• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI PERMEABILITAS DAN SORPSI-DESORPSI BENTONIT SEBAGAI BAHAN PENYANGGA (BUFFER MATERIAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISASI PERMEABILITAS DAN SORPSI-DESORPSI BENTONIT SEBAGAI BAHAN PENYANGGA (BUFFER MATERIAL)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II PEBN-BATAN, Jakarta 19-20 Nopember 1996

ID0100140 ISSN 1410-1998

KARAKTERISASI PERMEABILITAS DAN SORPSI-DESORPSI BENTONIT

SEBAGAI BAHAN PENYANGGA

(BUFFER MATERIAL)

Budi Setiawan

Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif

ABSTRAK

KARAKTERISASI PERMEABILITAS DAN SORPSI-DESORPSI BENTONIT SEBAGAI BAHAN PENYANGGA (BUFFER MATERIAL). Penelitian pendahuluan untuk mempelajari karakteristik bentonit Indonesia sebagai bahan penyangga (buffer material) telah dilakukan. Percobaan untuk mendapatkan parameter permeabilitas, kinetika sorpsi, pengaruh ion Na+ dan

desorpsi dilakukan dengan metode catu. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa permeabilitas dari bentonit memberikan harga yang favourable bila digunakan sebagai bahan penyangga. Selain itu kesetimbangan sorpsi Cs-137 dari bentonit memberikan waktu yang relatif cepat. Penambahan konsentrasi ion Na dalam larutan tidak memberikan pengaruh yang berarti pada sorpsi Cs-137. Demikian juga desorpsi Cs-137 yang relatif kecil dengan pelarut CaCI2

menunjukkan bahwa penggunaan bentonit sebagai bahan penyangga cukup aman.

ABSTRACT

CHARACTERIZATION OF PERMEABILITY AND SORPTION-DESORPTION OF BENTONITE AS A BUFFER MATERIAL. Preliminary study for the characterization of Indonesian bentonite as a buffer material has been performed. The parameter such as permeability, sorption kinetics, effect of sodium ion and desorption of radionuclide was observed in this experiment using batch method. The result shows that bentonite will give a favourable permeability value if it is applied as a buffer material. The Cs-137 sorption equilibrium in to bentonite was relatively fast. Addition of sodium concentration into the sample solution did not give any significant effects toward 137 sorption. Also the relatively small desorption of Cs-137 using CaCI2 solution shows that bentonite promises a potentially safe usage as a buffer

material.

PENDAHULUAN

Penyimpanan limbah radioaktif merupakan ujung belakang (back-end) dari suatu daur bahan bakar nuklir, dimana pada fasilitas penyimpanan limbah akan dikenal adanya sistem penghalang buatan dan penghalang alami. Bahan penyangga (buffer material) merupakan salah satu komponen dari penghalang buatan pada sistem penyimpanan limbah radioaktif. Bahan penyangga perlu memenuhi berbagai kriteria, terutama kemampuan menahan dan mengontrol aliran air tanah serta kemampuan serap radionuklida yang terlarut dalam air tanah I 1l Radionuklida

cesium yang disimpan pada tempat penyimpanan limbah adalah salah satu radionuklida yang harus diperhatikan karena waktu paronya yang panjang (t1/2 = 30 tahun)

serta high fission yield. Radionuklida tersebut pada masa penyimpanan kemungkinan akan terlindih dari kungkungan limbah dan akhirnya

dapat lepas ke lingkungan. Selain itu interaksi antara radionuklida yang hanyut bersama aliran air tanah dengan berbagai sistem penghalang juga akan memainkan peran yang sangat penting terutama dengan sistem penghalang buatan sebagai lapis pertama dari sistem penyimpanan limbah.

