_____________________________________
PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISTEM SIRKULASI
PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI BAGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 PRAYA
TAHUN 2013/2014
Oleh
Kadiam
Kepala SMAN 3 Praya Lombok Tengah
Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang Pengaruh Media Animasi terhadap Penguasaan Konsep
Sistem Sirkulasi pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Praya pada bulan Oktober-Nopember 2013.
Pengambilan data dilakukan di SMAN 3 Praya dengan satu kelas eksperimen dan satu kelas pembanding.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh nilai rata-rata pretest dan posttes kelas eksperimen adalah 37,54 dan 83,83 dan kelas
pembanding 34,85 dan 72,42 serta peningkatan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen adalah 46,29 dan
kelas pembanding 37,57. Dari hasil uji normalitas Gain dadapat tingkat penguasaan konsep siswa kelas
eksperimen lebih tinggi (0,74) dibandingkan kelas pembanding (0,58). Tingkat signifikasi perbedaan
penguasaan konsep antar kelompok penelitian adalah 0,005, ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media animasi secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem
sirkulasi siswa dibanding pembelajaran dengan media gambar.
Kata Kunci : Media animasi, penguasaan konsep.
PENDAHULUAN
Kemajuan media komputer memberikan
beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio
visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer
mendapat perhatian besar karena kemampuannya
yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan
pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan
dan internet, komputer seakan menjadi primadona
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Penggunaan
komputer merupakan salah satu bagian dari
teknologi informasi yang saat ini digunakan oleh
para praktisi pendidikian dalam upaya menyajikan
materi pelajaran. Komputer sebagai penyedia
informasi dirasakan perlu untuk digunakan karena
dapat
menyajikan
informasi
dengan
baik
(Sihombing,
2013).
Media
pembelajaran
memberikan penekanan pada posisi media sebagai
wahana penyalur pesan atau informasi belajar
untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar.
Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar
berlangsung bahan belajar (learning matterial)
yang diterima siswa diperoleh melalui media
(Asra, 2009)
Media pengajaran yang sedang berkembang
untuk saat ini yaitu multimedia. Penggunaan
multimedia merupakan kombinasi dari grafik, teks,
suara, video, dan animasi. Objek yang tidak dapat
dilihat
langsung,
dapat
digantikan
dengan
penggunaan multimedia yang berupa penayangan
teks, grafik, suara, video, dan animasi.
Multimedia
mengandung
unsur
komputer.
Multimedia
memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya
dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi
memberikan kesempatan kepada subjek untuk
mengembangkan kognitif dengan lebih baik,
kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena
informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk
seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata
(Saguni, 2006
). Media pembelajaran dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
pengalaman
belajar ke arah yang lebih konkret. Multimedia
sebagai gabungan berbagai jenis media mampu
menciptakan suasana belajar yang begitu menarik
dan menyenangkan sehingga akan memberikan
motivasi belajar yang lebih tinggi dalam diri
seswa.
Multimedia
memberikan
kesempatan
kepada siswa untuk belajar tidak hanya dari guru,
tetapi memberikan kesempatan siswa untuk
mengembangkan kognitif dengan lebih baik,
kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena
informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk
seperti gambar dan kata-kata (Puspita, 2008).
Media animasi yang merupakan kumpulan
gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan
audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan
pesan-pesan
pembelajaran.
Kehadiran
media
animasi dalam pembelajaran Biologi sangat
mendukung
proses
penyampaian
berbagai
informasi dari guru ke siswa. Proses-proses biologi
yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan
kepada siswa, seperti proses fotosintesis, respirasi
aerob, dan berbagai proses dalam sistem organ
manusia. Pada proses belajar mengajar, siswa
sering dihadapkan pada materi yang abstrak dan
diluar pengalaman sehari-hari sehingga matri
pelajaran sulit diterima dan dipahami oleh siswa.
Keistimewaan yang dimiliki oleh animasi intinya
untuk memvisualisasikan konsep abstrak yang sulit
dipraktekkan dikelas (Sihombing, 2013).
SMA Negeri 3 Praya adalah salah satu SMA
yang terdapat di Lombok Tengah. SMA ini
memiliki ruang multimedia yang didalamnya
terdapat komputer dan LCD yang bisa menunjang
proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan
peneliti, ruang multimedia ini hanya digunakan
oleh guru mata pelajaran komputer, sedangkan
guru
mata
pelajaran
lain
jarang
sekali
menggunakan ruang multimedia ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam
penelitian tersebut dibatasi pada penggunaan
animasi dengan menggunakan software Microsoft
Power
Point
pada
proses
penyampaian
pembelajaran terhadap penguasaan konsep sistem
sirkulasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3
Praya.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Media Pengajaran
Media pengajaran merupakan seperangkat alat
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru
atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan
siswa atau peserta didik (Danim, 1994). Dapat pula
diartikan bahwa media pembelajaran adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Gagne dalam Sardiman (2002) menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar, sementara Brigss berpendapat bahwa
media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Menurut Hamidjojo dalam Arsyad (2003)
menyatakan bahwa media sebagai semua bentuk
perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan sampai kepada penerima yang dituju.
