KEBIJAKAN & PROSEDUR PENERAPAN PROGRAM
ANTI PENCUCIAN UANG,
PRINSIP MENGENAL NASABAH DAN
PECEGAHAN PENDANAAN
TERORIS
PENDAHULUAN
Dalam persaingan jasa keuangan semua
bank/BPR berupaya untuk meningkatkan layanan
dan pengembangan produk yang ditunjang
teknologi untuk kenyamanan dan kesetiaan
nasabah.
Dalam kenyataan diantara nasabah yang baik ada
saja nasabah yang beritikad buruk melakukan
tidak kejahatan yang merugikan seperti reputasi,
sanksi dan hilangnya potensi keuntungan
bank/BPR. Ada beberapa hal yang melater
belakangi kejahatan tersebut
LATAR
BELAKANG
1. Perkembangan bidang pengetahuan dan teknologi mendorong pula perkembangan aneka ragam kejahatan
2. Kejahatan dalam suatu wilayah negara maupun lintas batas negara semakin berkembang, yaitu illegal logging, perdagangan obat terlarang, penyelundupan barang, tenaga kerja, terorisme, penyuapan, korupsi dan kejahatan kerah putih lainnya. Tindak kejahatan ini melibatkan dan menghasilkan uang dengan jumlah besar.
3. Terdapat berbagai modus yang dilakukan pelaku kejahatan untuk menyembunyikan/menyamarkan asal usul harta, salah satunya dgn memasukkan hasil tindak pidana ke dalam sistem keuangan (financial system), terutama ke sistem perbankan. 4. Dengan demikian asal usul harta kekayaannya tidak dapat
dilacak oleh penegak hukum/PPATK, modus ini disebut pencucian uang (Money Laundering).
LATAR
BELAKANG
(LANJUTAN)5. Untuk menangkal masuknya uang hasil kejahatan, bank harus mengurangi risiko, agar bank tidak dimanfaatkan oleh penjahat sebagai sarana pencucian uang
6. Bank mengurangi risiko dengan cara mengenal, mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi dan memelihara profil nasabah, serta melaporkan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan (suspicious transactions) yang dilakukan oleh pihak yang meng gunakan jasa bank/BPR Contoh Aplikasi pembukaan rekening.
7. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)/ dikenal umum dengan Know Your Customer Principle (KYC
Principle) ini didasari pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam APU, juga dalam rangka penerapan
DASAR
HUKUM
1. UU No 15 Tahun 2002, tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 25 Tahun 2003
2. Peraturan BI No.5/23/PBI/2003 tgl. 23 Oktober 2003 tetang Prinsip Mengenal Nasabah
(KYC Principles)
bagi Bank Perkeditan Rakyat3. Keputusan Kepala PPATK No.2/1/KEP.PPATK/2003, tentang Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Keuangan
4. Keputusan Kepala PPATK No.2/4/KEP.PPATK/2003, ttg Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Penyedia Jasa Keuangan
DASAR
HUKUM
(lanjutan)5. Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan No.2/6/KEP.PPATK/2003, tentang
Pedoman tatacara Pelaporan Keuangan Mencurigakan
bagi Pengelola Jasa Keuangan
6. Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan No.3/1/KEP.PPATK/2004, tentang
Pedoman Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai dan
Tata Cara Pelaporan bagi Penyedia Jasa Keuangan
dan No.3/9/KEP.PPATK/2004
7. Peraturan BI No 12/20/PBI/2010 tgl. 4-10-2010
tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang
(APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)
bagi BPR dan BPRs
perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana, dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.
Definisi
PENCUCIAN
UANG ADALAH
UU No.15 Thn 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang telah diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003:
1. perbuatan, 2. menempatkan, 3. mentransfer, 4. membayarkan, 5. membelanjakan, 6. menghibahkan, 7. menyumbangkan, 8. menitipkan
9. membawa keluar negeri 10.menukarkan
Definisi
HASIL
TINDAK PIDANA Adalah
Harta kekayaan yang diperoleh dari Tindak Pidana :
1. Korupsi
2. Penyuapan
3. Penyelundupan barang
4. Penyelundupan tenaga kerja 5. Penyelundupan imigran
6. Di bidang perbankan 7. Di bidang pasar modal, 8. Di Bidang asuransi
9. Narkotika, psikotropika 10. Perdagangan manusia
11. Perdagangan senjata gelap 12. Penculikan 13. Terorisme 14. Pencurian Penggelapan 15. Penupuan 16. Pemalsuan uang 17. Perjudian 18. Prostitusi 19. Di bidang perpajakan 20. Di bidang perhutanan
21. Di bidang lingkungan Hidup 22. Di bidang kelautan
23. Tindak pidana lainnya yang dianjam pidana 4 th/lebih
1. Dengan sengaja menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya dengan mata uang/surat berharga lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya/patut diduga merupakan hasil tindak pidana, 2. Percobaan, pembantuan atau pemufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana pencucian uang
3. Menerima atau menguasai, penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan atau penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana
4. Memberikan bantuan, kesempatan, sarana atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana pencucian uang.
Atas perbuatan tersebut akan dipidana dengan pidana yang sama dengan pelaku tindak pidana pencucian uang
PENDANAAN TERORIS adalah
Penggunaan harta kekayaan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme sebagaimana dimaksud dalam UU Tindak Pidana Pencucian Uang, termasuk upaya-upaya setiap orang yang dengan sengaja memberikan :
1. bantuan atau
2. kemudahan dengan cara memberikan atau 3. pinjaman uang atau
4. pinjaman barang atau 5. harta kekayaan lainnya
kepada pelaku tindak pidana terorisme sebagaimana dimaksud UU No 15 Th 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
1. Anti pencucian uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT)
2. Transaksi Keuangan Mencurigakan (Suspicious Transaction) adalah transaksi keuangan mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam UU Tindak Pidana Pencucian Uang.
3. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa BPR/BPRS dan memiliki rekening pada BPR/BPRS.
4. Walk in Customer (WIC) adalah pengguna jasa BPR/BPRS yang tidak memiliki rekening pada BPR/BPRS, tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah/penugasan dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas kepentingan Nasabah.
5. Beneficial Owner adalah setiap orang yang memiliki dana, yang mengendalikan transaksi nasabah atau WIC, yang memberikan kuasa atas suatu transaksi dan/atau yang melakukan pengendalian melalui badan hukum/perjanjian.
6. Politically Exposed Person (PEP) adalah orang yang mendapatkan kepercayaan, kewenangan publik, Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud UU mengatur Penyelenggara Negara, dan/atau anggota partai politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan partai politik.
7. Customer Due Dilligence (CDD) adalah kegiatan identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan BPR /dan BPRS untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan profil pengguna jasa bank.
8. Enhanced Due Dilligence (EDD) adalah CDD & kegiatan lain yang dilakukan oleh BPR/BPRS untuk mendalami profil calon Nasabah,/
Beneficial Owner tergolong berisiko tinggi termasuk Politically Exposed Person terhadap kemungkinan pencucian uang & pendanaan terorisme. 9. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah PPATK
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.
10. Rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) adalah rekomendasi standar pencegahan dan pemberantasan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang dikeluarkan oleh FATF.
11. Lembaga Negara/Pemerintah adalah :Lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudigatif dan legislatif
12. BPR penerima adalah BPR yang menerima perintah pemindahan dana.
13. BPR pengirim adalah BPR yang mengirimkan perintah pemindahan dana.
14. Petugas administrasi dana pihak III adalah pegawai BPR ditugaskan untuk melakukan pencatatan, penelitian, kelengkapan, keabsahan persyaratan, penyimpanan berkas-berkas pencatatan transaksi setiap nasabah penyimpan dana. 15. Petugas administrasi kredit adalah pegawai BPR ditugaskan
untuk melakukan pencatatan, penelitian, kelengkapan, keabsahan persyaratan, penyimpanan berkas-berkas pencatatan transaksi dari setiap nasabah peminjam dana.
Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga
merupakan hasil tindak pidana, dipidana penjara paling
singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda
paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 15
Milyar
SANKSI
TINDAK PIDANA PENCUCIAN
UANG
Setiap orang yang menerima atau menguasai :
1. penempatan,
2. pentransferan,
3. pembayaran,
4. Hibah
5. sumbangan,
6. penitipan, atau
7. penukaran
TAHAPAN
Pencucian
UANG Yaitu
Penetapan
(Placement) (Layering)Transfer , kekayaan Penggunaan harta (Integration)
Menempatkan
uang berasal dari tindak pidana ke sistem keuangan/ upaya menempatkan uang giral (cheque, wesel bank, CD, dll) ke perbankan. Mentransfer harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada Penyedia Jasa Keuangan/bank /ke Penyedia Jasa keuangan lainnya. Menggunakan harta
kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang masuk ke dalam sistem keuangan melalui penempatan/transfer sehingga seolah-olah menjadi harta halal (clean money), untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan.
Definisi
PRINSIP
MENGENAL
NASABAH
Prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui
identitas nasabah, mematau kegiatan transaksi
nasabah termasuk pelaporan transaksi yang
mencurigakan
UNSUR -UNSUR Prinsip MENGENAL NASABAH
1. Identitas nasabah (
Customer Due Dilligence
dan
Enhanced Due Dilligence
)
2. Pemantauan kegiatan transaksi nasabah
3. Pelaporan transaksi
Menerapkan
PMN
dan UU No.15 TPPU
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan UU No.15 tentang Tindak Pidana Penucian Uang :
1. Menproleh informasi detail mengenai calon nasabah 2. Mengenal nasabah dan memahami pola kebiasaan
transaksi yang dilakukan nasabah
3. Mengetahui transaksi nasabah yang tidak normal/mencurigakan
4. Melindungi reputasi dan integritas bank
5. Menfasilitasi kepatuhan terhadap ketentuan
6. Melindungi bank dari ancaman digunakan sebagai sarana dan sasaran tindak pidana pencucian uang
7. Mengurangi risiko reputasi, risiko operasional, dan risiko hukum
Tujuan
Menerapkan
PMN
dan UU No.15 TPPU
TAMPAK Apabila BANK/BPR TIDAK Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah :
1. Transaksi-transaksi dari BANK/BPR bersangkutan
dengan bank lain, bank koresponden, masyarakat,
pemerintah dianggap sebagai pencucian uang
(
money laundering
)
2. Bank/BPR lain tidak akan mau berhubungan bisnis
lagi dengan bank/BPR bersangkutan
3. Akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan
bank/BPR bersangkutan
4. Nasabah ketakutan dan akan enggan dan engkang
dari bank/BPR bersangkutan.
MODUS
PENCUCIAN UANG
1. Smurfing, yaitu upaya menghindari pelaporan dengan memecah-mecah transaksi yang dilakukan banyak pelaku.
2. Structuring, yaitu upaya menghindari pelaporan dengan memecah-mecah transaksi sehingga transaksi menjadi lebih kecil.
3. U Turn, yaitu upaya mengaburkan asal usul hasil kejahatan dengan memutarbalikkan transaksi untuk kemudian dikembalikan ke rekening asalnya.
4. Cuckoo Smurfing, yaitu upaya mengaburkan asal usul sumber dana dengan mengirimkan dana-dana dari hasil kejahatannya melalui rekening pihak ketiga yang menunggu kiriman dana dari luar negeri dan tidak menyadari bahwa dana yang diterimanya tersebut merupakan “proceed of crime”.
5. Pembelian aset/barang-barang mewah, yaitu menyembunyikan status kepemilikan dari aset/ barang mewah termasuk pengalihan aset tanpa terdeteksi oleh sistem keuangan.