Bahan penyangga adalah salah satu komponen dari sistem penghalang buatan dan umumnya menggunakan bentonit alam. Secara umum bentonit alam dibagi menjadi jenis Na dan Ca-bentonit. Jenis Na-bentonit akan memberikan sifat penggembungan (swelling) yang lebih baik sehingga akan mempunyai nilai permeabilitas yang rendah. Oleh karena itu jenis Na-bentonit akan baik sebagai bahan penyangga f2). Paket-paket

limbah pada sistem penyimpanan tanah dangkal disimpan dalam pengungkung dari beton dalam jangka waktu yang panjang. Interaksi beton dengan air tanah akan

(2)

menyebabkan ion-ion Ca2+ dari semen akan

terlindih ke air tanah. Adanya konsentrasi Ca2+ di air tanah diperkirakan akan

mengganggu kestabilan sorpsi radionuklida didalam bentonit. Adanya pasokan {supply) ion K+ dari air tanah, pada jangka yang

panjang menyebabkan mineral bentonit berangsur-angsur berubah menjadi illit karena adanya perubahan ini maka perlu pula dipelajari kemampuan sorpsinya.

Penelitian ini merupakan percobaan pendahuluan karakterisasi bentonit asal Trenggalek-lndonesia sebagai bahan penyangga pada fasilitas penyimpanan limbah tanah dangkal. Parameter-parameter yang digunakan untuk evaluasi meliputi permeabilitas, kinetika sorpsi, pengaruh Na+

dan sifat desorpsi. Hasil yang diperoleh akan memberikan kontribusi kepada pengkajian unjuk kerja bahan penyangga dalam sistem penyimpanan limbah tanah dangkal.

TATA KERJA Bahan

Bentonit yang digunakan berasal dari Trenggalek. Contoh bentonit yang berbentuk bongkahan digerus dan diayak untuk memperoleh ukuran butir 60-80 mesh, setelah itu dikeringkan diudara terbuka selama 48 jam. Butiran bentonit sebelum digunakan untuk percobaan terlebih dahulu disimpan dalam desikator yang berisi NaCI jenuh. Pada Tabel 1 ditunjukkan komposisi kimia dari bentonit Trenggalek.141

Tabel 1. Komposisi kimia bentonit dari Trenggalek Oksida SiO2 AI2O3 Fe2O3 K2O CaO MgO TiO2 H2O % berat 59.68 19.25 6.21 1.38 1.84 1.54 0.62 9.50

Dari tabel komposisi kimia terlihat bahwa bentonit asal Trenggalek termasuk dalam jenis Ca-bentonit. Bahan-bahan lain yang digunakan pada percobaan ini antara lain

larutan radioaktif yang mengandung Cs-137 dengan aktivitas sekitar 10"2piCi/ml, NaHCO3

dengan konsentrasi yang divariasi antara 5 x 10"4 sampai 10"2 N, CaCI2 0,5N, KCI 0,5N,

alat-alat gelas dan plastik, alat roller, dan alat analisis pendar cair (LSC).

Metode

Permeabilitas

Percobaan permeabilitas dimaksudkan untuk mengukur rerata aliran melalui suatu jenis bahan porous, atau untuk mendapatkan nilai yang menyatakan kemudahan aliran air melalui suatu bahan porous yang dalam percobaan ini adalah bahan bentonit. Permeabilitas suatu bahan akan dipengaruhi olehI 5 !:

- ukuran butir - kekentalan air

- volume pori bahan dll.

Pada percobaan ini dilakukan pengukuran permeabilitas bahan dengan tinggi permukaan tetap, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Kondisi percobaan yang digunakan adalah h = 50 cm, L = 1,7 cm dan A = 1,8 cm2. Pencuplikan debit cairan dilakukan

secara berkaia dan perhitungan nilai permeabilitas digunakan persamaan:

k =

Q.L

d)

t.h.A

dimana:

k : koefisien permeabilitas (cm/detik) Q : debit aliran air yang tertampung selama

waktu t (ml)

L : panjang contoh bahan yang diuji dalam permeameter (cm)

t : waktu pencuplikan (detik)

