• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas, kemasan, dan harga produk deterjen Attack terhadap kepuasan konsumen : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus I dan III Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kualitas, kemasan, dan harga produk deterjen Attack terhadap kepuasan konsumen : studi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus I dan III Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Filius Beatus Aren NIM: 052214051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Oleh:

Filius Beatus Aren NIM: 052214051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

lakukanlah yang baik,

maka engkau akan tetap tinggal

untuk selama-lamanya.” -Mazmur 37:27-

Skripsi ini ku persembahkan kepada

Yesus Kristus

(6)
(7)
(8)

vii

telah memberikan anugerah dan karunianya, karena atas berkat dan

rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “Pengaruh

Kulitas, Kemasan dan Harga Produk Deterjen Attack Terhadap Kepuasan Konsumen” Studi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus I dan III Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Bapak Venantius Mardi Widyadmono, SE.,M.B.A selaku Ketua

Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Diah Utari BR., M.Si.. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

serta masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran

(9)

viii

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,

yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya kepada penulis

selama ini.

6. Papa Aren dan Mama Marsela, Kak Helen dan Mas Budi, Bang Totong dan

Kak Yuyun, Kak Siska dan Mas Thomas, serta keponakan yang lucu-lucu

Yoan, Luis, dan Lion yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan,

dukungan, doa, dan kasih, semangat dan pengorbanan yang tak terhingga

kepada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

7. Terkasih Puput, terima kasih atas doa, perhatian, dukungan, dan kesetiaan

selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan Manajemen’05 : Joni, Andi, Bintang, Cucu, Lukas, Niko, Miko, Fandi, Titus, Mat, Uwin, Bayu, Gilson, Valen, Heni, Deta,

Meta, Lutfi, Dora, Intan, Dian Cilik, Dian Gedhe, Mbok Dhe, Putri, Duek, dan

masih banyak yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima

kasih buat persahabatan yang indah dan dukungannya selama ini.

9. Saudara-saudaraku di TarQ Tercinta : Rara, Mas Janto, Mas Tarto, Mas

Erwin, Mas Johan, Bang Lasa, Bang Oki, Icak, Viai, Achoi, Dede, Jepi, Daru,

Agung, Beni, Popay, dan Banyong yang telah banyak memberikan dukungan

(10)

ix

Semoga Tuhan Yang Maha kasih membalas budi baik tersebut dengan

penuh berkelimpahan. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

yang berminat dan dapat juga sebagai bahan bacaan untuk penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis terbuka atas semua kritik dan saran yang nantinya akan

semakin mengembangkan dan penyempurnaan karya ini.

Yogyakarta, 20 Juni 2009

Penulis

(11)

x

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK...xvi

ABSTRACK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

(12)

xi

E. Kualitas ... 13

F. Kemasan ... 15

G. Harga ... 17

H. Pengaruh Kualitas terhadap Kepuasan Konsumen ... 20

I. Pengaruh Kemasan terhadap Kepuasan Konsumen ... 20

J. Pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen ... 21

K. Kepuasan Konsumen ... 21

L. Pengukuran Kepuasan Konsumen... 22

M. Penelitian Sebelumnya ... 25

N. Kerangka konseptual ... 26

O. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 28

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 28

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Teknik Pengambilan Sampel... 32

G. Sumber Data ... 32

(13)

xii

L. Pengujian Hipotesis ... 38

BAB IV SEJARAH GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA ... 42

A. PTPG Sanata Dharma (1955-1958) ... 42

B. FKIP Sanata Dharma (1958-1965) ... 43

C. IKIP Sanata Dharma (1965-1993) ... 43

D. Universitas Sanata Dharma (1993-sekarang) ... 44

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Profil Responden ... 51

B. Analisis Kuantitatif ... 54

C. Pembahasan ... 62

BAB VI KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 66

C. Keterbatasan ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(14)

xiii

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Fakultas ... 52

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan ... ... 53

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal... 54

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 55

Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57

Tabel 5.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 58

(15)

xiv

(16)

xv Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

(17)

xvi

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus I dan III, Yogyakarta

Filius Beatus Aren Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah, 1) untuk mengetahui pengaruh secara simultan kualitas, kemasan dan harga produk deterjen Attack terhadap kepuasan konsumen 2) untuk mengetahui pengaruh secara parsial kualitas, kemasan dan harga produk deterjen Attack terhadap kepuasan konsumen

Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus I dan III. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang pernah menggunakan produk deterjen Attack. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Pearson’s Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji F dan Uji t pada taraf signifikansi 5%.

(18)

xvii

Case Study : Students of Sanata Dharma University Campus I And III, Yogyakarta

Filius Beatus Aren Economic Faculty Sanata Dharma University

2009

The objective of the research was to determine the influence of quality, price and product packaging detergent Attack on customer satisfaction, simultaneously and partially

