• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL APU PPT Dan Motivasi Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL APU PPT Dan Motivasi Kerja"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEBIJAKAN & PROSEDUR PENERAPAN PROGRAM

ANTI PENCUCIAN UANG,

PRINSIP MENGENAL NASABAH DAN

PECEGAHAN PENDANAAN

TERORIS

(3)

PENDAHULUAN

Dalam persaingan jasa keuangan semua

bank/BPR berupaya untuk meningkatkan layanan

dan pengembangan produk yang ditunjang

teknologi untuk kenyamanan dan kesetiaan

nasabah.

Dalam kenyataan diantara nasabah yang baik ada

saja nasabah yang beritikad buruk melakukan

tidak kejahatan yang merugikan seperti reputasi,

sanksi dan hilangnya potensi keuntungan

bank/BPR. Ada beberapa hal yang melater

belakangi kejahatan tersebut

(4)

LATAR

BELAKANG

1. Perkembangan bidang pengetahuan dan teknologi mendorong pula perkembangan aneka ragam kejahatan

2. Kejahatan dalam suatu wilayah negara maupun lintas batas negara semakin berkembang, yaitu illegal logging, perdagangan obat terlarang, penyelundupan barang, tenaga kerja, terorisme, penyuapan, korupsi dan kejahatan kerah putih lainnya. Tindak kejahatan ini melibatkan dan menghasilkan uang dengan jumlah besar.

3. Terdapat berbagai modus yang dilakukan pelaku kejahatan untuk menyembunyikan/menyamarkan asal usul harta, salah satunya dgn memasukkan hasil tindak pidana ke dalam sistem keuangan (financial system), terutama ke sistem perbankan. 4. Dengan demikian asal usul harta kekayaannya tidak dapat

dilacak oleh penegak hukum/PPATK, modus ini disebut pencucian uang (Money Laundering).

(5)

LATAR

BELAKANG

(LANJUTAN)

5. Untuk menangkal masuknya uang hasil kejahatan, bank harus mengurangi risiko, agar bank tidak dimanfaatkan oleh penjahat sebagai sarana pencucian uang

6. Bank mengurangi risiko dengan cara mengenal, mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi dan memelihara profil nasabah, serta melaporkan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan (suspicious transactions) yang dilakukan oleh pihak yang meng gunakan jasa bank/BPR Contoh Aplikasi pembukaan rekening.

7. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)/ dikenal umum dengan Know Your Customer Principle (KYC

Principle) ini didasari pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam APU, juga dalam rangka penerapan

(6)

DASAR

HUKUM

1. UU No 15 Tahun 2002, tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang No. 25 Tahun 2003

2. Peraturan BI No.5/23/PBI/2003 tgl. 23 Oktober 2003 tetang Prinsip Mengenal Nasabah

(KYC Principles)

bagi Bank Perkeditan Rakyat

3. Keputusan Kepala PPATK No.2/1/KEP.PPATK/2003, tentang Pedoman Umum Pencegahan dan Pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang bagi Penyedia Jasa Keuangan

4. Keputusan Kepala PPATK No.2/4/KEP.PPATK/2003, ttg Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi Penyedia Jasa Keuangan

(7)

DASAR

HUKUM

(lanjutan)

5. Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan No.2/6/KEP.PPATK/2003, tentang

Pedoman tatacara Pelaporan Keuangan Mencurigakan

bagi Pengelola Jasa Keuangan

6. Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis

Transaksi Keuangan No.3/1/KEP.PPATK/2004, tentang

Pedoman Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai dan

Tata Cara Pelaporan bagi Penyedia Jasa Keuangan

dan No.3/9/KEP.PPATK/2004

7. Peraturan BI No 12/20/PBI/2010 tgl. 4-10-2010

tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang

(APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

bagi BPR dan BPRs

(8)

perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana, dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah.

Definisi

PENCUCIAN

UANG ADALAH

UU No.15 Thn 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang telah diubah dengan UU No. 25 Tahun 2003:

1. perbuatan, 2. menempatkan, 3. mentransfer, 4. membayarkan, 5. membelanjakan, 6. menghibahkan, 7. menyumbangkan, 8. menitipkan

9. membawa keluar negeri 10.menukarkan

(9)

Definisi

HASIL

TINDAK PIDANA Adalah

Harta kekayaan yang diperoleh dari Tindak Pidana :

1. Korupsi

2. Penyuapan

3. Penyelundupan barang

4. Penyelundupan tenaga kerja 5. Penyelundupan imigran

6. Di bidang perbankan 7. Di bidang pasar modal, 8. Di Bidang asuransi

9. Narkotika, psikotropika 10. Perdagangan manusia

11. Perdagangan senjata gelap 12. Penculikan 13. Terorisme 14. Pencurian Penggelapan 15. Penupuan 16. Pemalsuan uang 17. Perjudian 18. Prostitusi 19. Di bidang perpajakan 20. Di bidang perhutanan

21. Di bidang lingkungan Hidup 22. Di bidang kelautan

23. Tindak pidana lainnya yang dianjam pidana 4 th/lebih

(10)

1. Dengan sengaja menempatkan, mentransfer, membayarkan atau membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya dengan mata uang/surat berharga lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya/patut diduga merupakan hasil tindak pidana, 2. Percobaan, pembantuan atau pemufakatan jahat untuk

melakukan tindak pidana pencucian uang

3. Menerima atau menguasai, penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan atau penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana

4. Memberikan bantuan, kesempatan, sarana atau keterangan untuk terjadinya tindak pidana pencucian uang.

Atas perbuatan tersebut akan dipidana dengan pidana yang sama dengan pelaku tindak pidana pencucian uang

(11)

PENDANAAN TERORIS adalah

Penggunaan harta kekayaan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme sebagaimana dimaksud dalam UU Tindak Pidana Pencucian Uang, termasuk upaya-upaya setiap orang yang dengan sengaja memberikan :

1. bantuan atau

2. kemudahan dengan cara memberikan atau 3. pinjaman uang atau

4. pinjaman barang atau 5. harta kekayaan lainnya

kepada pelaku tindak pidana terorisme sebagaimana dimaksud UU No 15 Th 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

(12)

1. Anti pencucian uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT)

2. Transaksi Keuangan Mencurigakan (Suspicious Transaction) adalah transaksi keuangan mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam UU Tindak Pidana Pencucian Uang.

3. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa BPR/BPRS dan memiliki rekening pada BPR/BPRS.

4. Walk in Customer (WIC) adalah pengguna jasa BPR/BPRS yang tidak memiliki rekening pada BPR/BPRS, tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah/penugasan dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas kepentingan Nasabah.

5. Beneficial Owner adalah setiap orang yang memiliki dana, yang mengendalikan transaksi nasabah atau WIC, yang memberikan kuasa atas suatu transaksi dan/atau yang melakukan pengendalian melalui badan hukum/perjanjian.

(13)

6. Politically Exposed Person (PEP) adalah orang yang mendapatkan kepercayaan, kewenangan publik, Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud UU mengatur Penyelenggara Negara, dan/atau anggota partai politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan partai politik.

7. Customer Due Dilligence (CDD) adalah kegiatan identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan BPR /dan BPRS untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan profil pengguna jasa bank.

8. Enhanced Due Dilligence (EDD) adalah CDD & kegiatan lain yang dilakukan oleh BPR/BPRS untuk mendalami profil calon Nasabah,/

Beneficial Owner tergolong berisiko tinggi termasuk Politically Exposed Person terhadap kemungkinan pencucian uang & pendanaan terorisme. 9. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah PPATK

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.

10. Rekomendasi Financial Action Task Force (FATF) adalah rekomendasi standar pencegahan dan pemberantasan pencucian uang dan pendanaan terorisme yang dikeluarkan oleh FATF.

(14)

11. Lembaga Negara/Pemerintah adalah :Lembaga yang memiliki kewenangan di bidang eksekutif, yudigatif dan legislatif

12. BPR penerima adalah BPR yang menerima perintah pemindahan dana.

13. BPR pengirim adalah BPR yang mengirimkan perintah pemindahan dana.

14. Petugas administrasi dana pihak III adalah pegawai BPR ditugaskan untuk melakukan pencatatan, penelitian, kelengkapan, keabsahan persyaratan, penyimpanan berkas-berkas pencatatan transaksi setiap nasabah penyimpan dana. 15. Petugas administrasi kredit adalah pegawai BPR ditugaskan

untuk melakukan pencatatan, penelitian, kelengkapan, keabsahan persyaratan, penyimpanan berkas-berkas pencatatan transaksi dari setiap nasabah peminjam dana.

(15)

Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga

merupakan hasil tindak pidana, dipidana penjara paling

singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda

paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 15

Milyar

SANKSI

TINDAK PIDANA PENCUCIAN

UANG

Setiap orang yang menerima atau menguasai :

1. penempatan,

2. pentransferan,

3. pembayaran,

4. Hibah

5. sumbangan,

6. penitipan, atau

7. penukaran

(16)

TAHAPAN

Pencucian

UANG Yaitu

Penetapan

(Placement) (Layering)Transfer , kekayaan Penggunaan harta (Integration)

Menempatkan

uang berasal dari tindak pidana ke sistem keuangan/ upaya menempatkan uang giral (cheque, wesel bank, CD, dll) ke perbankan. Mentransfer harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana (dirty money) yang telah berhasil ditempatkan pada Penyedia Jasa Keuangan/bank /ke Penyedia Jasa keuangan lainnya. Menggunakan harta

kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang masuk ke dalam sistem keuangan melalui penempatan/transfer sehingga seolah-olah menjadi harta halal (clean money), untuk kegiatan bisnis yang halal atau untuk membiayai kembali kegiatan kejahatan.

(17)

Definisi

PRINSIP

MENGENAL

NASABAH

Prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui

identitas nasabah, mematau kegiatan transaksi

nasabah termasuk pelaporan transaksi yang

mencurigakan

UNSUR -UNSUR Prinsip MENGENAL NASABAH

1. Identitas nasabah (

Customer Due Dilligence

dan

Enhanced Due Dilligence

)

2. Pemantauan kegiatan transaksi nasabah

3. Pelaporan transaksi

(18)

Menerapkan

PMN

dan UU No.15 TPPU

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan UU No.15 tentang Tindak Pidana Penucian Uang :

1. Menproleh informasi detail mengenai calon nasabah 2. Mengenal nasabah dan memahami pola kebiasaan

transaksi yang dilakukan nasabah

3. Mengetahui transaksi nasabah yang tidak normal/mencurigakan

4. Melindungi reputasi dan integritas bank

5. Menfasilitasi kepatuhan terhadap ketentuan

6. Melindungi bank dari ancaman digunakan sebagai sarana dan sasaran tindak pidana pencucian uang

7. Mengurangi risiko reputasi, risiko operasional, dan risiko hukum

(19)

Tujuan

Menerapkan

PMN

dan UU No.15 TPPU

TAMPAK Apabila BANK/BPR TIDAK Penerapan Prinsip

Mengenal Nasabah :

1. Transaksi-transaksi dari BANK/BPR bersangkutan

dengan bank lain, bank koresponden, masyarakat,

pemerintah dianggap sebagai pencucian uang

(

money laundering

)

2. Bank/BPR lain tidak akan mau berhubungan bisnis

lagi dengan bank/BPR bersangkutan

3. Akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan

bank/BPR bersangkutan

4. Nasabah ketakutan dan akan enggan dan engkang

dari bank/BPR bersangkutan.

(20)

MODUS

PENCUCIAN UANG

1. Smurfing, yaitu upaya menghindari pelaporan dengan memecah-mecah transaksi yang dilakukan banyak pelaku.

2. Structuring, yaitu upaya menghindari pelaporan dengan memecah-mecah transaksi sehingga transaksi menjadi lebih kecil.

3. U Turn, yaitu upaya mengaburkan asal usul hasil kejahatan dengan memutarbalikkan transaksi untuk kemudian dikembalikan ke rekening asalnya.

4. Cuckoo Smurfing, yaitu upaya mengaburkan asal usul sumber dana dengan mengirimkan dana-dana dari hasil kejahatannya melalui rekening pihak ketiga yang menunggu kiriman dana dari luar negeri dan tidak menyadari bahwa dana yang diterimanya tersebut merupakan “proceed of crime”.

5. Pembelian aset/barang-barang mewah, yaitu menyembunyikan status kepemilikan dari aset/ barang mewah termasuk pengalihan aset tanpa terdeteksi oleh sistem keuangan.

6. Pertukaran barang (barter), yaitu menghindari penggunaan dana tunai atau instrumen keuangan sehingga tidak dapat terdeteksi oleh system keuangan.

