• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM : Studi Eksperimen di SMAN 4 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM : Studi Eksperimen di SMAN 4 Cimahi."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU

TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM

(Studi eksperimen di SMAN 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi

Oleh:

NOVA AZWAR ARDIANA

0809142

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ; Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Lempar Cakram (Studi Eksperimen di SMAN

4 Cimahi), adalah sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada di dalamnya yang

termasuk kriteria plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Bandung, Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : NOVA AZWAR ARDIANA

NIM : 0809142

JUDUL : PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP

HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM (Studi Eksperimen di SMAN 4 Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd Nip: 194903161972111001

Pembimbing II

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd Nip: 195906281989012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Nova Azwar Ardiana (0809142). Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Lempar Cakram (Studi Eksperimen di SMAN 4 Cimahi). Skripsi Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI. Pembimbing I : Drs.Yoyo Bahagia, M.Pd ,. Pembimbing II : Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.

Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Memodifikasi alat bantu dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil sehingga akan tercermin dari hasil pembelajaran. Untuk itu penulis mencoba modifikasi alat bantu agar siswa lebih cepat memahami tentang materi lempar cakram yang diberikan dan meningkatkan hasil belajar siswa

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 4 Cimahi yang dipilih secara purposive sampling, sedangkan pemilihan kelas control dan kelas eksperimen dilakukan secara acak (simple random sampling), teknik ini merupakan pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

(5)

ABSTRAK

Nova Azwar Ardiana (0809142). Effect Modification Tool Against Discus Throw Learning Outcomes (Study Experiment in SMAN 4 Cimahi). Thesis Program PJKR Physical Education Programs. FPOK - UPI. Supervisor I: Drs.Yoyo Bahagia, M Pd,. Supervisor II: Dra. Lilis Komariyah, M.Pd

Infrastructure is a strategic part in the achievement of learning objectives. The lack of physical education facilities and infrastructure owned schools, requires a physical education teacher to be more creative in leveraging and optimizing the use of existing facilities and infrastructure. Modifying a tool intended to guide, direct, and learning to students who could not otherwise can be able, which was less skilled to more skilled, so it will be reflected in the learning outcomes. To the authors try to modify the tools so that students understand the material faster given discus throwing and improve student learning outcomes

The research method used was experimental research methods. The sample was class XI IPS students of SMAN 4 Cimahi selected by purposive sampling, while the selection of classes and class control experiments performed in random order (random sampling), this technique is a member of a population sampling is done randomly without regard to strata in the population.

(6)

DAFTAR ISI

F. Penjelasan Istilah ...………

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Modifikasi Pembelajaran ....……… 1. Pengertian Modifikasi Pembelajaran ...……… 2. Peranan Modifikasi Dalam Kegiatan Pembelajaran ……… 3. Pentingnya Modifikasi Media Terhadap Keberhasilan

Pembelajaran Penjas ………

B. Alat Bantu Pembelajaran ...………. 1. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran ..………....

(7)

2. Kriteria Pemilihan Alat Bantu/Media Pembelajaran ..……… 3. Fungsi Dan Manfaat Alat Bantu/Media Pembelajaran ..………… 4. Peran Alat Bantu/Media Pembelajaran ...………... C. Hasil Belajar ...……….

1. Pengertian Hasil Belajar .………. 2. Penilaian Performa ………..

D. Lempar Cakram .……….

1. Pengertian Lempar Cakram ………. 2. Teknik-Teknik Lempar Cakram .………. 3. Peraturan Dalam Lempar Cakram ..………. E. Karakteristik Anak Usia Remaja ...………. 1. Pengertian Remaja ..………. 2. Karakteristik Perkembangan Fisik Dan Psikomotor Masa Remaja 3. Motivasi Belajar Anak Remaja ...……….

F. Anggapan Dasar .……….

G. Hipotesis .………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian .……….…………. B. Populasi dan Sampel ..……….……….…………

C. Desain Penelitian ....………

D. Instrumen Penelitian ..……….………

E. Teknik Analisis Data .……….……

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

(8)

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ………. 1. Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors ……… 2. Uji Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Variansi …… 3. Uji Signifikansi Menggunakan Uji Dua Rata-Rata Satu Pihak ...…

B. Pengujian Hipotesis ………

C. Diskusi Penemuan ...………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..………..………

B. Saran ...………

DAFTAR PUSTAKA ...………

LAMPIRAN…...………

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….

62 63 64 65 66 66

69 69

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ...………

3.2 Penilaian Proses Teknik Dasar Lempar Cakram ………

4.1 Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen ………

4.2 Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ………

4.3 Hasil Analisis Data Uji Normalitas ………

4.4 Hasil Analisis Data Uji Homogenitas ………

4.5 Hasil Pengujian Perbedaan Rata-Rata Dua Kelompok Data ………

Tabel Program Penelitian Pembelajaran Lempar Cakram ….……….

Tabel Pretest Kelompok Eksperimen ……….