Media pendidikan oleh Arsyad (2003) dapat
diartikan sebagai berikut: a). Media pendidikan
memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware yaitu sebagai suatu benda yang
dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca
indera. b). Media pendidikan memiliki pengertian
nonfisik yang dikenal sebagai sofware (perangkat
lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin
disampaikan kepada siswa.
b. Jenis dan Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Bahri (1995), media tidak hanya
terdiri dari dua jenis. Klasifikasi dari
macam-macam media pengajaran bisa dilihat dari jenisnya,
daya liputnya, dari bahannya dan dari caranya. 1).
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi: a).
Media auditif atau Audio, adalah media yang
mengandalkan suara saja. Contohnya radio. b).
Media Visual, adalah media yang mengandalkan
indra penglihatan. Contohnya film bisu, gambar,
lukisan, simbol dan slide. c). Media Audiovisual,
adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik dari dua sebelumnya. 2). Dilihat
dari daya liputnya, media terbagi menjadi: a).
Media dengan daya liput luas dan serentak,
penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat
dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama seperti
radio dan televisi serta internet. b). Media dengan
daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,
media ini dalam penggunaannya membutuhkan
ruang dan tempat yang khusus seperti film sound
slides, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat tertutup dan gelap. 3). Dilihat dari bahan
pembuatannya, media terbagi kedalam: a). Media
Sederhana, adalah media yang bahan dasarnya
mudah
diperoleh,
harganya
murah,
cara
pembuatannya mudah dan penggunaannya mudah.
b). Media Kompleks, adalah media dengan bahan
dan alat pembuatan yang sulit diperoleh dan
harganya
mahal.
Penggunaan
jenis
ini
memerlukan keterampilan memadai.
Sudjana dalam Bahri,(1995) merumuskan
fungsi media pengajaran dalam pendidikan
menjadi 6 kategori, yaitu: a). Penggunaan media
dalam proses belajar mengajar bukan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai
alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif. b). Penggunaan media
pengajaran adalah bagian yang integral dari
totalitas mengajar. Jadi media merupakan salah
satu unsur yang harus dikembangkan guru. c).
Media
pengajaran
dalam
pengajaran,
penggunaannya integral dengan tujuan dari isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian
bahwa penggunaan media pengajaran harus
melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. d).
Penggunaan media dalam pengajaran bukan alat
hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar
melengkapi proses proses mengajar supaya lebih
menarik perhatian siswa. e). Penggunaan media
_____________________________________
dalam
pengajaran
lebih
diutamakan
untuk
mempercepat
proses
belajar
mengajar
dan
membantu siswa menangkap pengertian yang
diberikan guru. f). Penggunaan media dalam
pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu
belajar mengajar.
Fungsi media menurut Levie & Lentz (dalam
Arsyad, 2003) yaitu sebagai berikut: 1). Fungsi
Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2). Fungsi Afektif, dapat dilihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks
bergambar. 3). Fungsi Kognitif, terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian
tujuan
untuk
memahami
dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar. 4). Fungsi Kompensatoris, terlihat
dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
c. Media Animasi Komputer dalam Biologi
Pada dasarnya bahasa yang dapat dimengerti
oleh
komputer
adalah
sinyal-sinyal
elektromagnetis yang mendasar pada konsep hidup
dan mati. Bahasa komputer secara umum
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu bahasa
mesin, bahasa rakitan dan bahasa tingkat tinggi.
Bahasa mesin adalah bahasa dasar dari komputer
dan bersifat unik. Bahasa rakitan bersifat neumonic
yaitu berupa simbol-simbol dan kode-kode tetapi
lebih tinggi dari bahasa mesin yang banyak
digunakan para pembuat bahasa komputer. Bahasa
tingkat
tinggi
adalah
bahasa–bahasa
yang
digunakan oleh programer aplikasi yang mencoba
memecahkan berbagai masalah (Adjie, 2005).
Media pembelajaran animasi yang merupakan
kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi
dengan audio sehingga berkesan hidup serta
menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media
animasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
perangkat ajar yang siap kapan saja digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran. Kehadiran
media animasi dalam pembelajaran Biologi sangat
mendukung
proses
penyampaian
berbagai
informasi dari guru ke siswa. Proses-proses
biologis yang kompleks dapat dengan mudahnya
dijelaskan
kepada
siswa,
seperti
proses
fotosintesis, respirasi aerob dan berbagai proses
dalam sistem organ manusia. Pentingnya animasi
sebagai media pembelajaran adalah memiliki
kemampuan untuk memaparkan sesuatu yang
rumit atau komplek serta sulit dijelaskan dengan
hanya gambar atau kata-kata saja. Media animasi
pembelajaran dapat digunakan untuk menjelaskan
materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh
mata (India, 2013).
