• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sk Pelayanan Hiv-Aids

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sk Pelayanan Hiv-Aids"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN

KELUARGA

NOMOR:

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN HIV-AIDS

DI RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

Menimbang : a.

b.

Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien yang memerlukan Pelayanan Penanggulangan HIV-AIDS.

Bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud huruf a. Perlu menetapkan Kebijakan Pelayanan Penanggulangan HIV-AIDS di Rumah Sakit Harapan Keluarga, yang ditetapkan dengan keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1333/Menkes/Per/11/1988 tentang Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar pelayanan Rumah Sakit.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Kedokteran.

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV-AIDS.

11. Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

12. Keputusan Menteri kesehatan nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

13. Peraturan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat nomor 02/Per/Menko/Kesra/I/2007 tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV-AIDS melalui pengurangan dampak buruk penggunaan Narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

(2)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HARAPAN

KELUARGA TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI RUMAH SAKIT HARAPAN KELUARGA

PASAL 1 PENDAHULUAN

Kesatu : Rumah Sakit Harapan Keluarga membentuk TIM HIV- AIDS. Kedua

Ketiga

: :

Rumah Sakit Harapan Keluarga melaksanakan Pelayanan Penanggulangan HIV- AIDS.

Pelayanan Penanggulangan HIV- AIDS yang dimaksud adalah: a. Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing).

b. Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision). c. Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik).

d. Pelayanan Penunjang. e. Pelaksanaan Rujukan.

PASAL II

PELAYANAN VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

Kesatu Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh Kedelapan : : : : : : : :

Rumah Sakit Harapan Keluarga memberikan Pelayanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela) dan TIPK (Tes HIV Atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).

Pelayanan VCT/KTS adalah : proses konseling sukarela dan tes HIV atas inisiatif individu yang bersangkutan.

Pelayanan VCT dilakukan di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Darurat dan Instalasi Rawat Inap & Intensif.

Pelayanan VCT dilakukan oleh tenaga kesehatan atau konselor terlatih. Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan melalui KTS /TIPK. Pemeriksaan Diagnosis HIV-AIDS dilakukan berdasarkan prinsip konfidensialitas, persetujuan, konseling, pencatatan pelaporan, dan rujukan.

KTS hanya dilakukan pada pasien yang memberikan persetujuan secara tertulis, kecuali dalam hal :

a. Penugasan tertentu dalam kedinasan tentara atau polisi.

b. Keadaan gawat darurat medis untuk tujuan pengobatan pada pasien yang secara klinis telah menunjukkan gejala yang mengarah pada AIDS.

c. Pasien dalam rencana tindakan pembedahan, kebidanan, dan hemodialisa yang sifatnya screening

KTS dilakukan dengan tatap muka atau tidak tatap muka dan dapat dilaksanakan bersama pasangan (couple counseling) atau dalam kelompok (group counseling).

(3)

Kesembilan Kesepuluh Kesebelas : : :

Konselor yang terlatih harus memiliki sertifikat pelatihan konselor HIV-AIDS yang masih berlaku.

Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga medis dan atau teknisi laboratorium yang terlatih.

Setiap pasien TB (Tuberculosis) dilakukan TIPK (Tes HIV Atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan Dan Konseling).atas inisiatif petugas kesehatan dan konseling.

PASAL III

PELAYANAN PMTCT (

Prevention Mother To Child Transmision)

Kesatu : Pelayanan PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision) adalah Upaya Pencegahan penularan dari Ibu ke Anak (PPIA).

Kedua : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anaknya dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan yang meliputi :

a. Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif. b. Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan

dengan HIV.

c. Pencegahan penularan HIV dari Ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya.

d. Pemberian dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada ibu dengan HIV beserta anak dan keluarganya.

Ketiga : Pada pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) pada kunjungan pertama kali, klien diberikan informasi tentang pemeriksaan test HIV-AIDs, Jika setuju, maka dipersilahkan mengisi lembar informed consent

PASAL IV

PELAYANAN IO (Infeksi Oportunistik)

Kesatu : Pelayanan IO (Infeksi Oportunistik) adalah Pelayanan Infeksi Oportunistik yang terjadi pada pasien HIV-AIDS.

Kedua : Pasien HIV-AIDS dengan IO dirawat di ruang Isolasi, dengan sarana dan fasilitas sesuai standar.

Ketiga : Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan terhadap pasien HIV-AIDS harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

Keempat : Pengobatan pasie HIV-AIDS dengan Infeksi Oportunistik yang dilakukan di RS Islam Klaten hanya terbatas pada kasus stadium klinis 1 dan 2 atau jumlah sel limfosit T CD4 lebih dari 350 sel/mm3 (belum memerlukan terapi ARV).

