• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian PPN Bappenas. Pedoman Penyusunan RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) Direktorat Transportasi Bappenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian PPN Bappenas. Pedoman Penyusunan RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) Direktorat Transportasi Bappenas"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Penyusunan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

JANGKA MENENGAH

(RPI2-JM)

Direktorat Transportasi Bappenas

Kementerian PPN

Bappenas

(2)

VISI, MISI dan NAWACITA

(Agenda Prioritas)

VISI

MISI

NAWACITA – 9 Agenda Prioritas

TERWUJUD-NYA

INDONESIA

YANG

BERDAULAT,

MANDIRI DAN

BERKEPRIBA-DIAN

BERLANDAS-KAN GOTONG

ROYONG

Keamanan nasional yang mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian

ekonomi dengan mengamankan sumberdaya

maritim, dan mencerminkan kepribadian

Indonesia sebagai negara kepulauan.

1. Akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenapbangsa dan

memberi rasa aman pada seluruh warga negara

2. Akan membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun ta

ta

kelola

Pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya

Masyarakat maju, berkeimbangan dan

demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan

Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim

4. Akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Kualitas hidup manusian Indonesia yang tinggi,

maju dan sejahtera

5. Akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia Pintar,

Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera

Bangsa berdaya saing

6. Akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

Indonesia menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional

7. Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

8. Akan melakukan revolusi karakter bangsa

Masyarakat yg berkepribadian dalam

(3)

TANTANGAN

1. GEOPOLITIK

2. GEOEKONOMI

3. BONUS DEMOGRAFI

4. AGENDA PASKA 2015

5. PERUBAHAN IKLIM

REGULASI

KELEMBAGAAN

PENDANAAN

PR

O

YE

K

ST

RA

TE

G

IS

AMANAT RPJPN 2005-2025

¤Infrastruktur Memadai ¤Pendapatan per kapita USD 14 Ribu

¤Pengangguran < 5% ¤Penduduk Miskin > 5% ¤HDI dan GDI Meningkat

PERMASALAHAN

1. Kondisi jalan daerah

kurang memadai

2. Pembangunan Kereta

api masih terbatas.

3. Kinerja Pelabuhan

kurang kompetitif

4. Rasio Rasio Elektriikasi

rendah (Krisis Energi)

5. Kapasitas cadangan

air masih terbatas–

Krisis Air

ISU  STRATEGIS

VISI/MISI PRESIDEN + NAWA CIPTA

SASARAN  RPJMN

2015-­‐‑2019

¤ Akses air minum layak

100%

¤ Sanitasi layak100%

¤ Rumah Tangga kumuh perkotaan0%

¤ Kapasitas air baku menjadi

118.6 m3/detik

¤ Areal irigasi yang dilayani waduk20%

¤ Rasio elektrifikasi 96.6,

Jaringan gas untuk rumah tangga 1,1 juta (SR)

¤ Biaya logistik menurun menjadi19.2%trhdap PDB

¤ Kondisi mantap jalan nasional 98%

¤ Layanan Pita Lebar100%

Kab/Kota

¤ Index e-government mencapai3,4(skala 4.0)

¤ Pangsa Pasar Angkutan Umum 32%

KEBIJAKAN  DAN  SRATEGI

¤ Peningkatan peran Pemda dalam penyediaan rumah baru layak huni dan meningkatkan kualitas hunian MBR

¤ Pengendalian daya rusak air

¤ Peningkatan bauran energi,

konservasi energi dan iklim investasi infrastruktur energi dan

ketenagalistrikan

¤ Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa dsan cakupan

pemenuhan dan kualitas layanan air baku

¤ Pembangunan Transportasi Multimoda dan mendukung Sislognas, kawasan industri,

pariwisata dan pusat pertumbuhan.

¤ Mendorong pembangunan infrastruktur fixed/wireline

broadband di daerah perbatasan

negara dan implementasi e-government.

