• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angket Kepuasan Pelanggan Atas Pelayanan IGD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Angket Kepuasan Pelanggan Atas Pelayanan IGD"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

atas Pelayanan IGD

atas Pelayanan IGD

Posted on

Posted onFebruary 24, 2011February 24, 2011 by byadminadmin

RUMAH SAKIT AKREDITASI.WEB.ID

RUMAH SAKIT AKREDITASI.WEB.ID

@jokoblitar

@jokoblitar

================================================

================================================

ANGKET PELAYANAN IGD

ANGKET PELAYANAN IGD

Tanggal / Jam : ……….

Tanggal / Jam : ……….

 Nama pasien

 Nama pasien : ………. ( Kami akan rahasiakan identitas anda, boleh tidak diisi: ………. ( Kami akan rahasiakan identitas anda, boleh tidak diisi

)

)

Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam rangka meningkatkan pelayanan di IGD

Bapak / Ibu / Saudara yang terkasih dalam rangka meningkatkan pelayanan di IGD

Akreditasi.web.i

Akreditasi.web.id, kami mohon d, kami mohon kesediaan anda untuk mengisi angket ini kesediaan anda untuk mengisi angket ini dengan cara memberikandengan cara memberikan

tanda lingkaran pada jawaban yang anda rasa tepat.

tanda lingkaran pada jawaban yang anda rasa tepat. Terimakasih atas bantuan anda, semoga angketTerimakasih atas bantuan anda, semoga angket

ini bermanfaat bagi kita semua

ini bermanfaat bagi kita semua

PERTANYAAN :

PERTANYAAN :

1.

1. Sudahkah Sudahkah pelayanan di IGD RS pelayanan di IGD RS ini ini sesuai dengan yang sesuai dengan yang anda anda inginkan inginkan ??

a.

a. Ya Ya b. b. TidakTidak

2.

2. Apakah Apakah anda anda dilayani dilayani oleh oleh petugas petugas dalam dalam waktu waktu < < 10 10 menit menit ? ? (10 (10 menit menit bisa bisa diganti diganti sesuaisesuai

respon time rs anda)

respon time rs anda)

a.

a. Ya Ya b. b. TidakTidak

3.

(2)

a.

a. Ya Ya b. b. TidakTidak

5.

5. Apakah Apakah sikap sikap petugas petugas IGD IGD dalam dalam memberikan memberikan pelayanan pelayanan sudah sudah cukup cukup baik baik ??

a.

a. Ya Ya b. b. TidakTidak

Kritik dan Saran :

Kritik dan Saran :

……… ……… ……… ……… ……… ………  —   — 0O00O0 —  —  TERIMAKASIH TERIMAKASIH  Masukkan lemba

 Masukkan lembar evaluasi ini Kr evaluasi ini Ke dalam kotak sae dalam kotak saran yang tersediaran yang tersedia

 Atau dikirimka

 Atau dikirimkan lewat surat ke an lewat surat ke alamat kami.lamat kami.  ——

 ———————————————————————————————————————————————————————————— —— 

EVALUASI DAN ANALISA

EVALUASI DAN ANALISA

HASIL ANGKET PELAYANAN

HASIL ANGKET PELAYANAN

IGD AKREDITASI.WEB.ID

IGD AKREDITASI.WEB.ID

Triwulan I/II/III/IV tahun 2011 (* 4 x pertahun)

Triwulan I/II/III/IV tahun 2011 (* 4 x pertahun)

A.

(3)

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data atau analisis. Pengolahan data dilakukan setiap akhir bulan dan evaluasi dilakukan setiap akhir triwulan.