Media animasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran biologi ternyata dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian
Marzuki (2009) menjelaskan bahwa penggunaan
animasi multimedia dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penguasaan materi pokok
sistem peredaran darah. Penguasaan materi pokok
sistem peredaran darah pada siswa dengan
penggunaan animasi lebih tinggi dibanding tanpa
menggunakan animasi multimedia. Puryaningsih
(dalam India, 2013) dalam hasil penelitiannya juga
menunjukkan penggunaan media animasi yang
ditinjau dari motivasi berprestasi dan kemampuan
awal dalam pembelajaran biologi umum memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa, serta menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa yang dibelajarkan menggunakan media
animasi lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan tanpa menggunakan media animasi.
Penggunaan media animasi, prestasi belajar
mahasiswa lebih baik dari pada menggunakan
modul. Penelitian membuktikan bahwa ada
interaksi antara motivasi dengan kemampuan awal
terhadap prestasi belajar biologi umum (India,
2013).
d. Penguasaan Konsep Sistem Sirkulasi
Penguasaan
adalah
kemampuan
yang
mengharapkan pebelajar mampu menguasai arti
atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Dalam hal ini pebelajar tidak hanya hafal secara
verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah
atau fakta yang ditanyakan (Purwanto, 2006).
Penguasaan merupakan aspek yang mengacu pada
kemampuan memahami makna materi yang
dipelajari. Pada umumnya unsur penguasaan ini
menyangkut kemampuan menangkap makna suatu
konsep, yang ditandai dengan kemampuan
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan berkreasi. Untuk mencapai
tujuan dalam tingkatan penguasaan ini dituntut
keaktifan belajar murid yang lebih banyak
(Ibrahim, 2013).
Konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama.
Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar
dengan pemahaman dan dikenal dengan concept
formation. Orang dapat belajar konsep melalui
benda-benda, gambar-gambar, dan penjelasan
verbal (Winkel, 1996). Siswa telah mengetahui
suatu konsep apabila: a). Dapat menyebutkan nama
contoh-contoh konsep; b). Dapat menyebutkan
ciri-ciri konsep tersebut; c). Dapat memilih,
membedakan antara contoh-contoh maupun yang
bukan contoh; d). Mampu memecahkan masalah
yang berkenaan dengan konsep tersebut (Hamalik,
2004).
Sistem sirkulasi adalah materi ajar untuk
SMA kelss XI IPA yang tersusun dalam standar
kompetensi (SK) 3 yaitu menjelaskan struktur dan
fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada salingtemas. Sistem sirkulasi
masuk kedalam KD 3.2. yaitu, Menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem
peredaran darah. Sistem sirkulasi memiliki
beberapa materi pokok yaitu, struktur dan fungsi
darah, struktur alat peredaran darah dan proses
peredaran darah manusia, kelainan/penyakit pada
sistem peredaran darah, dan peredaran darah pada
hewan. Materi-materi dalam sistem sirkulasi ini
terdiri
dari
beberapa
sifat
yaitu,
faktual,
konseptual, prinsipal, dan prosedural. Faktual yaitu
segala hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa
sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama
bagian komponen suatu benda, dan sebagainya.
Konsep yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai gasil
pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khas,
hakikat, inti/isi, dan sebagainya. Prinsip yaitu
beberapa hal utama, pokok, dan memiliki posisi
penting,
meliputi
detail,
rumus,
postulat,
paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep
yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis
atau berurutan dalam mengerjakan suatu sistem.
Dalam materi ini banyak konsep yang bersifat
abstrak. Oleh karena itu, peneliti mengambil materi
sistem sirkulasi untuk diajarkan dengan bantuan
media animasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilakukan di SMA Negeri
3 Praya pada bulan Nopember – Desember 2013.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 3 Praya
tahun ajaran 2013/2014.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah dua kelas dari kelas XI IPA SMA Negeri 3
Praya tahun ajaran 2013/2014 yaitu satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi
sebagai
kelas
pembanding
yang
kemudian
dilakukan rotasi pada pertemuan selanjutnya.
a.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode
eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan
desain penelitian sebagai berikut:
Tabel 1. Desain penelitian kelas eksperimen dan
kelas pembanding
KELOMPOK PRETEST VARIABEL TERIKAT
POSTEST
Eksperimen Y1 X Y2
Pembanding Y1 - Y2
Keterangan:
Y
1: Tes awal atau pretest
X
: Pemberian perlakuan
Y
2: Tes akhir atau posttest
b. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur
keterampilan
pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki
oleh
individu
dan
kelompok
(Riduwan, 2003).
