• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus Teluk Meksiko.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Kasus Teluk Meksiko.docx"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KASUS KECELAKAAN KERJA DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN INDUSTRI MIGAS

LINDUNG LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN KERJA

“Malapetaka di Teluk Meksiko”

Disusun Oleh :

Nama : Lay, Allan Setiawan NIM : 15.420.410.0958 Kelas : B

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2015/2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahaesa karena atas kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Studi Kasus “Malapetaka di Teluk Meksiko”.

Tujuan dari penyusunan laporan studi kasus ini yaitu guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Lindung Lingkungan dan Keselamatan Kerja Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Selain itu, pembuatan Studi Kasus ini adalah sebagai bukti dari hasil pembelajaran yang dilakukan berkait dengan materi kuliah Lindung Lingkungan dan Keselamatan Kerja.

Laporan studi kasus ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber dan buku yang digunakan sebagai referensi untuk pelengkap dan penunjang penyusunan laporan studi kasus ini.

Pada kesempatan ini, penyusun juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Sigit Cahyono, selaku dosen pembimbing serta penanggung jawab perkuliahan.

2. Ir. Husni Banser, selaku dosen yang telah memberikan sumbangsihnya dalam mengajarkan beberapa materi perkuliahan.

3. Rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama praktikum.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pihak manapun diharapkan demi penyempurnaan laporan studi kasus ini. Semoga laporan ini mampu menambah wawasan para pembacanya.

Yogyakarta, 10 Juni 2016

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Rasional...1

B. Konfidensilitas ...1

C. Identifikasi Kasus...2

BAB II GEJALA KASUS DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS... 3

A.Gejala Kasus...3

B. Alasan Pemilihan Kasus...4

C. Ancangan Studi Kasus...7

BAB III PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN KASUS... 11

BAB IV USAHA – USAHA PENANGANAN... 14

A. Usaha Bantuan Yang Direncanakan...14

B. Bantuan Yang Terlaksana...14

C. Bantuan Yang Tidak Terlaksana...15

D. Usaha Dan Tindak Lanjut...15

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 17

A. Analisis...17

(4)

B. Pembahasan...18 BAB VI PENUTUP... 20 A. Kesimpulan...20 B. Saran...20 DAFTAR PUSTAKA ...21 LAMPIRAN

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional

Laporan Studi Kasus merupakan bentuk pertanggung jawaban penulis sebagai mahasiswa Program Studi Lindung Lingkungan dan Keselamatan Kerja Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Studi kasus ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam mengumpulkan data dan mengkaji data kemudian mengolah data, dalam usaha pemecahan masalah pencemaran lingkungan yang terjadi di Industri Migas. Penulis mengangkat masalah ini menjadi subjek studi kasus dengan alasan masalah yang dihadapi dalam kasus dalam industri migas ini cukup kompleks dan membutuhkan finansial yang sangat besar dalam upaya penanganannya.

Kegiatan studi kasus yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai data tentang kasus yang akan dianalisa melalui berbagai teknik pengumpulan data. Data yang relevan dan lengkap dari berbagai sumber digunakan untuk memberikan bantuan secara tepat sesuai dengan masalah pencemaran lingkungan yang terjadi sehingga diharapkan menjadi pelajaran bagi industri migas lain agar tidak terulang kasus pencemaran lingkungan yang sama.

B. Konfidensialitas

Studi kasus adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan memberikan diagnosa-diagnosa kesulitan/masalah secara intensif dan menggunakan pendekatan yang komprehensif sampai pada usaha menetapkan bantuan pemecahannya serta memberikan alternatif-alternatif bantuan yang dibutuhkan dalam menangani suatu kasus.

(6)

Dalam pelaksanaan studi kasus ini, konselor melakukan berbagai kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui dan mengenal kasus yang akan diangkat. Data tersebut adalah data tentang penyebab terjadinya tumpahan minyak di Teluk Meksiko.

C. Identifikasi Kasus

“Memburu” minyak seperti permainan “judi” tingkat tinggi. Bila berhasil keuntungan jutaan dollar tiap tahun pasti dapat masuk rekening bank, namun bila terjadi “malapetaka” tidak hanya kehilangan harapan, jutaan dollar terpaks aharus dikeluarkan untuk biaya mengatasinya, belum termasuk “hujatan – hujatan” dari public yang mampu menurunkan kredibilitas perusahaan. Salah satu pencemaran lingkungan oleh industri migas diantaranya adalah disebabkan oleh oil spill.

Oil spill adalah perilisan sebuah cairan minyak hidrokarbon ke dalam lingkungan akibat kegiatan manusia, dan merupakan bentuk polusi. Sebagian besar tumpahan minyak terbesar di dunia masuk ke dalam tiga kategori yang berbeda: 1) peperangan; 2) kecelakaan dalam pengeboran sumur minyak, dan 3) kecelakaan kapal tanker. Kecelakaan kapal tanker terbanyak menumpahkan minyaknya sehingga menjadikan peringkat satu dari 3 kategori tersebut dan sering para pelaku akhirnya bertanggung jawab akibat dari kecelakaan tersebut.

