• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PETANI DENGAN TOKE DI NAGARI MUARA KIAWAI KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN BARAT ARTIKEL. Muhanni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PETANI DENGAN TOKE DI NAGARI MUARA KIAWAI KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN BARAT ARTIKEL. Muhanni"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Muhanni

12070021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

ARTIKEL

Muhanni

12070021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

ARTIKEL

Muhanni

12070021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

The Relationship Between Farmers Oranges By Toke in Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh West Pasaman. Essay. Sociology of Education Studies Program. High School

Teacher Training and Education (STKIP PGRI) of West Sumatra. Padang. 2017. Oleh:

Muhanni1, Rinel Fitlayeni, MA2, Irwan, S.Pd., M.Si3

Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731–Fax (0751) 7053826 * The Sosiology Education Student of STKIP PGRI West Sumatera.

** The Sosiology Staff of Sosiology Education of STKIP PGRI West Sumatera.

ABSTRACT

Indonesian society is known as an agrarian society or agriculture. Where in Indonesia there are many various types of plantation crops. This means that agricultural issues occupy a very important position in supporting the national economy. One of these people who live in Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh majority livelihood as farmers, most of the people working as farmers oranges. So with so farmers need a toke on a transaction-related issues plantation results. In this study aims to describe the relationship between farmers oranges to toke in Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten West Pasaman.

The theory used in this study is the social exchange theory by George C. Homans. This study used a qualitative approach with descriptive type. Data collection tools such as observation, interviews, and document analysis unit group with which people work as farmers and as many as 8 people who worked as many as 5 people toke. Model analysis of the data used in this study is the data model used Milles and Huberman of three stages, namely: data reduction, data display or data presentation and conclusion.

The results of the research were found in Nagari Muara Kiawai about the relationship between farmers oranges with toke is twofold: (1) the economic relationship that is about revenue and partnership to seek an advantage in working. (2) social relations, namely: (a) the borrowing and lending that occurred between farmers and toke. (b) the cooperation that exists between the farmer and the token, it can be seen with the nature of mutual assistance when one of them held a specific event.

Keywords: Relationship, Farmer, Toke.

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

2

ABSTRAK

Muhanni (12070021), Hubungan Antara Petani Jeruk Dengan Toke Di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP PGRI) Sumatera Barat. Padang. 2017.

Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat agraris atau pertanian. Dimana di Indonesia banyak terdapat bermacam-macam jenis tanaman perkebunan. Hal ini berarti masalah pertanian menduduki posisi yang sangat penting dalam menunjang perekonomian nasional. Salah satunya masyarakat yang bermukim di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, sebagian besar dari masyarakatnya bekerja sebagai petani jeruk. Maka dengan begitu petani membutuhkan seorang toke untuk tempat bertransaksi terkait masalah hasil perkebunan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara petani jeruk dengan toke di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertukaran sosial oleh George C. Homans. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumen dengan unit analisisnya kelompok yaitu masyarakat yang bekerja sebagai petani sebanyak 8 orang dan yang bekerja sebagai toke sebanyak 5 orang. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model data Miles dan Huberman yang digunakan dari 4 tahap, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, display data atau penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang ditemukan di Nagari Muara Kiawai mengenai hubungan antara petani jeruk dengan toke ada dua yaitu: (1) hubungan ekonomi yakni mengenai pendapatan dan hubungan kerjasama untuk mencari suatu keuntungan dalam bekerja. (2) hubungan sosial yaitu: (a) adanya pinjam-meminjam yang terjadi antara petani dengan toke yang berlandaskan pada prinsip kepercayaaan. (b) adanya kerjasama yang terjalin antara petani dengan toke, hal ini dapat dilihat dengan adanya sifat tolong-menolong yang terjadi antara petani dengan toke.

