• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem pemberian kredit : studi kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem pemberian kredit : studi kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta."

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

xiv

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 10 2114 054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian yaitu untuk menilai apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union sudah baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan peraturan yang ditetapkan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Dharma Bakti yang dilaksanakan selama bulan April - Mei 2014.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan bagian yang terkait, formulir dan slip dan prosedur pemberian kredit yang digunkan dalam proses pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik sesungguhnya dengan teori yang ada.

(2)

xv

ABSTRACT

THE EVALUATION OF CREDIT ISSUE SYSTEM A Case study on Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM: 102114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to investigate whether the credit issue system in Credit Union Dharma Bakti had been good based on credit issue system theory and regulations set.

This research is a case study in the Credit Union Dharma Bakti held during the month of April - Mei 2014. Data collection techniques were interview and documentation. Data analysis techniques were descriptive and comparative. Descriptive to describe the relevant parts, form and slip, and procedures are used mainly in the credit issue process. Comparative to compare actual practice with existing theories.

(3)

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

:

Oleh :

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 102114054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

:

Oleh :

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 102114054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

014

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Bunda Maria

Bapakku Basilius Triwiyono

Ibuku Agatha Suparjiyah

Kakakku Chatarina Ria Puspitasari,

(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 25 November 2014 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah olah sebagai tulisan saya dan atau tidak terdapat bagaian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 27 Februari 2015 Yang membuat pernyataan

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Gregorius Catur Seno Aji

Nomor Mahasiswa : 10 2114 054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti Yogyakarta

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelilanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 27 Februari 2015

Yang menyatakan

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan,

bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

2. M. Trisnawati Rahayu, M.Si., Akt., QIA selaku pembimbing yang telah

membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Yosep F Semana, SH selaku General Manager CU Dharma Bakti yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

4. Segenap karyawan Credit Union Dharma Bakti, khususnya mbak Evi yang

telah banyak membantu memberikan informasi serta mencarikan data yang

dibutuhkan.

5. Orangtua penulis, Bapak Basilius Triwiyono dan Ibu Agatha Suparjiah yang

selalu berusaha memperhatikan, memberi semangat, serta doanya kepada

(11)

viii

6. Kakakku Chatarina Ria Puspitasari, Yusup Agung Paska Kesuma, dan

Angelina Asih Pratiwi yang selalu memberi semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku: Mbak Berna, Tere, Opik, Samuel, Violita, Mas Felix, yang

selalu memberi semangat dan nmemberi masukan dalam diskusinya selama

ini.

8. Anitya Wahyu Hapsari yang tak pantang menyerah mendengar keluh kesah

dan berada dalam suka maupun duka.

9. Keluarga Besar Kartopawiro dan Keluarga Besar Waginah.

10.Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 khususnya kelas B atas

kebersamaan yang telah kita lalui bersama selama ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta,27 Februari 2015

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI .... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit ... 10

2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit ... 11

3. Gambaran Proses Pemberian Kredit ... 29

C. Kredit ... 32

1. Pengertian Koperasi... 39

2. Prinsip Koperasi ... 40

3. Bentuk Koperasi ... 40

(13)

x

E. Credit Union ... 42

1. Pengertian Credit Union ... 42

2. Prinsip-prinsip Credit Union ... 43

3. Nilai-nilai Credit Union ... 44

4. Pilar Credit Union ... 41

F. Sistem Pengendalian Intern ... 45

1. Deskripsi Kegiatan Pokok ... 45

2. Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern... 48

3. Unsur-unsur Sistem pengendalian Intern ... 48

G.Bagan Alir (Flowchart) ... 51

1. Pengertian Flowchart ... 51

2. Jenis-jenis Bagan Alir... 51

BAB III METODE PENELITIAN... 54

A.Jenis Penelitian ... 54

A.Sejarah Berdirinya CU Dharma Bakti ... 60

B.Visi dan Misi Credit Union ... 63

C.Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 64

D.Jenis Pelayanan ... 68

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Deskripsi Data ... 71

1. Deskripsi Kegiatan Pokok ... 72

2. Bagian yang Terkait dengan Sistem Pemberian Kredit Di CU Dharma Bakti ... 72

3. Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti... 75

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti ... 78

B. Analisis Data ... 92

1. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit ... 92

2. Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit di CU Dharma Bakti... 93

3. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian Kredit ... 95

C. Pembahasan ... 98

(14)

xi

2. Berdasarkan Kesesuaian Praktik yang Dijalankan dengan Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor: 19/Per/M.KUKM/XI Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi ... 99

BAB VI PENUTUP ... 100

A. Simpulan... 100

B. Keterbatasan Penelitian ... 100

C. Saran ... 100

Daftar Pustaka ... 101

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Simbol Bagan Alir (Flowchart) ... 52

Tebel 3.1 Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit ... 59

Tabel 3.2 Formulir dan Slip yang Digunakan dalam Sistem

Pemberian Kredit ... 60

Tabel 3.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pemberian

Kredit ... 60

Tabel 5.1 Perbandingan Kajian Teori Tentang Bagian yang Terkait

dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada di

CU Dharma Bakti ... 92

Tabel 5.2 Perbandingan Kajian Teori Tentang Formulir dan Slip yang

Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit dengan yang

ada di CU Dharma Bakti ... 94

Tabel 5.3 Perbandingan Kajian Teori Tentang Jaringan Prosedur yang

Membentuk Sistem Pemberian Kredit dengan yang ada

Di CU Dharma Bakti ... 96

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan ... 13

Gambar 2.2 Manual Prosedur Pengajuan Kredit... 19

Gambar 2.3 Manual Prosedur Analisis Kredit ... 20

Gambar 2.4 Manual Prosedur Keputusan Kredit ... 21

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit ... 22

Gambar 2.6 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern ... 48

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CU Dharma Bakti... 65

Gambar 5.1 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit di CU Dharma Bakti ... 82

Gambar 5.2 Bagan Alir Prosedur Analisis Kredit di CU Dharma Bakti .... 83

Gambar 5.3 Bagan Alir Prosedur Keputusan Kredit di CU Dharma Bakti ... 84

Gambar 5.4 Bagan Alir Prosedur Perjanjian Kredit di CU Dharma Bakti ... 85

(17)

xiv

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus di Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM : 10 2114 054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Tujuan dari penelitian yaitu untuk menilai apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di Credit Union sudah baik berdasarkan teori sistem pemberian kredit dan peraturan yang ditetapkan.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Credit Union Dharma Bakti yang dilaksanakan selama bulan April - Mei 2014.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu teknik analisis deskriptif komparatif. Deskriptif untuk mendeskripsikan bagian yang terkait, formulir dan slip dan prosedur pemberian kredit yang digunkan dalam proses pemberian kredit. Komparatif untuk membandingkan praktik sesungguhnya dengan teori yang ada.

