LAPORAN KASUS
KOLELITIASIS
Pembimbing:dr.IHSANIL HUSNA Sp.PD Dian Indrayani
Identitas Pasien
Nama : Ny.D
TTL : Pemalang, 28 Agustus 1981
Umur : 32 tahun
Alamat : Kec.Cakung Barat, Jakarta Utara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal MRS : 07-05-2014
No. RM : 00.83.54.18
Anamnesis
•Lemas sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan Utama
•Mual, badan kuning
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.
Sakit dikatakan seperti tusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang dengan mengonsumsi makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit, kemudian esok harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.
Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke bahu kanan.Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien merasa lelah.Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.
Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat pasien lelah seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas panjang, tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas secara normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
Kencing berwarna seperti teh ± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS kencing berwarna kuning pekat frekuensi kencing 2-3 kali dalam sehari dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas tidak ada rasa nyeri saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan normal.Riwayat sesak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya belum pernah mengalami
keluahan seperti ini.Riwayat sakit maag
(+).Riwayat sakit kuning sejak 2 bulan yang
lalu.Diare (-).Berat badan yang turun drastis (-)
diabetes mellitus (-), hipertensi atau batu ginjal
disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit Asma,,
Penyakit Jantung, DM, Hipertensi dan TB Paru di
keluarga disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang
lainnya disangkal.Riwayat kencing manis, penyakit
jantung dan penyakit kronis lainnya pada anggota
keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
• Pasien belum pernah mengonsumsi
obat sebelumnya.Setelah sakit
muncul pasien langsung dibawa ke
RSIJ Cempaka Putih oleh keluarganya
Riwayat
Pengobatan
• Alergi debu, makanan dan obat
disangkal
Riwayat
Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.Pasien
mengatakan bahwa pola makan pasien tidak
teratur.Frekuensi makan pasien 2-3 kali sehari namun
sering terlambat makan.Jumlah konsumsi air pasien
diatakan kurang hanya meminum 1 botol aqua 500 ml
setiap harinya karena pasien selalu merasa
mual.Pasien mengaku tidak merokok dan tidak
mengonsumsi alkohol.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
tampak sakit sedang
Kesadaran:
composmentis
Tanda vital
Status Gizi
• Suhu : 38,5oC • Nadi : 120 x/menit • RR : 20 x/menit • TD : 110/80 mmHg • BB : 50 kg • TB : 150 cm • IMT : Normal• Norrmochepal
Kepala
• Hitam, tersebar merata, tidak mudah di cabut
Rambut
• Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+), Refleks Cahaya (+/+), Pupil Isokor
Mata
• Septum Deviasi (-/-),Sekret (-/-),Epistaksis(-/-), mukosa hiperemis (-/-), konka normal
Hidung
• Normotia, Serumen (-/-), hiperemis (-/-).
Telinga
• Bibir Pucat (-),Bibir Kering (-), Sianosis (-),Gusi berdarah(-) Lidah tremor (-), Lidah kotor (-) Tonsil ( T1 / T1) Faring Hiperemis (-)
Mulut
• Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kelenjar Tiroid (-) JVP 5 +1 cmH2O
Dada: Normochest
• Pulmo:
• Inspeksi: Dada simetris (+), Retraksi Dinding Dada (-), Bagian yang tertinggal saat inspirasi (-)
• Palpasi: Vocal fremitus sama kanan dan kiri (+) • Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi: Vesikuler (+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) • Jantung:
• Inspeksi: Ictus Cordis Terlihat (-)
• Palpasi: Ictus Cordis Teraba (+) di ICS V linea Midclavicula sinistra
• Perkusi: batas kanan jantung relatif di ICS V linea parasternal dextra. Batas kiri jantung relatif di ICS V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II Murni (+), Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi: Datar.Distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien tidak teraba.Nyeri tekan di daerah hipokondrium dextra (+).Murphy sign (+)
• Perkusi : timpani
•Akral hangat, RCT< 2 detik,
edema (-), ikterik (+)
Ekstremitas Atas:
•Akral hangat, RCT< 2 detik,
edema (-), ikterik (+)
Pemeriksaan Laboratorium
7-5/2014
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Hematologi Hemoglobin 5,5 11,7-15,5 g/dl Leukosit 14.89 3,60-11.00 Ribu/µl Trombosit 96 185-402 103 /uL Hematokrit 19 % 35-47 % GDS 74 mg/dl 70-200 mg/dL Enzym SGOT SGPT 99 76 10-31 9-36 U/L U/L Faal Ginjal Ur CR 20 0,4 10-50 < 1.4 mg/dl mg/dl Elektrolit Natrium Kalium Chlorida 137 3,2 98 135-147 3,5-5.0 94-111 mEq/L mEq/L mEq/L
Pertanda hepatitis
Anti HAV IgM
0,38 non reaktif
Non reaktif < 0.80
Grayzone 0.80-1.20
Reaktif > 1.20
Lymphocyte
58,9 %
20,0 – 40, 0
SGOT
H 35,1 U/L
0-37
Laboratorium tanggal 09-05-2014 jam
23.11 WIB
