IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Teknik Elektro
Oleh : Asep Tarbini E.0451.0807812
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Oleh Asep Tarbini
(0807812)
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan
© Asep Tarbini 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang Skripsi ini tidak boleh diperbanyak atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN AsepTarbini
NIM. 0807812
DESAIN DAN IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Drs. Yoyo Somantri, ST., M.Pd. NIP. 19570805 198503 1 003
Pembimbing II,
Drs. Rana Baskara H. NIP. 19601104 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Elektro,
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRAK
Implementasi Media Video Pembelajaran Alat Ukur Oscilloscope
Permasalahan pada pembelajaran Memahami sifat Dasar Sinyal Audio tentang Prosedur Operasi Baku Pengukuran Menggunakan Oscilloscope yang mudah jenuh dan terbatasnya peralatan praktikum perlu diatasi dengan adanya inovasi pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran berbasisvideo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari implementasi video media pembelajaran ditinjau dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Metode penelitiannya menggunakan metode Eksperimen denganQuasi Experimental Design. Instrumen untuk pengumpulan data melalui tes pemahaman siswa tentang prosedur operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya gain hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, pembelajaran dengan menggunakan media video lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor..
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i
ABSTRACT
Implementation of Media Video Learning Oscilloscope Measuring Instrument
Problem on Understanding Characteristic of Basic Audio Signal on Measurement Operation of Standard Procedure using Oscilloscope that is easilysaturated andlimitations oflab equipmentneeds to be addressedwithinnovationslearning. This research aims to know the effectiveness of media video learning reviewed by students learning outcomes on cognitive, affective, and psychomotor, respectively. The research method is using experiments with Quasi Experimental Design. The understanding test instrument is used to collect data on Measurement Operation of Standard Procedure using oscilloscope. The results show there are increasing of students' comprehension. Based on the result, learning using video media more effective in increasing students learning outcomes reviewed on cognitive, affective, and psychomotor.
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini diberi judul “Implementasi Media Video Pembelajaran Alat Ukur Oscilloscoope”. Untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini, penulis akan sangat terbuka menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, sama halnya dengan
penulisan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap agar hasil skripsi ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
para pembaca sekalian. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2015
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan penuh kerendahan dan keikhlasan hati, penulis sampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan selama
penulisan skripsi ini. Pertama penulis berterimakasih sebesar-besarnya kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta, Anang Sujati dan Ecin yang selama ini telah
memberikan bantuan berupa materil maupun moril, dedikasi terbaik ini hanya
untuk kalian. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. Yoyo Somantri, ST., M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.
2. Almarhum Drs. Rana Baskara H. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. Semoga
beliau mendapatkan tempat terbaik di alam kubur, diterima semua
amalannya dan diampuni segala dosanya.
3. Dr. Hj. Budi Mulyanti, M.Si. selaku Ketua Departemen Pendidikan Teknik
Elektro.
4. Seluruh dosen Departemen Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI yang
telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.
5. Bapak Komar dan Ibu Sri selaku staff Tata Usaha Departemen Pendidikan
Teknik Elektro FPTK UPI yang telah membantu penulis untuk
memperlancar dalam administrasi.
6. Drs. H. Suhendar, M.M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 7
Baleendah yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Rodiyat S.Pd, selaku guru mata pelajaran Memahami Sifat Dasar Sinyal
Audio yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.
8. Siswa-siswi SMK N 7 Baleendah jurusan Teknik Audio Video yang telah
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,
keluarga CGG, Ganjar, Dony, Dani, Ibtadaa, Utang, Mahri, Ahmad, Amin,
Bhubu, Gingin, Loho, Ade, Asonk, Otonk, Edwin, Dia, Uni, Uyunk, Yuli,
Adinda, Icha, Rizky, Ria, Ratna, Kris, Yoppy, Yakobus, Surya, Andri,
Helmi, Abdillah, Aji, Zanjuma, Ananta.