The research was done on students Sanata Dharma University Yogyakarta campus I and III. Techniques of data gathering was questionnaires. The sample were 100 respondents. Sampling technique used was purposively Sampling. Test validity using Pearson's correlation technique Product Moment Test and Reliability using Cronbach's Alpha formula. Data analysis technique in the research, multiple linear regression, and simple linear regression.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih

dewasa ini menuntut setiap pelaku bisnis untuk bersikap proaktif dan

profesional dalam menjalankan bisnis mereka. Kemajuan teknologi tersebut

mengakibatkan semakin kompleksnya jenis kebutuhan hidup manusia dan

para pelaku bisnis yang dalam hal ini mereka yang mempunyai modal

berlomba-lomba untuk memproduksi barang-barang kebutuhan yang

memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

Banyak perusahaan sejenis berdiri dan menghasilkan produk yang

hampir sama yang mengakibatkan persaingan antar perusahaan tersebut

semakin ketat. Sebagai contoh dipasaran kita dapat melihat salah satu jenis

produk deterjen yang ada dipasaran. Sebut saja diantaranya: Rinso, So Klin,

Attack, Surf, dan masih banyak lagi lainnya. Perusahaan dari berbagai merek

tersebut berusaha untuk dapat menarik pangsa pasar yang besar agar mau

“melirik” ke produk mereka masing-masing. Maka perusahaan dituntut untuk

memposisikan produknya dalam lingkungan persaingan yang semakin

kompleks karena hal tersebut merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk

meraih dan mempertahankan pangsa pasar.

Setiap perusahaan harus dapat menempatkan orientasi pada kepuasan

(20)

utama untuk dapat memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan

kepuasaan kepada pelanggan melalui penyampaian produk yang berkualitas

tinggi dan dapat memenuhi segala kebutuhan konsumen terhadap produk yang

telah dikonsumsinya

Hal semacam ini dapat berdampak positif maupun negatif bagi para

konsumen maupun perusahaan selaku produsen. Dampak positif bagi para

konsumen adalah dapat menemukan alternatif pilihan yang beragam sebelum

mengkonsumsi suatu produk. Dampak negatifnya adalah konsumen dapat saja

bingung dalam menentukan produk apa yang akan ia konsumsi karena

banyaknya ragam pilihan merek yang berbeda. Lain halnya dengan

perusahaan, dampak positif bagi mereka adalah perusahaan dapat sekreatif

mungkin dalam menciptakan produk dan membuat inovasi-inovasi dari merek

yang berbeda bagi produknya agar dilirik oleh konsumen. Sedangkan dampak

negatifnya adalah terjadinya persaingan yang tidak sehat diantara perusahaan

sejenis dalam menmperebutkan pangsa pasar atau konsumen.

Persaingan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut

pada saat ini semakin ketat, sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk

dapat lebih cermat lagi dalam menentukan strategi bersaingnya secara sehat

agar dapat memenagkan persaingan dipasaran. Syarat yang harus dipenuhi

oleh perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha

mencapai tujuan untuk menciptakan produk yang bekualitas dan

(21)

Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mendesain dan

mengimplikasikan strategi pemasaran yang mampu menciptakan,

mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumennya, sehingga pada

akhirnya terciptalah loyalitas yang tinggi dari konsumennya terhadap produk

yang ditawarkan.

Salah satu daya tarik produk bagi konsumen adalah atribut-atribut

yang ada pada suatu produk yang meliputi: merek, kualitas, pelayanan, harga,

dan sebagainya. Atribut yang ada pada suatu produk sangat mempengaruhi

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Dan prioritas pemilihan

atribut produk oleh konsumen berbeda-beda, tergantung pada perilaku

konsumen pada pembelian.

Melalui pemahaman konsumen terhadap atribut yang melekat pada

suatu produk dapat diramalkan perilaku kosumen dalam pembelian, sehingga

dapat dirumuskan suatu strategi pemasaran yang tepat dalam memenangkan

persaingan antar perusahaan. Dengan dasar uraian tersebut, penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan memilih judul “PENGARUH

KUALITAS, KEMASAN, DAN HARGA PRODUK DETERJEN ATTACK

TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN”. Studi kasus pada mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

(22)

1. Apakah kualitas, kemasan, dan harga berpengaruh secara simultan

terhadap kepuasan konsumen?

2. Apakah kualitas, kemasan, dan harga berpengaruh secara parsial terhadap

kepuasan konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas tiga faktor yang mempengaruhi

kepuasan konsumen yaitu kualitas, kemasan, harga produk dan faktor lain

yang mempengaruhi kepuasan konsumen tidak akan dibahas.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kualitas, kemasan, dan harga

produk terhadap kepuasan konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kualitas, kemasan, dan harga

produk terhadap kepuasan konsumen.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih kepada

perusahaan yang bersangkutan agar dapat mengetahui sejauh mana tingkat

loyalitas konsumen terhadap merek produk mereka.

(23)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perilaku konsumen

dan sebagai bahan referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini peneliti dapat menambah pengetahuan serta

mengetahui sejauh mana pengetahuan teoritis yang peneliti peroleh selama

belajar dibangku kuliah dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

(24)

6

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan dalam

mencapai tujuannya mempertahankan kelangungan hidup produk,

mengembangkan usaha, memperoleh laba, dan untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang

bersangkutan. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang penting dalam

perekonomian dan mempunyai fungsi pokok dalam perusahaan. Kegiatan

pemasaran ini sangat luas cangkupannya dan tidak hanya terbatas pada dunia

bisnis saja, tetapi membahas juga tentang masalah yang ada dalam lingkungan

perusahaan baik intern maupun ekstern.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu

dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan

dengan cara menciptakan, menawarkan, dan melakukan pertukaran produk

yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997).