Hematologi Hemoglobin 8,5 11,7-15,5 g/dl Leukosit 15.46 3,60-11.00 Ribu/µl Trombosit 768 185-402 103 /uL Hematokrit 28 % 35-47 % Eritrosit 4.04 10^6/ µl 380-520 MCV 70 80-100 Fl MCH 21 26-34 Pg MCHC 30 32-36 g/dLLaboratorium tanggal 11-05-2014 jam
09.42 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Hemoglobin 10,6 11,7-15,5 g/dl Leukosit 13.81 3,60-11.00 Ribu/µl Trombosit 660 185-402 103 /uL Hematokrit 34 % 35-47 % Eritrosit 4.88 10^6/ µl 380-520 MCV 69 80-100 Fl MCH 22 26-34 Pg MCHC 32 32-36 g/dL
Laboratorium tanggal 13 Mei 2014 pukul
22.30 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
KIMIA KLINIK
Kolinesterase 2994 4900-11900 U/L
Bilirubin total 17.9 < 1.0 mg/Dl
Bilirubin direk 14.9 < 0,3 mg/dL
Resume
OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuk-tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang dengan mengonsumsi makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit, kemudian esok harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke bahu kanan.Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien merasa lelah.Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat pasien lelah seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas panjang, tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas secara normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.Kencing berwarna seperti teh ± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS kencing berwarna kuning pekat frekuensi kencing 2-3 kali dalam sehari dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas tidak ada rasa nyeri saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan normal.Riwayat sesak disangkal.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital: Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 102x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 38,5 oC Antropometri BB : 50 kg TB : 150 cmHasil pemeriksaan lab tanggal 07 Mei 2014
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi Hemoglobin 5,5 11,7-15,5 g/dl Leukosit 14.89 3,60-11.00 Ribu/µl Trombosit 96 185-402 103 /uL Hematokrit 19 % 35-47 % GDS 74 mg/dl 70-200 mg/dL Enzym SGOT SGPT 99 76 10-31 9-36 U/L U/L Faal Ginjal Ur CR 20 0,4 10-50 < 1.4 mg/dl mg/dl Elektrolit Natrium Kalium Chlorida 137 3,2 98 135-147 3,5-5.0 94-111 mEq/L mEq/L mEq/L
Diagnosis Kerja
Kolelitiasis DD:Kolesistitis
Daftar Masalah
Suspect kolisistitis
DD : Suspect gastritis erosif Dispepsia
Febris
Assessment Kolelitiasis
S:Nyeri perut kanan atas Murphy sign (+) O: Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 102x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas (+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A:Diagnosis Differential:
Koledosistitis Kolesistitis
P: Rencana Diagnosis:
USG Hepatobilier
Magnetic resonance cholangiopancreatography Endoscopic ultrasound cholangiopancreatography Endoscopic ultrasound
Rencana Terapi
Istirahat
Infuse RL 20 tpm Ketorolac
Vit K
Diet rendah lemak
Rencana monitoring
Klinis
Assessment dispepsia
S: dari anamnesis didadapatkan nausea (+),vomitus (-), nyeri ulu hati (+), dan ada riwayat maag.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas. Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A : dispepsia ec gastritis P : Rencana diagnosa:
USG abdomen, endoskopi Rencana terapi :
terapi medikamentosa:
1. rantin injeksi 150 mg 2 x 1 terapi non medikamentosa:
1. edukasi ( jaga pola hidup sehat ) 2. makan yang sehat dan teratur 3. kontrol emosi
Assessment Febris
S: Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik
perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas
(+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+). Penatalaksanaan :
Rencana Terapi :
Assessment anemia
S: dari anamnesis didadapatkan lemas O: Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas (+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
P : Rencana diagnosa: hitung retikulosit (MCV,MCH,MCHC) Rencana terapi: terapi medikamentosa: 1. ferrous sulphat 3 x 200 mg 2. vit c 3 x 100mg
terapi non medikamentosa:
1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
FOLLOW UP
S O A P
8/05 /2014
Demam (+), nyeri perut kanan atas (+), mual (+), nafsu makan menurun
Suhu : 37,6˚ C Nadi : 83 x/m RR : 18 x/m TD: 120/80
Nyeri tekan epigastrium (+)
Nyeri tekan kudran kanan atas (+) Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
9/05 /2013
Demam (-), sesak (-), batuk (-), nyeri perut (-), Perut terasa begah, BAB cair berwarna hitam Suhu : 36˚ C Nadi : 81 x/m RR : 18 x/m TD: 110/70 mmHg
Nyeri tekan epigastrium (+)
Nyeri tekan kuadran kanan atas (+) Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
10/ /2013
Cepat lelah saat
berjalan(+), demam (-), BAB (-), nyeri epigastrium (+), nyeri tekan kudran kanan atas (+) Suhu : 36˚ C Nadi : 89 x/m RR : 18 x/m TD: 130/90 mmHg Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
11/5 /2014
Perut terasa begah, mual (+) demam (-), nyeri perut kanan atas (+), nyeri
epigastrium (+) Suhu : 36,4˚ C Nadi : 68 x/m RR : 16 x/m TD: 120/90 mmHg BB= 88,5 kg LP= 112 cm Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
