• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENYIDIK DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI POLRESTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PENYIDIK DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI POLRESTA PADANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENYIDIK DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL

TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA

DUA DI POLRESTA PADANG

Randy Ferdian Nugraha1, Uning Pratimaratri1, Syafridatati2 1

Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta E-mail: randynugraha81@yahoo.co.id

Abstract

Evidence of stolen motorcycle can be a motor body, frame of the bike, and the bike is still intact. Tools used by the perpetrator is the key "T", padlock scissors, wire, pliers, screwdriver, and a cable connecting the machine. The problems in this thesis are what the steps used by police investigators in searching for evidence of the motorcycle theft in district commonds of Padang(Polresta Padang), police investigators found obstacles in the search for evidence in the motorcycle theft district commonds of Padang(Polresta Padang), and the efforts made to overcome the constraints of police investigators in the search for goods evidence of the crime of theft of motorcycles in Champaign Police. This study uses a socio-legal approach. Data used include primary data and secondary data. Primary data were obtained by interviews with informants and secondary data obtained through the study of documents. Data were analyzed qualitatively. Based on the results of this study concluded that the steps police investigators in the search for evidence in the investigation is to plan activities, appoint personnel, check the scene, looking for witnesses, and conduct investigations in the field. Police investigators found constraint is the lack of police as investigators, lack of infrastructure, lack of witnesses. Police efforts to overcome these obstacles is to improve police performance, maximize infrastructure, and seeking informants. Keywords: investigator, evidence, theft, motorcycle.

Pendahuluan

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang (Pasal 1 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana) untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Kegiatan penyidikan merupakan tindak lanjut penyelidikan, yang sedikit banyak telah menemukan konstruksi peristiwa pidana yang terjadi.(Bambang Waluyo, 1991: 44) Berdasarkan Pasal 6 KUHAP pejabat yang

berwenang melakukan penyidikan adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia, pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Oleh karena itu tugas penyidik adalah melakukan penyidikan.

Di dalam Pasal 5 KUHAP kewajiban dan wewenang penyidik adalah menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana, mencari keterangan dan barang bukti, menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal

(2)

2 diri, mengadakan tindakan lain menurut

hukum yang bertanggung jawab.

Pelaksanaan tugas kepolisian juga telah disusun dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tersebut, dapat dilihat tugas Kepolisian berdasarkan Pasal 13, antara lain: (a) memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; (b) menegakkan hukum; (c) memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian dalam rangka pencegahan tindak pidana terhadap masyarakat maka kepolisian mempunyai kewenangan yang diatur dalam pasal 15 ayat (1) huruf (a) sampai dengan (j), serta pasal 16 ayat (1) huruf (a) sampai dengan (1) dan ayat (2). (Martiman Prodjohamidjojo,1982:21-22)

Untuk memperluas kegiatan penyidikan perlu diperkuat dengan adanya barang bukti, yang dimaksud dengan barang bukti adalah benda-benda yang digunakan untuk memperoleh hal-hal yang benar-benar sehingga dapat menyakinkan hakim akan kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana yang dituduhkan. Benda-benda tersebut adalah benda yang digunakan untuk melakukan kejahatan, benda yang diperoleh dari hasil kejahatan, ataupun benda-benda yang terkait dengan kejahatan yang terjadi.

Jajaran Kepolisian Kota Padang Sumatera Barat menyatakan kasus tingkat pencurian kendaraan bermotor di Kota

Padang masih tinggi terutama dalam dua bulan terakhir. Pada bulan November 2011 jumlah laporan pencurian kendaraan bermotor yang masuk ke Polsek dan Polresta Padang mencapai 63 kasus, naik dari bulan oktober 2011 yang hanya 50 kasus. Dengan jumlah kasus yang masuk ke Polresta dan Polsek di Kota Padang, rata-rata kasus pencurian kendaraan bermotor setiap harinya ada dua kejadian. Lokasi yang paling sering menjadi target tempat pencurian kendaraan bermotor di Kota Padang ada di sekitar kawasan parkir dan warung internet, serta perumahan penduduk.