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan, mempromosikan,

dan mendistribusikan barang dan jasa agar dapat memuaskan konsumen, baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Handoko,

(25)

Dengan demikian proses pemasaran tersebut dimulai sebelum barang

diproduksi dan tidak hanya terfokus pada kegiatan penjualan, tetapi kegiatan

pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Menurut pandangan bisnis (Stanton, 1995), kegiatan yang terdapat

dalam pemasaran meliputi:

a. Mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen.

b. Merencanakan dan mengembangkan sebuah barang dan jasa yang akan

memenuhi kegiatan pemasaran tersebut.

c. Memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa tersebut.

B. Konsep Pemasaran

Perusahaan yang sudah mulai menyadari bahwa pemasaran

merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui

adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah

baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Sebagai falsafah

bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan

dan kebutuhan konsumen atau berorientasi kepada konsumen (consumer

oriented). Hal ini secara azasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang

berorientasi pada produk (product concept) dan penjualan (sales concept atau

keuangan perusahaan / financial concept). Apabila orientasi dari

konsep-konsep tersebut bertolak dari produk perusahaan dan memandang sebagai

(26)

penjualan yang menguntungkan, maka konsep pemasaran mengajarkan bahwa

kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal

dan merumuskan keinginan dan kebutuhan, kemudian perusahaan ini harus

merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari kebijakan produk, harga,

promosi, dan distribusi setepat-tepatnya agar kebutuhan para konsumennya

dapat dipenuhi secara memuaskan.

Menurut William W.J. ( Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 2000 :

6), konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa

pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan.

Definisi tersebut menekankan bahwa konsep pemasaran berorientasi

kepada kepuasan konsumen. Konsep pemasaran juga memiliki tiga unsur

pokok (Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 2000 : 6-8) yaitu:

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar memperhatikan konsumen harus:

1. Menekankan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

2. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan. Karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala

kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus memiliki

kelompok pembeli tersebut, bahkan kebutuhan tertentu dari kelompok

(27)

3. Menentukan produk dan program pemasarannya. Perusahaan dapat

menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda-beda

dan dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

4. Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk mengukur, menilai,

dan menafsirkan keinginan sikap perilaku mereka.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model

yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Mareketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap

bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang

terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan

perusahaan dapat dijalankan semestinya. Selain itu harus terdapat juga

penyesuaian dan koordinasi antar produk, harga, saluran distribusi, dan

promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan

konsumen.

c. Kepuasan konsumen (Consumer Satisfaction)

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang

akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang

dapat dipenuhi. Ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus berusaha

memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus

(28)

C. Merek

Keahlian paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya

untuk menciptakan, memelihara, melindungi dan meningkatkan merek. Para

pemasaran mengatakan bahwa “pemberian merek adalah seni dan landasan pemasaran”.

Menurut Philip Kotler (2000 : 404), merek adalah nama, istilah, tanda,

simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau kelompok,

penjual dan atau untuk membedakannya dari produk pesaing.

Pemberian merek pada suatu produk adalah untuk membantu

konsumen dalam mengidentifikasikan produk dan membantu produsen untuk

melakukan segmentasi pasar.

Menurut Philip Kotler dan G. Amstrong (2001), bahwa dalam

pemilihan nama merek perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Merek harus menyampaikan sesuatu mengenai manfaat dan kualitas

produk.

b. Merek mudah diucapkan, dikenal, dan diingat.

c. Merek harus lain dari yang lain.

d. Merek harus diterjemahkan secara mudah kedalam bahasa asing.

e. Merek harus terdaftar dan memiliki perlindungan hukum.

Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak (dalam skripsi

terdahulu, 2000), merek dapat dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu:

(29)

Menunjukan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau

mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori

produk tertentu.

b. Brand association (asosiasi merek)

mencerminkan suatu pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu

dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat atribut produk,

geografis, harga dan pesaing.

c. Brand image (persepsi merek)

Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan merek suatu

produk atau jasa layanan berkenaan dengan kesan dan citra yang dimiliki

masyarakat umumnya.

d. Brand loyalty (kesetian merek)

Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk

sehingga dapat disebut sebagai konsumen yang setia yaitu konsumen yang

terus menerus menggunakan produk dengan merek yang sama dengan

berbagai kondisi.

D. Perilaku Konsumen

American marketing Association (dalam Olson dan Peter,1999:6-9)

mendefinisikan prilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh

dan kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan

(30)

a. Perilaku konsumen adalah dinamis

Pertama, definisi diatas menekankan bahwa perilaku konsumen itu

dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta

masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis

perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap

bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang

sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Disamping itu, suatu strategi

yang berhasil pada titik tertentu dapat saja gagal total dititik yang lain.

Dengan demikian, sifat dinamis perilaku konsumen adalah hal yang

membuat pengembangan strategi pemasaran menjadi tugas yang menarik

maupun menantang.

b. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi.

Hal kedua yang ditekankan dari definisi perilaku konsumen adalah

keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian

disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa

yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang

mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang

mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan

dilakukan konsumen.

(31)

Hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen dalam

definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara para individu. Hal

ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definsi

pemasaran yang sejauh ini juga menekankan pertukaran. Kenyataannya,

peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen

melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran

E. Kualitas

Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari pemasok

adalah kualitas produk dan jasa yang tinggi. Kebanyakan pelanggan tidak lagi

bersedia menerima atau mentoleransi kualitas yang biasa-biasa saja. Jika

perusahaan ingin bertahan dalam persaingan, apalagi ingin memperoleh laba,

mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali meningkatkan kualitas produk

yang dijual.