A : luas penampang vertika! permeameter (cm2)

Kinetika Sorpsi (Waktu Kontak)

Percobaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan waktu kontak yang cukup untuk mencapai kondisi kesetimbangan. Metode catu (batch) digunakan pada percobaan ini, dimana 0,1 g bentonit dan 10 ml larutan Cs-137 dicampurkan didalam botol polietilen volume 20 ml, dan pengocokan dilakukan dengan menggunakan alat roller agar terjadi suatu kontak yang sempurna antara bentonit

(3)

ISSN 1410-1998 Presiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II PEBN-BATAN, Jakarta 19-20 Nopember 1996

dengan larutan yang mengandung Cs-137. Pengadukan ini dilakukan selama 1 hari sampai 3 minggu pada suhu kamar. Beningan dan padatan dari campuran kemudian dipisahkan dengan alat centrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit, beningan yang didapat dicacah dengan alat cacah pendar cair. Harga koefisien distribusi (Kd) diperoleh dari banyaknya aktivitas cesium dalam larutan sebelum dan sesudah pengocokan dan dihitung dengan menggunakan persamaan:

Kd =

-

l x

w

(2) dimana:

Kd : koefisien distribusi (ml/g)

Co : aktivitas cesium sebelum pengocokan

(Bq/ml)

C, : aktivitas cesium setelah pengocokan (Bq/ml)

V : volume cairan (ml) W : berat penyerap (g) Pengaruh Na+

Sejumlah konsentrasi Na+ dalam larutan

NaHCO3 ditambahkan kedalam bentonit untuk

kemudian didiamkan selama 1 minggu. Hal ini dimaksudkan agar bentonit Trenggalek sebagai Ca-bentonit dapat berubah menjadi Na-bentonit, dimana Na+ diharapkan akan

menggantikan ion Ca2+ pada bentonit secara

pertukaran ion dan untuk mempelajari pengaruh ion Na+ pada sorpsi Cs-137 oleh

bentonit. Pada percobaan ini konsentrasi Na+

divariasi antara 5 x 10"4 sampai 10"2 N.

Percobaan Desorpsi

Desorpsi radionuklida dari dalam bentonit dilakukan dengan menggunakan pelarut air destilat ,CaCI2 dan KCI yang dicampurkan

dengan bentonit yang telah menyerap Cs-137. Pengerjaan desorpsi dilakukan sendiri-sendiri untuk masing-masing larutan pendesorpsi. Konsentrasi Ca dan K yang digunakan adalah 0,5 N masing-masing untuk CaCI2 dan KCI.

Larutan pendesorpsi CaCI2 adaiah simulasi

adanya konsentrasi Ca2+ yang terlindih dari

beton pengungkung paket limbah. Pendesorpsian Cs-137 dengan menggunakan pelarut KCI merupakan simulasi adanya supply K+ dalam air tanah, dimana pada

jangka panjang akan menyebabkan bentonit

berubah menjadi illit. Pengocokan untuk percobaan desorpsi dilakukan selama 1 minggu, dan dari percobaan ini akan dilihat kemampuan bahan bentonit untuk menahan radionuklida cesium agar tidak lepas kembali ke larutan. Nilai desorpsi ditampilkan sebagai % desorpsi dari radionuklida cesium yang terlepas dari bentonit dan kembali ke dalam larutan. Persamaan yang digunakan :

(

c^

% desorpsi = 1 - ~ x l 0 0 % (3) dimana:

Cs : aktivitas cesium dalam bentonit sebelum

desorpsi (Bq/g)

Cs' : aktivitas cesium dalam bentonit setelah

desorpsi (Bq/g)

HASILDAN BAHASAN

Hasil pengukuran permeabilitas bahan bentonit ditunjukkan pada Gambar 2. Terlihat bahwa telah terjadi penurunan nilai permeabilitas yang relatif besar pada 2 minggu pertama pengontakkan, yaitu dari 10"5

m/detik turun menjadi 10"6 m/detik.