2. Kuesioner (Angket)
Angket adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan
respon
(responden)
sesuai
permintaan
pengguna
(Riduwan,
2003).
Angket digunakan pada penelitian ini untuk
mengukur minat siswa terhadap animasi yang
telah disampaikan oleh peneliti. Validitas isi
angket diuji dengan bertanya kepada ahli
(dosen).
Pelaksanaan
pengambilan
data
(pengisian
angket)
dilakukan
setelah
penggunaan
media
pembelajaran.
Skala
pengukuruan angket dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert.
c. Teknik Analisa Data
1. Analisa data tes
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal
yang akan digunakan sebagai alat uji
dianalisis terlebih dahulu. Analisis ini
dilakukan untuk mengetahui validitas dan
realibilitas soal tersebut dengan menggunakan
sofware AnatesV4.
2. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
(instrumen) dalam mengukur suatu data.
_____________________________________
Untuk mengetahui validitas suatu instrumen
dilakukan dengan sofware AnatesV4.
Keputusan uji:
3.
Reliabilitas
Reliabelitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat pengukuran yang sama. Pengujian
reliabelitas
soal
menggunakan
sofware
AnatesV.
Sedangkan untuk membuktikan perbedaan
antara
kelas
eksperimen
dan
kelas
pembanding digunakan perhitungan statistik
yaitu uji mann-whitney (mann-whitney test).
Untuk mengetahui, apakah hipotesis ditolak
atau diterima, maka dilakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis menggunakan uji mann-whitney.
Sebelum dilakukan uji mann-whitney, terlebih
dahulu dilakukan uji narmalitas dan uji
homogenitas.
Uji
normalitas
untuk
mengetahui apakah data terdistribusi normal
dan
uji
homogenitas
dilakukan
untuk
mengetahui
homogen
atau
tidaknya
kecenderungan sebaran data untuk kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
4.
Uji normalitas
Pada penelitian ini, uji Normalitas dilakukan
dengan menggunakan program pengolah data
SPSS (Statistical Product and Service
Solution) melalui uji Normalitas one sample
Kolomogorof-Sminov
(K-S).
Kriteria
pengujiannya
adalah
jika
nilai
sig.
(signifikasi) atau nilai probabilitas <0,05
maka dikatakan data tidak terdistribusi
normal, sedangkan jika nila sig. (signifikasi)
>0,05 maka dikatakan data terdistribudi
normal.
5.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji
kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga
generalisasi
terhadap
populasi
dapat
dilakukan.
Pada
penelitian
ini,
uji
Homogenitas dilakukan dengan menggunakan
program pengolah data SPSS melalui uji
Levene (Levene Test). Kriteria pengujiannya
adalah jika nilai sig. (signifikasi) atau nilai
probabilitas <0,05 maka data berasal dari
populasi-populasi yang variannya tidak sama,
sedangkan jika nila sig. (signifikasi) atau
nilai probabilitas >0,05 maka dikatakan data
berasal
dari
populasi-populasi
yang
mempunya varian yang sama.
6.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan
program pengolah data SPSS melalui uji
mann-whitney (mann-whitney test). Kriteria
pengujiannya
adalah
jika
nilai
sig.
(signifikasi) atau nilai probabilitas >0,05
maka berarti tidak ada pengaruh media
animasi terhadap penguasaan konsep biologi,
sedangkan jika nila sig. (signifikasi) atau
nilai probabilitas <0,05 maka ada pengaruh
media animasi terhadap penguasaan konsep
biologi.
Kategorisasi terhadap nilai indeks gain yang
diperoleh siswa dilakukan untuk mengetahui
tingkat penguasaan konsep siswa yang telah
dilakukan pembelajaran dengan penghitungan
sebagai berikut:
n
skor
ideal
pretest
pretest
posttest
G
−
−
=
Tabel 2. Kategorisasi Indeks Gain
Nilai Indeks Gain
Kategori
> 0,7
Tinggi
0,3 – 0,7
Sedang
< 0,3
Rendah
7.
Analisis Data Angket
Uji hasil angket dapat dianalisis dengan
menggunakan skala likert yaitu menganalisis
jawaban pada angket yang telah diisi,
menghitung skor jawaban, mencari letak dari
jumlah skor yang diperoleh dengan melihat
pada rentang, kemudian menarik kesimpulan
dengan
menjumlahkan
persentase
pada
pernyataan.
a)
Skor antara 0-50 berarti sangat tidak setuju
b)
Skor antara 51-100 berarti tidak setuju
c)
Skor antara 101-150 berarti setuju
d)
Skor antara 151-200 berarti sangat setuju
Persentase dari skor yang diperoleh, dianalisis
dengan rumus:
(Riduwan, 2003)