10.Seluruh pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini
yang tidak dapat penulis tulisakan satu persatu.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Definisi Belajar dan Pembelajaran ... 7
1. Pembelajaran Pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio... 8
B. Tinjauan Hasil Belajar ... 9
1. Pengertian Hasil Belajar ... 9
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 9
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
4. Hasil Belajar Ranah Psikomotor ... 12
C. Media Pembelajaran ... 13
1. Pengertian dan Fungsi Media ... 13
2. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 16
D. Kriteria Pemilihan Media ... 19
E. Media Video Pembelajaran ... 19
1. Pengertian Video ... 19
2. Kelebihan dan Keterbatasan Video ... 20
3. Langkah-Langkah Pemanfaatan Video ... 21
F. Penggunaan Software Video Editing ... 23
G. Materi Prosedur Operasi Baku Pengukuran Menggunakan Oscilloscope ... 24
1. Pengertian Oscilloscope ... 24
2. Fungsi Oscilloscope ... 25
3. Jenis-Jenis Oscilloscope ... 25
4. Fungsi Tombol-Tombol Oscilloscope ... 26
5. Kalibrasi Oscilloscope ... 27
6. Pengukuran Tegangan Menggunakan Oscilloscope ... 28
7. Pengukuran Frekuensi Menggunakan Oscilloscope ... 29
H. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Metode dan Desain Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Definisi Operasional ... 34
D. Variabel Penelitian ... 35
E. Paradigma Penelitian ... 35
F. Instrumen Penelitian ... 36
1. Instrumen Tes ... 36
2. Instrumen Observasi ... 41
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
H. Teknik Analisis Data ... 46
1. Analisis Data Pretest, Posttest, dan Gain Siswa ... 46
2. Uji Normalitas ... 48
3. Uji Homogenitas ... 49
4. Uji Hipotesis ... 50
I. Prosedur dan Alur Penelitian ... 53
1. Tahap Persiapan ... 53
2. Tahap Pelaksanaan ... 53
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57
A. Tahap Penelitian ... 57
1. Studi Pendahuluan ... 57
2. Gambaran Umum Penelitian ... 58
B. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59
1. Hasil Uji Validitas ... 59
2. Hasil Uji Reliabilitas ... 59
3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 60
4. Hasil Uji Daya Pembeda ... 61
C. Analisis dan Hasil Penelitian ... 62
1. Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 62
2. Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor ... 65
3. Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 67
D. Hasil Uji Hipotesis ... 69
1. Hasil Uji Hipotesis Ranah Kognitif ... 69
2. Hasil Uji Hipotesis Ranah Psikomotor ... 70
3. Hasil Uji Hipotesis Ranah Afektif ... 70
E. Hasil Temuan pada Penelitian ... 71
F. Kelemahan Video Sebagai Media Pembelajaran ... 73
G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design ... 33
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal ... 38
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 40
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.5 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif ... 42
Tabel 3.6 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif ... 42
Tabel 3.7 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor ... 43
Tabel 3.8 Instrumen Penilaian Aspek Psikomotor ... 44
Tabel 3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 45
Tabel 3.10 Tabel Distribusi Frekuensi ... 49
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 60
Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Pembeda ... 61
Tabel 4.4 Hasil Perolehan Skor Pretest ... 62
Tabel 4.5 Hasil Perolehan Skor Posttest ... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data ... 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Gain ... 64
Tabel 4.8 Nilai Rata-Rata Pretest, Posttest, dan Gain ... 65
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor Kelas Eksperimen ... 66
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Kelas Eksperimen ... 67
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Ranah Afektif Kelas Kontrol ... 68
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Ranah Afektif Kelas Eksperimen ... 68
Tabel 4.14 Nilai Rata-Rata Afektif Kelas Kontrol dan Kelas Ekperimen ... 69
Tabel 4.15 Hasil Uji-t Gain Ranah Kognitif ... 69
Tabel 4.16 Hasil Uji-t Gain Ranah Psikomotor ... 70
Tabel 4.17 Hasil Uji-t Gain Ranah Afektif ... 71
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale... 14
Gambar 2.2 Tampilan Pada Camtasia Studio ... 23
Gambar 2.3 Bagian – Bagian Oscilloscope ... 26
Gambar 2.4 Pengukuran Tegangan Menggunakan Oscilloscope ... 28
Gambar 2.2 Pengukuran Frekuensi Menggunakan Oscilloscope ... 29
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 36
Gambar 3.2 Kurva Normal Baku dan Kurva Distribusi Data yang akan diuji Normalitasnya ... 48
Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kanan ... 52
Gambar 3.3 Diagram Alur Proses Penelitian ... 56
Gambar 4.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 60
Gambar 4.2 Klasifikasi Daya Pembeda ... 61
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba
Lampiran A.2 Instrumen Uji Coba
Lampiran A.3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba
Lampiran A.4 Hasil Uji Validitas
Lampiran A.5 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran A.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran A.7 Hasil Uji Daya Pembeda
Lampiran A.8 Lembar Wawancara
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran B.2 Instrumen Penelitian
Lampiran B.3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
Lampiran B.4 RPP Kelas Kontrol
Lampiran B.5 RPP Kelas Eksperimen
Lampiran B.6 Job Sheet
Lampiran B.7 Kriteria Pengukuran Ranah Afektif
Lampiran B.8 Kriteria Pengukuran Ranah Psikomotor
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
Lampiran C.1 Hasil Belajar Pretest Kelas Kontrol
Lampiran C.2 Hasil Belajar Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran C.3 Hasil Belajar Posttest Kelas Kontrol
