• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PROGRAM PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT (PATBM) DALAM MENGATASI KASUS KEKERASAN ANAK DI KELURAHAN PONDOK RANJI TANGERANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN PROGRAM PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARAKAT (PATBM) DALAM MENGATASI KASUS KEKERASAN ANAK DI KELURAHAN PONDOK RANJI TANGERANG SELATAN"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MENGATASI KASUS KEKERASAN ANAK DI KELURAHAN PONDOK RANJI TANGERANG

SELATAN

Skripsi:

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Raffly Rizaldi Azami 11170541000082

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443 H / 2021 M

(2)

1

PERANAN PROGRAM PERLINDUNGAN ANAK TERPADU BERBASIS MASYARKAT (PATBM)

DALAM MENGATASI KASUS KEKERASAN ANAK DI KELURAHAN PONDOK RANJI

TANGERANG SELATAN

Skripsi:

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Raffly Rizaldi Azami 11170541000082

Pembimbing Skripsi

Ahmad Zaky M.Si NIP.197711272007101001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H / 2021 M

(3)

1

(4)

i

LEMBAR PENYATAAN

(5)

i

Raffly Rizaldi Azami, 11170541000082 “Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam Mengatasi Kasus Kekerasan di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan”

Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan adalah program yang di bentuk oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk dapat mengatasi berbagai macam kasus Kekerasan. Dengan adanya PATBM di Kelurahan Pondok Ranji penyelesaian kasus-kasus Kekerasan pada Anak telah dapat diselesaikan secara terstruktur dan terkodinir dengan baik. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk dapat memberikan pencegahan kepada Orang tua agar tidak terjadi lagi Kekerasan pada Anak.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan Teori Biddle dan Thomas yang membagi teori peran menjadi empat golongan yaitu: Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial, Perliaku yang muncul dalam interaski tersebut, Kedudukan orang-orang dalam perilaku, Kaitan antara orang dan perilaku.

Hasil dari penelitian ini dengan adanya Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) telah menyelesaikan berbagai macam kasus Kekerasan Anak, permasalahan Kekerasan pada Anak yang terjadi di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. Mulai dari Kekerasan fisik, psikis, pelecehan seksual, maupun Eksploitasi dari Keluarga dengan mekanisme pelayanan-pelayanan yang di berikan oleh Lembaga PATBM dan kegiatan-kegiatan pencegahan yang dilaksanakan agar Orang tua dapat mencegah, menjaga, melindungi, mengasuh serta menghindarkan Anak dari Kekerasan sebelum dan saat masa pandemic Covid 19.

Kata Kunci: Perlindungan Anak, Penyelesaian kasus Kekerasan Anak, Peranan Program

(6)

ii

KATA PENGANTAR

مْي ِح هرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Alhamdulillah Puji Sukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam Mengatasi Kasus Kekerasan Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan”. shalawat serta salam tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan tugas akhir dibuat untuk diajukan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini. Maka dari itu masukan serta saran sangat diperlukan untuk menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan, dan keikhlasan hati, peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Yang terhormat Bapak Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed. Ibu Dr. Siti Napsiyah, MSW. Selaku Wakil Dekan bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA. Selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum, dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Wkil Dekan bidang Kemahasiswaan.

(7)

iii Program Studi Kesejahteraan Sosial,

3. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Yang telah memberikan yang berharga untuk di masa depan, dan seluruh para pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu penulis selama perkulihan.

4. Pak Ahmad Zaky, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis skripsi yang telah meluangkan segenap waktunya untuk memberikan bimbingan serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

6. Pihak Kelurahan Pondok Ranji dan Lembaga Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan, Ketua Ibu Mardiyah, Sekertaris Ibu Mariyam, Anggota Ibu Sukirah yang telah membantu memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

7. Pihak yang merasakan Manfaat dari PATBM Ibu “Yy” dan Ibu “E” Yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi penulis semoga selalu dalam keadaan sehat dan terimkasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan sehingga tidak terputusnya tali silaturahmi yang terjalin.

(8)

iv

8. Kedua Orangtua yang tercinta Alm Ayah H. Masyumi Amir Mahmud dan Mamah Asnih Anissa (AA). Terimakasih telah membesarkan, mendidik, mendoakan saya, serta tidak pernah henti memberikan dukungan, kasih sayang dan rasa cinta yang tak pernah padam, dan tak pernah bosan memberikan semangat kepada penulis untuk selalu menjadi orang yang lebih baik dan sukses.

9. Serta tak lupa ucapan terimakasih juga kepada Keluarga Besar penulis (Keluarga babeh Asmin dan Keluarga Romas Family) Nenek, Tante, Om, ponakan-ponakan dan seluruh tetangga Rumah yang telah memberikan motivasi- motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini penuh dengan penuh kebahagiaan dan penuh kebanggaan.

10. Sahabat yang sudah seperti Keluarga yaitu Persibukan Association, Pejantan Kobra FC, Mini Family, dan teman- teman yang saya cintai telah menjadi penyemangat dan acuan penulis untuk lulus dan menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat sejati (Bestie) Muhammad Aliyafi Wahid, Muhammad Qoyim dan Nur Muhammad Zainul Mufakhir yang selalu ada baik senang maupun sulit dan akan terus bersama menjadi kawan sampai akhir hidup.

12. Serta seluruh Orang yang mendoakan penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan masukan, do’a, dan semangat di setiap perbincangan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin yaa Rabb al- alamin

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 9

C. BATASAN MASALAH ... 9

D. RUMUSAN MASALAH ... 10

E. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... 10

F. TINJAUAN KAJAIN TERDAHULU ... 11

G. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

H. SISTEMATIKA PENULISAN ... 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 31

A. LANDASAN TEORI ... 31

1. Pengertian Peran ... 31

2. Teori Pola Asuh ... 33

3. Teori Kekerasan Anak ... 38

4. Konsep perlindungan Anak ... 42

B. KERANGKA BERFIKIR ... 46

(10)

vi

BAB III PROFIL LEMBAGA ... 50

A. Kelurahan Pondok Ranji ... 50

1. Sejarah Kelurahan Pondok Ranji ... 50

2. Struktur Organisasi ... 51

3. Visi dan Misi Kelurahan Pondok Ranji ... 52

4. Program dan Mitra pelayanan Public Pondok Ranji Tangerang Selatan ... 53

B. Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis (PATBM) di Kelurahan Pondok Ranji ... 54

1. Fungsi dan Tujuan PATBM ... 56

2. Surat Keputusan (SK) dan struktur Organisasi PATBM kelurahan Pondok Ranji. ... 57

3. Sasaran PATBM Kelurahan Pondok Ranji ... 59

4. Dasar Pelaksanaan Kegiatan... 59

5. Ruang Lingkup ... 61

6. Program Kegiatan PATBM Kelurahan Pondok Ranji ... 62

BAB IV TEMUAN DATA ... 68

A. Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam Mengatasi kasus kekerasan pada Anak. ... 69

1. Kasus Kekerasan Anak yang terjadi di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 69

2. Mekanisme penyelesaian Kasus Kekerasan Anak dari Lembaga (PATBM) di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 73

(11)

vii

Masyarakat (PATBM) di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 79 1. Kegiatan Webiner/Seminar program

