atas Pelayanan IGD
atas Pelayanan IGD
Posted onPosted onFebruary 24, 2011February 24, 2011 by byadminadmin
RUMAH SAKIT AKREDITASI.WEB.ID
RUMAH SAKIT AKREDITASI.WEB.ID
@jokoblitar
@jokoblitar
================================================
================================================
ANGKET PELAYANAN IGD
ANGKET PELAYANAN IGD
Tanggal / Jam : ……….
Tanggal / Jam : ……….
Nama pasien
Nama pasien : ………. ( Kami akan rahasiakan identitas anda, boleh tidak diisi: ………. ( Kami akan rahasiakan identitas anda, boleh tidak diisi
)
)
Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam rangka meningkatkan pelayanan di IGD
Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam rangka meningkatkan pelayanan di IGD
Akreditasi.web.i
Akreditasi.web.id, kami mohon d, kami mohon kesediaan anda untuk mengisi angket ini kesediaan anda untuk mengisi angket ini dengan cara memberikandengan cara memberikan
tanda lingkaran pada jawaban yang anda rasa tepat.
tanda lingkaran pada jawaban yang anda rasa tepat. Terimakasih atas bantuan anda, semoga angketTerimakasih atas bantuan anda, semoga angket
ini bermanfaat bagi kita semua
ini bermanfaat bagi kita semua
PERTANYAAN :
PERTANYAAN :
1.
1. Sudahkah Sudahkah pelayanan di IGD RS pelayanan di IGD RS ini ini sesuai dengan yang sesuai dengan yang anda anda inginkan inginkan ??
a.
a. Ya Ya b. b. TidakTidak
2.
2. Apakah Apakah anda anda dilayani dilayani oleh oleh petugas petugas dalam dalam waktu waktu < < 10 10 menit menit ? ? (10 (10 menit menit bisa bisa diganti diganti sesuaisesuai
respon time rs anda)
respon time rs anda)
a.
a. Ya Ya b. b. TidakTidak
3.
a.
a. Ya Ya b. b. TidakTidak
5.
5. Apakah Apakah sikap sikap petugas petugas IGD IGD dalam dalam memberikan memberikan pelayanan pelayanan sudah sudah cukup cukup baik baik ??
a.
a. Ya Ya b. b. TidakTidak
Kritik dan Saran :
Kritik dan Saran :
……… ……… ……… ……… ……… ……… — — 0O00O0 — — TERIMAKASIH TERIMAKASIH Masukkan lemba
Masukkan lembar evaluasi ini Kr evaluasi ini Ke dalam kotak sae dalam kotak saran yang tersediaran yang tersedia
Atau dikirimka
Atau dikirimkan lewat surat ke an lewat surat ke alamat kami.lamat kami. ——
———————————————————————————————————————————————————————————— ——
EVALUASI DAN ANALISA
EVALUASI DAN ANALISA
HASIL ANGKET PELAYANAN
HASIL ANGKET PELAYANAN
IGD AKREDITASI.WEB.ID
IGD AKREDITASI.WEB.ID
Triwulan I/II/III/IV tahun 2011 (* 4 x pertahun)
Triwulan I/II/III/IV tahun 2011 (* 4 x pertahun)
A.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data atau analisis. Pengolahan data dilakukan setiap akhir bulan dan evaluasi dilakukan setiap akhir triwulan.
Dari 150 angket yang disebar kepada keluarga pasien gawat darurat di IGD, kemudian di lakukan penggolahan data sebagai berikut :
Standarisasi Hasil Angket adalah sebagai berikut :
1. Untuk pertanyaan Ya dan Tidak :
Nilai (%) = ( jawaban ya / jumlah soal ) x 100%
Kriteria hasil tersebut di kelompokkan berdasarkan :