(21)

MODUS

PENCUCIAN UANG

(LANJUTAN)

7. Underground Banking/Alternative Remittance Services, yaitu kegiatan pengiriman uang melalui mekanisme jalur informal yang dilakukan atas dasar kepercayaan.

8. Penggunaan pihak ketiga, yaitu transaksi yang dilakukan menggunakan identitas pihak ketiga dengan tujuan menghindari terdeteksinya identitas dari pihak yang sebenarnya pemilik dana hasil tindak pidana.

9. Mingling, yaitu mencampurkan dana hasil tindak pidana dengan dana hasil kegiatan usaha legal dengan tujuan untuk mengaburkan sumber asal dananya.

10. Penggunaan identitas palsu, yaitu transaksi yang dilakukan dengan menggunakan identitas palsu sebagai upaya mempersulit terlacaknya identitas dan pendeteksian keberadaan pelaku pencucian uang.

(22)

Sisdur Tingkat Profil Risiko

Profil Risiko

Identitas

Struktur Kepemilikan Lokasi Usaha

JML

Transaksi

Kegiatan Usaha Profil Nasabah Lainnya

(23)

Identitas Nasabah

RENDAH SEDANG TINGGI

Identitas Nasabah Memiliki kartu identitas yang masih berlaku dan nasabah bertempat tinggal sesuai dng informasi dalam kartu identitas Data/informasi identitas calon nasabah kadaluarsa, namun nasabah tetap kooperatif melakukan updating. Data/informasi identitas calon nasabah palsu atau asli tapi palsu, misalnya kartu ID tidak dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, data tidak benar, dll.

Nasabah yang pada saat pembukaan rekening menggunakan alamat yang wilayahnya berada diluar wilayah Indonesia

(24)

KEBIJAKAN SISTEM PROSEDUR Penerimaan NASABAH

Dengan adanya (berdasarkan) dokumen yang

diserahkan calon nasabah kepada BANK/BPR,

BANK/BPR wajib melakukan IDENTIVIKASI and

VERIFIKASI terhadap calon nasabah tersebut

Calon Nasabah yang dapat DITERIMA Bank/BPR :

1. Perorangan,

2. Badan Usaha,

3. Badan Hukum,

(25)

KEBIJAKAN

SISTEM

PROSEDUR Penerimaan

NASABAH

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN BANK/BPR/s DALAM Penerimaan Calon NASABAH :

1. Meneliti dan melihat dan analisa kebenaran dokumen 2. Mencocokkan dokumen fotocopy dengan aslinya,

3. Bertemu/tatap muka dengan calon nasabah sebelum diproses,

4. Melakukan identivikasi dan verifikasi lebih yang lebih ketat (

extensive due diligence /EDC

) terhadap calon nasabah :

a. Calon nasabah sendiri mempunyai risiko tinggi karena kewarganegaraan, kedudukan/jabatan dan kegiatan

b. Calon nasabah usahanya/kegiatannya potensial sebagai sarana pencucian uang (High Rish Business) dan

c. Calon nasabah berasal dari negaraberisiko tinggi (High Risk Countries)

(26)

DOKUMENTASI

Profil

NASABAH

1. Data base calon/nasabah lengkap sekurang-kurangnya data yang ada identitas, pekerjaan/usaha, kewarga negaraan, jumlah penghasilan, rekening yang dimiliki, aktifitas rekening, tujuan pembukaan rekening, tujuan permohonan keredit.

2. File data dan penyimpanan dokumen digunakan media yang aman, tahan sesuai kebutuhan bank, dan dapat mudah diakses setiap saat oleh unit kerja yang terkait

3. Data base wajib dikinikan apabila ada informasi baru. Pengkinian dimaksudkan untuk membantu penelusuran dan analisa transaksi secara individu untuk kepentingan bank, BI dan PPATK 4. Data base harus mampu mendukung penyusunan laporan dan

penyediaan informasi yang diperlukan bank, BI dan PPATK

5. Bank wajib memelihara dokumen/data yang berkaitan dgn identitas nasabah sekurang-kurangnya 5 tahun dari penutupan rekening dan tunduk pada UU No.8 th 1997 ttg dokumen perusahaan

(27)

Lokasi Usaha dan Profil Nasabah

RENDAH SEDANG TINGGI

Lokasi

Usaha Lokasi dekat dengan usaha bank/diketahui oleh bank. Lokasi usaha berjauhan dengan lokasi bank

Lokasi usaha nasabah berada di zona perdagangan bebas Profil

Nasabah Petani Pegawai Perusahaan Tergolong Politically Exposed sebagai Persons/”PEP”.

Memenuhi kriteria PPATK (high risk selain PEP). Pegawai dariperusahaan yang tergolong berisiko tinggi, misal shell company.

(28)

Jumlah Tranasaksi dan Struktur Kepemilikan

RENDAH SEDANG TINGGI

Jumlah

Transaksi Nilai rendah, transaksi misal dibawah Rp 5 juta Peningkatan jumlah transaksi tidak significant/significant namun didukung dengan dokumen memadai/ masih tergolong wajar. Transaksi tunai dalam jumlah besar Struktur Kepemilik an Tidak memiliki pengendalian dan komposisi pemegang saham tersedia dalam data publik. Informasimengenaip emegang saham tidaktersediadalamda ta publik. Perusahaan dengan pemegang saham berbentuk anomim

(29)

KEBIJAKAN

SISTEM

PROSEDUR

Penerimaan

NASABAH

Daftar Calon Nasabah Berisiko Tinggi (High Risk Customers) :

1. Warga Negara Asing (WNA),

2. Warga yang mempunyai kedudukan sebagai penyelenggara negara/pemerintahan/Partai Politik (Politically Exposed Person)

a. Pejabat negara pada lembaga tertinggi Negara (MPR)

b. Pejabat negara pada lembaga tinggi Negara (DPR, MA, DPA, dll) c. Menteri, Duta besar, Gubernur, Wkl. Gubernur dll

d. Bupati, Walikota dll

e. Direksi/Komisaris/Pejabat struktural BUMN/BUMD f. Pimpinan BI, Pimpinan Bank termasuk pegawai bank g. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

h. Pejabat eselon I dilingkungan sipil, Meliter dan kepolisian i. Jaksa, Hakim, Panitera pengadilan, penyidik

j. Pimpinan/Bendaharawan proyek dll

(30)

Kegiatan Usaha dan Lainnya

RENDAH SEDANG TINGGI

Kegiatan

Usaha Pedagang sayur dipasar tradisional Pedagang Valuta Asing atau pengiriman Uang.

