PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh
RANI FEBRIANI
0901816
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN
MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
Oleh
Rani Febiani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rani Febriani 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
RANI FEBRIANI
0901816
PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing 1,
Dr. Zaenal Alimin, M.Ed.
NIP. 19590324 198403 1 002
Pembimbing II,
Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd.
NIP. 19610105 198303 2 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Drs. Sunaryo, M.Pd.
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
OLEH : RANI FEBRIANI (0901816)
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pengembangan media pembelajaran untuk membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Subyek dalam penelitian ini yaitu lima orang guru dan lima orang anak tunagrahita ringan dari SLB-C Plus Asih Manunggal dan SLB YPLAB Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media interaktif yang dapat digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran atau mixed method
dengan desain eksploratoris sekuensial.
Hasil observasi yang dilakukan kepada anak adalah mengetahui kemampuan kelima anak tunagrahita ringan yaitu sebagian besar dari mereka telah mampu mengenal huruf alfabet dan mampu membaca kata, namun belum mampu membaca kata yang berimbuhan, sedangkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru adalah mengetahui media pembelajaran membaca permulaan yang sering digunakan adalah media gambar dan metode membaca permulaan yang sering dipakai adalah metode suku kata. Data hasil penelitian kualitatif adalah sebagai dasar untuk merancang media interaktif yang akan digunakan atau diujikan oleh guru yang kemudian penggunaan media tersebut dinilai oleh guru melalui kuisioner. Hasil kuisioner untuk penilain media interaktif tersebut menyatakan bahwa 0 % guru menilai kurang, 3% guru menilai cukup, 73% menilai baik, dan 24% menilai sangat baik, dengan demikian media interaktif tersebut baik untuk digunakan.
Rekomendasi yang ditujukan untuk sekolah agar memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana, terutama sarana media pembelajaran, untuk guru diharapkan agar menggunakan media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan karena media ini bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak, misalnya kalimat atau kosakata yang terdapat pada media interaktif ini bisa diubah sesuai kebutuhan, untuk orang tua diharapkan bisa membimbing anaknya untuk mengulang pelajaran di rumah, terutama pembelajaran membaca dan bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian ini dengan mengujikan media interaktif kepada subyek yang lain dengan tujuan mengetahui perkembangan kemampuan membaca permulaan sebelum dan setelah menggunakan media interaktif ini.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4
D. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Media Interaktif ... 7
1. Media Pembelajaran ... 7
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran yang Efektif ... 9
3. Media Interaktif ... 10
B. Pembelajaran Membaca Permulaan ... 12
C. Hambatan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita
Ringan ... 14
1. Dampak Ketunagrahitaan terhadap Pembelajaran Akademik 14
Ringan ...
D. Penggunaan Media Interaktif Dalam Pembelajaran Membaca
Permulaan Pada Anak Tunagrahita Ringan ... 17
E. Penelitian yang Relevan ... 20
F. Kerangka Berfikir ... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 23
B. Prosedur Penelitian ... 23
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Instrumen Penelitian ... 25
F. Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... x
LAMPIRAN ... xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai hambatan dalam aspek
perkembangan. Salah satunya adalah aspek perkembangan kognitif. Menurut
Suppes (Soemantri, 2007: 110) menjelaskan bahwa kognisi murupakan
bidang yang luas yang meliputi semua keterampilan akademik yang
berhubungan dengan wilayah persepsi. Kognisi meliputi proses di mana
pengetahuan itu diperoleh, disimpan, dan dimanfaatkan.
Salah satu aspek kognitif yang sangat penting dikuasai oleh anak adalah
keterampilan membaca, karena membaca merupakan tahap penting dalam
proses perkembangan anak. Keterampilan membaca merupakan dasar untuk
mencapai kemandirian anak. Dalam kehidupan sehari-hari anak akan
menemukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan membaca. Contohnya,
ketika anak akan pergi ke sekolah dengan naik angkutan umum tanpa
ditemani oleh orang tuanya, maka anak akan membaca tulisan di angkot
jurusan yang akan dinaikinya misalnya “Cicaheum-Ledeng”, dengan demikian anak akan mandiri dan tidak selalu tergantung kepada orang tuanya.