Penurunan nilai permeabilitas ini diperkirakan karena adanya proses pengaturan posisi dari butiran dan adanya swelling akibat adanya rembesan air pada badan bahan tersebut. Konfigurasi dari posisi butiran cukup penting dalam menentukan sifat permeabilitas bahan porous/tanah, dimana butiran-butiran tersebut akan berusaha untuk menempati volume yang sekecil mungkin. Semakin rapat konfigurasi dari butiran pada suatu volume tertentu, maka semakin tinggi kerapatannya sehingga menyebabkan semakin rendah nilai permeabilitasnya. Material permeabel memiliki rongga-rongga yang berhubungan satu dengan lainnya yang dapat dilalui oleh zat cair. Apabila penembusan tidak dapat dilakukan maka material tersebut dinamakan sebagai bahan yang impermeabel. Besar lubang tembus dan sifat yang dimiliki oleh zat cair akan menentukan nilai permeabilitas bahan porous

[6\ Selain itu pada awal interaksi antara

rembesan air dengan bentonit telah menyebabkan terjadinya proses distribusi difusi air kedalam bahan bentonit m. Bahan

bentonit akan cepat menyerap air, kemudian air yang terserap menyebabkan terjadinya swelling pada bentonit. Adanya

(4)

pembengkakan (swelling) pada tubuh bentonit menyebabkan jarak antar butir menjadi semakin dekat, sehingga bentonit menjadi bahan yang impermeabel. Setelah minggu ke-3 nilai permeabilitas menjadi relatif stabil (sekitar 7 x 10'7 m/detik), hal ini telah terjadi

proses swelling dan nilai permeabilitas pada akhir pengukuran didapat harga sekitar 6x10"7

m/detik. Harga permeabilitas ini bila dibandingkan dengan pustaka yang ada temyata memberikan harga yang cukup favourable sebagai suatu material yang berfungsi sebagai penghambat adanya aliran air tanah pada suatu tempat penyimpanan limbah radioaktif. Pada pustaka tersebut rentang dari rerata nilai permeabilitas yang favourable berkisar pada harga antara 10'7

-10'5 m/detik.18'91

Nilai koefisien distribusi (Kd) penyerapan Cs-137 oleh bentonit dapat dihitung dari nilai pengukuran radionuklida yang tertinggal pada fase cair, hasil tersebut telah ditunjukkan pada Gambar 3. Dari hasil percobaan ini terlihat bahwa proses penyerapan Cs-137 oleh bentonit terbagi atas 2 tahap penyerapan yang berbeda, dimana pada awal pengontakan larutan yang mengandung Cs-137 dengan bentonit telah terjadi proses sorpsi radionuklida dengan cepat ditunjukkan dengan meningkatnya harga Kd dengan pesat sedangkan pada seiang waktu yang lebih panjang (lebih dari 10 hari) penyerapan radionuklida menjadi lebih perlahan. Hal ini ditandai dengan besarnya slope nilai Kd pada awal pengontakan dibandingkan dengan slope nilai Kd pada seiang waktu yang lebih panjang. Garis yang mendatar pada nilai Kd menandakan telah tercapainya kesetimbang-an kesetimbang-antara radionuklida ykesetimbang-ang masuk dkesetimbang-an keiuar dari bentonit. Untuk mendapatkan nilai yang mendatar ini memerlukan waktu kontak yang relatif cepat dibandingkan masa penyim-panannya yaitu sekitar 10 hari, dan nilai Kd yang dicapai saat kondisi kesetimbangan adalah 7460. Pada pustaka lain kondisi setimbang dapat dicapai dalam waktu 7 hari [10]. Penyerapan yang terjadi diawal proses disebabkan karena adanya permukaan aktif dari bentonit, sedangkan pada pengontakkan yang lebih lama proses tersebut akan berkurang karena permukaan aktif tersebut sudah mulai terisi penuh oleh Cs-137 yang terserap oleh bentonit.1111

