PENGARUH MEMBACA CERITA DEWASA DI WATTPAD TERHADAP PERILAKU SEKSUAL
REMAJA Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
oleh:
Putri Safira Della Del Piera NIM: 11140510000041
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/ 2021 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2021
Putri Safira Della Del Piera
PENGARUH MEMBACA CERITA DEWASA DI WATTPAD TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Putri Safira Della Del Piera 11140510000041
Di bawah bimbingan
Amirudin, M.Si NIP. 198206082011011003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKAS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/ 2021
i
ABSTRAK
Putri Safira Della Del Piera, 11140510000041, Pengaruh Membaca Cerita Dewasa di Wattpad Terhadap Perilaku Seksual Remaja, di Bawah Bimbingan Amirudin, M.Si
Wattpad adalah layanan situs web dan aplikasi telepon pintar asal Toronto, Kanada, yang memungkinkan penggunanya untuk membaca atau pun menulis karya dalam bentuk artikel, cerita pendek, novel, puisi, atau sejenisnya. Di Wattpad mudah sekali menemukan cerita dewasa. Semua cerita tersebut bebas dan memungkinkan diakses oleh semua pengguna Wattpad.
Berdasarkan pernyataan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yaitu, apakah membaca cerita dewasa di wattpad berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori efek komunikasi massa. Menurut teori ini komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku atau ketiganya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan angket sebagai alat ukur pengumpulan data.
Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling, yakni teknik purposive sampling dengan rumus slovin. Untuk menganalisi data, peneliti menggunakan analisis regresi non-linear.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif membaca cerita dewasa di wattpad terhadap perilaku seksual remaja, dengan signifikasi 0,000. Adapun nilai R Square ( ) dari kedua variabel penelitian yang telah diujikan sebesar sebesar 0,434 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara variabel membaca cerita dewasa di wattpad dengan perilaku seksual remaja yaitu sebesar 43,4%.
Sedangkan sebesar 56,6% dipengaruhi oleh hal lain di luar penelitian ini.
Kata kunci: Membaca, Cerita Dewasa, Wattpad,
Perilaku Seksual, Remaja
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang menciptakan siang dan malam, segala puji atas rahmat dan nikmat yang tiada terhitung jumlahnya. Juga atas nikmat iman, ihsan, dan Islam yang paling utama. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulitanya kebodohan ke zaman yang penuh dengan cahaya kebenaran ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulisan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial, jurursan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Syarif Hidayatullah. Dengan segala upaya dan doa, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Membaca Cerita Dewasa di Wattpad Terhadap Perilaku Seksual Remaja”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari
bahwa selesainya skripsi ini bukan semata-mata buah tangan
sendiri, akan tetapi banyak bantuan yang penulis terima dari
iii
pihak lain yang telah memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasi baik secara moral maupun materil. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.d, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napisyah, S.Ag sebagai wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Nour M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Ibu Dr.Armawati Arbi, M.Si sebagai ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Dr. H. Edi Amin, S.Ag, M.A sebagai sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Dosen Pembimbing, Bapak Amirudin, M.si yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
iv
dan arahan serta nasihat yang luar biasa sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. H. A. Ilyas Ismail, MA selaku Dosen Penasehat Akademik yang senantiasa memberikan masukan-masukan dan nasihat dalam bidang akademik.
6. Dosen Penguji 1 dan Penguji 2 yang telah memberikan kritik dan saran Mengenai skripsi penulis, sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini dengan baik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan menjadi amal ibadah yang tidak terputus.
8. Seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Serta para staf dan karyawan perpustakan fakultas maupun perpustakan utama yang telah memberikan pelayanan dan kerjasama selama penulis menjalankan studi di kampus.
9. Kedua orang tua penulis, Ahmad Syahrudin, dan Yulia, yang
tidak kenal lelah untuk membesarkan dan mendidik anak-
v
anaknya. Terima kasih untuk kasih sayang, do’a, motivasi, nasihat, serta pengorbanannya baik moril maupun materil.
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan untuk Abi dan Ummi.
10. Terkhusus suami tercinta, Budi Prasetya Hadi, terima kasih telah menemani, memberi semangat dan dorongan untuk cepat menyelesaikan penelitian ini.
11. Sahabat seperjuangan dari awal kuliah Agung Apriliany, terima kasih telah menjadi sahabat yang luar biasa. Selalu menjadi penyemangat bagi penulis dan selalu menemani penulis dalam suka maupun duka selama masa perkuliahan.
Sukses selalu dan semoga kita tetap menjadi sahabat sampai seterusnya.
12. Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2014, khususnya KPI A 2014 Izzah, Riza, Reza, Zehan, Eko, Fiqri, Dila, Rais.
Sukses selalu teman-teman, dan semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
13. Teman seperjuangan skripsi penuli, Laras, Bening, dan Amira,
terima kasih sudah meluangkan waktunya dan membantu
vi
penulis di tengah kebingungannya selama mengerjakan penelitian ini.
14. Sahabat luar biasa penulis, Aci, Melly, Sani, Mai, Mila, Cantika, Ila Dira, Step, terima kasih untuk kebersamaannya, selalu menjadi penyemangat dan pendengar yang luar biasa.
15. Serta kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak tercantum dalam halaman ini. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya balasan atas apa yang telah kalian berikan. Aamiin.
