• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai dengan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dilaksanakan sesuai dengan

pembedaan kelas awal dan kelas tinggi. Pelaksanaan membaca permulaan di kelas

1 Sekolah Dasar dilakukan dalam 2 tahap yaitu: membaca tanpa buku dan

membaca dengan menggunakan buku. Tujuan dari membaca permulaan di kelas 1

adalah siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan

tepat (UU Sisdiknas no 22 dan 23 tahun 2006), kelancaran dan ketepatan siswa

membaca permulaan ini dipengaruhi oleh kreatifitas dan keaktifan guru yang

mengajar. Tujuan diatas akan tercapai dengan baik jika dasar dari membaca

permulaan diperkenalkan terlebih dahulu pada siswa seperti mengenalkan kata

dan kalimat serta pemahaman kata dan kalimat.

Masalahnya pada sekolah dasar kelas awal (kelas I, II, III) penekanan

membaca pada tahap ini ialah proses perceptual, yaitu pengenalan korespondensi

rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa, sehingga dalam hal ini pembelajaran

membaca tanpa buku, penting sekali bagi seorang guru untuk menggunakan

strategi yang menyenangkan dan media selain buku.

Penelitihan ini berangkat dari adanya permasalahan-permasalahan yang

terjadi di SDN Polowijen 3 Malang, berdasarkan informasi yang didapat oleh

peneliti dari Ibu Patonah selaku wali kelas 1 SDN Polowijen 3 Malang,

Kompetensi Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 semester 2 pada

keterampilan membaca dengan KKM 75 sampai saat ini masih belum tercapai

(2)

yang mendukung, pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurangnya

pelibatan interaksi yang komunikatif.

Faktanya wali kelas 1 selama ini telah menerapkan metode membaca

terbimbing kepada siswa, yang dilakukan setiap saat (sewaktu-waktu), akan tetapi

metode ini bisa dikatakan belum 100% berhasil terbukti masih ada lebih dari 22

siswa atau 47,92 % dari 48 siswa yang ada sampai saat ini masih sulit menguasai

pemahaman kata dan kalimat sehingga keterampilan membaca permulaan secara

otomatis juga menjadi sulit, dengan demikian mana mungkin KD membaca lancar

akan sepenuhnya tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya keterampilan membaca.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, menurut Joyce Bruce.dkk, 2009

guru dapat menggunakan kartu berseri sebagai media. Kartu-kata berseri tersebut

dapat berupa kartu gambar, kartu kata dan kartu kalimat. Media dalam

pembelajaran adalah salah satu pendukung agar pembelajaran tepat dalam

mencapai tujuannya. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata madiam , yang berarti perantara atau pengantar, dengan demikian

menurut Fleming,1987 dalam Arsyad Azhar,2002 media merupakan wahana

penyalur informasi atau penyalur pesan.

Selain media guru juga dapat menggunakan strategi berupa game atau

permainan dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,

dalam pengertian yang luas permainan atau game berarti hiburan game atau

permainan juga dapat diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada

(3)

Menurut Badudu ,1993 dalam Heru Subrata, 2009 salah satu alternatif

yang dapat ditawarkan untuk mengoptimalkan membaca permulaan ialah melalui

permainan bahasa. Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh

kesenagan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,

membaca dan menulis). Apabila suatu permainan menimbulkan kesenangan tetapi

tidak memperoleh ketrampilan berbahasa tertentu, maka permainan tersebut bukan

permainan bahasa. Sebaliknya apabila suatu kegiatan melatih keterampilan bahasa

tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa.

Setiap permainan bahasa yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus

secara langsung dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Didalam permainan bahasa seorang guru dapat menggunakan media dan

teknik yang tepat berdasarkan materi yang akan diajarkan. Kitao dalam artikelnya

yang berjudul Testing Reading Comprehension (Wikanengsih,2008),

mengungkapkan ada beberapa jenis soal yang dapat digunakan dalam menguji

kemampuan-kemampuan seperti pengenalan kata, pengenalan kalimat,

pemahaman kata, pemahaman kalimat dengan melihat beberapa prinsip penilaian

untuk kelas I-III antara lain yaitu:

1. Mengingat bahwa peserta didik kelas I SD belum semuanya lancar membaca

dan menulis,maka cara penilaian dikelas awal ini tidak ditekankan pada

penilaian secara tertulis.

2. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan

hasil belajar siswa. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai

(4)

sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap

hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas maka guru dapat menggunakan permainan

atau game sebagai alat ukur untuk penilaian kemampuan siswa di kelas rendah.

Masalah lainnya, keterbatasan dana dan kurangnya kreatifitas guru seringkali

menjadi pemicu lain kenapa kualitas pembelajaran menjadi rendah.