Kata Kunci: Hubungan, Petani, Toke

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia dikenal dengan masyarakat agraris atau pertanian, karena sebagian besar penduduknya bermukiman di pedesaan dan hidup mereka bergantung dari sektor pertanian, tentunya memiliki lahan yang banyak untuk mengembangkan lahan pertanian. Hal ini berarti masalah pertanian menduduki posisi yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Karena arah dan kebijaksanaan umum terutama dalam bidang pertanian ditujukan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi pendapatan serta taraf hidup para petani. Pemeritah telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para petani

diantaranya melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dalam bidang pertanian. Intensifikasi pertanian merupakan suatu usaha dalam meningkatkan produksi pertanian di lahan yang sudah ada dengan cara Panca Usaha Tani. Sedangakan ektensifikasi pertanian adalah peningkatann produksi pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian (Dianto dalam Akhsin 1998).

Pertanian mempunyai peran penting dalam perekonomian bangsa Indonesia. Pertanian adalah suatu kegiatan produksi biologis untuk menghasilkan berbagai kebutuhan manusia,

(5)

termasuk sandang, pangan, dan papan (Syahyuti, 2006:197). Selain itu pertanian juga merupakan hasil interaksi komponen manusia dengan alam sekitarnya. Sebagai masyarakat pertanian kehidupannya digantungkan pada hasil alam, hasil alam yang didapatkan beraneka ragam mulai dari hasil sawah hingga hasil perkebunan. Hasil dari perkebunan yaitu seperti karet, kakao, jeruk, buah pala, cengkeh, kelapa, pinang, kulit manis, kelapa sawit, lada, dan lain-lain.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik ) Sumatera Barat, jumlah tanaman jeruk di Sumatera Barat selalu mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai 2016 berturut-turut adalah: 200 845 Ha, 248 823 Ha, 302 362 Ha, 379 953 Ha,dan 478 345 Ha. Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan tanaman jeruk. Jeruk dari Kabupaten Pasaman Barat terkenal dengan jeruk manis pasaman dan varietasnya jeruk siam dengan ciri-ciri kandungan air lebih banyak dengan kandungan asam lebih rendah, kulit buah hijau sampai kuning pucat dengan rasa manis sampai asam, kulitnya tipis agak lengket. Jeruk dari daerah ini sudah dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun untuk pasar provinsi tetangga seperti Riau dan jambi. Saat ini buah yang manis dan segar ini juga dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Kabupaten Pasaman Barat.

Sehubungan dengan semakin banyaknya petani jeruk dan semakin banyak pula buah jeruk yang dihasilkan petani, maka untuk menjual hasil panen tersebut petani butuh orang lain dalam proses transaksi jual beli jeruk tersebut. Orang yang membeli buah jeruk tersebut disebut dengan toke yaitu orang yang membeli suatu barang dari petani baik itu berupa hasil alam ataupun sejenisnya dengan harga yang relatif murah dan kemudian akan dijual kembali kepada orang lain dengan harga yang lebih tinggi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Dalam proses transaksi jual beli tersebut antara petani dengan toke akan terjadi sebuah proses interaksi di antara mereka, dan dalam berinteraksi tersebut akan terjadi atau terjalinnya suatu hubungan di antara kedua belah pihak.

Apabila seseorang menjalankan suatu usaha maka di dalamnya terdapat hubungan yang saling membutuhkan antara kedua belah pihak yaitu dalam penelitian ini antara petani dengan toke. Dalam hal ini petani membutuhkan seorang toke untuk membantu usaha perkebunannya yakni untuk menjualkan hasil dari perkebunan tersebut, sedangkan toke membutuhkan petani untuk mendapatkan pekerjaan dan dengan melaksanakan pekerjaan tersebut. Toke akan memperoleh keuntungan atas barang yang telah dibeli dari petani dengan menjual kembali barang yang telah dibeli tadi kepada orang lain.

