8,3 14 14,6 Lainnya 19 19,8 36 37,5 55 57,3 Jumlah 36 37,5 60 62,5 96 100

Tabel 4. Kepuasan Pasien Puskesmas Cimahi Tengah Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%)

Kurang Puas 19 39,6 Puas 29 60,4 Jumlah 48 100

Tabel 5. Kepuasan Pasien Puskesmas Melong Asih Tahun 2018

Kategori Frekuensi Presentase (%) Kurang Puas 17 35,4 Puas 31 64,6 Jumlah 48 100

(5)

Tabel 6. Hubungan Status Akreditasi Puskesmas dengan Kepuasan Pasien di Puskesmas Melong Asih dan Cimahi Tengah Tahun 2018

Status Akreditasi n Mean P Value

Madya 48 42,45

0,032 Utama 48 54,55

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di dua puskesmas yang terakreditasi di Kota Cimahi yaitu Puskesmas Cimahi Tengah dan Puskesmas Melong Asih menunjukkan bahwa usia responden terbanyak terdapat pada kategori remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 19 responden (19,8%). Bertambahnya usia seseorang maka kebutuhan untuk memanfaatkan jasa pelayanan akan bertambah pula sesuai dengan usia (Simamora, 2003).

Didapatkan bahwa 19 responden (19,8%) dengan jenis kelamin laki-laki, 41 responden (42,7%) dengan jenis kelamin perempuan. Jumlah tersebut dapat dikaitkan dengan angka kesakitan lebih sering terjadi pada jenis kelamin perempuan daripada jenis kelamin laki-laki (Notoatmodjo, 2003). Logen, dkk (2015) berpendapat bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki dikarenakan wanita lebih banyak memiliki waktu dirumah sebagai ibu rumah tangga dibandingkan dengan laki-laki yang harus bekerja diluar rumah sebagai kepala keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian responden paling banyak yaitu tingkat pendidikan SLTA sebanyak 30 responden (31,3%). Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harapan dan persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar pula keinginan dan harapannya, maka tingkat pendidikan yang tinggi akan cenderung menyebabkan tingkat

kepuasan yang rendah sehingga diperlukan pelayanan yang berkualitas tinggi untuk mendapatkan kepuasan (Siagian, 2000).

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa responden yang paling banyak pada karakteristik pekerjaan yaitu pekerjaan lainnya (tidak bekerja/IRT/pensiunan) sebanyak 36 responden (37,5%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Stefan, dkk (2014), responden yang tidak bekerja pada umumnya tidak memiliki tuntutan dan harapan yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan, selama dapat kembali sembuh dengan pelayanan yang diberikan pasien akan kembali untuk berobat di tempat tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Cimahi Tengah dan Puskesmas Melong Asih didapatkan tingkat kepuasan pasien yang dijelaskan dalam tabel 4 bahwa sebagian besar kepuasan pasien di Puskesmas Cimahi Tengah dengan tingkat kepuasan dalam kategori puas yaitu sebanyak 29 responden (60,4%) dan tabel 5 menunjukkan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Melong Asih dengan tingkat kepuasan dalam kategori puas yaitu sebanyak 31 responden (64,6%).

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kepuasan pasien di dua puskesmas yang terakreditasi termasuk dalam tingkat kepuasan kategori puas dengan jumlah responden sebanyak 60 responden (62,5%). Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan.

(6)

Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mann Whitney bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara status akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Cimahi Tengah dan di Puskesmas Melong Asih dengan p value sebesar 0,032. Menurut hasil analisa peneliti bahwa dengan adanya hubungan antara status akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 96 responden di Puskesmas Melong Asih dan Puskesmas Cimahi Tengah tahun 2018, maka diperoleh hasil tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Melong Asih masuk dalam kategori puas yaitu sebanyak 31 responden (64,6%) dan tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Cimahi Tengah masuk dalam kategori puas yaitu sebanyak 29

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

———. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. Edited by Rina Astikawati and Prinandita Adhika. Jakarta: Erlangga.

Christasani PD, Satibi. 2016. Kajian Faktor Demografi Terhadap Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. (Diakses pada tanggal 8 Mei 2018)

Departemen Kesehatan RI. 1991. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Depkes RI.