(18)

xv

ABSTRACT

THE EVALUATION OF CREDIT ISSUE SYSTEM A Case study on Credit Union Dharma Bakti

Yogyakarta

Gregorius Catur Seno Aji NIM: 102114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The aim of this study is to investigate whether the credit issue system in Credit Union Dharma Bakti had been good based on credit issue system theory and regulations set.

This research is a case study in the Credit Union Dharma Bakti held during the month of April - Mei 2014. Data collection techniques were interview and documentation. Data analysis techniques were descriptive and comparative. Descriptive to describe the relevant parts, form and slip, and procedures are used mainly in the credit issue process. Comparative to compare actual practice with existing theories.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mengalami perlambatan ekonomi pasca krisis global di tahun

2008. Hal ini akan berdampak pada tingkat pengangguran dan kemiskinan di

Indonesia. Lembaga keuangan berperan untuk membantu permasalahan

ekonomi yang dihadapi masyarakat. Salah satu lembaga keuangan adalah

Credit Union, yang selanjutnya dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan

istilah CU.

Credit Union merupakan sebuah lembaga keuangan yang bergerak di

bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggota dan bertujuan

untuk mensejahterakan anggota. Credit Union didirikan pertama kali pada

pertengahan abad 19 oleh Friedrich Wilhem Raiffeisien yang dilatar belakangi

keprihatinan terhadap kondisi ekonomi di Jerman.

Credit Union Dharma Bakti merupakan salah satu CU yang didirikan

untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat Mlati Yogyakarta yang

saat itu umumnya berada digaris cukup dan membutuhkan bantuan ekonomi.

CU Dharma Bakti merubah pola pikir masyarakat dari yang terbiasa instan yaitu

dengan mendaftar langsung mendapat pinjaman dan langsung

menggunakannya menjadi menciptakan modal (saham) terlebih dahulu dengan

menabung secara rutin dan baru dapat memanfaatkan setelah modal melalui

(20)

Credit Union dituntut untuk mengelola kegiatan secara profesional

seiring dengan berkembangnya kegiatan usaha yang telah dilaksanakan. Untuk

mampu berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri, Credit Union

melalui usaha pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas

sistem pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi risiko

kegagalan kredit. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama CU yang terjadi

secara rutin dan berulang-ulang dan juga merupakan faktor utama yang

berpengaruh pada keuangan CU. Jika kegiatan perkreditan tersebut tidak

didukung oleh sistem pemberian kredit dan internal control yang baik maka

akan semakin banyak kredit yang tak tertagih dan pada akhirnya merugikan

CU.

Evaluasi terhadap sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti perlu

dilakukan agar dapat mengetahui apakah sistem pemberian kredit sudah

dilaksanakan dengan baik, karena dengan sistem pemberian kredit yang baik,

CU Dharma Bakti memperoleh kepercayaan penuh dari para nasabahnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yaitu

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

menilai apakah praktik sistem pemberian kredit di CU Dharma Bakti sudah

baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah

informasi yang bermanfaat bagi CU Dharma Bakti dalam pelaksanaan dan

pengembangan sistem akuntansi pemberian kredit.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan, dan

pengetahuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat untuk menerapkan

teori-teori dan ataupun ilmu-ilmu yang didapat selama kuliah, terutama mengenai

analisis perancangan sistem akuntansi ke dalam praktek dunia perusahaan,

serta menambah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia

(22)

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraiakan seluk beluk tentang sistem pemberian kredit,

perancangan sistem, pengendalian intern, dan prosedur dalam

memberikan kredit.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, tempat, dan waktu penelitian,

subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan

data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan,

lokasi perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lain yang

diperoleh dari hasil penelitian mengenai perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian, analisis data,

(23)

Bab VI Penutup

Dalam bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dari analisis data,

keterbatasan serta saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Credit

(24)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Sistem menurut James A. Hall (2004:6) adalah kelompok dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang

berfungsi dengan tujuan yang sama, sedangkan Marshall (2004:2)

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan sistem yaitu rangkaian dari dua

atau lebih komponen - komponen yang saling berhubungan, yang

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari

beberapa subsistem kecil, yang masing - masing melakukan fungsi khusus

yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar.

Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerals, Warren D. Stallings, Jr dalam

buku Fundamentals of System Analysis Edisi ke-2 yang ditulis oleh

Jogiyanto (1989:1) menyatakan, “ Sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

yang tertentu. Sedangkan dalam jurnal Pengertian Sistem dan Analisis

Sistem yang ditulis oleh Ludwig Von Bartalanfy menyatakan Sistem

merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi

diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas tentang sistem, maka dapat

(25)

prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema

yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan perusahaan untuk

mencapai tujuan tertentu.

2. Karakteristik Sistem

Sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat tertentu seperti

(Hartono, 2003: 3) :

a. Komponen-komponen (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi

dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan. Komponen sistem

tersebut dapat berupa subsistem atau bagian-bagian sistem.

b. Batas sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem (environments)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

d. Penghubung sistem (interface)

Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang

lain.

e. Masukan sistem (input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

(26)

f. Keluaran sistem (output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g. Pengolah sistem (process)

Fungsi bagian pengolah adalah untuk mengelola input menjadi

output.

h. Sasaran sistem (objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran yang akan dicapai. Sasaran dari

suatu sistem sangat menentukan sekali input yang dibutuhkan sistem

dan output yang akan dihasilkan oleh sistem.

3. Tujuan Sistem

“Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan

maksud dari sustu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada

yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives).Goal

biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran

dalam ruang lingkup yang lebih sempit” (Jogiyanto, 1989:3).