Pembelajaran membaca terdiri dari dua tahap yaitu membaca permulaan
dan membaca lanjutan. Membaca permulaan adalah tahap awal dalam
pembelajaran membaca, biasanya diajarkan di kelas satu dan dua Sekolah
Dasar. Membaca permulaan harus dikuasai anak sebelum menginjak pada
membaca lanjutan. Membaca permulaan meliputi penganalan huruf-huruf,
penggabungan dua huruf yang berbeda menjadi satu kesatuan yaitu suku kata,
penggabungan suku kata menjadi kata dan menjadi kalimat.
Pembelajaran membaca permulaan merupakan salah satu pembelajaran
yang diajarkan pada setiap anak tunagrahita ringan, dalam proses
pembelajaran tersebut anak tunagrahita ringan harus melewati tahap-tahap
pembelajaran. Underhill (Mercer and Mercer, 1989: 190) mengemukakan
2
learning experiences. Basically, these levels are concrete, semiconcrete, and
abstract‟. Maksudnya, ada beberapa tahapan dasar dalam pembelajaran
matematika yaitu tahap konkret, semi konkret, dan abstrak. Tahap-tahap
pembelajaran tersebut tidak hanya untuk pembelajaran matematika saja,
melainkan bisa diterapkan pada pembelajaran yang lain, misalnya membaca.
Pembelajaran pada tahap konkret adalah belajar dengan menggunakan benda
nyata, sedangkan pembelajaran pada tahap semi konkret adalah dengan
menggunakan gambar yang mewakili objek benda konkret, dan pembelajaran
pada tahap abstrak adalah dengan menggunakan simbol. Contoh
pembelajaran pada tahap konkret dalam membaca adalah dengan mengetahui
terlebih dahulu kosakata yang terdapat dalam diri anak, misalnya anak telah
mengetahui bahwa baju yang dikenakan olehnya berwana merah. Kemudian
pembelajaran bisa dilanjutkan kepada tahap semi konkret yaitu dengan
menggunakan media gambar baju berwarna merah dengan di bawahnya
ditulis “baju merah”. Setelah itu, bisa dilanjutkan ke tahap abstrak yaitu anak
belajar membaca tanpa bantuan benda konkret dan tanpa media gambar,
melainkan dengan menggunakan tulisan “baju merah”.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SLB-C Plus Asih
Manunggal, permasalahan yang ditemukan pada anak tunagrahita dalam
pembelajaran membaca adalah kurangnya motivasi belajar anak dalam
membaca dan kurangnya media pembelajaran yang menarik sehingga anak
bosan untuk belajar. Hal ini terlihat ketika pembelajaran dengan tidak
memakai media pembelajaran, anak tidak semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Beda halnya ketika pembelajaran menggunakan media anak
terlihat antusias dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Terlebih jika
media tersebut menarik, anak semangat dalam belajar dan hasil belajarnya
pun memuaskan, dengan demikian guru harus memperhatikan
tahapan-tahapan pembelajaran, sehingga anak tidak langsung dibawa kepada
pembelajaran yang bersifat abstrak. Karena sebenarnya anak tunagrahita itu
tahap perkembangan kognitifnya berada dalam tahapan konkret dan semi
Proses pembelajaran tahap konkret dan semi konkret adalah tahap
pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Media pembelajaran
adalah perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran yang dapat
merangsang dan memotivasi siswa untuk belajar dan mempermudah anak
dalam memahami materi pembelajaran karena media tersebut bisa
dimanipulasi, yaitu bisa dibaca, dilihat, atau didengar. Ada berbagai media
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, di antaranya media audio,
media visual, media audio visual, dan media berbasis komputer.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
media berbasis komputer atau bisa disebut juga media interaktif. Media
interaktif adalah media yang dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan dan
prinsip-prinsip suatu media dalam penyampaian suatu pesan sehingga pesan
yang terkandung dapat tercapai, dalam pemakaiannya pembelajar dapat
mengawal sendiri arah dan jalur pelajaran yang hendak dipelajarinya,
sehingga tercipta interaksi pembelajar dengan media yang dipergunakan,
dengan demikian anak tidak akan hanya duduk, diam, dan mendengarkan,
melainkan turut aktif dalam penggunaan media pembelajaran.
