• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel KKN BMC UNNES 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Artikel KKN BMC UNNES 2020"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pelatihan Budidaya Tanaman Jahe Merah di Desa Tanjung Qencono, Kecamatan Way Bugur, KabupatenLampung Timur,

Provinsi Lampung

Irma Aprilia

1

, Sri Mulyani

2

, Dina Jesica

3

, Ellena Putri Arifin

4

,Dewi Nilam Tyas

5

1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang

2

Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang

3

Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang

4

Akuntansi, Universitas Negeri Semarang

5

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang

[email protected]1

;

[email protected]2

;[email protected]

3

;

[email protected]4; [email protected]

Abstrak

Jahe adalah komoditas pertanian yang memiliki prospek dan peluang yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Jahe memiliki rimpang berwarna merah hingga jingga dan memiliki aroma yang tajam serta rasa yang sangat pedas. Program kerja pelatihan budidaya tanaman jahe ini dilaksanakan karena jahe merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Selain itu, tanaman jahe mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan tidak hanya untuk obat-obatan dan rempah-rempah, melainkan juga bermanfaat bagi kesehatan.Tujuan dari budidaya tanaman ini adalah untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan masyarakat dalam melihat peluang bisnis dari jahe merah yang dapat meningkatkan nilai perekonomian masyarakat Kelurahan Tanjung Qencono, Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur. Tahapan dari pelatihan budidaya tanaman jahe merah ini meliputi workshop dan sosialisasi, pembibitan dan penyemaian, pemeliharaan, serta Penanaman di lahan. Workshop dan sosialisasi dimulai dengan memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan proses budidaya jahe merah, informasi mengenai jahe merah, yang meliputi karakteristik, khasiat/kegunaan. Tahap pembibitan dimulai dengan proses pemilihan/seleksi rimpang jahe merah.Tahap pemeliharaan dilakukan dengan memindahkan bibit jahe merah kedalam polibag. Tahap terakhir dari budidaya jahe merah ialah proses penanaman bibit jahe di lahan. Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan dari jahe merah yaitu pengairan dan pembumbunan. Hasil dari pelaksanaan program menunjukkan bahwa masyarakat telah menerapkan budidaya jahe merah berbasis protray dengan tepat dan hasil yang baik di masing tahapan budidaya.

Masyarakat juga mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan budidaya jahe merah.

Kata kunci :budidaya tanaman jahe merah

Abstract

Ginger is an agricultural commodity that has good prospects and opportunities to be developed in Indonesia. It has red to orange rhizomes and has a sharp aroma and a very spicy taste. This ginger plant cultivation training work program is carried out because ginger is a very popular rhizome plant as a spice and medicinal ingredient. In addition, the ginger plant has many benefits for life, not only for medicine and spices, but also for health. The purpose of cultivating this plant is to increase community understanding and skills in seeing business opportunities from red ginger which can increase the economic value of the people of Tanjung Qencono Village, Way Bungur District, East Lampung Regency.

The stages of cultivating this red ginger plant are workshops and outreach, nursery and seeding, maintenance, and planting in the land. The workshop and socialization began by providing information to the public regarding the red

Artikel KKN BMC UNNES 2020

(2)

ginger cultivation process, information about red ginger, which includes characteristics, properties / uses. The nursery stage begins with the process of selecting / selecting red ginger rhizomes. The maintenance stage is carried out by moving the red ginger seeds into the polybags. The last stage of red ginger cultivation is the process of planting ginger seeds in the land. There are several important things that must be done to maintain and increase the growth of red ginger, namely irrigation and storage. The results of the implementation of the program show that the community has implemented a protray-based red ginger cultivation appropriately and with good results at each cultivation stage. The community also experienced increased knowledge and skills in cultivating red ginger.

Key words: cultivation of red ginger

(3)

PENDAHULUAN

Jahe merah (Zingiber officinale) berasal dari Asia Selatan. Memiliki rimpang berwarna merah hingga jingga dan memiliki aroma yang tajam serta rasa sangat pedas.