Dari 150 angket yang disebar kepada keluarga pasien gawat darurat di IGD, kemudian di lakukan  penggolahan data sebagai berikut :

Standarisasi Hasil Angket adalah sebagai berikut :

1. Untuk pertanyaan Ya dan Tidak :

 Nilai (%) = ( jawaban ya / jumlah soal ) x 100%

Kriteria hasil tersebut di kelompokkan berdasarkan :

a. Pelayanan baik jika didapat hasil > 80 %

 b. Pelayanan cukup baik jika didapatkan hasil 60 –  80%

c. Pelayanan kurang baik jika didapatkan hasil < 60 %

2. Untuk saran dan kritik di klasifikasikan secara garis besar, dikelompokkan dalam kelompok  besar persoalan.

B. Hasil pengumpulan data

a. Data dengan jawaban Ya atau Tidak

NOMOR  RESPONDEN JUMLAH JAWABAN YA PROSENTASE ( % ) KETERANGAN

(4)

3. 4 80% Baik 4. 5 100% Baik 5. 3 100% Baik 6. 4 80% Baik 7. 4 80% Baik 8 4 80% Baik 9 3 60% Cukup 10 5 100% Baik 11 5 100% Baik 12 4 80% Baik 13 5 100% Baik 14 3 60% Cukup 15 5 100% Baik 16 4 80% Baik 17 5 100% Baik 18 5 100% Baik

(5)

22 5 100% Baik 23 3 60% Cukup 24 3 60% Cukup 25 4 80% Baik 26 4 80% Baik 27 5 100% Baik 28 4 80% Baik 29 5 100% Baik 30 4 80% Baik 31 4 80% Baik 32 4 80% Baik 33 3 60% Cukup 34 3 60% Cukup 35 4 80% Baik 36 4 80% Baik 37 4 80% Baik 38 5 100% Baik

(6)

41 5 100% Baik 42 5 100% Baik 43 5 100% Baik 44 4 80% Baik 45 5 100% Baik 46 5 100% Baik 47 4 80% Baik 48 4 80% Baik 49 3 60% Cukup 50 5 100% Baik 51 4 80% Baik 52 5 100% Baik 53 4 80% Baik 54 5 100% Baik 55 3 60% Cukup 56 5 100% Baik

(7)

60 5 100% Baik 61 4 80% Baik 62 5 100% Baik 63 5 100% Baik 64 5 100% Baik 65 3 60% Cukup 66 3 60% Cukup 67 5 100% Baik 68 5 100% Baik 69 4 80% Baik 70 4 80% Baik 71 4 80% Baik 72 5 100% Baik 73 5 100% Baik 74 5 100% Baik 75 5 100% Baik 76 3 60% Cukup

(8)

79 5 100% Baik 80 5 100% Baik 81 5 100% Baik 82 4 80% Baik 83 5 100% Baik 84 4 80% Baik 85 4 80% Baik 86 5 100% Baik 87 4 80% Baik 88 3 60% Cukup 89 5 100% Baik 90 5 100% Baik 91 4 80% Baik 92 4 80% Baik 93 5 100% Baik 94 4 80% Baik

(9)

98 4 80% Baik 99 4 80% Baik 100 3 60% Cukup 101 5 100% Baik 102 3 60% Cukup 103 5 100% Baik 104 5 100% Baik 105 5 100% Baik 106 5 100% Baik 107 5 100% Baik 108 3 60% Cukup 109 4 80% Baik 110 4 80% Baik 111 4 80% Baik 112 4 80% Baik 113 5 100% Baik 114 5 100% Baik

(10)

117 5 100% Baik 118 3 60% Cukup 119 5 100% Baik 120 5 100% Baik 121 5 100% Baik 122 4 80% Baik 123 4 80% Baik 124 4 80% Baik 125 4 80% Baik 126 5 100% Baik 127 5 100% Baik 128 5 100% Baik 129 5 100% Baik 130 5 100% Baik 131 5 100% Baik 132 4 80% Baik

(11)

136 5 100% Baik 137 4 80% Baik 138 4 80% Baik 139 4 80% Baik 140 5 100% Baik 141 5 100% Baik 142 4 80% Baik 143 3 60% Cukup 144 5 100% Baik 145 5 100% Baik 146 4 80% Baik 147 3 60% Cukup 148 5 100% Baik 149 5 100% Baik 150 5 100% Baik

(12)

1) Kurangnya kebersihan dalam ruangan

2) Ruangan terlalu sempit

3) Sebaiknya di beri sekat atau korden

Saran :

1) Perlu di jaga kebersihan dalam ruangan maupun pada pasien

2) Perlu adanya penambahan atau pelebaran ruangan

3) Agar antara pasien satu dengan yang lain dapat tenang mohon adanya sekat.

