EMPAT CARA UNTUK MENENTUKAN NILAI INTEGRAL POISSON Novrialman1*, Sri Gemawati2, Agusni2
1Mahasiswa Program Studi S1 Matematika
2Dosen Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia
*[email protected] ABSTRACT
Poisson Integral is one of the definite integrals that can not be solved by an elementary technique. In this article, we discuss four ways to solve the Poisson integral on the interval [-1, 1], that is using the Riemann sum, functional equations, parametric derivatives and infinite series. All of the methods produce the same solution.
Keywords: functional equation, infinite series, parametric differentiation, Poisson integral, Riemann sums.
ABSTRAK
Integral Poisson merupakan salah satu integral tentu yang tidak dapat diselesaikan secara teknik elementer. Pada Artikel ini dibahas mengenai empat cara untuk menyelesaikan Integral Poisson pada interval [-1, 1], yaitu dengan menggunakan jumlah Riemann, persamaan fungsional, turunan parametric dan deret tak-hingga. Keempat cara ini menghasilkan solusi yang sama.
Kata Kunci: deret tak-hingga, integral Poisson, jumlah Riemann, persamaan fungsional, turunan parametrik.
1. PENDAHULUAN
Kalkulus adalah salah satu mata pelajaran penting di dalam Matematika yang membahas dua pokok bahasan utama yaitu turunan dan integral. Turunan membahas tentang persoalan garis singung dan laju perubahan, sedangkan integral membahas tentang luas dan volume. Integral terbagi dua yaitu integral tentu dan integral tak tentu.
Selanjutnya yang dibahas dalam artikel ini adalah integral Poisson (I(x)) yang merupakan salah satu bentuk integral tentu. Menentukan nilai integral Poisson ini tidak dapat diselesaikan secara elementer, namun dapat ditentukan dengan empat cara yang berbeda, yaitu jumlah Riemann, fungsi fungsional, turunan parametrik, dan deret tak- hingga.
Pada artikel ini dijelaskan sifat-sifat dari integral Poisson dan empat caramenunjukan nilai integral Poisson untuk I
x 0, jika x 1 dengan jumlah Riemann, fungsi fungsional, turunan parametrik, dan deret tak-hingga yang merupakanreview detil dari artikel Hongwei Chen dengan judul ”Four Ways to Evaluate a Poisson Integral’’, 2002.
2. INTEGRAL POISSON
Sebelum membahas tentang beberapa sifat integral Poisson dan menentukan nilai integral Poisson dengan cara jumlah Riemann, fungsi fungsional, turunan parametrik, dan deret tak-hingga,terlebih dahulu diberikan beberapa Definisi dan Teorema.
Definisi 1 [4] Integral Poisson, dinotasikan dengan I
x didefinisikan oleh:
ln
1 2 cos
,
0, , . (1)0
2 d x R
x x
x
I
Definisi 2 [3, h.120] Misalkan A R adalah interval, fungsi f :AR dikatakan kontinu dicA, jika untuk setiap 0 terdapat 0 sehingga untuk setiap xA dengan xc , maka f
x f c .Definisi 3 [3, h.196] Fungsi f :
a,b Rdikatakan terintegralkan secara Riemann pada
a,b jika terdapat 0 maka tagged partisi pada
a,b dimana P , maka
.
;
L P f S
Setiap fungsi yang terintegralkan secara Riemann pada
a,b dilambangkan dengan
a, b .
Definisi 4 [6, h.372] Fungsi logaritma natural, dinotasikan dengan g
x ln x, didefinisikan oleh:
, 0 1 , ln
1
tdt xx x
dengan daerah asalnya adalah bilangan real positif.
Teorema1[6, h.375] Apabila adan b bilangan-bilangan positif dan r sebuah bilangan rasional, maka
. 0 1 ln
(i)
. ln ln ln
(ii) ab a b . ln ln ln
(iii) a b
b
a
. ln ln
(iv) ar r a
111 0 1ln dt
t
■
ii)
(
ln
1 1
ln x.dx d a x
ax ax dx
d
Akibatnya, terdapat konstanta c sehinggalnaxc. Untuk menentukan ,c ambil x1, diperoleh lnaln1c, karenaln10, maka cln a. jadi lnaxlnxlna, sehingga untuk xb, diperoleh
lnablnalnb. iii)
( Dari (ii) ambil a1/bdiperoleh 1. ln1 0. ln
1 ln
ln
b
b b
b Jadi b
b ln ln 1
berdasarkan Teorema 1(ii) diperoleh 1 , . ln
ln
a b b
a maka diperoleh
. ln ln
ln a b
b
a
iv)
(
ln
1 1 1
ln
rln x
.dx x d dx r d r x x rx r x x
dx
d r
r
r
Akibatnya, terdapat konstanta c sehingga ln xr rln xc. Untuk menentukan ,c ambilx1, diperoleh ln1rln1c, sehinggac0. jadi, lnxr rlnx sehingga untuk
,
1
x diperoleh
lnar rlna.
Teorema 2 [8, h.739] Jika zr
cos isin
dan n adalah bilangan bulat positif, maka
r cos isin
r
cosn isinn
.zn n n
Bukti:Dari indentitas Euler
, sin
cos
i
ei
jadi
zrei. Dengan demikian
i
n n in,n r e r e
z
sehingga
zn rn
cosn isin n
.Definisi 5 [1, h.87] Misalkan zabi adalah sebarang bilangan kompleks, maka konjugat kompleks (complex conjugat) dari z dinotasikan dengan simbol ̅ dan didefinisikan sebagai
̅abi.