Daun jahe merah berwarna hijau gelap, sedangkan batangnya berwarna hijau kemerahan (Sadikim, et al, 2018). Jahe merah memiliki kandungan senyawa kimia berupa gingerol, shogaol, serta zingerone yang diketahui memiliki efek farmakologi seperti antioksidan, anti imflamasi, analgesik, dan anti karsinogenik (Febriani, et al, 2018). Jahe adalah komoditas pertanian yang memiliki prospek dan peluang yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari permintaan pasar dalam negeri yang belum terpenuhi dalam sektor kebutuhan industri, sehingga Indonesia masih mengimpor jahe dari China (Aryanti, et al, 2015). Sejak dulu Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan lainnya. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung, dan memperbaiki pencernaan. Hal ini dimungkinkan karena terangsangnya selaput lendir perutbesar dan usus oleh minyak asiri yang dikeluarkan rimpang jahe. Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma, batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis.

Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat.

Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :

• Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.

• Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..

• Gingerol pada jahe bersifat anti koagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah.

Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.

• Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.

Termasuk mual akibat mabok perjalanan.

• Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.

• Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Jahe sebagai Obat Praktis. Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri, rematik, sakit kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto, semur, atau rendang.

Daun jahe juga berkhasiat, antara lain dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil. Sedangkan rimpangnya ditumbuk dan direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian airnya dapat diminum sebagai obat untuk memperkuat pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak, batuk dan demam. Untuk mengobati rematik rematik siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk.

Tempel tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengan menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik. Jahe juga dapat digunakan untuk mengobati luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan ular.

Caranya rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian tubuh yang terluka. Rimpang tumbuk juga dapat dipakai sebagai obat gosok pada penyakit gatal karena sengatan serangga.

Rimpang yang ditumbuk, dengan diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun (hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter). Dengan dicampur lobak, jahe dapat digunakan untuk mengobati eksim. Parutan lobak dicampur dengan air jahe. Air jahe dapat diperoleh dengan memarut rimpang jahe, lalu diperas.

Ramuan ini dioleskan kebagian kulit yang

(4)

terkena eksim. Biasanya dalam waktu 2 minggu saja penyakit sudah berkurang. Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian.

Caranya: pukul-pukul jahe segar sepanjang satu ruas jari. Masukkan kedalam satu gelas air panas, beri madu secukupnya, lalu diminum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.

Melihat manfaat dan prospek ekonomi dari jahe merah pada program kerja KKN BMC maka diadakan Pelatihan Budidaya jahe merah. Pelatihan budidaya jahe merah dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Qencono, Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur. Ide diadakannya pelatihan budidaya jahe merah didasari dari masyarakat yang pekerjaannya terganggu akibat virus Covid-19. Diharapkan dengan adanya pelatihan budidaya jahe merah ini agar masyarakat tetap produktif selama wabah corona di Indonesia ini. Tujuan dari diadakan pelatihan Budidaya jahe merah untuk meningkatkan pemahaman serta keterampilan masyarakat dalam melihat peluang bisnis dari jahe merah yang dapat meningkatkan nilai perekonomian masyarakat Kelurahan Tanjung Qencono, Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur.

Pelaksanaan pelatihan budidaya tanaman jahe ini dilaksanakan secara daring.

Adapun alasan mengapa dilaksanakan secara daring karena melihat kondisi dimana kasus Covid-19 yang semakin meningkat sehingga mengharuskan masyarakat untuk menerapkan protocol kesehatan. Meskipun dilaksanakan secara daring, dengan adanya pelatihan ini tetap bisa memberikan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan masyarakat mengenai cara pembudidayaan jahe.

METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program

Program budidaya jahe merah berbasisprotray(teknik ini pada prinsipnya merupakan penanaman jahe merah dengan menggunakan tunas tunggal dari rhizoma dalam pro-try dan ditumbuhkan selama 30 hari dengan diikuti oleh beberapa prosedur khusus selama penanaman tunas tunggal seperti sterilisasi tunas, pemilihan media penanaman hingga pengairan dan irigasi) dilaksanakan di Kelurahan Tanjung Qencono, Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Juli 2020 hingga Agustus 2020.