(7)

BAB II

GEJALA KASUS DAN ALASAN PEMILIHAN KASUS

A. Gejala Kasus

Pada tanggal 20 April 2010 terjadi ledakan di Deepwater Horizon, sebuah anjungan pengeboran minyak yang terletak 66 kilometer lepas pantai Louisiana, AS. Ledakan pada sumur yang dioperasikan oleh British Petroleum (BP), sebuah perusahaan minyak dari Inggris ini, menewaskan 11 orang pekerja. Titik ledakan tepat pada kepala sumur di kedalaman 1.500 meter di bawah permukaan laut.

Dua hari pasca ledakan, sebagian anjungan roboh. Sejak itu semburan minyak mentah sekitar 60.000 barrel per hari merembet semakin jauh dari pusat ledakan akibat terbawa arus. Gambar-gambar terbaru satelit memperlihatkan luas tumpahan minyak sudah lebih dari 24 ribu km persegi atau kira-kira separoh Provinsi Jatim. Bencana ini melebihi tumpahan minyak Exxon Valdez, tahun 1989, yang disebut sebagai terburuk dalam sejarah perminyakan Amerika.

Bisa dipastikan, dampak dari tragedi tersebut sangatlah dahsyat. Lebih dari 600 spesies hewan mati seperti ikan, kerang, penyu, dan burung. Padang terumbu karang juga hancur. Sementara itu, ribuan nelayan di pesisir Kuba, pantai selatan AS, hingga sepanjang pesisir timur Meksiko terpukul karena hasil tangkapan merosot tajam. Jika ini dibiarkan, bukan tidak mungkin ribuan nelayan akan kehilangan mata pencaharian dan terancam kehidupannya karena terkena dampak langsung pencemaran.

Beruntung, pemerintah AS bisa cepat tanggap terhadap kondisi darurat tersebut. Presiden Barrack Obama langsung memprioritaskan penanganan bencana tersebut. Dia bahkan menunda kunjungan ke Indonesia dan beberapa negara karena ingin fokus menangani masalah Teluk Meksiko tersebut. Obama yang menyebut kebocoran itu sebagai bencana mengerikan, terus mendesak BP agar menanggung penalti, ganti rugi, hingga membersihkan polusi.

(8)

Di sisi lain, semua petinggi AS kompak mendesak BP menanggulangi semua bencana sampai tuntas, termasuk biayanya. Jaksa Agung Eric Holder menegaskan, pemerintah AS tidak akan membayar sepeser pun biaya pembersihan minyak dan BP mesti bertanggung jawab atas semua kerusakan. Dari situ, bisa terlihat bahwa mereka satu kata menekan pihak korporasi supaya bertanggung jawab atas yang telah diperbuat.

Dan, reaksi cepat ini berhasil dalam waktu tiga bulan. BP sebagai pihak yang bertanggung jawab, langsung menggelontorkan dana 3,5 milyar dolar atau 30 trilyun rupiah (sekitar 60 % dari subsidi BBM di Indonesia) untuk mengatasi tragedi tersebut. Dengan upaya keras seperti penutupan katup dan penyuntikan heavy drilling lumpur dan semen pada sumur, termasuk pemasangan corong untuk mengumpulkan minyak, kebocoran tersebut bisa ditanggulangi. Bahkan, ke depannya dicoba mengebor sumur baru yang memotong sumur yang menyemburkan minyak sehingga seluruh minyak bisa dikeluarkan sesuai jalur yang benar. Hal ini tidak hanya menghentikan semburan minyak, tapi juga bisa memperpanjang napas eksplorasi di lokasi tersebut.

Selain itu, BP juga memberikan ganti rugi senilai 165 juta dollar yang dibayar kepada pihak-pihak individual yang langsung terkena dampak pencemaran. Inilah bentuk pertanggungjawaban BP sebagai perusahaan yang memiliki integritas tinggi di dunia.

B. Alasan Pemilihan Kasus

Sejak beberapa tahun silam banyak terjadi kasus oil spill diantaranya adalah : 1. Tumpahan Minyak akibat Perang Teluk (1991 – Kuwait). Selama Perang Teluk, pasukan Irak menyerbu Kuwait. Ketika mereka diusir oleh pasukan koalisi mereka membuka katup pipa di terminal minyak dan menumpahkan minyak ke tanah. Mereka juga menumpahkan muatan kapal tanker ke Teluk Persia. Selama mereka melakukan perbuatanya, mereka membakar banyak di sumur dan pipa terminal. Tidak mungkin untuk menentukan total volume minyak yang tumpah tapi diperkirakan sekitar 11.000.000 barel.

(9)

2. Semburan minyak Lakeview (1910-1911 – California, USA). Semburan minyak Lakeview adalah kecelakaan minyak dari sumur yang menumpahkan minyak diperkirakan 9.000.000 barel (perkiraan dari Wikipedia) minyak di Kern County, California. Mengirimkan sumur minyak lebih cepat dari kru mampu rute ke tangki penyimpanan. Tekanan yang kuat menyebabkan minyak meletus seperti sebuah geyser, minyak ditumpahkan ke tanah selama lebih dari satu tahun sampai berhenti secara alami.