Jakarta, Agustus 2021
Putri Safira Della Del Piera
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 8
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 9
1. Tujuan penelitian ... 9
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 10
F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 12
BAB II ... 14
TINJAUAN PUSTAKA... 14
A. Pengaruh ... 14
B. Membaca ... 14
C. Cerita Dewasa ... 25
D. Perilaku Seksual ... 26
F. Efek komunikasi massa ... 39
BAB III... 43
METODE PENELITIAN ... 43
A. Populasi dan Sampel ... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
C. Sumber Data ... 45
D. Instrumen Penelitian... 46
E. Teknik Pengumpulan Data ... 47
F. Teknik Pengolahan Data ... 47
viii
G. Uji Instrumen ... 49
H. Teknik Analisa Data ... 54
BAB IV ... 59
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. TEMUAN PENELITIAN ... 59
1. Deskripsi Data ... 59
B. HASIL ANALISIS DATA ... 60
1. Uji Normalitas ... 60
2. Uji Linieritas ... 61
3. Uji Korelasi ... 62
4. Regresi Non-Linear ... 63
5. Uji F Anova ... 64
6. Koefisien Determinan ... 65
BAB V ... 69
PENUTUP ... 69
A. KESIMPULAN ... 69
B. SARAN ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Penganut agama Islam di Indonesia mencapai 85% dari total 232 juta penduduk Indonesia.
1Dengan budaya ketimuran yang lekat dan budayanya yang santun dan religius, ternyata Indonesia tak luput dari jerat seks bebas. Dalam Islam, hubungan seksual yang dilakukan sebelum pernikahan merupakan hal yang dilarang yang dianggap sebagai zina. Tentunya perintah untuk tidak mendekati dan melakukan perbuatan zina bukanlah tanpa sebab.
Sudirman Tebba dalam buku Seks Anugerah Tuhan mengatakan:
Orang yang suka berzina kehidupan agamanya menjadi dangkal, hilang wara’ (ketaatan beragama), rusaknya kepribadian, hilangnya kehormatan diri, lemahnya kejujuran dan kesetiakawanan. Pelanggaran janji, kebohongan, pengkhianatan, minimnya rasa
1 Mhd Halkis, Konstelasi Politik Indonesia: Pancasila dalam Analisis Fenomenologi Hermeneutika, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017), h. 85.
2
malu, tidak menjaga kesucian dan hilangnya kecemburuan dari hati merupakan sifat penzina.
Akibat dari zina ialah timbulnya kemurkaan Allah, karena orang yang berzina merusak kehormatan diri sendiri dan juga keluarganya.
2Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al-Qur’an maupun hadist yang melarang perbuatan zina ini. Seperti dalam Al- Qur’an surat Al-isra ayat 32:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."
(QS.Al Israa. ayat 32)
Data dari Komnas Anak mengatakan bahwa8 dari tahun ke tahun angka kehamilan pranikah meningkat, dan lebih dari 93,7% pelajar SMP dan SMU di Indonesia sudah pernah melakukan kissing, petting, oral seks (Mediana, dalam seminar, 2010). Data tersebut juga mengungkap, 62,7 % remaja SMP sudah tidak perawan, 21,2 % remaja SMU pernah aborsi, dan 97 % remaja pernah menonton film porno.
Data yang tidak jauh berbeda juga disampaikan oleh BKKBN pada 2011. Di Jabodetabek saja, terdata 51% remaja mengaku
2 Sudirman Tebba, Seks Anugerah Tuhan, (Ciputat: Penerbit Pustaka IrVan, 2006), h. 158.
3
telah melakukan hubungan seks pra nikah. Begitu juga dengan beberapa wilayah lain di Indonesia, seperti Bandung (47%), Surabaya (54%), dan Medan (52%).
3Selain karena longgarnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, serta pola pergaulan yang semakin bebas, tak bisa dipungkiri internet menjadi salah satu faktor pendukung.
Di internet, masyarakat bebas mengakses apa saja dalam waktu cepat. Penulis menemukan sebuah web serta aplikasi berbasis internet yang bernama Wattpad.
Wattpad adalah layanan situs web dan aplikasi telepon pintar asal Toronto, Kanada, yang memungkinkan penggunanya untuk membaca ataupun mengirimkan karya dalam bentuk artikel, cerita pendek, novel, puisi, atau sejenisnya. Wattpad diluncurkan pada tahun 2006 oleh Allen Lau dan Ivan Yuen.
Selain bisa di akses di internet melalui browser melalui www.wattpad.com, Wattpad pun tersedia dalam bentuk aplikasi bagi semua pengguna telepon pintar. Fitur Wattpad hampir mirip dengan facebook yang menyediakan kolom profile di mana setiap pengguna bisa mengikuti dan
3 Masni Erika Firmiana, Meithya Rose Prasetya, Rochimah Imawati,
“Ketimpangan Relijiusitas dengan Perilaku: Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja SMA/Sederajat di Jakarta Selatan,” Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, (September 2012): h.
239-240.
4
menyapa pengguna lainnya, memungkinkan kita untuk saling berkomunikasi dan berkenalan.
Wattpad mempunyai banyak kategori cerita. Ada kategori percintaan, fiksi ilmiah, fantasi, humor, paranormal, misteri/getaran, horor, petualangan, fiksi sejarah, fiksi remaja, fiksi penggemar, puisi, cerita pendek, fiksi umum, chiklit, laga, vampir, manusia serigala, spiritual, non-fiksi, klasik atau acak. Semua kategori cerita tersebut bebas dan memungkinkan di akses oleh semua pengguna Wattpad.