Guna mencapai target luaran yang telah direncanakan, program ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1.

Praktik dan Pelatihan Penanaman Budidaya jahe merah

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memulai budidaya tanaman jahe merah adalah (1) evaluasi halaman (2)memilih jenis bibit jahe merah, (3) menentukan media tanam, (4) melengkapi peralatan cocok tanam sederhana, (5) pembibitan, dan (6) perawatan dan pemanenan.

2.

Pendampingan

Untuk memastikan bahwa program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,maka tahapan berikutnya yang dijalankan adalah pendampingan. Salah satu tim KKN BMC mendampingi serta memantau pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat Khususnya masyarakat 004 rw 002 melalui pelatihan Penanaman Budidaya jahe merah ini. Selain pendampingan secara fisik/datang langsung.

3.

Evaluasi Kegiatan

Kegiatan utama atas pengabdian ini adalah apabila target dari program ini tercapai yaitu setiap warga dapat menanam jahe merah di pekarangan atau kebun masing-masing samping rumah. Adapun kegiatan pengabdian dianggap berhasil apabila minimal terdapat 20 warga yang berhasil menanam jahe merah tersebut.

Teknik Pelaksanaan Program Pelaksanaan budidaya jahe merah dibagi ke dalam empat tahap yang terdiri dari tahap workshop atau sosialisasi, pembibitan dan penyemaian, pemeliharaan, serta Penanaman di lahan. Secara rinci keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Workshop dan sosialisasi Workshop dan sosialisasi dimulai dengan memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan proses budidaya jahe merah, informasi mengenai jahe merah, yang meliputi karakteristik, khasiat/kegunaan. Semua kegiatan penyampaian informasi yang berkaitan dilakukan secara daring.

2. Pembibitan dan penyemaian Tahap pembibitan dimulai dengan proses pemilihan/seleksi rimpang jahe merah.

Rimpang jahe merah yang dipilih harus memiliki standar yang bagus, diantaranya

(5)

ialah berukuran besar dan keras, tidak ada luka atau goresan, serta bersih dari hama yang terlihat seperti bercak putih. Rimpang jahe merah yang dipilih berasal dari jahe merah yang berusia kurang lebih satu tahun.

Setelah dilakukan seleksi, rimpang jahe merah selanjutnya dicuci hingga bersih dan direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 30 menit (Supriyanti,2015). Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah tumbuhnya patogen yang sering menyerang jahe merah seperti Ralstonia solana cearum, Erwinia, Fusarium, dan berbagai patogen lainnya (Stirling, 2002; Inden, 1988). Selanjutnya rimpang jahe merah dipotong-potong sebanyak 3 ruas atau sekitar 2,5-5 cm, masing-masing potongan rimpang harus Ada tonjolan mata tunas yang berwarna putih (Bahret, 2008; Geta, 2011). Potongan rimpang selanjutnya ditanam. Sebelumnya di dalam media tanam telah ditambahkan media tanam terlebih dahulu yang terdiri dari serabut/moss, sekam bakar, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1.

3. Pemeliharaan

Setelah dilakukan proses penyemaian, bibit jahe merah akan masuk kedalam tahap pemeliharaan yang dilakukan dengan memindahkan bibit jahe merah kedalam polibag. Tahap ini dimulai dari proses seleksi bibit terlebih dahulu. Bibit dipisahkan berdasarkan ukuran dan kondisi tunas karena tidak semua tunas tumbuh secara sama (Supriyanti, 2015). Bibit lalu dipindahkan kedalam polibag yang telah berisi media tanam. Media tanam yang digunakan di tahap pemeliharaan terdiri dari humus, tanah dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.

4. Penanaman di lahan

Tahap terakhir dari budidaya jahe merah ialah proses penanaman bibit jahe di lahan. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah mempersiapkan lahan terlebih dahulu.

Lahan harus digemburkan dengan cara dicangkul dan dibiarkan beberapa hari untuk menghilangkan gas yang ada di dalam tanah.