James A. Hall (2004) berpendapatan sistem memiliki tujuan utama,

yaitu: untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen, untuk

mendukung pengambilan keputusan manajemen, untuk mendukung

(27)

4. Pengembangan Sistem

“Pengembangan sistem berarti menyusun suatu sistem yang baru

untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

memperbaiki sistem yang telah ada”. (Jogiyanto, 1989 :35).

“Pengembangan sistem adalah proses memodifikasi atau mengubah

sebagian atau seluruh sistem informasi”. (George H.Bodnar, 2000:356).

5. Alasan Pengembangan Sistem

Terdapat beberapa alasan perlunya pengembangan sistem yakni

(Jogiyanto, 1989:35-36) :

a. Adanya permasalahan-permasalahan (problem) yang timbul di sistem

yang lama.

1) Ketidakberesan yang dapat berupa:

a) Kecurangan-kecurangan yang tidak disengaja yang juga dapat

menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

b) Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat

menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.

c) Tidak efisiensinya operasi.

d) Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah

ditetapkan.

2) Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan

informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin

(28)

b. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)

Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang pasar,

pelayanan yang meningkat kepada pelanggan dan lain sebagainya.

c. Adanya instruksi-instruksi (directives)

Karena ada permasalahan, kesempatan atau instruksi maka sistem

yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada

atau memenuhi instruksi yang diberikan.

B. Sistem Pemberian Kredit

1. Pengertian Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit yang diterapkan pada CU terdiri atas suatu

jaringan prosedur yang dibuat sesuai dengan pola yang terpadu untuk

melaksanakan kegiatan pokok CU. Prosedur umum perkreditan menyajikan

urutan langkah–langkah yang lazim dilakukan dalam proses suatu

permohonan kredit, penyidikan dan analisis, keputusan persetujuan atau

penolakan permohonan, pencairan kredit, administrasi, pengawasan dan

pembinaan serta perluasan kredit. Menurut Tohar dalam bukunya

Permodalan dan perkreditan Koperasi (2000: 108), menguraikan sistem

pemberian kredit diharapkan dapat membantu dalam memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada anggota, untuk mengetahui dan

(29)

tersebut, serta untuk mengusahakan pemberian kredit dalam waktu relatif

singkat.

2. Komponen dalam Sistem Pemberian Kredit

Sistem pemberian kredit terdiri dari beberapa komponen yaitu:

a. Bagian yang Terkait dalam Sistem Pemberian Kredit

1) Bagian Pembahasan Kredit

Tugas utama dalam tim ini adalah menyusun laporan

pembahasan kredit. Tugas lainnya yang juga menunjang tercapainya

tugas pokok yang dilakukan oleh bidang ini antara lain meliputi:

a) Menilai atau membahas permintaan kredit peminat kredit.

b) Membuat laporan peniaian atau laporan pembahasan kredit.

c) Mengadakan wawancara/pertemuan dengan peminat kredit.

d) Melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melengkapi

laporan penilaian/pembahasan.

e) Apabila permintaan kredit itu dapat disetujui, maka disusunlah

perjanjian kredit antara koperasi dengan calon debitur dengan

dicantumkan segala persyaratan yang masih harus dipenuhi oleh

calon debitur. Pelaksanaan pembuatan perjanjian kredit

(30)

2) Bagian Pelaksana Kredit

Sebagai kelanjutan pengelolaan dari permintaan kredit yang

telah disetujui, maka pelaksanaan selanjutnya dilakukan oleh bagian

pelaksana kredit.

Tugas-tugas pokok yang dibebankan pada bagian ini antara

lain meliputi:

a) Meneliti dan mengikuti dengan seksama pemenuhan persyaratan

yang telah ditentukan di dalam perjanjian kredit yang telah

disetujui oleh calon debitur.

b) Melakukan persetujuan pembayaran kredit (realisasi kredit) atas

penarikan kredit yang dilakukan calon debitur.

c) Meneliti dan mengikuti tiap-tiap realisasi kredit, agar selalu

dilaksanakan sesuai dengan mata anggarann, serta pos-pos yang

bersangkutan.

d) Meneliti secara terus-menerus perkembangan pembangunan

fisik, dan pemakaian uang yang sebenarnya.

e) Mengikuti perkembangan dan penyelesaian atas kredit-kredit

yang dinyatakan macet.

3) Bagian Administrasi Kredit

Pencatatan atas kejadian-kejadian sejak peminat kredit

mengajukan permintaan kredit sampai pada pencairan kredit,

(31)

Tugas-tugas itu dapat diperinci antara lain sebagai berikut:

a) Melakukan pencatatan atas permintaan kredit yang masuk yang

meliputi nama peminat kredit, umur, alamat, jabatan, peminat

kredit, besarnya jumlah pinjaman yang diminta, tujuan

penggunaan pinjaman, dan lain-lainnya sampai dengan

dilunasinya pinjaman itu oleh debitur.

b) Mengelola dokumen-dokumen perkreditan yang dipergunakan

sebagai jaminan atas kredit yang diterima dan mengikuti

pelaksanaan asuransi.

c) Menyusun bermacam-macam laporan berkala yang menyangkut

calon debitur yang ada.

Selain ketiga unit organisasi diatas yang berkaitan dengan

kegiatan perkreditan, menurut Anwari (1981:53-59) masih terdapat

PERKREDITAN

PEMBAHASAN

KREDIT

TM-1

ADMINISTRASI

KREDIT PELAKSANAAN

KREDIT

GAMBAR 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian)

(32)

unit organisasi lain yang ikut menunjang dalam sistem pemberian

kredit antara lain:

1) Bagian Keuangan

Bagian keuangan ini bertugas untuk melaksanakan

berbagai kegiatan tentang pencairan kredit yang meliputi:

a) Menerima data-data berupa surat pemberitahuan berlakunya

pengikatan perjanjian kredit dari bagian administrasi kredit.

b) Diteliti kebenarannya, apabila tidak terdapat kelainan maka

disiapkan uang tunai untuk dibayarkan kepada debitur.

c) Menerima bukti pengeluaran uang berikut lampirannya

setelah dibubuhi tanda tangan oleh debitur sebagai bukti

bahwa uang tunai telah diterima dengan baik dan sesuai

jumlahnya.

d) Meneruskan bukti pengeluaran uang berikut lampirannya

kepada bagian pembukuan.