Popularitas aplikasi ini semakin hari semakin
melonjak seiring dengan banyaknya cerita dari Wattpad yang
diterbitkan dan terpajang di toko buku, bahkan sampai di
filmkan seperti Dear Nathan karya Erisca Febriani dan A
(Aku Benci dan Cinta) karya Wulanfadi.
5
6
7
Hingga saat ini, pengguna Wattpad diperkirakan mencapai jumlah 15 juta pengguna.
4Karena tak berbayar dan siapa pun bebas mengakses, mayoritas pengguna Wattpad saat ini terbanyak di usia remaja. Mirisnya, tidak semua cerita di Wattpad layak untuk dibaca oleh remaja usia di bawah umur.
Dalam kategori percintaan, penulis menemukan banyak sekali cerita dewasa. Cerita dewasa di sini adalah cerita yang mengandung unsur erotis yang mana dalam alur cerita terdapat adegan dewasa seperti berciuman hingga bersetubuh. Mirisnya, mayoritas cerita-cerita tersebut sudah dibaca berjuta kali oleh pembaca Wattpad. Wattpad sendiri pun mempunyai sistem ranking yang di mana cerita dengan ranking teratas akan mendapat sorotan dengan muncul di halaman popular Wattpad. Dalam kategori percintaan, mayoritas ranking teratas diduduki oleh cerita dengan konten dewasa.
4 https://techno.okezone.com/read/2018/02/11/207/1857963/perjalanan- pendiri-Wattpad-yang-sukses-hingga-miliki-15-juta-pengguna#lastread.
Diakses, 12 April 2018.
8
Berdasarkan hal-hal di atas, maka penulis mengangkat
“Pengaruh Membaca Cerita Dewasa di Wattpad Terhadap Perilaku Seksual Remaja SMA/Sederajat” sebagai judul penelitian penulis.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus,
sempurna, dan mendalam, maka penulis memandang
9
permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Penulis membatasi masalah pengaruh membaca cerita dewasa Wattpad hanya pada remaja muda. Pengaruh yang diukur dalam penelitian ini adalah pengaruh afektif dan konatif atau behavioral yang berkaitan dengan perilaku seksual yang terdapat dalam cerita dewasa yang responden baca.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ditentukan maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana intensitas membaca cerita dewasa di Wattpad pada remaja?
2. Bagaimana perilaku seksual remaja?
3. Adakah pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad terhadap perilaku seksual remaja?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan:
a. Mengetahui bagaimana intensitas membaca cerita
dewasa di Wattpad pada remaja SMA/Sederajat?
10
b. Mengetahui bagaimana perilaku seksual remaja SMA/Sederajat?
c. Mengetahui adakah pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad terhadap perilaku seksual remaja SMA/Sederajat?
2. Kegunaan penelitian
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif untuk mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di samping itu juga bermanfaat bagi penulis untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan pembaca Wattpad, serta diharapkan mampu menjadi tolak ukur pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad terhadap perilaku seksual remaja SMA/Sederajat di Indonesia. Untuk ke depannya, jika hasil dari penelitian ini berpengaruh, penulis akan mengajukan hasil dari penelitian ini pada Wattpad sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan Wattpad Indonesia di masa depan.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum mengadakan
penelitian lebih lanjut menjadi suatu karya ilmiah, maka
sebagai langkah awal yang penulis lakukan adalah mengkaji
11
hasil-hasil penelitian terdahulu yang mempunyai topik hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Penelitian ini dilakukan karena ada beberapa yang sudah melakukan penelitian ini seperti:
Skripsi karya Lia Pediati (1111051000073), jurusan komunikasi dan penyiaran islam, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, 2015. Dengan judul “Pengaruh Tayangan Sinetron
“Ganteng-Ganteng Serigala” terhadap perilaku pacaran siswa SMP Islam Al-Muttaqien Bogor.” Pada penelitian ini Lia menjadikan Sinetron “Ganteng-Ganteng seigala”, sedangkan saya menggunakan subjek pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad. Sedangkan variable terpengaruh hampir sama, yaitu perilaku pacaran yang termasuk tahapan dalam perilaku seksual.
Skripsi karya Didih Sairoh (107051001875), jurusan komunikasi dan penyiaran islam, fakultas dakwah dan ilmu komunikasi, universitas islam negeri syarif hidayatullah Jakarta, 2012. Dengan Judul “Pengaruh Sinetron Islam KTP Terhadap Perilaku beragama Pemuda RW 06 Desa Cibereum Bogor.” Pada penelitian ini Didih subjek pengaruh sinetron
“Islam KTP”, sedangkan saya menggunakan membaca cerita dewasa di Wattpad.
Jurnal karya Masni Erika Firmiana*, Meithya Rose
Prasetya, Rochimah Imawati, Program Studi Psikologi,
12
Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Universitas Al Azhar Indonesia, 2012, dengan judul Ketimpangan Religiusitas dengan perilaku: Hubungan Religiusitas dengan perilaku seksual pra remaja SMA/Sederajat di Jakarta Selatan. Pada penelitian ini peneliti menjadikan subjek pengaruh religiusitas, sedangkan saya menggunakan subjek pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustakan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini memuat teori-teori yang digunakan sebagai tinjauan/landasan dalam menganalisis masalah pokok yang telah dikemukakan, kerangka pikir, dan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang metode
penelitian dan berisi lokasi penelitian, rancangan
13
penelitian, jenis dan sumber data, variable penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan definisi operasional variabel.