Setelah itu, tanah dicampur dengan kompos dan dibuat sistem bedengan. Bedengan dilakukan dengan mencangkul tanah dan dibentuk seperti parit-parit. Proses penanaman jahe merah di awal penanaman membutuhkan curah hujan yang tinggi sehingga waktu optiman penanamannya dimulai pada pertengahan atau akhir musim penghujan (Geta, 2011). Selama penanaman hingga masa panen, tanaman jahe harus dirawat dan rutin dilakukan penyulaman, penyiangan, dan pembumbunan. Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti dan

menyingkirkan bibit jahe merah yang tidak tumbuh,rusak, ataumati. Penyiangan dilakukan dengan cara menghilangkan gulma dan tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jahe merah. Sedangkan pembumbunan dilakukan dengan cara menggemburkan dan menaikkan kembali tanah yang telah longsor dari bedengan. Hal ini bertujuan untuk menutup kembali pangkal batang tanaman sehingga tanaman menjadi lebih kuat. Selain itu, juga perlu dilakukan penyiraman dan pemupukan secara berkala.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada target sasaran/ masyarakat terkait cara penanaman Budidaya tanaman jahe merah. Adapun kegiatan pelatihan telah dilaksankan selama 2 kali.

b. Pelatihan Kepada Anggota Dasa Wisma

Pelatihan dilakukan terhadap masyarakat desa yang didasarkan karena jarak yang dekat dengan rumah. Masyarakat yang berjumlah 3 orang tersebut yang nantinya mewakili untuk pelatihan budidaya tanaman jahe merah. Pelatihan sendiri bertempat di Rumah Kak Ellena, salah satu tim dari KKN BMC UNNES yang sekaligus menjadi pelatih di kegiatan ini. Peserta dan pelatih berkoordinasi untuk menanam tanaman jahe merah dari bibit dan dilakukan di kebun samping rumahnya.

c. Praktik Penanaman jahe merah Salah satu tim KKN memberikan contoh cara penanaman jahe merah yang benar serta menjelaskan secara perlahan-lahan yang sekaligus diikuti praktek langsung oleh masyarakat. Apabila pelatihan penanaman jahe merah tersebut berhasil maka akan dirawat atau dikelola oleh masyarakat sekitar. Akan tetapi masyarakat tetap melakukan pelatihan secara mandiri di rumah masing-masing. Dengan adanya praktik penanaman budidaya tanaman jahe merah ini diharapkan mampu membantu perekonomian untuk masyarakat sekitar dan memanfatkan waktu luang bagi yang tidak ada kegiatan.

Budidaya menanam tanaman jahe merah, yaitu :

a) Kebutuhan bibit

Tahap pembibitan dimulai dengan proses pemilihan/ seleksi rimpang jahe merah. Rimpang jahe merah yang

(6)

dipilih harus memiliki standar yang bagus, diantaranya ialah berukuran besar dan keras, tidak ada luka atau goresan, serta bersih dari hama yang terlihat seperti bercak putih.

Rimpang jahe merah yang dipilih berasal dari jahe merah yang berusia kurang lebih satu tahun. Setelah dilakukan seleksi, rimpang jahe merah selanjutnya dicuci hingga bersih dan direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 30 menit. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah tumbuhnya patogen yang sering menyerang jahe merah.

Gambar 1. Alat dan Bahan untuk Persiapan Pembibitan Tanaman Jahe Merah

b) Penanaman

Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Jarak tanam dalam barisan 50-70 cm (tergantung varietas) dan jarak antar barisan 80-90 cm, pada tiap bedengan terdapat dua baris tanaman.

Lakukan penyiraman secukupnya, karena tanaman tidak tahan terhadap kekeringan dan kelebihan air. Proses penanaman dapat juga dilakukan dengan penyemaian melalui media tanam lalu dipindahkan dalam polybag.

Gambar 2. Kegiatan Persiapan Penanaman Jahe Merah dalam polybag c) Pemeliharaan

Setelah dilakukan proses penyemaian, bibit jahe merah akan masuk kedalam tahap pemeliharaan yang dilakukan

dengan memindahkan bibit jahe merah ke dalam polibag. Tahap ini dimulai dari proses seleksi bibit terlebih dahulu.