C. Kesimpulan

Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui dari 150 responden sebagian besar ( 88,6 % ) responden menerangkan bahwa pelayanan di IGD Akreditasi.web.id Baik. Data ini juga di dukung dengan adanya kritik dan Saran yang dapat meningkatkan pelayanan di IGD Akreditasi.web.id.

D. Rekomendasi

1) Melakukan survey kepusan pasien secara berkala tiap 3 bulan sekali untuk dapat mengetahui tingkat pelayanan yang telah diberikan.

2) Perencanaan kedepan untuk memperluas ruang IGD sebagai upaya untuk meningkatkan  pelayanan kegawat daruratan di IGD Akreditasi.web.id.

(13)

DAFTAR BUKU PANDUAN

 YANG DI BUTUHKAN

AKREDITASI RS VER 2012

Posted on October 6, 2014 by admin —  No Comments ↓

1. Panduan alat pelindung diri 2. Panduan asesmen pasien

3. Panduan bahan berbahaya dan beracun 4. Panduan kebersihan tangan

5. Panduan do not resuscitate 6. Panduan edukasi ppirs

7. Panduan hak bantuan hidup dasar  8. Panduan hak pasien dan keluarga 9. Panduan pelayanan kerohanian 10. Panduan hak second opinion 11. Panduan kawasan tanpa rokok 

12. Panduan kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi 13. Panduan ketepatan identifikasi pasien

14. Panduan peningkatan komunikasi efektif  15. Panduan manajemen linen dan laundry 16. Panduan manajemen risiko

17. Panduan manajemen tanggap darurat 18. Panduan manajemen utiliti

19. Panduan manajerial tuberkulosis dengan strategi dots 20. Panduan manajemen nyeri

21. Panduan metode kangguru pada berat bayi lahir rendah 22. Panduan pelayanan ambulan

23. Panduan pelayanan pasien dengan keterbatasan 24. Panduan pemberian informasi dan edukasi

(14)

29. Panduan penundaan pelayanan

30. Panduan penyelesaian keluhan pasien dan keluarga 31. Panduan perlindungan harta

32. Panduan perlindungan kebutuhan privasi

33. Panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik, usia lanjut, penderita cacat, anak-anak dan yang  berisiko disakiti

34. Panduan persetujuan tindakan medis

35. Panduan pelayanan informasi obat dan konseling 36. Panduan rawat gabung ibu dan bayi

37. Panduan rencana pemulangan pasien 38. Panduan restrain

39. Panduan rujukan tuberkulosis

40. Panduan sanitasi penyajian makanan 41. Panduan sterilisasi

42. Panduan pelayanan tahap terminal 43. Panduan triage

44. Panduan skrining pasien 45. Panduan kebersihan 46. Panduan ponek 24 jam

47. Panduan pelayanan informasi dan pengambilan keputusan 48. Panduan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal 49. Panduan inisiasi menyusu dini dan air susu ibu eksklusif  50. Panduan pemeliharaan alat medis dan non medis

51. Panduan penarikan dan penghapusan alat medis 52. Panduan penolakan pengobatan

53. Panduan transfer pasien

54. Panduan pelayanan kemoterapi 55. Panduan surveilans

56. Panduan kamar jenasah

(15)

3. Panduan Praktik Klinis Obstetri & Ginekologi 4. Panduan Praktik Klinis Penyakit Dalam

5. Panduan Praktik Klinis Saraf  6. Panduan Praktik Klinis Bedah

7. Panduan Praktik Klinis Anestesiologi 8. Panduan Praktik Klinis Mata

9. Panduan Praktik Klinis Penyakit Anak  10. Panduan Praktik Klinis Radiologi 11. Panduan Praktik Klinis THT

12. Panduan Praktik Klinis Penyakit Dalam 13. dll

KEGIATAN PENCEGAHAN

INFEKSI RUMAH SAKIT

Posted on November 14, 2010 by admin

Pencegahan terhadap penyakit infeksi rumah sakit di rumah sakit dimaksudkan untuk menghindari terjadinya infeksi selama pasien di rawat di rumah sakit. Adapun upaya pencegahan infeksi rumah sakit dibedakan antara lain :

1. Kewaspadaan Universal

Universal precautions atau kewaspadaan universal adalah suatu pedoman yang ditetapkan oleh Rs akreditasi.web.id Blitar untuk mencegah penyebaran dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit maupun saran pelayanan kesehatan lainnya.Adapun konsep yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh tertentu harus dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan menularkan HIV, HBV dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui darah.