Kegiatan usaha yang berbasis uang tunai seperti

mini market, jasa

pengelolaan parkir, rumah makan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU), pedagang isi pu Lainnya Tidak terdapat informasi Lainnya Memiliki usaha lainnya disamping sebagai karyawan perusahaan.

Mempunyai nama dan kewarganegaraan mirip dengan anggota teroris

(31)

KEBIJAKAN

SISTEM

PROSEDUR

Penerimaan

NASABAH

Daftar Calon Nasabah Mempunyai Bisnis Berisiko Tinggi (

High Risk Business

) :

1. Lembaga keuangan Bank dan Non Bank

2. Shell Banks (Bank Asing), Bearer Corporation (Pers. Asing)

3. Kasino

4. Agen perjalanan

5. Perusahaan Ekspor dan Impor

6. Pedagang Perhiasan, Logam mulia, permata 7. Broker dan dealer

8. Pedagang barang antik dan seni 9. Internet banking

(32)

KEBIJAKAN

SISTEM

PROSEDUR

Penerimaan

NASABAH

Daftar Calon Nasabah Berasal dari negara Berisiko Tinggi dan pusat penghasil Narkoba :

1. Mexico, 2. USA 3. Guatemala 4. Jamaica 5. Colombia 6. Peru 7. Bolivia 8. Paraguay 9. Brasil 10. Maroko 11. Ghana 12. Nigeria 13. South Africa 14. Kenya 15. Hungary 16. Turkey 17. Syria 18. Iran 19. Afghanistan 20. Pakistan 21. India 22. Nepal 23. Myanmar

(33)

PENOLAKAN

CALON

NASABAH

1. Bank/BPR WAJIB menolak calon nasabah yang yang tidak memenuhi kreteria yang telah di tetapkan :

a. Calon nasabah yang tidak dapat memberi informasi yang telah ditetapkan sesuai PMN

b. Calon nasabah yang tidak dapat menyerahkan dokumen pendukung

c. Calon nasabah menyerahkan dokumen pendukung namun tidak dapat menperlihatkan aslinya

d. Identitas beneficial owner diragukan tidak dapat diyakini e. Calon nasabah diketahui menggunakan identitas dan atau

memberikan informasi yang tidak benar

f. Calon nasabah menggunakan rekening orang/badan lain 2. Bank/BPR dapat menolak untuk melaksanakan transaksi dan

atau mengakhiri hubungan karena penggunaan rekening/ permohonan kredit tidak sesuai dgn tujuan semula

(34)

PERSETUJUAN

CALON

NASABAH

1. Persetujuan terhadap calon nasabah diberikan

pejabat bank/BPR berdasarkan wewenang jabatan

atau kepangkatan setelah diyakini kebenarannya

tentang identitas, kelengkapan dokumen

2. Persetujuan terhadap calon nasabah yang

tergolong

dalam

nasabah

berisiko

tinggi,

usaha/kegiatan nasabah beriko tinggi atau calon

nasabah berasal dari negara berisiko tinggi,

penggunaan kredit tdk sesuai peruntukan (PPT)

disetujui oleh pejabat yang berwenang setingkat

lebih tinggi berdasarkan keyakinan dan ketentuan

yang berlaku

(35)

Identifikasi

NASABAH

Walk-in Customer (WIC)

Prinsip Mengenal Nasabah bagi

Walk-in Customer

yang bertransaksi dengan nominal Rp. 100 jt ke

atas per transaksi wajib melakukan :

a. Mengisi formulir Prinsip Mengenal Nasabah

secara lengkap

b. Termasuk mengenai informasi sumber dan

tujuan penggunaan dana (keterangan

transaksi) termasuk tanda tangan dari WIC

c. Melampirkan identitas diri (foto copy) KTP,

SIM atau identitas lainnya, WNA (Passport,

KIMS)

(36)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Kegiatan pemantauan sekurang-kurangnya mengenai :

1. Pemantauan rekening, meliputi pemantauan terhadap mutasi rekening, secara periodik untuk mengidentifikasi kemungkunan adanya mutasi yang tidak sesuai dengan profil nasabah (Nasabah yang mempunyai risiko tinggi)

2. Pemantauan Transaksi, pemantauan terhadap setiap transaksi baik tunai maupun non tunai untuk mengidentifikasi adanya transaksi yang tidak sesuai dengan profil nasabah

3. Pemantauan transaksi Walk-in Customer, pemantauan terhadap transaksi yang dilakukan Walk-in Customer

dengan jumlah diatas Rp. 100 jt mengidentifikasi transaksi yang mencurigakan

(37)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Tujuan pemantauan Transaksi dan Pemantauan mutasi Rekening :

1. Untuk mengenal dan memahami kraktertik (pola) transaksi nasabah

2. Untuk mengidentifikasi transaksi nasabah yang tidak wajar atau menyimpang dari profil dan karekteristik transaksi nasabah

3. Pemantauan transaksi dan rekening dilakukan untuk mengidentifikasi adanya transaksi yang wajib dilaporkan kepada PPATK terutama :

a. Transaksi tunai (Cash Transaction)

b. Transaksi keuangan mencurigakan (Suspicius transaction) Agar diproleh pemantauan dan identifikasi yang akurat wajib dilakukan pengkinian profil nasabah (diedit/dievaluasi) setiap ada perubahan data nasabah

(38)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Transaksi Keuangan Tunai (

Cash Transaction

) yang

wajib dilaporkan sebagai

Cash Transaction Report

(CTR)/Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) yaitu

transaksi dengan kreteria :

1. Transaksi

penarikan/penyetoran

/pembayaran/

penerimaan dengan menggunakan uang tunai

kertas maupun logam

2. Berjumlah komulatif sebesar Rp. 500 jt atau lebih

atau setara dengan itu dan

3. Dilakukan dalam satu kali atau beberapa kali

transaksi dalam satu hari kerja

(39)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Transaksi Keuangan Mencurigakan (Cuspicious Transaction) : 1. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,

karakteristik/pola kebiasaan transaksi nasabah bersangkutan 2. Transaksi keuangan nasabah yang patut diduga dilakukan

dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan PJK sesuai ketentuan

3. Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana

Ciri-ciri umum transaksi keuangan mencurigakan :