BAB IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian seperti analisis karakteristik responden, analisis pengaruh membaca cerita dewasa di Wattpad terhadap perilaku remaja SMA/sederajat dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
dianggap perlu dari hasil penelitian ini.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengaruh
Pengertian pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Pengaruh dapat terjadi pada pengetahuan, dan tingkah laku seseorang sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh adalah perubahan atau penguatan keyakinan seseorang akibat penerimaan pesan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior).
1Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh timbul dari (orang atau benda) dan bisa terjadi pada pengetahuan dan tingkah laku. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh setelah membaca cerita dewasa di Wattpad.
B. Membaca
1. Pengertian Membaca
1 H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998), h. 147.
15
Pengertian membaca dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
2Membaca berasal dari kata baca yang artinya adalah memahami arti tulisan.
Menurut Henry Guntur Tarigan membaca adalah suatu proses untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
3Sedangkan menurut The Liang Gie, membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memahami makna suatu keterangan yang diajikan kepada indera penglihatan dalam bentuk lambang huruf atau tanda lainnya.
4Carter dalam Suwaryono Wiryodijoyo mendefinisikan membaca adalah sebuah proses berfikir, yang termasuk di dalamnya mengartikan, menafsirkan arti, dan menerapkan ide-ide dari lambang. Menurut Carol dalam buku yang sama membaca adalah dua tingkat proses dari penerjemahan dan pemahaman yaitu, pengarang menulis pesan berupa kode (tulisan), dan pembaca mengartikan kode itu. Sedangkan menurut Cole dalam buku yang sama, ia mendefinisikan bahwa membaca ialah proses psikologis untuk menentukan arti dari kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, ingatan,
2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 83.
3 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1984), h. 7
4 The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien Jilid II, (Yogyakarta: PUBIB, 2002), h.
61.
16
pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami dan pengalaman pembacanya.
5Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir di mana seseorang memperoleh pesan dari mengartikan atau memahami arti dari lambang, huruf atau lainnya.
2. Tujuan Membaca
Menurut Cahyani tujuan membaca adalah:
6a) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah- masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari dan dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
5 Suwaryono Wiryodijoyo, Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya, (Jakarta: Depdikbud Dan Dirjendikti, 1989), h 1.
66
Isah Cahyani dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung, 2008), h. 99-100.
17
c) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi, ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan.
d) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat meraka berhasil atau gagal.
e) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh apa yang benar.
f) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran- ukuran tertentu
g) Membaca untuk menemukan bagaimana
caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita
kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca.
18
Jadi dapat disimpukan secara garis besar bahwa tujuan membaca adalah memahami, menyimpulkan, memperoleh ide, memperoleh informasi dari isi atau cerita di setiap bacaan sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita tersebut.
3. Jenis-jenis Membaca
Jenis-jenis membaca dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu berdasarkan segi terdengar atau tidaknya suara pembaca sewaktu melakukan kegiatan membaca.
a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang.
7b. Membaca dalam Hati
Secara garis besar, membaca dalam hati diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin
7 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 23.
19
teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
8Membaca ekstensif meliputi:
9a) Membaca Survei, merupakan membaca dengan cara meneliti terlebih dahulu bahan bacaan yang akan dibaca.
b) Membaca Sekilas (skimming), merupakan jenis membaca untuk memperoleh kesan umum dari suatu bacaan. Dalam membaca sekilas terkandung makna mencari inti serta inti sari bacaan.
c) Membaca Sepintas (Scanning), merupakan jenis membaca yang dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara cepat. Informasi yang akan dicari sudah ditentukan sebelumnya. Dalam membaca sepintas diperlukan ketelitian dan kesiapan dalam menangkap informasi yang akan didapat.
d) Membaca dangkal, merupakan jenis membaca dengan tujuan memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat
8 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, h.
32. 9
Djago Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa), h. 169-170.
20
luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan.
10Membaca ekstensif pada umumnya dilakukan untuk menemukan informasi yang terdapat di dalam teks secara cepat dan tepat, selain itu membaca ekstensif dapat menghemat waktu dan tenaga.
2) Membaca Intensif
Membaca intensif (Intensive reading) adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
11Membaca intensif meliputi:
a) Membaca teliti, merupakan jenis membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan Pendidikan yang menyeluruh. Dalam membaca teliti dibutuhkan keterampilan survey yang cepat, membaca dengan seksama, dan menghubungkan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan.
10 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), h. 36.
11 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, h.
36.
21
b) Membaca pemahaman, merupakan jenis membaca dengan tujuan memahami standar-standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola- pola fiksi.
c) Membaca kritis, merupakan jenis pembaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan yang terdapat di dalam teks bacaan. Dalam membaca kritis, seorang pembaca dituntut untuk:
(1) Memahami maksud penulis.
(2) Memahami organisasi dasar tulisan (3) Dapat menilai penyajian
penulis/pengarang
(4) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari (5) Meningkatkan minat baca,
kemampuan baca, dan berpikir kritis
(6) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan
(7) Membaca majalah atau publikasi-
publikasi periodic yang serius.