a. Pelayanan baik jika didapat hasil > 80 %
b. Pelayanan cukup baik jika didapatkan hasil 60 – 80%
c. Pelayanan kurang baik jika didapatkan hasil < 60 %
2. Untuk saran dan kritik di klasifikasikan secara garis besar, dikelompokkan dalam kelompok besar persoalan.
B. Hasil pengumpulan data
a. Data dengan jawaban Ya atau Tidak
NOMOR RESPONDEN JUMLAH JAWABAN YA PROSENTASE ( % ) KETERANGAN
3. 4 80% Baik 4. 5 100% Baik 5. 3 100% Baik 6. 4 80% Baik 7. 4 80% Baik 8 4 80% Baik 9 3 60% Cukup 10 5 100% Baik 11 5 100% Baik 12 4 80% Baik 13 5 100% Baik 14 3 60% Cukup 15 5 100% Baik 16 4 80% Baik 17 5 100% Baik 18 5 100% Baik
22 5 100% Baik 23 3 60% Cukup 24 3 60% Cukup 25 4 80% Baik 26 4 80% Baik 27 5 100% Baik 28 4 80% Baik 29 5 100% Baik 30 4 80% Baik 31 4 80% Baik 32 4 80% Baik 33 3 60% Cukup 34 3 60% Cukup 35 4 80% Baik 36 4 80% Baik 37 4 80% Baik 38 5 100% Baik
41 5 100% Baik 42 5 100% Baik 43 5 100% Baik 44 4 80% Baik 45 5 100% Baik 46 5 100% Baik 47 4 80% Baik 48 4 80% Baik 49 3 60% Cukup 50 5 100% Baik 51 4 80% Baik 52 5 100% Baik 53 4 80% Baik 54 5 100% Baik 55 3 60% Cukup 56 5 100% Baik
60 5 100% Baik 61 4 80% Baik 62 5 100% Baik 63 5 100% Baik 64 5 100% Baik 65 3 60% Cukup 66 3 60% Cukup 67 5 100% Baik 68 5 100% Baik 69 4 80% Baik 70 4 80% Baik 71 4 80% Baik 72 5 100% Baik 73 5 100% Baik 74 5 100% Baik 75 5 100% Baik 76 3 60% Cukup
79 5 100% Baik 80 5 100% Baik 81 5 100% Baik 82 4 80% Baik 83 5 100% Baik 84 4 80% Baik 85 4 80% Baik 86 5 100% Baik 87 4 80% Baik 88 3 60% Cukup 89 5 100% Baik 90 5 100% Baik 91 4 80% Baik 92 4 80% Baik 93 5 100% Baik 94 4 80% Baik
98 4 80% Baik 99 4 80% Baik 100 3 60% Cukup 101 5 100% Baik 102 3 60% Cukup 103 5 100% Baik 104 5 100% Baik 105 5 100% Baik 106 5 100% Baik 107 5 100% Baik 108 3 60% Cukup 109 4 80% Baik 110 4 80% Baik 111 4 80% Baik 112 4 80% Baik 113 5 100% Baik 114 5 100% Baik
117 5 100% Baik 118 3 60% Cukup 119 5 100% Baik 120 5 100% Baik 121 5 100% Baik 122 4 80% Baik 123 4 80% Baik 124 4 80% Baik 125 4 80% Baik 126 5 100% Baik 127 5 100% Baik 128 5 100% Baik 129 5 100% Baik 130 5 100% Baik 131 5 100% Baik 132 4 80% Baik
136 5 100% Baik 137 4 80% Baik 138 4 80% Baik 139 4 80% Baik 140 5 100% Baik 141 5 100% Baik 142 4 80% Baik 143 3 60% Cukup 144 5 100% Baik 145 5 100% Baik 146 4 80% Baik 147 3 60% Cukup 148 5 100% Baik 149 5 100% Baik 150 5 100% Baik
1) Kurangnya kebersihan dalam ruangan
2) Ruangan terlalu sempit
3) Sebaiknya di beri sekat atau korden
Saran :
1) Perlu di jaga kebersihan dalam ruangan maupun pada pasien
2) Perlu adanya penambahan atau pelebaran ruangan
3) Agar antara pasien satu dengan yang lain dapat tenang mohon adanya sekat.
C. Kesimpulan
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden sebagian besar ( 88,6 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di IGD Akreditasi.web.id Baik. Data ini juga di dukung dengan adanya kritik dan Saran yang dapat meningkatkan pelayanan di IGD Akreditasi.web.id.
D. Rekomendasi
1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.
2) Perencanaan kedepan untuk memperluas ruang IGD sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kegawat daruratan di IGD Akreditasi.web.id.