Hasil perhitungan Kd untuk bentonit dengan konsentrasi Na+ yang divariasi

ditunjukkan pada Gambar 4, dimana adanya konsentrasi ion Na+ tidak memberikan

pengaruh yang cukup berarti pada sorpsi Cs-137. Hal ini ditunjukkan dari harga Kd yang didapat pada saat adanya konsentrasi Na, Kd yang terhitung memberikan harga antara 6700 - 7300 ml/g dibandingkan dengan kisaran dari konsentrasi ion Na* yang ditambahkan ke larutan antara 10"5 - 10"2 N. Fenomena ini

dapat dilihat dari kondisi yang ada pada clay, umumnya penyerapan yang terjadi merupakan proses pertukaran ion antara radionuklida yang ada dilarutan dengan ion-ion yang dapat dipertukarkan yang ada di bahan bentonit [12]. Menurut Lieser dkk. [13] radionuklida Cesium yang ada dilarutan tidak akan membentuk suatu kompieks yang dapat terserap oleh padatan.

Hasil percobaan desorpsi radionuklida cesium dengan menggunakan bermacam pelarut secara persentase ditunjukkan pada Tabel 2. Nilai desorpsi radionuklida yang relatif kecil telah diberikan oleh larutan pendesorpsi yang menggunakan air destilat. Kuantitas Cs-137 yang terdesorpsi sekitar 4% dari banyaknya Cs-137 yang terserap oleh bentonit. Kuantitas Cs-137 yang terdesorpsi akan meningkat bila digunakan larutan pendesorpsi CaCI2, yaitu menjadi 8%.

Pendesorpsian dengan menggunakan pelarut KCI membuat sekitar 3 1 % Cs-137 "keiuar" daribentonit. Semakin banyak radiocesium yang terdesorpsi dari bentonit akan menurunkan banyaknya Cs-137 yang tinggal/terserap di bentonit, sehingga akan menurunkan harga Kd bentonit. Desorpsi dengan menggunakan pelarut CaCI2 dan KCI

akan terjadi secara pertukaranion [111.

terutama bila digunakan pelarut KCI dimana Cs-137 dan Kalium yang segolongan dalam tabel susunan berkala menyebabkan keduanya dapat saling bertukar [14]. Banyaknya Cs-137 yang terdesorpsi dengan pelarut CaCI2 masih dianggap cukup baik

dari sisi keselamatan pengikatan cesium oleh bentonit karena hanya menyebabkan penurunan harga Kd yang relatif kecil (±7%),sedangkan adanya ion K+ di air tanah

dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan bentonit berubah menjadi illit.

(5)

ISSN 1410-1998 Presiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir II PEBN-BATAN, Jakarta 19-20Nopember 1996

Tabel 2. Prosentase radionuklida yang terdesorpsi Larutan Air destilat CaCl2 KCI % desorpsi 4,19 8,2 31,31 Kalium yang ada dalam air tanah akan masuk kedalam struktur mineral dan mengubah bentonit menjadi illit sehingga akan mengubah sifat swelling dari batuan. Adanya perubahan bentonit menjadi illit menyebabkan pula sorpsi Cs-137 oleh bentonit akan berubah. Laju perubahan bentonit menjadi illit menurut laporan dari Nagra P l memberikan angka

kurang dari 0,3% per juta tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa bahan bentonit cukup aman sebagai bahan penyangga dan dalam

mengikat radionuklida cesium. SIMPULAN

Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu bahwa nilai permeabilitas dari bahan bentonit didapat harga yang cukup favourable bila dibandingkan dengan pustaka lainnya untuk digunakan sebagai bahan penyangga. Selain itu kesetimbangan sorpsi dari Cs-137 oleh bentonit terjadi dalam waktu yang relatif cepat, yaitu sekitar 10 hari. Adanya konsentrasi Na+

