• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERPRETASI DATA KLINIK ELEKTROLIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERPRETASI DATA KLINIK ELEKTROLIT"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

INTERPRETASI DATA KLINIK

INTERPRETASI DATA KLINIK

ELEKTROLIT TUBUH

ELEKTROLIT TUBUH

Juventia Yap Juventia Yap Nurul Fikriyah Nurul Fikriyah Sri Wulandari Sri Wulandari

Widia Meitri Sari

Widia Meitri Sari

DOSEN PEMBIMBING :

DOSEN PEMBIMBING :

DR. MEIRIZA DJOHARI. M.KES APT

DR. MEIRIZA DJOHARI. M.KES APT

Z

Z T T TERL TERL RUTRUT

ELEKTROLIT

ELEKTROLIT

K TION

K TION

Mia Mai Sara

Mia Mai Sara

Rizka Meidhika

Rizka Meidhika

Qiyamulhaq

(2)
(3)

SUB BAHASAN

SUB BAHASAN

Anatomi Fisiologi dari elektrolit tubuh

Anatomi Fisiologi dari elektrolit tubuh

Pemeriksaan Elektrolit

Pemeriksaan Elektrolit

Keseimbangan asam basa

Keseimbangan asam basa

Pemeriksaan Laboratorim Elektrolit

(4)

KOMPOSISI

KOMPOSISI CAIRAN

CAIRAN TUBUH

TUBUH

ZAT

ZAT

TERLARUT

TERLARUT

Elektrolit Elektrolit A Anniioonn KKaattiioonn Non Elektrolit Non Elektrolit Glukosa, Urea Dlll Glukosa, Urea Dlll

PELARUT

PELARUT

(5)

K

KOMP

OMPARTEMEN

ARTEMEN CAIRAN

CAIRAN TUBUH

TUBUH

Cair

Cairan

an in

intr

trasel

aselule

ulerr

Cai

Cairran

an eks

ekstr

trasel

aselule

ulerr

Elektrolit dan Air

(6)

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

Cairan yang Cairan yang terdapat didalam terdapat didalam sel dengan sel dengan  jumlah sekitar   jumlah sekitar  40%

40% dari dari beratberat  badan dan  badan dan merupakan merupakan  bagian dari  bagian dari  protoplasma.Pada  protoplasma.Pada intarseluler ini intarseluler ini terjadi proses terjadi proses metabolisme. metabolisme.

Cairan

Cairan

Intraseluler

Intraseluler

Cairan yang terdapat Cairan yang terdapat diluar dengan jumlah diluar dengan jumlah sekitar 20% dari berat sekitar 20% dari berat  badan,dan berperan  badan,dan berperan

dalam member

dalam memberi i bahanbahan makanan bagi sel dan makanan bagi sel dan mengeluarkan sampah mengeluarkan sampah sisa

sisa metabolismmetabolismee

Cairan

Cairan

Ekstraseluler

Ekstraseluler

60% dari 60% dari  berat badan  berat badan adalah air adalah air (cairan dan (cairan dan elektrolit). elektrolit). Pa Padada OrOrangang Dewasa Dewasa

KOM

(7)

Pengaturan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

ginjal kulit Paru Gastrointestinal

ADH Aldosteron Prostaglandin Glukokortikoid

(8)

ELEKTROLIT

Elektrolit adalah senyawa didalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif.

(9)

Komposisi Elektrolit

MEQ/L INTRASELULAR

EKSTRASELULAR

PLASMA DARAH INTERSTISIAL KATION Na+ 15 142 144 K+ 150 4 4 Ca++ 2 5 2.5 Mg++ 27 3 1.5 ANION Cl- 1 103 114 HCO3- 10 27 30 HPO4= 100 2 2 SO4= 20 1 1 Asamorganik - 5 5 Protein 63 16 6

(10)

Natrium merupakan kation yang banyak terda pat di dalam cairan ekstraseluler. Berperan dal am memelihara tekanan osmotik, keseimbang an asam basa dan membantu rangkaian trenmi si implus saraf. Konsentrasi serum natrium dia tur oleh ginjal, sistem saraf pusat dan sistem e ndokrin

1. Natrium

• Serum bayi : 134-150 mmol/L • Serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L

• Urin anak dan dewasa : 40- 220 mmol/24 jam • Cairan cerebrospinal : 136- 150 mml/L

Feses 10 mmol/Hari

Nilai normal

Pemeriksaan Elektrolit

(11)

Implikasi Klinik Natrium

Hiponatremia

Konsentrsi natrium serum dibawah

135-145 mmol/L

Hipernatremia

Peningkatan konsentrasi dalam serum diatas kisaran

rujukan135 –  145mmol/L .

(12)

Kalium merupakan kation utama yang terdapat di dalam cairan ekstraselul

er, (bersama bikarbonat ) berfungsi buffer utama.

Nilai normal

2. Kalium

Nilai bayi : 3,6-5,8 mmol/L Serum anak : 3,5 – 5,5 mmol/L

Serum dewasa : 3,5 – 5,3 mmol/L Urin anak : 17 -57 mmol/24 jam Urin dewasa : 40 -80 mmol/24 jam

(13)

Implikasi Klinik kalium

Hipokalemia

Bila kadar kalium dalam serum darah kurang dari; 3,5mEq/L .

Kondisi hipokalemia akan lebih berat pada diare,

muntah, luka bakar parah, aldosteron primer,

asidosis tubular ginjal, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik, penyakit hati dengan

asites, terapi amfoterisin

Garam kalium klorida (KCl) lebih banyak digunakan untuk pengobatan hipokalemia

Hipokalemia mungkin sulit untuk dikoreksi dengan penambahan KCl jika pasien juga

(14)

Implikasi Klinik kalium

Hiperkalemia

Bila kadar kalium > 5,3mEq/L

.

Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak

terkontrol dan transfusi sel darah merah.

Faktor pengganggu

Penggunaan obat; pemberian  penisilin kalium secara IV

mungkin menjadi penyebab hiperkalemia; penisilin natrium dapat menyebabkan

 peningkatan ekskresi kalium

• Beberapa obat dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium seperti penisilin natrium, diuretik hemat kalium (spironolakton), ACEI, NSAID

Penurunan kadar kalium sebesar 0,4 mEq/L bisa terjadi setelah pemberian insulin.  Namun manifestasi klinisnya

(15)

Anion klorida terdapat di

dalam cairan ekstraseluler.

Klorida berperan penting

dalam memelihara

keseimbangan asam basa

Tubuh dan cairan melalui pengat

uran tekanan osmotis.

Nilai normal

3. Klorida

Serum bayi baru lahir : 94- 112mmol/L Serum anak : 98-105 mmol/L

Serum dewasa : 95-105 mmol/L

Keringat anak : <50 mmol Keringat dewasa : < 60 mmol

(16)

Implikasi Klinik klorida

Hipoklorinemia

Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat disebab kan oleh muntah, gastritis, diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan, diabetic asidosis, infeksi akut.

Nilai kritis klorida: < 70 atau 120 mEq/ L atau mmol/L

hiperklorinemia

Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan pen yakit ginjal.

(17)

3. klorida

4. Calsium

Kation calsium terlibat dalam kontraksi otot, fungsi jantung, trans misi implus saraf dan pembekuan darah.

Nilai normal : 8,8 –10,4 mg/dl SI unit : 2,2 –2,6 mmol/L

Lebih kurang 98-99% dari kalsium dalam tubuh terdapat dalam rangka dan gigi. Sejumlah 50% dari kalsium dalam darah terdapat dalam bentuk ion bebas dan sisanya terikat dengan protein. Hanya kalsium dalam bentuk ion bebas yang dapat digunakan dalam proses fungsional. Penurunan konsentrasi serum albumin 1 g/dL menurunkan konsentrasi total serum kalsium lebih kurang 0,8 mEq/dL.

(18)

Implikasi Klinik kalsium

Hipokalsemia

dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomal asia, penggantian kalsium yang tidak mencukupi, pengguna an laksatif, furosemide, dan pemberian kalsitonin

Nilai normal : 8,8 – 10,4 mg/dL ; SI unit : 2,2 – 2,6 mmol/L

Hiperkalsemia

terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme atau neoplasma (kanker).