Media interaktif ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Office
Power Point 2007, karena selain berfungsi untuk presentasi, perangkat lunak
ini bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Sukiman (2011: 217)
menyatakan bahwa “ ...media presentasi ini antara lain memiliki kemampuan untuk menampilkan teks, gambar, animasi, dan unsur audio-visual”. Oleh karena itu Microsoft Power Point 2007 sangat mendukung untuk dijadikan
alat dalam merangcang media interaktif.
Media interaktif ini di dalamnya diterapkan salah satu metode membaca
yaitu Structural Analitical Synthetic Method atau metode Struktur Analisis
Sintesis. Metode Struktur Analisis Sintesis ini berdasar pada teori ilmu jiwa
Gestalt, yang berasumsi bahwa “pengamatan anak mulai dari keseluruhan dan kemudian ke bagian-bagian.” Metode Struktur Analisis Sintesis adalah suatu metode pembelajaran membaca yang memperkenalkan unit bahasa terkecil,
huruf-4
huruf. Huruf-huruf tersebut selanjutnya disintesiskan kembali menjadi suku
kata, kata dan menjadi kalimat yang utuh dan bermakna, sehingga akan
memudahkan anak dalam mempelajari penggabungan huruf menjadi suku
kata dan kata.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba melakukan penelitian
mengenai “Pengembangan Media Interaktif dalam Pembelajaran Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan” yaitu dengan melakukan pengamatan lebih mendalam mengenai kondisi pembelajaran membaca
permulaan di lapangan sebagai dasar dalam merancang media interaktif yang
akan digunakan, kemudian diujikan untuk pembelajaran membaca permulaan
pada anak tunagrahita ringan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah media interaktif dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak
tunagrahita ringan?”. Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut, disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan media interaktif untuk pembelajaran
membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?
2. Bagaimana penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca
permulaan pada anak tunagrahita ringan?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk manghasilkan media interaktif yang
dapat digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan pada anak
tunagrahita ringan.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
membaca permulaan, sehingga menjadi sebuah konsep baru dalam
pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
b. Kegunaan Praktis
Sebagai informasi bagi guru dan orang tua anak tunagrahita ringan
mengenai pemanfaatan media interaktif dalam pembelajaran
membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
D. Stuktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini mengenai pengembangan media interaktif dalam pembelajaran
membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan, terdiri dari lima bab, yaitu
pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, dan
kesimpulan dan saran.
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah penelitian, yaitu
tentang alasan-alasan atau argumentasi penelitian mengenai pentingnya media
dalam pembelajaran membaca untuk diteliti, dari latar belakang tersebut
dirumuskan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
nantinya akan dijawab dengan data-data hasil penelitian yang bertujuan
meneliti media pembelajaran untuk membaca permulaan.
Penelitian yang dilakukan terhadap media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita
ringan diperlukan kajian teori yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti, teori-teori ini meliputi konsep media interaktif, hambatan anak
tunagrahita ringan dalam membaca permulaan, dan penggunaan media
interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita
ringan. Setelah dirumuskan teori yang mendukung penelitian, maka
dirumuskan metode penelitian.
Metode penelitian ini terdapat di bab tiga, yaitu berisi mengenai metode
yang akan digunakan dalam penelitian. Metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode campuran, atau mixed method research, yaitu
kombinasi antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Teknik
6
yaitu observasi dan wawancara, dan tahap kedua atau pendekatan kuantitatif
yaitu kuisioner.