22
d) Membaca ide, merupakan kegiatan membaca yang tujuannya untuk mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
e) Membaca telaah bahasa, merupakan kegiatan membaca yang bertujuan memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
4. Tahapan Membaca
Mortimer J. Adler dalam A. Widyamartaya menjelaskan tahapan membaca yang terbagi dalam empat tingkatan: membaca dasar (elementary reading), membaca tinjauan (inspectional reading), membaca simak-urai (analytical reading), dan membaca banding-banding (syntopical reading).
12a. Membaca Dasar (Elementary Reading)
Membaca dasar adalah jenis atau tingkatan membaca yang diajarkan ditingkat sekolah dasar, pusat perhatian pada bahasa yang digunakan penulis.
b. Membaca Tinjauan (Inspectional Reading) Membaca tinjauan adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan memahami sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sudah
12 A. Widyamartaya, Seni Membaca untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 131.
23
ditentukan. Juga dapat disebut membaca lompat-lompat atau pra-baca. Dengan cara membaca ini kita ingin mengetahui pokok- pokok soal yang dibicarakan buku, bagian buku, dan jenis buku (cerita, sejarah, atau karangan ilmiah).
Membaca tinjauan dapat dibedakan dari dua langkah:
1. Sistematic Skimming or Pre-reading (melompat-lompat atau pra-baca secara sistematik) adalah dengan cara melihat halaman judul, membaca pra-kata, melihat daftar isi, melihat indeks, membaca kata sambutan atau kata pengantar dari penerbit (kalau ada), keterangan pada jaket buku (kalau ada), melihat bab-babnya, lebih- lebih yang pokok dalam pembahasannya, membaca satu atau dua alinea di sana-sini atau dua sampai tiga halaman berturut- turut.
2. Superficial Reading (Membaca Selayang Pandang) adalah membaca buku secara terus menerus tanpa berhenti untuk memikirkan hal-hal yang belum dipahami.
c. Membaca Simak-Urai (Analytical Reading)
Membaca simak-urai adalah jenis atau tingkat
membaca yang bertujuan memahami secara
24
sungguh-sungguh isi buku. Inilah tingkkatan membaca yang sungguh-sungguh, yang lengkap, membaca untuk mencerna ataupun menyerap isi buku.
d. Membaca Banding-banding (Syntopical Reading)
Membaca banding-banding adalah jenis atau tingkat membaca yang bertujuan membaca beberapa buku yang sebidang atau yang berkaitan sekaligus untuk menyusun suatu penanganan atau pemecahan masalah yang dihadapi pembaca.
5. Kebiasaan Membaca
Kebiasaan membaca ialah kegiatan membaca yang sudah mendarah daging atau tertanam pada diri seseorang. Dari segi kemasyarakatan, kebiasaan membaca ialah kegiatan membaca yang telah membudaya dalam suatu masyarakat.
13Ketika menghitung dan menilai responden tentang kebiasaan membaca, para peneliti menggunakan empat parameter. Keempat parameter tersebut adalah:
14
13 Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, (Bandung: Angkasa, 2008)
h. 52.
14 Mustafa, Indonesian People Reading Habit is Very Low :How Libraries Can Enhance the People Reading Habit,
https://consalxv.perpusnas.go.id/uploaded_files/pdf/papers/normal/ID_B_M ustafa-paper-readinghabit.pdf (diakses 15 februari 2019)
25
1. Frekuensi, responden membaca buku atau bahan pustaka lainnya dalam periode waktu tertentu.
2. Durasi, waktu yang dihabiskan oleh responden saat membaca buku atau bahan bacaan lainnya 3. Pengeluaran, berapa banyak uang yang
dihabiskan responden untuk membeli buku dan bahan bacaan lainnya dalam periode waktu tertentu.
4. Koleksi yang dimiliki, berapa banyak buku dan bahan pustaka lainnya yang dimiliki responden dalam koleksi pribadi mereka.
Para peneliti percaya bahwa keempat parameter ini adalah di antara indikator dari kebiasaan membaca orang yang diteliti.
Dengan demikian, indikator kebiasaan membaca seseorang dapat dilihat dari sering tidaknya, lama tidaknya (waktu), jenis bacaan (ragam), cara memperoleh (kiat dan jurus- jurus membaca), sumber bacaan, dan lain sebagainya.
C. Cerita Dewasa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cerita adalah
karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau
penderitaan orang; kejadian dan sebagainya (baik yang sungguh-
sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka. Sedangkan
dewasa adalah sampai umur atau sudah tidak remaja lagi.
26
Masa dewasa biasanya dimulai sejak usia 18 tahun hingga kira-kira 40 tahun. Ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Individu tersebut mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
15Cerita/novel dewasa merupakan cerita yang ditujukan untuk dikonsumsi kaum dewasa atau orang tua.
16Biasanya cerita dewasa memiliki konflik yang mendalam. Cerita/novel dewasa juga mengandung unsur erotis yang mana dalam alur cerita terdapat adegan dewasa seperti berpegangan tangan, berciuman hingga bersetubuh.
D. Perilaku Seksual
1. Pengertian Perilaku Seksual
Dalam psikologi, perilaku diartikan sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks serta mempunyai sifat diferensial, artinya satu stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang sama.
17Sedangkan menurut
15 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 245.
16 Hardjana HP, Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-Anak, (Jakarta:
Grasindo, 2006), h. 2.
17 Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 34.
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Seksual adalah berkenaan dengan seks.
Menurut Sarwono, yang dimaksud perilaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang didorong oleh keinginan hasrat seksual baik kepada lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk dari perilaku seksual seperti bercumbu, berkencan hingga bersenggama.
18Perilaku seksual merupakan perilaku yang didorong oleh keinginan seksual. Keinginan seksual tersebut secara alamiah ada di dalam diri setiap remaja. Dalam islam, perilaku tersebut seharusnya dilakukan dalam suatu pernikahan, namun masa kini tak sedikit hal tersebut dilakukan oleh pria dan wanita tanpa melalui proses pernikahan.
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual
Bentuk-bentuk perilaku seksual bisa bermacam-macam, yaitu:
a. Perasaan tertarik, gambaran perilakunya meliputi sering menatap dan mendekati orang yang disukainya.
b. Tingkah laku berkencan, gambaran pemikirannya meliputi sering jalan berdua, nonton berdua, makan berdua dengan pasangan.
18 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi remaja edisi revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 174-175.
28
c. Berpegangan tangan, gambaran pemikirannya meliputi menyentuh, menggengam, menggandeng.
d. Berpelukan, gambaran perilakunya meliputi memeluk dan merangkul.
e. Bercumbu, gambaran perilakunya meliputi mencium kening, pipi, bibir, leher, dan buah dada/dada.
f. Memegang atau meraba area sensitive, gambaran perilakuya meliputi meraba buah dada/dada dan alat kelamin.
g. Petting, gambaran perilakunya meliputi saling menempelkan alat kelamin baik dalam keadaan masih berbusana maupun tidak berbusana.
h. Oral seks, gambaran perilakunya meliputi saling memasukan alat kelamin ke dalam mulut.
i. Bersenggama, gambaran perilakunya meliputi penetrasi alat kelamin.
Objek dari perilaku seksual yang disebutkan di atas bisa
dengan melibatkan orang lain ataupun dengan diri sendiri yang
biasa disebut dengan masturbasi. Melalui diri sendiri seseorang
dapat menyalurkan hasratnya melalui khayalan tentang orang
lain.
29
Menurut Yulianti, perilaku seksual yang sering ditemukan pada remaja antara lain
19:
a. Berfantasi, yakni membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas seksual untuk menimbulkan perasaan erotisme
b. Berpegangan tangan, merupakan bentuk pernyataan afeksi atas perasaan saying berupa sentuhan. Aktivitas ini memang tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat, namun biasa muncul keinginan untuk mencoba aktivitas seksual lainnya
c. Cium kering, yakni aktivitas seksual berupa sentuhan pipi dengan pipi (touching), pipi dengan bibir, atau bibir dengan leher (necking) d. Cium basah, yakni aktivitas seksual berupa
sentuhan bibir dengan bibir dengan bibir atau yang biasa disebut kissing
e. Meraba, yakni kegiatan meraba-raba bagian sensitive rangsangan seksual (erogen) seperti payudara, leher, paha atas, vagina, penis, dan pantat
f. Berpelukan
19 Yulianti H, Skripsi: “Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA “X” di Jakarta Timur” (Depok:
Universitas Indonesia, 2012), h. 19.
30
g. Masturbasi, yakni perilaku merangsang organ kelamin dengan tangan atau tanpa melakukan hubungan intim
h. Oral sex, yakni memasukan alat kelamin ke dalam mulut pasangan yang dapat terjadi pada kaum heteroseksual maupun homoseksual (gay dan lesbian)
i. Petting, yakni keseluruhan aktivitas non intercourse (hingga menempelkan alat kelamin)
j. Sexual intercourse (hubungan seksual) yakni aktivitas memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan pada kaum heteroseksual dan memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam anus laki-laki pada kaum homoseksual (gay)
3. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku seksual remaja.
Perhatian remaja terhadap seks disebabkan oleh
pertumbuhan jasmani yang mencakup pula pertumbuhan organ
seks. Perubahan jasmani itu disertai dengan perubahan
phisiologis dari dalam, seperti perubahan kelenjar-kelenjar dan
hormone dalam tubuh yang mulai berfungsi, baik pada laki-laki
maupun wanita. Aktifnya hormone-hormone itu disertai oleh mipi
pertama pada laki-laki dan datang bulan pada wanita. Perubahan-
31
perubahan jasmani dan tanda-tanda seks yag disertai oleh pengalaman-pengalaman baru itu, telah menyebabkan bertambahnya keinginan para remaja untuk mengetahui soal-soal baru tentang itu semua.
20Pembicaraan tentang seks adalah hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia. Sebagian banyak remaja tidak tahu informasi tentang seks. Dari hasil penelitian Zakiah dalam buku Problema Remaja di Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa persentase remaja yang malu bertanya tentang soal-soal seks mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh perasaan tidak enak tentang berbagai pertanyaan yang mereka tahu masalah- masalah tersebut tidak patut dibicarakan. Hal itu telah menambah rasa ingin tahu mereka, bagaimanapun pertanyaan itu tidak pernah terjawab karena orang tua, guru dan masyarakan tetap tutup mulut tentang hal itu.
21Adapun penelitian di atas dilakukan di mana ketika itu perkembangan informasi belum secanggih masa kini. Tentunya di masa sekarang para remaja dengan mudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas, tentunya dalam waktu yang singkat.
Menurut Ida Bagus Gde Manuamba dalam ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, ada dua faktor yang mendasari perilaku seksual
20 Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1978) h. 125.
21 Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, h. 130.