Tabel Pretest Kelompok Kontrol .………

Tabel Posttest Kelompok Eksperimen .………..…

Tabel Posttest Kelompok Kontrol ………

Tabel Uji Homogenitas ………

Tabel Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok Eksperimen ………

Tabel Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok Eksperimen ………

Tabel Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok Kontrol ………

Tabel Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok Kontrol ……….…

Tabel Uji Signifikansi Satu Pihak Kelompok Eksperimen ……….…

(10)

Tabel Uji Signifikansi Satu Pihak Kelompok Kontrol ………

Tabel Uji Signifikansi Perbedaan Kedua Rata-Rata Satu Pihak Antara

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok kontrol ………..

108

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran (Ban Sepeda) ………

Gambar Tempat Penelitian ………

Gambar Pemberian Arahan Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

………

Gambar Pemanasan Siswa Sebelum Melakukan Pembelajaran ………

Gambar PretestKelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol …..………

Gambar Pembelajaran Modifikasi Alat Bantu Kelompok Eksperimen ………

Gambar Pembelajaran Kelompok Kontrol ……….…

Gambar Tes Akhir Lempar Cakram Kelompok Eksperimen dan Kontrol ………

(12)
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran Program Penelitian Pembelajaran Lempar Cakram ………

Lampiran Berita Acara Penelitian ………

Lampiran Foto-Foto Penelitian .………

Lampiran Data Uji Statistika ………

Lampiran Surat Pengesahan Judul Skripsi Dan Penunjuk Dosen Pembimbing

Skripsi………

Lampiran Surat Izin Mengadakan Penelitian………..…

Lampiran Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……….

Lampiran Daftar Riwayat Hidup………...

74 94 95 98

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani. Seperti yang diungkapkan oleh Samsudin (2008:2) sebagai berikut : “Pendidikan

jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.

(15)

Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.

Seperti yang diungkapkan oleh Suherman (1998:1) pengertian modifikasi adalah “menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya”.

Memodifikasi pembelajaran dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil, sehingga akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Kemudian guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.

(16)

Lutan (1988:1) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. 2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Pembelajaran dengan menggunakan modifikasi dimaksudkan agar materi yang ada dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak.

Ini pula yang terjadi pada pembelajaran Lempar Cakram di SMAN 4 Cimahi, media Cakram hanya tersedia 4 buah, 2 untuk putri dan 2 untuk putra. Sementara rata-rata siswa di SMAN 4 Cimahi berjumlah 42 orang, jadi komparasi antara jumlah Cakram dan jumlah siswa adalah 1 : 11 putra/putri. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi tidak efektif.

(17)

Oleh karena itu perlu sebuah pemecahan masalah yang sederhana dan bisa dilakukan oleh guru. Melihat permasalahan di atas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya sebuah media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram yang memang cukup mahal. Media alternatif modifikatif tersebut harus bersifat bisa mewakili karakteristik cakram, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat.

Dari beberapa kriteria media alternatif untuk mengganti cakram tersebut nampaknya ban sepeda bekas bisa dijadikan media alternatif modifikatif untuk mengganti cakram. Dari segi bentuk, bisa mewakili bentuk cakram, dari segi ketersediaan dan harga, maka ban sepeda sangat mudah sekali di dapat di bengkel-bengkel sepeda atau tukang rongsokan dengan harga sangat murah. Sehingga siswa lebih berpartisipasi aktif belajar dalam pembelajaran penjas.

Dari permasalahan tersebut di atas maka penulis menentukan judul “Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Lempar Cakram”.

B. Rumusan Masalah

Dalam aktivitas pembelajaran lempar cakram terjadi banyak kendala yang dipengaruhi berbagai aspek, salah satunya adalah kurangnya media cakram. Modifikasi media pembelajaran lempar cakram digunakan agar siswa dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran, yang akan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(18)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk merancang penelitian metode penelitian yang tepat dan pengelolaan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: “Untuk mengetahui apakah modifikasi alat bantu dapat berpengaruh

terhadap hasil belajar lempar cakram”.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan masukan bagi semua pihak dalam usaha menanamkan makna modifikasi alat bantu terhadap peningkatan hasil belajar lempar cakram pada siswa SMAN 4 Cimahi, ataupun bagi para guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan hasil belajar dengan memodifikasi alat pembelajaran.

2. Secara Praktis

(19)

E. Batasan Masalah

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh modifikasi alat yaitu ban sepeda terhadap hasil belajar lempar cakram pada siswa di SMAN 4 Cimahi.

2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah modifikasi alat bantu.

3. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karna adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar lempar cakram.

4. Peneltian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment, treatment yang digunakan yaitu pembelajaran memakai ban sepeda.

5. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Cimahi. 6. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

F. Penjelasan Istilah

(20)

1. Pengaruh. Menurut kamus umum bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu.

2. Modifikasi. Bahagia (2010:13), mengemukakan modifikasi dapat diartikan sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam segi fisik material (fasilitas perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara (metoda, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Modifikasi alat lempar cakram dalam penelitian ini adalah ban sepeda yang sudah tidak terpakai.