Selain penggunaan media pengikut sertaan siswa dalam proses belajar

mengajar dikelas menurut MC Lauglin & Allen dalam Rahim Farida, 2008 juga

menjadi factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan membaca. Masalahnya

pada siswa kelas 1 SDN Polowijen 3 Malang, ketiga hal di atas yaitu metode yang

menyenangkan, media yang mendukung, dan pengikut sertaan siswa yang aktif

dikelas pada proses belajar mengajar menjadi suatu permasalahan yang

membutuhkan pemecahan secepatnya agar Kompetensi Dasar pembelajaran

Bahasa Indonesia dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di SDN Polowijen 3 Malang maka

peniliti bersama-sama dengan Guru wali kelas 1 SDN Polowijen 3 Malang yaitu

Ibu Patonah, berupaya mencari cara penyelesaian masalah untuk pengenalan kata

dan kalimat dalam upaya meningkatkan pemahaman kata dan kalimat sehingga

keterampilan membaca permulaan akan tercapai dengan memenuhi standar KKM

yaitu 75 tentu saja dengan tetap melihat faktor-faktor pemicu kegagalan seperti

yang sudah kita bahas diatas yaitu: kurangnya media yang mendukung,

pembelajaran yang kurang menyenangkan, serta pelibatan interaksi yang

(5)

memberi masukan tentang media gambar, karena menurut beliau siswa kelas 1

sangat mudah menghafal jika disertai dengan gambar.

Berdasarkan informasi ini penulis mencoba berpartisipasi dengan

menunujukan suatu model pembelajaran yang di ilhami oleh Lisa Mueller, yaitu

model pembelajaran induktif kata bergambar. Model induktif kata bergambar

sebenarnya berusaha melakukan pendekatan secara langsung pada perkembangan

kosakata, diakui bahwa pengembangan kosakata merupakan saluran penting untuk

meningkatkan keterampilan membaca (Ehri, Nunes. Stahl, & Willows,2001 dalam

Joyce Bruce.dkk,2009).

Menurut Lisa Mueller (dalam Joyce Breuce. dkk, 2009) untuk belajar

membaca dan menulis, siswa hanya perlu membangun semacam gudang

penyimpanan kosakata yang dapat dikenali siswa secara instant hanya dengan

mengejanya. Graves, Watt, dan Graves 1994 dalam terjemahan models of

teaching 2009 mengatakan selagi siswa memiliki 50 kosakata pembelajaran

fonik akan lebih mudah dilakukan, seperti halnya aspek pembelajaran

lainnya,yang meliputi pengembangan kosakata.

Berdasarkan pemahaman diatas peneliti dan guru wali kelas, kelas 1

mencoba membuat kartu huruf dan kartu kata yang digunakan sebagai media

pembelajaran, dan media ini kami beri nama KARUFTA (Kartu huruf dan kartu

Kata), dengan menggunakan kartu kata ini nantinya diharapkan tujuan

pembelajaran yaitu pengenalan kata dan kalimat dapat tercapai. Kartu-kartu huruf

maupun kata digunakan sebagai media agar memberikan situasi pembelajaran

yang berbeda. Setelah tujuan pengenalan kata dan kalimat ini tercapai maka

(6)

Dalam hal ini kami tetap menggunakan media kartu, yang sudah berbentuk

kalimat dan gambar.

Dengan bermain kartu bahasa ini diharapkan siswa akan lebih

berpartisipasi dalam proses pembelajaran, sehingga belajar akan lebih bermakna

dan siswa mudah untuk memahami kata dan kalimat, nantinya game atau

permainan ini di beri nama KARLIGAM (Kartu Kalimat dan Gambar) dalam

permainan ini selain menggunakan kalimat, kita juga menampilkan gambar yang

nantinya siswa diminta untuk menjodohkan antara gambar yang ada dengan

kalimat yang sesuai, begitu sebaliknya.

Berdasarkan hal diatas maka peniliti dan Guru wali kelas 1 mencoba untuk

memadukan antara kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat, dan gambar menjadi

sebuah permainan atau game yang menarik bagi siswa sehingga pembelajaran

akan lebih menyenangkan. Rubin, 1993 dalam Rofi udin, 2003 mengatakan

bahwa penggunaan bentuk-bentuk permainan dalam pembelajaran akan

memberikan iklim yang menyenangkan dalam proses belajar, sehingga siswa akan

belajar tanpa adanya keterpaksaan ( Heru Subrata, 2009).

Karena menurut teori konstruktivis memandang pemahaman dan

penyusunan bahasa sebagai suatu proses yang membangun maka permainan

bahasa menggunakan kalimat dan gambar ini dianggap tepat sebagai suatu strategi

untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.

Secara garis besar terdapat 2 aspek dalam membaca (Guntur

Tarigan,Henry dalam membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa : 1979),

(7)

1. Keterampilan yang bersifat mekanis yang mencakup

a. Pengenalan bentuk huruf.

b. Pengenalan unsur-unsur linguistik seperti kata dan kalimat.

c. Kemampuan menyuarakan bahan tertulis.

d. Kecepatan membaca bertaraf lambat.

2. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang mencakup

a. Pemahaman pengertian sederhana.

b. Pemahaman makna.

c. Evaluasi/penilaian isi.

d. Kecepatan membaca.