Data-data yang telah diperoleh dari penelitian, di deskripsikan di bab
empat yaitu hasil penelitian dan pembahasan, kemudian di bab lima
keseluruan hasil penelitian tersebut disimpulkan dan diberi saran yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran
atau mixed method research dengan desain eksploratoris sekuensial. Metode
campuran adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau
menggabungkan metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan
secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Sedangkan desain
eksploratoris sekuensial adalah desain yang melibatkan pengumpulan dan
analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh
pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan
pada hasil-hasil tahap pertama.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan tahap penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Tahap pertama yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Data kualitatif berupa data deskriptif tentang kondisi anak dan kondisi
penggunaan media dan metode dalam pembelajaran membaca permulaan
pada anak tunagrahita ringan di sekolah. Data tersebut bertujuan untuk
merancang media interaktif yang cocok untuk pembelajaran membaca,
khususnya membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
Tahap kedua yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengujikan keefektifan media pembelajaran
24
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan yang
bersekolah di SLB-C pada jenjang SDLB dan guru Sekolah Luar Biasa yang
mengajar anak tunagrahita. Jumlah subjek penelitian dapat dilihat pada tabel
[image:14.595.114.515.227.714.2]berikut ini:
Tabel 3.1
Subjek Penelitian
Sekolah Siswa Guru
SLB-C Plus Asih Manunggal
3 orang
Inisial Ds, Dn, dan
Yk
3 orang
Guru Kelas 3, 4, dan
5
SLB ABC YPLAB Lembang 2 orang
Inisial Ry dan Yh
2 orang
Guru Kelas 3 dan 5
Jumlah 5 5
Lokasi penelitian ini adalah di SLB-C Plus Asih Manunggal, yaitu di Jl.
Singaperbangsa No. 103 Bandung dan di SLB ABC YPLAB Lembang.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tahap Pertama
a. Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi mengenai
kondisi kemampuan anak dalam membaca permulaan dan kondisi
pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah. Pada penelitian ini,
teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi terfokus.
Melalui kegiatan observasi ini peneliti dapat mengamati
masalah-masalah yang difokuskan dalam penelitian.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mengenai media
pembelajaran yang akan dirancang oleh peneliti. Informan yang akan
yang menangani anak tunagrahita ringan. Data yang diperoleh melalui
wawancara, direkam dengan menggunakan alat perekam dan hasilnya
dcatat ke dalam transkip wawancara.
2. Tahap Kedua
Kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai penggunaan
media interaktif dalam pembelajaran membaca permulaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan kuisioner yaitu, menyusun
kisi-kisi kuisioner dan merumuskan item-item pertanyaan alternatif
jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuisioner merupakan
instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan
tertulis dan disertai alternatif jawaban yang tersedia, dan menetapkan
pemberian skor untuk setiap item pertanyaan.
E. Instrumen Penelitian
1. Tahap Pertama
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisi pokok-pokok masalah yang
berhubungan dengan kondisi anak dalam membaca permulaan dan
kondisi pembelajaran membaca di sekolah. Berikut adalah kisi-kisi
[image:15.595.115.517.177.690.2]pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Anak Dalam Membaca
Permulaan
No. Fokus Penelitian Sub Fokus Penelitian
1 Keterampilan
membaca pada
anak
a. Kemampuan membaca yang
dimiliki anak
26
Tabel 3.3
Kisi-kisi Pedoman Observasi Kondisi Pembelajaran Membaca
Permulaan
No. Fokus Penelitian Sub Fokus Penelitian
1 Penggunaan media
pembelajaran
a. Jenis media yang digunakan
b. Penggunaan media pembelajaran
2 Penggunaan
metode
pembelajaran
a. Metode pembelajaran yang
digunakan
b. Penggunaan metode pembelajaran
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pokok-pokok bahasan mengenai
media dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