3. Alat Bantu. Nasution (1985:1), mengemukakan alat bantu dapat diartikan adalah saluran komunikasi atau perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah ban sepeda.

4. Hasil belajar atau prestasi belajar, Suherman (1999:20) adalah sebagai hasil dari proses interaksi belajar mengajar yang dipengaruhi oleh faktor psikologis (kondisi fisik, kecenderungan motivasi, kemampuan kognitif).

5. Lempar cakram dalam situs http://id.wikipedia.org/wiki/Lempar_cakramLempar cakram (Bahasa Inggrisnya Discus Throw) adalah salah satu cabang olahragaatletik. cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2

kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.

(21)
(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian memerlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Adapun yang dimaksud metode itu sendiri yang dikemukakan oleh Surakhmad (1989:131) bahwa, ”Metode adalah merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Sedangkan Arikunto (2007:206) menjelaskan penelitian, adalah: ”Suatu proses yang dilakukan oleh peneliti yang

bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan melalui prosedur ilmiah yang telah ditentukan.”

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dijelaskan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mempermudah memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan teknik atau alat-alat tertentu sehingga dapat mempermudah memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan penelitian merupakan tujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan.

(23)

penelitian.” Ada beberapa metode yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian, di

antaranya historis, deskriptif, dan eksperimen, berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) sebagai berikut:

”Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat”.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan di teliti. Menurut Sugiyono (2003) menjelaskan : “Metode penelitian

kuantitatif (eksperimen) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

(24)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung ketercapainya suatu tujuan penelitian yang penulis lakukan. Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapaikan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian. Arikunto (2006:130) menjelaskan bahwa yang dimaksud populasi adalah: ”keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan Sugiono

(2003:55) menjelaskan bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik/sifat yang ada pada siswa.

Dari pendapat tersebut, populasi adalah keseluruan objek atau subjek penelitian yang mempunyai karakeristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Cimahi yang berada di Kecamatan Cimahi Selatan.

2. Sampel

Mengenai sampel Sugiyono (2003:56) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam

(25)

sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Dengan cara purposive sampling yaitu teknik sample yang digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam penentuan sample. Dalam penelitian ini penulis memilih siswa kelas XI (sebelas) IPS, karena dalam kurikulum ada pembelajaran cakram di kelas XI. Siswa SMA yang rata-rata berada pada usia antara 15-19 tahun berada pada masa remaja madya (middle adolescence), selain itu juga karakteristik anak laki-laki dan perempuan kemampuan geraknya berbeda.

Untuk itu penulis mengambil jumlah sampel penelitian ini sebanyak 40 siswa yaitu 10 persen dari jumlah populasi kelas XI 400 siswa. Setelah itu dibagi menjadi dua kelas sebagai sampel untuk membandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu kelas XI (sebelas) I sebanyak 20 orang dan kelas XI (sebelas) II sebanyak 20 orang. Sedangkan pemilihan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan menggunakan teknik sampling Probability/Random Sampling. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang

dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel, dengan cara acak (simple random sampling)

diundi. Mengenai simple random sampling dijelaskan oleh Sugiyono (2003:57) sebagai berikut: “dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi

(26)

Sesuai dengan penjelasan tersebut di atas, penulis memilih dan menentukan sebagian dari populasi yang ada untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dengan maksud untuk mengurangi populasi yang terlalu banyak jumlahnya. Mengenai berapa besarnya sampel tidak ada ketentuan yang jelas berapa jumlahnya yang akan diteliti yang diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel tersebut adalah mewakili dari populasi yang ada. Sebagai pegangan, Arikunto (2006:134) sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan pengertian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 orang ambil 10-15% atau 20-25% untuk dijadikan sampel, tergantung setidak-tidaknya dari : (1) Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana. (2) Sempit tidaknya wilayah pengamatan dari setiap subjek. (3) Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretes-Posttes Control Group Design yaitu kelompok diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok kontrol atau pembanding tidak diberi perlakuan. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai tes akhir. Desainnya adalah sebagai berikut:

( R ) O1 X O2

(27)

Desain ini melibatkan dua kelompok subjek, satu diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain tidak diberi apa-apa (kelompok kontrol). Dari penjelasan tersebut peneliti menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Mekanisme penelitian dari dua kelas tersebut digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Pretest -Posttest Control Group Design

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen E1 X E2

Kontrol K1 - K2

Keterangan :

E1 : Pre test yang dilaksanakan pada kelas eksperimen K1 : Pre test yang dilaksanakan pada kelas kontrol

X : Perlakuan berupa media modifikasi (ban sepeda) yang diberikan pada kelas eksperimen

(28)

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang belajar menggunakan media modifikasi ban sepeda dan kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan pembelajaran biasa pada pembelajaran lempar cakram. Berdasarkan desain dan penjelasan diatas maka prosedur penelitian ini tersusun secara skematis sebagai berikut:

Gambar 3.1

Langkah-Langkah Penelitian Sampel

Tes Awal

Tes Awal Tes

Eksperimen Kontrol

Perlakuan

Tes Akhir Tes Akhir

Hasil E Hasil K

Pengumpulan Data

Pengumpulan & Analisis Data

(29)

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrument. Menurut Arikunto (2007) menjelaskan bahwa : “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Berdasarkan pengertian di atas, untuk

memperoleh data hasil penelitian yang berupa peningkatan kemampuan keterampilan siswa digunakan instrumen penelitian berupa tes kemampuan, dan tes yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tes

a) Pre test.