(19)

3. klorida

5. Fosfor anorganik (PO4)

Fosfat dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tulang, metabolisme glukosa dan lemak, pemeliharaan keseimbangan asam-basa serta pe

nyimpanan dan transfer energi dalam tubuh.

•Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan fungsi ginjal, uremia, kelebihan asupan fosfat,hipoparatiroidisme, hipokalsemia, kelebihan asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori asidosis.

•Hipofosfatemia dapat terjadi pada hiperparatiroidisme, koma diabetik,hyperinsulinisme, antasida, tahap-tahap diuretik pada luka bakar parah dan respiratori alkalosis.

Implikasi

klinik:

(20)

5.

Magnesium (Mg2+)

• Magnesium penting dalam mempertahankan aktivitas neuromuskular , metabolisme karb

ohidrat dan protein, serta aktivasi beberapa enzim intraseluler.

• Setelah kalium, magnesium merupakan kation terbanyak dalam cairan intraseluler.

Nilai normal : 1,7 - 2,3 mg/dL (1,5-2,5 mEq/l) SI unit : 0,85

 1,15 mmol/L

(21)

Implikasi Klinik Magnesium hipomagnesemia

Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare, hemodialisis, sindrom malabsorbsi obat (kondisi

tersebut mengganggu absorbsi tiazid, amfoterisin B, cisplatin), laktasi, pankreatitis akut,

menyusui, alkoholik kronik

Defisiensi magnesium dapat menyebabkan hipokalemia yang tidak  jelas dan menyebabkan iritabilitas neuromuskular

yang parah.

Hipomagnesia menyebabkan aritmia

(22)

Implikasi Klinik Magnesium hipermagnesemia

Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal ginjal, diabetik asidosis, pemberian dosis

magnesium (antasida) yang besar, insufi siensi ginjal, hipotiroidisme dan dehidrasi

Faktor pengganggu

• Terapi salisilat, litium dan produk magnesium jangka panjang (misalnya: antasida, laksatif) dapat menyebabkan peningkatan kadar magnesium false, khususnya jika terjadi kerusakan ginjal

• Kalsium glukonat, seperti juga sejumlah obat lain, dapat mengganggu metode pemeriksaan dan menyebabkan penurunan hasil.

• Hemolisis akan memberikan hasil invalid, karena sekitar tiga per empat magnesium dalam darah ditemukan pada intrasel darah merah.

(23)

Faktor yang mempengaruhi

kebutuhan cairan dan

elektrolit

Usia

Temperatur

Lingkungan

Diet

Sakit

Jenis

kelamin

Stres

Pengobat

an

(24)

KESEIMBANGAN ASAM BASA 

Keseimbangan asam basa dapat dipertahankan melalui proses metabolisme dengan sistem dapar. Penilaian status asam basa dilakukan dengan mengukur [H+], [HCO3-], dan PCO2 yang merupakan

komponen-komponen sistem dapar bikarbonat dalam plasma.

Menambah H+, mengeluarkan bikarbonat, atau

meningkatkan PCO2 akan menimbulkan efek yang sama,

yaitu suatu kenaikan [H+].

Mengeluarkan H+, menambah bikarbonat, atau

(25)

KESEIMBANGAN ASAM BASA 

Penyimpangan dari status normal asam-basa dibagi menjadi empat kategori,  bergantung pada sumber dan arah perubahan abnormal [H+]. Kategori-katego

ri tersebut adalah asidosis respiratorik, alkalosis respiratorik, asidosis metabo lik, alkalosis metabolic (Sherwood, 2009).

(26)

GANGGUAN ASAM BASA 

Asidosis Respiratorik

•Suatu keadaan yang disebabkan oleh karna kegagalan sistem pernapasan membuang CO2 dari cairan tubuh.Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pernapasan ,peningkatan PC02 arteri diatas 45 mmHg dan Penurunan pada Ph yakni kurang dari 7,35. keadaan ini disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi ,trauma kepala dan pendarahan

Asidosis metabolik

•Suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. keadaan ini ditandai dengan adanya penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 Kurang dari 22 mEq /L.

