• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Fisika Dasar II - JEMBATAN WHEATSTONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Fisika Dasar II - JEMBATAN WHEATSTONE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO

NIM : 12300041

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Judul Percobaan : Jembatan Wheatstone

Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Jembatan Wheatstone

A. TUJUAN PERCOBAAN 

Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Jembatan Wheatstone adalah:

1. Mampu mengukur dan menentukan besarnya hambatan Resistor dengan menggunankan prinsip Jembatan Wheatstone

2. Menentukan hambatan jenis kawat penghantar.

3. Membuktikan persamaan hambatan ekuivalen seri dan paralel dengan menggunakan data percobaan ini.

B. ALAT DAN BAHAN 

Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Papan jembatan 1 buah

2. Batu baterai dan dudukan 1 buah 3. Galvanometer 1 buah

4. Kabel jepitan 12 ujung 5. Resistor 2 buah

6. Resistance box 1 buah 

C. DASAR TEORI 

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter  Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Alat ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kaki dari rangkaian jembatan satu kaki yang mencakup komponen diketahui. Cara kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.

1. Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan:

“Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-lurus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”.

Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic

Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.

Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan atau

dimana

I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)

V : tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)

R : hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)

2. Hukum Kirchoff I

Di pertengahan abad 19, Gustav Robert Kichoff (1824-1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan hukum Kirchoff.

Hukum Kirchoff berbunyi:

“Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.” 

3. Hukum Kirchoff II

Hukum Kirchoff II berbunyi:

“Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.” 

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Jembatan Wheatstone

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau diserap.

Rangkaian Jembatan Wheatstone adalah susunan dari 4 buah hambatan, yang mana dua dari hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variabel sehingga arus yang mengalir pada Galvanometer = 0, dalam keadaan ini jembatan disebut seimbang, sehingga sesuai dengan hukum Ohm berlaku persamaan :

Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi sebagai berikut:

Bila nilai R1 dan R3 diganti dengan panjang kawat L1 dan L2 maka rumus di atas dapat

ditulis sebagai berikut:

D. JALANNYA PERCOBAAN 

1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar

2. Mengatur kontak geser K sehingga galvanometer menunjuk angka nol 3. Mengukur panjang L1 dan L2 sebanyak hingga 5 kali

4. Mengganti RX dengan RY dan melakukan langkah 2 dan langkah 3

5. Menyusun RX dan RY secara seri kemudian ditempatkan pada posisi RX dan

melakukan langkah 3 kembali

6. Mengganti susunan RX dan RY secara paralel kemudian melakukan langkah 3

E. DATA HASIL PENGAMATAN

PERCOBAAN R2 L1 L2  Rx 5 Ω 86,9 cm  0,869 m 13 cm  0,13 m Ry 95,2 cm  0,952 m 4,8 cm  0,048 m

Rx dan Ry susunan seri 96,4 cm  0,964 m 3,6 cm  0,036 m

Rx dan Ry susunan paralel 83,2 cm  0,832 m 16,8 cm  0,168 m

Rkawat 89,7 cm  0,897 m 10,3 cm  0,103 m Massa kawat 1,6 gr  0,0016 kg Diameter kawat 0,94 mm  9,4 · 10-4 m Panjang kawat 100 cm  1 m

F. PENGOLAHAN DATA

Menentukan nilai Rx Menentukan nilai Ry

Menentukan nilai Rx dan Ry (susunan seri) 

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Jembatan Wheatstone atau

Menentukan nilai Rx dan Ry (susunan paralel)

atau

Nilai kesalahan pada penentuan nilai Rx dan Ry (susunan seri)

̅ ̅ √∑( ̅ ) ( ) √( ) ( ) ( ) √ ( ) ( ) √

̅ 

Nilai kesalahan pada penentuan nilai Rx dan Ry (susunan paralel)

̅ ̅ √∑( ̅ ) ( ) √( ) ( ) ( ) √ ( ) ( ) √ ̅

Penentuan nilai hambatan jenis kawat baja 

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Jembatan Wheatstone ( )

G. PEMBAHASAN

Analisis Data 

Kami melakukan perhitungan dan pengolahan data mengenai penentuan hambatan yang dimiliki oleh resistor dalam praktikum Fisika Dasar II ini.

Untuk menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor, dengan rangkaian Jembatan Wheatstone kami mencari terlebih dahulu mengatur kontak geser dari galvanometer pada kawat penghantar kemudian digeser-geserkan sedemikian rupa hingga skala yang ditunjuk oleh galvanometer adalah nol. Setelah ditemukan titik lokasi tersebut, dapat ditentukan L1 dan L2.

L1 yang kami gunakan bernilai besar, sedangkan L2 bernilai kecil.

Pertama-tama, kami menentukan dahulu nilai L2, kemudian L1 ditentukan dengan cara:

karena terdapat hubungan yaitu L1 + L2 adalah panjang kawat penghantar yang

dipakai dalam praktikum ini, yaitu 1 meter (100 cm).

Untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya, kami menggunakan persamaan yang berkaitan dengan hukum Ohm:

Terdapat 4 nilai hambatan yang akan ditentukan, yaitu Rx, Ry, Rx dan Ry yang

disusun secara seri, serta Rx dan Ry yang disusun secara paralel. Dalam

menentukan nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dan paralel, kami

o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dan paralel dengan menggunakan data hasil pengamatan kemudian dihitung menggunakan persamaan hukum Ohm o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dan paralel dengan menggunakan rumus R pengganti:

Mengenai kedua nilai hambatan pada resistor, baik yang disusun secara seri maupun paralel, kami menentukan nilai ketidaktelitian menggunakan standar deviasi. Hasil menunjukkan bahwa nilai kesalahan untuk hambatan resistor yang disusun seri maupun paralel memiliki persentase yang kecil (0,24% untuk penyusunan seri; 0,46% untuk penyusunan paralel) sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai tersebut sangat akurat.

Untuk menentukan hambatan jenis kawat (ρ), kami mencari terlebih dahulu nilai hambatan pada kawat. Nilai hambatan pada kawat dapat ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan dengan menggunakan rumus hukum Ohm seperti penjelasan di atas. Setelah itu, kami menentukan nilai hambatan jenis kawat dengan menggunaka rumus berikut:

dengan L adalah panjang kawat dan A adalah luas penampang kawat. Kawat merupakan bentuk silinder dengan diameter (D) yang sangat kecil, sehingga hanya dapat diukur dengan mikrometer sekrup. Penampang kawat itu sendiri merupakan bagian irisan kawat yang berbentuk lingkaran, sehingga untuk menentukan A digunakan rumus luas lingkaran:

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Jembatan Wheatstone

( )

Dalam perhitungan, kami menemukan bahwa hambatan jenis kawat adalah 3,98 · 10-7 Ω m atau jika dibulatkan bernilai 4 · 10-7 Ω m. Nilai tersebut sesuai atau

tepat dengan nilai hambatan jenis untuk kawat berbahan baja, yaitu 4 · 10-7 Ω m.

Kesalahan Dalam Percobaan

Dalam praktikum tentang Jembatan Wheatstone ini, baik dalam pelaksanaan praktikum maupun dalam pengolahan data yang telah dikumpul, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang mungkin terjadi, yaitu:

o Ketidaktelitian pada saat mengukur panjang kawat yang dipakai

o Ketidaktelitian pada saat mengamati galvanometer dan menentukan L1 dan L2

dengan kontak geser yang terhubung pada galvanometer o Kerusakan pada alat-alat praktikum yang digunakan

o Penyusunan rangkaian resisitor maupun rangkaian pada alat Jembatan Wheatstone yang tidak tepat

H. KESIMPULAN 

Setelah kami melakukan percobaan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk menentukan hambatan pada resistor yang belum diketahui besarnya

2. Perhitungan terhadap nilai hambatan resistor menggunakan prinsip-prinsip dasar dalam elektronika:

a. Hukum Ohm : “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-lurus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi.”

b. Hukum Kirchoff I : “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.”

c. Hukum Kirchoff II : “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.”

3. Hambatan resistor pada rangkaian Jembatan Wheatstone dipengaruhi oleh nilai panjang segmen L1 dan L2 di mana pada suatu titik tertentu nilai skala

galvanometer menunjukkan angka nol, serta nilai hambatan lainnya yang telah diketahui. Hal ini dijabarkan dalam rumus:

4. Hambatan resistor yang disusun secara seri maupun paralel dapat ditentukan dengan rumus hukum Ohm di atas atau dengan rumus R pengganti:

 

Kedua metode tersebut menghasilan nilai yang relatif sama dengan akurasi yang tinggi (nilai kesalahan kecil)

5. Semakin panjang L1, semakin besar nilai hambatan yang akan dicari (R),

sedangkan semakin panjang L2, semakin kecil pula nilai hambatan yang akan

dicari (R).

6. Hambatan jenis kawat baja hasil perhitungan (3,98 · 10-7 Ω m ≈ 4 · 10-7 Ω m)

sama tepatnya dengan hambatan jenis kawat berbahan baja pada literatur (4 · 10-7

Ω m).

I. DAFTAR PUSTAKA

----. 2013. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Tondano: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Manado

http://marausna.wordpress.com/2010/05/13/jembatan-wheatstone/ diakses pada 29 Mei 2013 jam 21.13 WITA

http://www.scribd.com/doc/96014295/jembatan-wheatstone diakses pada 29 Mei 2013 jam 21.23 WITA

 

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan praktikum yang dilakukan dalam mata kuliah ini-..*nencakup pokok bahasan Iistrik, magnet, gelombang, optik, dan fisika modern.. FISIKA lilid l, Edisi

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I.

1.2 Tujuan Percobaan Menentukan ukuran partikel serbuk paracetamol dengan menggunakan metode

Pada praktikum osilasi ini, data yang diperoleh dari percobaan adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 kali osilasi (t) setiap perubahan panjang tali (L)

Langkah pertama yang kami lakukan dalam praktikum kali ini adalah mengukur suhu ruangan dan mengukur massa jenis oli dengan menggunakan aerometer serta mengukur

Praktikum kali ini dilakukan dengan mengukur diameter dalam dan diameter luar suatu benda menggunakan alat ukur jangka sorong serta mengukur ketebalan suatu

laporan praktikum lengkap mulai dari dasar teori sampai dengan isi data praktikum hingga

laporan praktikum lengkap mulai dari dasar teori sampai dengan isi data praktikum hingga