2) Bagian Pembukuan

Bagian ini akan memperoleh berbagai data dan

informasi yang nantinya akan dicatat dan dibukukan. Tugasnya

meliputi:

a) Menerima data-data berupa bukti pengeluaran uang dari

bagian keuangan.

b) Melakukan penjurnalan atas transaksi keuangan yang terjadi

(33)

c) Membukukan transaksi keuangan yang dimaksud pada point

b diatas ke dalam buku harian.

b. Jaringan Prosedur yang membentuk Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000:107-108), prosedur peminjaman kredit

adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam mengelola

permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan

pencairan dana kredit. Berikut adalah jaringan prosedur pemberian

kredit:

1) Prosedur Permohonan Kredit

Menurut Elias (2006: 31), dalam tahap persiapan kredit

(permohonan kredit) ini adalah tahap untuk mengetahui informasi

dasar antara calon peminjam atau anggota dengan Kopdit (Koperasi

Kredit), terutama calon peminjam yang baru pertama kali mengajukan

kredit, biasanya dilakukan melalui wawancara atau

percakapan-percakapan ringan. Informasi secara global bisa diberikan oleh staf

Kopdit antara lain tentang prosedur dan tatacara pengajuan pinjaman,

serta syarat-syarat untuk memperoleh pinjaman. Dari pihak anggota

diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang

hal-hal yang diperlukan pihak kredit, misalnya keadaan usaha dari

anggota dan surat-surat penting.

2) Prosedur Evaluasi atau Analisis Kredit

Menurut Tohar (2000: 108-110) fungsi utama dari evaluasi atau

(34)

tersebut diperlukan oleh calon peminjam, dan menilai kondisi serta

kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Rangkaian

kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi pinjaman antara lain

melakukan interview atau tanya jawab, melakukan penelitian,

melakukan pinjaman ke tempat usaha.

Menurut Elias (2006: 34), dalam prosedur analisis kredit ini

diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha anggota.

Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi pinjaman adalah

mendengarkan dengan baik apa yang disampaiakan oleh anggota.

Beberapa hal yang dilakukan untuk mengevaluasi pinjaman adalah

mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh anggota dan

mencatat hal-hal yang penting, membicarakan dengan anggota

rencana penggunaan jaminan, menyampaikan syarat-syarat pinjaman

secara jelas dan terbuka, menggali potensi anggota sehingga dapat

menggunakan sumber daya dengan efektif, dan melakukan observasi.

3) Prosedur Keputusan Pinjaman

Menurut elias (2006: 35), dalam tahap keputusan pinjaman

berdasarkan hasil analisis kredit, maka Kopdit lewat yang berwenang

memberikan keputusan kredit (pada Kopdit panitia kredit) atau

Manajer dapat memberikan keputusan apakah kredit tersebut feasible

diberikan atau ditolak. Jika permohonan kredit tersebut ditolak maka

segera dibuatkan surat penolakan dengan bahasa yang diplomatis

(35)

permohonan pinjaman tersebut layak dikabulkan maka segera

dibuatkan surat keputusan kredit dengan beberapa persyaratan

tertentu. Yang memberikan keputusan adalah panitia kredit (versi

Kopdit) atau pejabat yang ditunjuk. Dalam kasus tertentu dan jumlah

kredit tertentu (besar) dapat melibakan pejabat yang lebih tinggi

bahkan di bank dapat melibatkan Direktur utama atau Komisaris

Bank.

4) Prosedur Perjanjian Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), ada beberapa hal yang terdapat

dalam perjanjian pinjamn antara lain: perjanjian pinjaman merupakan

hal yang harus dilaksanakan sebelum kredit dicairkan,

penendatanganan perjanjian pinjaman baru dapat dilakukan setelah

adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi, perjanjian pinjaman

yang dilaksanakan tersebut meliputi surat perjanjian pinjaman dan

surat kuasa menjual memindah hak, surat perjanjian yang asli harus

disimpan pada koperasi, penandatanganan perjanjian dilaksanakan di

kantor polisi, copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam,

aslinya ada pada kantor polisi.

5) Prosedur Pencairan Pinjaman

Menurut Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan

tahap terakhir setelah ketentuan-ketentuan dipatuhi oleh peminjam.

Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti

(36)

untuk si peminjam. Pinjaman ini diberikan secar tunai dan tidak

dibenarkan diberi dalam bentuk lain. bilamana memungkinkan agar

diusahakan pencairannya secara bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam penggunaan dana

tersebut.

Berikut adalah bagan alir atau flowchart Sistem Pemberian

(37)

Mulai

Mengisi SPP

Konsultasi Kredit

Dokumen Kredit

Investigasi Kredit

HIK

Rapat Komite Kredit

Kepuusan Kredit

Pemberitahuan

Akad Kredit

DPK

Pencairan Kredit

DPPK

1

Staf Administrasi Kredit

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit

Pengikatan barang jaminan ke notaris

Gambar 2.2 Manual Prosedur Permohonan Kredit

(38)

1 Staf AO

DPPK

Perencanaan OTS

Berkas Slip OTS

OTS

Laporan Hasil OTS

Dokumen OTS

2

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

Gambar 2.3 Manual Prosedur Analisis Kredit

(39)

2

Komite Kredit

Dokumen OTS

Menampilkan Rekapitulasi Permohonan

Kredit dan Bahas SPP

Rekomendasi

Cek Hasil OTS dan Credit Ranting

Keputusan Kredit

DKK

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit 3

Gambar 2.4 Manual Prosedur Keputusan Kredit

(40)

3

Staf Administrasi Kredit

DKK

1. Pemberitahuan 2. Melengkapi Persyaratan 3. Pengikatan Barang Jaminan 4. Perjanjian Kredit

Berkas Pencairan Pinjaman

4

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit

(41)

4 Manajer TP

BPP

Perintah Pencairan Kredit

BPP

5

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)

(42)

5 Kasir

BPP

1. Entry Data di Program & Print

2. Menyerahkan Uang & BA

BPP

6

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman BA : Buku Angsuran

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)

(43)

6

Staf Administrasi Kredit

BPP

Kompilasi dokumen Kredit

BPP

Selesai

Keterangan:

HIK : Hasil Investigasi Kredit DPK : Dokumen Pencairan Kredit DPPK : Dokumen Pasca Pencairan Kredit OTS : On The Spot

DKK : Dokumen Keputusan Kredit BPP : Berkas Pencairan Pinjaman BA : Buku Angsuran

Gambar 2.5 Manual Prosedur Pencairan Kredit (Lanjutan)

(44)

c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000:161-186), adapun dokumen yang

digunakan dalam sistem pemberian kredit meliputi:

1) Memorandum kredit (surat perintah pencairan kredit) adalah

dokumen yang digunakan oleh bagian analisa atau pelaksana kredit

kepada bagian administrasi kredit untuk membuka fasilitas kredit

yang diberikan kepada calon debitur yang bersangkutan.