1. Tidak memiliki tujuan ekonomis dan bisnis yang jelas

2. Menggunakan uang tunai dengan jumlah reletif besar dan atau dilakukan secara berulang-ulang diluar kewajaran

(40)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Transaksi Keuangan yang DIKECUALIKAN dari kewajiban Pelaporan

1. Dikecualikan tanpa mengajukan permohonan pengecualian a. Transaksi antar bank

b. Transaksi dengan pemerintah, transaksi menggunakan rekening milik pemerintah untuk dan atas nama pemerintah baik pusat maupun daerah, depertemen, non depertemen, lemabaga pemerintah lainnya

c. Transaksi dengan BI

d. Transaksi pembayaran gaji, pembayaran pensiunan yang secara rutin dilakukan

e. Transaksi yang ditetapkan oleh Kepala PPATK diantaranya :

• Transaksi antar PJK dalam rangka kegiatan usaha

• Transaksi rutin dilakukan harian, mingguan, bulanan dari jenis usaha atau pihak-pihak seperti pengelola jalan tol, SPBU, Toko modern, Maskapai penerbangan, rumah sakit dll

(41)

Pemantauan

dan

Identifikasi

Transaksi NASABAH

Transaksi Keuangan Tunai yang dikecualikan

dari kewajiban pelaporan, maka bank harus :

1. Membuat file dan menyimpan data dan daftar

transaksi yang dikecualikan

2. Memelihara dan melakukan pengkinian profil

nasabah sesuai PMN

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi, editing

secara berkala

4. Memelihara dokumen transaksi sesuai ketentuan

untuk memeudahkan penelusuran setiap saat

5. Membuat laporan jika dicurigai ada ungsur-ungsur

transaksi keuangan mencurigakan.

(42)

Pengkinian

DATA

Profil

NASABAH

Apabila ada perubahan data/profil/pembaharuan nasabah harus dilakukan updating/editing terhadap file menyangkut :

1. Nama nasabah, 2. Tempat tgl lahir 3. Kewarganegaraan 4. Alamat

5. No. Telepon/HP

6. Jenis Usaha (TDP, SIUP, dll, tgl. Jth tempo) 7. Pekerjaan (bidang usaha)

8. Alamat tempat kerja/alamat perusahaan 9. Penghasilan

(43)

Direksi Bank/BPR/s, Pejabat bank/BPR/s, Pengawai

bank/BPR

dilarang

memberitahukan

kepada

nasabah/orang lain baik secara langsung mapun tidak

langsung dengan cara apapun mengenai Laporan

Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) yang sedang

disusun atau telah dilaporkan kepada PPATK

Pelangaran terhadap ketentuan di atas dipidana

penjara paling singkat 3 tuhun, paling lama 5 tahun

dan denda paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak

Rp. 1 milyar

(44)

Perlindungan

PELAPOR

dan

SAKSI

1. Perlindungan bagi pelapor

a. Pelaksanaan pelaporan dikecualikan dari dari ketentuan rahasia bank b. Pelapor tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata atas

kewajiban pelaksanaan pelaporan

c. PPATK, Penyidik, Penuntut umum atau hakim wajib merahasiakan identitas pelapor

d. Setiap barang yang dilaporkan terjadi dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberikan perlindungan khusus oleh negaradari kemungkinan ancaman yg membahayakan diri, jiwadan/atau hartanya termasuk keluarganya

2.

Perlindungan bagi saksi

3. Setiap orang yang memberikan kesaksian dalam pemeriksaan tindak pidana pencucian uang wajib diberikan perlindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan membahayakan diri, jiwadan/atau hartanya termasuk keluarganya

4. Saksi tidak dapat dituntut baik secara pidana maupun perdata atas kewajiban pelaksanaan pelaporan

(45)

PELAKSANAAN

APU dan PPT

PERAN AKTIF, PENGAWAS

Komisaris

dan

TANGGUNGJAWAB Direksi

Komisaris Direksi Unit Kerja

1. Menyetui Kebijakan dan SISDUR, 2. Mengawasi pelaksanaan program APU, PMN dan PPT)

1. Direksi melaksana kan kebijakan sisdur dan bertanggungjawab

terhadap program APU, PMN dan PPT

2. Membuat Kebijakan dan prosedur APU, PMN dan PPT 3. Mengevaluasa pelaksanaan APU, PMN dan PPT 4. Membuat dan menyetujui laporan 1. melaksanak an kebijakan dan SISDUR 2. Menerima laporan 3. Membuat laporan 4. Memberi masukan

(46)

1. Bank/BPR wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, laporan transaksi keuangan tunai, dan laporan lain kepada PPATK sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.

2. Kewajiban Bank/BPR untuk melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan transaksi yang diduga terkait dengan kegiatan terorisme/pendanaan terorisme.

3. Bank/BPR wajib menyampaikan laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah BPR mengetahui adanya unsur Transaksi Keuangan Mencurigakan.

4. Penyampaian laporan berpedoman pada ketentuan PPATK.

(47)

1. Bank/BPR harus mempunyai sistem pengendalian

intern, yang dapat memastikan bahwa penerapan

Program APU, PNM dan PPT oleh unit-unit kerja

terkait telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur

yang ditetapkan.

2. Sistem Pengendalian Intern harus mampu secara

tepat

waktu

mendeteksi

kelemahan

dan

penyimpangan yang terjadi dalam penerapan

Program APU, PNM dan PPT dengan tujuan untuk

meminimalkan

potensi

risiko

yang

dihadapi

Bank/BPR.