¤ Mengembangkan Transportasi Massal Perkotaan

PERBAIKAN REGULASI, TEROBOSAN KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KREATIF

KERANGKA  BERFIKIR  PEMBANGUNAN  

INFRASTRUKTUR  2015-­2019

KERANGKA  BERFIKIR  PEMBANGUNAN  

INFRASTRUKTUR  2015-­2019

¤ Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Dasar

¤ Peningkatan Ketahanan Air, Pangan, dan Energi

¤ Penguatan Konektivitas Nasional ¤ Pengembangan Transportasi Massal Perkotaan ¤ Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Pembiayaan Penyediaan Infrastruktur

(4)

Ø

Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-­‐JM) adalah:

§

Daftar yang memuat rencana dan program investasi

infrastruktur untuk kurun waktu 5 (lima) tahun dalam

rangka pencapaian sasaran RPJMN yang telah

mengintegrasikan kebijakan sektoral dan kebijakan

daerah dengan pembiayaannya.

Ø

Rencana dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-­‐JM) bertujuan:

RPI2-­‐JM dikembangkan sebagai alat koordinasi,

sinkronisasi dan evaluasi untuk mendukung pencapaian

target-­‐target RPJMN.

RPI2-­‐JM digunakan sebagai bahan pembahasan dalam

forum

Musyawarah Perencanaan Pembangunan

di

tingkat nasional.

RPI2-­JM

Sinkron & Kontrol

RPJMN

(5)

Ø

RPI2JM telah tercantum dalam

Buku 2 RPJMN 2015-­‐2019.

Ø

RPI2JM

dalam

rangka

mengintegrasikan perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan

pembangunan infrastruktur yang

memperhitungkan

kesesuaian

dengan

arah

pengembangan

sektor

lainnya

maupun

pengembangan wilayah sangat

diperlukan untuk mendukung

pencapaian

sasaran

pembangunan yang lebih luas.

(6)

R.I SEKTOR SASARAN SPASIAL RTR KSN RTR PULAU RTRWN RPJPN Renstra K/L RPJMN RKPD/ Renja SKPP DIPDA RKP/ Renja K/L - DIPA - Kerjasama Pendanaan RPJPD Renstra RPJMD RPJPD Renstra RPJMD RKPD/ Renja SKPP DASK RTRW Provinsi R.I SEKTOR SASARAN SPASIAL KS. PROVINSI RTRW Kab/Kota R.I SEKTOR SASARAN SPASIAL KS. KAB/KOTA Diacu Dijabarkan Dianggarkan Diacu Dijabarkan Dijabarkan Dijabarkan Dijabarkan Dijabarkan Dianggarkan Dianggarkan Dianggarkan Dianggarkan Dianggarkan Diacu Diacu

DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

(UU 25/2004) DOKUMEN PENGANGGARAN(UU 17/2003) DOKUMEN PERENCANAAN SPASIAL

(UU 26/2007)

RPI2-JM

NA SI O NA L PR O VI N SI KA B/ KO TA DASK DASK

SINKRONISASI DAN KOORDINASI UNTUK

MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET RPJMN

(7)

PEMUTAKHIRAN PELAKSANAAN

KEGIATAN MUSRENBANGNAS

§

Pembahasan  substansi  kegiatan  pada  Pramusrenbangnas akan  lebih  

diarahkan  untuk  “

kegiatan-­kegiatan  prioritas  dalam  rangka  

pencapaian  sasaran  pembangunan  dalam  RPJMN  

2015-­2019.”

§

Kegiatan  rutin  (pemeliharaan,  rehab)  dan  kegiatan  penunjang  lainnya  tidak

dibahas  dalam  pramusrenbang  dan  diserahkan  sepenuhnya  kepada  

mekanisme  koordinasi  teknis  yang  selama  ini  yang  telah  dilakukan  oleh  

Kementerian  dengan  Pemerintah  Daerah.

§

Pada  Pembahasan  Pramusrenbangnas,  Program  e-­musrenbang  telah  

mencantumkan  daftar  kegiatan  berdasarkan  dokumen  RPJMN  2015-­2019  atau  

daftar  kegiatan  tambahan  yang  telah  dibahas  ditingkat  Direktorat  Sektor  di  

Bappenas  dengan  pihak  terkait.