2) Surat pemberitahuan persetujuan kredit adalah surat yang dutujukan

kepada calon peminjam berisi informasi permohonan kredit yang

disetujui untuk dicairkan beserta syarat perjanjian kredit lainnya.

Menurut Suyatno (2003: 80-81), surat penegasan (surat

pemberitahuan persetujuan kredit) dibuat sebanyak lima rangkap.

a) Asli dan lembar kedua (duplikat) dikirim kepada nasabah.

b) Lembar kedua (duplikat) stelah ditandatangani oleh nasabah

dikembalikan kepada bank sebagai tanda persetujuan atas

syarat-syarat penyediaan fasilitas kredit. Lembar kedua tersebut

setelah diterima kembali dari nasabah, kemudian disimpan pada

berkas khusus (map warkat-warkat kredit).

c) Lembar ketiga dikirim sebagai tembusan untuk Direksi,

bersama-sama dengan perjanjian kredit dan salinan akte

pengikat jaminan.

(45)

e) Lembar kelima untuk berkas per nasabah yang merupakan arsip

harian bagian kredit.

f) Apabila diperlukan copy tambahan untuk tembusan kepada

biro/bagian/atau seksi lain, dapat dibuat sesuai dengan

kebutuhan.

3) Bukti penerimaan uang adalah dokumen untuk mencatat setiap

penerimaan uang ke dalam koperasi, misalnya penerimaan

simpanan, penerimaan atas bunga pinjaman, dan lain sebagainya.

4) Bukti pengeluaran uang adalah dokumen untuk mencatat setiap

pengeluaran uang misalnya penarikan simpanan oleh anggota,

pengeluaran atas biaya transportasi, dan lain sebagainya.

5) Evaluasi permohonan pinjaman (penilaian kredit) merupakan hasil

analisis dari data yang diperoleh dari wawancara ataupun dengan

survey untuk selanjutnya diajukan ke direksi atau pihak yang

berwenang memberikan keputusan kredit untuk mendapatkan

keputusan kredit.

6) Surat penyertaan tentang jaminan adalah dokumen yang dibuat

untuk menganalisis aset debitur yang dipakai sebagai jaminan

(46)

d. Catatan Akuntansi yang digunakan dalam Sistem Pemberian Kredit

Menurut Tohar (2000: 162-163), adapun catatan akuntansi yang

digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:

1) Buku Harian Kas/Bank.

Buku harian kas/bank yang juga berfungsi sebagai jurnal

yang terdiri dari 16 kolom antara lain sebagai berikut: kas, bank,

simpanan anggota, pinjaman anggota, rekening kelompok, bunga,

dan lain-lain.

2) Buku Besar.

Buku besar dapat terdiri dari lembaran

kartu-kartu.Kartu-kartu ini dapat berbentuk buku tabungan ataupun buku pinjaman

meliputi simpanan sukarela, simpanan wajib, simpanan khusus, dan

pinjaman anggota.Namun berhubungan dengan sistem pemberian

kredit yaitu kartu pinjaman anggota.Kartu pinjaman anggota adalah

suatu catatan yang memuat rincian pinjaman yang diberikan dalam

rangka penambahan modal usaha, konsumtif, dan lain-lain. Kartu

pinjaman selain digunakan untuk pencatatan pokok pinjaman, juga

berfungsi untuk perhitungan bunga pinjaman.

3) Jurnal Umum

Selain dua catatan di atas, menurut Anwari (1981: 59) catatan

akuntansi yang juga digunakan dalam sistem pemberian kredit

adalah jurnal umum.Jurnal umum digunakan untuk mencatat semua

(47)

3. Gambaran Proses Pemberian Kredit

Menurut CUCO yang dikutip dalam buku yang berjudul Apa yang

Anda Ketahui Tentang Koperasi Kredit Credit Union (1973: 47-48),

menyatakan bahwa CU hanya memberikan pinjaman kepada anggota yang

memiliki simpanan pada CU yang bersangkutan, melakukan penyimpanan

secara terus-menerus, dan tidak mempunyai tunggakan pinjaman. Anggota

yang mengajukan pinjaman terlebih dahulu mengisi formulir permohonan

pinjaman dengan menyertakan keterangan-keterangan tentang jumlah yang

akan dipinjaman, lamanya pinjaman, dan jaminan yang ada.

Menurut Tohar (2006: 108), permohonan kredit dilakukan dengan

pengisian formulir oleh calon peminjam dengan bantuan dan bimbingan

petugas. Menurut Elias (2006: 31), permohonan kredit merupakan tahapan

dimana anggota yang mengajukan pinjaman mengisi surat permohonan

pinjaman dan memberikan surat-surat peting (Surat Ijin Usaha

Perdagangan, Ijin Menguasai Brang, NPWP, Sertifikat Tanah). Dalam

permohonan kredit staf Koperasi Kredit melakukan wawancara atau berupa

percakapan-percakapan ringan dengan anggota yang mengajukan pinjaman.

Sataf koperasi kredit akan memberikan informasi secara global mengenai

prosedur, atau tata cara pengajuan pinjaman , serta syarat-syarat untuk

memperoleh pinjaman.

Jaminan pinjaman yang paling utama di dalam CU adalah nama baik

(48)

baik si peminjam panitia kredit bisa berpegang pada “TUKKEPPAR”,

yaitu:

a. “T” Tujuan pinjaman,

b. “K” Kerajinan menabung,

c. “K” Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman,

d. “P” Prestasi dalam mengembalikan pinjaaman-pinjamannya yang lalu,

e. “PAR” Partisipasi anggota tersebut di dalam pertemuan-pertemuan da

aktivitas CU lainnya.