Menurut mantan dirut G.E., John F.Welch, Jr (dalam Ulrich dan

Eppinger 2001 : 105) Kualitas merupakan jaminan terbaik bagi kita atas

kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapai pesaing

asing, dan satu-satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang

langgeng. Hasrat untuk menghasilkan barang-barang terbaik dipasar dunia

telah mendorong beberapa Negara dan kelompok Negara untuk memberikan

penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi contoh praktek

(32)

Terdapat hubungan yang erat antara kualitas produk dan minat beli

pelanggan. Semakin tinggi level kualitas menyebabkan semakin tinggi

kepuasan pelanggan, dan berpotensi untuk menarik minat pelanggan.

Beberapa pakar mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan

penggunaan, kesesuaian dengan persyaratan, bebas penyimpangan dan

sebagainya. Menurut American Society for Quality Control (dalam Ulrich dan

Eppinger 2001 : 106), kualitas adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Itu jelas merupakan definisi

kualitas yang berpusat pada pelanggan.

Para pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu

perusahaan mereka mendefinisikan dan memberikan barang dan jasa yang

berkualitas tinggi kepada para pelanggan sasaran, yaitu :

a. Mereka bertanggung jawab untuk secara benar mengidentifikasi

kebutuhan dan tuntutan pelanggan.

b. Mereka harus mengkomunikasikan harapan pelanggan secara benar

kepada perancang produk.

c. Mereka harus memastikan bahwa pesanan pelanggan dipenuhi secara

benar dan tepat waktu.

d. Mereka harus memastikan bahwa pelanggan telah menerima intruksi,

pelatihan, dan bantuan teknis yang tepat dalam penggunaan produk.

e. Mereka harus tetap berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan

(33)

f. Mereka harus mengumpulkan gagasan pelanggan guna perbaikan produk

dan pelayanan serta memnyampaikan gagasan itu kepada

departemen-departemen perusahaan yang tepat.

Jika semua pemasar melakukan kegiatan ini, maka mereka telah

banyak menunjang ke manajemen kualitas total dan menyebabkan kepuasan

yang akan menarik minat pelanggan.

F. Kemasan

Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa

maupun barang-barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan

merupakan pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara

penghasil barang dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan

harus dapat menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:

a. Tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang

dari kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan

pembeli, bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang

habis terpakai.

b. Mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citra diri

dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap

barang yang dikemasnya.

c. Kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup,

pegang, bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi

(34)

d. Rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang

benar tentang jenis isi barang yang dikemas.

e. Perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan

tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian

pula penyusunan dalam lemari pajang.

f. Melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai

alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini

desain bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur

desain-grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat

menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.

Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh

mutu barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya

yang sama oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri.

Kesadaran akan kemasan adalah bagian yang tak terpisah dari barang

produk. Karena itu mutu lain dari sebuah kemasan dinilai dari kemampuannya

dalam memenuhi fungsi, di mana kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik

yang lebih besar daripada barang yang dibungkus di dalamnya. Keberhasilan

daya tarik kemasan ditentukan oleh estetik yang menjadi bahan pertimbangan

sejak awal perencanaan bentuk kemasan, karena pada dasarnya nilai estetik

harus terkandung dalam keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis

tanpa melupakan kesan jenis, ciri dan sifat barang yang diproduksi (Kimchuk

(35)

G. Harga

Harga merupakan pengorbanan riel dan materil yang diberikan oleh

konsumen untuk memperoleh atau memiliki produk, dengan

mempertimbangkan variabel membanding-bandingkan harga sebelum

membeli produk, memilih produk yang harga dasarnya murah, memilih

produk yang harganya sebanding dengan kualitasnya.

Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran,

tariff, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP. Dari sudut

pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa lainnya) yang dibutuhkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997 :151).

Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan

oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Untuk itu harga memegang peranan penting dalam memasarkan suatu

produk. Hal ini dapat dipahami karena bagaimanapun juga barang atau jasa

yang ditawarkan oleh suatu perusahaan harus dijual sesuai dengan sasaran

yang hendak dicapai, yaitu produknya dapat dipasarkan.

Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Tjiptono, 1997:154-155)

secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam

(36)

a. Faktor Internal Perusahaan

1. Tujuan Pemasaran Perusahaan

Tujuan pemasaran tersebut bisa berupa maksimalisasi laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa

pasar yang besar, menciptakan kepemipinan dalam hal kualitas,

mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial.

2. Strategi Bauran Pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Harga

perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran

pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi.

3. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena

itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek

struktur biaya.

4. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa didalam organisasi yang harus

menetapkan harga. Setiap perusahaan mengalami masalah penetapan

harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil,

umumnya penetapan harga ditentukan oleh manajer puncak,

sedangkan pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga

ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk.

(37)

1. Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah

pentingnya adalah elastisitas permintaan.

2. Persaingan

Menurut Porter (dalam Tjiptono, 1997 :156) ada lima kekuatan pokok

yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan

dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok,

pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang

dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi

antara lain meliputi :

1). Jumlah Perusahaan dalam industri

2). Ukuran relatif setiap anggota dalam industri

3). Diferensiasi Produk

4). Kemudian untuk memasuki industri yang bersangkutan.

c. Unsur-Unsur Lingkungan Eksternal

Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu

mempertimbangkan faktor ekonomi, kebijakan dan peraturan pemerintah

(38)

H. Pengaruh Kualitas Terhadap Kepuasan Konsumen

Terdapat hubungan yang erat antara kualitas produk dan pelayanan,

minat beli pelanggan dan kepuasannya, serta profitabilitas perusahaan.