§

Program  e-­musrenbang  masih  tetap  membuka  peluang  tambahan  usulan  

kegiatan  baru  dalam  pembahasan,  berupa  feature Inisiatif  Baru  (New  

(8)

a. infrastruktur  transportasi

b. infrastruktur  sumber  daya  air

c. infrastruktur  keciptakaryaan

d. infrastruktur  telekomunikasi

e. infrastruktur  ketenagalistrikan

(9)

ARAHAN SPASIAL PRIORITAS PROGRAM INFRASTRUKTUR NAS/PROV/KAB/KOTA RENCANA TERPADU SINKRONISASI PROGRAM IDENTIFIKASI SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 2 1 3 4 5 6

Indentifikasi  arahan   spasial  mengacu  Pada  :

§ Rencana  Tata  Ruang  Nasional  dan  Wilayah § Rencana  Pembangunan  Wilayah  Dalam  Buku  III  

RPJMN  2015

§ Rencana  Induk  Sektroral  

Indentifikasi  Prioritas  Program  Infrastruktur  mengacu   Pada  :

§ Sasaran,  Arahan  dan  Strategi  Pembagunan  

Infrastruktur  dalam  Buku  II   RPJMN  2015

§ Sasaran,  Arahan  dan  Strategi  Pembagunan  

Infrastruktur  dalam  RPJMD  Propinsi  dan  Kab/kota

Melakukan   integrasi  arahan  spasial  pengembangan   wilayah  dengan  program  prioritas  pembangunan   infrastruktur  di  provinsi  dan/atau  kabupaten/kota.

Penyerasian  program  prioritas  pembangunan  

infrastruktur  dari  aspek    lokasi,  waktu,  dan  kebutuhan   indikatif  pembiayaan.  

Mengidentifikasian  bentuk  atau  wujud  pembiayaan   penganggaran  RPI2-­JM.

Inisiasi  pelaksanaan  RPI2-­JM  ke  dalam  penganggaran   publik  tahunan,  yaitu  Kementerian/Lembaga,  SKPD,   atau  pembiayaan  kerjasama  (dengan  swasta)

(10)

Percepatan Pencapaian

Sasaran RPJMN 2015-2019

q

Basis Data Kegiatan RPI2JM adalah

Yang Tercantum Dalam RPJMN

2015-2019 Khususnya Pada Buku 3

q

Usulan Kegiatan Baru diarahka

n

untuk

Percepatan Pencapaian

Sasaran RPJMN 2015-2019

dengan memperhatikan kesesuaian

terhadap:

1.Agenda dan Sub Agenda Nawacita

2.Arah Kebijakan Pembangunan

Bidang

3.Strategi Pembangunan Bidang

4.Rencana Induk Sektoral

5.RPJMD Propinsi, Kab/Kota

6.Kesiapan Kegiatan (

Readiness

Criteria

)

7.Waktu Penyelesaian Tahun 2019

RPI2-JM

Rencana

Induk

Sektoral

RPJMD

Provinsi,

Kab/ Kota

RPJMN

BUKU I

BUKU II

BUKU III

Agenda  Nawacita   Terkait    Bidang  Transportasi:

Agenda  Nawacita   Terkait    Bidang  Transportasi:

Nawacita   3  :  Membangun  Indonesia  Dari  Penggiran  Dengan  Memperkuat    Daerah-­Daerah   dan  

Desa  Dalam  Kerangka  NegaraKesatuan

Nawacita   6  :  Meningkatkan   Produktivitas  Rakyat  dan  Daya  Saing  di  Pasar   Internasional

(11)

MEKANISME KOORDINASI

PENYUSUNAN RPI2-­JM

1. Tahap Koordinasi dan sinkronisasi tingkat nasional

Tahap ini melibatkan Bappenas dan K/L dalam mensinkronkan daftar kegiatan dalam RPJMN, RTRWN/Pulau, dan Rencana Induk Sektor.

2. Tahap Koordinasi Tingkat Provinsi

Tahap ini melibatkan Bappenas dan K/L dalam mensosialisasikan RPI2-JM beserta form daftar kegiatan yang tercantum dalam daftar yang disusun pada tahap koordinasi tingkat nasional kepada Pemerintah Provinsi untuk nantinya disinkronkan dengan daftar kegiatan hasil sinkronisasi dari Kab/Kota pada tahap 4.

3. Tahap internalisasi Provinsi

Tahap ini merupakan koordinasi Internal di lingkungan Pemerintah Provinsi dalam mensinkronkan daftar kegiatan pada tahap 1 dengan yang tercantum dalam RPJMD dan RTRW Prov sebelum masuk ke tahap 4.

4. Tahap Koordinasi tingkat Provinsi-Kab/Kota

Tahap ini melibatkan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota dalam mensinkronkan daftar kegiatan hasil tahap 3 RPJMD, RTRW Kab.Kota, dengan daftar yang dihasilkan pada tahap 1. Hasil dari tahap ini dibuat dalam surat kesepakatan antara Kab/Kota dan Provinsi dan disampaikan pada Bappenas melalui surat gubernur.