Saat ini modus yang digunakan oleh para pencuri kendaraan bermotor tersebut menurut pihak kepolisian masih menggunakan cara lama yaitu dengan menggunakan kunci “ T ”. Dari 12 Polsek yang ada di wilayah hukum Padang, Polsek Padang Barat dan Padang Utara paling banyak mendapatkan laporan kehilangan, dimana dari kedua Polsek tersebut laporan kehilangan mencapai 40% dari jumlah laporan yang masuk.

Banyak kejadian kriminalitas di dua kawasan tersebut diduga disebabkan kepadatan penduduk dan banyaknya pusat keramaian, seperti Pasar Raya dan beberapa kampus besar yang ada di dua daerah itu. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan dan ketelitian bagi pemilik kendaraan sepeda motor dalam menempatkan kendaraannya di tempat yang aman dan selalu memakai kunci

(3)

3 ganda, terutama di kawasan pusat

perbelanjaan dan di kawasan kampus.

Agar kendaraan bermotor roda dua dapat dikatakan sah sebagai pemiliknya, maka setiap pemilik kendaraan roda dua wajib mempunyai bukti yang sah atau surat-surat lain yang telah diatur dalam undang-undang. Salah satu bukti kepemilikan kendaraan bermotor roda dua yang sah dan resmi yaitu Buku Pemilik Kendaraan Bermotor atau disingkat dengan BPKB, BPKB tersebut sangatlah penting dalam setiap kepemilikan kendaraan roda dua karena dengan adanya BPKB ini dapat dilihat asal usul dari kendaraan roda dua tersebut.

Proses pemeriksaan tentang benar tidaknya suatu perbuatan pidana terjadi dapat diketahui melalui proses penyidikan, tetapi sebelum dilakukan penyidikan terlebih dahulu dilakukan proses penyelidikan yang dilakukan oleh penyelidik.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untukmelakukan penelitian mengenai:“TeknikPenyidik dalam Mencari Barang Bukti Hasil Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua di Polresta Padang”.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis.Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dengan wawancara terhadap informan dan data

sekunder diperoleh melalui studi dokumen.Data dianalisis secara kualitatif.

Ilmu penyidikan adalah suatu pengetahuan pengalaman.Pengetahuan ini mengumpulkan data-data dari segala macam peristiwa atau kejadian, cara-cara yang dipakai oleh penjahat, adat kebiasaan-kebiasaan dan motif-motifnya dalam melakukan kejahatan. (R. Soesilo, 1980: 9)

Taktik penyidikan, juga disebut taktik kriminil, yaitu pengetahuan yang mempelajari problema-problema taktis dalam bidang penyidikan perkara pidana.Dalam penyidik perkara seorang penyidik harus bersemangat menyala dan cepat.Tiap hari ingatan para saksi menjadi kurang, tiap jam bekas-bekas kejahatan bisa hilang, tiap saat memberikan kesempatan kepada penjahat untuk menjauhkan diri dari penyidikan polisi. (R. Soesilo, 1980: 11-12)

Yang termasuk bidang taktik penyidikan antara lain adalah:

a. Tindak pertama di tempat kejadian perkara,

b. Ilmu jiwa kriminil, khususnya yang digunakan dalam mendengar keterangan saksi-saksi dan tersangka,

c. Hubungan dengan spion, dan bermacam-macam informan,

d. Taktik penangkapan, menggeledah badan, menggeledah rumah, konfrontasi dan menyamar,

(4)

4 f. Modus operandi (kebiasaan kerja para

pelaku kejahatan),

g. Pengumuman tentang terjadinya kejahatan-kejahatan dan pers,

h. Baik buruknya memberikan hadiahdalam mencari kejahatan,

i. Gunanya banyak membaca buku-buku cerita ditektip,

j. Pengertian tentang bahasa sandi pada para penjahat, takhayul, jimat, guna-guna dan lain sebagainya.