Semakin tinggi level kualitas menyebabkan semakin tingginya kemungkinan

minat beli pelanggan dan kepuasannya, yang juga mendukung harga yang

lebih tinggi dan seringkali biaya menjadi lebih rendah (Ulrich dan Eppinger

2001:95). Kemampuan perusahaan untuk mempelajari lebih dalam perbaikan

kualitas produk yang dijual, itu jelas merupakan salah satu kunci perusahaan

agar mendapatkan banyak pelanggan yang loyal.

I. Pengaruh Kemasan Terhadap Kepuasan Konsumen

Penyelesaian masalah visualisasi adalah inti dari desain kemasan.

Pencapaian tujuan strategis dan target pemasaran secara kreatif melalui solusi

desain yang tepat adalah fungsi utama desain kemasan. Ketika desain kemasan

mampu memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada konsumen (baik

langsung maupun tidak langsung), dan satu poin pembanding (dimana satu

produk tampak merupakan produk yang lebih efektif, nilainya lebih baik,

kemasannya lebih nyaman), secara tidak langsung kepuasan konsumen

tercapai dengan melihat pembelian yang dilakukan secara berulang. Apakah

pembelian itu merupakan hasil keputusan yang telah diperhitungkan atau

pembelian spontan, penampilan fisik kemasan produk sering menjadi alasan

utama terjualnya suatu produk yang pada akhirnya terciptanya kepuasan

(39)

J. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen

Keputusan penetapan harga rentan terhadap pengaruh dari serangkaian

kekuatan lingkungan dan persaingan yang sangat rumit. Kepuasan pelanggan

tetap menjadi komponen kesetiaan yang penting. Perusahaan akan mengalami

kesulitan untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan tanpa terlebih dahulu

memperhatikan tingkatan harga dan kualitas yang pada akhirnya terciptanya

kepuasan pelanggan yang tinggi. Kekuatan harga dan kualitas sangat berperan

penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan (Kotler & Amstrong, 2001 :

796).

K. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan syarat penting yang harus

diperhatikan oleh para produsen (perusahaan) dalam memasarkan produknya.

Dapat dikatakan kunci utama bagi perusahaan untuk memenagkan persaingan

adalah dengan memberikan nilai kepuasan kepada konsumen melalui

penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dengan harga kompetitif.

Menurut Schnaars (Fandy Tjiptono, 1997 : 24), pada dasarnya tujuan

dari suatu bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang merasa puas.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (world

(40)

Tse dan Wilton (Fandy Tjiptono, 1997 : 24), menyatakan bahwa

kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap

evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan

sebelumnya (atau norma kenerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang

dirasakan setelah pemakaiannya.

Engel, et al (Fandy Tjiptono, 1997 : 24), menyatakan bahwa kepuasan

pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

ketidakpuasan timbul pabila hasil (out come) tidak memenuhi harapan.

Dari definisi kepuasan pelanggan (konsumen) diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen penilaian

yang mencangkup perbedaan antara harapan dan kinerja perusahaan atau hasil

yang diharapkan.

L. Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler, et al (1996 ; Fandy Tjiptono, 1997 : 34-35),

mengidentifikasikan empat metode untuk mengukur kepuasan konsumen,

yaitu sebagai berikut:

a. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented)

perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Akan tetapi karena

(41)

mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua

pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja

mereka langsung beralih pemasok dan tidak akan membeli produk

perusahaan tersebut lagi. Upaya mendapatkan saran yang bagus dari

pelanggan juga sulit diwujudkan dengan metode ini.

b. Ghost shopping

Cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah

dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan

atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan

pesaing. Kemudian mereka meloporkan temuan-temuannya mengenai

kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu

para ghost shopper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya

melayani permintaan pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan

menangani setiap keluhan.

c. Lost customer analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa

hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan

perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.

d. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang

(42)

tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan

dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh

perhatian para pelanggannya.

Sebagai mana dijelasakan diatas, metode survei merupakan metode

yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen

(pelanggan). Metode survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan

pengukuran dengan berbagai cara, antara lain:

a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti:

ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan perusahaan pada

skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, cukup puas, puas, sangat puas.

b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka

mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka

rasakan.

c. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka

hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta

untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.

d. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa

baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen

(importance/performance ratings). Teknik ini dikenal pula dengan istilah

importance-performance analysis (Martilla dan James, 1997 ; Fandy

(43)

M. Penelitian Sebelumnya

Dewa Putu Narayana. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepuasan Konsumen Dalam Menggunakan Jasa Bengkel Reparasi Kendaraan

Bermotor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian

antara kinerja jasa yang diberikan dengan tingkat kepentingan konsumen akan

jasa tersebut, dan juga untuk menentukan faktor mana yang perlu

mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan pelaksanaannya oleh perusahaan

untuk kepuasan konsumen. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100

orang konsumen. Adapun cara pengumpulan data adalah memakai kuesioner

yang dibagikan kepada para konsumen yang sedang melakukan servis

kendaraan (mobil) di perusahaan.