DAFTAR BUKU PANDUAN
YANG DI BUTUHKAN
AKREDITASI RS VER 2012
Posted on October 6, 2014 by admin — No Comments ↓1. Panduan alat pelindung diri 2. Panduan asesmen pasien
3. Panduan bahan berbahaya dan beracun 4. Panduan kebersihan tangan
5. Panduan do not resuscitate 6. Panduan edukasi ppirs
7. Panduan hak bantuan hidup dasar 8. Panduan hak pasien dan keluarga 9. Panduan pelayanan kerohanian 10. Panduan hak second opinion 11. Panduan kawasan tanpa rokok
12. Panduan kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi 13. Panduan ketepatan identifikasi pasien
14. Panduan peningkatan komunikasi efektif 15. Panduan manajemen linen dan laundry 16. Panduan manajemen risiko
17. Panduan manajemen tanggap darurat 18. Panduan manajemen utiliti
19. Panduan manajerial tuberkulosis dengan strategi dots 20. Panduan manajemen nyeri
21. Panduan metode kangguru pada berat bayi lahir rendah 22. Panduan pelayanan ambulan
23. Panduan pelayanan pasien dengan keterbatasan 24. Panduan pemberian informasi dan edukasi
29. Panduan penundaan pelayanan
30. Panduan penyelesaian keluhan pasien dan keluarga 31. Panduan perlindungan harta
32. Panduan perlindungan kebutuhan privasi
33. Panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik, usia lanjut, penderita cacat, anak-anak dan yang berisiko disakiti
34. Panduan persetujuan tindakan medis
35. Panduan pelayanan informasi obat dan konseling 36. Panduan rawat gabung ibu dan bayi
37. Panduan rencana pemulangan pasien 38. Panduan restrain
39. Panduan rujukan tuberkulosis
40. Panduan sanitasi penyajian makanan 41. Panduan sterilisasi
42. Panduan pelayanan tahap terminal 43. Panduan triage
44. Panduan skrining pasien 45. Panduan kebersihan 46. Panduan ponek 24 jam
47. Panduan pelayanan informasi dan pengambilan keputusan 48. Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 49. Panduan inisiasi menyusu dini dan air susu ibu eksklusif 50. Panduan pemeliharaan alat medis dan non medis
51. Panduan penarikan dan penghapusan alat medis 52. Panduan penolakan pengobatan
53. Panduan transfer pasien
54. Panduan pelayanan kemoterapi 55. Panduan surveilans
56. Panduan kamar jenasah
3. Panduan Praktik Klinis Obstetri & Ginekologi 4. Panduan Praktik Klinis Penyakit Dalam
5. Panduan Praktik Klinis Saraf 6. Panduan Praktik Klinis Bedah
7. Panduan Praktik Klinis Anestesiologi 8. Panduan Praktik Klinis Mata
9. Panduan Praktik Klinis Penyakit Anak 10. Panduan Praktik Klinis Radiologi 11. Panduan Praktik Klinis THT
12. Panduan Praktik Klinis Penyakit Dalam 13. dll
KEGIATAN PENCEGAHAN
INFEKSI RUMAH SAKIT
Posted on November 14, 2010 by admin
Pencegahan terhadap penyakit infeksi rumah sakit di rumah sakit dimaksudkan untuk menghindari terjadinya infeksi selama pasien di rawat di rumah sakit. Adapun upaya pencegahan infeksi rumah sakit dibedakan antara lain :
1. Kewaspadaan Universal
Universal precautions atau kewaspadaan universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan oleh Rs akreditasi.web.id Blitar untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun saran pelayanan kesehatan lainnya.Adapun konsep yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh tertentu harus dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan menularkan HIV, HBV dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui darah.
Semua petugas kesehatan harus rutin menggunakan sarana yang dapat mencegah kontak kulit dan
selaput lendir dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari setiap pasien yang dilayani
Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan bila :
Menyentuh darah atau cairan tubuh, selaput lendir, atau kulit yang tidak utuh
Mengelola berbagai peralatan dan sarana kesehatan / kedokteran yang tercemar darah atau cairan
tubuh
Mengerjakan suntikan vena atau segala prosedur yang menyangkut pembuluh darah
Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung wajah bila mengerjakan prosedur
yang memungkinkan terjadinya cipratan darah atau cairan tubuh guna mencegah terpaparnya selaput lendir pada mulut, hidung dan mata
Petugas kesehatan harus memakai jas perawat khusus selama melakukan tindakan yang mungkin
akan menimbulkan cipratan darah atau cairan tubuh lainnya
Tangan dan bagian tubuh lainnya harus segera dicuci sebersih mungkin bila terkontaminasi oleh
darah atau cairan tubuh lainnya. Setiap saat setelah melepas sarung tangan, tangan harus segera dicuci
Semua petugas kesehatan harus selalu waspada terhadap kemungkinan tertusuk jarum, pisau dan