Lampiran C.4 Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran C.5 Gain yang didapat
Lampiran C.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Lampiran C.7 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran C.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Lampiran C.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Lampiran C.10 Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Kontrol
Lampiran C.11 Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen
Lampiran C.12 Hasil Uji Homogenitas
Lampiran C.13 Hasil Uji Hipotesis Ranah Kognitif
Lampiran C.14 Hasil Pengukuran Afektif Kelas Kontrol
Lampiran C.15 Hasil Pengukuran Afektif Kelas Kontrol
Lampiran C.16 Hasil Uji Normalitas Afektif Kelas Kontrol
Lampiran C.17 Hasil Uji Normalitas Afektif Kelas Eksperimen
Lampiran C.18 Hasil Uji Hipotesis Afektif
Lampiran C.19 Hasil Pengukuran Psikomotor Kelas Kontrol
Lampiran C.20 Hasil Pengukuran Psikomotor Kelas Eksperimen
Lampiran C.21 Hasil Uji Normalitas Psikomotor Kelas Kontrol
Lampiran C.22 Hasil Uji Normalitas Psikomotor Kelas Eksperimen
Lampiran C.23 Hasil Uji Hipotesis Psikomotor
LAMPIRAN D
Lampiran D.1 Silabus
Lampiran D.2 Perhitungan Manual Uji Validitas
Lampiran D.3 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas
Lampiran D.4 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran
Lampiran D.5 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Lampiran D.7 Perhitungan Manual Uji Homogenitas
Lampiran D.8 Perhitungan Manual Uji Hipotesis
LAMPIRAN E
Lampiran E.1 Storyboard
Lampiran E.2 Tabel Konsultasi
Lampiran E.3 Lembar Bimbingan Skripsi
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang
efektif. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Proses belajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah,
dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana,
baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi
selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain
terdiri dari murid, guru, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran, dan berbagai
sumber belajar serta fasilitas lainnya.
Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale (1969) melukiskan bahwa semakin
konkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman
yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan
pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang didapatkan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peran penting dalam
proses belajar mengajar. Pendidik dituntut agar mampu memanfaatkan
perkembangan teknologi untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Teknologi dapat digunakan untuk mendukung strategi pembelajaran di ruang
kelas, seperti menyajikan materi yang lebih efektif dan menarik bagi para siswa.
Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Menurut Arsyad
2
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Baleendah merupakan salah satu SMK
kelompok teknologi dan industri yang diharapkan mampu menghasilkan sumber
daya manusia berkualitas dan siap pakai di dunia industri. Banyak mata pelajaran
mendukung agar siswa lulusannya berkualitas dan mempunyai keterampilan
khusus sehingga siap terjun di dunia industri.
Keterampilan menggunakan alat ukur listrik dan elektronika merupakan salah satu
keterampilan yang diajarkan pada siswa jurusan Teknik Audio Video. Jenis alat
ukur yang dipelajari diantaranya yaitu multi meter dan oscilloscope. Keterampilan
menggunakan alat ukur oscilloscope, disampaikan pada mata pelajaran
Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio. Menurut hasil wawancara, pada saat
terjadinya proses pembelajaran terdapat beberapa masalah, diantaranya waktu
belajar yang terbatas dan alat praktek yang minim. Seperti yang diungkapkan oleh CN siswa Teknik Audio Video SMK N 7 Baleendah, bahwa “Waktu belajar belum cukup, karena murid yang banyak, alat yang minim dan cara kerja yang
rumit. Jadi sulit untuk memahami dengan waktu yang kurang lama”. Selain itu,
siswa kesulitan belajar secara mandiri. Hal ini diungkapkan oleh DA siswa Teknik Audio Video SMK N 7 Baleendah, bahwa “Cukup sulit belajar secara mandiri, karena belum tahu seluk-beluk dari alat ukur oscilloscope dan takut merusaknya
karena harganya mahal”. Hal senada juga diungkapkan oleh RP, ”Tidak bisa
belajar tanpa guru. Karena saya butuh contoh dan penjelasan bagaimana cara
penggunaan oscilloscope dengan benar”.
Salah satu cara untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menarik,
dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan media video pembelajaran.
3
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
motivasi belajar dan membantu peserta didik dalam menerima informasi dari
guru.
Berdasarkan uraian dan fakta di atas, penulis tertarik membuat suatu media video
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mempelajari alat ukur, yang
diharapkan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar dan menjadikan
kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Adapun judul penelitian yang penulis lakukan yaitu:
“IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan, diantaranya adalah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
keterampilan menggunakan alat ukur oscilloscope pada mata pelajaran
Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio yang berdampak pada prestasi belajar siswa
berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya.
Penggunaan media video pembelajaran merupakan alternatif yang dapat
dijadikan alat bantu dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Setelah mengidentifikasi masalah penelitian, maka peneliti perlu membatasi
masalah yang akan dikaji pada penelitian ini agar masalah tidak meluas dan juga
tepat sasaran. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas X TAV 3 dan X TAV 4
SMKN 7 Baleendah.