(27)

ALKALOSIS Respiratorik

•Suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru paru yang dapat

menimbulkan terjadinya PaCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, ph lebih dari dari 7,45. keadaan ini dapat disebabkan oleh karna adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru , dll

ALKALOSIS metabolik

Suatu keadaan

kehilangan ion

Hidrogen atau

penambahan bada

pada cairan tubuh

dengan adanya

peningkatan

bikarbonat plasma

lebih dari 26 meQ/L

dan pH arteri lebih

dari 7,45.

(28)

Secara umum keadaan asam basa

dapat dilihat pada tabel berikut :

(29)

– Indikasi umum:

a) Abnormalitas pertukaran gas o Penyakit paru akut dan kronis o Gagal nafas akut

o Penyakit jantung

o Pemeriksaan keadaan pulmoner (rest dan exercise)

o Gangguan tidur

b) Gangguan asam basa o Asidosis metabolik o Alkalosis metabolik

ANALISA GAS DARAH(AGD)

Analisis dilakukan untuk evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk me ngetahui status asam basa. Pemeriksaan dapat dilakukan pada pembuluh arteri untuk mel ihat keadaan pH, pCO2, pO2, dan SaO2 (Indrawaty, 2011).

(30)

Saturasi Oksigen (SaO2)

Nilai Normal: 95-99% O2

Jumlah oksigen yang diangkut oleh hemoglobin, ditulis sebagai persentasi total oksigen yang terikat pada hemoglobin.

– Implikasi Klinik:

•Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar oksigenasi hemoglobin dan kecukupan oksigen pada jaringan

•Tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin.

(31)

Tekanan Parsial Oksigen (PaO2)

Nilai normal (: 75-100 mmHg )SI : 10-13,3 kPa

PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah O2 yang terlarut dalam plasma. Nilai ini menunjukkan kemampuan paru-paru dalam menyediakan oksigen bagi darah.

Implikasi Klinik:

– Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi kadar oksigenasi hemoglobin dan kecukupan

oksigen pada jaringan

– Tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma menggambarkan jumlah oksigen yang terikat

pada hemoglobin.

– Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh:

nasal prongs, alat ventilasi mekanik), hiperventilasi, dan polisitemia (peningkatan sel darah merah dan daya angkut oksigen).

(32)

Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2) Nilai normal : 35-45 mmHg SI : 4,7-6,0 kPa

PaCO2 menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh CO2 yang terlarut dalam plasma. Dapat digunakan untuk menentukan efektifi tas ventilasi alveolar dan keadaan asam-basa dalam darah.

Implikasi Klinik:

– Penurunan nilai PaCO2 dapat terjadi pada hipoksia, anxiety/nervousness dan emboli

paru.

– Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru atau penurunan fungsi

pusat pernafasan. Nilai PaCO2 > 60 mgHg perlu mendapat perhatian.

– Umumnya, peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada hipoventilasi sedangkan

(33)

pH

Nilai normal : 7,35-7,45

Nilai kritis: < 7,25 atau >7,55

serum pH menggambarkan keseimbangan asam basa dalam tubuh. Sumberion hidrogen dalam tubuh meliputi asam volatil dan campuran asam (seperti asam laktat dan asam keto)

Implikasi Klinik:

•Umumnya nilai pH akan menurun dalam keadaan asidemia (peningkatan pembentukan asam)

•Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan alkalemia (kehilangan asam)

• Bila melakukan evaluasi nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan HCO3 diketahui juga untuk memperkirakan komponen pernafasan atau metabolik yang mempengaruhi status asam basa.

(34)

Karbon Dioksida (CO2)

Nilai normal : 22 - 32 mEq/L SI unit : 22 - 32 mmol/L

Dalam plasma normal, 95% dari total CO2 terdapat sebagai ionbikarbonat (HCO3 -1), 5% sebagai larutan gas CO2 terlarut dan asam karbonat (H2CO3). Kandungan CO2 plasma terutama adalah bikarbonat, suatu larutan yang bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang larut ini terutama bersifat asam dan diatur oleh paru-paru. Oleh karena itu nilai CO2 plasma menunjukkan konsentrasi bikarbonat.

– Implikasi klinik:

• Peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada muntah yang parah, emfisema, dan aldosteronisme

(35)

 Anion Gap (AG)

Nilai normal : 13-17 mEq/L

Deskripsi:

– Anion gap digunakan untuk mendiagnosa asidosis metabolik. Perhitungan menggunakan

elektrolit yang tersedia dapat membantu perhitungan kation dan anion yang tidak terukur. Kation dan anion yang tidak terukur termasuk Ca+ dan Mg2+, anion yang tidak terukur meliputi protein, fosfat sulfat dan asam organik.