Alat uji yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen adalah

importance-performance analysis dengan cara pemberian skor terhadap

jawaban responden berdasarkan derajat kepentingannya, kemudian hasil

kesesuaian masing-masing faktor kepuasan konsumen dimasukkan dalam

Derajat Kartesius untuk mengetahui faktor mana yang perlu mendapatkan

prioritas untuk ditingkatkan pelaksanaannya.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesesuaian

paling tinggi nilainya adalah kemudahan untuk menghubungi perusahaan dari

variabel empati (emphaty), sedangkan kecepatan penanganan keluhan

(kerusakan) pada kendaraan dari variabel keandalan (reliability) tingkat

(44)

mempengaruhi kepuasan konsumen. Prioritas penanganan selanjutnya adalah

ketrampilan mekanik dalam bekerja dari variabel jaminan (assurance).

N. Kerangka Konseptual

Kerangka Pemikiran Teoritis menurut Bilson Simamora (dalam Ifnu.

1997:39) adalah model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai

dengan kebutuhan penelitian.

Jadi pemikiran teoritis dalam penelitian ini akan digambarkan sebagai

berikut :

Kualitas (X1)

Kemasan Kepuasan Konsumen (X2) (Y)

Harga

(X3)

Keterangan

: Secara parsial : Secara simultan

(45)

O. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah yang diajukan dan jawaban itu masih akan diuji kebenarannya. Dari

kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kualitas, Kemasan dan Harga Produk secara simultan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

2. Kualitas, Kemasan dan Harga Produk secara parsial berpengaruh terhadap

(46)

28

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi

kasus. Studi kasus merupakan suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang

populasinya terbatas dan kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada daerah

penelitian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subyek Penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai

keterangan. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah konsumen

yang pernah membeli dan menggunakan produk deterjen merek Attack.

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,

obyek penelitiannya adalah persepsi konsumen tentang kualitas, kemasan,

dan harga produk dan kepuasan konsumen deterjen Attack.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu penelitian: Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap

(47)

b. Lokasi penelitian: Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang mendahului

atau mempengaruhi variabel terikat (dependent), sedangkan variabel terikat

(dependent) merupakan variabel tergantung atau akibat dari variabel yang

mendahuluinya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas, yaitu

kualitas, kemasan, dan harga produk deterjen Attack, sedangkan variabel

terikatnya adalah kepuasan konsumen

Adapun atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen

dalam menggunakan produk deterjen merek Attack, yaitu:

1. Kualitas

Secara umum dikatakan bahwa berkualitas adalah karakteristik produk

dan jasa yang ditentukan oleh pemakai atau konsumen dan diperoleh

melalui perbaikan yang berkelanjutan. Mutu atau kualitas suatu produk

berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan yang mengakibatkan pembelian

secara berulang pada produk tersebut sehinga tercipta loyalitas konsumen

(Tjiptono, 1996 : 480). Kualitas memberikan suatu dorongan kepada

pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Dalam

jangka panjang, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk

memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka.

(48)

dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang

menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman

pelanggan yang kurang menyenangkan.

2. Kemasan

Yang dimaksud dengan kemasan adalah wadah dan atau pembungkus

produk (Sutojo, 1983 : 95). Ada berbagai alasan mengapa beraneka

macam produk yang diperdagangkan memerlukan kemasan. Pertama,

kemasan diperlukan untuk melindungi produk selama dalam

pengangkutan, penyimpanan digudang, toko dan rumah maupun selama

dijajakan oleh para pedagang. Dengan kemasan, produk diharapkan dapat

terhindar dari pengotoran, penyusutan, kerusakan, penguapan atau

berbagai macam penurunan mutu lainnya. Selain itu, kemasan juga dapat

menyebabkan perusahaan lain sulit meniru atau memalsukan produk.

Bentuk dan warna kemasan yang indah serta menarik akan menimbulkan

daya tarik tersendiri. Daya tarik tersebut sangat diperlukan bila dalam

perdagangan di pasar, produk tersebut sering dipasang berdampingan

dengan produk pesaing. Bentuk, warna, dan mutu kemasan yang

diperbaharui kadang-kadang menimbulkan kesan bahwa produk yang

dikemas diperbaharui pula. Variasi ukuran kemasan, memberikan

kesempatan kepada para pembeli dari tingkat pendapatan yang

(49)

3. Harga

Harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga

tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang

atau jasa. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan

keputusan para pembeli, yaitu:

a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas

tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian

adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa.

Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia

kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik

konsumen mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami

kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara

obyektif. Persepsi yang sering berlaku adalah harga yang mahal

mencerminkan kualitas yang tinggi.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

(50)

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang pernah membeli

dan menggunakan produk deterjen merek Attack. Dari populasi tersebut,

peneliti menetapkan besarnya sampel sebanyak 100 responden.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling non

probabilitas, dimana elemen-elemen populasi tidak diketahui apakah

berkesempatan menjadi elemen sampel. Sampel non probabilitas terdiri dari

judgement sampling, quota sampling, purposive convinience sampling dan

snowball sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive convinience sampling, yaitu sampling dengan pemilihan

sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri dan sifat-sifat tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun ciri-ciri yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sanata Dharma yang pernah membeli

dan menggunakan produk deterjen merek Attack.

G. Sumber Data

1. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung atas objek

penelitian yang berkaitan dengan penelitian dan merupakan data utama.