Disamping itu harus ada dua orang penjamin sebagai jaminan

terhadap pinjaman seorang anggota.Penjamin-penjamin ini ikut

bertanggungjawab terhadap pinjaman teman anggota yang dijaminnya dan

tabunga mereka ikut dijamin sebagai jaminan.

Proses pemberian kredit yang kedua adalah evaluasi atau analisi

kredit. Menurut CUCO (1973: 29-30), menyatakan fungsi utama dari

evaluasi dan analisi pinjaman adalah untuk mempelajari latar belakang si

pemohon seperti bagaimana itikad baiknya, keadaan keuangannya, jaminan

yang dapat diberikan olehnya, kemampuan untuk mengembalikan

pinjaman, dalam keseluruhan, dan tepat pada waktunya.Selain itu juga harus

diselidiki tujuan pinjamannya dan apakah pinjaman tersebut benar-benar

dibutuhkan oleh si pemohon.

Menurut Tohar (2000: 108), fungsi utama dari evaluasi atau analisis

pinjaman adalah untuk menilai sampai sejauh mana kredit tersebut

(49)

peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam analisis kredit adalah melakukan wawancara dengan calon

peminjam, melaksanakan penelitian, dan melakukan peninjauan ke tempat

usaha.

Proses pengajuan kredit ketiga adalah keputusan pinjaman. Menurut

Tohar (2000: 110-111), dalam keputusan pinjaman ini setiap surat

permohonan pinjaman sudah mendapat wewenang dari perngurus koperasi.

Manager akan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis kredit yang

telah dilakukan pada proses pengajuan kredit sebelumnya dan berdasarkan

informasi yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut calon

peminjam. Lembaran evaluasi harus memuat jumlah pinjaman yang

disetujui, penggunaan pinjaman, besarnya bunga pinjaman, tanggal jatuh

tempo pinjaman, dan jaminan pinjaman.Setiap keputusan yang diambil

harus ditandatangani oleh manager simpan pinjam koperasi yang

bersangkutan.

Proses pemberian kredit yang keempat adalah perjanjian pinjaman.

Menurut Tohar (2000:111), perjanjan pinjaman harus dilaksanakan sebelum

kredit dicairkan ditandatangani setelah adanya keputusan pinjaman dari

hasil evaluasi dan penandatanganan tersebut dilakukan di koperasi. Selain

surat perjanjian pinjaan juga harus dicantumkan surat kuasa menjual

memindah hak, dan surat perjanjian pinjaman harus disimpan di koperasi

sedangkan rangkapnya diberikan kepada peminjam. Menurut Elias (2006:

(50)

menandatangani perjanjian kredit setelah isi perjanjian tersebut dibaca

secara seksama oleh kedua belah pihak. Surat perjanjian pinjaman harus

dilengkapi dengan pengikatan jaminan baik berupa hak tanggungan maupun

Fiducia.

Proses kredit yang terakhir adalah pencairan pinjaman. Menurut

Tohar (2000: 111), pencairan pinjaman merupakan tahap terakhir setelah

ketentuan-ketentuan dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus

menandatangani kuitansi rangkap dua sebagai bukti tanda terima uang

tersebut.Kuitansi yang asli pada kasir, copy-nya untuk si peminjam.

Pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak dibenarkan diberikan dalam

bentuk lain. Bilamana memungkinkan agar diusahakan pencairannya secara

bertahap. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut.

C. Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. (Raharjo, 2010).

Menurut segi ekonomi kredit adalah penundaan bayaran dari prestasi

(51)

keuntungan, atau bunga yang diperoleh dari pemberi kredit yang dianggap

layak diperoleh kreditur dari debitur untuk memelihara kelangsungan usaha

dan memperluas usahanya. Di sisi lain, bagi debitur pembayaran bunga ini

juga dianggap layak atas pengorbanan atau biaya untuk memperoleh

“modal” yang digunakan karena jasa kreditur tersebut (Tohar, 2000: 88).

2. Unsur-unsur Kredit

Menurut Kasmir (2005: 94-95) unsur-unsur kredit adalah:

a. Kepercayaan

Kepercayaan yaitu keyakinan bank atas pemberian kredit atau pinjaman

tersebut akan diterima kembali pembayaran pokok dan bunganya sesuai

dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.

b. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan, didalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan

ini dituang dalam satu perjanjian di mana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

c. Jangka Waktu

Setiap kerdit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah,

(52)

d. Risiko

Setiap pemberian kredit kepada badan usaha atau seseorang

pasti mengandung risiko didalamnya. Risiko akan terjadi akibat adanya

kesenjangan waktu dari pemberian kredit tersebut. Asumsinya adalah

semakin lama waktu pemberian kredit semakin tinggi pula tingkat

resikonya. Karena adanya unsur ketidakpastian yang tidak diprediksi

pada masa sekarang. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko

yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak

disengaja. Misalnya adalah terjadinya bencana alam atau bangkrutnya

usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut

yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan

biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

3. Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2005:97-98) fungsi kredit adalah :

a. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang,

maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan

sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi

(53)

b. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari

suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang

kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan

memperoleh tambahan dari daerah lainnya.

c. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk

mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu

wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari

suatu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula

meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi

karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah

barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu

dalam mengekspor barang dari dalam negri ke luar negri sehingga

meningkatkan devisa.

f. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Bagi penerima kredit akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

(54)

g. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik,

terutama dalam hal peningkatan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan

untuk membangun pebrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan

tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping

itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan meningkatkan

pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah

kontrakan atau jasa lainnya.

h. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan

saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.

Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama bidang

lainnya.