IMPLIKASI KLINIK

– Nilai anion gap yang tinggi (dengan pH tinggi) menunjukkan penciutan volume ekstraseluler

atau pada pemberian penisilin dosis besar.

– Anion gap yang tinggi dengan pH rendah akibat asupan metanol, uremia, asidosis laktat,

etilen glikol, dan ketoasidosis

– Anion gap yang rendah dapat terjadi pada hipoalbuminemia, dilution, hipernatremia,

(36)

Pemeriksaan

Analisa Gas Darah

[H+] dan PCO

2diukur langsung dalam sampel darah arteri. Sampel

ini biasanya diambil dari arteri brakialis atau arteri radialis dan di masukkan ke dalam spuit yang berisi sejumlah kecil heparin

sebagai antikoagulan. Spesimen

(37)

Alat penganalisa Gas Darah

ABL8000 Sampel dimasukkan ke dalam instrumen ana

lisis yang menggunakan elektroda untuk me ngukur konsentrasi ion hidrogen (H +), yang akan diolah dengan hasil sebagai pH, dan tek anan parsial oksigen [PO2] dan gas karbondi oksida.

(38)

Alat analisis gas darah portable tersedia yang dapat di gunakan langsung disamping pasien. Alat analisis gas darah ini menghitung konsentrasi bikarbonat, kandung an oksigen, karbon dioksida total , Base excess dan persentase saturasi oksigen hemoglobin.

Nilai-nilai ini digunakan oleh dokter untuk menilai ting kat hipoksia dan ketidakseimbangan asam-basa

(39)

Metode Pemeriksaan

Elektrolit

ISE(Ion Selective Electrode)

FES(Flame Emission Spectrofotometry) Pemeriksaan dengan spektrofotometer berdasarkan aktivasi enzim AAS(Atomic Absorption Spectrophotometry)

Metode titrasi merkurimete

(40)

1. Pemeriksaan dengan Metode Elektroda Ion Selektif

(Ion Selective Electrode/ISE)

Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida

Metode ISE mempunyai akurasi yang baik, koefisien variasi kurang dari

1,5%, kalibrator dapat dipercaya dan mempunyai program pemantapan mutu

 yang baik.

ISE DIREC:

ISE direk memeriksa secara langsung pada sampel plasma, serum dan darah utuh.

ISE INDIRECT

(41)

Prinsip ISE

Perubahan potensial membran ini diukur dan dihitung , hasilnya kemudian dihubungkan dengan amplifier dan ditampilkan oleh alat.

Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membran.

Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi dengan elektrolit sampel menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak

(42)

SPOTCHEM EL SE-1520

(43)

sampel diencerkan dengan cairan pengencer yang  berisi litium atau sesium, kemudian dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium, kalium, litium, atau sesium bila mengalami pemanasan akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

 Natrium (kuning) : 589 nm Kalium (ungu) : 768 nm

Pancaran cahaya akibat pemanasan ion dipisahkan dengan filter dan dibawa ke detektor  sinar.

PRINSIP :

pengukuran kadar natrium dan kalium.

2. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Emisi Nyala (Flame Emission Spectrofotometry/FES)

(44)

3. Pemeriksaan Dengan Spektrofotometer Berdasarkan

Aktivasi Enzim

Pemeriksaan kadar natrium, kalium, klorida Prinsip pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan

Prinsip pemeriksaan

Natrium

•yaitu aktivasi enzim beta-galaktosidase oleh ion natrium untuk menghidrolisis substrat o-nitrophenyl-β- D-galaktipyranoside (ONPG). Jumlah galaktosa dan o- nitrofenol yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 nm.

Prinsip pemeriksaan

kalium

•dengan metode spektrofotometer adalah ion K+ mengaktivasi enzim tryptophanase

Prinsip pemeriksaan

klorida

•dengan metode spektrofotometer adalah reaksi klorida dengan merkuri thiosianat menjadi merkuri klorida dan ion thiosianat. Ion thiosianat bereaksi dengan ion ferri dan dibaca pada panjang gelombang 480 nm.