Kelima : RS Islam Klaten tidak bisa memberikan pelayanan IO pada Ibu hamil dengan HIV-AIDS dikarenakan memerlukan terapi ARV, sehingga dilakukan proses rujukan.

Keenam : RS Islam Klaten tidak bisa memberikan pelayanan IO Tuberculosis pada penderita pasien HIV-AIDS dikarenakan memerlukan terapi ARV, sehingga dilakukan proses rujukan.

PASAL V

(4)

Kesatu : Rumah Sakit Harapan Keluarga memberikan Pelayanan penunjang pada pasien HIV-AIDS yang meliputi : pelayanan Gizi, Laboratorium, Radiologi, Pencatatan dan Pelaporan.

Kedua : Pelayanan Gizi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan status gizi dengan pemberian nutrisi yang sesuai kebutuhan pasien HIV-AIDS. Ketiga : - Pelayanan Laboratorium untuk pemeriksaan screening HIV - 1/2

dari sampel dengan metode serial dengan menggunakan kombinasi Reagensi yang didasarkan pada instruksi Permenkes dengan memperhatikan sensitifitas dan spesifitas reagen dan pabrikan dan selalu didahului dengan konseling pra tes atau informasi singkat. - Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan HIV - 1/2 dilakukan

secara khusus yaitu hasil dicatat sesuai kode pasien dan diserahkan langsung kepada konselor

Keempat : Pelayanan Radiologi dilakukan sesuai prosedur.

Kelima : Semua kegiatan penanggulangan HIV-AIDS harus dilakukan Pencatatan dan Pelaporan sesuai dengan pedoman yang berlaku, dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten.

Keenam : Rumah Sakit Harapan Keluarga melakukan pencatatan perawatan, tindak lanjut perawatan pasien HIV serta mendokumentasikannya dalam Rekam Medik.

PASAL VI

PELAKSANAAN RUJUKAN

Kesatu : Rumah Sakit Harapan Keluarga akan melayani pasien sesuai kemampuan sumberdaya yang dimiliki.

Kedua : Apabila rumah sakit tidak mampu melayani pasien dengan HIV-AIDS maka dilakukan rujukan atau alih rawat ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas/sumber daya yang diperlukan oleh pasien.

Ketiga

Keempat : :

Pasien HIV yang dirawat di Rumah Sakit Islam Klaten dilakukan pemeriksaan screening TB (Tuberculosis)

Kriteria Pasien HIV-AID yang harus dirujuk adalah yang memerlukan terapi antiretroviral (ARV), yang di indikasikan pada :

a. kasus stadium klinis 3 dan 4 atau jumlah sel limfosit T CD4 kurang dari 350 sel/mm3.

b. Ibu hamil dengan HIV.

c. Penderita HIV dengan Tuberculosis.

Keempat : Hal-hal lainnya tentang rujukan seperti yang tertulis dalam kebijakan Pelayanan Rujukan QM/KBJ/YANDIS/02/V/2013.

PASAL VII

KETENTUAN PENUTUP

Keputusan direktur ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan akan di evaluasi setiap 3 (tiga) tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan

(5)

Ditetapkan di : Mataram

Pada Tanggal :………2017

dr. Moch. Fuad Plt. Direktur

Tembusan : 1.Semua Unit Terkait 2.Pertinggal

Referensi

Dokumen terkait

Sakit rujukan HIV dan AIDS harus melaporkan setiap pelaksanaan pemberian pelayanan bagi ODHA, maka klinik VCT-CST Rumah Sakit HKBP Balige juga harus melaporkan

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), hingga saat ini ada 80 kasus anak yang terjangkit penyakit HIV dan AIDS yang sedang ditangani.. Ketua tim penanggulangan HIV

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah Implementasi Program pelayanan kesehatan HIV/AIDS di Surakarta megkaji faktor apa sajakah yang mempengaruhi dalam

Penetapan Lanjutan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).. Kelompok Kerja Penanggulangan HIV/AIDS

Kenyataan bahwa dalam era obat antiretroviral, AIDS sudah menjadi penyakit kronik yang harus dikendalikan dan akan memberi harapan pada masyarakat dan penderita HIV/AIDS

Penelitian ini berjudul Pelayanan Bimbingan dan Konseling Islam dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Pasien HIV/AIDS di Klinik VCT Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam pena- nggulangan HIV dan AIDS antara lain adalah layanan program penanggulangan HIV dan AIDS secara

MITOS seputar HIV/AIDS  HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan  Tidak benar karena semua orang bisa tertular baik remaja, dewasa, anak-anak maupun bayi  HIV/AIDS merupakan