[image:16.595.118.515.181.741.2]disekolah.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
No. Aspek Indikator
1 Penggunaan media
pembelajaran
a. Jenis media yang digunakan
b. Penggunaan media pembelajaran
c. Kesesuaian media pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran
d. Kesesuaian media pembelajaran
dengan materi pembelajaran
e. Hambatan dalam menggunakan
media pembelajaran
f. Upaya dalam mengatasi
hambatan dalam penggunaan
2 Penggunaan metode
pembelajaran
a. Metode pembelajaran yang
digunakan
b. Penggunaan penggunaan
pembelajaran
c. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan tujuan pembelajaran
d. Kesesuaian metode pembelajaran
dengan materi pembelajaran
e. Hambatan dalam menggunakan
metode pembelajaran
f. Upaya dalam mengatasi
hambatan dalam penggunaan
metode pembelajaran
2. Tahap kedua
Instrumen penelitian pada tahap kedua atau tahap pendekatan
kuantitatif adalah kuisioner. Tujuan istrumen penelitian dalam
pendekatan ini bermaksud mendapatkan data dan informasi yang lengkap
mengenai keefektifan media interaktif dalam pembelajaran membaca
permulaan. berikut adalah kisi-kisi kuisioner atau angket yang akan
[image:17.595.121.515.109.753.2]digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Kuisioner
Aspek Indikator Nomor
Kuisioner
1. Ketepatan a. Sesuai dengan kebutuhan belajar
siswa
1
2. Organisasi isi
(penggunaan
metode SAS)
a. Struktural, menampilkan
keseluruhan
b. Analitikal, penguraian kalimat
28
c. Sintetik, penggabungan kalimat
3. Tampilan a. Penggunaan icon (gambar)
b. Penggunaan warna
c. Penggunaan suara
5,6,7
4. Kepraktisan a. Efisiensi waktu
b. Usebilitas (mudah dalam
menggunakannya)
8,9
5. Interaktivitas a. Kontribusi siswa dalam
penggunaan media pembelajaran
b. Terdapat reinforment positive
ketika anak menjawan benar
c. Terdapat reinforment negative
ketika anak menjawab salah
10,11,12
6. Motivasi a. Antusias siswa dalam
pembelajaran
b. Antusias siswa dalam
menggunakan media
pembelajaran
13,14
7.Hasil/ tindak
lanjut
a. Kemampuan anak meningkat
b. Kemauan siswa dalam
mengulang pelajaran
15,16
F. Analisis Data
1. Tahap Pertama
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya akan cukup banyak,
maka harus dilakukan reduksi data. Yaitu dengan data berarti
merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada
mentah hasil observasi menjadi data yang bermakna. Reduksi data
dilakukan setelah melakukan observasi dan wawancara.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun
untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini
penyajian data berupa teks naratif. Dengan menyajikan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing/ verification)
Langkah selanjutnya setelah data direduksi dan disajikan, maka
data disimpulkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Peneliti menarik kesimpulan tentang data yang telah terkumpul, hal
ini bertujuan agar dapat memastikan terjawab atau tidaknya rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal dan penarikan kesimpulan
didasarkan pada verifikasi data atau didukung oleh data-data yang
memadai sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Tahap Kedua
Analisis data pada tahap ini merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden terkumpul teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif. Analisis deskriptif
yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Jenis data yang akan terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal.
Sesuai dengan tujuan penelitian pada tahap ini adalah untuk mengetahui
efektifitas penggunaan media interaktif dalam pembelajaran membaca
permulaan pada anak tunagrahita ringan.
Pengolahan data yang terkumpul dari penyebaran kuisioner
30
penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah
mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar kuisioner dan
memeriksa kebenaran cara pengisian. Selanjutnya melakukan tabulasi
dari hasil kuisioner dan memberikan nilai atau pembobotan sesuai
dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.
Langkah-langkah analisis deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab
terhadap alternatif jawaban yang tersedia.
b. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden.
c. Buat tabel distribusi frekuensi.
d. Membuat grafik.
Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasikan dan
dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran penggunaan media
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut ini disajikan kesimpulan hasil penelitian, kesimpulan ini
merupakan jawaban dari rumusan masalah dna pertanyaan-pertanyaan
penelitian pada bab satu, diantaranya adalah:
1. Prosedur pengembangan media pembelajaran yang dilakukan melalui
observasi dan wawancara bisa digunakan sebagai dasar perancangan
media pembelajaran, dalam hal ini media interaktif. Hasil observasi
mengenai kemampuan membaca kepada lima anak tunagrahita ringan
menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka telah mampu membaca
suku kata dan kata, namun belum mampu membaca kata yang
berimbuhan. Hal ini dijadikan sebagai dasar bagi peneliti untuk
menggunakan kata berimbuhan dalam media interaktif. Hasil observasi
dan wawancara mengenai penggunaan media pembelajaran kepada guru
menyatakan bahwa media yang sering digunakan adalah gambar di papan
tulis, sedangkan saran guru kepada peneliti jika ingin merancang media
pembelajaran, maka gunakan media yang lebih canggih atau berbasis
komputer yang didalamnya terdapat gambar, suara, dan warna yang
mencolok sehingga membuat anak tertarik dalam pembelajaran. Hasil
observasi dan wawancara mengenai penggunaan metode pembelajaran
kepada guru menyatakan bahwa sebagian besar guru menggunakan
metode suku kata dalam mengajarkan membaca kepada anak.
2. Telah dirancang media interaktif yang secara empiris dapat digunakan
dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan.
Hal ini bisa diketahui dari kuisioner yang diberikan kepada guru
mengenai penilaian media interaktif setelah guru mengujikannya kepada
anak. Hasil kuisioner untuk penilain media interaktif tersebut
73% menilai baik, dan 24% menilai sangat baik, dengan demikian media
interaktif tersebut baik untuk digunakan.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan agar memfasilitasi kelengkapan sarana dan
prasarana, serta dapat merawat sarana dan prasarana yang sudah ada.
Terutama sarana media pembelajaran, karena untuk pembelajaran anak
tunagrahita media pembelajaran sangat penting untuk memudahkan
mereka dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
Media interaktif yang telah dirancang oleh peneliti diharapkan bisa
digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca permulaan, karena
media ini bisa diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak,
misalnya kalimat atau kosakata yang terdapat pada media interaktif ini
bisa diubah sesuai kebutuhan.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan bisa membimbing anaknya untuk mengulang
pelajaran di rumah, terutama pembelajaran membaca, karena membaca
sangat penting terhadap kemandirian anak.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya. Pada penelitian ini belum ada
pengujian media interaktif dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
anak sebelum menggunakan media interaktif dan setelah menggunakan
media interaktif, oleh karena itu pengembangan penelitian selanjutnya
disarankan untuk mengujikan media interaktif dengan tujuan mengatahui
kemampuan anak baik anak secara perorangan ataupun secara
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Maqossarry, A. (2013). Pengertian konsentrasi. [Online]. Tersedia:
http://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-konsentrasi. [12
Agustus 2013]
Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Bahri, D. S. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Creswell, J. W. (2010). Research Desain Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dewi, M. S. (2010). Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Kemampuan membaca Permulaan Anak Tunarungu. Sripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Mahanani. (2011). Kelebihan Multimedia Dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://www.m-edukasi.web.id/search/label/media%20pembelajaran
[27 Februari 2013]
Mercer, C. D., and Mercer, A. R. (1989). Teaching Student With Learning
Problems. Columbus Toronto: Merril Publishing Company.
Purwantini, K. S. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Aritmatika Dasar untuk Anak Tunagrahita Ringan. Skripsi Jurusan Ilkom FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rahmiyati. (2011). Profil Membaca Permulaan Pada Anak Berkesulitan
Membaca Di Kelas Satu Sekolah Dasar. Tesis Jurusan PKKh UPI.
Bandung: Tidak Deiterbitkan.
Rochyadi, E. (2008). Asesmen. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA/19560818198 5031-ENDANG_ROCHYADI/MAKALAH/MAKALAH_ASESMENT_-2pdf. [4 Juli 2013]
Sadiman, A. S, Rahardjo, Haryono, A. & Rahardjito. (2009). Media Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Slaneto, (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Soendari, T. Abdurahman, M. & Mahmud, M. (2008). Pengajaran Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Jurusan PLB FIP UPI.
Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.