dalam larutan tidak memberikan pengaruh yang cukup berarti pada sorpsi Cs-137 oleh bentonit. Kuantitas Cs-137 yang terdesorpsi oleh air destilat dan CaCI2 relatif kecil,

sedangkan pendesorpsian dengan KCI memberikan nilai yang cukup besar. Akan tetapi karena perubahan bentonit menjadi iliit dalam orde jutaan tahun maka bentonit ini masih dapat dikatakan cukup aman sebagai bahan penyangga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dra. Fesalina Tj. dari BPTA-BATAN atas bantuan analisis komposisi kimia bentonit, Dr. Pratomo B.S dan Ir. Sucipta MSi. dari PTPLR-BATAN atas saran dan diskusinya yang berharga sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA

[I] N..CHAPMAN and I.G.,McKINLEY,"The Geological Disposal of Nuclear Waste", John Wiley & Sons, Chichester (1989). [2] J.H..WESTSTIC et.al.,"Permeability,

Swelling, and Radionuclide-retardation Properties of Candidate Backfill Materials", Pasific Northwest Lab., PNL-SA-9645, (1981)

[3] NAGRA, "Nuclear Waste Manag. in Switzerland: Feasibility Studies and Safety Analyses", Project Report NGB 85-09, (1985).

[4] T.LAS, Progress Report of IAEA-RC No. 7215/RB, Jakarta (1992).

[5] L.H.,SHERLEY, lr.,"Penuntun Praktis Geoteknik dan Mekanika Tanah", Penerbit NOVA, Bandung (1987).

[6] P.N.W.,VERHOEF,"Geologi Untuk Teknik Sipil", Penerbit ERLANGGA, Jakarta (1989).

[7] P.N.C.,"R & D on Geological Disposal of High-level Radioactive Waste", First Progress Report, PNC TN1410 93-059, (1992).

[8] F.G.,BELL,"Engineering Properties of Soils and Rocks", Butterworths, London (1983).

[9] I.S.,ROXBURGH,"Geology of High Level Nuclear Waste Disposal", Chapman and Hall, N.Y. (1987).

[10] H.N..ERTEN et.al./'Sorption of Cesium and Strontium on Montmorillonite and Kaolinite", Radiochimica Acta 44/45,

(1988).

[II] TORSTENFELT et.el.,"Sorption of Sr and Cs on Rock and Minerals", Chem. Geol. 36(1982).

[12] C.B.,AMPHLETT." Inorganic Ion Exchangers", Elsevier, Amsterdam (1964).

[13] K.H..LIESER and T.H..STEINKOPFF, "Chemistry of Radioactive Cesium in The Hydrosphere and in The Geosphere", Radiochimica Acta 46 (1989).

[14] C.K..PARK et.al., "Sorption and Desorption Behaviour of Co-60, Sr-85 and Cs-137 in a Porous Tuff", J. Nucl. Scie. and Tech. 29(12), (1992).

(6)

LAMPIRAN

Pompa

peristaltis

pelimpah

an

umpan

Gambar 1. Rangkaian alat pengukur permeabilitas

dengan permukaan tetap

I 2 1 A 7 R 9 1.1 M 15 \<< 17 20 21 22 2 ] 2'1 27 2« 2Q W >l ]2 ' . I . ^

w.nklvi (hnri)

Gambar 2. Perubahan koefisien permeabilitas Gambar 3. Kinetika sorpsi: Pengaruh waktu terhadap waktu kontak terhadap sorsi Cs-137 oleh

(7)

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir II PEBN-BATAN, Jakarta 19-20 Nopember 1996

2. SitiAmini

• Pada percobaan desorpsi, pertimbangannya digunakan H2O,

dan KCI?

apa CaCI2

kon.s. Nil | innl'l]

Gambar 4. Pengaruh konsentrasi Natrium terhadap sorpsi Cs-137 oleh bentonit

TANYA JAWAB 1. Soedardjo

• Apa isi makalah ini pernah dipresentasikan di Pertemuan llmiah PSPKR beberapa waktu yang lalu? • Apakah bentonit yang sekarag berasal

dari Trenggalek sama dengan bentonit yang dipresentasikan pada Presentasi llmiah di PPTKR?