2. Penelitian hanya dilakukan terhadap materi pembelajaran pada standar
kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio dan dalam pemahamannya
akan dibatasi mengenai kompetensi dasar menjelaskan prosedur operasi baku
4
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Penggunaan media pembelajaran berupa media video.
C. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dilihat dari ranah kognitif pada kompetensi dasar menjelaskan
prosedur operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope dalam standar
kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio?.
2. Apakah penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dilihat dari ranah afektif pada kompetensi dasar menjelaskan
prosedur operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope dalam standar
kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio?
3. Apakah penggunaan media video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dilihat dari ranah psikomotor, pada kompetensi dasar
menjelaskan prosedur operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope
dalam standar kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari ranah kognitif pada
kompetensi dasar menjelaskan prosedur operasi baku pengukuran
menggunakan oscilloscope dalam standar kompetensi Memahami Sifat Dasar
Sinyal Audio dengan menggunakan media video pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari ranah afektif pada
kompetensi dasar menjelaskan prosedur operasi baku pengukuran
menggunakan oscilloscope dalam standar kompetensi Memahami Sifat Dasar
Sinyal Audio dengan menggunakan media video pembelajaran.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari ranah psikomotor pada
5
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan oscilloscope dalam standar kompetensi Memahami Sifat Dasar
Sinyal Audio dengan menggunakan media video pembelajaran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan diantaranya:
1. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat mempermudah pemahaman dan
membantu peserta didik melatih keterampilan menggunakan alat ukur
oscilloscope.
2. Bagi dosen, penerapan media pembelajaran ini dapat mempermudah dalam
menyampaikan informasi dengan efektif dan lebih menarik.
3. Bagi jurusan, hasil penelitian dapat dijadikan alaternatif penggunaan media
pembelajaran.
4. Bagi universitas, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian
atau referensi bagi mahasiswa di UPI tentang penelitian pengembangan media
pembelajaran dan sebagai bahan penelitian lanjutan.
5. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk
memperluas wacana dalam bidang pengembangan media pembelajaran
khususnya media perangkat lunak.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman
penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju
tujuan akhir yang hendak dicapai. Struktur organisasi skripsi pada penelitian ini
yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab I ini dibahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
6
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab II ini mengemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung dan
relevan dengan permasalahan penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab III ini membahas tentang metode penelitian, lokasi dan subjek
penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini berisi tentang hasil penelitian, analisis data, dan temuan
terhadap penerapan media video pembelajaran alat ukur oscilloscope
.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab V ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah dan juga pedoman yang disusun secara
sistematis dan logis tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian untuk
mendapatkan data dengan maksud mencapai tujuan tertentu. Terkait pengertian
metode penelitian Sugiyono (2012, hlm. 6) mengatakan bahwa:
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen,
Desain yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design, “desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksaaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik
dari pre-experimental design. Quasi-experimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.” (Sugiyono, 2012, hlm. 77).
Quasi-experimental design memiliki beberapa bentuk, yang dipakai dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini
subyek penelitian terdiri dari dua kelas, kelas pertama berperan sebagai kelas
eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas
yang akan mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media video
pembelajaran, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan
pembelajaran dengan tanpa menggunakan media video pembelajaran. Untuk
33
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan diberikan tes awal (pretest). Setelah itu kedua kelas tersebut diberikan
treatment dengan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan treatment
menggunakan media video pembelajaran, sedangkan kelas kontrol dengan metode
konvensional. Tahap berikutnya siswa diberikan tes akhir (posttest) untuk
mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan yang di berikan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 79), desain penelitian ini dilukiskan
seperti tabel berikut:
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Treatment Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
O1 = Tes awal (pretest) O2 = Tes akhir (posttest)
X = Pembelajaran menggunakan media video pembelajaran
Pengaruh pembelajaran yang diterapkan diketahui dari skor rata-rata gain yang
dinormalisasi. Dari perbandingan tersebut nantinya dapat ditentukan efektifitas
pemebelajaran menggunakan media dengan menggunakan media video
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2010, hlm. 173) Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X tingkat Sekolah Menengah Kejuruan jurusan teknik Audio Video di
34
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Quasi-experimental design merupakan pengembangan dari true-experimental,
terlihat dari kemiripan antara Nonequivalent Control Group Design dengan
pretest-posttest control group design, namun terdapat perbedaan diantara kedua
desain tersebut yaitu cara pengambilan sample. Dalam pretest-posttest control
group design sample diambil secara random sedangkan dalam Nonequivalent Control Group Design sampel diambil secara tidak random. Ada beberapa metode
pengambilan sampel yang dilakukan secara tidak random, salah satunya yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik sampling purposive. Menurut
Sugiyono (2012, hlm. 85) sampling purposive yaitu “teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”. Arikunto (2010, hlm. 183) menyatakan bahwa
sampling purposive “dilakukan dengan mengambil subyek bukan didasarkan atas
strata atau random tetapi didasarkan atas tujuan tertentu”. Teknik ini biasanya
dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu,
tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sample besar dan jauh. Teknik
sampling purposive digunakan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu,
dana dan tenaga pada peneliti juga beberapa faktor seperti, jumlah kedua sampel
yang berjumlah sama, serta rekomendasi dari pihak sekolah. Melalui
pertimbangan tersebut kemudian ditentukan sampel yang diambil yaitu, siswa
kelas X TAV 3 dan X TAV 4 di SMK N 7 Baleendah Kabupaten Bandung yang
masing - masing berjumlah 36 orang.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas
istilah-istilah dan memberi batasan ruang lingkup penelitian sehingga tidak menimbulkan
penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai
berikut:
1) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu baik dalam bentuk perangkat
35
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa
2) Video Pembelajaran
Merupakan bahan ajar audio visual atau bahan ajar pandang dengar. Bahan
ajar yang mengkombinasikan dua materi, yaitu materi visual dan materi
auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra pendengaran,
sedangkan materi visual untuk merangsang indra penglihatan.
3) Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio
Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio merupakan salah satu standar
kompetensi pada jurusan Teknik Audio Video yang diberikan kepada
siswa kelas X. Standar kompetensi ini membahas kompetensi dasar
mengenai jenis –jenis gelombang,sifat dan kegunaan penguat, penggunaan
alat ukur oscilloscope, attenuasi gelombang, dan decibel.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012, hlm. 38). Variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah penggunaan media video sebagai media
pembelajaran.
2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menjelaskan
prosedur operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope dalam
36
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 42), paradigma penelitian diartikan sebagai:
Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Adapun gambaran paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen tes hasil belajar
berupa soal-soal (pretest-posttest) dan instrumen lembar observasi. Instrumen tes
hasil belajar digunakan untuk pengambilan data primer (hasil belajar ranah
kognitif) sedangkan instrument non tes berupa lembar observasi digunakan untuk
pengambilan data sekunder (hasil belajar ranah afektif dan psikomotor).
1. Instrumen Tes
Hasil Belajar
Variabel Y k. eksperimen
Hasil Belajar
Pretest Subjek
Menggunakan Video Pembelajaran
Treatment Variabel X k.Eksperimen
Tanpa Menggunakan Video
Treatment Variabel X k.Kontrol
Posttest
37
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap
instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun tahapan yang
dilakukan untuk uji coba instrumen adalah sebagai berikut:
a. Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variabel yang diteliti secra tepat. (Arikunto, 2010, hlm. 211). Untuk
mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus point biserial
correlation ( �).
�� = � − �� √
(Arikunto, 2012, hlm. 94)
Keterangan :
�� : koefisien korelasi poin biserial
� : mean skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
� : mean skor total
� : standar deviasi skor total
: proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
= ℎ �� � �ℎ � �
� : proporsi subjek yang menjawab salah = −
Kemudian hasil perolehan rpbis dibandingkan dengan rtabel pada n = 30 dan
taraf signifikansi = 5%. Apabila rhitung > rtabel, maka item soal dinyatakan
38
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai
validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < r ≤ 1,00
0,60 < r ≤ 0,80
0,40 < r ≤ 0,60
0,20 < r ≤ 0,40
0,00 < r ≤ 0,20
Validitas Sangat Tinggi
Validitas Tinggi
Validitas Cukup
Validitas Rendah
Validitas Sangat Rendah
(Arikunto, 2010, hlm. 319)
b. Reliabilitas
Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg memberikan data yang
sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes
apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010 : 221).
Reliabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus
Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut: � = �
�−
�2−∑ �2
(Arikunto, 2010, hlm. 231)
Keterangan :
: reliabilitas tes secara keseluruhan
: banyaknya butir tes
� : varians total
: proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
39
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(q = 1 – p)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
Untuk mencari nilai varians total (� ) digunakan rumus :
� =∑ � − ∑ �
(Arikunto, 2010, hlm. 227)
Keterangan :
∑ � : jumlah skor total : jumlah responden
Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri ≥ rtabel, maka
instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen
dinyatakan tidak reliabel.
c. Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2012, hlm. 222), soal yang baik adalah soal yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir
soal digunakan rumus:
P =JSB
(Arikunto, 2012, hlm. 208)
Keterangan :
40
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B : banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
[image:31.595.169.496.314.412.2]Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.3.
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00 < P ≤ 0,30
0,31 < P ≤ 0,70
0,71 < P ≤ 1,00
Soal Sukar
Soal Sedang
Soal Mudah
(Arikunto, 2012 : 225)
d. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2012, hlm. 226), daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan
besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk
mengetahui daya pembeda soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi
sampai yang terendah.
2) Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3) Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok
41
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
� = �� − �� = � − �
(Arikunto, 2012, hlm. 228)
Keterangan :
� : daya pembeda
B : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar J : banyaknya peserta tes kelompok atas
J : banyaknya peserta tes kelompok bawah
P : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indek kesukaran)
P : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
[image:32.595.169.500.486.591.2]Tabel 3.4 berikut ini menunjukkan kriteria indeks daya pembeda.
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi
D < 0,00 0,00 < D ≤ 0,20 0,21 < D ≤ 0,40 0,41 < D ≤ 0,70 0,71 < D ≤ 1,00
Tidak Baik, Harus Dibuang Jelek
Cukup Baik Baik Sekali
(Arikunto, 2012, hlm. 232)
2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data
sekunder penelitian yaitu hasil belajar ranah afektif dan psikomotor. Untuk
instrumen observasi tidak dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu. Instrumen
42
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Pengukuran Ranah Afektif
Menurut Arikunto (2012, hlm. 193) tujuan dari pengukuran ranah afektif
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mendapatkan umpan balik baik (feedback) bagi guru maupun siswa
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya.
2) Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang dicapai
yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi: perbaikan tingkah laku
anak didik, pemberian laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus atau
tidaknya anak didik.
3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak
didik.
4) Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik.
Berdasarkan tujuan diatas, maka sasaran penilaian ranah afektif adalah
perilaku anak didik, bukan pengetahuannya. Aspek yang dinilai pada
penelitian ini meliputi aspek kerja sama, rasa ingin tahu, dan disiplin. Acuan
[image:33.595.154.511.530.685.2]pengukuran ranah afektif dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria Pengukuran Aspek Afektif
Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
Kerja sama, rasa ingin tahu, dan disiplin.
79 < N ≤ 100 Baik sekali
65 < N ≤ 79 Baik
55 < N ≤ 65 Cukup
40 < N ≤ 55 Kurang
N ≤ 40 Gagal
43
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
[image:34.595.107.507.180.259.2]ranah afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Instrumen Pengukuran Aspek Afektif
No. Nama
Siswa
Aspek yang dukur
Jumlah Skor
Nilai
Kerja sama Rasa ingin tahu Disiplin
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0
hingga 100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan
rumus:
N = Jumlah Aspek Yang DinilaiJumlah Skor Keseluruhan
(Arikunto, 2012, hlm. 198)
Keterangan:
N : nilai siswa
Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
N̅ = Jumlah Skor AspekJumlah Siswa
Keterangan :
N̅ ∶ Nilai rata − rata setiap aspek
b. Pengukuran Ranah Psikomotor
Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang
berupa penampilan (Arikunto, 2012, hlm. 198). Aspek yang dinilai yaitu
44
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aspek-aspek keselamatan, kesehatan kerja (K3). Acuan dalam melakukan
[image:35.595.156.510.180.337.2]pengukuran ranah psikomotor dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria Pengukuran Aspek Psikomotor
Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria
Keterampilan menggunakan alat ukur oscilloscope, ketelitian, dan penerapan aspek-aspek keselamatan
kesehatan kerja (K3)
79 < N ≤ 100 Baik Sekali
65 < N ≤ 79 Baik
55 < N ≤ 65 Cukup
40 < N ≤ 55 Kurang
N ≤ 40 Gagal
(Arikunto, 2010, hlm. 245)
Untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotor siswa digunakan instrumen
[image:35.595.105.513.428.499.2]observasi yang ditunjukkan oleh Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Instrumen Pengukuran Aspek Psikomotor
No. Nama Siswa
Aspek yang diukur Jumlah
Skor
Nilai Keterampilan Ketelitian Penerapan K3
Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala
0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:
N = Jumlah Aspek Yang DinilaiJumlah Skor Keseluruhan
(Arikunto, 2012, hlm. 198)
Keterangan:
N : nilai siswa
Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai
rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata
45
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N̅ = Jumlah Skor AspekJumlah Siswa
Keterangan :
N̅ ∶ Nilai rata − rata setiap aspek
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa
teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:
1) Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.
Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui
beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran
serta penggunaan media dalam pembelajaran pada kompetensi dasar
menjelaskan prosedur operasi baku pengukuran menggunakan
oscilloscope dalam standar kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal
Audio.
2) Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan
cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai
sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
3) Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan (Arikunto, 2010, hlm. 53). Penelitian ini menggunakan
tes hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima
alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif. Tes
dilaksanakan pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan
dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara
posttest atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan
hasil belajar siswa ranah kognitif setelah digunakannya media video
46
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
operasi baku pengukuran menggunakan oscilloscope dalam standar
kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio.