Bibit dipisahkan berdasarkan ukuran dan kondisi tunas karena tidak semua tunas tumbuh secara sama (Supriyanti, 2015). Bibit lalu dipindahkan ke dalam polibag yang telah berisi media tanam.

Media tanam yang digunakan di tahap pemeliharaan terdiri dari humus, tanah dan sekam dengan perbandingan 1:1:1.

d) Penanaman di lahan

Tahap terakhir dari budidaya jahe merah ialah proses penanaman bibit jahe di lahan. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah mempersiapkan lahan terlebih dahulu. Lahan harus digemburkan dengan cara di cangkul dan dibiarkan beberapa hari untuk menghilangkan gas yang ada didalam tanah. Setelah itu, tanah dicampur dengan kompos dan dibuat system bedengan. Bedengan dilakukan dengan mencangkul tanah dan dibentuk seperti parit-parit. Proses penanaman jahe merah di awal penanaman membutuhkan curah hujan yang tinggi sehingga waktu optimal penanamannya dimulai pada pertengahan atau akhir musim penghujan. Selama penanaman hingga masa panen, tanaman jahe harus dirawat dan rutin dilakukan penyulaman, penyiangan, dan pembumbunan.Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti dan menyingkirkan bibit jahe merah yang tidak tumbuh, rusak, atau mati.

Penyiangan dilakukan dengan cara menghilangkan gulma dan tanaman lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jahe merah. Sedangkan pembumbunan dilakukan dengan cara menggemburkan dan menaikkan kembali tanah yang telah longsor dari bedengan. Hal ini bertujuan untuk menutup kembali pangkal batang tanaman sehingga tanaman menjadi lebih kuat. Selain itu, juga perlu dilakukan penyiraman dan pemupukan secara berkala.

(7)

Gambar 3. Jahe Merah yang berhasil Dibudidayakan pada lahan

Tahapan sosialisasi dan workshop yang telah dilaksanakan oleh masyarakat selanjutnya diteruskan ke dalam pelaksanaan budidaya jahe merah dari tahap pembibitan hingga tahap penanaman di lahan masyarakat. Pada tahap pembibitan, masyarakat telah melakukan sesuai dengan mekanisme pembibitan yang telah disosialisasikan. Hasil dari proses pembibitan menunjukkan bahwa dari potongan rimpang jahe merah yang telah ditanam memberikan hasil yang beragam.

Hasil dari penanaman bibit dengan kondisi yang optimal selanjutnya dipindahkan ke dalam polibag untuk proses pemeliharaan.

Pemindahan di polibag dilakukan untuk memperluas area pertumbuhan akar dan batang bibit jahe merah.Pada umumnya akar jahe merah akan tumbuh sehingga harus dipindahkan agar akar dapat kembali tumbuh dengan optimal, begitu pula dengan batang dan daun. Untuk proses penanaman di lahan pada umumnya sama dengan teknik budidaya yang lainnya, namun ada beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan dari jahe merah. Pertama ialah pengairan, proses penanaman jahe merah dilakukan pada saat musim penghujan dengan intensitas hujan yang tinggi atau dilakukan irigasi pada area yang memiliki curah hujan rendah dengan distribusi yang tidak merata. Jahe merah membutuhkan 1300-1500 mm air selama proses penanaman. Kedua ialah pembumbunan, dimana dilakukan proses pergantian media tanam untuk mencegah pertumbuhan yang tidak stabil pada rimpang dan menyediakan volum tanah yang cukup untuk perkembangan rimpang. Selain itu juga perlu dilakukan penyiangan dan pemeliharaan dari gulma dan penyakit tanaman lainnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam pengabdian kepada masyarakat mengenai pemberdayaan

masyarakat melalui pelatihan budidaya tanaman jahe merah untuk membantu perekonomian rumah tangga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada pelaksanaannya pemberdayaan difokuskan kepada ibu-ibu rumah tangga dengan melakukan pelatihan budidaya tanaman jahe merah. Peserta pelatihan memberikan respon yang baik terhadap kegiatan ini, mampu memahami materi yang disampaikan dan mampu mengaplikasikannya dengan terampil ketika kegiatan praktikum budidaya jahe dilakukan.

Diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi masyarakat Tanjung Qencono untuk meningkatkan produktifitas pemanfaatan lahan dengan bercocok tanam yang hasilnya dapat dimanfaatkan sendiri ataupun untuk diolah dan dijual untuk membantu perekonomian keluarga, terutama di tengah adanya pandemi seperti ini.

Referensi

Aryanti, Indah., Eva Sartini B., dan Emmy Harso K. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinaleRosc.) di Desa Dolok Saribu Kabupaten Simalungun. Journal Online Agroekoteaknologi. 3 (3) : 963-975.

Febriani, Y., et al. 2018. Potensi Pemanfaatan Ampas Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) sebagai Obat Analgetik.

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technolog. 1 (1) : 57-64.

Sadikim, Rahel Y., Willy, Shandika., dan Iswinarno, D Saputro. 2018. Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalevar. rubrum) terhadap Jumlah Sel Makrofag dan Pembuluh Darah pada Luka Bersih Mencit (Mus musculus) Jantan (Penelitian Eksperimental pada Hewan Coba).

Periodical Of Dermatology and Venerolog.

30 (2) : 121- 127.

Bahret, M., Steinberg, C. 2008. Spice Up Your Summer Greenhouse with Ginger.

Tomatero Publication Inc. Baldwin, K.R.

2006.Crop Rotations on Organic Farms.Centres of Environmental farming System. www.cefs.ncsu.edu (di akses tanggal 20 April 2017)

Bheemudada,A.B., Natikar, K.V. 2016.

A Study on Knowledge Level of Farmer about The Ginger Cultivation Practises and Constrains in Adoption of Improved Practices.

J. Farm Sci. 29(1): 133-134.

Koswara, S. (n.d.). JAHE, RIMPANG DENGAN SEJUTA KHASIAT. JAHE, RIMPANG DENGAN SEJUTA KHASIAT .

Bheemudada,A.B., Natikar, K.V. 2016. A Study on Knowledge Level of Farmer about

(8)

The Ginger Cultivation Practises and Constrains in Adoption of Improved Practices.

J. Farm Sci. 29(1): 133-134.

Gambar

Gambar  1.  Alat  dan  Bahan  untuk  Persiapan  Pembibitan  Tanaman  Jahe  Merah
Gambar  3.  Jahe  Merah  yang  berhasil  Dibudidayakan pada lahan

Referensi

Dokumen terkait

Proses amoniasi akan berjalan lebih baik jika disertai dengan perlakuan lain seperti penambahan sumber enzim urease untuk mempercepat perombakan urea menjadi amonia dan

Talk Show merupakan acara yang digemari saat ini, dapat dilihat dari hampir setiap stasiun televisi swasta memiliki program acara talk show, mungkin karena narasumbernya

Siklus akan dihentikan jika nilai yang diperoleh siswa dalam menulis laporan dengan menggunakan metode karya wisata telah mencapai beberapa kriteria keterlaksanaan

1) Pendidikan karakter yang berakar pada konsep etis spiritual dan pembentukan nilai-nilai hidup.Manusia memiliki kemampuan IQ (kecerdasan formal), EQ (kecerdasan

Para pelajar di KUiTTHO yang terlibat dalam mata pelajaran ini menggunakan modul pengajaran serta buku rujukan dari perpustakaan yang terhad.bagi proses

Selama ini band Senandung Sore hanya fokus dalam memproduksi lagu dan memasarkan lagunya dengan tampil dari satu panggung ke panggung lain, belum sampai ke tahap media

Mengacu pada pendapat-pendapat diatas yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan atau kemauan anggota masyarakat Desa Gisting Kecamatan Gisting

02 SPKM merupakan sistem yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu badan pemeriksa telah mengatur SPM secara memadai dan menyelenggarakannya secara