Ketika petani dengan toke menjalin suatu hubungan, dan jika dilihat dari sudut pandang ekonomi moral maka disini terlihat perbedaan pola-pola perilaku petani dengan pola perilaku wirausahawan. Menurut (Schejtman dalam Zusmelia, 2015:170) hal itu terlihat terutama pada perilaku atau sikap mereka dalam menghadapi resiko. Schejtman melihat bahwa pola perilaku petani dalam berusaha ternyata tidak sama dengan pola perilaku wirausahawan. Seorang wirausahawan memandang resiko usaha dengan cara yang berbeda. Suatu resiko atau ketidakpastian yang bergandengan dengan keuntungan dapat dipandang sebagai fungsi-fungsi dari probabilitas. Hal ini bermakna bahwa menurut wirausahawan resiko bukanlah sesuatu yang menakutkan, kemudian harus dihindari, karena sesungguhnya dibalik resiko tersebut barangkali tersembunyi keuntungan yang besar yang dapat diraih, tinggal bagaimana wirausahawan tersebut mengambil keputusan dan menentukan strategi yang akan dilakukan untuk mencapainya. Berbeda dengan petani, menurut Schejtman diambil dalam tulisan scott bahwa petani berprinsip “utamakan keselamatan” (safety first) dan di pandang tidak rasional karena petani lebih mengutamakan keselamatan sedangkan wirausahawan dianggap rasional karena mempertimbangkan resiko, strategi, untung dan rugi.

Menurut Zusmelia (2007:42), menyebutkan bahwa dalam kajian antropologi melihat bahwa tindakan ekonomi yang dilakukan individu dalam hal ini petani, selalu memiliki dimensi moral. Artinya pertimbangan ekonomi di dalam pengambilan keputusan selalu diputuskan berdasarkan nilai-nilai moral,

(6)

4

sehingga muncullah yang dinamakan ekonomi moral. Scupin dan Decorse (1998) menjelaskan bahwa norma-norma tersebut menekankan pada kerjasama komunitas dalam aktivitas produksi, distribusi, konsumsi, dan tukar menukar di desa.

Daerah Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu wilayah yang mata pencaharian penduduknya berasal dari sektor pertanian. Namun disini peneliti lebih menfokuskan terhadapan petani buah-buahan yaitu tentang petani buah jeruk, karena peneliti melihat ada salah satu wilayah di Kabupaten Pasaman Barat tepatnya di daerah Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh yaitu salah satu daerah yang sebagian besar pendapatan masyarakatnya berasal dari sektor pertanian, salah satunya adalah petani jeruk pasaman.

Berdasarkan penjelasan di atas diantara petani dengan toke terdapat hubungan yang saling membutuhkan antara satu sama lain. Dengan demikian dalam menjalin hubungan tersebut akan ada di dalamnya proses pertukaran, dan dalam proses pertukaran ini akan ada ganjaran yang didapatkan baik itu ekstrinsik maupun intrinsik. Ekstrinsik dimaksud adalah ganjaran berupa uang, barang atau jasa, sedangkan intrinsik adalah ganjaran berupa pujian, penghormatan, atau bentuk kepuasan batin, dan lain-lain.

Tujuan penelitian Untuk mendeskripsikan Hubungan Antara Petani Jeruk dengan Toke Di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena dianggap mampu menggambarkan suatu kenyataan atau fenomena yang ada di lapangan dan bisa menjelaskan masalah yang akan diteliti secara mendalam. Tipe penelitian yang dilakukan adalah tipe deskriptif analitis, yang mengembangkan konsep dan mengumpulkan fakta-fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. Sebagaimana bahwa diketahui bahwa penelitian deskriptif mencoba untuk mencari data seluas-luasnya dalam rangka mencari kondisi ekonomi dari sekelompok manusia (Moleong, 2013:3). Pemilihan informan penelitian dilakukan secara purposive sampling

yaitu peneliti menentukan individu atau kelompok peserta yang yang akan menjadi informan penelitian yang sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan (Bungin, 2007:107)

.

Orang yang menjadi informan penelitian ini adalah: 1). Kelompok petani jeruk, 2). Toke, yang ada di Nagari Muara Kiawai Kabupaten Pasaman Barat.

Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat. Alasan penulis memilih lokasi ini karena Nagari ini mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani dan daerah ini telah banyak mengalami peningkatan jumlah petani jeruk disetiap tahunnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Informan Penelitian Seperti yang diketahui bahwa di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, salah satunya adalah petani jeruk. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara petani jeruk dengan toke di Nagari Muara Kiawai. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka peneliti melakukan wawancara dengan informan, dan informan dalam penelitian ini adalah petani jeruk sebanyak 8 orang dengan kriteria informan penelitian dengan memiliki luas lahan >1 Ha dan rata-rata pendapatan >16.000.000, serta telah bekerja 3-7 tahun dan toke sebanyak 5 orang dengan kriteria telah bekerja sebagai toke selam >2-7 tahun.

B. Hubungan Antara Petani Jeruk Dengan Toke

Hubungan kerja yang terjadi antara petani jeruk dengan toke adalah hubungan kerjasama yang bersifat informal, yaitu suatu hubungan kerja yang didasarkan kepada rasa saling percaya baik secara keluarga maupun sebagai teman antara kedua belah pihak yakni antara petani jeruk dengan toke yang sama-sama

(7)

saling membantu jika ada masalah yang sedang dihadapi.

Kedudukan dan peranan seseorang atau sekelompok orang memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial. sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antar individu dengan masyarakat. Antara petani jeruk dengan toke terbentuknya suatu hubungan sosial. Hubungan sosial disini mencerminkan bahwa adanya interaksi sosial dalam jangka waktu yang relatif lama dan berkesinambungan

.

Berdasarkan hasil penelitian hubungan yang terjadi antara petani dengan toke ini berawal dari toke yang mula-mula mencari petani untuk dijadikan pelanggan tetap agar bisa sama-sama saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidup dari masing-masing mereka. Sebelum mereka bekerjasama petani dengan toke terlebih dahulu membuat semacam kesepakatan/perjanjian lisan mengenai kerjasama yang akan berlangsung kedepan, misalkan bagaimana mereka bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi apabila terjadi sesuatu atau masalah dalam/selama proses kerjasama itu berlangsung. Jika ada kendala yang dialami oleh salah satu pihak, baik itu petani maupun toke selama mereka melakukan transaksi, mereka takkan sungkan-sungkan untuk saling berkomunikasi dan meminta bantuan atas kendala yang sedang dihadapi tersebut. Mereka saling bantu-membantu, sehingga apapun masalah yang sedang mereka hadapi bisa terpecahkan secara bersama. Hal inilah yang menyebabkan mereka tetap saling bekerjasama sampai sekarang.

Komunikasi dan interaksi yang baik tersebut juga yang membuat hubungan antara petani dengan toke semakin dekat dan rasa saling percaya diantara mereka pun semakin kuat, dimana petani sudah tidak takut lagi jika toke membawa terlebih dahulu hasil panennya. Jika tiba-tiba toke pergi begitu saja tanpa memberikan bayaran/setoran kepada petani, petani tidak khawatir karena toke dan keluarganya juga bertempat tinggal di lingkungan yang sama. Kepercayaan (trust)

dalam sosiologi merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatan-kekuatan politik, sosial, hukum, sejarah yang dipandang sebagai solusi paling efesien terhadap fenomena ekonomi tertentu. Pendekatan aktor yang lebih terisolasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi.

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana bentuk hubungan antara petani jeruk pasaman dengan toke, berdasarkan hasil penelitian maka hubungan antara petani jeruk pasaman dengan toke di Nagari Muara Kiawai berkaitan dengan hubungan ekonomi dan hubungan sosial yang akan dideskripsikan sebagai berikut:

a) Hubungan Ekonomi

Berdasarkan kebutuhan antara petani dan toke maka menjadi suatu alasan bagi mereka untuk tetap terus bekerjasama dalam melakukan aktivitas kehidupan. Hal ini menyebabkan terbentuknya suatu jalinan hubungan kerjasama yang berkesinambungan antara petani jeruk dengan toke. Sehingga dalam hubungan kerjasama ini membawa pengaruh timbal balik sehingga terbentuk suatu pola hubungan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari petani dan toke.