• Mengapa bentonit dari Trenggalek? Apakah bentonit sulit didapat di Indonesia?

Budi Setiawan

• Untuk gambar 3 memang pernah disajikan di PSPKR, sedangkan grafik-grafik lainnya belum pernah dipresentasikan pada pertemuan ilmiah manapun.

• Bentonit yang sekarang sama dengan bentonit pada presentasi ilmiah di PSPKR. • Bentonit tidak sulit didapat di sekitar pulau

Jawa, hanya kebetulan bentonit Trenggalek ini yang sedang intensif untuk dipelajari dan sebagian data dari bentonit Trenggalek sudah tersedia di laboratorium.

Budi Setiawan

H2O : digunakan sebagai simulasi aliran airtanah pada bahan penyangga.

CaCI2/ion Ca2+ : sebagai simulasi adanya

ion Ca2+ yang terlindih dari beton penyungkup/pembatas pada fasilitas penyimpanan limbah tanah dangkal. KCI : sebagai simulasi adanya pasokan K+ menyebabkan bentonit berubah

menjadi illit yang mempunyai kemampuan penggembungan (swelling) yang berbeda dibandingkan bentonit dan pada saat yang bersamaan akan mendesorpsi Cs-137 yang telah terserap oleh bentonit.

A. Sorot Soediro

Apakah bentonit hanya dapat digunakan untuk menyerap Cs-137 saja atau radionuklida lainnya seperti U?

Apakah bentonit lebih menguntungkan dibandingkan dengan membran sintetik? Mohon penjelasan.

Budi Setiawan

Bentonit tidak hanya untuk menyerap Cs-137, melainkan juga Sr-90 dan Co-60. Untuk penyerapan U saat ini belum dilakukan.

Sebagai bahan penyangga pada fasilitas penyimpanan limbah tanah dangkal, penggunaan bentonit lebih menguntungkan karena harganya relatif lebih murah.

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia bentonit dari Trenggalek Oksida SiO 2 AI 2 O 3 Fe 2 O 3 K 2 O CaO MgO TiO 2 H 2 O % berat59.6819.256.211.381.841.540.629.50
Gambar 1. Rangkaian alat pengukur permeabilitas dengan permukaan tetap
Gambar 4. Pengaruh konsentrasi Natrium terhadap sorpsi Cs-137 oleh bentonit

Referensi

Dokumen terkait

Jika pengguna memilih tombol latihan, maka akan terdapat soal-soal latihan berisikan materi-materi yang telah dipelajari pada materi 1 yaitu huruf hiragana

Artinya Ho diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklan makanan dan minuman yang sering dilihat dengan frekuensi konsumsi junk food

Penj ual an arus kas ke at as menye babkan penc at at an l aba ant ar per us ahaan pada pembukuan anak per

Terdapat hubungan yang bermakna antara insomnia sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gang Sehat Kecamatan Pontianak Selatan.. Insomnia

positif merupakan pengaruh yang kuat terhadap penggunaan e-learning , 2) dapat membantu meningkatkan kepropfesionalan, dan 3) membantu dalam hal penyampaian materi

Universitetene i Oslo og Bergen utmerker seg ved betydelig høyere kostnader enn NTNU, og de nye universitetene (med unntak av UMB) er blant de institusjonene som har

細胞の分化のみならず、 FAE 全体の遺伝子発現を制御していると考えられる。しかしな がら、 FAE のすべての細胞に RANKL