PENGENDALIAN INTERNAL

(48)

SKAI sebagai satuan kerja yang melaksanakan pengendalian/pemeriksaan intern harus memiliki kewenangan dan sarana yang memadai mencakup hal-hal sbb:

1. Memiliki program dan prosedur audit berbasis risiko yang mencakup uji kepatuhan dengan fokus pada CDD, operasional, produk dan jasa yang berisiko tinggi;

2. Menilai kecukupan proses yang berlaku di bank/BPR dalam mengidentifikasi dan melaporkan transaksi yang mencurigakan;

3. Mengkomunikasikan temuan pemeriksaan kepada Direksi dan/atau manajemen dengan tepat waktu;

4. Merekomendasikan upaya-upaya perbaikan terhadap kekurangan yang ada.

(49)

Kebijakan

dan

Prosedur

Memuat

UMUM PELAKSANAN CDD VERIFIKASI DOK

1. Penerapan prog. APU +PPT

2. Ada Kebijakan SISDUR disetujui Dewan Komisaris

3. Sisdur berbasis teknologi untuk tidak disalah gunakan

4. Admin Dana+Kredit Melakukan CDD 5. CDD thd penerima kuasa +transaksi

tdk wajar

6. CDD pada Nasabah lama

7. Penerimaan nasabah Pendekatan risiko APU+PPT

8. Pengelompokan nasabah berdasarkan tingkat risiko

9. Ketentuan katagori risiko

10. Meminta info pada nasbah+WIC 11. Melalukan tatap muka dgn nasabah 12. Perhatian pada negara yg tdk

rekomendasi FATF

13. Tidak ada rekening anonim/fiktif

1. Info calon nasabah Perseorangan

2. Info Calon Nasabah perusahaan 3. Dokumen pendukung perseorangan+Peru sahaan (Identitas, spesimen)

4. Info calon Nasabah Bank dan dokumen 5. Info calon Nasabah

yayasan dan dokumen

6. Info Calon Nasabah Lembaga Negara/Pemerintah dan Dokumen 1. BPR wajib memverifikasi dokumen 2. BPR melakukan wawancara /meneliti kebenaran dokumen 3. Ada keraguan dapat

meminta dokumen dukung lain

4. Wajib menyelesaikan proses verifikasi identitas

5. Dapat menerima calon nasabah sebelum verifikasi selesai 6. Verifikasi calon nasabah diselesaikan untuk perseorangan selesai 14 hari perusahaan 90 hari

(50)

Kebijakan

dan

Prosedur

Memuat

PENGKINIAN DATA PEMANTAUAN

DOK PEMINDAHAN DANA PENUTUPAN/ PENO LAKAN TRANSAKSI

1. BPR wajib peng kinian data nasabah perseorang, perusa haan & dokumen 2. BPR wajib memeli

hara daftar teroris 3. Melakukan Peman

tauan berkesinam bungan & identifikasi 4. Minta latar belakang

dan tujuan transaksi tdk sesuai dengan profil nasabah

5. Memiliki sistem pen catatan dapat meng identifikasi dan analisa. 1. BPR wajib me lakukan pe mantauan do kumen 2. Dokemen mencakup identitas, info transaksi, baik perseorangan /perusahaan 3. BPR wajib memberi info/ dokumen pd BI lembaga otoritas/ lain nya yang berwenang 1. Melakukan pemin dahan dana di lakukan BPR di rek. BPR di bank umum 2. Jika pemindahan dana tdk dila kukan dgn pende katan risiko, pe mindahan dapat ditolak/pembatala n/ mengakhiri hubungan

3. Jika ada indikasi pemindahan dana mencurigakan dapat melaporkan ke PPATK 1. Nasabah yg tidak memenuhi keten tuan yang ditetap kan wajib menolak 2. Menolak/membata

lkan transaksi/ menutup hubu ngan jika ada keraguan, info tdk benar.

3. BPR wajib melaporkan jika ada transaksi yang mencurigakan ke PPATK

(51)

Kebijakan

dan

Prosedur

Memuat

BENEFICIAL OWNER POLITICALLY EXPOSED

PERSON CCD SEDERHANA

1. Memastikan calon nasabah/ WIC mewa kili Beneficial owner

2. Calon nasabah/WIC/Benefici al owner melalui prosedur CDD

3. BPR wajib mempro leh bukti identitas, kebeneran sumber dana Beneficial owner

4. Identitas Beneficial owner telah diverifikasi

5. Bila ragu kebenaran identitas Beneficial owner BPR wajib menolak

6. Beneficial owner lembaga negara/pemerintah, perusa haan terdaftar di bursa efek tdk wajib meminta identitas

1. BPR wajib meneliti calon nasabah

2. Calon nasabah PEP wajib melakukan EDD

3. Nasabah PEP risiko tinggi dibuat daftar sendiri

4. Termasuk nasabah yang menerima kiriman dari negara berisiko tinggi

5. BPR melakukan hubungan dengan PEP direksi/ pejabat eksekutif bertang gungjawab 6. Direksi/pejabat eksekutif ber

wenang memberi persetu juan/ menolak/ menghentikan hub dengan nasabah PEP

7. BPR wajib meminta dokumen tambahan, kebenaran profil, menganalisa nasabah

1. BPR dapat mene rapkan CDD yang sederhana thd nasa bah risiko rendah 2. Diketahui ada indi

kasi transaksi keua ngan tdk wajar wajib melakukan CDD

3. BPR wajib menyim pan nasabah diperla kukan CDD 4. Nasabah Pereorang an/perusahaan wajib minta dokumentasi tambahan 5. Transaksi terdapat dugaan pencian uang/PPT CCD seder hana tdk berlaku

(52)

Kebijakan

dan

Prosedur

Memuat

PELAKSANAAN

CDD PIHAK III PENGENDALIAN INTERNAL PELATIHAN SDM & PELAPORAN

1. BPR dapat meng gunkan CDD yg dilakukan pihak III

2. CDD yang dihasil kan pihak III ber dasarkan keten tuan standar 3. BPR dapat me

mastikan hasil CDD cukup iden titas & verifikasi 4. CDD pihak III da pat dipertanggung jawabkan dalam tatausaha doku men 1. BPR memiliki pengendaliann intern efekif 2. Adanya batasan wewenang dan tanggungjawab 3. Adanya fungsi pemisahan anta ra pelaksana dgn pengawas pelak sanaan APU, PNM dan PPT 4. Adanya pemantauan thd efektivitas pelak sanaan APU, PNM dan PPT 1. BPR wajib me lakukan penya ringan pegawai baru/screening mengindari BPR sebagai media APU, PNM dan PPT 2. BPR wajib me laksanakan pe latihan 3. Pelatihan dapat dilaku kan in house training, ikut pihak lain, sara na elektronik

1. Pelaporan ttg pedoman pelaksanaan Apu dan PPT tertuang dalam SK Direksi dilaporkan ke BI 2. BPR wajib menyampai

kan laporan Transaksi Keuangan Mencuriga kan, transaksi tunai dan lain kepada PPATK 3. Paling lambat 3 hari

kerja sejak diketahui adanya transaksi keua ngan mencurigakan 4. Laporan disamapaikan

berpedoman pada ketentuan PPATK

(53)