6. Pertukaran barang (barter), yaitu menghindari penggunaan dana tunai atau instrumen keuangan sehingga tidak dapat terdeteksi oleh system keuangan.
MODUS
PENCUCIAN UANG
(LANJUTAN)7. Underground Banking/Alternative Remittance Services, yaitu kegiatan pengiriman uang melalui mekanisme jalur informal yang dilakukan atas dasar kepercayaan.
8. Penggunaan pihak ketiga, yaitu transaksi yang dilakukan menggunakan identitas pihak ketiga dengan tujuan menghindari terdeteksinya identitas dari pihak yang sebenarnya pemilik dana hasil tindak pidana.
9. Mingling, yaitu mencampurkan dana hasil tindak pidana dengan dana hasil kegiatan usaha legal dengan tujuan untuk mengaburkan sumber asal dananya.
10. Penggunaan identitas palsu, yaitu transaksi yang dilakukan dengan menggunakan identitas palsu sebagai upaya mempersulit terlacaknya identitas dan pendeteksian keberadaan pelaku pencucian uang.
Sisdur Tingkat Profil Risiko
Profil Risiko
Identitas
Struktur Kepemilikan Lokasi UsahaJML
Transaksi
Kegiatan Usaha Profil Nasabah LainnyaIdentitas Nasabah
RENDAH SEDANG TINGGI
Identitas Nasabah Memiliki kartu identitas yang masih berlaku dan nasabah bertempat tinggal sesuai dng informasi dalam kartu identitas Data/informasi identitas calon nasabah kadaluarsa, namun nasabah tetap kooperatif melakukan updating. Data/informasi identitas calon nasabah palsu atau asli tapi palsu, misalnya kartu ID tidak dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, data tidak benar, dll.
Nasabah yang pada saat pembukaan rekening menggunakan alamat yang wilayahnya berada diluar wilayah Indonesia
KEBIJAKAN SISTEM PROSEDUR Penerimaan NASABAH
Dengan adanya (berdasarkan) dokumen yang
diserahkan calon nasabah kepada BANK/BPR,
BANK/BPR wajib melakukan IDENTIVIKASI and
VERIFIKASI terhadap calon nasabah tersebut
Calon Nasabah yang dapat DITERIMA Bank/BPR :
1. Perorangan,
2. Badan Usaha,
3. Badan Hukum,
KEBIJAKAN
SISTEM
PROSEDUR Penerimaan
NASABAH
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN BANK/BPR/s DALAM Penerimaan Calon NASABAH :
1. Meneliti dan melihat dan analisa kebenaran dokumen 2. Mencocokkan dokumen fotocopy dengan aslinya,
3. Bertemu/tatap muka dengan calon nasabah sebelum diproses,
4. Melakukan identivikasi dan verifikasi lebih yang lebih ketat (
extensive due diligence /EDC
) terhadap calon nasabah :a. Calon nasabah sendiri mempunyai risiko tinggi karena kewarganegaraan, kedudukan/jabatan dan kegiatan
b. Calon nasabah usahanya/kegiatannya potensial sebagai sarana pencucian uang (High Rish Business) dan
c. Calon nasabah berasal dari negaraberisiko tinggi (High Risk Countries)
DOKUMENTASI
Profil
NASABAH
1. Data base calon/nasabah lengkap sekurang-kurangnya data yang ada identitas, pekerjaan/usaha, kewarga negaraan, jumlah penghasilan, rekening yang dimiliki, aktifitas rekening, tujuan pembukaan rekening, tujuan permohonan keredit.
2. File data dan penyimpanan dokumen digunakan media yang aman, tahan sesuai kebutuhan bank, dan dapat mudah diakses setiap saat oleh unit kerja yang terkait
3. Data base wajib dikinikan apabila ada informasi baru. Pengkinian dimaksudkan untuk membantu penelusuran dan analisa transaksi secara individu untuk kepentingan bank, BI dan PPATK 4. Data base harus mampu mendukung penyusunan laporan dan
penyediaan informasi yang diperlukan bank, BI dan PPATK
5. Bank wajib memelihara dokumen/data yang berkaitan dgn identitas nasabah sekurang-kurangnya 5 tahun dari penutupan rekening dan tunduk pada UU No.8 th 1997 ttg dokumen perusahaan
Lokasi Usaha dan Profil Nasabah
RENDAH SEDANG TINGGI
Lokasi
Usaha Lokasi dekat dengan usaha bank/diketahui oleh bank. Lokasi usaha berjauhan dengan lokasi bank
Lokasi usaha nasabah berada di zona perdagangan bebas Profil
Nasabah Petani Pegawai Perusahaan Tergolong Politically Exposed sebagai Persons/”PEP”.
Memenuhi kriteria PPATK (high risk selain PEP). Pegawai dariperusahaan yang tergolong berisiko tinggi, misal shell company.
Jumlah Tranasaksi dan Struktur Kepemilikan
RENDAH SEDANG TINGGI
Jumlah
Transaksi Nilai rendah, transaksi misal dibawah Rp 5 juta Peningkatan jumlah transaksi tidak significant/significant namun didukung dengan dokumen memadai/ masih tergolong wajar. Transaksi tunai dalam jumlah besar Struktur Kepemilik an Tidak memiliki pengendalian dan komposisi pemegang saham tersedia dalam data publik. Informasimengenaip emegang saham tidaktersediadalamda ta publik. Perusahaan dengan pemegang saham berbentuk anomim
KEBIJAKAN
SISTEM
PROSEDUR
Penerimaan
NASABAH
Daftar Calon Nasabah Berisiko Tinggi (High Risk Customers) :
1. Warga Negara Asing (WNA),
2. Warga yang mempunyai kedudukan sebagai penyelenggara negara/pemerintahan/Partai Politik (Politically Exposed Person)
a. Pejabat negara pada lembaga tertinggi Negara (MPR)
b. Pejabat negara pada lembaga tinggi Negara (DPR, MA, DPA, dll) c. Menteri, Duta besar, Gubernur, Wkl. Gubernur dll
d. Bupati, Walikota dll
e. Direksi/Komisaris/Pejabat struktural BUMN/BUMD f. Pimpinan BI, Pimpinan Bank termasuk pegawai bank g. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
h. Pejabat eselon I dilingkungan sipil, Meliter dan kepolisian i. Jaksa, Hakim, Panitera pengadilan, penyidik
j. Pimpinan/Bendaharawan proyek dll
Kegiatan Usaha dan Lainnya
RENDAH SEDANG TINGGI
Kegiatan
Usaha Pedagang sayur dipasar tradisional Pedagang Valuta Asing atau pengiriman Uang.