3. Horizon Deepwater (2010 – Teluk Meksiko), Tumpahan minyak Horizon Deepwater berlangsung di Teluk Meksiko. Itu dimulai pada tanggal 20 April 2010 ketika sebuah ledakan menghancurkan Horizon rig pengeboran Deepwater, menyebabkan aliran bertekanan minyak di dekat kepala sumur di Teluk Meksiko di lantai lebih dari 5.000 meter air. Berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran di lingkungan yang sulit telah hanya sebagian berhasil. Ada harapan bahwa sumur yang dibor dekat bantuan bisa masuk ke lubang sumur dan pompa cukup konkret untuk menghentikan kebocoran. Sumur bantuan tidak diharapkan untuk memotong yang rusak baik sampai Agustus, 2010. Jumlah minyak yang hilang tidak diketahui karena perkiraan yang akurat tidak dapat dibuat dari pengamatan video dasar laut. Estimasi tinggi dari Laju Alir ditunjuk-pemerintah Kelompok Teknis yang dikeluarkan pada 15 Juni 2010 adalah sekitar 60.000 barel per hari. Perkiraan minyak tumpah sebelum bulan Juni 23nd sekitar 3.780.000 barel didasarkan pada laju sekitar 60.000 barel per hari.

4. Ixtoc (1979 – Teluk Meksiko), Ixtoc adalah pengeksploitasi yang dikerjakan oleh Pemex, perusahaan minyak milik pemerintah Meksiko, di Teluk Campeche, Teluk Meksiko. Terletak sekitar 60 mil barat laut dari Ciudad del Carmen dalam air sekitar 160 meter. tumpahan itu dipicu ketika rig pengeboran hilang sirkulasi lumpur dan penurunan tekanan pada reservoir memicu sebuah ledakan. Minyak terbakar dan rig runtuh ke laut. Jumlah minyak yang tumpah diperkirakan adalah 3.333.333 barel.

(10)

5. Atlantik Empress (1979 – Hindia Barat), Atlantik Empress adalah kapal tanker Yunani yang bertabrakan dengan kapal lain di lepas pantai Trinidad dan Tobago pada tanggal 19 Juli 1979. Perkiraan 2.123.800 barel minyak yang ditumpahkan.

6. Mingbulak (1992 – Uzbekistan), Tumpahan minyak Mingbulak terjadi pada tanggal 2 Maret 1992 di ladang minyak Mingbulak di Lembah Fergana Uzbekistan. Tumpahan ini disebabkan oleh ledakan yang terbakar dan dibakar selama dua bulan. Kira-kira 2.000.000 barrel minyak yang terkandung di balik sebuah bendungan darurat.

7. Abt Summer (1991 – Samudra Atlantik), Abt Summer adalah kapal tanker yang rusak parah oleh ledakan pada 28 Mei 1991 di lepas pantai Angola. Kapal ini membawa kargo dari sekitar 1.924.000 barel minyak mentah (perkiraan dari Wikipedia), kapal akhirnya tenggelam di lautan Atlantik. 8. Castillio de Bellver (1983 – Samudra Atlantik), The Castillio de Bellver mengalami kerusakan karena kebakaran pada 6 Agustus 1983 di lepas pantai Afrika Selatan dengan sekitar 1.864.800 barrel minyak di papan (perkiraan dari Wikipedia). Tanker yang akhirnya kandas dan patah dua. Buritan hanyut dari pantai dan tenggelam di Atlantik.

9. Amoco Cadiz (1978 – Samudra Atlantik), The Amoco Cadiz adalah pembawa minyak mentah yang sangat besar yang diterjang oleh suatu badai ekstrim dan terdampar di pantai Brittany, Perancis pada tanggal 16 Maret 1978. Kapal ini memiliki sekitar 1.619.048 barel minyak onboard (perkiraan dari Wikipedia). Sebuah rip dalam lambung dari landasan yang mulai tumpah. Kapal patah dan menumpahkan minyaknya selama beberapa hari.

10. MT Haven (1991 – Mediterania), The Haven MT adalah pengangkut minyak mentah dalam ukuran yang sangat besar yang terbakar dan tenggelam di Laut Mediterania lepas pantai Italia pada tanggal 11 April 1991. Tercatat 1.065.600 barel minyak mentah yang ditumpahkannya.

(11)

11. Odyssey (1988 – Off Nova Scotia, Kanada), Odyssey adalah kapal tanker minyak yang tenggelam di lepas pantai Nova Scotia, Kanada pada tanggal 10 Nopember 1988. Saat itu, kapal terperangkap dalam badai Atlantik Utara dan dipecah oleh pada papan ledakan. Dan tercatat menumpahkan 1.023.809 barel minyak mentah.

Dalam uraian di atas disebutkan bahwa kategori tumpahan minyak terbesar yang kedua adalah kecelakaan dalam pengeboran sumur minyak, dalam hal ini bisa diambil contoh adalah Horizon Deepwater (2010 – Teluk Meksiko), maka dalam makalah studi kasus ini, penulis membahas Studi Kasus berjudul “Malapetaka di Teluk Meksiko.”