Dasar-dasar penyelidikan teknis antara lain yaitu: a. Pengetahuan hukum. b. Pengetahuan undang-undang. c. Ilmu bukti. d. Ilmu penyidikan e. Ilmu kepolisian f. Ilmu jiwa. g. Pengetahuan bahasa.

Inilah yang biasa disebut taktik penyidikan, seperti taktik mendengar keterangan tersangka dan saksi, taktik penangkapan, taktik penggeledahan dan lain-lain, adalah pekerjaan-pekerjaan polisi khusus dalam bidang reserse.

Dalam bidang reserse kriminil penyidikan itu bisa dibedakan antaralain sebagai berikut:

1) Penyidikan dalam arti kata luas, yang meliputi penyidikan, pengusutan dan pemeriksaan, yang sekaligus rangkaian dari tindakan-tindakan terus-menerus,

tidak ada pangkal permulaan dan penyelesaiannya.

2) Penyidikan dalam arti kata sempit, yaitu semua tindakan-tindakan yang merupakan suatu bentuk operasi represif dari reserse kriminil Polri yang merupakan permulaan dari pemeriksaan perkara pidana.

Untuk dapat menjalankan tugasnya penyidik mempunyai wewenang untuk: 1) Menerima laporan atau pengaduan

adanya tindak pidana.

2) Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka.

3) Mengambil sidik jari dan identitas seseorang.

4) Menggeledah badan. 5) Menangkap orang.

6) Menahan orang sementara.

7) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa.

8) Mendatangi ahli.

9) Menggeledah halaman, rumah, gudang, alat pengangkutan darat, laut dan udara. 10) Melakukan penyitaan barang untuk

dijadikan barang bukti dan

11) Mengambil tindakan-tindakan lain yang perlu dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

Adapun macam-macam penyidik yang telah di atur oleh undang-undang yaitu: 1) Penyidik Pembantu

(5)

5 Menurut Pasal 10 ayat (1) KUHAP

Penyidik Pembantu adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diangkat oleh kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan.Dalam penjelasan, dikembangkan bahwa yang dimaksud dengan pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia ialah termasuk pegawai negeri sipil tertentu dalam lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.Jadi selain Polri, juga pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan kepolisian RI.

Sebagai peraturan pelaksanaan KUHAP, PP Nomor 27 Tahun 1983, khususnya Pasal 3 ayat (1) lebih menegaskan bahwa Penyidik Pembantu adalah:

(a) Pejabat polisi Negara Republik Indonesia tertentu sekurang-kurangnya berpangkat sersan dua polisi,

Pejabat pegawai negeri sipil tertentudalam lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang sekurang-kurangnya berpangkat pengatur muda (Gol.II/a) atau yang disamakan dengan itu. 2) Penyidik Tindak Pidana Umum

Penyidik tunggal terhadap tindak pidana umum (KUHP) adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Polri). KUHAP Pasal1 butir 1 jo. Pasal 6 ayat (1) menyebut selain Polri sebagai penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu yang

diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

3) Penyidik Tindak Pidana Khusus

Berdasarkan KUHAP dan PP Nomor 27 Tahun 1983 pelaksanaan penyidikan tindak pidana khusus dilakukan oleh Penyidik Polri dan Jaksa.

4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Alat bukti yang sah menurut KUHAP 1) Keterangan saksi.

2) Keterangan ahli, 3) Surat,

4) Petunjuk

5) Keterangan terdakwa,

6) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan. (R. Soesilo, 1980: 45-47)

Hasil dan Pembahasan

1. Langkah-langkah Penyidik Polri dalam Mencari Barang Bukti Hasil Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua di Polreta Padang

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Selain Pejabat Polisi yang diberi wewenang untuk melakukan penyidikan ada juga Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

(6)

6 Di dalam melakukan tugas dan

wewenang penyidik harus selalu bertindak berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga tidak boleh melakukan penyidikan atas kehendak sendiri saja atau dengan sewenang-wenang dan tidak boleh melanggar hak asasi manusia, sebagaimana yang telah ditentukan di dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yaitu Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan ketentuan-ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada sebelumnya.