5. Tahap Koordinasi Akhir

Tahap ini melibatkan Bappenas, K/L dan Pemerintah Provinsi, dalam sinkronisasi akhir daftar kegiatan serta membuat kesepakatan bersama mengenai daftar kegiatan pada dokumen RPI2-JM.

Nasional

Provinsi

Kabupaten/

Kota

Bappenas

K/L

Koordinasi

Nasional

Koordinasi

Propinsi

Koordinasi

Kab/Kota

2

4

1

5

3

(12)

PERAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

q

Melakukan  Koordinasi  Nasional  Penyusunan  Dokumen  RPI2-­JM

q

Mengindentifikasi  dan  Menetapkan  Kegiatan-­Kegiatan  Dalam  Dokumen  RPI2-­JM  

Berdasarkan  Kesesuaian  dengan:

1.

Agenda  dan  Sub  Agenda  Nawacita

2.

Arah  Kebijakan  Pembangunan  Bidang

3.

Strategi  Pembangunan  Bidang

4.

Rencana  Induk  Sektoral

5.

RPJMD  Propinsi,  Kab/Kota

6.

Kesiapan  Kegiatan  (Readiness  Criteria)

7.

Waktu  Penyelesaian  Tahun  2019

q

Melakukan  Evaluasi  dan  Monitoring  Pelaksanaan  Kegiatan-­Kegiatan  Prioritas  

dalam  Dokumen  RPI2-­JM

(13)

PERAN KEMENTERIAN TEKNIS

q

Melakukan  pemuktahiran  draft  daftar  kegiatan  RPI2JM  dengan  

memperhatikan  dan  mengindentifikasi:

§

Kesesuaian  Kewenangan

§

Kondisi  Eksisting  Kegiatan

§

Kebutuhan  Pembiayaan

§

Kesiapan  Kegiatan  (Readiness  Criteria)

§

Perkiraan  waktu  pelaksanaan  dan  penyelesaian  kegiatan

§

Indentifikasi  dukungan  pemerintah  daerah  yang  dibutuhkan

Melakukan  indentifikasi  kegiatan  yang  akan  diusulkan  berdasarkan  

kesesuaian  dengan:

1.

Agenda  dan  Sub  Agenda  Nawacita

2.

Arah  Kebijakan  Pembangunan  Bidang

3.

Strategi  Pembangunan  Bidang

4.

Rencana  Induk  Sektoral

5.

Kewenangan

6.

Kesiapan  Kegiatan  (Readiness  Criteria)

7.

Waktu  Penyelesaian  Tahun  2019

(14)

PERAN PEMERINTAH PROVINSI

q

Melakukan  koordinasi  pembahasan  kegiatan  RPI2-­JM  di  daerahnya  bersama-­

sama  dengan  Pemerintah  Kabupaten/Kota

q

Mengindentifikasi  dan  mengkonfirmasi  dukungan  pemerintah  provinsi  dan  

kabupaten/kota  yang  dibutuhkan  untuk  pelaksanaan  kegiatan  RPI2-­JM  di  

daerahnya.

q

Melakukan  indentifikasi  kegiatan  yang  akan  diusulkan  berdasarkan  

kesesuaian  dengan:

1.

Agenda  dan  Sub  Agenda  Nawacita

2.

Arah  Kebijakan  Pembangunan  Bidang

3.

Strategi  Pembangunan  Bidang

4.

Rencana  Induk  Sektoral

5.

Kewenangan

6.

RPJMD  Propinsi,  Kab/Kota

7.

Kesiapan  Kegiatan  (Readiness  Criteria)

8.

Waktu  Penyelesaian  Tahun  2019

(15)

(1) Hasil kesepakatan untuk RPI2-­‐JM di tingkat nasional ditandatangani oleh

Menteri PPN/

Kepala Bappenas

atau

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana

, dan

Deputi Bidang

Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah

,

Menteri K/L terkait

atau

Sekjen dari

Kementerian terkait,

dan

Gubernur masing-­‐masing provinsi

.

(2) Hasil kesepakatan untuk RPI2-­‐JM di tingkat provinsi, hasil kesepakatan pembahasan

ditandatangani oleh

Gubernur masing-­‐masing provinsi

bersama dengan

Bupati dan

Walikota.