C. Ancangan Studi Kasus

Adapun ancangan studi kasus dalam menangani kasus Malapetaka di Teluk Meksiko yang disebabkan oleh oil spill meliputi metode untuk membersihkan, peralatan yang digunakan dan upaya pencegahan.

a. Metode Untuk Membersihkan

Metode untuk membersihkan oil spill adalah sebagai berikut:

1. Bioremediasi : penggunaan mikroorganisme atau agen biologis untuk memecah atau menghapus minyak.

2. Bioremediasi Accelerator: Oleophilic, kimia hidrofobik, tidak mengandung bakteri, yang secara kimia dan fisik obligasi baik hidrokarbon larut dan tidak larut. Akselerator bioremedation bertindak sebagai agen menggiring dalam air dan di permukaan, molekul mengambang ke permukaan air, termasuk terlarut seperti fenol dan BTEX, aglomerasi membentuk seperti gel. Tingkat tidak terdeteksi dari hidrokarbon dapat diperoleh di air dan kolom air dikelola. Dengan overspraying kemilau dengan accelerator bioremediasi, kemilau dihilangkan dalam hitungan menit. Apakah diterapkan di darat atau di air, emulsi kaya nutrisi menciptakan mekar dari lokal, adat, pra-ada, bakteri memakan hidrokarbon. Mereka bakteri khusus memecah hidrokarbon ke dalam air dan karbon dioksida, dengan EPA tes menunjukkan 98% dari alkana

(12)

dibiodegradasi dalam 28 hari, dan aromatik yang dibiodegradasi 200 kali lebih cepat daripada di alam mereka juga kadang-kadang menggunakan hydrofireboom untuk membersihkan minyak oleh mengambil jauh dari sebagian besar minyak dan terbakar itu.

 Pengendalian pembakaran efektif dapat mengurangi jumlah minyak dalam air, jika dilakukan dengan benar. Tapi ini hanya bisa dilakukan di angin rendah] dan dapat menyebabkan polusi udara .

 Dispersan bertindak sebagai deterjen , clustering sekitar tetesan minyak dan memungkinkan mereka untuk terbawa dalam air. Hal ini meningkatkan permukaan estetis, dan memobilisasi minyak. tetesan minyak yang lebih kecil, tersebar oleh arus, dapat menyebabkan kerusakan kurang dan mungkin menurunkan lebih mudah. Tetapi tetesan minyak tersebar menyusup ke dalam air yang lebih dalam dan mematikan dapat mencemari karang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa dispersan beracun untuk karang. [15]

 Melihat dan menunggu: beberapa kasus, alami atenuasi minyak mungkin paling tepat, karena invasif alam difasilitasi metode pemulihan, terutama di daerah sensitif seperti ekologis seperti lahan basah.

 Pengerukan : untuk minyak terdispersi dengan deterjen dan lainnya lebih padat minyak dari air.

 Skimming : Memerlukan tenang perairan

 Memperkuat: Solidifiers terdiri dari kering hidrofobik polimer yang baik menyerap dan menyerap . Mereka membersihkan tumpahan minyak dengan mengubah keadaan fisik minyak tumpah dari cair ke semi-padat atau bahan karet-seperti yang mengapung di atas air. Solidifiers yang tidak larut dalam air, sehingga penghapusan minyak dipadatkan mudah dan minyak tidak akan leach keluar. Solidifiers telah terbukti menjadi relatif tidak beracun untuk kehidupan air dan liar dan telah terbukti untuk menekan uap berbahaya umumnya terkait dengan hidrokarbon seperti Benzene, Xylene, Metil Etil, Aseton dan Naphtha. Waktu reaksi untuk pembekuan minyak dikendalikan oleh area surfing atau ukuran polimer serta viskositas minyak. Beberapa produk manufaktur solidifier klaim minyak dipadatkan dapat dibuang di

(13)

tempat pembuangan sampah, daur ulang sebagai aditif dalam produk aspal atau karet, atau dibakar sebagai bahan bakar abu rendah. Sebuah solidifier disebut CIAgent (diproduksi oleh CIAgent Solusi dari Louisville, Kentucky ) sedang digunakan oleh BP dalam bentuk granula serta Kelautan dan Sheen boom pada Dauphin Island , AL dan Fort Morgan, MS untuk membantu dalam tumpahan minyak Horizon Deepwater pembersihan.

 Vacuum dan centrifuge : minyak bisa disedot bersama dengan air, dan kemudian centrifuge yang dapat digunakan untuk memisahkan minyak dari air - memungkinkan kapal tanker untuk diisi dengan minyak murni dekat. Biasanya, air dikembalikan ke laut, membuat proses lebih efisien, tetapi memungkinkan sejumlah kecil minyak untuk kembali juga. Masalah ini telah menghambat penggunaan sentrifugal karena peraturan Amerika Serikat membatasi jumlah minyak dalam air kembali ke laut.

b. Peralatan yang digunakan

Peralatan Yang Digunakan untuk membersihkan Oil Spill meliputi:

 Booming : hambatan besar mengambang yang bulat Facebook minyak dan mengangkat minyak off air

 Skimmer : skim minyak.

 Sorbents: pernyerap besar yang menyerap minyak.

 agen biologis dan kimia: membantu memecah minyak.

 Vacuums: menghilangkan minyak dari pantai dan air permukaan.