12/5 /2014
Perut terasa begah, mual (+) demam (-), nyeri perut kanan atas (+), nyeri
epigastrium (+), pusing (+) Suhu : 36,6˚ C Nadi : 92 x/m RR : 18 x/m TD: 120/70 mmHg BB= 89 kg LP= 115 cm Ekstremitas bawah= edema/edema - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
13/5 /2014
Perut terasa begah, mual (+) demam (-), nyeri perut kanan atas (+), nyeri
epigastrium (+), pusing (-) Suhu : 36,42 C Nadi : 86 x/m RR : 18 x/m TD: 100/70 mmHg BB= 88 kg LP= 111 cm Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
14/05/2014
Perut terasa begah, mual (+) demam (-), nyeri perut kanan atas (+), nyeri
epigastrium (+), pusing (-) Suhu : 36,4˚ C Nadi : 88 x/m RR : 18 x/m TD: 100/60 mmHg BB= 89 kg LP= 110 cm Koledolitiasis DD:koledosititis - Istirahat - Infuse RL 20 tpm - Ketorolac - Vit K
- Diet rendah lemak
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1 - Paracetamol 1x 500 mg - ferrous sulphat 3 x 200 mg - vit c 3 x 100mg
Tinjauan Pustaka
KolelitiasisDEFINISI
Cholelithiasis atau batu empedu adalah istilah yang untuk penyakit adanya batu yang ditrmukan pada kandung empedu atau di dalam duktus koledokus atau di dalam keduanya. Sedangkan cholecistitis adalah penyakit radang pada kandung emepedu
PATOGENESIS
Fase Supersaturasi
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air. Ketiga zat ini dalam perbandingan tertentu membentuk micelle yang mudah larut. Di dalam kandung empedu ketiganya dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat. Pelarutan kolesterol
tergantung dari rasio kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu, dalam keadaan normal antara 1 : 20 sampai 1 : 30. Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi rasio ini bisa
mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini kolesterol akan mengendap.4 Fase Pembentukan inti batu
Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal dari garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang menghadap karena perubahan rasio dengan asam empedu.1
Fase Pertumbuhan batu menjadi besar.
Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang
menjadi besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi empedu normal, inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila konstruksi kandung empedu lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat pada inti batu tersebut.1
MANIFESTASI KLINIS
Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu tersebut bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik), ringan sampai berat karena adanya komplikasi.
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai kolik bilier yang timbul menetap/konstan. Rasa nyeri kadang-kadang dijalarkan sampai di daerah subkapula disertai nausea, vomitus dan dyspepsia, flatulen dan lain-lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan hipokondrium kanan, dapat teraba pembesaran kandung empedu dan tanda Murphy positif. Dapat juga timbul ikterus. Ikterus dijumpai pada 20 % kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan laborarotorium
2. Pemeriksaan foto polos abdomen 3. Kolestistografi
Penatalaksaan
Tindakan operatif : Kolesistektomi, kolesistostomi Tindakan non-operatif:
1. Terapi disolusi : Pengobatan dengan asam empedu ini dengan sukses melarutkan
sempurna batu pada sekitar 60 % penderita yang diobati dengan CDCA oral dalam dosis 10 – 15 mg/kg berat badan per hari selama 6 sampai 24 bulan. Penghentian pengobatan CDCA setelah batu larut sering timbul rekurensi kolelitiasis.
Terapi dietetic:Syarat-syarat diet pada penyakit kandung empedu yaitu:
Rendah lemak dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna. Cukup kalori, protein dan hidrat arang. Bila terlalu gemuk jumlah kalori dikurangi.Cukup mineral dan vitamin, terutama vitamin yang larut dalam lemak.Tinggi cairan untuk mencegah dehidrasi. 5. Makanan yang tidak merangsang
KESIMPULAN
Mengingat pengobatan sirosis hati hanya merupakan simptomatik dan mengobati penyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa buruk. Umumnya menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
laboratorium terhadap sirosis hepatis tersebut. Namun penemuan sirosis hati yang masih terkompensasi mempunyai prognosa yang baik. Oleh karena itu ketepatan diagnosa dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam penatalaksanaan sirosis hati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases 2. Hadi.Sujono, Gastroenterology,Penerbit Alumni / 1995 / Bandung
3. Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell 1997
4. Hakim Zain.L, Penatalaksanaan Penderita Sirosis Hepatis
5. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI, Jakarta 1987
6. Anonymous http://alcoholism.about.com/library/blcirrosis.htm
7. Lesmana.L.A, Pembaharuan Strategi Terapai Hepatitis Kronik C, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI. RSUPN Cipto Mangunkusumo
8. Maryani, Sutadi. 2003. Sirosis hepatic. Medan : Bagian ilmu penyakit dalam USU. 9. Guyton &Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC