RISK
&
FRAUD
Fraud
FRAUD
Tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengelabui atau memanipulasi sehingga menyebabkan kerugian finansial dan/atau non finansial, bagi perusahaan atau pihak lainnya, dan memberikan keuntungan, baik secara langsung dan/atau tidak langsung, kepada pelakunya
A P A ?
Motivasi Fraudster (Pelaku Fraud) adalah karena tekanan, kesempatan,
pembenaran/rasionalisasi, Competency/ Capability dan Arrogance. Lima motivasi ini dikenal dengan
Fraud Pentagon)
Modus atau cara-cara Fraud terjadi karena adanya pelanggaran terhadap
ketentuan/aturan yang berlaku. Modus
tersebut terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan bisnis
B A G A I M A N A ?
Fraud dapat dilakukan oleh pihak Internal dan External. Pihak Internal yaitu karyawan/ti
Adira Finance. Pihak External antara lain, Nasabah, Dealer, Makelar, External
Collector/Recovery, dan Vendor/Biro Jasa, Ataupun kombinasi Internal dengan External
Fraud dapat terjadi kapan saja, baik dalam waktu kerja ataupun di luar waktu kerja, terutama pada saat fungsi kontrol kurang berjalan sehingga memberikan kesempatan kepada pelaku Fraud (Fraudster). Secara
proses, Fraud dapat terjadi baik pada proses akuisisi, penagihan, penarikan, dan proses-proses lain ketika ada kesempatan
K A P A N ?
Fraud juga dapat terjadi di mana saja, baik itu dalam lingkungan kerja/kantor, sepeti
Cabang, Satellite, Warehouse, ataupun di luar lingkungan kerja/kantor., seperti rumah
nasabah, rumah karyawan/ti, warung makan, ataupun lokasi lainnya
FRAUD PENTAGON
Opportunity
FRAUD
Pentagon
PRESSURE (Tekanan)
Kebutuhan yang semakin meningkat Gaya Hidup Konsumerisme
Target yang belum tercapai
Opportunity (Kesempatan)
Pelanggaran aturan tanpa diketahui Kontrol yang kurang berjalan
Sanksi yang kurang tegas
Rationalization (Pembenaran)
Bukan mencuri, tetapi meminjam Dilakukan oleh orang lain (umum) Seharusnya perusahaan memberi lebih
Arrogance (Arogansi)
Sifat superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya
Competence/Capability (Keahlian)
Keahlian karyawan untuk mengabaikan kontrol internal,
JENIS KASUS & MODUS FRAUD
• Jenis Kasus FRAUD adalah kesimpulan dari tindakan yang dilakukan oleh pelaku FRAUD
(Pelaku Internal dan/atau External)
1. Pembiayaan Fiktif 2. Penggelapan 3. Gratifikasi 4. Manipulasi (Pelaku Internal) 1. Biaya Fiktif 2. Tidak Survey
• Modus FRAUD adalah cara yang dijalankan pelaku dalam melakukan Jenis Kasus FRAUD
• Jenis Kasus dan Modus FRAUD terus berkembang dan berubah seiring perubahan lingkungan bisnis, sehingga Jenis Kasus FRAUD dapat berubah
JENIS KASUS & MODUS FRAUD
PEMBIAYAAN FIKTIF
• Nasabah yang dibiayai tidak ada
• Nasabah yang dibiayai tidak pernah mengajukan aplikasi • Nasabah yang dibiayai tidak pernah menerima unit, dana,
atau obyek pembiayaan lain
• Dealer/Showroom/Merchant/Pihak Ketiga lainnya tidak ada
• Agen AXI yang bekerja sama tidak ada
PENGGELAPAN
• Uang angsuran tidak disetorkan
• Unit tidak diserahkan kepada nasabah
• Unit tarikan tidak diserahkan kepada Adira/Warehouse • STNK tidak diserahkan
JENIS KASUS & MODUS FRAUD
GRATIFIKASI
• Meminta uang lain-lain atau barang dari nasabah atau pihak ketiga lainnya di luar ketentuan
• Menerima sejumlah uang tertentu dengan imbalan kemudahan proses approval
• Meminta sejumlah uang yang dipotong dari fee ataupun insentif pihak ketiga
MANIPULASI
• Pembelian unit/barang secara cash namun dijadikan kredit
• Perbedaan angsuran/tenor antara nasabah dengan pihak Adira karena Mediator/Makelar
• Memberikan dokumen yang tidak sesuai dengan aslinya (palsu)