Kegiatan usaha yang berbasis uang tunai seperti
mini market, jasa
pengelolaan parkir, rumah makan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), pedagang isi pu Lainnya Tidak terdapat informasi Lainnya Memiliki usaha lainnya disamping sebagai karyawan perusahaan.
Mempunyai nama dan kewarganegaraan mirip dengan anggota teroris
KEBIJAKAN
SISTEM
PROSEDUR
Penerimaan
NASABAH
Daftar Calon Nasabah Mempunyai Bisnis Berisiko Tinggi (
High Risk Business
) :1. Lembaga keuangan Bank dan Non Bank
2. Shell Banks (Bank Asing), Bearer Corporation (Pers. Asing)
3. Kasino
4. Agen perjalanan
5. Perusahaan Ekspor dan Impor
6. Pedagang Perhiasan, Logam mulia, permata 7. Broker dan dealer
8. Pedagang barang antik dan seni 9. Internet banking
KEBIJAKAN
SISTEM
PROSEDUR
Penerimaan
NASABAH
Daftar Calon Nasabah Berasal dari negara Berisiko Tinggi dan pusat penghasil Narkoba :
1. Mexico, 2. USA 3. Guatemala 4. Jamaica 5. Colombia 6. Peru 7. Bolivia 8. Paraguay 9. Brasil 10. Maroko 11. Ghana 12. Nigeria 13. South Africa 14. Kenya 15. Hungary 16. Turkey 17. Syria 18. Iran 19. Afghanistan 20. Pakistan 21. India 22. Nepal 23. Myanmar
PENOLAKAN
CALON
NASABAH
1. Bank/BPR WAJIB menolak calon nasabah yang yang tidak memenuhi kreteria yang telah di tetapkan :
a. Calon nasabah yang tidak dapat memberi informasi yang telah ditetapkan sesuai PMN
b. Calon nasabah yang tidak dapat menyerahkan dokumen pendukung
c. Calon nasabah menyerahkan dokumen pendukung namun tidak dapat menperlihatkan aslinya
d. Identitas beneficial owner diragukan tidak dapat diyakini e. Calon nasabah diketahui menggunakan identitas dan atau
memberikan informasi yang tidak benar
f. Calon nasabah menggunakan rekening orang/badan lain 2. Bank/BPR dapat menolak untuk melaksanakan transaksi dan
atau mengakhiri hubungan karena penggunaan rekening/ permohonan kredit tidak sesuai dgn tujuan semula
PERSETUJUAN
CALON
NASABAH
1. Persetujuan terhadap calon nasabah diberikan
pejabat bank/BPR berdasarkan wewenang jabatan
atau kepangkatan setelah diyakini kebenarannya
tentang identitas, kelengkapan dokumen
2. Persetujuan terhadap calon nasabah yang
tergolong
dalam
nasabah
berisiko
tinggi,
usaha/kegiatan nasabah beriko tinggi atau calon
nasabah berasal dari negara berisiko tinggi,
penggunaan kredit tdk sesuai peruntukan (PPT)
disetujui oleh pejabat yang berwenang setingkat
lebih tinggi berdasarkan keyakinan dan ketentuan
yang berlaku
Identifikasi
NASABAH
Walk-in Customer (WIC)
Prinsip Mengenal Nasabah bagi
Walk-in Customer
yang bertransaksi dengan nominal Rp. 100 jt ke
atas per transaksi wajib melakukan :
a. Mengisi formulir Prinsip Mengenal Nasabah
secara lengkap
b. Termasuk mengenai informasi sumber dan
tujuan penggunaan dana (keterangan
transaksi) termasuk tanda tangan dari WIC
c. Melampirkan identitas diri (foto copy) KTP,
SIM atau identitas lainnya, WNA (Passport,
KIMS)
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Kegiatan pemantauan sekurang-kurangnya mengenai :
1. Pemantauan rekening, meliputi pemantauan terhadap mutasi rekening, secara periodik untuk mengidentifikasi kemungkunan adanya mutasi yang tidak sesuai dengan profil nasabah (Nasabah yang mempunyai risiko tinggi)
2. Pemantauan Transaksi, pemantauan terhadap setiap transaksi baik tunai maupun non tunai untuk mengidentifikasi adanya transaksi yang tidak sesuai dengan profil nasabah
3. Pemantauan transaksi Walk-in Customer, pemantauan terhadap transaksi yang dilakukan Walk-in Customer
dengan jumlah diatas Rp. 100 jt mengidentifikasi transaksi yang mencurigakan
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Tujuan pemantauan Transaksi dan Pemantauan mutasi Rekening :
1. Untuk mengenal dan memahami kraktertik (pola) transaksi nasabah
2. Untuk mengidentifikasi transaksi nasabah yang tidak wajar atau menyimpang dari profil dan karekteristik transaksi nasabah
3. Pemantauan transaksi dan rekening dilakukan untuk mengidentifikasi adanya transaksi yang wajib dilaporkan kepada PPATK terutama :
a. Transaksi tunai (Cash Transaction)
b. Transaksi keuangan mencurigakan (Suspicius transaction) Agar diproleh pemantauan dan identifikasi yang akurat wajib dilakukan pengkinian profil nasabah (diedit/dievaluasi) setiap ada perubahan data nasabah
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Transaksi Keuangan Tunai (
Cash Transaction
) yang
wajib dilaporkan sebagai
Cash Transaction Report
(CTR)/Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) yaitu
transaksi dengan kreteria :
1. Transaksi
penarikan/penyetoran
/pembayaran/
penerimaan dengan menggunakan uang tunai
kertas maupun logam
2. Berjumlah komulatif sebesar Rp. 500 jt atau lebih
atau setara dengan itu dan
3. Dilakukan dalam satu kali atau beberapa kali
transaksi dalam satu hari kerja
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Transaksi Keuangan Mencurigakan (Cuspicious Transaction) : 1. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,