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Kelurahan Pondok Ranji. ... 79 2. Kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan

melalui deteksi dini Anak dari para pengurus PATBM di sekolah- sekolah, taman kanak-kanak, Desa smart village dan seluruh Lingkungan Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 90 3. Kegiatan Rakorkel (Rapat kordinasi

Kelurahan) pengurus PATBM Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 96 C. Manfaat Peranan Program PATBM bagi

Pengurus/Instusi (PATBM) dan Informan (Orang tua) melalui pencegahan dan menanggapi kasus Kekerasan di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 100 BAB V PEMBAHASAN ... 109

A. Peranan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam Menangani kasus Kekerasan Anak ... 113

(12)

viii

B. Pelaksanaan Kegiatan-kegiatan dari Program Pelindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan... 117 C. Manfaat Peranan Program PATBM bagi

Pengurus/Instusi (PATBM) dan Informan/Orang tua melalui pencegahan dan menanggapi kasus Kekerasan di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan. ... 122 BAB VI PENUTUP ... 127 A. Kesimpulan ... 127 B. Saran 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131 LAMPIRAN ... 136

(13)

ix

Tabel 1. 1 Tabel Informan ... 24 Tabel 3. 1 Program (Mitra Kelurahan Pondok Ranji) ... 53 Tabel 3. 2 Data SK Kepengurusan PATBM ... 58

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 SK Kepengurusan Organisasi PATBM ... 57 Gambar 4. 1 Genomap Keluarga Korban Kekerasan dari

Orantua Genomap ... 70 Gambar 4. 2 Body Mapping Anak Korban Kekerasan dari

Orang tua. Body Map ... 71 Gambar 4. 3 Dokumentasi kegiatan Seminar/Webiner

PATBM ... 81 Gambar 4. 4 Dokumentasi Edukasi pemasangan banner

dan poster PATBM. ... 83 Gambar 4. 5 Dokumentasi Kegiatan Edukasi Perlindungan

Anak dalam pengajian/Ta’lim ... 84 Gambar 4. 6 Dokumentasi kegiatan Webiner penguatan

Kelembagaan/Organisasi PATBM. ... 88 Gambar 4. 7 Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan Sosialisasi

dan Deteksi dini Anak Program Perlindungan Anak terpadu Berbasis Masyarakat

(PATBM). ... 92 Gambar 4. 8 Dokumentasi Sosialisasi dan Deteksi dini

Anak di masa pandemic. ... 94 Gambar 4. 9 Dokumentasi kegiatan Rakorkel

Lembaga/Organisasi Perlindungan Anak

Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). ... 98

(15)

xi

Bagan 3. 1 Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Ranji ... 52

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara merdeka yang memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan kebudayaan, serta memiliki dasar negara yaitu pancasila. Pancasila mengajarkan kepada masyarakat tentang ketuhanan, keadilan, kasih sayang, dan saling menghargai diantara satu sama lain sesama warga negara. Indonesia merupakan Negara mayoritas berpenduduk Muslim. Dalam agama Islam tidak mengajarkan Kekerasan, melainkan Islam menyebarkan kedamaian dan kasih sayang. Sehingga ironis sekali ketika banyak terjadi kasus-kasus Kekerasan dalam masyarakat.

Berbicara tentang Kekerasan tentunya tidak asing lagi untuk kita semua. Kekerasan merupakan suatu bentuk Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk menyengsarakan, melakukan tindakan tidak manusiawi baik dalam bentuk fisik maupun psikis.

Kekerasan banyak sekali macam- macamnya diantaranya kekerasan fisik, psikis, seksual, sosial dll. Tetapi yang akan dibahas disini berfokus kepada kekerasan yang terjadi pada Anak.

Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, oleh karena itu komitmen dan perlakuan yang memperhatikan perkembangan dan peranan Anak sebagai generasi penerus bangsa merupakan suatu hal yang harus dipegang oleh

(17)

Pemerintah. Anak yang belum matang secara mental dan fisik, kebutuhannya harus dicukupi, pendapatnya harus dihargai, diberikan pendidikan yang benar dan kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kejiwaannya, agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dapat di harapkan sebagai penerus bangsa (Gadis 2005, 4)

Anak dari segi aspek agama Islam, merupakan makhluk yang dhaif (lemah) dan mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses penciptaan. Oleh karena itu anak titipan Allah SWT, tetapi jika Orang tua tidak bertanggung jawab terhadap Anak maka keberadaan Anak menjadi masalah (problem). Anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam pandangan agama islam, maka Anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak Anak tersebut tumbuh menjadi Anak yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa mendatang. Dalam Pengertian Islam, Anak adalah titipan Allah SWT kepada kedua Orang tua, Masyarakat, Bangsa, dan Negara yang kelak akan memakmurkan dunia sebagai rahmatan lola’lamin dan sebagai pewaris ajaran islam pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui diyakini, dan diamankan sebagai implementasi amalan yang diterima dari Orang tua, Masyarakat, Bangsa, dan Negara.

Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk

(18)

3

menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari Kekerasan dan diskriminasi (UU RI Nomor 23 Tahun 2002). Berdasarkan pada pengertian tersebut, pengertian perlindungan anak dalam pelaksanaan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dikerucutkan dengan memberi fokus pada upaya melindungi Anak dari berbagai bentuk kekerasan.

Kekerasan terhadap Anak adalah segala perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan termasuk eksploitasi ekonomi, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Oleh karena itu, pengertian perlindungan anak dalam pedoman ini adalah langkah-langkah dan pengembangan gerakan yang terstruktur untuk mencegah dan menangani penyalahgunaan, penelantaran, eksploitasi, dan Kekerasan yang dapat mempengaruhi kehidupan Anak-anak sebagaimana telah diatur dalam konvensi hak Anak (KHA), dan instrumen hukum HAM yang lain, terutama UU RI Nomor 23 tahun 2002 dan UU RI Nomor 35 tahun 2014 perlindungan Anak.

Sementara pengertian Anak dalam pedoman ini mengacu pada UU RI Nomor 23 Tahun 2012 pasal 1 yaitu seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk Anak yang masih dalam kandungan (Sitepu, Perlindungan Anak Tepadu

(19)

Berbasis Masyarakat Bagi Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota & Provinsi 2017, 5)

Dari hasil data Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemengtri PPPA), sepanjang tahun 2021 pada periode 1 Januari hingga 9 Juni terdapat 3.683 Kasus kekerasan pada Anak. Pandemic Covid ternyata juga berdampak buruk pada hubungan Orang tua dan anak. Anak-anak mengalami Kekerasan dan eksploitasi dari orangtua yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid saat ini. "Anak rentan dapat kekerasan dan eksploitasi, karena di rumah mudah terdistraksi, komunikasi dengan Orang tua tidak lancar akhirnya tantrum dan ini memicu Orang tua bisa lakukan Kekerasan pada Anak

Lebih mengherankan lagi 58,80% kasus Kekerasan terhadap Anak itu terjadi di dalam rumah tangga. Anggota keluarga menjadi pelaku kekerasan tertinggi kedua setelah teman sebaya. Kekerasan pada anak apapun bentuknya, dimanapun dan dalam keadaan apapun, tidak bisa dibenarkan dan dapat dicegah. Faktor risiko lain dari sisi Orang tua adalah soal kurangnya pemahaman tentang kebutuhan Anak, perkembangan Anak, dan keterampilan parenting.