32
remaja. Pertama, besarnya harapan untuk kawin dalam usia yang relatif muda. Kedua, karena makin besarnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan perilaku seksual.
22Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah salah satu faktor utama penyebab timbulnya perilaku seksual pada remaja.
Sedangkan menurut Sarlito, masalah seksualitas pada remaja timbul karena faktor-faktor berikut:
23a. Meningkatnya libido seksualitas
Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual (libido seksualitas) remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu.
b. Penundaan usia kawin
Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang- undang tentang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah (sedikitnya 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria), maupun
22 Ida Bagus Gde Manuamba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998) h. 26.
23 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi remaja edisi revisi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011) cet.14, h. 187-188.
33
karena norma sosial yang makin lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dan lain-lain).
c. Tabu-larangan
Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku di mana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah. Bahkan, larangannya berkembang lebih jauh kepada tingkah laku yang lain seperti berciuman dan masturbasi.
Untuk remaja yang tidak bisa menahan diri akan terdapat kecenderungan untuk melanggar saja larangan-larangan tersebut.
d. Kurangnya informasi tentang seks
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat
oleh karena adanya penyebaran informasi dan
rangsangan seksual melalui media massa yang
dengan adanya teknologi canggih (video
cassette, fotokopi, satelit, VCD, telepon
genggam, internet, dan lain-lain) menjadi tidak
terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam
periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan
meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari
media massa, khususnya karena mereka pada
umumnya belum pernah mengetahui masalah
seksual secara lengkap dari orang tuanya.
34
e. Sikap orang tua dengan anak
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka terhadap anak, malah cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah yang satu ini.
f. Pergaulan yang makin bebas.
Tidak dapat diingkari adanya kecenderungan pergaulan yang semakin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
Tidak semua perilaku seksual berdampak, terutama jika tidak ada akibat fisik maupun sosial yang ditimbulkan, namun hal itu memiliki dampak serius bagi sebagian orang. Dampak- dampak yang ditimbulkan yaitu:
24a. Perasaan bersalah b. Depresi
c. Marah
24 Sarlinto Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja edisi revisi, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 175.
35
d. Ketegangan mental
e. Terganggunya kesehatan dan resiko kehamilan f. Berkembangnya penyakit kelamin di kalangan
remaja E. Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence ini mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
25Sedangkan menurut Kamucs Besar Bahasa Indonesia (KBBI) remaja adalah mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin.
26Hurlock mendefinisikan bahwa masa remaja dimulai ketika anak matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia matang secara fisik dan psikis. Secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir.
27Masa remaja dimulai pada saat anak perempuan mengalami menstruasi yang pertama, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat keluarnya cairan semen. Remaja didefinisikan sebagai periode transisi antara masa remaja-remaja ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan
25 Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di sekolah, (Jakarta: Penertit Prenadamedia, 2018), h. 158.
26 http://kamusbahasaindonesia.org/ diakses 9 November 2018.
27 Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di sekolah, h. 26.
36
tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaan, dan sebagainya.
28Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka secara lengkap define tersebut yaitu sebagai berikut.
Remaja adalah suatu masa ketika:
291. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual;
2. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kremaja-kremaja menjadi dewasa;
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa remaja adalah individu yang menjadi lebih dewasa dengan perubahan fisik, sosial, psikologi dan seksual.
2. Tahapan Perkembangan Remaja.
28 Sarlinto Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 2.
29 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, h. 9.
37
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja atas empat bagian, yaitu: (a) masa pra remaja atau pra-pubertas (10-12 tahun); (b) masa remaja awal atau pubertas (12-15 tahun); (c) masa remaja pertengahan (15-18 tahun); (d) masa remaja akhir (18-21 tahun).
30Adapun tiga tahap perkembangan remaja menurut Sarwono Wirawan Sarlito:
31a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Pada tahan ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia sangat senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengannya.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
30 Deswita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h.
192.
31 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, h. 24-25.
38
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan percapaian lima hal di bawah ini:
a. Minat yang makin mantap dengan fungsi-fungsi intelek
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.
e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).
Berdasarkan fase-fase remaja yang sudah dijelaskan, maka dapat dilihat jika remaja SMA/Sederajat masuk pada fase remaja pertengahan, yaitu pada umur 15 sampai dengan 18 tahun.
Pada masa remaja menengah itu, para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah mencapai puncak sehingga mereka mempunyai kecendrungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik.
Namun demikian perilaku seksual mereka masih secara alamiah.
39
Mereka tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang mereka mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual. Sebagian besar dari mereka mempunyai sikap yang tidak mau bertanggung jawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan.
32Perkembangan pada remaja ini ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara lain:
a) Perubahan jasmani b) Perubahan psikis
c) Pertumbuhan kecerdasan
d) Pertumbuhan sosial dan akhlak.
33F. Efek komunikasi massa
Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku atau ketiganya.
34David Berlo menklasifikan efek atau perubahan dalam ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata. Perubahan perilaku
32 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, h. 135.
33 Zakiyah Darajat, Problema Remaja di Indonesia (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1974), h. 28.
34 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 39.
40
biasanya didahului oleh perubahan sikap, dan perubahan sikap biasanya didahului oleh perubahan pengetahuan. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik, jadi umpan balik merupakan saran untuk mengetahui efek.
35Efek komunikasi massa dilihat dari dua sisi yaitu efek kehadiran media massa secara fisik dan efek pesan media massa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan behavioral.