PENYEPAKATAN HASIL SINKRONISASI RPI2-­JM

YANG TELAH DISEPAKATI

(16)

Ruang Lingkup/Fokus Kegiatan Dekonsentrasi Tahun  2015

POIN  1.  FASILITASI  PERKUATAN  KOORDINASI  PELAKSANAAN  SASARAN  

PRIORITAS  PEMBANGUNAN  NASIONAL

Melaksanakan  Peningkatan  Kualitas  Koordinasi  Perencanaan  Pusat  dan  

Daerah  dalam  rangka  Pencapaian  Prioritgas  Pembangunan  Nasional  :

Melestarikan  Sumber  Daya  Alam,  Lingkungan  Hidup  dan  Pengelolaan  Bencana,  terdiri  dari  :

Peningkatan  Kualitas  Pendidikan,  Status  Kesehatan  dan  Kedaulatan  Pangan  terdiri  dari  :

Percepatan  Penanggulangan  Kemiskinan  di  Indonesia

Percepatan  pembangunan  infrastruktur  untuk  mencapai  keseimbangan  pembangunan  dalam  

rangka  mengurangi  kesenjangan  dan  meningkatkan  daya  saing  :

-

Koordinasi dan sinkronisasi rencana program investasi infrastruktur prioritas melalui integrasi

kebijakan nasional dan daerah termasuk pembiayaannya.

RPI2JM DALAM DANA DEKONSENTRASI BAPPENAS

Ruang Lingkup Kegiatan Cakupan Aktivitas Kegiatan Keterangan

• FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PELAKSANAAN SASARAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

• FASILITASI PERKUATAN KOORDINASI PENINGKATAN KUALITAS MUSRENBANGNAS

• Honorarium Kepanitiaan dan Narasumber

Sesuai PMK …/2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L 2015

Rapat Koordinasi/Rapat Teknis/Focus Group Discussion (FGD)

Sosialisasi/Workshop dan Seminar • Perjalanan Dinas

Honorarium Pejabat Pengelola

Keuangan Sesuai PMK …/2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L 2015

Rapat Teknis

• Perjalanan Dinas yang dibutuhkan terkait pengelolaan administratif

(17)

FORM DOKUMEN RPI2-­JM

SUB-­‐AGENDA  

NAWACITA ARAH  PEMBANGUNAN PEMBANGUNANSTRATEGI   KEGIATAN

KEGIATAN   DAERAH  YANG  

MENDUKUNG KESIAPAN  

ALOKASI  INDIKATIF  (JUTA   RUPIAH)

RENCANA   PELAKSANAAN  

(BULAN) KETERANGAN

APBN APBD BUMN SWASTA MULAI DURASI

SUB-­‐AGENDA  

NAWACITA ARAH  PEMBANGUNAN PEMBANGUNANSTRATEGI   KEGIATAN

KEGIATAN   DAERAH  YANG  

MENDUKUNG KESIAPAN  

ALOKASI  INDIKATIF  (JUTA   RUPIAH)

RENCANA   PELAKSANAAN  

(BULAN)

AKTUAL  

(BULAN) PROGRES KETERAN GAN APBN APBD BUMN SWAS

TA MULAI DURASI MULAI DURASI (%)

1. Form Dokumen Rencana

2. Form Dokumen Evaluasi dan Monitoring

Nawacita 6: Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional

(18)

Format Dokumen RPI2JM

(Contoh: Provinsi Sumatera Barat)

SUB-­‐AGENDA  NAWACITA ARAH  PEMBANGUNAN STRATEGI   PEMBANGUNAN KEGIATAN DAERAH  YANG  KEGIATAN   MENDUKUNG

KESIAPAN  

ALOKASI  INDIKATIF   (JUTA  RUPIAH) RENCANA  (BULAN)

APBN APBD BUMN SWASTA MULAI DURASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Membangun  Konektivitas  Nasional   Untuk  Mencapai  Keseimbangan   Pembangunan

Mempercepat  pembangunan   transportasi  yang  mendorong   penguatan  industri  nasional  untuk   mendukung  Sistem  Logistik   Nasional  dan  penguatan   konektivitas  nasional  dalam   kerangka  mendukung  kerjasama   regional  dan  global