Pre test digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan cakram sesungguhnya. Hasil pre test

akan digunakan untuk mengukur kemampuan lemparan cakram siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pembelajaran lempar cakram.

b) Post test

Post test digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar lempar cakram pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan pembelajaraan di kelas eksperimen dengan menggunakan cakram. Tes yang di lakukan pada post tes sama dengan tes yang dilakukan pada pre test.

1. Tes Lempar Cakram

(30)

1). Siswa berdiri dengan sikap tegap, kemudian langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan cakram ke depan .

2). Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang cakram tetap lurus dan berada di bawah ketinggian bahu. Lalu langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada ke depan. Kemudian lepaskan cakram, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan.

3). Siswa melakukan lemparan sebanyak tiga kali.

4). Seberapa jauh siswa melakukan lemparan, dan diambil lemparan yang paling jauh dari tiga kali lemparan.

Gambar 3.2 Tes Lempar Cakram

Tempat

lempar

<=area lemparan=>

<=batas lemparan=>

(31)

Tabel 3.2

Penilaian Proses Teknik Dasar Lempar Cakram (Penilaian Performa)

Keterangan : Sikap Awal

Nilai 1 - 4 a) Memegang cakram di depan badan dan meletakannya ditepi lekuk ketiga dari jari-jari tangan.

b) Posisi dan berdiri kedepan arah lemparan, kaki tidak dibuka selebar bahu. Berat badan tidak terbagi pada kedua kaki.

c) Lengan yang memegang cakram tidak diayunkan ke samping kanan-belakang dan tidak mengikuti gerakan badan ke kanan. Lengan kiri juga tidak mengikuti gerakan ke kanan, dan berat badan sebagian besar tidak berada pada kaki kanan.

No Nama Siswa

Sikap Awal Gerakan Saat Melempar

Sikap Akhir

Melempar Jml 1 - 4 15 - 7 8 - 10 1 - 4 15 - 7 8 - 10 1 - 4 5 - 7 8 - 10 1.

2. 3. 4. 5. dst

(32)

d) Cakram diayunkan ke depan, diikuti badan ke kiri. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan tidak rileks.

Nilai 5 - 7 a) Memegang cakram di samping badan dan meletakannya ditepi lekuk pertama dari jari-jari tangan.

b) Posisi dan berdiri tidak menyamping arah lemparan, kaki tidak dibuka selebar bahu. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

c) Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan-belakang diikuti oleh gerakan memilih badan ke kanan. Lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan sedikit ditekuk di depan dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan. Kaki kiri tidak mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. d) Cakram diayunkan ke samping kiri diikuti badan dipilin ke kiri

dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga. Berat badan tidak dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan agak rileks dan tumit sedikit diangkat.

Nilai 8 - 10 a) Memegang cakram di samping badan dan meletakannya ditepi lekuk pertama dari jari-jari tangan.

b) Posisi dan berdiri menyamping arah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit ditekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

(33)

kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan. Kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat. d) Cakram diayunkan ke samping kiri diikuti badan dipilin ke kiri

dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan agak rileks dan tumit sedikit diangkat.

Gerakan Saat Melempar

Nilai 1 - 4 1) Kaki kanan tidak ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul tidak memutar.

2) Berat badan tidak dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, tidak bersiap untuk

melempar cakram ke arah depan atas.

3) Cakram tidak dilepas setinggi dagu. Cakram terlepas cakram terlepas agak terlambat, sudah sampai dimuka badan.

Nilai 5 - 7 1) Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.

(34)

3) Cakram tidak dilepas setinggi dagu. Cakram agak terlambat, sudah sampai dimuka badan.

Nilai 8 - 10 1) Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.

2) Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

3) Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam. Sikap Akhir

Nilai 1 - 4 1) Setelah cakram terlepas, kaki kanan tidak dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk.

2) Kaki kiri tidak dipindahkan ke belakang dan pandangan mata tidak mengikuti jatuhnya cakram.

Nilai 5 - 7 1) Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk.

2) Kaki kiri tidak dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

(35)

2) Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah peneliti kumpulkan selama mengadakan penelitian perlu diolah dan dianalisis dengan penuh ketelitian, keuletan dan secara cermat sehingga mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek penelitian yang baik. Menurut Nazir (2005) “Analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan,

memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.” Berdasarkan definisi tersebut, analisis data dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk mengolah dan memaparkan data secara terorganisir dan sistematis.