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan,
[image:37.595.148.542.234.722.2]dapat dilihat pada Tabel 3.9:
Tabel 3.9 Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Jenis data
Sumber Data
1. Studi
Pendahuluan -
Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran Proses pembelajaran
2. Studi
Literatur -
Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian Buku-buku referensi, skripsi, internet
3. Tes Soal pretest dan
posttest
Hasil belajar siswa
ranah kognitif sebelum
dan sesudah dilakukan
perlakuan (Data
Primer)
Siswa
4 Observasi
Lembar
observasi
pengukuran
ranah afektif
dan psikomotor
Hasil belajar siswa
ranah afektif dan
psikomotor pada saat
digunakannya video
sebagai media
pembelajaran
47
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa
Dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum
pembelajaran (pretest) dan hasil belajar siswa ranah kognitif setelah diberikan
treatment (posttest), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain) hasil
belajar ranah kognitif setelah digunakannya media video pembelajaran. Langkah
-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest dan gain siswa
adalah sebagai berikut:
a. Pemberian skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only,
yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang
tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan
menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut
kemudian dirubah menjadi nilai dengen ketentuan sebagai berikut:
Nilai siswa = ko i wa
ko mak imum x 100
b. Menghitung gain semua subjek penelitian (siswa)
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara matematis
dituliskan sebagai berikut:
Gain = Nilai posttest – Nilai pretest
Data gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa
ranah kognitif. Adapun hasil belajar ranah kognitif ini dikatakan meningkat
apabila terjadi perubahan yang positif sebelum dan sesudah pembelajaran
(gain bernilai positif).
c. Menghitung rata-rata gain setiap pertemuan
Nilai rata-rata (mean) dari gain tiap seri pembelajaran ditentukan dengan
menggunakan rumus:
48
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menghitung rata-rata gain seluruh pertemuan
Nilai rata-rata (mean) dari gain untuk seluruh pertemuan ditentukan dengan
menggunakan rumus:
Data gain ini dihitung untuk mengetahui rata-rata peningkatan hasil belajar
siswa ranah kognitif pada kelas yang telah diberi treatment (kelas
eksperimen).
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus chi-kuadrat (χ2). uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan
cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul
(b) dengan kurva normal baku/standar (a) (Sugiyono, 2012, hlm. 79).
34,13% 34,13% 13,53% 13,53%
2,7% 2,7%
? ?
? ?
?
?
(b) (a)
49
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji
normalitasnya (Sugiyono, 2012, hlm. 80)
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80), untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat,
maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan
chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal
Baku).
b. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:
[image:40.595.134.521.458.542.2]c. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi
Tabel 3.10 Tabel Distribusi Frekuensi
Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2
��− �� � ��
Keterangan:
fo : frekuensi / jumlah data hasil observasi
fh : frekuensi / jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap
bidang dikalikan dengan n)
d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)
e. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus
menghitung harga-harga (fo – fh) dan
fo− fh 2
50
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjumlahkannya. Harga fo− fh
fh merupakan harga chi-kuadrat (χ2
).
f. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel
dengan ketentuan:
Jika: � hitung ≤ � tabel maka data terdistribusi normal � hitung > � tabel maka data terdistribusi tidak normal
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dari dua kelas
yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukkan kelompok data homogen,
maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik
parametrik. Untuk menguji homogenitas kelompok menggunakan rumus:
F =��
(Sugiyono, 2011 , hlm. 197)
Keterangan :
� = Varian terbesar � = Varian terkecil
Derajat kebebasan masing – masing dk1 = (n1 - 1) dan dk2 = (n2 - 1). Jika
Fhitung < Ftabel, maka dinyatakan homogen.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Hipotesis ranah kognitif
H0 : Gain rata-rata kelas eksperimen lebih kecil atau sama dengan kelas
51
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : Gain rata-rata kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Jika H0 ditolak, maka media video pembelajaran dinyatakan efektif
digunakan u`ntuk meningkatkan hasil siswa pada ranah kognitif.
2. Hipotesis ranah afektif
H0 : Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih kecil atau sama
dengan kelas kontrol.
H1 : Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen lebih besar dari kelas
kontrol.
Jika H0 ditolak, maka media video pembelajaran efektif digunakan untuk
meningkatkan hasil siswa pada ranah afektif.
3. Hipotesis psikomotor
H0 : Rata-rata nilai psikomotor kelas eksperimen lebih kecil atau sama
dengan kelas kontrol.
H1 : Rata-rata nilai psikomotor kelas eksperimen lebih besar dari kelas
kontrol.
Jika H0 ditolak, maka media video pembelajaran efektif digunakan untuk
meningkatkan hasil siswa pada ranah psikomotor.
Uji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik inferensial.
Pada statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik, yaitu
statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis
berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik parametrik dan jika
datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka digunakan statistik
non parametrik.