karakteristik/pola kebiasaan transaksi nasabah bersangkutan 2. Transaksi keuangan nasabah yang patut diduga dilakukan
dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan PJK sesuai ketentuan
3. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana
Ciri-ciri umum transaksi keuangan mencurigakan :
1. Tidak memiliki tujuan ekonomis dan bisnis yang jelas
2. Menggunakan uang tunai dengan jumlah reletif besar dan atau dilakukan secara berulang-ulang diluar kewajaran
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Transaksi Keuangan yang DIKECUALIKAN dari kewajiban Pelaporan
1. Dikecualikan tanpa mengajukan permohonan pengecualian a. Transaksi antar bank
b. Transaksi dengan pemerintah, transaksi menggunakan rekening milik pemerintah untuk dan atas nama pemerintah baik pusat maupun daerah, depertemen, non depertemen, lemabaga pemerintah lainnya
c. Transaksi dengan BI
d. Transaksi pembayaran gaji, pembayaran pensiunan yang secara rutin dilakukan
e. Transaksi yang ditetapkan oleh Kepala PPATK diantaranya :
• Transaksi antar PJK dalam rangka kegiatan usaha
• Transaksi rutin dilakukan harian, mingguan, bulanan dari jenis usaha atau pihak-pihak seperti pengelola jalan tol, SPBU, Toko modern, Maskapai penerbangan, rumah sakit dll
Pemantauan
dan
Identifikasi
Transaksi NASABAH
Transaksi Keuangan Tunai yang dikecualikan
dari kewajiban pelaporan, maka bank harus :
1. Membuat file dan menyimpan data dan daftar
transaksi yang dikecualikan
2. Memelihara dan melakukan pengkinian profil
nasabah sesuai PMN
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi, editing
secara berkala
4. Memelihara dokumen transaksi sesuai ketentuan
untuk memeudahkan penelusuran setiap saat
5. Membuat laporan jika dicurigai ada ungsur-ungsur
transaksi keuangan mencurigakan.
Pengkinian
DATA
Profil
NASABAH
Apabila ada perubahan data/profil/pembaharuan nasabah harus dilakukan updating/editing terhadap file menyangkut :
1. Nama nasabah, 2. Tempat tgl lahir 3. Kewarganegaraan 4. Alamat
5. No. Telepon/HP
6. Jenis Usaha (TDP, SIUP, dll, tgl. Jth tempo) 7. Pekerjaan (bidang usaha)
8. Alamat tempat kerja/alamat perusahaan 9. Penghasilan
Direksi Bank/BPR/s, Pejabat bank/BPR/s, Pengawai
bank/BPR
dilarang
memberitahukan
kepada
nasabah/orang lain baik secara langsung mapun tidak
langsung dengan cara apapun mengenai Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) yang sedang
disusun atau telah dilaporkan kepada PPATK
Pelangaran terhadap ketentuan di atas dipidana
penjara paling singkat 3 tuhun, paling lama 5 tahun
dan denda paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak
Rp. 1 milyar
Perlindungan
PELAPOR
dan
SAKSI
1. Perlindungan bagi pelapor
a. Pelaksanaan pelaporan dikecualikan dari dari ketentuan rahasia bank b. Pelapor tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata atas
kewajiban pelaksanaan pelaporan
c. PPATK, Penyidik, Penuntut umum atau hakim wajib merahasiakan identitas pelapor
d. Setiap barang yang dilaporkan terjadi dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberikan perlindungan khusus oleh negaradari kemungkinan ancaman yg membahayakan diri, jiwadan/atau hartanya termasuk keluarganya
2.
Perlindungan bagi saksi3. Setiap orang yang memberikan kesaksian dalam pemeriksaan tindak pidana pencucian uang wajib diberikan perlindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan membahayakan diri, jiwadan/atau hartanya termasuk keluarganya
4. Saksi tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata atas kewajiban pelaksanaan pelaporan
PELAKSANAAN
APU dan PPT
PERAN AKTIF, PENGAWAS
Komisaris
dan
TANGGUNGJAWAB Direksi
Komisaris Direksi Unit Kerja
1. Menyetui Kebijakan dan SISDUR, 2. Mengawasi pelaksanaan program APU, PMN dan PPT)
1. Direksi melaksana kan kebijakan sisdur dan bertanggungjawab
terhadap program APU, PMN dan PPT
2. Membuat Kebijakan dan prosedur APU, PMN dan PPT 3. Mengevaluasa pelaksanaan APU, PMN dan PPT 4. Membuat dan menyetujui laporan 1. melaksanak an kebijakan dan SISDUR 2. Menerima laporan 3. Membuat laporan 4. Memberi masukan
1. Bank/BPR wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, laporan transaksi keuangan tunai, dan laporan lain kepada PPATK sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.
2. Kewajiban Bank/BPR untuk melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan transaksi yang diduga terkait dengan kegiatan terorisme/pendanaan terorisme.
3. Bank/BPR wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah BPR mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan.
4. Penyampaian laporan berpedoman pada ketentuan PPATK.
1. Bank/BPR harus mempunyai sistem pengendalian
intern, yang dapat memastikan bahwa penerapan
Program APU, PNM dan PPT oleh unit-unit kerja
terkait telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan.