Kemudian ada riwayat Kekerasan, penggunaan obat, isu kesehatan jiwa. Kemudian rendahnya pendidikan, punya banyak Anak, penghasilan rendah, dan perilaku pemikiran dan emosi yang mendukung perilaku Kekerasan (Eko, sebanyak 3.683 Anak menjadi korban kekerasan 2021)

(20)

5

Di dalam Al- Qur’an Allah SWT berfirman:

☺

⧫❑⧫◆

➔◆

❑◆⬧

◆

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS. Al Kahfi: 46) (Kementrian 2021)

Penjelasan dari ayat ini menujukan bahwa harta terbaik di dunia adalah Anak dan amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Allah serta lebih baik untuk menjadi harapan. Maka dari itu menjaga dan mendidik dengan baik seorang Anak dengan mengharap Ridho Allah akan menimbulkan ketentraman hati bagi orang tua yang menjaga serta melindungi anaknya dengan baik dan menjauhi bahkan tidak melakukan tindak Kekerasan kepada Anak Dari tingginya kasus Kekerasan pada Anak melalui rumah tangga/Orang tua menurut hasil Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Pusat pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sepanjang tahun 2021. Ada 89 kasus yang sudah ditangani. kasus Kekerasan tersebut mengincar Anak di bawah umur sebagai Korbannya. Saat ini, teknologi sangat mudah di akses, sehingga membawa pengaruh dampak negatif. Selain itu, adanya tekanan kebutuhan Ekonomi yang tinggi tetapi sulit memenuhi kebutuhannya karena adanya pandemi Covid jugam sangat rentan terjadi Kekerasan pada Anak di Tangerang Selatan (Deniansyah 2021)

Dengan adanya Program Perlindungan Anak Terpadu

(21)

Berbasis Masyarakat (PATBM) yaitu sebuah program yang di bentuk Kementrian pemberdayaan perempuan dan anak (Kementri PPPA). PATBM adalah sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok (Organisasi) warga pada tingkat masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan perlindungan Anak. PATBM merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung tombak untuk melakukan upaya- upaya pencegahan dengan membangun kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman, sikap dan prilaku yang memberikan perlindungan kepada Anak. Gerakan tersebut dapat dikelola dengan menggunakan dan mengembangkan fungsi struktur kelembagaan yang sudah ada. (Indonesia 2016, 7)

Di beberapa Kelurahan di Tangerang Selatan terdapat dua kelurahan di kecamatan Ciputat Timur dan Kecamatan Pondok Aren yaitu Kelurahan Pondok Ranji dan Kelurahan Pondok Kacang Barat. Kedua kelurahan ini menjadi pilot project PATBM pertama dalam mengatasi kasus Kekerasan Anak di kelurahan yang berada di Tangerang Selatan.

Kelurahan Pondok Ranji salah satu Kelurahan yang berada di 3 Kecamatan terbesar terjadinya Kekerasan pada Anak dan dengan adanya PATBM ini. Kelurahan Pondok Ranji menerapkan program PATBM dengan baik karena program ini bukan hanya penanganan terkait kekerasan yang berada di Kota Tangerang Selatan melainkan suatu program yang di jalankan untuk mencegah terjadinya tindak Kekerasan pada Anak.

(22)

7

Sehingga kasus Kekerasan di salah satu wilayah terbesar terjadinya tingkat Kekerasan pada Anak dapat di tangani dan dicegah dengan Relevan, Dari survey data PATBM di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan, Terdapat 1 kasus di tahun 2017 yang sudah di tangani, setelah itu 3 kasus Kekerasan pada anak di tahun 2018 yang sudah di tangani, pada tahun 2019 menjadi 2 kasus. Maka setelah di bentuknya PATBM telah menyelesaikan permasalahan kasus Kekerasan sebanyak 6 kali di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan dan sepanjang tahun 2020 hanya ada 1 kasus yang di tangani PATBM dalam menangani permasalahan pada Anak bukan hanya melalui kekerasan tetapi kebutuhan yang menghambat masa depan Anak tersebut sepanjang tahun 2021 ini tidak adanya kasus Kekerasan yang ditemukan. Oleh karena itu melalui PATBM Kekerasan Anak menjadi semakin berkurang bahkan dapat menjamin dan melindungi Anak dari hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Untuk itu PATBM merupakan langkah-langkah dan pengembangan gerakan untuk mencegah dan menanggapi Kekerasan terhadap Anak.

Menyikapi hal tersebut PATBM yang dilakukan di Kelurahan Pondok Ranji telah menjalankan suatu program yang selalu mendeteksi laporan Kekerasan yang terjadi di lingkungan Keluarga, penyuluhan dan sosialisai penyampaian

(23)

kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan perlindungan Anak dari kekerasan yang setiap harinya selalu bertambah di Tangerang Selatan dan program ini menerapkan secara baik di Kelurahan Pondok Ranji agar kekerasan pada Anak dapat berkurang di Tangerang Selatan dan dapat ditangani dengan lebih baik Peneliti memilih program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) program ini berfokus kepada perlindungan Anak dari tingkat Kekerasan yang masih harus ditangani secara preventif khususnya di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan yang dimana dapat mengurangi kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan terhadap Anak, Sehingga PATBM dikerucutkan dengan memberi fokus pada upaya melakukan tindakan menghindarkan Anak dari kekerasan.

Perlindungan Anak Berbasis Masyarakat (PATBM) merupakan suatu program dengan membangun kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman, sikap dan prilaku yang memberikan perlindungan kepada Anak. Dan peneliti ingin mengetahui lebih lanjut terkait program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) melalui Peranannya terhadap perlindungan Anak dari Kekerasan. Yang tingkat tertinggi kekerasannya dilakukan oleh anggota keluarga, dengan penanganan pencegahan dan tanggapan dalam mengatasi kekerasan kepada Anak menjadi lebih baik.

(24)

9

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang Peranan program perlindungan Anak berbasis masyarakat (PATBM) dalam mengatasi kasus kekerasan Anak melalui perlindunganya sehingga peneliti akan memfokuskan dengan judul “Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam Mengatasi Kasus Kekerasan Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tertulis, penulis memberikan informasi berikut tentang masalah yang akan digunakan sebagai bahan penelitian yaitu:

1. Meningkatnya kasus kekerasan pada Anak yang terjadi di Tangerang Selatan.

2. Kurangnya kepedulian dan kesadaran dari Orang tua dan masyarakat terhadap kasus kekerasan pada Anak.

3. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya apa saja yang telah di derita pada korban kekerasan pada Anak

C. BATASAN MASALAH

Pada penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah pada pembahasan dalam skripsi. Tujuan dari batasan masalah agar terhindar dari terjadinya perluasan materi yang akan dibahas, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal ilmu pengetahuan, waktu, biaya, dan tenaga serta

(25)

pikiran. Maka peneliti memberikan batasan dalam lingkup penelitian yang akan dilakukan dan hanya memfokuskan pada bahasan untuk Anak yang mengalami kekerasan di kelurahan Pondok Ranji melalui program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).

D. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam mengatasi kasus kekerasan Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan?

E. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan penelitian

Menurut rumusan masalah yang ada maka penelitian ini bertujuan:

Untuk menggambarkan proses Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam mengatasi kasus kekerasan Anak melalui pencegahan dan menanggapi kasus Kekerasan Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Seletan.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian yang akan dilakukan oleh penulis sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

(26)

11

Menambah dan memberikan ilmu pengetahuan khususnya Mahasiswa Kesejahteraan Sosial dan bagi penulis maupun para masyarakat pada umumnya mengenai jenis penanganan pada Anak yang mengalami Kekerasan dan Bagaimana cara PATBM dalam menangani Anak yang mengalami kekerasan dari program yang di buat oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kementrian PPPA) yang berada di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan adanya hasil perubahan kesadaran mengenai upaya perlindungan Anak dari berbagai bentuk Kekerasan sehingga membentuk pola pikir masyarakat dalam melindungi Anak secara maskimal dari penelitian ini.

F. TINJAUAN KAJAIN TERDAHULU

Sebelum mengadakan penelitian ini terlebih dahulu dilakukan tinjauan kajian untuk mengetahui apakah penelitian di bidang yang sama sudah dilakukan penelitian atau belum, sekaligus untuk menghindari penjiplakan dalam penelitian.

Penulis melakukan kajian terdahulu untuk menjadi acuan untuk membantu dan mengetahui perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya yang sejenis, Penelitian mengenai perlidungan Anak di Indonesia sudah banyak dilakukan.

Terdapat beberapa penelitian berpengaruh positif dalam

(27)

upaya membantu mencegah dan menanggapi kasus Kekerasan Anak dengan memberikan perubahan serta pola pikir orang tua dari kekerasan yang dilakukan dalam lingkungan rumah tangga dan lingkungan masyarakat menjadi Garda tedepan untuk melapokan tindak Kekerasan Orang tua terhadap Anaknya. Seperti penelitian yang dilakukan Milasari (2019) yang membahas tentang perlindungan Anak melalui program Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 yang dimana pemerintah melakukan upaya dalam membangun kesadaran masyarakat dan mencegah kekerasan terhadap anak dengan merubah cara pandang masyarakat lewat peraturan perundang – undangan, menyatakan bahwa penerapan perlindungan anak berperan penting terhadap perubahan cara pandang masyarakat terkait kekerasan terhadap anak yang ada di Kabupaten Musirawasn Utara.

Penelitian lain yang dengan program perlindungan anak berperan positif dilakukan oleh (Saputra 2018) mengenai program perlindungan anak (PATBM) dalam melakukan perlindungan kepada Anak melalui pencegahan perlindungan hukum, perlindungan medis, dan perlindungan psikologis untuk dapat mengurangi kasus Kekerasan Anak dari tindak kekerasan Orang tua agar masyarakat tidak acuh tak acuh dalam kepedulian tindak pidana Kekerasan pada Anak di Kota Bandar Lampung.

Penelitian yang juga membahas melalui program perlindungan Anak (PATBM) adalah yang dilakukan oleh Bintari dan Akbar (2017) di Kota Cimahi yang bertujuan

(28)

13

untuk memberikan peningkatan pengetahuan di Kelurahan Cipageran dengan sosialisasi/penyuluhan yang terfokus kepada kader/aktifis saja untuk di peruntukan kepada masyarakat nantinya dalam menyadari tingkat kekerasan pada Anak melalui program perlindungan anak. Penelitian yang menggunakan program (PATBM) yang dilakukan (Setyawati 2019) yaitu mendeskripsikan pengelolaan, pencegahan dan tanggapan mengenai kekerasan terhadap Anak yang berjalan dengan positif untuk masyarakat Desa Ngalang Gendang Sari Gunung Kidul melalui pengorganisasian, monitoring dan Evaluasi dalam mencegah dan mananggapi masalah kekerasan terhadap Anak melalui data yang di peroleh dari subjek penelitian.

Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Adawiyah (2015) melalui perlindungan Anak melalui pencegahan dengan mengungkap beberapa faktor terjadinya tindak Kekerasan terhadap Anak yaitu faktor karakteristik pribadi Anak, karakterisitik pelaku Kekerasan, lingkungan fisik dan budaya. Upaya pencegahan yang dilakukan dapat merubah pola pikir mendidik Anak tanpa kekerasan termasuk perubahan pengetahuan (cognitive), perubahan sikap (affective) dan perubahan psikomotorik (psychomotoric) terhadap Orang tua dalam memperlakukan anak dengan baik.

Penelitian lain dilakukan oleh Febriyani (2018) merupakan perlindungan Anak melalui pencegahan Kekerasan yang ditujukan kepada rumah tangga/Orang tua dengan menggunakan dua tahap konseling yaitu perencanaan dan

(29)

strategi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kabupaten Tamanggus untuk menyadari orangtua dalam memahami dan mengubah perilaku kekerasan terhadap Anak.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Purnama (2018) yaitu perlindungan Anak yang juga melalui pencegahan Kekerasan dalam rumah tangga/Orang tua berbasis masyarakat di Desa Mojosari Kabupaten Malang dengan mengenalisis peranan komunitas dalam melakukan tindak Kekerasan dalam Rumah tangga (KDRT) dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan terhadap pencegahan kekerasan di Desa Mojosari.

Kekerasan terhadap Anak juga dapat terjadi karena bullying melalui fakrtor internal dan eksternal yang terjadi karena keluarga yang tidak harmonis serta pergaulan dan lingkungan yang mempengaruhi untuk melakukan bullying upaya penanggulangan dilakukan melalui sosialisasi dan proses penyidikan terhadap Anak yang mengalami kasus bullying (Esti 2020)

Selanjutnya dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap perlindungan Kekerasan Anak menggambarkan bahwa masih adanya keengganan dari masyarakat dan pihak keluarga korban untuk melaporkan tindak Kekerasan kepada Anak, yang menjadikan Anak trauma serta perlunya penanganan khusus terhadap anak yang mengalami kekerasan tersebut Hasanah dan Tri Raharjo (2016).

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnisa (2019) yaitu melalui pencegahan dengan pendampingan yang dilakukan untuk mengatasi kasus Kekerasan kepada Anak

(30)

15

dengan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan pendampingan melalui program forum anak dan PATBM untuk melakukan pencegahan Kekerasan terhadap anak sampai berjalan hingga efektif. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Krisdyawati (2018) membahas tentang ke Efektivitasan Dinas pemberdayaan dan perlindungan Anak (DPPPA) di Kota Semarang dalam mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas Dinas pemberdayaan dan perlindungan Anak. Yang dimana untuk menyesuaikan diri dengan program penanganan kasus Kekerasan terhadap Anak masyarakat atau saksi tidak takut lagi melaporkan kejadian Kekerasan terhadap Anak.

Penelitian sebelumnya terkait Kekerasan yang dilakukan dalam lingkungan Keluarga yang dilakukan Oleh Fajri Zakiyah (2020) Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta Jurusan Kesejahteraan Sosial dengan dosen pembimbing Ahmad zaky M.Si yaitu membahas tentang Advokasi Sosial Untuk Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan yang tujuannya adalah perlindungan berlandasan dengan Hukum dengan mitra perlindungan yang di berikan melalui laporan kasus Kekerasan yang dilakukan oleh lingkungan Keluarga dengan cara memberikan pemahaman terkait kasus yang klien alami dan diberikan informasi berupa langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh klien agar dapat terlindungi dari masalah Kekerasan di dalam

(31)

Rumah Tangga baik Perempuan maupun seorang Anak.