Hubungan ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan hidup para petani, begitu juga hidup para toke. Pendapatan petani dari hasil pertanian tergantung pada harga pembelian yang ditawarkan oleh toke kepada petani, sedangkan pendapatan toke juga bergantung pada hasil perkebunan para petani jeruk, jika hasil kebun petani langganannya menurun maka pendapatan usahanya juga akan menurun, ditambah dengan harga jeruk yang kadang tak menentu.

Dalam melakukan transaksi jual beli, sebelum ada kesepakatan antara petani dengan toke, mereka biasanya membuat suatu perjanjian terlebih dahulu. Toke akan menghubungi petani langganannya untuk membicarakan masalah harga jeruk. Jika kedua belah pihak sudah setuju maka barulah transaksi jual beli itu terjadi, petani akan segera memanen buah jeruk tersebut

(8)

6

kemudian si toke datang menjemput buah jeruk tersebut ke kebun para petani.

Di dalam kerjasama yang terjalin antara petani dengan toke tidak hanya sebatas transaksi jual beli saja, ternyata pada saat peneliti malakukan penelitian ada beberapa informan yang mengatakan bahwa hubungan diantara mereka bukan hanya sebatas rekan kerja saja melainkan sudah seperti saudara sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa tolong menolong diantara mereka, saling membantu jika ada salah satu dari mereka yang sedang kesulitan.

Namun terlepas dari pernyataan di atas ternyata tidak semua petani bisa memberikan kepercayaan begitu saja kepada toke, meskipun mereka memang sudah saling menganggap seperti keluarga, ada petani yang tidak mau melepas begitu saja hasil panennya kepada toke. Pada saat toke menghubungi petani untuk melakukan transaksi jual beli, sebelum terjadinya persetujuan diantara mereka, petani mengajukan permintaan kepada toke agar toke memberikan uang muka dahulu sebagai bukti yang sah atas kesepakatan transaksi yang akan berlangsung nantinya. Bukan hanya masalah uang muka yang diminta petani tetapi juga masalah harga menjadi penentu paling utama dalam transaksi jual beli. Biasanya toke akan menyetujui permintaan dari petani dengan memberikan uang muka tanda jadinya transaksi.

Hubungan antara petani dengan toke ini merupakan hubungan pertukaran sosial, dimana disini petani menukarkan suatu barang berupa buah jeruk kepada toke dengan imbalannya toke akan membayarnya dengan sejumlah uang kepada petani atas barang yang diberikan. Misalkan petani dapat hasil panen 1 ton jeruk, jika toke membeli dengan harga Rp 8.000/kg maka dengan begitu toke pun akan membayar dengan harga Rp 8.000.000 kepada petani. Selanjutnya toke malanjutkan penjualan kepada toke besar untuk memperoleh keuntungan dengan menjual kembali buah jeruk dengan harga yang lebih mahal, dari situlah petani akan mendapatkan keuntungan.

Hubungan antara petani jeruk dengan toke di dalam penelitian ini, sesuai dengan paradigma perilaku sosial dengan pendekatan

pada teori pertukaran sosial dari George Homans. Merupakan alat yang digunakan untuk menjelaskan salah satu perspektif yang mendasar dalam sosiologi. Bagi Homans perilaku sosial merupakan pertukaran dengan adanya reward atau cost. Proposisi ini

memusatkan pada kesamaan perilaku tertentu. Dimana proposisi nilai ini yang terjadi antara petani dan toke, karena semakin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya maka semakin besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan itu. Hal ini di tunjukkan dengan adanya rasa balas budi dari petani atas bantuan yang telah didapatkan dari toke.