Kebijakan

dan

Prosedur

Memuat

KETENTUAN LAIN PENUTUP 1. BPR melakukan tindakan yang

diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi dalam berbagai modul pencucian uang atau skema pendanaan teroris

2. BPR wajib bekerjasama dengan penegak hukum dan otoritas yang berwenang dalam rangka pemberantasan pencucian uang dan pendanaan teroris

1. OP harus disosialisasikan agar dapat di pahami dan dilaksanakan

2. Kebijakan dan SOP sudh disahkan dewan Komisaris dan berlaku sejak ditetapkan.

(54)

SANKSI

Berdasarkan

UU No.15 Tindak Pidana

Pencucian Uang

Bank dengan sengaja tidak menyampaikan laporan transaksi keuangan yang mencurigakan dan transaksi tunai kepada PPATK dikenakan pidana denda paling sedikit Rp. 250 juta dan paling banyak 1 milyar

Setiap orang yang menerima atau menguasai : 1. penempatan, 2. pentransferan, 3. pembayaran, 4. Hibah 5. sumbangan, 6. penitipan, atau 7. penukaran

Harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana, dipidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp. 100 jt dan paling banyak Rp. 15 Milyar. KETENTUAN di ATAS tidak berlaku Bagi BANK yang melaksanakan kewajiban pelaporan transaksi keuangan mencurigakan.

(55)

IGIN SUKSES

KONSEP DIRI, IMPIAN

KERJA KERAS, TEAM

(56)

Konsep yang diharapkan membawa perubahan adalah

1. Pemiliki Impian

2. Konsep Menghargai diri sendiri

3. Keluarga, perusahaan

4. Sikap Positip

5. Jujur

6. Disiplin

Tidak menghargai diri sendiri, keluarga

dan Perusahaan konsep yang salah

(57)

Jika jawabannya SUDAH.. Coba amati dan

sadari apa sudah yang diperbuat dan dikerjakan

... Untuk mencapai impian

Coba evaluasi dan tanya diri, sudahkah kita

bekerja keras dengan semangat tanpa lelah ?

IMPIAN terlalu tinggi, tetapi kita terlalu santai dan

MALAS untuk mewujudkannya !

(58)

Coba kita renungkan APAKAH –AKU

TerLALU

SANTAI, MALAS, TIDAK JUJUR, TIDAK DISIPLIN

serta Tidak

Bersikap Positip pada DIRI,

PERUSAHAAN

?

Masih ada waktu merubahnya !

Semuanya tertunda, impian Tinggal

kenangan dan hayalan belaka ? Sikap pasif

BERARTI Kita Tidak Menghargai

DIRI-Sendiri, KELURGA dan PERUSAHAAN

(59)

Ubah Konsep DIRI, Imbasnya

pada

DIRI,

Keluarga

dan

PERUSAHAAN

Berikan PENGHARGAAN pada DIRI-MU sendiri

1.

Pertama dengan ujudkan mimpi-MU, bekerja KERAS,

Pimpin diri-MU,

2.

Kedua SEMANGAT JUANG-MU Tak Pernah LELEH,

3.

Ketiga menjunjung tinggi KEJUJURAN dalam

bertindak, berbuat dan berbicara

4.

Keempat selalu bersikap POSITIP dalam mengerjakan

sesuatu

5.

Kelima DISIPLIN dasar keberhasilan

6.

Keenam, mungkin kamu akan menjadi pemimpin

Bank, bahkan Memiliki-NYA semua serba mungkin,

JIKA terlaksana dengan BAIK

(60)

KIta memerlukan AKTUALISASI diri =>

KOSNSEP aktualisasi dapat diraih jika

memiliki KEPERCAYAAN DIRI. Coba kita ukur

tinggi rendahnya percaya diri KITA (ukur)

BERCERMINLAH pada HASIL kepercayaan

diri Pada penerapan konsep, sambil

mengenal

sikap

AKAN

TERCERMIN

(61)

1. Kejujuran

2. Mencintai Pekerjaan

3. Bekerja dengan semangat

4. Kreatif dan Inovatif

5. Bertanggungjawab pada keputusan

6. Mempunyai integritas yang tinggi sesuai sistem

7. Mempunyai relasi yang luas dan realistis

8. Hubungan kerja yang harmonis

9. Keluarga yang harmonis

10.Sikap, Sifat dan berpikir POSITIP

11.Jangan lupa Bertaqwa kepada TUHAN dan

bersyukur

(62)

Siapa

TEAM :

1. Memegang Saham

2. Manajemen

3. Karyawan/diri sendiri

4. Nasabah

5. Lingkungan

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

1. Memberikan masukan (feedback)

2. Berikan ruang gerak bila atasan

sedang

“BAD MOOD”

3. Jangan pernah

MENCELA

,

tunjukkan

KESETIAAN

4. Menerima

PERBEDAAN

dan Tetap

Saling

MENGHORMATI

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

1. Meningkatkan Good Corporate Governance (GCG) terutama dalam pelaksanaan operasional perkreditan.

2. Memastikan penerapan prinsip kehati-hatian dan azas-azas perkreditan yang sehat dalam pelaksanaan perkreditan .

3. Meminimais risiko terhadap bentuk pengikatan agunan yang dapat digunakan sebagai faktor pengurang dalam pembentukan PPAP sebagaimana diatur dalam PBI No. 13/26/2011.

4. Prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mitigasi risiko atas setiap pemberian kredit.

5. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang oleh berbagai pihak dalam pemberian kredit yang dapat merugikan

6. Untuk mencegah terjadinya praktek pemberian kredit tidak bertanggungjawab

(73)

1. Sebagai pedoman bagi BPR dalam setiap pelaksanaan pemberian kredit yang memuat semua aspek perkreditan memenuhi prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat, antara lain dalam proses pemberian kredit secara individual, pemantauan portofolio perkreditan secara keseluruhan, dan dalam pelaksanaan penanganan kredit bermasalah.

2. Sebagai standar atau ukuran dalam pelaksanaan pengawasan pemberian kredit pada semua tahapan proses perkreditan secara individual.