(16)

 Semua petugas kesehatan harus rutin menggunakan sarana yang dapat mencegah kontak kulit dan

selaput lendir dengan darah atau cairan tubuh lainnya dari setiap pasien yang dilayani

 Petugas kesehatan harus menggunakan sarung tangan bila :

 Menyentuh darah atau cairan tubuh, selaput lendir, atau kulit yang tidak utuh

 Mengelola berbagai peralatan dan sarana kesehatan / kedokteran yang tercemar darah atau cairan

tubuh

 Mengerjakan suntikan vena atau segala prosedur yang menyangkut pembuluh darah

 Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung wajah bila mengerjakan prosedur

yang memungkinkan terjadinya cipratan darah atau cairan tubuh guna mencegah terpaparnya selaput lendir pada mulut, hidung dan mata

 Petugas kesehatan harus memakai jas perawat khusus selama melakukan tindakan yang mungkin

akan menimbulkan cipratan darah atau cairan tubuh lainnya

 Tangan dan bagian tubuh lainnya harus segera dicuci sebersih mungkin bila terkontaminasi oleh

darah atau cairan tubuh lainnya. Setiap saat setelah melepas sarung tangan, tangan harus segera dicuci

 Semua petugas kesehatan harus selalu waspada terhadap kemungkinan tertusuk jarum, pisau dan

 benda / alat tajam lainnya selama pelaksanaan tindakan, saat membersihkan / mencuci peralatan, saat membuang sampah, atau ketika membenahi peralatan setelah berlangsungnya suatu prosedur / tindakan. Untuk mencapai tujuan ini maka jangan menutup kembali jarum suntik selesai

dipakai, jangan sengaja membengkokkan, atau mematahkan jarum suntik dengan menggunakan tangan. Setelah segala benda tajam selesai digunakan, maka harus ditempatkan di suatu tempat wadah khusus yang tahan / anti tusukan. Wadah ini harus berada sedekat mungkin atau mudah dicapai disekitar area tindakan. Kemudian wadah kumpulan benda tajam tersebut harus terjamin aman untuk transportasi ke tempat pemusnah alat ataupun dalam proses pengenyahan

 Walaupun air liur belum terbukti menularkan HIV, tindakan resusitasi dengan cara da ri mulut ke

mulut harus dihindari. Dengan demikian di setiap tempat yang mungkin akan kedapatan kasus yang memerlukan resusitasi, perlu disediakan alat resusitasi

 Petugas kesehatan yang sedang mengalami perlukaan atau ada lesi yang mengeluarkan cairan

(17)

 Dengan menerapkan kewaspadaan universal setiap petugas kesehatan dapat terlindung

semaksimal mungkin dari kemungkinan terpapar oleh infeksi penyakit yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh baik dari kasus yang terdiagnosis maupun yang tidak terdiagnosis. Sebagai keuntungan tambahan, transmisi dari kebanyakan infeksi yang ditularkan dengan cara lainpun terhadap petugas kesehatan dan pasien akan dikurangi pula

b. Beberapa petunjuk khusus dalam pelayanan kewaspadaan universal

1. Kewaspadaan dalam tindakan tindakan medik

Segala prosedur pembedahan yang membuka jaringan organ,pembuluh darah, pertolongan persalinan , maupun tindakan abortus dan prosedur gigi mulut termasuk dalam tindakan medik invasif beresiko tinggi untuk menularkan HIV Pagi tenaga dokter atau tenaga pelaksana lainnya untuk memutuskan rantai penularan diperlukan barier berupa :

- kacamata pelindung

- masker pelindung hidung dan mulut

- plastik penutup badan ( scort )