2. Sistem Pengendalian Intern harus mampu secara
tepat
waktu
mendeteksi
kelemahan
dan
penyimpangan yang terjadi dalam penerapan
Program APU, PNM dan PPT dengan tujuan untuk
meminimalkan
potensi
risiko
yang
dihadapi
Bank/BPR.
PENGENDALIAN INTERNAL
SKAI sebagai satuan kerja yang melaksanakan pengendalian/pemeriksaan intern harus memiliki kewenangan dan sarana yang memadai mencakup hal-hal sbb:
1. Memiliki program dan prosedur audit berbasis risiko yang mencakup uji kepatuhan dengan fokus pada CDD, operasional, produk dan jasa yang berisiko tinggi;
2. Menilai kecukupan proses yang berlaku di bank/BPR dalam mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang mencurigakan;
3. Mengkomunikasikan temuan pemeriksaan kepada Direksi dan/atau manajemen dengan tepat waktu;
4. Merekomendasikan upaya-upaya perbaikan terhadap kekurangan yang ada.
Kebijakan
dan
Prosedur
Memuat
UMUM PELAKSANAN CDD VERIFIKASI DOK
1. Penerapan prog. APU +PPT
2. Ada Kebijakan SISDUR disetujui Dewan Komisaris
3. Sisdur berbasis teknologi untuk tidak disalah gunakan
4. Admin Dana+Kredit Melakukan CDD 5. CDD thd penerima kuasa +transaksi
tdk wajar
6. CDD pada Nasabah lama
7. Penerimaan nasabah Pendekatan risiko APU+PPT
8. Pengelompokan nasabah berdasarkan tingkat risiko
9. Ketentuan katagori risiko
10. Meminta info pada nasbah+WIC 11. Melalukan tatap muka dgn nasabah 12. Perhatian pada negara yg tdk
rekomendasi FATF
13. Tidak ada rekening anonim/fiktif
1. Info calon nasabah Perseorangan
2. Info Calon Nasabah perusahaan 3. Dokumen pendukung perseorangan+Peru sahaan (Identitas, spesimen)
4. Info calon Nasabah Bank dan dokumen 5. Info calon Nasabah
yayasan dan dokumen
6. Info Calon Nasabah Lembaga Negara/Pemerintah dan Dokumen 1. BPR wajib memverifikasi dokumen 2. BPR melakukan wawancara /meneliti kebenaran dokumen 3. Ada keraguan dapat
meminta dokumen dukung lain
4. Wajib menyelesaikan proses verifikasi identitas
5. Dapat menerima calon nasabah sebelum verifikasi selesai 6. Verifikasi calon nasabah diselesaikan untuk perseorangan selesai 14 hari perusahaan 90 hari
Kebijakan
dan
Prosedur
Memuat
PENGKINIAN DATA PEMANTAUAN
DOK PEMINDAHAN DANA PENUTUPAN/ PENO LAKAN TRANSAKSI
1. BPR wajib peng kinian data nasabah perseorang, perusa haan & dokumen 2. BPR wajib memeli
hara daftar teroris 3. Melakukan Peman
tauan berkesinam bungan & identifikasi 4. Minta latar belakang
dan tujuan transaksi tdk sesuai dengan profil nasabah
5. Memiliki sistem pen catatan dapat meng identifikasi dan analisa. 1. BPR wajib me lakukan pe mantauan do kumen 2. Dokemen mencakup identitas, info transaksi, baik perseorangan /perusahaan 3. BPR wajib memberi info/ dokumen pd BI lembaga otoritas/ lain nya yang berwenang 1. Melakukan pemin dahan dana di lakukan BPR di rek. BPR di bank umum 2. Jika pemindahan dana tdk dila kukan dgn pende katan risiko, pe mindahan dapat ditolak/pembatala n/ mengakhiri hubungan
3. Jika ada indikasi pemindahan dana mencurigakan dapat melaporkan ke PPATK 1. Nasabah yg tidak memenuhi keten tuan yang ditetap kan wajib menolak 2. Menolak/membata
lkan transaksi/ menutup hubu ngan jika ada keraguan, info tdk benar.
3. BPR wajib melaporkan jika ada transaksi yang mencurigakan ke PPATK
Kebijakan
dan
Prosedur
Memuat
BENEFICIAL OWNER POLITICALLY EXPOSED
PERSON CCD SEDERHANA
1. Memastikan calon nasabah/ WIC mewa kili Beneficial owner
2. Calon nasabah/WIC/Benefici al owner melalui prosedur CDD
3. BPR wajib mempro leh bukti identitas, kebeneran sumber dana Beneficial owner
4. Identitas Beneficial owner telah diverifikasi
5. Bila ragu kebenaran identitas Beneficial owner BPR wajib menolak
6. Beneficial owner lembaga negara/pemerintah, perusa haan terdaftar di bursa efek tdk wajib meminta identitas
1. BPR wajib meneliti calon nasabah
2. Calon nasabah PEP wajib melakukan EDD
3. Nasabah PEP risiko tinggi dibuat daftar sendiri
4. Termasuk nasabah yang menerima kiriman dari negara berisiko tinggi
5. BPR melakukan hubungan dengan PEP direksi/ pejabat eksekutif bertang gungjawab 6. Direksi/pejabat eksekutif ber
wenang memberi persetu juan/ menolak/ menghentikan hub dengan nasabah PEP
7. BPR wajib meminta dokumen tambahan, kebenaran profil, menganalisa nasabah
1. BPR dapat mene rapkan CDD yang sederhana thd nasa bah risiko rendah 2. Diketahui ada indi
kasi transaksi keua ngan tdk wajar wajib melakukan CDD
3. BPR wajib menyim pan nasabah diperla kukan CDD 4. Nasabah Pereorang an/perusahaan wajib minta dokumentasi tambahan 5. Transaksi terdapat dugaan pencian uang/PPT CCD seder hana tdk berlaku
Kebijakan
dan
Prosedur
Memuat
PELAKSANAAN
CDD PIHAK III PENGENDALIAN INTERNAL PELATIHAN SDM & PELAPORAN
1. BPR dapat meng gunkan CDD yg dilakukan pihak III
2. CDD yang dihasil kan pihak III ber dasarkan keten tuan standar 3. BPR dapat me