4. Jenis-jenis Kredit

Menurut Suyatno (2003: 25-29) jenis-jenis kredit dapat dipandang

dari berbagai sudut antara lain sebagai berikut:

a. Dari Segi Tujuannya

Dari segi tujuannya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu

kredit konsumtif, kredit produktif, dan kredit perdagangan. Kredit

konsumtif adalah kredit yang diberikan dengan maksud untuk

memperlancar kegiatan yang bersifat konsumtif. Kredit produktif adalah

(55)

produksi. Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan untuk

membantu pihak-pihak yang akan membeli barang untuk dijual kembali.

b. Dari Segi Jangka Waktunya

Dari segi jangka waktunya, kredit terbagi dalam tiga jenis, yaitu

kredit jangka pendek, kredit jangka menengah, dan kredit jangka

panjang. Kredit jangka pendek adalah kredit yang berjangka waktu

maksimum satu tahun, misalnya kredit penjualan dan kredit wesel. Kredit

jangka menengah adalah kredit yang diberikan jangka waktunya antara

satu sampai tiga tahun, misalnya kredit modal kerja permanen. Kredit

jangka panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun,

misalnya kredit investasi.

c. Dari Segi Jaminannya

Dari segi jaminannya, kredit terbagi dalam dua jenis, yaitu kredit

tanpa jaminan dan kredit dengan angunan.

d. Ditinjau dari Segi Sifat Penggunaan Dananya

Menurut Judisseno (2002: 172) dari segi pendanaannya kredit

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dan pelunasannya

dapat dilakukan secara bertahap dan atau sekaligus sepanjang tidak

melebihi plafon yang ditetapkan. Kredit ini disebut kredit revolving.

2) Kredit atas dasar plafon tertentu yang penarikannya dilakukan

sekaligus dan pelunasannya dapat dilakukan secara bertahap. Jenis

(56)

e. Kredit dari Segi Penggunaannya

Menurut Tohar (2000: 94), dari segi penggunaannya dikenal

berbagai macam jenis kredit, yaitu:

1) Kredit aksploitasi, yaitu pemberian kredit jangka pendek oleh suatu

bank kepada perusahaan unutk membiayai modal kerja.

2) Kredit investasi, yaitu kredit berjangka waktu menengah dan panjang

yang diberikan bank kepada perusahaan unutk melakukan investasi

atau penanaman modal.

3) Kredit usaha kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang

golongan menengah kebawah.

4) Pinjaman komersial, yaitu pemberian kredit untuk tujuan perdagangan

komersial.

5) Pinjaman konsumen, yaitu pemberian kredit untuk tujuan konsumtif.

6) Kredit modal kerja, yaitu pemberian kredit untuk tujuan modal kerja.

7) Kredit pemilikan rumah, yaitu pemberian kredit untuk tujan

pembelian rumah.

8) Kredit pemilikan modal, yaitu pemberian kredit untuk tujuan

pemberian modal.

9) Kredit likuiditas Bank Indonesia, kredit dari Bank Indonesia

diperuntukkan bagi bank-bank pemerintah dan swasta guna disalurkan

(57)

5. Tujuan Kredit

Menurut Tohar (2000: 89), tujuan kredit adalah untuk memperoleh

hasil keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan kepada kreditur dengan

aman tanpa hambatan. Tujuan kredit mencakup skope yang luas, yaitu dua

fungsi pokok yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut: fungsi yang

pertama adalah profitabilitas, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari

kredit berupa keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga. Fungsi yang

kedua adalah safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang

diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat

benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

D. Koperasi

1. Pengertian Koperasi

Koperasi dalam wikipidea Indonesia diartikan sebagai organisasi

bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan

bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.27 Paragraf No.01 (Revisi 1998)

tentang Akuntansi Perkoperasian (Reformat 2007) disebutkan bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar

prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup

(58)

dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan

sokoguru perekonomian nasional”.

2. Prinsip Koperasi

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha

masing-masing anggota

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

e. Kemandirian

f. Pendidikan perkoperasian

g. Kerjasama antar koperasi

3. Bentuk Koperasi

Koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok besar

berdasarkan pendekatan sebagai berikut :

a. Koperasi Berdasarkan Jenisnya ada 4, yaitu :

1) Koperasi Produksi (Koperasi Produksi melakukan usaha produksi

atau menghasilkan barang)

2) Koperasi konsumsi (Koperasi Konsumsi menyediakan semua

kebutuhan para anggota dalam bentuk barang)

3) Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam melayani para

(59)

4) Koperasi Serba Usaha (Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas

berbagai jenis usaha)

b. Berdasarkan keanggotaannya

1) Koperasi Pegawai Negeri (Koperasi ini beranggotakan para pegawai

negeri baik pegawai pusat maupun daerah)

2) Koperasi Pasar (Koppas) (Koperasi pasar beranggotakan para

pedagang pasar)

3) Koperasi Unit Desa (KUD) (Koperasi Unit Desa beranggotakan

masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang

ekonomi terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan

(nelayan)

4) Koperasi Sekolah (Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah

yaitu guru, karyawan, dan siswa)

c. Berdasarkan Tingkatannya

1) Koperasi Primer (Koperasi primer merupakan koperasi yang

beranggotakan orang-orang)

2) Koperasi sekunder (Koperasi sekunder merupakan koperasi yang

beranggotakan beberapa koperasi)

d. Jenis koperasi berdasarkan fungsinya

1) Koperasi Konsumsi (didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum

sehari-hari para anggotanya)

2) Koperasi Jasa (adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam

(60)

3) Koperasi Produksi (Bidang usahanya adalah membantu penyediaan

bahan baku, penyediaan peralatan produksi, membantu

memproduksi jenis barang tertentu serta membantu menjual dan

memasarkannya hasil produksi tersebut).

4. Fungsi Koperasi

Berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 tentang

Perkoperasian menyebutkan fungsi dan peran koperasi antara lain:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokoguru.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasioanl yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

E. Credit Union (Koperasi Kredit)

1. Pengertian Credit Union

Menurut Credit Union Counseling Office (CUCO) yang dikutip

dalam buku yang berjudul Apa yang anda kertahui tentang Koperasi Credit

(61)

pinjam adalah sekumpulan orang yang bersepakat untuk bersama-sama

menabungkan uang mereka, kemudian uang tersebut dipinjamkan diantara

mereka sendiri dengan bunga yang ringan, untuk maksud produktif dan

kesejahteraan, dengan demikian, pinjaman tersebut akan menguntungkan

anggota”.

Menurut Elias (2006: 14), “Credit Union adalah kumpulan

orangorang atau badan hukum loperasi yang memiliki tujuan yang sama

atau hampir sama dengan bersepakat untuk membentuk modal bersama

untuk melayani kebutuhan pinjaman para anggotanya.”