Dalam bidang reserse kriminil penyidikan itu dapat dibedakan antara:

1) Penyidikan dalam arti luas, yang meliputi

penyidikan, pengusutan dan pemeriksaan, yang sekaligus rangkaian

dari tindakan-tindakan terus-menerus, tidak ada pangkal permulaan dan penyelesaiannya.

2) Penyidikan dalam arti kata sempit, yaitu semua tindakan-tindakan yang merupakan suatu bentuk operasi represif dari reserse kriminil Polri yang merupakan permulaan dari pemeriksaan perkara pidana.

Menurut Brigadir Simon Sibuea, Untuk melakukan penyidikan dalam mencari barang bukti terhadap tindak pidana pencurian kendaraan roda dua ini dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat rencana kegiatan penyidikan, Ini bertujuan agar di dalam melakukan penyidikan para personil telah siap siaga

dan telah menentukan tahap-tahap apa yang harus dikerjakan di lapangan, sehingga memudahkan para personil menemukan bukti-bukti di lapangan. 2. Menunjuk anggota personil dalam

melakukan penyidikan,

Apabila penyidik akan melakukan penyidikan, maka terlebih dahulu Kepala Polisi dibagian Reserse Kriminal akan membentuk tim penyidikan dan menunjuk siapa anggota personil yang akan melakukan penyidikan sesuai dengan kejadian yang sedang terjadi dan keahlian yang dimiliki masing-masing anggota personilnya.

3. Cek Tempat Kejadian Perkara,

Setiap adanya laporan atau pengaduan dari masyarakat tentang terjadinya tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua, para personil langsung terjun kelapangan untuk melihat dimana lokasi terjadinya pencurian kendaraan bermotor roda dua tersebut, dan para personil segara melakukan olah TKP, ini bertujuan agar bukti-bukti yang ada di tempat kejadian perkara tersebut tidak hilang atau dihilangkan oleh pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua tersebut. 4. Mencari keterangan saksi-saksi,

Keterangan saksi-saksi ini sangatlah berguna dan sebagai petunjuk yang sangat penting oleh tim penyidik dalam melakukan penyelidikan, sehingga para personil dapat menentukan

(7)

langkah-7 langkah apa yang selanjutnya akan

dilakukan oleh para personil dalam menemukan pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua yang sedang terjadi.

Keterangan saksi-saksi ini bisa berupa kapan terjadinya peristiwa tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua tersebut, berapa orangkah pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua tersebut, dan kemana arah pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua itu melarikan diri. Apabila pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua terekam oleh kamera CCTV, maka dibutuhkan saksi ahli untuk mempelajari rekaman peristiwa pidana pencurian yang telah terjadi. Setelah keterangan saksi-saksi ini telah didapatkan, maka para personil segera mengejar pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua tersebut.

5. Melakukan penyelidikan di lapangan, Setelah semua petunjuk dan keterangan saksi-saksi di dapat oleh tim penyidik, maka tim penyidik segera melakukan penyelidikan di lapangan, seperti melakukan razia besar-besaran di beberapa titik wilayah yang dianggap rawan, melakukan pengintaian terhadap pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua, menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri, dan meminta masyarakat agar mau

bekerjasama dalam mencari pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua yang sedang terjadi. (Simon Sibuea, Wawancara, 29 April 2013)

2. Kendala-kendala yang Ditemukan Penyidik Polri dalam Melakukan Pencarian Barang Bukti Hasil Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua di Polresta Padang

Pelaksanaan proses penyidikan tentang tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua oleh polisi di Kota Padang belum mencapai hasil yang maksimal, karena laporan dan pengaduan oleh masyarakat tentang tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua yang masuk di Polresta Padang begitu banyak. Tetapi seluruh tim penyidik selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mencari bukti-bukti yang ada di tempat kejadian perkara serta mencari pelakunya.