Dalam proposisi ini Homans meletakkan tekanan dari exchange teorinya. Pertukaran kembali itu berlaku pada kedua belah pihak, sebagaimana dalam proposisi nilai ganjaran/hadiah yang diberikan memiliki nilai yang lebih rendah menurut penilaian aktor, namun memiliki nilai berarti bagi orang lain tersebut, sehingga semakin tinggi nilai yang dihasilkan seseorang tersebut maka semakin besar pula seseorang itu menampilkan aksinya. Pertukaran di sini berupa hasil kebun yang telah diberikan petani serta kepercayaan yang diberikan berkat kerjasama yang baik selama ini dengan toke, sehingga dengan hubungan kerjasama yang baik tersebut, toke berupaya memberikan bonus berupa hadiah/THR kepada petani langganannya pada perayaan hari-hari tertentu seperti hari raya Idul Fitri dan sebagainya. Bagi toke bantuan yang diberikan tidak seberapa, namun bagi petani itu memiliki nilai yang berarti. Pertukaran tidak terjadi bila nilai sesuatu yang ditukarkan itu sama. Oleh sebab itu exchange terjadi bila cost yang diberikan akan menghasilkan benefit yang besar, dimana kedua belah pihak sama-sama mendapat untung dan keuntungan tersebut mengandung unsur psikologi.

Berdasarkan penjelasan di atas dengan adanya pemberian bonus berupa hadiah/THR dari toke kepada petani pada perayaan hari-hari tertentu, maka dalam pemikiran Homans dalam proposisinya hal ini merupakan proposisi sukses dimana semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering suatu tindakan khusus seseorang diberi penghargaan (reward), semakin

(9)

mungkin orang tersebut akan mengulang atau membentuk tindakannya. Maka dengan demikian petani tersebut akan terus menjual hasil pertaniannya kepada toke yang sama.

Hubungan antara petani jeruk dengan toke ini adalah hubungan kerjasama dimana kedua belah pihak saling menguntungkan satu sama lain yang mana berlandaskan pada prinsip ekonomi elementer bahwa orang menyediakan barang dan jasa dari transaksi ekonomi tersebut. Seseorang dapat mempertukarkan pelayanannya untuk memperoleh uang guna mencukupi kebutuhan sehari-harinya, sehingga menjadikan adanya suatu pernyataan bahwa interaksi sosial mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi mereka mengakui bahwa pertukaran sosial tidak selalu dapat diukur dengan uang, melainkan dapat menjalin kerjasama yang intim dengan harapan memperoleh ganjaran nyata berupa bonus (Poloma, 2010:52). Ganjaran/hadiah yang diberikan memiliki nilai yang rendah bagi pemberi hadiah, namun memiliki nilai yang sangat berarti bagi penerima hadiah tersebut.

Sesuai dengan hubungan yang terjadi antara petani jeruk dengan toke yang ada di Nagari Muara Kiawai Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat, antara petani dengan toke dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mereka perlu melakukan tindakan ekonomi, dimana tujuan dasar menurut Homans dari perilaku manusia adalah tujuan ekonomis untuk memperbesar keuntungan (profit), imbalan (reward) dan ganjaran seluruh fenomena sosial (Upe, 2010:172). Sebuah tindakan pertukaran tidak akan terjadi apabila dari pihak-pihak yang terlibat ada yang tidak mendapatkan keuntungan dari suatu transaksi pertukaran. Keuntungan dari suatu pertukaran, tidak selalu berupa ganjaran ekstrinsik seperti uang, barang-barang atau jasa, tetapi juga bisa berupa ganjaran intrinsik seperti kasih sayang, kehormatan, kecantikan, atau keperkasaan (Damsar, 2011:63).

b) Hubungan Sosial

Dalam menjalani kehidupan manusia tidak terlepas dari bantuan orang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial. Hubungan sosial ini pun berpengaruh pada ekonomi yang terjalin antara

petani jeruk dengan toke. Hubungan sosial berujung pada rasa sosial yang tinggi antara kedua belah pihak. Terkait dengan hubungan sosial antara petani dengan toke hubungan sosial sebagai wujud dari jalinan hubungan kerja yang terjalin. Semua ini bukanlah sensasi melainkan sebagai ketetapan yang bertujuan untuk mebina keharmonisan dalam hidup bersama dan bermasyarakat. Sehingga terciptalah hubungan sosial dalam kehidupan petani dan toke.