Sehingga kasus Kekerasan pada tingkat Keluarga dan kasus kekerasan tertinggi dilakukan kepada Anak dapat di tangani serta dirasakan manfaatnya dengan pelayanan Program Advokasi di (P2TP2A) Tangerang Selatan.

Selanjutnya Penelitian mengenai perlindungan terhadap Anak yang dilakukan Fatmawati (2011) Universitas Islam Negeri syarief Hidayatullah Jakarta jurusan kesejahteraan sosial dengan dosen pembimbing Ismet Firdaus M.Si yang di dalam penelitian berjudul Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak sejahtera (TAS). Dengan proses pola asuh yang di berikan dengan perlindungan bagi Anak agar terhindar dari diskriminasi dan eksploitasi oleh karena itu agar terciptanya pengasuhan dan perlindungan yang baik dilaksanakan pengasuhan, pembinaan, perawatan, pendampingan dan pendidikan sehingga dengan demikian tumbuh kembang anak dan perlindungan dari kekerasan dapat di tangani secara maksimal.

Pada masa pandemi seperti sekarang ini sosialisasi, pencegahan dan tanggapan melalui perlindungan anak bertujuan agar anak tetap terlindungi dan terpenuhi hak- haknya di masa pandemi Covid. Saat pandemi Covid pelaksanaan program perlindungan Anak terus selalu dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Yang merupakan tantangan karena Kekerasan terhadap Anak masih selalu terjadi dan bertambah bahkan di masa Pandemi oleh karena itu harus di tanggulangi secara baik dan preventif agar

(32)

17

pencegahan dan tanggapan kekerasan terhadap anak dapat berjalan di masa pandemic Covid saat ini. Dampak langsung yang dirasakan di masa pandemic tingginya kasus Kekerasan pada Anak terjadi di dalam rumah tangga (Keluarga).

Anggota keluarga menjadi pelaku Kekerasan apapun bentuknya, dimanapun dan dalam keadaan apapun, tidak bisa dibenarkan dan dapat dicegah. Hal ini karena hubungan Orang tua dan Anak yang buruk di masa pandemic Covid Anak-anak mengalami ekspolitasi dan Orang tua yang mengalami kesulitan Ekonomi akibat Covid. Anak rentan dapat Kekerasan dan eksploitasi karena di rumah mudah terdistraksi, komunikasi dengan orangtua tidak lancar akhirnya memicu Orang tua bisa lakukan kekerasan pada Anak.

Dengan pedoman buku Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang di buat oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yang di dalamnya terdapat uraian yang mencangkup Dasar Hukum, maksud dan tujuan, sasaran, prisnip pelaksanaan, ruang lingkup kegiatan, komponen dan tahapan pelaksanaan, perubahan yang di harapakan dari Gerakan PATBM, Pengorganisasisan Gerakan PATBM, Monitoring dan Evaluasi (PPPA, Pedoman Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) 2016). Dan melihat dari pedoman buku Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang di buat di tahun 2017 yang berisi Panduan, Petunjuk Pengelolaan perlindungan Anak Berbasis

(33)

Masyarakat Bagi Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota & Provinsi dengan bertujuan untuk untuk melakukan pencegahan dan respon cepat terjadinya kekerasan terhadap anak di tingkat Desa/Kelurahan. Hasil uji kelayakan gerakan PATBM yang dilakukan tahun 2017 menyatakan bahwa program PATBM dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dalam penanganan kasus kekerasan pada Anak.

Setelah mengkaji kajian terdahulu yang membahas tentang perlindungan Anak melalui pencegahan dan menanggapi kasus kekerasan pada Anak. Peneliti menemukan beberapa temuan masalah baru, yang akan memperjelas atau memperkuat temuan yang sudah ada terkait dengan fokus penelitian, peneliti juga menemukan permasalahan yang menarik yaitu menjelaskan/ menggambarkan bahwa masih adanya keengganan dari masyarakat dan pihak keluarga korban untuk melaporkan tindak kekerasan kepada Anak, yang menjadikan Anak trauma serta perlunya penanganan khusus terhadap Anak yang mengalami Kekerasan tersebut.

Permasalahan Kekerasan terhadap anak yang terjadi di masa pandemi Covid untuk tetap melaksanakan perlindungan terhadap Anak sebagai pencegahan dan tanggapan terkait Kekerasan pada Anak di masa pandemi Covid dengan melakukan sosialisasi agar Anak tetap terlindungi dan terpenuhi hak- haknya di masa Pandemic serta kasus Kekerasan pada Anak dapat berkurang dan dapat terus berjalan dengan baik walaupun di masa Pandemic Covid saat

(34)

19

ini.

Setelah menemukan permasalahan tersebut peneliti dapat mengkonfirmasi teori yang sudah ada yaitu teori Peran, Kekerasan Anak serta Konsep Perlindungan Anak Peneliti akan mengembangkan permasalahan yang ada dalam penelitian sebelumnya. dari hanya membahas penjelasan akan hal penanganan pendekatan dan upaya pencegahan yang di lakukan dalam penelitianya, peneliti akan membahas Bagaimana langkah-langkah PATBM dalam pengembangan gerakan untuk mencegah dan menanggapi Kekerasan pada Anak dan Bagaimana pencapaian dan keberhasilan program PATBM dalam mengatasi kasus Kekerasan pada Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan yang dilihat/dikonfirmasi dari sudut pandang staff/pengurus institusi PATBM yang dilakukan melalui instrumen Wawancara, Observasi dan Studi Dokumentasi. Dengan mengembangkan permasalahan tersebut maka artinya, peneliti memperluas temuan penelitian sebelumnya. Serta memperluas pembahasan dari penilitian sebelumnya maka, data-data yang akan diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi akan menemukan juga memberikan makna baru bagi penelitian terdahulu dan akan mendeskripsikan penanganan yang lebih spesifik dalam mencegah kasus Kekerasan pada Anak.

Penelitian yang akan dilakukan peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yang akan membuka jalan bagi peneliti lain, untuk mengkaji lebih dalam

(35)

peranan lembaga dan Program Perlindungan Anak untuk dijadikan sebuah penelitian misal penanganan dan pencegahan program PATBM di Kelurahan Pondok Ranji dalam menangani kasus kekerasan Anak yang tetap berjalan di masa pandemic Covid. Penelitian sebelumnya juga memiliki kekurangan atau kelemahan, baik dari segi pembahasan dan hasil yang diakibatkan tidak menjelaskan mengenai penanganan dan pencapaian dari perlindungan Anak melainkan hanya menjelaskan melalui pendekatan dan upaya pencegahan saja lalu ada beberapa peneliti sebelumnya tidak menggunakan teori yang Relevan dalam penelitianya, sehingga dalam pembahasan penelitianya di nilai kurang spesifik.

Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah menggunakan metodelogi penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui secara jelas dan detail serta dapat mempelajari Bagaimana fenomena terjadi dengan secara alami melalui data dan fakta yang di temukan serta observasi yang di lakukan. Dan penelitian yang akan dilakukan mempertanyakan ide-ide yang sudah ada, untuk mengkonfirmasi hasil peneliti dengan penelitian sebelumnya melalui teori yang nantinya peneliti gunakan. Namun, pada penelitian kualitatif terdapat kelemahan yaitu perbedaan antara fakta dan kebijakan atau asumsi kurang jelas sehingga akan mengelirukan informasi yang ditulis. Walaupun penelitian terkait perlindungan Anak di Desa/Kelurahan melalui sebuah program sudah banyak dilakukan,

(36)

21

Tantangannya adalah penelitian dilakukan di masa pandemi Covid dengan adanya kasus kekerasan pada Anak di lingkungan rumah tangga/orang tua saat masa pandemic Covid saat ini.

G. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah teknik atau cara mengumpulkan data atau bukti yang dalam hal ini perencanaan tindakan yang di lakukan serta langkah- langkah apa yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian (Kristi 1998, 78)

1. Pendektan Penelitian

Alasan peneliti memilih metode Kualitatif ini yaitu peneliti ingin terjun langsung untuk mencari sumber- sumber data dari informan yang akan peneliti wawancarai secara langsung. Dalam penelitian kualitatif juga diusahakan pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam bentuk laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka, oleh karena itu peneliti memilih metode penelitian kualitatif.

Dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti dapat menggali lebih dalam mengenai data dan fakta yang ada di Kelurahan Pondok Ranji, guna mendapatkan data yang akurat mengenai Peranan program perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM) Tangerang Selatan. Dalam penelitian kualitatif juga diusahakan

(37)

pengumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam bentuk laporan. Data yang di peroleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka, maka dari itu peneliti memilih metode penelitian kualitatif. Penelitian ini berupaya bagaimana cara Kelurahan Pondok Ranji melaksanakan program perlindungan Anak terpadu berbasis masyasarakat (PATBM) dengan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada Orang tua dan masyarakat melalui penyuluhan/ sosialisasi,deteksi dini Anak dengan keluarga yang rentan melakukan Kekerasan dan pencegahan melalui rakorkel (rapat kordinasi kelurahan), pengajian (kajian) atau pertemuan tingkat Rt dan menanggapi laporan masyarakat/Orang tua mengenai kasus kekerasan yang terjadi di wilayah Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan.

2. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian data deskriktif berupa kata-kata, analisis dalam menguji keabsahan data maka peneliti menentukan data valid, akurat, dan signifikan untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti. Karena peneliti menganggap bahwa metode penelitian ini dapat menggambarkan tentang suatu peristiwa, kondisi, dan situasi terutama dalam menganalisis Peranan program perlindungan Anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM) dalam mengatasi kasus kekerasan Anak.

(38)

23

3. Macam Dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari para informan seperti staff dan pengurus Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang ada di Kelurahan Pondok Ranji pada waktu penelitian. Data primer ini diperoleh melalui observasi partispasi moderat dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh seorang peneliti secara tidak langsung. Seperti data- data yang ada di perpustakaan, dokumen, data-data perusahaan atau lembaga.

4. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling teknik Purposive penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih 6 orang informan sebagai sampel dengan memilih orang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik-topik penelitian kita. Informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan di anggap sebagai orang-orang yang tepat dalam memberikan informasi tentang Peranan program perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat (PATBM).

(39)

5. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di lakukan di Kelurahan Pondok Ranji, Jl. W R Supratman No.66 A Pd. Ranji, Kec.

Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan , Banten 15412 Nomor Telp: (021) 7434918 (Kantor Kelurahan Pondok Ranji) Disana peneliti melakukan penelitian untuk mendapat informasi dari beberapa staff Kelurahan dan pengurus PATBM yang berada di SK (surat keputusan) seperti Sekertaris dan Kordinator dari program PATBM, sedangkan objeknya dalam penelitian ini adalah korban dan pembimbing korban kekerasan pada Anak di Kelurahan Pondok Ranji. Dengan melakukan wawancara secara langsung dan melakukan observasi untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumentasi dan data- data lain untuk mendukung dalam penelitian ini.

Tabel 1. 1 Tabel Informan

No Informasi yang di cari Informan Jumlah 1. Gambaran umum

(Kelurahan Pondok Ranji)

Kepala Kelurahan Pondok Ranji/staff bidang Kesejahteraan Sosial masyarakat (Kesos)

1

2. Mencari tahu, melihat 1) Ketua 3 dan menganalisa,

Observasi, mencari temuan data serta bagaimana peranan PATBM dalam mengatasi kasus Kekerasan Anak?

(Koordinator) (PATBM) 2) Sekretaris PATBM 3) Salah satu

Anggota/Aktiv is PATBM.

(40)

25

3. Manfaat apa saja serta perubahan yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan dan merasakan pelayanan dengan adanya program PATBM terhadap kasus kekerasan Anak?

Orang tua yang merasakan langsung manfaat pelayanan dengan adanya peranan program PATBM.

2

Sumber: Data Penelitian

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangatlah di perlukan dalam mendapatkan data dan informasi untuk dapat menjawab dan menjelaskan permasalahan ini. Ada beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Sebelum melaksanakan wawanca peneliti menyiapkan instrument wawancara yang di sebut pedoman wawancara (interview guide) yang berisi sejumlah pertanyaan meminta untuk di jawab atau di respon oleh responden (Hadi 1990, 237) b. Observasi

Observasi adalah sebuah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan tujuan merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuandan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi- informasi yang di butuhkan untuk

(41)

melanjutkansuatu penelitian. Observasi berupa deskriptif yang faktual, cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan itu terjadi.

Untuk memperoleh sebuah data yang dimana data di peroleh karena adanya penelitian di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumentasi adalah pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dkumentasi sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk meramalkan (Gunawan 2013, 216)

7. Teknik Analis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Dalam menulis data tersebut peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual dan akurat yang disertai dengan petikan hasil wawancara.

(42)

27

8. Teknik Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang di teliti. Dalam menulis data tersebut peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu mendeskripsikan hasil temuan peneliti secara sistematis, faktual, dan akurat yang di sertai dengan petikan hasil wawancara.

Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan- catatan, bahan-bahan yang di kumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang di temukan

Data yang terkumpul dari wawancara selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Data-data kualitatif dari hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau pertanyaan pendapat atau sikap tersebut di Analisa dan di interppretasikan untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya, untuk memahami keterikatan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Data kualitatif dari hasil wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi selanjutnya disusun dalam catatan lapangan, kemudian diringkas dan di pilih hal-hal yang penting dan pokok, dikategorikan dan disusun secara sistematis dengan mengacu pada perumusan masalah dan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.

(43)

9. Pedoman Penulisan Skripsi

Penulisan penelitian kali ini mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang pedoman penulisan karja ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan kali ini disajikan dalam enam bab, sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfat penelitian, kajian terdahulu, metode penelitian (yang terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian, sumber data, tempat dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, teknik kebasahan data, pedoman penulisan skripsi, dan (teknik pemlihan informan), dan sistematika penulisan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan Teori apa yang digunakan dalam membahas permasalahan yang berisikan tentang Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam mencegah kasus kekerasan pada Anak serta kajian

(44)

29

pustaka, dan kerangka berpikir.

BAB III: GAMABARAN UMUM LATAR PENELITIAN Peneliti menuliskan gambaran tempat penelitian baik secara historis, struktur organisasi dan Peranan pencapaian Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat dalam memberikan perlindungan dan pencegahan Kekerasan pada Anak.

BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berisi uraian pemaparan, penyajian dan data temuan pencapaian dan hambatan program dari penelitian yang dilakukan di lapangan sesuai dengan judul “Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Dalam Mengatasi Kasus Kekerasan Pada Anak Di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan”

BAB V: PEMBAHASAN

Membahas tentang Bagaimana Langkah-langkah PATBM dalam pengembangan gerakan untuk mencegah dan menanggapi kekerasan pada Anak serta Apa saja pencapaian dan keberhasilan dari program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam menangani kasus Kekerasan pada Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan.

(45)

BAB VI: PENUTUP

Bab terakhir berisi tentang kesimpulan bedasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian yang terdiri dari implikasi dan saran saran yang menjadi penutup pada pembahasan penelitian.

(46)

31 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Peran

Pengertian Peran adalah merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap sesuatu. Apabila seorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peran.

Peran berarti suatu yang dimainkan atau dijalankan peran didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di pernakan atau dimainkan oleh seorang yang mempunyai kedudukan atau status sosial dalam Organisasi (Nasional 2014)

Peran adalah tugas utama yang harus dilakasanakan:

Menurut Maurice Dauverger, (2010:102) bahwa

“peranan adalah atribut sebagai akibat dari status, dan perilaku yang di harapkan dari anggota anggota lain dari masyarakat terhadap pemegang status.

Menurut Biddle dan Thomas membagi teori peran menjadi empat golongan yaitu:

a. Orang orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

b. Perliaku yang muncul dalam interaski tersebut c. Kedudukan orang orang dalam perilaku

d. Kaitan antara orang dan perilaku (Nurdhawati, 2018) Teori ini digunakan karena dapat mendeskripsikan, melihat, menganalisis, pencapaian Peranan program

(47)

perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan yang dilihat/dikonfirmasi dari sudut pandang dan data yang diperoleh dari instrumen Wawancara, Observasi dan Studi Dokumentasi dengan staff/pengurus instusi PATBM dalam mencegah dan menanggapi kasus Kekerasan terhadap Anak. Tujuannya adalah memberikan kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman, sikap dan prilaku yang membuat terjadinya perlindungan kepada Anak serta dapat mengurangi kesengsaraan atas penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan terhadap Anak serta masyarakat menjadi terbuka dalam melaporkan kasus kekerasan Anak di lingkungan Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan.

a. Istilah peran

Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat, peranan adalah tugas utama yang harus dilaksanakan, Ketika istilah peran dijalankan maka suatu orang yang di beri posisi, juga di harapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut (K. B. Indonesia 2007)

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan fungsi dan Kinerja dari Program

(48)

33

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dalam mengatasi kasus kekerasan Anak di Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan, melalui pencegahan dan menanggapi respon cepat laporan kasus Kekerasan pada Anak.

b. Definisi Peran

1) Peran meliputi norma norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat. Jadi, peran suatu peraturan yang menjadi pembimbing seorang dalam masyarakat.

2) Peran adalah suatu konsep mengenai apa yang dapat di lakukan oleh individu dalam masyarakat.

Jadi, peran adalah suatu arahan bagaimana seseorang melakukan sesuatu dalam masyarakat.

3) Peran dapat dikatakan sebagai suatu perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Christi Silap 2019)

2. Teori Pola Asuh

a. Pengertian Pola Asuh

Secara epistimologi kata pola diartikan sebagai cara kerja, dan kata asuh berarti menjaga (menjaga, merawat, dan mendidik) Anak kecil membimbing, (membantu, melatih, dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri supaya dapat berdiri sendiri, atau dalam bahasa populernya adalah cara mendidik.

Secara terminologi pola asuh Orang tua adalah

(49)

cara terbaik yang ditempuh oleh Orang tua dalam mendidik Anak sebagai perwujudan dari tanggung jawab kepada Anak.

Menurut Gunarsa Singgih dalam bukunya psikologi Remaja, Pola asuh Orang tua adalah sikap dan cara Orang tua dalam mempersiapkan anggota Keluarga yang lebih muda termasuk Anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantung kepada Orang tua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri (Gunarsa N. Y., 2007, p. 109)

b. Jenis- jenis pola asuh Orang tua

1) Pola Asuh Otoriter/Authoritarian (Authoritarian Parenting)

Adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut Anak untuk mengikuti perintah orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar bagi Anak-anak untuk mengungkapkan pendapat. Orang tua otoriter juga cenderung bersikap sewenang- wenang dan tidak demokrasi dalam membuat keputusan, memaksakan Peran-peran atau pandangan kepada Anak atas dasar kemampuan dan kekuasaan sendiri, serta kurang menghargai pemikiran dan perasaan mereka. (Jahja, Psikologi

(50)

35

Perkembangan, 2011, p. 194)

2) Pola Asuh Demokratis /Autoriotative (Autoriotative Parenting)

Kreativitas Anak akan berkembang jika Orang tua selalu bersikap demokratis, yaitu: mau mendengarkan omongan Anak, menghargai pendapat Anak, mendorong Anak untuk berani mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan Anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada Anak bahwa pendapat Orang tua paling benar, atau melecehkan pendapat Anak.

3) Pola Asuh Permisif (Indulgent dan Indifferent) Dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu:

pertama, pengasuhan permissive indulgent yaitu suatu gaya pengasuhan di mana Orangtua sangat terlibat dalam kehidupan Anak, tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali atas mereka. Pengasuhan permissive indulgent diasosiasikan dengan kurangnya kemampuan pengendalian diri Anak, karena Orang tua yang permissive indulgent cenderung membiarkan Anak-anak melakukan apa saja yang mereka inginkan. Kedua, pengasuhan permissive indifferent yaitu suatu gaya pengasuhan di mana Orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan Anak. Anak-anak yang di besarkan oleh

(51)

Orang tua yang permissive indifferent cenderung kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah. (Jahja, Psikologi Perkembangan, 2011, p. 194)

4) Pola asuh tipe penelantar

Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada Anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan ada juga Orang tua yang sangat hemat untuk masalah biaya kepada Anak mereka. Tipe ini termasuk perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada Ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan Anaknya perhatian fisik maupun psikis.

c. Faktor- faktor yang mempengaruhi Pola Asuh Pola asuh Orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan ataupun menghambat perkembangan sosial emosional anak. Seseorang Anak yang dibiasakan dengan suasana Keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat-pendapat anggota Keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh inisiatif dan percaya diri. Lain halnya jika seorang Anak dibesarkan dengan pola asuh yang mengutamakan kedisiplinan yang tidak

(52)

37

diimbangi dengan toleransi, wajib mentaati peraturan dan selalu memaksakan kehendak. Maka generasi yang muncul adalah generasi yang tidak memiliki visi di masa depan, tidak memiliki keinginan untuk maju dan berkembang.

Dalam pola pengasuhan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi serta melatarbelakangi Orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan pada Anak- anaknya. Menurut Hurlock, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh Orang tua, antara lain:

1) Tingkat sosial ekonomi

Orang tua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah lebih bersikap hangat di bandingkan Orang tua yang berasal dari sosial ekonomi rendah.

2) Tingkat pendidikan

Latar belakang pendidikan Orang tua atau tinggi rendahnya pendidikan Orang tua akan cenderung berbeda dalam menerapkan pola asuh terhadap Anak.