Dengan menggunakan media KARUFTA dan KARLIGAM maka selain

siswa dapat belajar kata dan kalimat, siswa juga dapat memahami kata dan

kalimat dan tujuan membaca permulaan kelas 1 yaitu siswa dapat membaca

kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dapat terpenuhi. Memahami

kata dan kalimat sebenarnya terkait dengan pemahaman membaca, Snow,Griffin

& Burns dalam McLaughlin & Allen, 2002 berpendapat bahwa, Belajar

konsep-konsep baru dan kata-kata yang menyandikannya merupakan perkembangan

pemahaman yang penting . Dengan demikian perkembangan kosakata dan

pengajaran mempengaruhi pemahaman membaca, (Rahim, Farida, 2008).

Berdasarkan pemahaman diatas maka penggunaan media kartu huruf,

kartu kata, kartu kalimat, gambar dan permainan sangat tepat digunakan sebagai

salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman kata dan kalimat, yang diawali

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas 1 untuk mengenal kata dan kalimat dengan

menggunakan media KARUFTA melalui permainan di SDN Polowijen 3

Malang?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman kata dan kalimat dengan menggunakan

media KARLIGAM melalui permainan pada siswa kelas 1 SDN Polowijen 3

Malang?

1.3 Pemecahan Masalah

Untuk mengenalkan kata dan kalimat pada kelas I SDN Polowijen 3

Malang, peneliti menggunakan media KARUFTA terlebih dahulu,media ini

merupakan media pembelajaran yang cukup sederhana. Media KARUFTA

merupakan singkatan dari media Kartu Huruf dan Kata disamping itu dalam

penelitian, peneliti juga menggunakan media KARLIGAM yaitu kepanjangan

dari Kartu Kalimat dan Gambar, dan keduanya dilakukan melalui permainan

(9)

1.4 Tujuan Penelitihan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas,maka tujuan penelitihan ini adalah

untuk:

1. Mendeskripsikan kemampuan siswa kelas 1 untuk mengenal kata dan kalimat

dengan menggunakan media KARUFTA melalui permainan pada siswa kelas

1 di SDN Polowijen 3 Malang.

2. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman kata dan kalimat dengan

menggunakan media KARLIGAM melalui permainan pada siswa kelas 1 di

SDN Polowijen 3 Malang.

1.5 Manfaat Penelitihan

Melalui penelitihan ini manfaat yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

1. Hasil penelitihan ini dapat diterapkan secara langsung oleh guru SDN

Polowijen 3 Malang yang menjadi kolaborator penelitihan ini dalam

penerapan media KARUFTA melalui permainan dalam upaya pengenalan kata

dan kalimat pada kelas 1.

2. Hasil penelitihan ini dapat diterapkan secara langsung oleh guru SDN

Polowijen 3 Malang yang menjadi kolaborator penelitihan ini dalam

penerapan media KARLIGAM melalui permainan dalam upaya meningkatkan

pemahaman kata dan kalimat pada kelas 1.Melalui penelitihan ini sekolah

perlu memperhatikan kebutuhan media yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan harapan dapat memperbaiki mutu pembelajaran di

(10)

3. Melalui penelitihan ini Guru dapat menggunakan berbagai macam strategi

dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai

sesuai yang diharapkan.

4. Hasil penelitihan ini dapat bermanfaat bagi peneliti lain, dalam upaya

mendapatkan ide-ide baru untuk mempermudah pembelajaran bahasa

khususya dalam mengenalkan kata dan kalimat dalam upaya meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah diumumkannya hasil pengadaan ini, maka bagi penyedia jasa yang diundang dan telah menyampaikan penawaran apabila merasa keberatan atas Penetapan Penyedia Jasa ini

Penekanan Desain Arsitektur Organik dan Green Architecture pada Perancangan Pusat Rekreasi dan Klub Pemancingan di Rawapening, Kabupaten Semarang.. Hand out Mata Kuliah Concept

Buat relational algebra yang query-nya akan menampilkan nilai mahasiswa dengan kriteria informasi yang ditampilkan adalah nama mahasiswa, kode prodi,

No Tanda Baca Bahasa Mandarin Jumlah Penggunaan Persentase Penggunaan.. Persentase penggunaan tanda tanya, tanda seru dan tanda elipsis paling rendah.. Dan persentase kesalahan

Hasil penelitian berupa modul pembelajaran geometri sifat-sifat bangun ruang dengan pendekatan two stay two stray berdasar teori Dines ini dapat dimanfaatkan oleh

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya yang memadai untuk dapat menjawab tantangan perubahan lingkungan

Pada analisis dengan UV/Visible spectrophotometer, konsentrasi suatu komponen dalam sampel.. ditunjukkan dengan banyak

Dalam upaya untuk dapat tetap bertahan dan bisa bersaing dalam persaingan usaha di Indonesia, perusahaan melakukan merger dimana KPPU sebagai otoritas tunggal