 Adanya pinjam-meminjam antara petani dengan toke

Hubungan sosial terjadi antara petani dengan toke ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan. Misalnya ketika petani mengalami kesulitan akan kebutuhan keluarga, disini petani bisa meminjam uang kepada toke dan menggantinya dikemudian hari ketika mereka telah memiliki uang. Toke akan senatiasa memberikan pinjaman kepada petani karena mereka sudah merasa seperti saudara sendiri yang saling tolong menolong ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan. Selama menjalin hubungan mereka juga menjalin hubungan kerja yang baik, mereka saling mencoba menjaga kenyamanan selama kerjasama antara mereka masih berjalan sehingga terjadinya kedekatan hubungan diantara mereka.

Dari apa yang disampaikan oleh George Homans mengenai konsep dalam teori pertukarannya, sesuai dengan apa yang peneliti dapatkan dilapangan dimana mengenai hubungan antara petani jeruk dengan toke di Nagari Muara Kiawai terdapat hubungan yang saling menguntungkan, dimana toke menganggap petani sebagai cost yang akan menjadi tempat atau wadah untuk dia dapat memperoleh suatu keuntungan yakni dengan cara membeli suatu barang dari petani dan menjual kembali dengan harga yang relatif lebih tinggi. Sebaliknya dengan petani juga mendapatkan keuntungan dimana petani terbantu dengan adanya kehadiran toke sehingga mereka lebih mudah untuk melakukan transaksi jual beli dari hasil kebun mereka, selain itu juga petani lebih mudah jika sedang mengalami permasalahan keuangan mereka bisa meminjam

(10)

8

uang dari toke langganan mereka. Hubungan yang terjadi antara petani dengan toke ini terbentuk karena adanya pertukaran sosial yang terjalin dalam waktu yang cukup lama dan berlangsung secara terus menerus sehingga dari hubungan pertukaran sosial tersebut maka terbentuklah semacam hubungan kekeluargaan serta persahabatan.

Antara petani jeruk dengan toke bekerja untuk saling memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Terkadang adakalanya salah satu dari mereka tidak mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dari itu ketika mengalami kesulitan mereka akan saling meminta bantuan satu sama lain. Jika petani meminta bantuan kepada toke, dan toke akan memberikan pinjaman atas dasar kepercayaan. Petani merasa berhutang budi atas bantuan yang diberikan toke meskipun itu dalam bentuk pinjaman. Maka dari itu dalam mempertahankan suatu hubungan yang telah lama berjalan dengan baik, adanya sifat saling percaya sangat diperlukan disini demi kelangsungan kerjasama yang lebih lama lagi.

 Adanya kerjasama antara petani dengan toke

Berdasarkan dengan adanya hubungan antara petani dengan toke,maka hubungan sosialnya lebih bersifat kaku dikarenakan tidak adanya tuntutan kerja yang ketat dalam bekerjasama. Hal ini bisa dilihat dari hubungan kerja yang terjalin dan berjalan senyaman mungkin dan bersifat kekeluargaan.

Hubungan kerjasama yang tercipta antara petani dengan toke sangat tercipta dengan baik. Baik itu pada saat melakukan kerjasama maupun dikehidupan sehari-hari, hal ini dapat dilihat pada bentuk bantuan yang diberikan oleh masing-masing pihak ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan/kemalangan. Apabila ada acara pesta pun mereka saling mengundang dan saling membantu satu sama lain, misalkan dengan membawa sedikit bantuan bahan-bahan pokok untuk keperluan acara pesta, seperti membawa kelapa serta ternak peliharaan mereka.