3) Kepribadian Orang tua

Kepribadian orang tua meliputi bagaimana pengalaman pola asuh yang telah didapatkan oleh orang tua.

d. Jumlah Anak

Jumlah Anak akan menentukan pola asuh yang diterapkan orang tua. Orang tua yang memiliki banyak

(53)

Anak (keluarga besar) cenderung mengasuh dengan pola asuh yang berbeda-beda. Sedangkan Orang tua yang hanya memiliki sedikit Anak, maka orang tua akan cenderung lebih insentif dalam mengasuh anak.

(Hurlock, 1997, p. 234).

Faktor-faktor Teori pola pengasuhan di atas merupakan standar yang digunakan dalam peneliti, untuk dapat meninjau melalui Peranan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) agar melalui pencegahan dan mengatasi kasus Kekerasan Anak yang telah di selesaikan oleh Lembaga (PATBM) dapat memberikan pola pengasuhan yang baik terhadap Anak serta diterapkan maupun terealisasikan guna menghindarkan Anak dari berbagai macam bentuk Kekerasan dan Diskriminasi di wilayah Kelurahan Pondok Ranji Tangerang Selatan.

3. Teori Kekerasan Anak

Kekerasan terhadap Anak disebut juga dengan (Child Abuse) yang artinya segala bentuk penyiksaan fisik, emosional, pelecehan seksual atau kelalaian terhadap seorang Anak. (Child Abuse) menimbulkan dampak kepada seorang Anak maupun masa depan bangsa. Perilaku (Child Abuse) ini biasa terjadi dengan korbannya adalah orang terdekat/dikenal utamanya sering terjadi pada lingkungan Keluarga (Made Ardinata 2019).

(54)

39

a. Pengertian Kekerasan Anak

Kekerasan Anak adalah wujud perbuatan yang lebih bersifat fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit, atau penderitaan pada orang lain dengan unsur berupa paksaan atau ketidakrelaan atau persetujuan pihak lain yang dilukai (Irfan 2001).

Menurut Fakih M (2003) Kekerasan terhadap Anak (Child Abuse) adalah sebuah bentuk perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, perilaku seksual, pelalaian, eksploitasi lain, yang mengakibatakn cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan Anak, kelangsungan hidup Anak, tumbuh kembang Anak, atau martabat Anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan

Arisandy (2009) mengemukakan bahwa definisi Child Abuse (kekerasan Anak) sebagai Kekerasan berbentuk fisik ataupun mental, Kekerasan seksual dan penelantaran terhadap Anak di bawah usia 18 tahun yang dilakukan yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kesejahteraan Anak, sehingga keselamatan dan kesejahteraan Anak terancam

b. Bentuk-bentuk kekerasan Anak 1) Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan atau sakit fisik seperti menampar, memukul, memutar lengan, menusuk,

(55)

mencekik, membakar, menendang, ancaman dengan benda atau senjata, dan pembunuhan.

2) Kekerasan Psikologis

Kekerasan Psikologis meliputi perilaku yang ditujukan untuk mengintimidasi dan menganiaya, mengancam atau menyalahgunakan wewenang, membatasi keluar rumah, mengawasi, mengambil hak asuh anak-anak, mengisolasi, agresi verbal dan penghinaan konstan.

3) Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual seperti aktifitas seks yang melalui ancaman, intimidasi atau kekuatan fisik, memaksa perbuatan seksual yang tidak diinginkan, ketika Anak mengenal seks dan otaknya menjadi rusak karena kecanduan pornografi, juga termasuk Kekerasan. Jika Kekerasan seksual yang dialami hingga terjadinya pelecehan seksual, maka secara fisik Anak akan mengalami gangguan fungsi reproduksi, berpotensi mengidap HIV/AIDS, sex disorder, gangguan Rahim, dan secara psikis anak akan trauma, minder dan tentu saja akan berakibat pada menurunya rasa percaya diri anak. Hal ini kan sangat berpengaruh pada motivasi, minat belajar dan prestasi Anak.

4) Kekerasan Ekonomi

Kekerasan Ekonomi seperti tidak di penuhinya kebutuhan makanan dan gizi yang baik,

(56)

41

menghambat pengoptimalan tumbuh kembang Anak, Anak menderita gizi buruk, dan sulit fokus.

(Maknun 2016, 119-121)

Dengan masalah Kekerasan terhadap Anak tersebut maka Pelayanan perlindungan Anak bagi Masyarakat/Orang tua dengan cara mencegah dan menanggapi kasus Kekerasan Anak salah satunya melalui program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang struktur kelembagaan-nya dilaksanakan di Desa/Kelurahan hal ini karena tingkat Kekerasan Anak yang ada di Indonesia semakin hari semakin bertambah walaupun di masa pandemic Covid. Oleh karena itu program PATBM menjamin dan melindungi Anak dari hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari Kekerasan dan diskriminasi. Upaya yang dilakukan PATBM merupakan langkah-langkah dan pengembangan gerakan untuk mencegah dan menanggapi Kekerasan terhadap Anak demi mengurangi kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan terhadap Anak.

Melihat akan hal tersebut dilihat melalui Undang Undang perlindungan Anak yang di dalamnya

(57)

berisi bahwa Anak-anak di Indonesia dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 pasal 13 ayat 1 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, Undang- Undang ini mengatur Anak mendapatkan hak, perlindungan, dan keadilan atas apa yang menimpa mereka.

UU perlindungan Anak ini juga mengatur tentang ancaman hukuman bagi siapapun yang melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap Anak. Ancaman hukumannya yaitu pidana 5 tahun penjara dan denda uang sebesar Rp.100 juta rupiah (warsudi 2020). Hal ini pun selalu disampaikan dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PATBM guna mencegah terjadinya Kekerasan dan membuat para Orang tua sadar bahwa perlindungan Anak harus dikedepankan.

4. Konsep perlindungan Anak

Anak merupakan salah satu bagian dari generasi muda yang merupakan pewaris perjuangan bangsa dan sumber daya manusia kedepan, Di dalam tugasnya untuk menerbitkan sumber daya manusia Indonesia yang terbaik dan bermoral, dibutuhkan pembimbing dan perlindungan dengan cara berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang baik, tumbuh kembang fisik yang baik, mental yang baik, sosial yang baik dan juga untuk perlindungan semua upaya yang bisa membahayakan Anak di masa yang akan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Bab ini menjelaskan tentang problematika kekerasan terhadap anak dalam keluarga, respon masyarakat dan keluarga mengenai kekerasan yang terjadi pada anak di kelurahan

Kegiatan Peningkatan Kapasitas jaringan Kelembagaan Perlindungan Anak terpadu Berbasis Masyarakat ( PATBM ) (16….)F. Kegiatan Fasilitasi Pusat Layanan

Skripsi yang berjudul Manajemen Penanganan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh, sehingga pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat dan timbul gejalanya.. •

3) Peralatan Organisasi Dokumen Program Kerja atau Rencana Tindak Lanjut. Dokumen yang dimiliki sebagian besar aktivis adalah SK, rencana kegiatan, dan buku laporan

Kadar bilirubin dalam serum dipengaruhi oleh metabolisme hemoglobin, fungsi hepar dan kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila destruksi eritrosit bertambah, maka

Dari pemerolehan fonologi tutur di atas, dapat penulis sampaikan bahwa bahasa tutur anak dalam penelitian ini adalah bilingual infomal yang merupakan representasi