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun pengertian statistika menurut Nurhasan (2002)

“suatu cara untuk mengatur data yang belum teratur menjadi teratur, mengolah dan

menganalisis data serta memberikan arti atau makan dari data yang diperoleh dari hasil

pengukuran”. Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian

ini, sebagai berikut:

(36)

X = N

X

Keterangan:

X = Nilai rata-rata yang dicapai X = Skor yang diperoleh

N = Jumlah sample Σ = Jumlah

a. Jumlahkan skor yang akan dihitung (Σx).

b. Menentukan besarnya N, merupakan jumlah orang dalam kelompok yang dihitung.

c. Mencari nilai rata-rata.

2. Menghitung simpangan baku (Nurhasan, 2002:36) :

S =

X1 = Skor yang dicapai seseorang X = Nilai rata-rata

n = Banyaknya jumlah orang a. Mencari nilai rata-rata.

b. Mencari nilai (x₁-x ), dengan cara skor yang bersangkutan (x₁) dikurangi nilai rata-rata (x ).

(37)

3. Menghitung homogenitas dengan rumus (Nurhasan, 2002:110) : Variansi terbesar

F =

Variansi terkecil

a. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Tolak hipotesis (ho) jika F>Fa, dalam hal laian ho diterima. b. Batas kritis penerimaan dan penolakan hipotesis :

dk pembilang = n – 1 = 20 – 1 = 19 dk pembilang = n – 1 = 20 – 1 = 19

dengan a = 0,05. Dari daftar distribusi F didapat nilai Fa (F tabel) = 2,15.

4. Menghitung uji normalitas dengan pendekatan uji Liliefors (Nurhasan, 2002:105-106)

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu: ̅

c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi). d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

(38)

f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

h. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesisnya dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo <L α = Normal

d. Hitung t dengan rumus tersebut. e. Tentukan dk-nya = (n1-n2-2). f. Bandingkan thitung dengan ttabel.

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan. Bertujuan agar para siswa aktif melaksanakan tugas gerak sehingga hasil belajarnya dapat tercapai dengan baik.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 4 Cimahi lempar cakram disampaikan di kelas XI. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran lempar cakram modifikasi alat bantu ban sepeda sangat tepat digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis telah lakukan. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran dengan modifikasi alat bantu (ban sepeda) memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar lempar cakram.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

(40)

4 Cimahi. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan modifikasi alat bantu (ban sepeda) dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani terutama materi lempar cakram.

2. Dengan modifikasi alat bantu ini siswa akan lebih semangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu diadakannya publikasi dan pemahaman tentang penggunaan modifikasi alat bantu (ban sepeda) dalam proses pembelajarankepada para guru penjas dan stakeholder yang terkait dengan dunia pendidikan.

4. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi., penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

(41)

PERTEMUAN 1

Tujuan : Siswa dapat memegang cakram dengan benar Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukancara memegang dan gaya melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis Aktivitas Kegiatan menggunakan tangan kanan dan jari-jari tidak kaku memegangnya.

 Ban sepeda diayunkan lalu dilempar melembung ke arah temannya yang di depan yang berjarak 5m, siswa yang melempar dan menangkap usahakan ban tidak jatuh ke tanah.

 Siswa melakukan gerakan melempar menggunakan gaya menyamping selama 15 menit dan gaya belakang selama 15 menit.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Persiapan melempar cakram:

Apa yang pertama dibutuhkan ketika melempar cakram?

Cara memegang cakram:

Bagaimana pegangan cakram anda?  Gaya melempar cakram :

Bagaimana melakukan gaya menyamping dan belakang saat melempar cakram?

(42)

- Cara melempar cakaram menggunakan gaya menyamping dan belakang.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara memegang caram yang tangannya cukup lebar, lebar dan pendek, lalu melempar menggunkan gaya menyamping dan belakang. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa cara memengang cakram harus benar agar cakram tidak terlepas ketika melakukan gerakan melempar.

Bagaimana melakukan gerakan melempar dan fungsi memegang cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali melempar dengan pola-pola latihan seperti semula.

Penutup 5 menit Guru menjelaskan kembali cara memegang cakram dan gaya melempar cakram.

PERTEMUAN 2

Tujuan : Siswa dapat melempar cakram dengan benar Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan cara memegang dan gaya melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

(43)

siswa yang melempar dan menangkap usahakan ban tidak jatuh ke tanah.

 Siswa melakukan gerakan melempar menggunakan gaya menyamping selama 15 menit dan gaya belakang selama 15 menit.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Persiapan melempar cakram:

Apa yang pertama dibutuhkan ketika melempar cakram?

Cara memegang cakram:

Bagaimana pegangan cakram anda?  Gaya melempar cakram :

Bagaimana melakukan gaya menyamping dan belakang saat melempar cakram?

Guru kemudian menjelaskan cara memegang cakram dengan benar dan fungsi memegang cakram.

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan. Pengulangan-pengulangannya antara lain:

- Cara memegang cakram dilihat dari besar kecilnya ukuran tangan.