Dalam melakukan pencarian barang bukti dari hasil tindak pidana pencurian sepeda motor, pelaku pencurian selalu mempunyai cara untuk menghilangkan barang bukti tersebut, seperti kendaraan hasil curian oleh pelaku langsung di larikan ke luar sumbar, membongkar habis semua komponen-komponen motor seperti body motor, mesin motor, dan kerangka motor untuk di jual secara bersamaan ataupun dijual secara terpisah. Hal ini yang membuat penyidik kehilangan barang bukti dari hasil

(8)

8 tindak pidana pencurian sepeda motor yang

dilakukan oleh pelaku.

Selain itu korban pelaku pencurian kendaraan bermotor tidak segera melaporkan kepada polisi terdekat, sehingga pelaku pencurian dengan mudah menghilangkan barang bukti yang digunakan dalam aksi kejahatannya dan pelaku dengan cepat melarikan diri ke luar sumbar dengan menggunakan kendaraan dari hasil curiannya atau menggunakan alat transportasi lainnya.

Modus baru yang digunakan oleh pencurian kendaraan bermotor roda dua diantaranya yaitu dengan membawa plat nomor yang sesuai dengan STNK yang asli, lalu pelaku mencari jenis motor yang sesuai dengan STNK dan segera mengganti dengan plat nomor yang telah dibawanya. Ada juga dengan menggunakan obat bius sehingga korban yang terkena bius langsung jatuh pingsan dan pelaku dengan segera melarikan motor tersebut.

Barang bukti yang berhasil ditemukan oleh penyidik terhadap pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua adalah seperti kunci “T”, gunting gembok atau gunting rantai, duplikat kunci, obeng, tang, kawat, obat bius, kabel penghubung mesin, dan motor hasil curian.

Kendala yang sering dihadapi oleh penyidik dalam mencari barang bukti yaitu kurangnya informasi dari masyarakat. Informasi dari masyarakat sangatlah penting dalam proses penyidikan sehingga

memudahkan penyidik dalam mencari pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua.

Pihak kepolisian dengan keterbatasan dan tingkat profesionalnya masing masing berusaha terus mengungkap kasus pencurian sepeda motor serta mengembangkan untuk mencari bukti lainnya, namun tidak terlepas dari peran masyarakat dan informan sebagai petunjuk oleh penyidik dalam melakukan pencarian barang bukti tentang tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di Polresta Padang.

Kredit sepeda motor yang sangat ringan membuat masyarakat terlalu mudah untuk mendapatkan sepeda motor. Dengan jumlah pengangguran yang banyak membuat jumlah pelaku pencurian sepeda motor semakin meningkat. Taktik dan teknik penyidik dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua adalah membuat berita acara pemeriksaan, setelah membuat berita acara pemeriksaan maka penyidik langsung melakukan penyidikan mulai dari awal tempat kejadian perkara sampai mencari informasi dari masyarakat sekitar yang mengetahui.

Setelah mendapatkan informasi, penyidik segera melakukan pengembangan atas informasi yang didapat dari masyarakat. Namun yang menjadi kendala bagi penyidik adalah para pelaku bukan berasal dari sumbar melainkan berasal dari luar sumbar. Biasanya hasil pencurian sepeda motor tersebut

(9)

9 langsung dibawa kedaerah yang sepi

penduduknya di luar Kota Padang seperti Daerah Dhamasraya, Pasaman Barat, dan Daerah sepi lainnya.

Dengan keprofesional kepolisian Polresta Padang dari sekian banyak kasus pasti terungkap dengan cepat yang didukung atas bantuan informasi sekecil apapun dari masyarakat.(Maulana Novriadi Putra, Wawancara, 29 Juli 2013)

3. Upaya-upaya yang Dilakukan Penyidik Polri dalam Mengatasi Kendala-kendala dalam Mencari Barang Bukti Hasil Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua di Polresta Padang

Upaya mengatasi kendala-kendala yang ditemukan penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di Polresta Padang, seluruh personil reserse meminta kepada masyarakat agar selalu bekerjasama dalam upaya mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh tim penyidik, seperti dengan meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menempatkan kendaraannya.