2. Prinsip-prinsip Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana

dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen perkreditan untuk Credit Union

(Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam untuk Credit Union

(Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam (2006: 5-8), ada sembilan

prinsip yang dirumuskan dan disepakati dalam forum CU yakni:

a. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang

bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya tanpa

membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama.

b. Dikontrol secara demokratis oleh anggota, yang mempunyai hak yang

sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan

keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.

c. Tidak diskriminatif karena CU tidak membedakan anggota dari jenis

(62)

d. Pelayanan kepada anggota, diajukan untuk meningkatkan ekonomi

dengan mempertahankan asas dari, oleh, dan untuk anggota.

e. Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara

menabung, dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya.

f. Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan finansial,

termasuk pembentukan cadangan yang memadai, dan pengendalian

internal yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada

seluruh anggota.

g. Pendidikan terus menerus bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas,

dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, sosial

demokrasi, prinsip kerja sama, saling membantu, pengelolaan

keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman serta bijaksana.

h. Kerjasama antar lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan internasional

dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota.

i. Tanggung jawab sosial dalam menjunjung penggunaan manusia dan

hubungan sosialnya.

3. Nilai-nilai Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) sebagaimana

dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen Perkreditan Untuk Credit

Union (Koperasi Kredit) dan Koperasi Simpan Pinjam (2006: 3), adapun

nilai-nilai CU, yaitu mendorong diri sendiri, bertanggung jawab kepada

(63)

4. Pilar Credit Union

Menurut Word Council of Credit Union (WOCCU) seperti dikutip

oleh PUSKOPDIT, adapun pilar dalam CU meliputi:

a. Pendidikan, yang tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta,

hak dan kewajiban sebagai anggota CU agar lebih bijaksana dalam

mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui,

dan memahami laporan keuangan serta pengembangan CU.

b. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena CU tidak hanya sekedar

menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada

anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap

anggota CU memperhatikan kepentingan bersama dari pada

kepentingan diri sendiri.

c. Swadaya, karena CU sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri.

Caranya adalah menabung ke CU secara teratur serta menghindar agar

tidak menabung ke lembaga keuangan lain.

F. Sistem Pengendalian Intern

1. Deskripsi Kegiatan pokok

Salah satu faktor yang dapat menentukan dapat dipercaya tidaknya

suatu informasi yang dihasilkan perusahaan adalah sistem pengendalian

intern yang terdapat pada perusahaan tersebut. Sistem akan berjalan

(64)

yang baik pula. Sistem pengendalian intern itu harus ada dan melekat

dalam berbagai siklus kegiatan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001: 163), “Sistem pengendalian intern

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Steven (1998), dalam pengertian Pengendalian Intern

Kerangka Kerja terpadu menurut COSO dalam Beyond COSO “Internal

Control to Enchance Corporate Governance” adalah sebagai berikut:

“ Interal control is a process, affected by an entity’s board of

directors, management and other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: affectiveness and afficiency of operations; realibilty of

financial reporting and compliance with laws and regulations”.

Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang

dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, didesain

untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam

efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan

kepatuhan terhadap hukum dab peraturan (COSO Framework, 2011).

Menurut COSO Framework (2011), definisi tersebut

menekankan pada beberapa hal, yaitu:

a. Sebuah proses yang terdiri dari tugas yang sedang berlangsung dan

(65)

b. Dipengaruhi oleh orang. Bukan hanya tentang pedoman kebijakan,

sistem, dan bentuk, tapi setiap orang pada setiap jenjang organisasi

yang berdampak pada pengendalian internal.

c. Mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan jaminan

mutlak, kepada manajemen dan dewan senior.

d. Diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih kategori

terpisah.

e. Beradaptasi dengan struktur entitas.

Jika pengendalian intern dirancang dan ditetapkan degnan

baik oleh manajemen di dalam pengelolaan perusahaannya, maka

informasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan

terjamin ketelitian dan keandalannya. Sistem pengendalian intern

yang lemah akan mengakibatkan kekayaan perusahaan tidak terjamin

keamanannya, informasi menjadi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi

(66)

2. Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001: 164), tujuan pokok sistem pengendalian intern

adalah:

Gambar 2.6 Tujuan Pokok Sistem Pengendalian Intern

Sumber: Mulyadi (2001:164)

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001: 164), unsur-unsur pokok pengendalian intern

meliputi:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan

pada prinsip-prinsip:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi (fungsi yang memiliki

wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan) dan penyimpangan

Menjaga kekayaan organisasi

Mengecek ketelitian dan keandalan data

(67)

dari fungsi akuntansi (fungsi yang memiliki wewenang untuk

mencatat peristiwa keuangan perusahaan).

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan

biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisiasi dari

pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya

transaksi tersebut. Oleh karena itu harus ada sistem yang mengatur

pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap

transaksi.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organiasasi.

Cara-cara yang umumnya ditempuh perusahaan dalam menciptakan

praktik yang sehat:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya

harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan

lebih dulu kepada pihak yang diperiksa dengan jadwal yang tidak

teratur. Hal ini dilakukan agar mendorong karyawan melaksanakan

Gambar

GAMBAR 2.1 Bagan Organisasi Bidang Perkreditan (Sebagian) Sumber: Anwari (1981: 35)
Gambar 2.2 Manual Prosedur Permohonan Kredit Sumber: Munaldus (2014: 192) dengan ubahan
Gambar 2.3  Manual Prosedur Analisis  Kredit      Sumber: Munaldus (2014: 200) dengan ubahan
Gambar 2.4  Manual Prosedur Keputusan  Kredit    Sumber: Munaldus (2014: 203) dengan ubahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengganti Perda 4 tahun 2001 yang mengatur tentang perizinan usaha jasa konstruksi di Kota Yogyakarta..

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B2, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha

Optical Character Recognition merupakan proses untuk mengubah atau mengkonversi suatu dokumen hasil cetak seperti buku, majalah, literatur atau surat kabar secara otomatis

Data hujan yang digunakan untuk menghitung curah hujan dengan berbagai periode ulang (curah hujan rencana) adalah hujan harian maksimum tahunan. Sehingga curah hujan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden penelitian yaitu siswi SMA Stella Duce 1 memiliki kebutuhan yang ingin dipernuhi tentang Korean Pop dengan membaca media massa

Disampaikan dalam Forum Komunikasi Pengelola Perpustakaan Disampaikan dalam Forum Komunikasi Pengelola Perpustakaan Universitas Diponegoro di Fakultas Teknik, 10 Maret 2010... `