• Melampirkan kuitansi pembayaran yang tidak sesuai • Melaporkan hasil aktivitas yang tidak sesuai kondisi
JENIS KASUS & MODUS FRAUD
BIAYA FIKTIF
• Mengajukan biaya yang sebenarnya tidak pernah digunakan
• Mengajukan kegiatan yang sebenarnya tidak pernah dilaksanakan
• Pembelian/pengadaan barang/jasa yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, baik secara jumlah
maupun spesifikasi
• Pengajuan proposal biaya kerja sama dengan pihak ketiga yang sebenarnya seluruh biaya ditanggung pihak ketiga
TIDAK SURVEY
• Tidak melakukan kunjungan ke alamat nasabah sesuai dengan ketentuan survey yang berlaku
• Tidak pernah memastikan tempat tinggal nasabah sehingga tidak mengetahui rumah ataupun
kantor/tempat usaha nasabah
• Tidak menjalankan pekerjaan utama dalam menilai kelayakan calon debitur yang akan dibiayai
JENIS KASUS & MODUS FRAUD
SKEMA PONZI adalah Modus penipuan berkedok Investasi. Juga dikenal dengan Skema Piramida. Dicetuskan oleh Charles Ponzi (1882-1942) pada tahun 1920, dan saat itu menyebabkan kerugian sebesar US$ 20 Juta. Skema ini sudah dilarang berdasar Undang-Undang No 7 tahun 2014 tentang Perdagangan.
Skema Ponzi membayarkan keuntungan investasi dari uang investor sendiri, terutama dari investor yang baru menyetorkan uang. Bukan dari keuntungan operasional yang dijalankan. Janji pengembalian yang besar, membuat banyak orang yang tertarik dan menjadi korban. Skema investasi ini membutuhkan investor baru yang berkesinambungan agar dapat terus membayarkan keuntungan kepada investor
Modus ini juga terjadi pada Pembiayaan Otomotif. Oknum yang menawarkan pembelian unit di bawah harga pasar dan BPKB baru dapat diambil setelah 2 tahun. Biasanya nasabah tidak merasa mengambil pembiayaan karena merasa berinvestasi
Surveyor Adira Finance mesti memastikan bahwa calon debitur yang disurvey, tidak terlibat dengan investasi bodong model skema Ponzi
AKIBAT FRAUD | SECARA BISNIS
Hasil analisa atau penanganan tidak sesuai karena data yang dimanipulasi e.g analisa kelayakan Credit, penanganan Collection Pencatatan tidak sesuai atau terjadi salah
pencatatan (misstatement) karena berkas/dokumen dimanipulasi
Masalah yang ada tidak diselesaikan dengan benar karena dasar data/asumsi yang tidak benar dari awal
Menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan
Merusak reputasi perusahaan sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat.
Akibatnya nasabah enggan untuk mengambil kredit di Adira Finance
Jika reputasi perusahaan rusak dan menderita kerugian, maka karyawan/ti juga yang akan merasakan akibatnya
Dampak psikologis kepada karyawan/ti yang tidak melakukan FRAUD yang dapat berujung pada pembenaran melakukan FRAUD
Mengurangi rasa saling percaya (trust) dan semangat teamwork di antara karyawan/ti, yang berdampak pada penurunan kinerja Hilangnya kepercayaan mitra kerja dan
nasabah kepada Adira yang dapat mengganggu performa perusahaan
Adanya waktu yang tidak produktif untuk
menindaklanjuti kasus FRAUD, yang terkadang membutuhkan biaya yang tidak sedikit
Perlu mengeluarkan energi tambahan untuk Recovery atau penyelamatan aset
AKIBAT FRAUD
KONSEKUENSI PELAKU FRAUD (FRAUDSTER)
SANKSI PERUSAHAAN SANKSI HUKUM SANKSI SOSIAL • PUNISHMENT
• PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA • GANTI KERUGIAN
• KURUNGAN PENJARA
• RUSAKNYA NAMA BAIK • AIB BAGI KELUARGA
Ajaran agama tidak membenarkan tindakan
TINDAKAN FRAUD DAN PIDANA (K.U.H.P)
AKIBAT FRAUD
Bab XII - Pemalsuan Surat - - - Pasal 263
(1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian..