Efendi, dkk., 2013. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Aeng Towa Kabupaten Takalar. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2018)

pasien dapat disebabkan oleh kualitas dan pelayanan yang baik yang diberikan oleh puskesmas. Akan tetapi akreditasi puskesmas tidak dinilai hanya dari tingkat kepuasan pasiennya saja, akan tetapi ditunjang dari berbagai aspek yang telah ditetapkan oleh Permenkes Nomor 46 tahun 2015 tentang Standar Akreditasi Puskesmas yang terdiri dari 3 bagian dan 9 bab

responden (60,4%). Ada perbedaan yang signifikan antara status akreditasi puskesmas dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil p value 0,032 dengan mean kepuasan pasien di Puskesmas Cimahi Tengah yang terakreditasi madya adalah 42,45 dan mean kepuasan pasien di Puskesmas Melong Asih yang terakreditasi utama adalah 54,55

Erviana, O. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Soewondo Kendal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hidayati, dkk., 2014. Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2018)

Herlambang, Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Herman, dkk. 2014. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Lembasada Kabupaten Donggala. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2018) Logen Y, dkk. 2013. Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Pemulung Di

(7)

TPA Tamangapa. (Diakses pada tanggal 22 Mei 2018)

Kementerian Kesehatan RI. 2004. Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

———. 2014. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

———.2015. Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.

Nasution, MN. 2004. Manajemen Jasa Terpadu (Total Service Management). Bogor Selatan: Ghalia Indonesia

Ng Gloria KB, et al. 2013. Factors Affecting Implementation Of Accreditation Programmes And The Impact Of The Accreditation Process On Quality Improvement In Hospitals: a SWOT Analysis. Hongkong.

Nihayati, N. 2006. Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Jalan Di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember: Universitas Jember. (Diakses pada tanggal 22 Mei 2018)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ———. 2005. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

———. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

Nugrahaeni, Dyan Kunthi, and Novie Elvinawaty Mauliku. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cimahi: Stikes Ahmad Yani Press

Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. 5thed. Jakarta: Salemba Medika.

Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC. Rachmania, Nurul. 2015. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Temon 1

Kulon Progo Yogyakarta. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2018)

Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

———. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. ———. 2013. Statistik Inferensial. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Sabarguna, B. S. 2004. Pemasaran Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Siagian, S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Stefan MM, dkk. 2014. Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan 2013. Jakarta: Stikes Sint Carolus Jakarta. (Diakses pada tanggal 8 Mei 2018)

Susilawati. 2016. Gambaran Implimentasi Akreditasi Puskesmas Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016. (Diakses pada tanggal 24 Mei 2018) Trihono, ed. 2005. Arrimes Manajemen

Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Wijono, Djoko. 2000. Manajemen Mutu

Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.

Yuliani, Umi. 2015. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Di RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Diakses pada tanggal 18 Maret 2018

(8)
(9)

Gambar

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Pasien Berdasarkan Karakteristik Umur, Jenis Kelamin,  Pendidikan dan Pekerjaan di Puskesmas Melong Asih, Kota Cimahi Tahun 2018

Referensi

Dokumen terkait

It provides the ability to remotely access objects running in a different Ruby VM as though they were local.The preceding code makes the mydice object available on the

Membaiknya tingkat ekonomi seseorang akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk pemilihan makanan (Cahyono 2008). Oleh karena itu dengan tingginya prevalensi

6 Pimpinan harus memberikan apresiasi terhadap karyawan yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada pernyataan kedua jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak

bahwa adapun bentuk kecurangan Pemohon yang dilakukan secara terstruktur, sistimatis dan massif yaitu dapat dilihat dari hasil penghitungan yang dilakukan oleh Termohon,

Menurut pemahaman masyarakat Batak Toba pada awalnya, musik tiup adalah seperangkat alat musik yang ditiup yang terbuat dari bahan logam, dan merupakan hasil dari kebudayaan

Berdasarkan analisis rasio keuangan, strategi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan antara lain dengan meningkatkan penjualan

Skripsi ini berjenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), DAK (Dana

Obradivost materijala može se definirati i prema tome kako se odvodi odvojena čestica prilikom obrade tj. prema tome dali se prilikom obrade stvara isprekidana odvojena