Selama ini kerjasama yang terjalin antara petani jeruk dengan toke berjalan sangat

baik, meskipun terkadang status mereka berbeda dari segi materi yang mereka miliki. Justru perbedaan itulah yang menjadikan mereka bisa saling bantu membantu jika salah satu dari mereka tengah mengalami kesulitan, sebagaimana hal nya setiap orang yang melakukan kerjasama pasti mengharapkan adanya rasa tolong-menolong dalam kerjasama tersebut. Bukan hanya dalam hal pekerjaan, tetapi juga diluar dari pekerjaan atau pada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam hubungan yang terjalin antara petani jeruk dengan toke ini terjadi pertukaran yakni : (a) pertukaran yang bersifat timbal balik dimana sesuatu yang dipertukarkan itu memiliki nilai bagi kedua belah pihak (b) adanya latar belakang ekonomi sehingga dalam melakukan pertukaran adanya cost dan reward (c) pertukaran yang terjadi secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam masyarakat (d) adanya interaksi dan komunikasi diantara mereka terkait kerjasama.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dengan judul Hubungan Antara Petani Jeruk Dengan Toke, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a) Adanya hubungan ekonomi, dimana antara petani dengan toke memiliki hubungan kepentingan yang saling

bekerjasama untuk

mendapatkan keuntungan dalam aktifitas kerja dikarenakan adanya persamaan kebutuhan. b) Adanya hubungan sosial,

dimana dalam menjalani kehidupan manusia tidak terlepas dari bantuan orang lain. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa sosial yang tinggi dari kedua belah pihak dengan memberikan bantuan atau pinjaman kepada salah satu pihak yg membutuhkan bantuan jika mereka mengalami

(11)

kesulitan. Serta adanya kerjasama yang terjalin dengan adanya rasa sosial tolong-menolong di antara mereka. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diajukan beberapa saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para petani dan toke, pada umumnya untuk seluruh masyarakat:

a) Diharapkan bagi petani dan toke agar dapat terus mempertahankan hubungan baik yang sudah lama terjalin, sehingga bisa menjadi panutan untuk seluruh masyarakat dimanapun berada.

b) Diharapkan bagi mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat bisa menjadi pedoman dalam penulisan skripsi kedepannya dan menjadi panutan untuk ilmu pengetahuan.

c) Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran terhadap penulis agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Akhsin. 1998. Pola Hubungan Kerja Petani Tomat Dengan Pemilik Modal (Skripsi) Antropologi Fisip Unand).

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Damsar. 2011. Sosiologi Ekonomi. PT Raja Grafindo.

Syahyuti. 2006. Konsep penting dalam pembangunan pedesaan dan pertanian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Zusmelia. 2015. Sosiologi Ekonomi. Yogyakarta: Deepublish (Grup Penerbit CV BUDI UTAMA).

Referensi

Dokumen terkait

Tentang akhlak pergaulan peserta didik yang berbusana muslimah. khususnya dengan

Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa perlakuan paralon menghasilkan larva sebanyak 248 ekor, fiber 19 ekor, pada kaca dan keramik tidak memiliki kelangsungan

Mengenai masalah keselamatan, telah menjadi issu yang substansial dalam teologi Islam dan Katolik. Selanjutnya akan menimbulkan keragaman pandangan dari berbagai pakar

Berdasarkan hasil uji organoleptik dengan cara metode rangking terhadap donat yang dilakukan maka didapat donat panggang yang paling disukai panelis yaitu

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah apakah mekanisme tata kelola korporasi

Pada Gambar 4., dapat dilihat bahwa pada zona hambat pertumbuhan bakteri konsentrasi penambahan madu 5% dalam sabun mandi cair dapat menyaingi sabun mandi cair

Hasil analisis regresi linear sederhana didapat persamaan perhitungan sebagai berikut : Y = 31,786 + 0,672X, dimana Y merupakan kepuasan pelanggan dan X merupakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus SQY memiliki kecerdasan dengan IQ 115 (diatas rata- rata), orangtua anak memberikan bimbingan dan motivasi untuk menghafal