- sarung tangann

- penutup kaki

2. Kegiatan di Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Gawat Darurat umumnya melayani kasus kecelakaan maupun kasus emergensi lainnya harus menyediakan segala peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan kewaspadaan universal. Sarana seperti sarung tangan, masker dan skort khusus harus selalu ada, mudah dicapai dan mudah dipakai. Alat resusitasi harus tersedia dalam keadaan siap pakai dan ada petugas yang terlatih untuk menggunakannya. Di setiap tindakan pelayanan emergensi harus selalu tersedia wadah khusus untuk

(18)

 Dalam prosedur operasi, selain oleh darah secara kontak langsung, tertusuknya bagian dari tubuh

oleh benda tajam merupakan kecelakaan yang harus dicegah. Oleh karena itu instrumen yang tajam jangan diberikan secara langsung ke dan dari operator oleh asisten atau instrumentator. Untuk memudahkan hal ini dipakai nampan guna menyerahkan instrumen tajam tersebut ataupun mengembalikannya. Operator bertanggung jawab untuk menempatkan benda tajam secara aman.

 Pada saat menjahit lakukanlah prosedur sedemikian rupa sehingga jari tangan terhindar dari

tusukan

 Memisahkan jaringan: jangan gunakan tangan untuk memindahkan jaingan karena tindakan ini

akan menambah risiko.

 Operasi sulit, untuk operasi yang membutuhkan waktu lebih dari 60 menit dan lapangan kerjanya

yang sulit ( sempit ) dianjurkan untuk mengunakan sarung tangan ganda. Melepaskan baju

operasi dilakukan sebelum membuka sarung tangan agar tidak terpapar oleh darah / cairan tubuh dari baju operasi tersebut.

 Pencucian instrumen bekas pakai sebaiknya secara mekanik, bila mencuci secara menual, petugas

tersebut harus menggunakan sarung tangan rumah tangga dan instrumen tersebut sebelumnya telah mengalami proses dekontaminasi dengan merendam dalam larutan chlorin 0,5 % selama 10 menit

4. Kegiatan di kamar bersalin

 Disamping memperhatikan kebutuhan barier yang telah disebutkan di atas, hal –  hal yang perlu

diingat adalah :

 Kegiatan di kamar bersalin yang membutuhkan lengan / tangan untuk memanipulasi intrauterin

tentunya harus menggunakan skort dan sarung tangan yang mencapai siku

 Penolong bayi baru lahir harus menggunakan sarung tangan

 Cara pengisapan lendir bayi segera lahir, hindari terjadinya cipratan darah

 ASI dari ibu yang terinfeksi HIV mempunyai risiko untuk bayi baru lahir, akan tetapi tidak

 berisiko untuk tenaga kesehatan

(19)

 Pakailah obat – obatan sedapat –  dapatnya untuk 1 dosis dengan 1 kali pemberian  Menutup spuit adalah prosedur risiko tinggi

6. Lokasi kegiatan lainnya yang memerlukan perhatian adalah di mobil ambulan, ruang emergency, laboratorium serta kamar jenasah.

c. Manajemen untuk tenaga kesehatan yang terpapar darah atau cairan tubuh.

 Paparan secara parenteral melalui tusukan jarum, terpotong dan lainya adalah dengan

mengeluarkan darah sebanyak –  banyaknya, cuci dengan sabun dan air atau denagn air saja sebanyak –  banyaknya

 Paparan pada membran mukosa melalui cipratan ke mata adalah dengan cuci mata secara

―gentle‖ dengan mata dalam keadaan terbuka menggunakan air atau cairan NaCl

 Paparan pada mulut adalah dengan mengeluarkan cairan infektif tersebut dengan cara meludah ,

kemudian kumur –  kumur dengan air beberapa kali.