 Sekop dan peralatan jalan lain: biasanya digunakan untuk membersihkan minyak di pantai.

c. Pencegahan

 Seafood Sensorik Pelatihan-dalam upaya untuk mendeteksi minyak di laut, pengawas dan regulator sedang dilatih untuk mengendus makanan laut tercemar oleh minyak dan pastikan produk mencapai konsumen adalah aman untuk dimakan.

 Sekunder penahanan - metode untuk mencegah pelepasan minyak atau hidrokarbon ke lingkungan.

 Tumpahan Minyak Pencegahan dan Penanggulangan kendali (SPCC) program oleh Amerika Serikat Environmental Protection Agency .

8

(14)

 Double-penggilingan - membangun hulls ganda ke kapal, yang mengurangi risiko dan tingkat keparahan menumpahkan jika terjadi tabrakan atau landasansingle-hull kapal yang ada juga dapat dibangun kembali untuk memiliki lambung ganda.

BAB III

PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN KASUS

(15)

Tumpahan minyak Horizon Deepwater berlangsung di Teluk Meksiko. Itu dimulai pada tanggal 20 April 2010 ketika sebuah ledakan menghancurkan Horizon rig pengeboran Deepwater, menyebabkan aliran bertekanan minyak di dekat kepala sumur di Teluk Meksiko di lantai lebih dari 5.000 meter air. Berbagai upaya untuk menghentikan kebocoran di lingkungan yang sulit telah hanya sebagian berhasil. Ada harapan bahwa sumur yang dibor dekat bantuan bisa masuk ke lubang sumur dan pompa cukup konkret untuk menghentikan kebocoran. Sumur bantuan tidak diharapkan untuk memotong yang rusak baik sampai Agustus, 2010. Jumlah minyak yang hilang tidak diketahui karena perkiraan yang akurat tidak dapat dibuat dari pengamatan video dasar laut. Estimasi tinggi dari Laju Alir ditunjuk-pemerintah Kelompok Teknis yang dikeluarkan pada 15 Juni 2010 adalah sekitar 60.000 barel per hari. Perkiraan minyak tumpah sebelum bulan Juni tanggal 23 sekitar 3.780.000 barel didasarkan pada laju sekitar 60.000 barel per hari.

Dengan kata lain, bahwa terdapat pekerjaan semen yang buruk dan kegagalan "shoe track barriers" untuk mengalirkan hidrokarbon (gas dan cair) dari reservoir ke dalam casing produksi. Hasil uji "negative pressure" diterima tidak sebagaimana mestinya dan ada kegagalan kontrol terhadap prosedur pencegahan ledakan, yang harus diaktifkan secara otomatis untuk menutup sumur. Laporan investigasi ini menyajikan informasi baru yang kritis mengenai penyebab kecelakaan dan analisis rinci tentang fakta-fakta dan rekomendasi untuk perbaikan keselamatan operasi di masa datang baik untuk British PetroleumP maupun pihak-pihak lain yang terlibat. Menurut British Petroleum, laporan ini sangat relevan dan bermanfaat bagi industri minyak pada umumnya dan diharapkan rekomendasi yang diberikan dapat diadopsi untuk operasi pengeboran minyak secara luas. Para pejabat mengumumkan tumpahan minyak dari Teluk Meksiko mulai mendekati pantai-pantai berpasir putih Florida barat laut. Gelombang minyak, yang berisi ribuan gelembung minyak mentah hitam, kini berada sekitar 15 kilometer dari Pensacola, Florida. Sejumlah pihak memperkirakan tumpahan minyak itu akan mencapai pantai Florida pada hari Jumat (4/6/2010). Sementara

(16)

itu, upaya BP menutup sumber kebocoran memperlihatkan hasil positif setelah gergaji yang terjepit di satu pipa tebal dasar laut selama berjam-jam berhasil diatasi. Perusahaan ini berupaya menghentikan tumpahan minyak dari sumur bawah laut dengan memotong pipa yang rusak dan menutupnya. Komandan Penjaga Pantai, Thad Allen, mengatakan, para petugas sekarang menyemprot bahan kimia untuk mengurai minyak yang keluar dari potongan pipa baru itu. Sedangkan para pekerja bantuan menempatkan lebih banyak pelampung di sepanjang garis pantai untuk melindungi pantai dan satwa liar. Gubernur negara bagian Florida, Charlie Crist, mengatakan, gelombang minyak yang terlihat di pantai barat laut wilayahnya itu berisi ribuan gelembung minyak mentah hitam. "Tujuan kami adalah memindahkan minyak itu dari pantai dan mencegah atau meminimalkan dampaknya terhadap negara bagian kami," ujarnya kepada wartawan. Di Louisiana, negara bagian yang paling parah terkena dampak insiden ini, Gubernur Bobby Jindal mengatakan bahwa Gedung Putih telah menyetujui pembangunan lima pagar karung pasir di sepanjang garis pantai dan memerintahkan BP membiayai proyek ini. Jindal mengkritik keras pemerintah Obama dan BP karena dianggap lambat bertindak atas krisis ini.