- Cara melempar cakaram menggunakan gaya menyamping dan belakang.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara memegang caram yang tangannya cukup lebar, lebar dan pendek, lalu melempar menggunkan gaya menyamping dan belakang. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa cara memengang cakram harus benar agar cakram tidak terlepas ketika melakukan gerakan melempar.

(44)

PERTEMUAN 3

Tujuan : Siswa dapat melempar cakram dengan benar Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan cara memegang dan gaya melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis Aktivitas Kegiatan menggunakan tangan kanan dan jari-jari tidak kaku memegangnya.

 Ban sepeda diayunkan lalu dilempar melembung ke arah temannya yang di depan yang berjarak 5m, siswa yang melempar dan menangkap usahakan ban tidak jatuh ke tanah.

 Siswa melakukan gerakan melempar menggunakan gaya menyamping selama 15 menit dan gaya belakang selama 15 menit.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Persiapan melempar cakram:

Apa yang pertama dibutuhkan ketika melempar cakram?

Cara memegang cakram:

Bagaimana pegangan cakram anda?  Gaya melempar cakram :

Bagaimana melakukan gaya menyamping dan belakang saat melempar cakram?

(45)

ukuran tangan.

- Cara melempar cakaram menggunakan gaya menyamping dan belakang.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara memegang caram yang tangannya cukup lebar, lebar dan pendek, lalu melempar menggunkan gaya menyamping dan belakang. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa cara memengang cakram harus benar agar cakram tidak terlepas ketika melakukan gerakan melempar.

Bagaimana melakukan gerakan melempar dan fungsi memegang cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali melempar dengan pola-pola latihan seperti semula.

Penutup 5 menit Guru menjelaskan kembali cara memegang cakram dan gaya melempar cakram.

PERTEMUAN 4

Tujuan : Siswa dapat melakukanawalan melempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan awalan melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis Aktivitas Kegiatan 30 menit Awalan melempar cakram:

(46)

X X

 Perhatian dipusatkan dan persiapan untuk melakukan awalan.

 Cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian dilanjutkan dengan berputar.

 Siswa jangan melempar ban sebelum ada perintah/suara pluit.

 Setelah ban dilemparkan, ban diambil kembali lalu ban diberikan kesiswa yang berdiri dibelakangnya sewaktu melempar.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukanawalan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan awalan melempar cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak” mengapa?

Awalan melempar cakram.

Bagaimana penampilan awalan melempar cakram anda?

Guru kemudian menjelaskan awalan melempar cakram. Pengulangan untuk

pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan.

Awalan melempar cakram.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik awalan melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa awalan harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana mempersiapkanawalan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

(47)

PERTEMUAN 5

Tujuan : Siswa dapat melakukanawalan melemparcakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan awalan melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis Aktivitas Kegiatan

30 menit Awalan melempar cakram:

 Siswa membentuk formasi melingkar dan jarak samping kiri dan kanan antar siswa 2m, siswa yang tidak melempar berdiri dibelakang pelempar.

 Siswa melempar kearah tengah lingkaran siswa berdiri (target).

 Siswa mengambil posisi dan berdiri menyamping kearah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit diekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

 Perhatian dipusatkan dan persiapan untuk melakukan awalan.

 Cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian dilanjutkan dengan berputar.

 Siswa jangan melempar ban sebelum ada perintah/suara pluit.

 Setelah ban dilemparkan, ban diambil kembali lalu ban diberikan kesiswa yang berdiri dibelakangnya sewaktu melempar.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukan awalan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan awalan melempar

cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak”

mengapa?

Awalan melempar cakram.

(48)

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik awalan melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa awalan harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana mempersiapkanawalan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

Penutup 5 menit Guru menjelaskan kembali konsep mempersiapkan awaln melempar cakram.

PERTEMUAN 6

Tujuan : Siswa dapat melakukanawalan melempardengan benar Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan awalan melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis Aktivitas Kegiatan

30 menit Awalan melempar cakram:

 Siswa membentuk formasi melingkar dan jarak samping kiri dan kanan antar siswa 2m, siswa yang tidak melempar berdiri dibelakang pelempar.

 Siswa melempar kearah tengah lingkaran siswa berdiri (target).

 Siswa mengambil posisi dan berdiri menyamping kearah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit diekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

 Perhatian dipusatkan dan persiapan untuk melakukan awalan.

(49)

perintah/suara pluit.

 Setelah ban dilemparkan, ban diambil kembali lalu ban diberikan kesiswa yang berdiri dibelakangnya sewaktu melempar.

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukan awalan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan awalan melempar

cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak”

mengapa?

Awalan melempar cakram.

Bagaimana penampilan awalan melempar cakram anda?

Guru kemudian menjelaskan awalan melempar cakram. Pengulangan untuk

pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan.