36a. Efek Kognitif
Efek kognitif terjadi di mana seseorang bila sering menonton atau membaca media massa, maka memberikan pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, pahami, atau dipersepsi khlayak. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut Mc Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Dengan media mass akita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Karena kita tidak dapat atau tidak sempat mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan oleh media, kita cenderung memperoleh informasi
35 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 39.
36 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007) h. 147-150.
41
tersebut semata-mata bersandarkan pada apa yang dilaporkan media massa.
37b. Efek Afektif
Efek afektif yaitu apa yang disebarkan melalui media massa dapat mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
38Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif terjadi bila pesan yang disebarkan media mengubah apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak.
Dampak ini berhubungan dengan perasaan, penilaian, rangsangan emosional dan sikap.
39c. Efek konatif atau behavioral
Efek konatif atau behavioral, yaitu dampak pesan media massa dapat menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan, atau perilaku nyata yang dapat diamati di kehidupan sehari-hari.
Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran
37 Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h.50
38 Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h.55
39 Yasir. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Pekanbaru: Pusat Perkembangan Pendidikan Universitas Riau, 2009) h. 139
42
kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan ditelevisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan-pernyataan ini mencoba mengungkap tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan, dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
40Sehubungan dengan teori efek komunikasi massa yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menerapkan teori di atas dengan objek media massa wattpad dan subjek penerima pesan adalah remaja muda. Artinya para remaja yang membaca cerita dewasa di wattpad akan mendapat pengaruh kognitif yang membuat mereka mempelajari dan menambah pengetahuan mereka tentang informasi- informasi perilaku seksual yang ada di dalam cerita dewasa di aplikasi wattpad yang mereka baca.
Kemudian pengaruh afektif adalah membuat para remaja turut merasakan perasaan seperti senang, berdebar, ketagihan setelah membaca cerita dewasa di wattpad. Dan yang terakhir, pengaruh behavioraal timbul pada diri dalam bentuk tindakan, dalam hal ini seperti melakukan perilaku seksual dengan lawan jenis seperti yang ada di
dalam cerita yang mereka baca.
40 Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h.57
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi digunakan untuk menyebut serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian, dapat berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek tersebut dapat
dikatakan sebagai sumber data penelitian.
1Populasi dalam penelitian ini adalah pengikut
@putrilagilagi di Wattpad sebanyak 205.000. (per tanggal 14 Juni 2019, Jam 09.00 WIB).
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.
99.
44
diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.
2Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling, yakni teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu.
3Karakteristik untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Remaja berusia 15-18 tahun.
2. Mempunyai cerita dengan unsur dewasa di library atau reading list wattpadnya
3. Followers wattpad putrilagilagi
Jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan batas error 10% . Bila peluang kesalahan 10% maka tingkat kepercayaannya sebesar 90%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf signifikansi.
Keterangan:
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Standar Deviasi
2 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis data sekunder edisi revisi, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2011), hlm 74.
3 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis data sekunder edisi revisi, hlm. 79
45
Dibulatkan menjadi 99 sampel.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan google form dengan mengirimkan langsung ke pada followers
@putrilagilagi melalui pesan langsung Wattpad. Adapun waktu pelaksaan penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2019.
C. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Data Primer adalah data yang didapatkan penulis dari sumber utama secara langsung. Data primer
didapatkan melalui metode angket yang disebarkan melalui postingan wall penulis maupun pesan pribadi kepada followers @putrilagilagi.
2. Data sekunder adalah data pelengkap yang penulis
dapatkan dari literatur-literatur dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan objek penelitian seperti
46
buku-buku, artikel, atau jurnal di internet, dan sebagainya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan
menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama
4. Instrumen atau alat yang digunakan oleh peneliti pada saat penelitian yaitu dengan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena spesial.
5Dengan menggunakan skala Likert, variable yang akan diukur dapat dijabarkan menjadi indikator. Variabel tersebut nantinya dijadikan titik tolak untuk mengukur item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan. Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi positif sampai negatif, berupa:
Tabel 3.1 Skoring Instrument
Skala Skor
Sangat Setuju (SS) 4
4 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2017), h.46
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 93.
47
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
6Kuesioner akan disebar kepada followers @putrilagilagi melalui pesan langsung di Wattpad dengan menggunakan google form.
2. Dokumen
Dokumen adalah kumpulan catatan peristiwa- peristiwa yang telah lalu, biasanya berupa tulisan, seperti surat, jurnal, buku, majalah, buku harian, atau dapat berupa gambar, karya monumental dan
dokumen-dokumen lainnya.
7F. Teknik Pengolahan Data
6 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h.75.
7 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h.125-126
48
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu. Pengolahan data bisa dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun pengolahan data meliputi:
81. Editing
Editing adalah memeriksa kembali data yang telah masuk ke responden mana yang relevan. Editing data merupakan proses pengoreksian atau pengecekan terhadap angket yang telah dijawab oleh responden apakah sudah dijawab secara lengkap atau belum, seandainya sudah dijawab apakah sudah benar.
Seandainya ada angket yang rusak, maka angket tersebut harus disortir dan tidak diproses lebih lanjut dalam tahap pengolahan data.
2. Coding
Coding yaitu pemberian data, symbol atau kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Maksudnya adalah angket yang telah diedit diberi identitas sehinggan memiliki arti dapat diproses pada tahap pengolahan data lebih lanjut.
3. Scoring
8 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h.
48-49