Gelombang minyak juga telah mencapai Pulau Dauphin di Alamaba dan sebagian garis pantai Mississippi. BP memperkirakan sejauh ini pihaknya telah mengeluarkan dana US$ 990 untuk membiayai operasi pembersihan, tetapi perusahaan itu menolak untuk mengganti rugi dampak tumpahan minyak itu di masa mendatang. Sejak bencana terjadi harga saham perusahaan Inggris ini turun lebih dari sepertiga. Berita bahwa Departemen Kehakiman AS telah melakukan sejumlah penyelidikan kriminal dan perdata atas bencana tumpahan minyak di Teluk Meksiko ini membuat harga saham BP semakin merosot pada hari Rabu pagi. Sementara itu, dalam pidato di Pennsylvania hari Rabu, Presiden Obama mengatakan, kebocoran itu disebabkan oleh kesalahan manusia atau perusahaan yang mengambil jalan pintas berbahaya sehingga aspek keselamatan tidak diindahkan.

11

(17)

Terlepas dari itu semua Tumpahan minyak di teluk Mexico telah membuat sejumlah satwa liar ke dalam jurang bahaya kematian. Bahkan perusahaan pengebornya, British Petroleum, mengatakan bahwa minyak yang bocor baru bisa berhenti hingga Agustus nanti. Tumpahan minyak yang meluas di Teluk Meksiko sedang mendekati pantai negara bagian Florida. Sementara itu, hingga kini, perusahaan minyak raksasa BP masih bergelut membendung tumpahan itu. Berusaha mengakhiri tumpahan minyak terburuk dalam sejarah AS dengan perbaikan sumur minyak pertamanya pada awal Mei dan dapat mencapai titik bocornya pada bulan Agustus, demikian laporan Miami Herald, Ahad 6 Juni. Sedangkan perbaikan ke dua dilakukan pertengahan Mei. Gambar-gambar satelit yang baru dari University of Miami pada hari Rabu, menunjukkan tumpahan minyak Teluk Meksiko, sekarang berukuran hampir sebesar negara bagian Maryland, yang luasnya sudah lebih dari 24.000 kilometer persegi. Perkiraan terbaru menunjukkan minyak kini semakin mendekati pantai Florida, dengan posisi tumpahan hanya 11 kilometer saja dari garis pantai. Menurut data pemerintah, total 72 juta galon minyak mentah tumpah di perairan Teluk Meksiko pada saat ini. Ilmuwan memperkirakan bahwa angka tersebut mungkin akan mencapai 265 juta galon. Tujuh minggu setelah ledakan 20 April di area Deepwater Horizon, yang menewaskan 11 pekerja, BP bertanggung jawab atas kejadian tersebut mengatakan pihaknya menyedot 6.000 barel minyak per hari. Jumlah tersebut seperempat dari seluruh muntahkan minyak setiap hari.

BAB IV

USAHA – USAHA PENANGANAN

(18)

A. Usaha Bantuan Yang Direncanakan

BP yang bermarkas di London itu mengatakan sedang mempersiapkan kotak kurungan kedua yang lebih kecil dibandingkan dengan yang pertama. Kotak tersebut digunakan untuk mencegah semakin meluasnya limpahan minyak di anjungan Deep Water Horizon. Pengurungan lebih kecil itu dirancang untuk mitigasi cairan dalam volume besar yang sudah dikurung dalam kubah sebelumnya. Langkah tersebut juga bertujuan untuk menyerap tumpahan minyak hingga 85%, lalu ditempatkan pada sebuah tanker. Langkah itu belum pernah dilakukan pada kedalaman lebih dari 1.535 meter di bawah permukaan air. Sumur yang meledak itu diperkirakan mengeluarkan setidaknya 750.000 liter minyak per hari dan terletak sekitar dua kilometer di bawah permukaan. BP juga menambahkan, akan berkosentrasi pada peralatan yang dapat digunakan sebagai pencegah keluarnya minyak. Alat itu seharusnya dapat menutup semburan minyak setelah 20 April 2010 lalu terjadi ledakan di anjungan tersebut. Namun alat itu gagal berfungsi sehingga BP harus mengambil posisi sebagai penutup semburan. Teknik yang digunakan termasuk menyuntikan lumpur dan menangani alat pencegah semburan tersebut. Semua teknik sedang dicoba untuk mengatasi semburan minyak, belum pernah diuji dalam kondisi seperti ini.

B. Bantuan Yang Terlaksana

Manajemen BP Plc mengatakan, Senin (10 Mei 2010), bahwa biaya untuk mengatasi tumpahan minyak di Teluk Meksiko sekitar 350 juta dollar AS. Perhitungan itu termasuk biaya untuk merespons dengan cepat, pencemaran dan sumur galian, komitmen terhadap negara – negara di Teluk Meksiko, hingga ongkos yang harus disetorkan kepada pemerintah Federal. Perusahaan minyak itu tidak mengungkapkan berapa sebenarnya biaya final. Para analisis memperkirakan besarnya biaya itu dapat mencapai puluhan miliar dollar AS. Akibat menanggung

(19)

biaya sebesar itu, saham BP merosot 0,5% menjadi 551,4 pence atau sekitar Rp. 76.000 per unit.