Awalan melempar cakram.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik awalan melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa awalan harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana mempersiapkanawalan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

(50)

Tujuan : Siswa dapat melakukan gerakan ayunan lenganmelempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan gerakan ayunan lengandan gerakan akhir setelah melemparcakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis, kemudian melakuakan permainan lempar tangkap. Aktivitas Kegiatan

 Dari posisi siap lempar, segera tanpa berhenti sedikit pun melakukan gerakan melemparkan cakram.  Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul

dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.  Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki

kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

 Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.

 Lemparan cakram diikuti dengan badan condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.  Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera

dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk.

(51)

 Melakukan gerakan ayunan melempar cakram: Apakah anda kesulitan melakukan ayunan melempar

cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak”

mengapa?

Ayunan melempar cakram.

Bagaimana penampilan ayunan melempar cakram

anda?

Gerakan akhir melempar cakram.

Mengapa kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk?

Guru kemudian menjelaskan ayunan melempar cakram dan gerakan akhir melempar cakram.

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan. Pengulangan-pengulangannya antara lain:

- Gerakan ayunan melempar cakram.

- Gerakan akhir melempar cakram

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik gerakan ayunan dan gerakan akhirmelempar cakram.. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa Cakram yang lepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal. Hal ini karena lemparannya tidak akan jauh dan tidak akan masuk daerah lemparan.. Bagaimana lakukan gerakan ayunan dan gerakan akhir melempar cakram? Kembali ke bentuk

kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan melempar cakram.

(52)

Tujuan : Siswa dapat melakukangerakan akhir setelah melempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan gerakan ayunan lengan dan gerakan akhir setelah melempar cakram

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis, kemudian melakuakan permainan lempar tangkap. Aktivitas Kegiatan

 Dari posisi siap lempar, segera tanpa berhenti sedikit pun melakukan gerakan melemparkan cakram.  Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul

dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.  Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki

kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

 Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.

 Lemparan cakram diikuti dengan badan condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.  Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera

dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk.

(53)

 Melakukan gerakan ayunan melempar cakram: Apakah anda kesulitan melakukan ayunan melempar

cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak”

mengapa?

Ayunan melempar cakram.

Bagaimana penampilan ayunan melempar cakram

anda?

Gerakan akhir melempar cakram.

Mengapa kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk?

Guru kemudian menjelaskan ayunan melempar cakram dan gerakan akhir melempar cakram.

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan. Pengulangan-pengulangannya antara lain:

- Gerakan ayunan melempar cakram.

- Gerakan akhir melempar cakram

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan teknik gerakan ayunan dan gerakan akhir melempar cakram.. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa Cakram yang lepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal. Hal ini karena lemparannya tidak akan jauh dan tidak akan masuk daerah lemparan.. Bagaimana lakukan gerakan ayunan dan gerakan akhir melempar cakram? Kembali ke bentuk

kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan melempar cakram.

(54)

Tujuan : Siswa dapat melakukangerakan kombinasi melempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan gerakan kombinasi melempar cakram (awalan, ayunan, dan gerakan akhir melempar cakram)

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis. Aktivitas Kegiatan

30 menit Gerakan kombinasi melempar cakram:

 Siswa membentuk formasi melingkar dan jarak samping kiri dan kanan antar siswa 2m, siswa yang tidak melempar berdiri dibelakang pelempar dan mengkoreksi gerkan temannya yang melekukan lemparan.

 Siswa melempar kearah tengah lingkaran siswa berdiri (target).

 Siswa mengambil posisi dan berdiri menyamping kearah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit diekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

 Cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri.

 Dari posisi siap lempar, segera tanpa berhenti sedikit pun melakukan gerakan melemparkan cakram.

 Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.  Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

 Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.

(55)

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukan gerakan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan gerakan

melempar cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak” mengapa?

Gerakan kombinasimelempar cakram.

Bagaimana penampilan gerakan melempar cakram

anda?

Guru kemudian menjelaskan gerakan kombinasi melempar cakram (dari awalan sampar akhir melempar cakram).

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan.

Gerakan kombinasi melempar cakram.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan dari teknik awalan sampai melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa gerakan memutar harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana melakukan gerakan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

(56)

Tujuan : Siswa dapat melakukangerakan kombinasi melempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan gerakan kombinasi melempar cakram (awalan, ayunan, dan gerakan akhir melempar cakram)

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis. Aktivitas Kegiatan

30 menit Gerakan kombinasi melempar cakram:

 Siswa membentuk formasi melingkar dan jarak samping kiri dan kanan antar siswa 2m, siswa yang tidak melempar berdiri dibelakang pelempar dan mengkoreksi gerkan temannya yang melekukan lemparan.

 Siswa melempar kearah tengah lingkaran siswa berdiri (target).

 Siswa mengambil posisi dan berdiri menyamping kearah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit diekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

 Cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri.

 Dari posisi siap lempar, segera tanpa berhenti sedikit pun melakukan gerakan melemparkan cakram.

 Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.  Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

 Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.

(57)

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukan gerakan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan gerakan

melempar cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika ”tidak” mengapa?