Untuk mengurangi jumlah pencurian kendaraan bermotor roda dua di Kota Padang, maka sekurang-kurangnya yang harus dilakukan adalah apabila masyarakat telah kehilangan kendaraan bermotor roda duanya segera melaporkan kejadian tersebut kepada polisi yang terdekat dan apabila masyarakat berhasil menangkap pelaku

pencurian kendaraan bermotor tersebut, masyarakat harus segera menyerahkan kepada polisi agar dapat diproses dan dihukum dengan undang-undang yang telah mengaturnya.

Meningkatnya jumlah laporan kasus tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di Kota Padang, menunjukkan bahwa kejahatan selalu ada di tengah-tengah masyarakat yang apabila dibiarkan akan meresahkan warga terutama pada pemilik kendaraan bermotor itu sendiri.

Upaya yang dilakukan penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua di Kota Padang adalah sebagi berikut: 1. Meningkatkan kinerja penyidik untuk

mengungkap perkara pencurian sepeda motor.

Dalam melakukan proses penyidikan, peyidik Polri selalu berupaya untuk selalu meningkatkan kinerjanya tersebut agar pelaku pencurian sepeda motor dapat segera tertangkap. Dalam hal ini setiap penyidik harus mempunyai tingkat keseriusan dan ketelitaan dalam mencari barang bukti dengan cara menguasi seluruh ilmu-ilmu tentang penyelidikan seperti taktik penyelidikan, teknik penyelidikan, taktik-taktik interogasi di dalam mengungkap suatu tindak kejahatan, serta organisasi dinas penyidikan (reserse). Dengan demikian pelaku tindak pidana pencurian kendaraan

(10)

10 bermotor roda dua akan segera tertangkap.

(Simon Sibuea, Wawancara, 29 April 2013) Penyidikan perkara kriminal dimana polisi harus mencapai kemenangan terhadap musuhnya, polisi mempunyai kecakapan teknis disamping keahlin taktis. Dasar-dasar penyidikan teknis antara lain:

a. Pengetahuan umum b. Pengetahuan Undang-undang c. Ilmu bukti d. Ilmu penyidikan e. Ilmu kepolisian f. Ilmu jiwa g. Pengetahuan bangsa.

Setelah mencapai pengetahuan teknis kepolisian polisi harus mempunyai keterampilan menggunakan kecakapan teknis dengan tepat dan jitu kadang-kadang disertai dengan akal-akal cerdik untuk mengungkap suatu kejahatan tindak pidana. Sedangkan yang dimaksud tentang taktik penyidikan adalah seperti mendengar keterangan tersangka dan saksi, taktik penangkapan, taktik penggeledahan, dan lain-lain adalah pekerjaan polisi khususnya dalam bidang reserse.

2. Memaksimalkan sarana prasarana yang ada untuk menunjang kegiatan operasional di lapangan.

Untuk memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada demi menunjang kegiatan operasional penyelidikan di lapangan, maka setiap penyidik harus menghemat dana seminim mungkin dan tidak mengeluarkan

anggaran yang dianggap tidak perlu untuk dikeluarkan. Dengan demikian kegiatan penyelidikan dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya dan pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua akan segera tertangkap.

3. Mencari bahan keterangan dari informan Dalam proses penyelidikan, peranan dari saksi-saksi sangatlah dibutuhkan untuk mencari siapa pelakunya. Apabila keterangan dari saksi-saksi telah didapatkan oleh penyidik, maka langkah selanjutnya akan mudah untuk menyelidiki dan melakukan pencarian pelakunya.

Akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak mau menjadi saksi atas suatu tindak pidana yang terjadi, ini disebabkan karena masyarakat takut apabila ia akan menjadi tersangka, dan sebagian masyarakat menganggap bahwa kalau menjadi saksi akan membuang-buang waktu dan menambah kesibukan saja. (Simon Sibuea, Wawancara, 29 April 2013). Oleh karena itu, diminta agar masyarakat sadar akan kepeduliannya untuk bekerjasama membantu polisi dalam mengungkap suatu tindak pidana yang terjadi, sehingga kasus-kasus yang ada akan segera terselesaikan dan yang bersalah akan segera di hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kesimpulan

Langkah-langkah penyidik Polri dalam mencari barang bukti hasil tindak pidana

(11)

11 pencurian kendaraan bermotor roda dua di

Kota Padang adalah membuat rencana kegiatan penyidikan, menunjuk anggota personil dalam melakukan penyidikan, melakukan cek TKP, mencari keterangan saksi-saksi, melakukan penyelidikan di lapangan.

Kendala-kendala yang ditemukan penyidik Polri adalah pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua belum tertangkap oleh petugas kepolisian, kurangnya sarana prasarana dalam menunjang kegiatan penyidikan, tidak adanya orang atau saksi yang melihat terjadinya peristiwa pencurian sepeda motor tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan penyidik dalam mengatasi kendala-kendala tersebut adalah meningkatkan kinerja polisi, memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang kegiatan operasional di lapangan, mencari bahan keterangan dari informan.

Daftar Pustaka

Andi Hamzah, 1984, Pengusutan Perkara

Kriminal, Melalui Sarana Teknik dan Sarana Hukum, Ghalia Indonesia,

Jakarta.

___________, 1985, Pengantar Hukum

Acara Pidana Indonesia, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum

Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

_______________, 2004, Pidana dan

Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta

Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara Pidana

Normatif, Teoretis, Praktik, dan

Permasalahannya, P.T Alumni,

Bandung.

Martiman Prodjohamidjojo, 1982,

Penyelidikan dan Penyidikan, Ghalia

Indonesia Jakarta Timur.

_______________, 1982, Laporan dan

Pengaduan, Ghalia Indonesia, Jakarta

Timur.

___________,1983, Sistem Pembuktian dan

Alat-alat Bukti, Ghalia Indonesia,

Jakarta Timur.

___________, 1984, Penangkapan dan

Penahanan, Ghalia Indonesia, Jakarta

Timur.

R. Soesilo, 1980, Taktik dan Teknik

Penyidikan Perkara Kriminil, P.T.

Karya Nusantara, Bandung.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001,

Penelitian Hukum Normatif Suatu

Tinjauan Singkat, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Solahuddin, 2008, Kitab Undang-undang

Hukum Pidana, Acara Pidana, dan Perdata, Visimedia, Jakarta.

Suharto, 1996, Hukum Pidana Materiil, Sinar Grafika Offset, Jakarta.

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana

di Indonesia, Sumur Bandung,

Bandung.

Undang-undang

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Acara

Pidana, dan Perdata, Visimedia,

Referensi

Dokumen terkait

Khusnuridlo, menyatakan bahwa bentuk pendidikan pesantren dapat diklasifikasan menjadi empat tipe, yaitu: (a) pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris, profitabilitas dan kinerja lingkungan berpengaruh positif terha- dap pengungkapan ISR

Berdasarkan temuan yang penulis dapatkan dilapangan bahwa panti asuhan Muhammadiyah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji Padang memiliki proses pembinaan pendidikan

Karakteristik personal adalah kondisi potensi, kapasitas kemampuan dan kemauan seorang sesuai kebutuhan dunia kerja. Perusahaan mencari calon karyawan dengan potensi,

Agar keberanian bertanya dan keaktifan belajar Geografi di kelas X 4 meningkat, maka perlu dilakukan adanya tindakan yang berasal dari guru dengan menerapkan

dapat dilihat bahwa air perasan mesocarp jeruk purut dan air perasan epicarp buah jeruk purut memiliki perbedaan aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur

Berdasarkan terori, jeruk purut juga mengandung berbagai senyawa yang sama dengan kulit jeruk lainnya yang kemungkinan juga memiliki efek larvasida yaitu seperti

suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara elektronis dan real time..  Teknologi ini muncul