Dalam penelitian ini data primer adalah data hasil pengisian kuesioner

(51)

2. Data sekunder, adalah data yang tidak secara langsung diperoleh atas

objek penelitian, sumber data ini dipergunakan sebagai pelengkap data

primer. Dalam penelitian ini data sekunder adalah data yang diperoleh dari

studi pustaka dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan

yang kemudian dibagikan untuk dijawab respon dengan maksud untuk

mendapatkan jawaban tentang objek yang diteliti. Jumlah responden yang

diambil sebagai sampel sebanyak 100 responden dan memaki metode

purposive convinience sampling yang digunakan dengan tujuan untuk

memperoleh sampel yang sesuai dengan kebutuhan penelitian (Sugiyono,

1997 : 57).

Untuk metode kuesioner ini digunakan skala Likert dengan empat

kategori, yaitu:

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak setuju (TS) = 2

Sangat tidak setuju (STS) = 1

I. Pengujian Instruman Penelitian

(52)

Yaitu tingkat ketepatan penggunaan alat pengukur terhadap suatu gejala

untuk menguji tingkat validitas masing-masing item pada kuesioner

dengan menggunakan teknik korelasi ”Product Moment” dengan rumus

sebagai berikut: (Sutrisno hadi, 2001 : 23)

=

2 2

2 2

Dimana:

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden

Y : Total butir dari jawaban responden

∑ X : Jumlah skor butir

∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

N : Banyaknya sampel uji coba

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya

adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner. Uji ini

(53)

yang sama untuk dua kali atau lebih dengan alat pengukur yang sama.

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kali pun diambil tetap akan sama.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

Rumus Cronbach’s Alpha :

Keterangan :

r 11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Varian total

Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2008 : 26), reliabilitas kurang

dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8

(54)

J. Teknik Analisis Data

Dalam menghitung pengaruh kualitas, kemasan, dan harga terhadap

kepuasan konsumen dapat menggunakan alat analisis regresi linier berganda.

Secara matematis sebagai berikut :

Regresi Linier Berganda :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

Dimana :

Y = Kepuasan konsumen a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi kualitas

b2 = Koefisien regresi kemasan

b3 = Koefisien regresi harga

X1 = Variabel kualitas

X2 = Variabel kemasan

X3 = Variabel harga

K. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi

berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan

diukur tingkat pengaruh variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien

korelasi ( r ). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi

antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3) lebih besar dari 0,60 (r >

0.60). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar

variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3) lebih kecil atau sama dengan 0,60

(55)

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam persamaan regeresi berganda perlu juga diuji mengenai

sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi

yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi

Homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi

Heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik normalitas digunakan untuk menguji data

variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi

yang dihasilkan, berdistribusi normal atau tidak normal.

4. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah

autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi

tidak baik dan tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru

timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu t

(berada) dengan kesalahan pengganggu t-1( sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah

autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Terjadi autokorelasi jika nilai DW < -2.

b. Tidak terjadi autokorelasi jika -2 ≤ DW ≤ +2

(56)

L. Pengujian Hipotesis

1. Uji Global (Uji F)

Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari

variabel bebas yaitu kualitas (X1), kemasan (X2) dan harga (X3) untuk

dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel

tidak bebas dalam hal ini kepuasan konsumen (Y). Uji global juga

dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki

koefisien regresi sama dengan nol.

Untuk melakukan pengujian secara global, maka ada beberapa

langkah yang diperlukan yaitu :

a. Menyusun hipotesis

Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas

menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, apabila variabel bebas

tidak dapat mempengaruhi, variabel bebas dapat dianggap nilai

koefisien regresiya sama dengan nol, sehingga berapapun nilai

variabel bebas tidak akan berpengaruh terhadap variabel bebas.

Dalam menyusun hipotesis selalu ada hipotesis nol dan

hipotesis alternatif. Untuk hipotesis nol selalu mengandung unsur

kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien

regresi sama dengan nol. Untuk hipotesis alternatifnya adalah

koefisien regresi tidak sama dengan nol. Hipotesisnya dirumuskan

sebagai berikut :

(57)

Ha : b1 ; b2 ; b3 minimal salah satu lebih besar (>) dari 0

b. Menentukan daerah keputusan hipotesis.

Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel

perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas

penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya ada dua taraf nyata

yang dipakai yaitu 1 % dan 5%. Untuk ilmu pasti lebih baik digunakan

1% sedang ilmu sosial dapat digunakan 5%. Untuk derajat pembilang

digunakan nilai k-1. yaitu jumlah variabel dikurang 1. untuk derajat

penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi dengan

jumlah variabel.

c. Menentukan nilai F-hitung

Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

F = R2 / (k-1) (1-R2) / (n-3)

Dimana :

F = Nilai F-hitung

R2 = Nilai koefisien korelasi

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

d. Menentukan daerah keputusan.

Menentukan wilayah H0 dan Ha serta membandingkan dengan

nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau menerima

Ha.

(58)

Untuk memutuskan hipotesis apakah menerima atau menolak

H0, maka :

1) Nilai F-hitung ≥ F-tabel pada α 0,05 atau F-hitung pada p-value ≤

0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2) Nilai F-hitung < F-tabel pada α 0,05 atau F-hitung pada p-value >

0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Uji signifikan Parsial atau Individual (uji-t)

Uji signifikansi parsial atau individual adalah untuk menguji

apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas.

Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial

berpengaruh nyata atau tidak, digunakan uji-t. Untuk melakukan uji-t ada

beberapa langkah yang diperlukan, yaitu :

a. Menentukan hipotesis

Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya

sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan berpengaruh nyata

apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesis

selengkapnya adalah sebagai berikut :

H0 = b1 ; b2 ; b3 ≤ 0

Ha = b1 ; b2 ; b3 > 0

b. Menentukan daerah kritis

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu

(59)

c. Menentukan nilai t-hitung

Nilai t-hitung untuk koefisien b1, b2 dan b3 dapat dirumuskan sebagai

berikut :

t-hitung = b – B

sb

d. Menentukan daerah keputusan

Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 dengan derajat

bebas yaitu n-k, dengan taraf nyata 5%.

e. Memutuskan hipotesis.

t-hitung ≥ t-tabel pada 0,05 atau t-hitung pada p-value ≤ 0,05 maka

H0 ditolak dan diterima Ha.

t-hitung < t-tabel pada 0,05 atau t-hitung pada p-value > 0,05 maka

(60)

42

A. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)

Gagasan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

oleh Prof. Moh. Yamin, S.H selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan RI tahun 1950-an disambut baik oleh paraimam Katolik,

terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.) ketika

itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik

(Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J.

dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh

pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Setelah

mendapat dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, Pater Kester yang

menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan

kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma

pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal

17 Desember 1955. Empat jurusan pertama PTPG Sanata Dharma, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat

Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG

(61)

Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J.

sebagai salah satu pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. Nama “Sanata Dharma”

sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang

sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu

ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

B. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)

Agar dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal

ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan

PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958

berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma

dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.

Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status

DISAMAKAN dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada

tanggal 6 Mei 1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Diatas kertas

Sanata Dharma memang merupakan bagian dari Universitas Katolik

Indonesia, tetapi secara de facto FKIP Sanata Dharma tetap berdiri sendiri.

C. IKIP Sanata Dharma (1965 -1993)

Untuk menghilangkan keganjilan ini, pemerintah menetapkan agar

FKIP harus berdiri sendiri dan berubah menjadi IKIP. Dengan ini FKIP

(62)

Menteri PTIP No. 237 / B – Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai

tanggal 1 September 1965. Sejak saat itu Sanata Dharma banyak mengalami

perkembangan yang meliputi banyak aspek, baik yang menyangkut

perkembangan sarana, fisik, administrasi, sistem pengajaran atau kurikulum

dan visi-misi kepada masyarakat. Misalnya, IKIP Sanata Dharma dipercaya

pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan

Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP.

Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibika

program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

D. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

Agar Sanata Dharma dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan

kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April

1993 berdasarkan SK Mendikbut No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma

dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma. Dengan ini, diharapkan

Universitas Sanata Dharma dapat terus memajukan sistem pendidikan guru

sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Sanata Dharma akhirnya terdorong untuk memperluas program

pendidikannya. Selain tetap membuka pendidikan guru FKIP (Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma juga membuka beberapa

fakultas baru. Hingga kini Universitas Sanata Dharma memiliki 7 Fakultas

dengan 26 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3

(63)

aspek-aspek lainya seperti, sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan

fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro /

lembaga / pusat / serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik,

penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

1. Nama-nama Rektor Sanata Dharma a. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955 - 1967)

b. Drs. J. Drost, S.J. (1968 - 1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 - 1984)

d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 - 1988)

e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 - 1993)

f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 - 2001)

g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001 - 2006)

h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006 - sekarang)

2. Visi dan Misi USD

a. Visi

Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus

(S.J.) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk

berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat

manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai

kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara

objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang

didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas

(64)

others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan

(magis), dan semangat dialogis.

b. Misi

Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis

yang menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan,

lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi

kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang

mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual

mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa

menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan

sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga

yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.

3. Tujuan Pendidikan di USD

Tujuan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma : Pendidikan di

USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan

memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang

berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan

sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan

akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang

tinggi.

4. Yayasan

Ketua : Dr. Albertus Budi Susanto, S.J.

Gambar

  Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan fakultas
Tabel 5.5
        Tabel 5.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Agama yang mengatur tentang tarif

Komarudin., S.H Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Depok telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor: 615/Pid.Sus/2013/PN.Dpk

Sementara itu harga E a korosi baja dalam 20% asam asetat yang ditambah inhibitor lebih tunggi kecuali pada inhibitor AT dibandingkan dalam larutan asam tanpa

Pembuatan gambar mesin didasarkan pada kriteria rancangan mesin yang telah ditetapkan. Pada kegiatan menggambar ada dua proses yang harus dikerjakan secara simultan,

Lain halnya dalam pembelajaran kewirausahaan di SMA Adiguna Bandar Lampung cenderung lebih bersifat teoritis, sehingga siswa tidak memiliki kemampuan untuk memulai

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut bawah ini, yaitu pada tanggal Dua bulan November Tahun Dua ribu lima belas, sampai dengan laporan polisi

(1) Dinas Olahraga, Pemuda dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah

PENINGKATAN DAYA SAING UKM KERAJINAN BATIK BAKARAN KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI SEBAGAI SALAH SATU PRODUK INDUSTRI KREATIF UNGGULAN