(74)

1. Prinsip Kehati-hatian dalam Perkreditan; 2. Organisasi dan Manajemen Perkreditan; 3. Kebijakan Persetujuan Kredit;

4. Dokumentasi dan Administrasi Kredit; 5. Pengawasan Kredit; dan

6. Penanganan Kredit Bermasalah;

7. Memberikan informasi dengan lengkap dan jelas mengenai kredit yang ditawarkan meliputi:

 Informasi mengenai karakteristik kredit yang ditawarkan meliputi nama kredit yang ditawarkan, manfaat dan risiko yang melekat, persyaratan kredit, biaya-biaya, perhitungan bunga dan jangka waktu kredit dan

 Kejelasan mengenai bentuk dan isi Perjanjian Kredit dan pengikatan agunan.

(75)

1.Kebijakan Pemberian Kredit

2.Kebijakan Penilaian Agunan

3.Kredit pada Pihak terkait

4.Pemberian Kredit Pada Sektor Ekonomi dan

Risiko Tinggi

(76)

1. kredit untuk tujuan tidak jelas arah dan tujuannya ; 2. kredit diberikan tanpa informasi keuangan yang

cukup; Informasi keuangan yang tidak mencukupi

Repaymen capacity

3. kredit yang memerlukan keahlian analisa khusus; dan

4. kredit kepada debitur bermasalah dan/atau debitur dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet

(77)

1. Sepakat kedua belah pihak

2. Cakap berbuat hukum (cukup umur, tidak dibawah pengapuan, tidak sakit jiwa)

3. Berdomisili diwilayah kerja atau berdomisili seluruh Bali dengan pertimbangan yang wajar.

4. Tidak penah menunggak/bermasalah

5. Tidak nasabah yang tergolong bermasalah di lembaga keuangan lain

6. Agunan yang diserahkan tidak bermasalah karena tersangkut sengketa hukum atau fhisik agunan tidak ada lagi.

7. Memenuhi kelayakan analisa kredit yang telah ditetapkan 8. Dapat opini baik dari komite kredit

(78)

1. Dewan Komisaris

2. Direksi

3. Kabag. Kredit

4. A/O

(79)

Sampai Jumpa

(80)
(81)
(82)

Pada panci yang pertama,

(83)

Pada panci yang kedua,

(84)

Pada panci yang ketiga,

masukkan beberapa biji kopi yang

sudah dihaluskan menjadi bubuk kopi

(85)

Panaskan ketiga panci tersebut

selama 15 menit

(86)

Wortel yang sebelumnya keras,

Sekarang berubah jadi empuk

Telur yang sebelumnya lunak

di bagian dalamnya,

sekarang menjadi keras

(87)

Tapi..air panas sudah

berubah warnanya dan

mempunyai bau kopi

yang sangat harum

Bubuk kopi sudah

menghilang

(88)

SEKARANG pikirkan tentang Pekerjaan

Pekerjaan itu

tidak selamanya mudah

Pekerjaan itu

tidak selamanya nyaman

Bahkan kadang-kadang

pekerjaan menjadi sangat

susah

(89)

Kita bekerja sangat keras,

tapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan

Apa yang terjadi pada saat kita menghadapi

kesulitan?

Keadaan tidak berubah

seperti yang kita

inginkan

Orang-orang tidak

memperlakukan kita

seperti yang kita

(90)

Sekarang pikirkan tentang ketiga panci itu

?

Air yang mendidih

(91)

Kita dapat menjadi seperti wortel

Kita maju dengan

kuat dan tegas.

dengan lemah dan

Tapi kita keluar

(92)

Hilanglah semangat

juang di diri kita

Apakah kita mau menjadi wortel ?!?!

Kita menjadi sangat

lelah

Kita kehilangan harapan

Kita menyerah

(93)

Kita dapat menjadi seperti telur.

Kita memulai

dengan hati yang

tulus dan sensitif

Kita berakhir

dengan sangat

egois dan cuek

(94)

Tidak ada lagi

kehangatan di diri kita

Apakah kita mau menjadi telur ?!?!

Kita membenci orang lain

Kita membenci diri kita

sendiri

(95)

Kita dapat menjadi Bubuk Kopi.

BUBUK KOPI

yang mengubah air

Air tidak

mengubah bubuk

kopi

(96)

Air menjadi berubah karena adanya

bubuk kopi

Lihatlah.

Ciumlah.

Minumlah.

Makin

PANAS

airnya, makin

ENAK

(97)

Kita dapat menjadi Bubuk Kopi

Kita membuat sesuatu yang baik

dari tantangan yang kita hadapi.

(98)

Kita tumbuh dengan kerja sama

team dilandasi norma dan etika

Kita mempunyai Semangat

Baru, Pengalaman Lama

(99)

Kita membuat dunia di sekeliling kita

menjadi LEBIH BAIK, Lebih KUAT

(100)

handle with care

Kita Harus bersenyum , dan ceria

kita bekerja lebih keras.

Kita tidak boleh menyerah.

Kita harus sabar.

(101)

Masalah dan kesulitan memberi

kesempatan kepada kita untuk

menjadi

lebih kuat

dan

lebih

(102)

Jadi, kita akan menjadi apa setelah ini ?

Menjadi seperti wortel…

atau telur…

(103)
(104)

???

(105)
(106)

Sampai Jumpa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk mengetahui perilaku bidan KIA/KB dalam pelaksanaan program

Berdasarkan daerah tempat tinggal, persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di daerah perkotaan pada Maret 2017 adalah sebesar 19,52 persen yang berarti ada

Taspen (Tabungan Asuransi Sosial Pegawai Negeri) dibentuk untuk memberikan jaminan pada masa pensiun, asuransi kematian, dan nilai tunai asuransi sebelum pensiun dengan memberikan

Petani atau warga masyarakat sasaran sebagai penerima Dana Bantuan Sosial (untuk DIPA Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota) yaitu anggota kelompok sasaran yang

Penodongan ditujukan kepada orang tertentu, sedang hukum kepada kelas, kelompok, atau golongan tertentu, atau bahkan kepada semua orang yang memenuhi

Untuk masalah pengenalan apel dan jeruk di atas, karena hanya terdapat dua kategori, maka dapat digunakan perseptron satu neuron.. Dengan vektor input tiga dimensi,

Hemofilia merupakan penyakit yang berbiaya tinggi, tidak hanya dari sisi biaya langsungnya saja (biaya pengobatan) tetapi juga dari segi biaya tidak langsung

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan strategi klasikal baca simak dengan panduan Al-Husna siswa dapat membacakan al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 5-8 dengan baik