mastikan hasil CDD cukup iden titas & verifikasi 4. CDD pihak III da pat dipertanggung jawabkan dalam tatausaha doku men 1. BPR memiliki pengendaliann intern efekif 2. Adanya batasan wewenang dan tanggungjawab 3. Adanya fungsi pemisahan anta ra pelaksana dgn pengawas pelak sanaan APU, PNM dan PPT 4. Adanya pemantauan thd efektivitas pelak sanaan APU, PNM dan PPT 1. BPR wajib me lakukan penya ringan pegawai baru/screening mengindari BPR sebagai media APU, PNM dan PPT 2. BPR wajib me laksanakan pe latihan 3. Pelatihan dapat dilaku kan in house training, ikut pihak lain, sara na elektronik
1. Pelaporan ttg pedoman pelaksanaan Apu dan PPT tertuang dalam SK Direksi dilaporkan ke BI 2. BPR wajib menyampai
kan laporan Transaksi Keuangan Mencuriga kan, transaksi tunai dan lain kepada PPATK 3. Paling lambat 3 hari
kerja sejak diketahui adanya transaksi keua ngan mencurigakan 4. Laporan disamapaikan
berpedoman pada ketentuan PPATK
Kebijakan
dan
Prosedur
Memuat
KETENTUAN LAIN PENUTUP 1. BPR melakukan tindakan yang
diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dalam berbagai modul pencucian uang atau skema pendanaan teroris
2. BPR wajib bekerjasama dengan penegak hukum dan otoritas yang berwenang dalam rangka pemberantasan pencucian uang dan pendanaan teroris
1. OP harus disosialisasikan agar dapat di pahami dan dilaksanakan
2. Kebijakan dan SOP sudh disahkan dewan Komisaris dan berlaku sejak ditetapkan.
SANKSI
Berdasarkan
UU No.15 Tindak Pidana
Pencucian Uang
Bank dengan sengaja tidak menyampaikan laporan transaksi keuangan yang mencurigakan dan transaksi tunai kepada PPATK dikenakan pidana denda paling sedikit Rp. 250 juta dan paling banyak 1 milyar
Setiap orang yang menerima atau menguasai : 1. penempatan, 2. pentransferan, 3. pembayaran, 4. Hibah 5. sumbangan, 6. penitipan, atau 7. penukaran
Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana, dipidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 15 Milyar. KETENTUAN di ATAS tidak berlaku Bagi BANK yang melaksanakan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan.
IGIN SUKSES
KONSEP DIRI, IMPIAN
KERJA KERAS, TEAM
Konsep yang diharapkan membawa perubahan adalah
1. Pemiliki Impian
2. Konsep Menghargai diri sendiri
3. Keluarga, perusahaan
4. Sikap Positip
5. Jujur
6. Disiplin
Tidak menghargai diri sendiri, keluarga
dan Perusahaan konsep yang salah
Jika jawabannya SUDAH.. Coba amati dan
sadari apa sudah yang diperbuat dan dikerjakan
... Untuk mencapai impian
Coba evaluasi dan tanya diri, sudahkah kita
bekerja keras dengan semangat tanpa lelah ?
IMPIAN terlalu tinggi, tetapi kita terlalu santai dan
MALAS untuk mewujudkannya !
Coba kita renungkan APAKAH –AKU
TerLALU
SANTAI, MALAS, TIDAK JUJUR, TIDAK DISIPLIN
serta Tidak
Bersikap Positip pada DIRI,
PERUSAHAAN
?
Masih ada waktu merubahnya !
Semuanya tertunda, impian Tinggal
kenangan dan hayalan belaka ? Sikap pasif
BERARTI Kita Tidak Menghargai
DIRI-Sendiri, KELURGA dan PERUSAHAAN
Ubah Konsep DIRI, Imbasnya
pada
DIRI,
Keluarga
dan
PERUSAHAAN
Berikan PENGHARGAAN pada DIRI-MU sendiri
1.
Pertama dengan ujudkan mimpi-MU, bekerja KERAS,
Pimpin diri-MU,
2.
Kedua SEMANGAT JUANG-MU Tak Pernah LELEH,
3.
Ketiga menjunjung tinggi KEJUJURAN dalam
bertindak, berbuat dan berbicara
4.
Keempat selalu bersikap POSITIP dalam mengerjakan
sesuatu
5.
Kelima DISIPLIN dasar keberhasilan
6.
Keenam, mungkin kamu akan menjadi pemimpin
Bank, bahkan Memiliki-NYA semua serba mungkin,
JIKA terlaksana dengan BAIK
KIta memerlukan AKTUALISASI diri =>
KOSNSEP aktualisasi dapat diraih jika
memiliki KEPERCAYAAN DIRI. Coba kita ukur
tinggi rendahnya percaya diri KITA (ukur)
BERCERMINLAH pada HASIL kepercayaan
diri Pada penerapan konsep, sambil
mengenal
sikap
AKAN
TERCERMIN
1. Kejujuran
2. Mencintai Pekerjaan
3. Bekerja dengan semangat
4. Kreatif dan Inovatif
5. Bertanggungjawab pada keputusan
6. Mempunyai integritas yang tinggi sesuai sistem
7. Mempunyai relasi yang luas dan realistis
8. Hubungan kerja yang harmonis
9. Keluarga yang harmonis
10.Sikap, Sifat dan berpikir POSITIP
11.Jangan lupa Bertaqwa kepada TUHAN dan
bersyukur
Siapa
TEAM :
1. Memegang Saham
2. Manajemen
3. Karyawan/diri sendiri
4. Nasabah
5. Lingkungan
1. Memberikan masukan (feedback)
2. Berikan ruang gerak bila atasan
sedang
“BAD MOOD”
3. Jangan pernah
MENCELA
,
tunjukkan
KESETIAAN
4. Menerima
PERBEDAAN
dan Tetap
Saling
MENGHORMATI
1. Meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) terutama dalam pelaksanaan operasional perkreditan.
2. Memastikan penerapan prinsip kehati-hatian dan azas-azas perkreditan yang sehat dalam pelaksanaan perkreditan .
3. Meminimais risiko terhadap bentuk pengikatan agunan yang dapat digunakan sebagai faktor pengurang dalam pembentukan PPAP sebagaimana diatur dalam PBI No. 13/26/2011.
4. Prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mitigasi risiko atas setiap pemberian kredit.
5. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak dalam pemberian kredit yang dapat merugikan
6. Untuk mencegah terjadinya praktek pemberian kredit tidak bertanggungjawab
1. Sebagai pedoman bagi BPR dalam setiap pelaksanaan pemberian kredit yang memuat semua aspek perkreditan memenuhi prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat, antara lain dalam proses pemberian kredit secara individual, pemantauan portofolio perkreditan secara keseluruhan, dan dalam pelaksanaan penanganan kredit bermasalah.
2. Sebagai standar atau ukuran dalam pelaksanaan pengawasan pemberian kredit pada semua tahapan proses perkreditan secara individual.
1. Prinsip Kehati-hatian dalam Perkreditan; 2. Organisasi dan Manajemen Perkreditan; 3. Kebijakan Persetujuan Kredit;
4. Dokumentasi dan Administrasi Kredit; 5. Pengawasan Kredit; dan
6. Penanganan Kredit Bermasalah;
7. Memberikan informasi dengan lengkap dan jelas mengenai kredit yang ditawarkan meliputi:
Informasi mengenai karakteristik kredit yang ditawarkan meliputi nama kredit yang ditawarkan, manfaat dan risiko yang melekat, persyaratan kredit, biaya-biaya, perhitungan bunga dan jangka waktu kredit dan
Kejelasan mengenai bentuk dan isi Perjanjian Kredit dan pengikatan agunan.
1.Kebijakan Pemberian Kredit
2.Kebijakan Penilaian Agunan
3.Kredit pada Pihak terkait
4.Pemberian Kredit Pada Sektor Ekonomi dan
Risiko Tinggi
1. kredit untuk tujuan tidak jelas arah dan tujuannya ; 2. kredit diberikan tanpa informasi keuangan yang
cukup; Informasi keuangan yang tidak mencukupi
Repaymen capacity
3. kredit yang memerlukan keahlian analisa khusus; dan
4. kredit kepada debitur bermasalah dan/atau debitur dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet
1. Sepakat kedua belah pihak
2. Cakap berbuat hukum (cukup umur, tidak dibawah pengapuan, tidak sakit jiwa)
3. Berdomisili diwilayah kerja atau berdomisili seluruh Bali dengan pertimbangan yang wajar.
4. Tidak penah menunggak/bermasalah
5. Tidak nasabah yang tergolong bermasalah di lembaga keuangan lain
6. Agunan yang diserahkan tidak bermasalah karena tersangkut sengketa hukum atau fhisik agunan tidak ada lagi.
7. Memenuhi kelayakan analisa kredit yang telah ditetapkan 8. Dapat opini baik dari komite kredit
1. Dewan Komisaris
2. Direksi
3. Kabag. Kredit
4. A/O
Sampai Jumpa
Pada panci yang pertama,
Pada panci yang kedua,
Pada panci yang ketiga,
masukkan beberapa biji kopi yang
sudah dihaluskan menjadi bubuk kopi
Panaskan ketiga panci tersebut
selama 15 menit
Wortel yang sebelumnya keras,
Sekarang berubah jadi empuk
Telur yang sebelumnya lunak
di bagian dalamnya,
sekarang menjadi keras
Tapi..air panas sudah
berubah warnanya dan
mempunyai bau kopi
yang sangat harum
Bubuk kopi sudah
menghilang
SEKARANG pikirkan tentang Pekerjaan
Pekerjaan itu
tidak selamanya mudah
Pekerjaan itu
tidak selamanya nyaman
Bahkan kadang-kadang
pekerjaan menjadi sangat
susah
Kita bekerja sangat keras,
tapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan
Apa yang terjadi pada saat kita menghadapi
kesulitan?
Keadaan tidak berubah
seperti yang kita
inginkan
Orang-orang tidak
memperlakukan kita
seperti yang kita
Sekarang pikirkan tentang ketiga panci itu
?
Air yang mendidih
Kita dapat menjadi seperti wortel
Kita maju dengan
kuat dan tegas.
dengan lemah dan
Tapi kita keluar
Hilanglah semangat
juang di diri kita
Apakah kita mau menjadi wortel ?!?!
Kita menjadi sangat
lelah
Kita kehilangan harapan
Kita menyerah
Kita dapat menjadi seperti telur.
Kita memulai
dengan hati yang
tulus dan sensitif
Kita berakhir
dengan sangat
egois dan cuek
Tidak ada lagi
kehangatan di diri kita
Apakah kita mau menjadi telur ?!?!
Kita membenci orang lain
Kita membenci diri kita
sendiri
Kita dapat menjadi Bubuk Kopi.
BUBUK KOPI
yang mengubah air
Air tidak
mengubah bubuk
kopi
Air menjadi berubah karena adanya
bubuk kopi
Lihatlah.
Ciumlah.
Minumlah.
Makin
PANAS
airnya, makin
ENAK
Kita dapat menjadi Bubuk Kopi
Kita membuat sesuatu yang baik
dari tantangan yang kita hadapi.
Kita tumbuh dengan kerja sama
team dilandasi norma dan etika
Kita mempunyai Semangat
Baru, Pengalaman Lama
Kita membuat dunia di sekeliling kita
menjadi LEBIH BAIK, Lebih KUAT
handle with care