benda / alat tajam lainnya selama pelaksanaan tindakan, saat membersihkan / mencuci peralatan, saat membuang sampah, atau ketika membenahi peralatan setelah berlangsungnya suatu prosedur / tindakan. Untuk mencapai tujuan ini maka jangan menutup kembali jarum suntik selesai
dipakai, jangan sengaja membengkokkan, atau mematahkan jarum suntik dengan menggunakan tangan. Setelah segala benda tajam selesai digunakan, maka harus ditempatkan di suatu tempat wadah khusus yang tahan / anti tusukan. Wadah ini harus berada sedekat mungkin atau mudah dicapai disekitar area tindakan. Kemudian wadah kumpulan benda tajam tersebut harus terjamin aman untuk transportasi ke tempat pemusnah alat ataupun dalam proses pengenyahan
Walaupun air liur belum terbukti menularkan HIV, tindakan resusitasi dengan cara da ri mulut ke
mulut harus dihindari. Dengan demikian di setiap tempat yang mungkin akan kedapatan kasus yang memerlukan resusitasi, perlu disediakan alat resusitasi
Petugas kesehatan yang sedang mengalami perlukaan atau ada lesi yang mengeluarkan cairan
Dengan menerapkan kewaspadaan universal setiap petugas kesehatan dapat terlindung
semaksimal mungkin dari kemungkinan terpapar oleh infeksi penyakit yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh baik dari kasus yang terdiagnosis maupun yang tidak terdiagnosis. Sebagai keuntungan tambahan, transmisi dari kebanyakan infeksi yang ditularkan dengan cara lainpun terhadap petugas kesehatan dan pasien akan dikurangi pula
b. Beberapa petunjuk khusus dalam pelayanan kewaspadaan universal
1. Kewaspadaan dalam tindakan tindakan medik
Segala prosedur pembedahan yang membuka jaringan organ,pembuluh darah, pertolongan persalinan , maupun tindakan abortus dan prosedur gigi mulut termasuk dalam tindakan medik invasif beresiko tinggi untuk menularkan HIV Pagi tenaga dokter atau tenaga pelaksana lainnya untuk memutuskan rantai penularan diperlukan barier berupa :
- kacamata pelindung
- masker pelindung hidung dan mulut
- plastik penutup badan ( scort )
- sarung tangann
- penutup kaki
2. Kegiatan di Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat umumnya melayani kasus kecelakaan maupun kasus emergensi lainnya harus menyediakan segala peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kewaspadaan universal. Sarana seperti sarung tangan, masker dan skort khusus harus selalu ada, mudah dicapai dan mudah dipakai. Alat resusitasi harus tersedia dalam keadaan siap pakai dan ada petugas yang terlatih untuk menggunakannya. Di setiap tindakan pelayanan emergensi harus selalu tersedia wadah khusus untuk
Dalam prosedur operasi, selain oleh darah secara kontak langsung, tertusuknya bagian dari tubuh
oleh benda tajam merupakan kecelakaan yang harus dicegah. Oleh karena itu instrumen yang tajam jangan diberikan secara langsung ke dan dari operator oleh asisten atau instrumentator. Untuk memudahkan hal ini dipakai nampan guna menyerahkan instrumen tajam tersebut ataupun mengembalikannya. Operator bertanggung jawab untuk menempatkan benda tajam secara aman.
Pada saat menjahit lakukanlah prosedur sedemikian rupa sehingga jari tangan terhindar dari
tusukan
Memisahkan jaringan: jangan gunakan tangan untuk memindahkan jaingan karena tindakan ini
akan menambah risiko.
Operasi sulit, untuk operasi yang membutuhkan waktu lebih dari 60 menit dan lapangan kerjanya
yang sulit ( sempit ) dianjurkan untuk mengunakan sarung tangan ganda. Melepaskan baju
operasi dilakukan sebelum membuka sarung tangan agar tidak terpapar oleh darah / cairan tubuh dari baju operasi tersebut.
Pencucian instrumen bekas pakai sebaiknya secara mekanik, bila mencuci secara menual, petugas
tersebut harus menggunakan sarung tangan rumah tangga dan instrumen tersebut sebelumnya telah mengalami proses dekontaminasi dengan merendam dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit
4. Kegiatan di kamar bersalin
Disamping memperhatikan kebutuhan barier yang telah disebutkan di atas, hal – hal yang perlu
diingat adalah :
Kegiatan di kamar bersalin yang membutuhkan lengan / tangan untuk memanipulasi intrauterin
tentunya harus menggunakan skort dan sarung tangan yang mencapai siku
Penolong bayi baru lahir harus menggunakan sarung tangan
Cara pengisapan lendir bayi segera lahir, hindari terjadinya cipratan darah
ASI dari ibu yang terinfeksi HIV mempunyai risiko untuk bayi baru lahir, akan tetapi tidak
berisiko untuk tenaga kesehatan
Pakailah obat – obatan sedapat – dapatnya untuk 1 dosis dengan 1 kali pemberian Menutup spuit adalah prosedur risiko tinggi
6. Lokasi kegiatan lainnya yang memerlukan perhatian adalah di mobil ambulan, ruang emergency, laboratorium serta kamar jenasah.
c. Manajemen untuk tenaga kesehatan yang terpapar darah atau cairan tubuh.