C. Bantuan Yang Tidak Terlaksana

Bantuan yang tidak terlaksana dalam kasus ini adalah bantuan pembangunan Relief Well. Hal ini dikarenakan pmbanguan anjungan relief well di Indonesia selama ini bila sumurnya berada di darat diperlukan waktu sekitar 6 bulan di antaranya 3 bulan untuk pengeboran. Pengeboran relative lama karena selain melewati zona lunak harus menembus ke zona keras. Tahap pertama yang dilakukan sebelum membuat relief well adalah pemetaan bawah tanah menggunakan mikroseismik. Anggaran yang diperlukan untuk menghentikan semburan menggunakan relief well sekitar 70 juta dollar AS hingga 100 juta dollar AS untuk dua sumur. Teknologi relief ini sudah berkembang dan berhsil mematikan sumur blowout di seluruh dunia termasuk puluhan sumur yang pernah blowout di Indonesia, di antaranya kasus blowout sumur minyak di Subang tahun 1982. Sementara itu, perusahaan minyak Perancis Total yang beroperasi di Indonesia juga menangani tenggelamnua suatu platform di Kalimantan. Semua dapat tertangani menggunakan relief well.

D. Usaha Dan Tindak Lanjut

Tim kedaruratan dikerahkan untuk menyelamatkan ekologi di pantai itu. Untuk itu kapal armada milik US Coast Guard dan BP menyapu konsentrasi tumpahan minyak masuk dalam lingkaran pelampung tahan api, tumpahan ini kemudian dihela ke kawasan perairan yang terpencil untuk dibakar. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran minyak, antara lain dengan mengerahkan kapal selam robot untuk mengaktifkan unit pecegahan ledakan di dekat mulut sumur dan membangun kubah raksasa penyebak minyak.

BP mengoperasikan empat kapal selam robot untuk menyelam sekitar 1.500 meter ke dasar laut untuk menjutup sumur. Namun, selama dua hari beroperasi, robot –

14

(20)

robot ini gagal mengaktifkan katup raksasa seberat 450 ton yang disebut sebagai pencegah ledakan (blowout preventer) untuk menghentikan arus minyak. Skenario selanjutnya, para insinyur akan memasang kubah raksasa untuk memerangkap minyak yang bocor itu, untuk kemudian dipompa ke kapal tanker. Konstruksi ini diharapkan dapat meminimalkan tumpahan minyak dengan cara memerangkapnya dan menyalurkan menggunakan saluran pipa yang terhubung ke kapal tanker. Penggunaan ii diharapkan dapat mengurangi tumpahan minyak sampai 85%. Hingga kini musibah ini menyebabkan lebih dari 15 juta liter minyak mentah tumpah di Teluk Meksiko.

Penggunaan kubah ini hanya sebatas mencegah meluasnya pencemaran minyak di perairan. Untuk menghantikan semburan minyak diperlukan teknik tersendiri yang disebut relief well. Dari sumber yang dapat dipercaya, relief well merupakan altrnatif yang bias diterapkan. Namun, sejauh ini belum ada kasus semburan minyak terjadi di anjungan lepas pantai Indonesia. Untuk menerapkan teknik relief well diperlukan pemasangan anjungan baru untuk melakukan pemboran menyamping menuju sumur pada kedalaman tertentu. Dari lubang itu kemudian diinjeksikan fluida atau lumpur yang lebih berat gaya atau densitasnya dari pada kekuatan sumber semburan. Langkah itu untuk mengerem laju aliran minyak. Anjungan pengeboran Transocean di Teluk Meksiko telah disiagakan intuk pengeboran dua sumur relief yang bisa mengalihkan aliran minyak ke pipa baru dan kapal penyimpanan minyak atau tanker. Namun, pemasangan sumur relief ini memakan waktu hingga tiga bulan. Dalam hal ini, pemasangan kubah merupakan solusi, karena hanya memerlukan waktu 2 – 4 minggu untuk membangunnya.

BAB V

(21)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis

Ada beberapa potensi sumber penyalaan di rig Deepwater Horizon:

 Klasifikasi area listrik (electrical area classified)

 Sistem gas dan kebakaran

 Sistem ventilasi

Marine Operation Manual (MOM) Deepwater Horizon tertanggal Maret 2001 menyatakan bahwa: area kapal dibagi dan diidentifikasi memiliki kemungkinan pencampuran udara/gas mudah terbakar/meledak. Sebagian besar are rig tidak masuk klasifikasi mudah terbakar/meledak karena hanya sedikit atau bahwa tidak ada peluang pencampuran gas/udara mudah terbakar bahkan dalam kondisi yang paling ekstrim sekalipun.

Area klasifikasi listrik di Deepwater Horizon meliputi area drill floor dan area di atas drill floor, termasuk juga derrick. Area deck yang langsung dibawah drill floor juga masuk klasifikasi listrik. Berbagai macam intake dan outlet ventilasi dan outlet diverter juga masuk klasifikasi listrik. Moon pool dan ruangan mud pit juga masuk area klasifikasi listrik.

Sistem gas dan kebakaran Deepwater Horizon memiliki 27 detektor gas mudah terbakar. Seluruh gas detektor berfungsi otomatis terhadap alaram visual dan audio. 13 dari 27 detektor memiliki respon otomatis, sedang 14 sisanya tidak beraksi otomatis, hanya memberikan alarm visual dan audio.