Bab XXII - Pencurian - - - Pasal 362
Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Bab XXIV - Penggelapan - - - Pasal 372
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.
Bab XXV Perbuatan Curang - - - Pasal 378
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang rnaupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
FRAUD RED FLAG
Seperti kata pepatah sepandai-pandainya tupai melompat, pastinya akan jatuh juga . Pelaku Fraud, akan
memunculkan tanda-tanda atau signal yang mengindikasikan telah terjadi Fraud. Tanda-tanda atau signal itu disebut FRAUD RED FLAG
Definisi RED FLAG yaitu :
“ Kondisi yang tidak lazim
atau berbeda dari biasanya “
Penting dicatat, bahwa RED FLAG tidak memastikan adanya perbuatan FRAUD. Tanda-tanda tersebut hanya memberikan signal bahwa ada Sesuatu yang terjadi, dan perlu diselidiki lebih lanjut
FRAUD RED FLAG
Perubahan Perilaku
(Change in Behaviour)
Perubahan perilaku menjadi ciri yang paling mudah diamati, yang mengindikasikan bahwa sesuatu telah terjadi
1. Meminjam uang dari teman kerja
2. Kreditur atau penagih utang muncul di tempat kerja
3. Mudah marah dengan urusan yang sepele 4. Memberikan jawaban yang tidak jelas (tidak
nyambung) saat ditanya
5. Membawa/memiliki sejumlah uang/barang di luar kemampuannya
6. Suka merenung atau cenderung menjauhi temannya
7. Menolak cuti atau mutasi
8. Terlibat judi, narkoba, perselingkuhan
Ciri-ciri di atas bukan memastikan seseorang telah melakukan FRAUD, namun menjadi trigger untuk dilakukan investigasi lebih lanjut
FRAUD RED FLAG
Selain perubahan perilaku, faktor berikut juga perlu diperhatikan:
1. Kinerja yang memburuk dibanding yang lain 2. Pencapaian target yang signifikan di atas
rata-rata
3. Penambahan jumlah nasabah atau dealer yang cukup tinggi
4. Tingkat turn over yang tinggi pada suatu fungsi/jabatan
5. Credit Default yang tidak lazim
PERFORMANCE
1. Adanya aktivitas Non Rutin yang cukup sering 2. Dokumentasi aktivitas tidak ada atau tidak
lengkap
3. Transaksi tanpa dokumen atau persetujuan yang semestinya
4. Pengajuan biaya yang tidak besar namun sering diajukan
5. Jumlah pengeluaran non rutin yang meningkat tajam
REPORTING
1. Komplain dari Dealer terkait pelayanan 2. Komplain dari nasabah terkait pembayaran
angsuran atau lainnya
3. Adanya hadiah dari pihak ketiga/vendor 4. Kontrol yang kurang dijalankan dengan baik 5. Pemisahan pekerjaan yang kurang jelas pada
fungsi tertentu
1. FRAUD adalah perbuatan yang tidak benar baik secara aturan, etika, maupun agama
2. Tindakan dapat merugikan semua pihak, termasuk pihak yang tidak melakukan FRAUD 3. Keep your eyes open!!
Perhatikan sekitar Anda, apakah terjadi gejala-gejala baik
perilaku, performa, pengeluaran biaya, maupun pelaporan yang tidak lazim
4. Jika muncul FRAUD Red Flags, segera lakukan tindak lanjut