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil tes belajar
siswa. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 137), untuk dua sampel independen (tidak
t-52
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
test syaratnya data harus homogen dan normal. Berdasarkan pertimbangan dalam
memilih rumus t-test, yaitu varians homogen (�12 = �22), maka dapat
digunakan rumus uji t-test dengan polled varians, sebelum melakukan uji t, terlebih
dahulu mencari nilai rata – rata dan simpangan baku dengan menggunakan rumus
berikut ini :
a. Menghitung rata-rata data (x̅)
x̅ = Σ data
banyaknya data
b. Menghitung simpangan baku (s)
s = √Σ xn −i− x̅
(Sugiyono, 2012, hlm. 57)
Keterangan :
xi : Nilai pada tiap siswa x̅ : Nilai rata-rata
s : Simpangan baku
n : Jumlah siswa
c. Menghitung harga t.
= ̅ − ̅
√ − ++ − − [ + ]
(Sugiyono, 2012, hlm. 138)
Dengan derajat derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2) – 2
Keterangan :
n1 : Jumlah sampel kelas eksperimen
n2 : Jumlah sampel kelas kontrol
: Varians gain kelas eksperimen
53
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
̅ : Rata-rata gain kelas eksperimen ̅ : Rata-rata gain kelas kontrol
Setelah nilai thitung diketahui, kemudian bandingkan dengan nilai ttabel. H1 diterima
apabilathitung > ttabel pada taraf nyata α = (0,05) dengan dk = n1+n2-2. Uji yang
dilakukan pada penelitian ini adalah uji satu pihak (One Tail Test) yaitu uji
[image:44.595.225.516.317.395.2]pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatif / kerja (H1) berbunyi “lebih besar (>)”.
Gambar 3.3 Kurva Uji Pihak Kanan
I. Prosedur dan Alur Penelitian 1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi beberapa
hal, diantaranya:
a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui
pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari keadaan
pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada
kompetensi dasar menjelaskan prosedur operasi baku pengukuran
menggunakan oscilloscope dalam standar kompetensi Memahami Sifat Daerah penolakan H0
Daerah penerimaan
H0
α
54
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasar Sinyal Audio yang ada di sekolah tempat penelitian akan
dilaksanakan.
b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang
menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.
c. Mempelajari kurikulum untuk menentukan materi pembelajaran dalam
penelitian serta untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang
hendak dicapai.
d. Mendesain media pembelajaran
e. Menentukan sampel penelitian.
f. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes, instrumen tes.
g. Melakukan uji coba instrumen tes.
h. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal
yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan kegiatan
tahap pelaksanaan yang meliputi:
a. Memberikan pre-test sebelum diberikan treatment.
b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan media
video sebagai media pembelajaran.
c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah digunakannya media video sebagai media pembelajaran.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan
setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat
55
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mengolah data hasil pengukuran ranah afektif dan psikomotor siswa.
d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data.
e. Membuat laporan penelitian.
Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan sebagai
56
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap Pelaksanaan
Post Test kelas Eksperimen Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan media video.
Post Test kelas Kontrol
Pre Test kelas Eksperimen Pre Test kelas Kontrol
Pelaksanaan Pembelajaran Tanpa Menggunakan
media video
1 Studi Literatur
Mempelajari kurikulum
Penentuan Materi & Sampel
Penyusunan Instrumen Penelitian
Tes
Pembuatan kisi – kisi soal
Pembuatan soal sebanyak 26 soal pilihan ganda
Observasi
Pengamatan lingkungan sekolah, sarana dan keadaan kelas
Studi Pendahuluan
Uji Coba Instrumen
Soal diberikan kepada siswa kelas XI
Setelah data didapatkan, soal diuji
Uji Reliabilitas
Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda
57
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
[image:48.595.107.537.125.406.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4 Diagram Alur Proses Penelitian
Pengolahan Data
Data pretest dan posttest kelas kontrol
Data pretest dan posttest kelas eksperimen
Uji gain
Uji normalitas
Uji homogenitas
Uji T
Kesimpulan
Pembuatan Laporan 1
Asep Tarbini, 2015
IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Implementasi Media Video Pembelajaran
Alat Ukur Oscilloscope”, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada ranah kognitif, penggunaan media video pembelajaran pada mata
pelajaran Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio terutama pada kompetensi
dasar Menjelaskan Prosedur Operasi Baku Pengukuran Menggunakan
Oscilloscope dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Gain rata-rata kelas
eksprimen lebih tinggi daripada gain rata-rata kelas kontrol.
2. Pada ranah afektif, penggunaan media video pembelajaran pada mata
pelajaran Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio terutama pada kompetensi
dasar Menjelaskan Prosedur Operasi Baku Pengukuran Menggunakan
Oscilloscope dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai afektif
rata-rata kelas eksprimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata-rata-rata afektif kelas
kontrol.
3. Pada ranah psikomotor, penggunaan media video pembelajaran pada
mata pelajaran Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio terutama