Dari hasil Analisa data, perawatan dan penilaian terakhir oleh pihak ketiga menunjukkan bahwa gas detektor dalam kondisi cukup baik, diuji dan terawat. Fungsi dan layout sistem ventilasi juga diperiksa. Fire damper di rig didisain untuk otomatis menutup ketika listriknya mati. Disediakan juga fusible link untuk memastikan damper menutup jika terjadi kebakaran.

Tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan tragedi tumpahan minyak Horizon Deepwater di Teluk Meksiko bulan April 2010 lalu. Melainkan, serangkaian kegagalan berturut-turut yang melibatkan berbagai pihak sehingga menyebabkan ledakan dan kebakaran rig pengeboran minyak lepas pantai tersebut. Tragedi ini menewaskan 11 orang dan menyebabkan polusi di perairan Teluk Meksiko. BP (British Petroleum) telah menerbitkan laporan investigasi internalnya yang menyimpulkan bahwa beberapa perusahaan dan

(22)

tim pelaksana pekerjaan turut menyumbang terjadinya kecelakaan, mencakup "serangkaian kegagalan yang kompleks dan saling terkait satu sama lain, diantaranya kegagalan mekanik, penilaian manusia, rekayasa desain, pelaksanaan operasi dan kerjasama (antarmuka) tim"Mark Bly, BP’s Head of Safety and Operations, memimpin tim investigasi terdiri dari lebih dari 50 ahli teknik dan ahli lainnya yang berasal dari internal BP sendiri dan pihak eksternal, seperti yang disampaikan dalam press rilis tanggal 8 September 2010.

B. Pembahasan

Berdasarkan keterangan – keterangan yang diperoleh, dapat dianalisis penyebab kecelakaan tersebut, sebagai berikut :

a. The cement and shoe track barriers – and in particular the cement slurry that was used – at the bottom of the Macondo well failed to contain hydrocarbons within the reservoir, as they were designed to do, and allowed gas and liquids to flow up the production casing;

b. The results of the negative pressure test were incorrectly accepted by BP and Transocean, although well integrity had not been established; c. Over a 40-minute period, the Transocean rig crew failed to recognise

and act on the influx of hydrocarbons into the well until the hydrocarbons were in the riser and rapidly flowing to the surface; d. After the well-flow reached the rig it was routed to a mud-gas separator,

causing gas to be vented directly on to the rig rather than being diverted overboard;

e. The flow of gas into the engine rooms through the ventilation system created a potential for ignition which the rig’s fire and gas system did not prevent;

f. Even after explosion and fire had disabled its crew-operated controls, the rig’s blow-out preventer on the sea-bed should have activated automatically to seal the well. But it failed to operate, probably because critical components were not working.

17

(23)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

 Perusahaan migas harus lebih berhati – hati dalam melakukan pengeboran.

(24)

 Tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan tragedi tumpahan minyak di Teluk Meksiko.

 Pekerjaan pengeboran minyak mempunyai resiko yang sangat besar dan berpengaruh pada lingkungan, apalagi di lingkungan offshore.

 Tumpahan minyak pada lingkugan perairan dapat menyebar secara cepat sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan.

B. Saran

Seharusnya semua pekerja saat melakukkan pekerjaan harus berhati – hati agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, Malapetaka di Teluk Meksiko dapat menjadi pelajaran berharga agar para pekerja khususnya di bidang migas tidak lalai dalam bekerja sehingga sehingga tidak terjadi blow out yang mengakibatkan terjadinya oil spill. Semua peraturan keselamatan kerja harus dilaksanakan , terlebih yang paling utama adalah berdoa kepada Tuhan yang Mahaesa sebelum memulai suatu pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung : Penerbit ITB. Sari, Ika Ratna. 2006. Petrokimia. Yogyakarta : Media Karya Putra.

Sukandarrumidi. 2013. Geologi Minyak dan Gas Bumi untuk Geologist Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Wahab, Abdul. 2004. Dasar – Dasar Perminyakan untuk Pekerja Non Tekniks.

(25)

Jakarta : Perca.

LAMPIRAN

(26)

Ledakan sumur eksplorasi Macondo di Teluk Meksiko

Tumpahan minyak di Teluk Meksiko akibat ledakan anjungan minyak milik British Petroleum tahun 2010

(27)

Bangkai ikan berlapis minyak ditemukan di pantai dekat pulau East Grand Terre, Louisiana

Kematian organisme akibat pencemaran Teluk Meksiko oleh minyak

Referensi

Dokumen terkait

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada perbankan BUMS murni dalam negeri dan BUMS asing yang listing di BEI. Teknik pengumpulan data dilakukan

Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dan studi dokumentsi, implementasi pendidikan multikultural di SMA Negeri 1 Teluk Keramat ini dilakukan dengan

Observasi adalah teknik atau cara mengumpulkan suatu data dengan cara mengadakan suatu pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi penelitian

f. Mahasiswa berkonsultasi kepada pembimbing yang telah ditunjuk dalam menyusun laporan studi kasus yang dilakukan dengan cara online. Mahasiswa mengisi format

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam skripsi.. Maka dalam hal ini penulis menggunakan teknik

Studi kasus dilakukan dengan cara menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan serta mengumpulkan informasi secara terperinci dan

Laporan mingguan magang industri dan studi kasus mahasiswa jurusan teknik mesin semester VII di PT.