(45)

4. Pemeriksaan dengan spektrofotometer atom serapan

(Atomic Absorption Spectrophotometry/ AAS)

  Prinsip pemeriksaan dengan spektrofotometer atom serapan

adalah teknik emisi dengan elemen pada sampel mendapat

sinar dari hollow cathode dan cahaya yang ditimbulkan

diukur sebagai level energi yang paling rendah.

Elemen yang mendapat sinar dalam bentuk ikatan kimia

(atom) dan ditempatkan pada ground state (atom netral).

PRINSIP :

Metode spektrofotometer atom serapan mempunyai sensitivitas spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan metode spektrofotometer nyala emisi.

(46)
(47)

Nama Pemeriksaan Pemeriksaan kadar klorida

Metode Titrasi Merkurimeter

Prinsip Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi dengan larutan merkuri nitrat, dengan penambahan diphenylcarbazone

sebagai indikator. Hg2+ yang bebas, bersama klorida membentuk larutan merkuri klorida yang tidak terionisasi. Kelebihan ion Hg2+ bereaksi dengan diphenylcarbazone membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Titik

akhir dari titrasi adalah saat mulai timbul perubahan warna.

Pemeriksaan Kadar Klorida dengan MetodeTitrasi Merkurimeter

(48)

Nama Pemeriksaan Pemeriksaan kadar klorida

Metode Titrasi Kolorimetrik-Amperometrik

Prinsip Prinsip pemeriksaan kadar klorida dengan metode titrasi kolorimetrik-amperometrik bergantung pada generasi Ag+ dari elektroda perak yang konstan dan pada reaksi dengan klorida membentuk klorida perak yang tidak larut. Interval waktu yang digunakan sebanding dengan kadar klorida pada

sampel.

6. Pemeriksaan Kadar Klorida dengan Metode Titrasi Kolorimetrik-Amperometrik

(49)

Pemeriksaan

Analisa Gas Darah

[H+] dan PCO

2diukur langsung dalam sampel darah arteri. Sampel

ini biasanya diambil dari arteri brakialis atau arteri radialis dan di masukkan ke dalam spuit yang berisi sejumlah kecil heparin

sebagai antikoagulan. Spesimen

(50)

Alat penganalisa Gas Darah

ABL8000 Sampel dimasukkan ke dalam instrumen ana

lisis yang menggunakan elektroda untuk me ngukur konsentrasi ion hidrogen (H +), yang akan diolah dengan hasil sebagai pH, dan tek anan parsial oksigen [PO2] dan gas karbondi oksida.

(51)

Alat analisis gas darah portable tersedia yang dapat di gunakan langsung disamping pasien. Alat analisis gas darah ini menghitung konsentrasi bikarbonat, kandung an oksigen, karbon dioksida total , Base excess dan persentase saturasi oksigen hemoglobin.

Nilai-nilai ini digunakan oleh dokter untuk menilai ting kat hipoksia dan ketidakseimbangan asam-basa

Referensi

Dokumen terkait

Dihimbau kepada Warga Jemaat GPIB “CINERE” demi menjaga ketertiban &amp; keamanan bersama di lingkungan sekitar GPIB “CINERE” dan Komplek Mega Cinere pada tiap ibadah hari

Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan meneliti dengan seksama berkas perkara beserta surat – surat yang berhubungan dengan itu serta berikut salinan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui rendahnya kecakapan kewarganegaraan ( civic skills ) individu siswa sabagai anggota kelas dan kewajibannya

1. Kampung Douwbo dan Syurdori adalah bagian dari Distrik Supiori Timur Kabupaten Supiori berdasrkan aspirasi murni dari masyarakat dan telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum

Hasil penelitian mengenai perilaku sosial anak slow learner yaitu, (1) sportif: anak slow learner jujur saat bermain; (2) tanggung jawab: anak slow learner dapat melaksanakan

Untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang terdapat pada tangan dan rambut pekerja dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan sampel yang mengandung

Akan tetapi, melihat bahwa dalam ruwatan anak ontang anting terdapat banyak sekali unsur Islam, dan tujuan pelaksanaannya pun mengandung nilai yang positif dan tidak