Pembangunan  sarana  dan   prasarana  serta  industri   transportasi

Pembangunan  jalur  KA   antara  Duku  – Bandara   Internasional  Minangkabau

Pembebasan  lahan   untuk  

pengembangan   jalur   KA  Bandara

Membangun  sistem  dan  jaringan   transportasi  yang  terintegrasi  untuk   mendukung  investasi  pada  Koridor   Ekonomi,  Kawasan  Industri  Khusus,   Kompleks  Industri,  dan  pusat-­‐pusat   pertumbuhan  lainnya  di  wilayah   non-­‐koridor  ekonomi

Pembangunan  dan  peningkatan   prasarana  transportasi  yang   mendukung  pengembangan   industri  dan  pariwisata  nasional   sesuai  dengan   Rencana  Induk   Pengembangkan  Industri  Nasional   (RIPIN)  dan  Kawasan  Strategis   Pariwisata  Nasional  (KSPN)

Pengembangan  Pelabuhan   Teluk  Bayur,  Padang*

Pembebasan  lahan   untuk  

pengembangan   dermaga

Mempercepat  pembangunan   transportasi  yang  mendorong   penguatan  industri  nasional  untuk   mendukung  Sistem  Logistik   Nasional  dan  penguatan   konektivitas  nasional  dalam   kerangka  mendukung  kerjasama   regional  dan  global

Pembangunan  sarana  dan   prasarana  serta  industri   transportasi Pembangunan  Jalan  P.   Sipora Pengadaan  lahan   untuk  pembangunan   jalan

Membangun  Transportasi  Massal   Perkotaan

Mengembangkan  sistem  angkutan   umum  massal  yang  modern  dan   maju  dengan  orientasi  kepada  bus   maupun  rel  serta  dilengkapi  dengan   fasilitas  alih  moda  terpadu

Pengembangan  BRT  di  34  kota   besar  antara  lain  Medan,   Pekanbaru,  Batam,  Padang,   Palembang,  Bandung,  Jakarta,   Bogor,  Semarang,  Yogyakarta,   Solo,   Pontianak,  Samarinda,   Balikpapan,  Makassar,  Gorontalo,  

PengembanganSistem   Transit  dan  Semi  BRT  Kota   Padang

Pengadaan  halte   BRT

(19)

PENJELASAN SUBSTANSI FORM RPI2-­JM

Kolom (1)  adalah Sub-­Agenda  NAWACITA.   Pada BIDANG  TRANSPORTASI  terdiri dari:    

• Peletakan Dasar-­Dasar Dimulainya

Desentralisasi Asimetris

• Pemerataan Pembangunan  Antar Wilayah  

Terutama Kawasan Timur Indonesia

• Membangun Konektivitas Nasional untuk

Mencapai Kese-­imbangan Pembangunan

• Membangun  Transportasi  Umum  Massal  

Perkotaan.

Kolom (2)  adalah Arah Pembangunan yang   bersumber dari RPJMN.  

Kolom (3)  adalah Strategi Pembangunan  yang   tercantum dalam RPJMN.

Kolom (4)  adalah Kegiatan Pembangunan  yang   tercantum dalam RPJMN  yang  merupakan prioritas nasional,  maupun usulan baru dari

Kolom (5)  adalah Kegiatan Daerah  yang   Mendukung pelaksanaan kegiatan pada kolom (4)

Kolom (6)  adalah Kesiapan/  Readiness  yang   meliputi dokumen-­dokumen (Master  Plan,  FS,   AMDAL/UKL/UPL,DED),  perijinan,  maupun elemen lain  (seperti kesiapan lahan)  yang   dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur yang  disertai dengan keterangan ‘Siap’  [v]  atau ‘Belum Siap‘  [x].

ALOKASI  INDIKATIF  

-­ Kolom (7)  merupakan pembiayaan dari APBN -­ Kolom (8)  merupakan pembiayaan dari APBD -­ Kolom (9)  merupakan pembiayaan dari BUMN. -­ Kolom (10)  merupakan pembiayaan dari

Swasta.

Kolom (11)  adalah Rencana Bulan dan Tahun Pelaksanaan kegiatan pada kolom (4)  maupun kolom (5).   Contoh:  Desember 2014

Kolom (12)  adalah Rencana Durasi pelaksanaan kegiatan pada kolom (4)   maupun kolom (5)  dalam satuan bulan. Contoh:  2    

Kolom (13)  adalah Keterangan yang   berisi catatan tambahan mengenai permasalahan yang  dihadapi/  pending  

matters terkait kegiatan pada kolom

(4)  maupun (5).