Paparan secara parenteral melalui tusukan jarum, terpotong dan lainya adalah dengan
mengeluarkan darah sebanyak – banyaknya, cuci dengan sabun dan air atau denagn air saja sebanyak – banyaknya
Paparan pada membran mukosa melalui cipratan ke mata adalah dengan cuci mata secara
―gentle‖ dengan mata dalam keadaan terbuka menggunakan air atau cairan NaCl
Paparan pada mulut adalah dengan mengeluarkan cairan infektif tersebut dengan cara meludah ,
kemudian kumur – kumur dengan air beberapa kali.
Paparan pada kulit yang utuh maupun kulit yang sedang mengalami perlukaan, lecet atau
dermatitis : cucilah sebersih mungkin dengan air dan sabun antiseptik
2. Tindakan Invasif
a. Tindakan invasif sederhana adalah suatu tindakan memasukan alat kesehatan ke dalam tubuh pasien sehingga memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan meyebar ke jaringan
b. Tindakan invasif operasi adalah suatu tindakan yang melakukan penyayatan pada tubuh pasien, dan dengan demikian memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh pasien dan menyebar
c. Sumber infeksi pada tindakan invasif adalah :
- Tidak memperhatikan kesehatan perorangan
- Bekerja ceroboh dan masa bodoh terhadap linkungan
- Tidak menguasai tindakan yang dilakukan
- dll
3. Tindakan Non Invasif
Tindakan non invasif adalah suatu tindakan medis dengan menggunakan alat kesehatan tanpa memasukkan kedalam tubuh pasien yang memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam jaringan
Sumber infeksi pada tindakan non invasif dapat terjadi karena kontak langsung antara pasien
dengan pasien lain, dan pasien dengan petugas
Sumber kontaminasi dapat berasal dari :
- Udara yang lembab atau uap air
- Perlengkapan dan peralatan dirumah sakit
- Personalia di rumah sakit
- Air yang tidak disuling dan disterilkan
- Ruang yang tidak dibersihkan dan didesinfektan
- Pasien Yang telah terinfeksi
infeksi.
Surveilans adalah pengamatan yang sistematis dan terus – menerus terhadap timbulnya penyakit dan penyebarannya pada suatu populasi serta terhadap keadaan atau peristiwa yang menebabkan
meningkat atau menurunnya resiko untuk terjadinya penyebaran penyakit
Bila terjadi kejadian luar biasa ( KLB ) infeksi nosokomial, maka perlu diadakan penyelidikan untuk mengetahui sumber dan cara penularan serta untuk melaksanakan upaya penanggulangannya. Dalam pelaksanaan surveilans, khususnya penyelidikan KLB, perlu didukung oleh pemeriksaan
laboratorium.Agar pemeriksaan laboratorium sesuai dengan hasil yang diharapkan dan menghindari kesalahan yang sering terjadi dalam pengolahan bahan/spesimen, maka pelaksanaannya harus
berdasarkan pedoman cara-cara pengambilan bahan, penyimpanan dan pengiriman bahan mikrobiologi.
1. Metode / Cara Surveilans
Kegiatan surveilans dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Surveilans Komprehensif
Yaitu pemantauan kejadian infeksi diseluruh rumah sakit
b. Surveilans Selektif
Yaitu pemantauan jenis infeksi tertentu atau bagian pelayanan tertentu saja.
Surveilans selektif antara lain sebagai berikut :
Surveilans periodik komprehensif, dilakukan dalam interval waktu tertentu. Surveilans menurut jenis pelayanan, misal infeksi luka operasi untuk bagian bedah
tertentu
‹ Membuat Buku Pedoman Instalasi Gawat Darurat
Contoh : Membuat Prosedur ›
Posted inAkreditasi RS,PIRSTagged with:cuci tangan, infeksi,inos,nosokomial, perbaikan sarana, pirs,sampah