 Paparan pada kulit yang utuh maupun kulit yang sedang mengalami perlukaan, lecet atau

dermatitis : cucilah sebersih mungkin dengan air dan sabun antiseptik

2. Tindakan Invasif

a. Tindakan invasif sederhana adalah suatu tindakan memasukan alat kesehatan ke dalam tubuh  pasien sehingga memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan meyebar ke jaringan

 b. Tindakan invasif operasi adalah suatu tindakan yang melakukan penyayatan pada tubuh pasien, dan dengan demikian memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh pasien dan menyebar

c. Sumber infeksi pada tindakan invasif adalah :

- Tidak memperhatikan kesehatan perorangan

(20)

- Bekerja ceroboh dan masa bodoh terhadap linkungan

- Tidak menguasai tindakan yang dilakukan

- dll

3. Tindakan Non Invasif

Tindakan non invasif adalah suatu tindakan medis dengan menggunakan alat kesehatan tanpa memasukkan kedalam tubuh pasien yang memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam jaringan

 Sumber infeksi pada tindakan non invasif dapat terjadi karena kontak langsung antara pasien

dengan pasien lain, dan pasien dengan petugas

 Sumber kontaminasi dapat berasal dari :

- Udara yang lembab atau uap air

- Perlengkapan dan peralatan dirumah sakit

- Personalia di rumah sakit

- Air yang tidak disuling dan disterilkan

- Ruang yang tidak dibersihkan dan didesinfektan

- Pasien Yang telah terinfeksi

(21)

infeksi.

Surveilans adalah pengamatan yang sistematis dan terus  –  menerus terhadap timbulnya penyakit dan  penyebarannya pada suatu populasi serta terhadap keadaan atau peristiwa yang menebabkan

meningkat atau menurunnya resiko untuk terjadinya penyebaran penyakit

Bila terjadi kejadian luar biasa ( KLB ) infeksi nosokomial, maka perlu diadakan penyelidikan untuk mengetahui sumber dan cara penularan serta untuk melaksanakan upaya penanggulangannya. Dalam  pelaksanaan surveilans, khususnya penyelidikan KLB, perlu didukung oleh pemeriksaan

laboratorium.Agar pemeriksaan laboratorium sesuai dengan hasil yang diharapkan dan menghindari kesalahan yang sering terjadi dalam pengolahan bahan/spesimen, maka pelaksanaannya harus

 berdasarkan pedoman cara-cara pengambilan bahan, penyimpanan dan pengiriman bahan mikrobiologi.

1. Metode / Cara Surveilans

Kegiatan surveilans dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

a. Surveilans Komprehensif

Yaitu pemantauan kejadian infeksi diseluruh rumah sakit

 b. Surveilans Selektif

Yaitu pemantauan jenis infeksi tertentu atau bagian pelayanan tertentu saja.

Surveilans selektif antara lain sebagai berikut :

 Surveilans periodik komprehensif, dilakukan dalam interval waktu tertentu.  Surveilans menurut jenis pelayanan, misal infeksi luka operasi untuk bagian   bedah

(22)

tertentu

‹ Membuat Buku Pedoman Instalasi Gawat Darurat

Contoh : Membuat Prosedur ›

Posted inAkreditasi RS,PIRSTagged with:cuci tangan, infeksi,inos,nosokomial, perbaikan sarana, pirs,sampah

Referensi

Dokumen terkait

Asimilasi dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Magelang, belum efektif untuk mencapai tujuan sistem pemasyarakatan karena belum terjadi pembauran secara

atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991 dalam Hidayat). Dengan demikian keterampilan dasar

ruang operasi, untuk pasien bedah yang datang menggunakan strecher dari ruang lain, pasien tersebut dipindahkan ke strecher khusus ruang operasi rumah sakit, selain itu pasien

Pembelajaran bahasa Inggris sebagai pelajaran muatan lokal dititikberatkan pada penguasaan kosakata siswa sekolah dasar yang diajarkan pada pembelajaran

Dari sini sunan kalijaga membuat kesenian jedor atau solawat jawa, dimana kesenian ini juga mempunyai kemiripan dengan kesenian tayup dan di dalamnya menggunakan

JADI seorang guru tetap bisa mencapai prestasi HEBAT dengan kurikulum APAPUN asal dia memiliki kompetensi yang HEBAT pula.. 26 Januari 15 Aku guru hebat, apapun kuriukulumnya 47

Pasar merupakan suatu lembaga yang penting dalam institusi ekonomi. Selain itu, Pasar juga suatu wadah dari aktifitas sosial ekonomi, pasar berfungsi untuk mempertemukan para

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi, independensi, profesionalisme, akuntabilitas,dan budaya organisasi, berpengaruh terhadap kemampuan