Contoh:  Ada  permasalahan dalam status  lahan.  

SUB-­‐AGENDA  

NAWACITA ARAH  PEMBANGUNAN PEMBANGUNANSTRATEGI   KEGIATAN

KEGIATAN   DAERAH  YANG  

MENDUKUNG KESIAPAN  

ALOKASI  INDIKATIF  (JUTA   RUPIAH)

RENCANA   PELAKSANAAN  

(BULAN) KETERANGAN

APBN APBD BUMN SWASTA MULAI DURASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)      𝑽Masterplan      𝑽 DED  𝑽 FS      𝑽 AMDAL/UKL         /UPL      𝑽 Perijinan      𝑿 KesiapanLah an

Dokumen Rencana

(20)

BAP

P

E

NAS

BAP

P

E

NAS

Provinsi:

Mengindentifikasi   dan  

Mengklarifikasi  Dukungan  dari  

Pemerintah  Daerah  terkait:

Pembebasan/Penyiapan  Lahan,  

Provinsi:

Mengindentifikasi  Kesiapan  Kegiatan: Status  Lahan,  Ketersedian  FS,  DED,  Amdal

Provinsi:

Mengindentifkasi  Kebutuhan   Biaya  

PETUNJUK PENGISIAN FORM RPI2-­JM

(21)

BAP

P

E

NAS

BAP

P

E

NAS

Provinsi:

Mengindentifikasi  Kesiapan  Kegiatan:

Provinsi:

• Propinsi   Dapat  

Mengajukan  Usulan  

Kegiatan  Baru,  Yang  

Sesuai  Dengan  Kriteria  

Yang  Ditentukan (lihat

Provinsi:

Mengindentifkasi  Waktu   Pelaksanaan  Untuk   Usulan  Kegiatan  Baru Provinsi:

Mengidentifikasi  dan   Mengkonfirmasi  Dukungan   Daerah  Yang  Akan  diberikan

Provinsi:

Mengindentifkasi  Kebutuhan  

PENGISIAN FORM RPI2-­JM

(22)

JADWAL  PENYUSUNAN  DOKUMEN  RPI2-­JM

Kegiatan

Feb

Maret

April

Mei

Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2

3 4 1 2 3 4

Penyusunan Draft  Payung Hukum RPI2-­‐JM

Periode 1  

Identifikasi Kegiatan  Prioritas  

Penyiapan  Form

Periode 2

Draft  Rencana  Program  Investasi  Infrastruktur

Finalisasi   Rencana  Program Investasi  

Infrastruktur

Periode 3 dan  Periode 4

Sinkronisasi   Tk.Nasional

Koordinasi   Tk.Provinsi  

Koordinasi   Tk.Kab/Kota  

Penyerahan  hasil   koordinasi   oleh  Provinsi   kepada  

Bappenas

11Mei

Periode 5

Finalisasi   Dokumen   RPI2-­‐JM  

(23)

Terima Kasih

Pemerintah  

Pusat

BUMN

Pemerintah  

Pemprov

Pemerintah  

Kab/Kota

Swasta

PEMBANGUNAN

YANG

BERKUALITAS

SINKRONISASI

bambang@bappenas.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Meter aliran jenis orifice adalah alat ukur aliran tipe penghalang ( obstruction ) yang menggunakan plate orifice sebagai diafragma untuk membentuk beda tekanan lihat

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

sebuah realita yang sering menjadi penghambat dari tercapainya kehidupan harmonis yang keberadaanya tidak bisa dilupakan adalah sangat majemuknya kehidupan manusia baik dari

sebesar paling tinggi 100% (seratus per seratus) dari PBB-P2 yang terutang dalam bal objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa sebagaimana dimaksud dalam

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK PARKIR YANG TERUTANG. KESATU :

Sistem informasi expert system yang dibangun merupakan sistem informasi berbasis web, yaitu sistem yang mampu memberikan informasi tentang penyakit yang

Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, perlu diatur lebih lanjut tentang Organisasi Layanan Pengadaan Barang

Peta komposit variabel cuaca (suhu permukaan laut dan rata- rata tekanan permukaan laut) yang disusun dengan data anomali akan lebih fokus untuk menggambarkan zona aktif