Gerakan kombinasi melempar cakram.

Bagaimana penampilan gerakan melempar cakram

anda?

Guru kemudian menjelaskan gerakan kombinasi melempar cakram (dari awalan sampar akhir melempar cakram).

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan.

Gerakan kombinasi melempar cakram.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan dari teknik awalan sampai melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa gerakan memutar harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana melakukan gerakan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

(58)

Tujuan : Siswa dapat melakukangerakan kombinasi melempar cakram dengan benar

Masalah teknik : Persiapan melempar cakram

Konsep teknik : Melakukan gerakan kombinasi melempar cakram (awalan, ayunan, dan gerakan akhir melempar cakram)

Waktu : 2 x 40 menit

Sarana prasarana : Lapangan sepak bola, 20 ban sepeda, 10 cones

Bagian pertemuan Waktu Deskripsi

Pemanasan 10 menit Siswa melakukan pemanasan statis dan dinamis. Aktivitas Kegiatan

30 menit Gerakan kombinasi melempar cakram:

 Siswa membentuk formasi melingkar dan jarak samping kiri dan kanan antar siswa 2m, siswa yang tidak melempar berdiri dibelakang pelempar dan mengkoreksi gerkan temannya yang melekukan lemparan.

 Siswa melempar kearah tengah lingkaran siswa berdiri (target).

 Siswa mengambil posisi dan berdiri menyamping kearah lemparan, kaki dibuka selebar bahu dengan sedikit diekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki.

 Cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri.

 Dari posisi siap lempar, segera tanpa berhenti sedikit pun melakukan gerakan melemparkan cakram.

 Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas. Badan yang semula condong ke belakang dan terpilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.  Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap arah lemparan penuh, bersiaplah untuk melempar cakram ke arah depan atas.

 Cakram dilepas setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 30 °. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar searah jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.

(59)

 Lakukan gerakan secara berulang-ulang. Mengajar

pemahaman

10 menit Guru menghentikan latihan dan memberikan pertanyaan kepada siswa.

 Melakukan gerakan melempar cakram:

Apakah anda kesulitan melakukan gerakan melempar cakram? Jika ”ya” mengapa?, dan jika

”tidak” mengapa?

Gerakan kombinasi melempar cakram.

Bagaimana penampilan gerakan melempar cakram

anda?

Guru kemudian menjelaskan gerakan kombinasi melempar cakram (dari awalan sampar akhir melempar cakram).

Pengulangan untuk pengembangan keterampilan

15 menit Untuk mengembangkan keterampilan para siswa dilakukan beberapa kali pengulangan.

Gerakan kombinasi melempar cakram.

Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan dari teknik awalan sampai melempar cakram. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru, kemudian melakukan gerakan yang dicontohkan guru. Guru selalu mengoreksi setiap gerakan siswa apabila ada kesalahan. Guru harus mengarahkan siswa kepada kemampuan berfikir kritis melalui rangsangan terhadap kemampuan siswa dalam berargumentasi tentang gerakan yang dilakukannya. Siswa memiliki asumsi bahwa gerakan memutar harus dilakukan dengan baik agar menghasilkan lemparan yang maksimal.. Bagaimana melakukan gerakan melempar cakram?

Kembali ke bentuk kegiatan

10 menit Para siswa kembali latihan dengan pola-pola permainan seperti semula.

Gambar

Tabel Uji Signifikansi Perbedaan Kedua Rata-Rata Satu Pihak Antara
Gambar Alat Lempar Cakram...……………………………………………………....
Tabel 3.1 Pretest -Posttest Control Group Design
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

a. Apakah Ibu memberikan ASI yang Ibu perah dan Ibu simpan kepada bayi Ibu?. a. Bagaimana Ibu menghangatkan ASI yang Ibu simpan di lemari

Pelaksanaan PTK ini mengikuti langkah-langkah yang dikemukakan oleh IGAK Wardhani yang tahapannya meliputi : perencanaan ( planning ), pelaksanaan ( acting ), observasi

Dalam proses analisa IT/IS ini fokus pada domain Deliver and Support dengan control objectives yang digunakan adalah DS11 yaitu Manage Data (Pengelolaan

wisatawan khususnya di Pantai Balekambang atau dapat meneliti dengan topik yang sama dengan kajian yang lebih mendalam lagi mengenai daya tarik wisata, fasilitas

Berbagai tingkah laku yang berubah dalam perkembangan anak-anak menuju remaja sangat signifikan mulai dari perubahan fisik hingga tingkah laku. Rasa ingin tahu pada

(2006 ).Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Peserta Diklat Perhitungan Konstruksi Mesin di SMK Negeri 6 Bandung .Skripsi pada Program Sarjana Jurusan Teknik

The objective of this research is to investigate the influence of water addition and leachate resirculation to the rate of waste decomposition of organic waste in the bioreactor

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dirumuskan kesimpulan bahwa sebagian besar penderita yang patuh terhadap diet penderita DM di Poli Dalam RSUD