Dengan kata lain, ̅ diperoleh dengan cara membalikkan tanda bagian imajiner dariz. Definisi 6 [5, h.77] Fungsi sinus dan cosinus dalam bilangan kompleks didefinisikan oleh:
,2 cos 1 dan 2
sin 1 eiz e iz z eiz e iz
z i
untuk semua bilangan kompleksz.
Definisi 7 [2, h.264] Misalkan fn, n1,2,3,...adalah barisan fungsi yang didefinisikan pada himpunan E dan himpunan barisan fn
x konvergen untuk setiap xE. Misalkan pula f
x fn
xx
lim maka fn disebut konvergen pada himpunanE. Jika
1 n
n x
f konvergen pada setiap E dan
1 n
n x f x
f maka f disebut
jumlah deret
1
.
n
fn
Definisi 8 [7, h.147] fn, n 1,2,3,, konvergen seragam pada himpunan E ke fungsi f jika untuk setiap 0 terdapat N sedemikian hingga dimana n N berlaku
x f x , fnuntuk semua xE.
Definisi 9 [7, h.147] Deret
n1
fn konvergen seragam pada himpunan E, jika barisan parsil Sn yang didefinisikan dengan
,1
x S x f
i
i
i
konvergen seragam pada himpunan E.
3. EMPAT CARA UNTUK MENENTUKAN NILAI INTEGRAL POISSON Sebelum menunjukan nilai integral Poisson dengan cara jumlah Riemann, fungsi fungsional, turunan parametrik, dan deret tak-hingga terlebih dahulu dibahas sifat-sifat pada integral Poisson yang dinyatakan dalam bentuk Teorema berikut.
Teorema 3 [4] Apabila
0, dan x suatu bilangan real, maka (i) I
0 0.(ii) I
x I x.(iii) I
x 2ln x I
1/x, x0
.Bukti:
(i) Berdasarkan Definisi (1), diperoleh
I
0
0 ln1d
00d 0.■ (ii) Dengan menggunakan Definisi 4 pada persamaan (1), diperoleh
I
x ln
1 2 x cos x2
d0
ln
1 2 cos 2
.0 x x d
x
I
Sehingga
I
x I x. (iii) Persamaan (1) dapat juga ditulis
ln 2 12 2cos 1 d. x xx x
I
(2) Berdasarkan Teorema 1(ii), maka persamaan (2) menjadi
ln
ln 1 2cos 1 ,0 2
0
2
d
x x d
x x
I
ln
1/ ,0
2 d I x
x x
I
dengan menggunakan Teorema 1(iv), diperoleh
ln
2 ln .0
2 d x
x
Sehingga
I
x 2ln x I
1 x , x0
.Teorema 4 [4] Apabila
0
cos 2
2 1
ln x x d
x
I maka I
x 0, x 1,
0, . Bukti:
1. Dengan menggunakan jumlah Riemann.
Karena
1
,untuk 1, cos2
1 x x2 x 2 x
maka persamaan (1) kontinu dan terintegralkan. Partisi interval
0, menjadi n subinterval dengan titik partisi xk k/ n, untuk 1k n.
P f
S ; Jumlah Riemann untuk I
x,diperoleh
2
1
cos 2 1 ln
; x
n x k
P n f S
n
k
1
1 2 cos .ln
1
1 2 2
n
k
n x x k
n x
(3) Selanjutnya, misalkan ei n, diberikan polinomial x2n 1 mempunyai n buah pembuat nol yang berbeda. Akar-akar berbeda dari polinomialnya adalah k untuk
, n k n
maka
1
2 1 .
n
n k
k
n x
x
(4) Berdasarkan Definisi 5, Teorema 2, dan Definisi 6 persamaan (4) menjadi
1
1 2 cos ,1
1
1
2 2
2
n
k
n x
n x k
x
x
sehingga
1. cos 1
2
1 2
1 2
1
2
x
x x n x k
n n
k
(5) Substitusikan persamaan (5) ke (3), diperoleh
1
.1 ln 1
; 2
n
x x x P n
f
S
Berdasarkan Definisi 7 dan karena x 1, diperoleh ,
,
2 0 n
x n karena
S f P
x
I nlim ;
1
,1 ln 1
lim 2
n
n x
x x n
sehingga
I
x 0. 2. Dengan menggunakan persamaan fungsional.Akan ditunjukkan
.2
1 2
x I x I x
I (6)
dengan menggunakan Teorema 1(ii) pada persamaan (7), diperoleh
ln
1 2 cos
.0
4
2
d x x
x I x
I
Misalkan 2,diperoleh
x I x
x x
dI ln 1 2 cos
2 1 2
0
2
2
ln
1 2 cos
.2 1 2
1 2 2 2 2
x x d
x I
Selanjutnya dengan substitusi 2 t, diperoleh
,2 2 1
cos 2 1 2 ln
1 2 2
0
2
2 t x d I x
x
sehingga
.2 1 2
1
0 2 0
2
I x I x I x x
I
(8) Berikutnya dengan menggunakan Teorema 3(ii) pada persamaan (8), diperoleh persamaan (6), dengan menggunakan persamaan (6) secara berulang, diperoleh
.2 1 2
1 2
1 4 2
2
2 n
n I x x
I x
I x
I
Berikutnya karena x 1 dan berdasarkan Definisi 7, diperoleh ,
,
2 0 n
x n maka
0. 2 lim 1 I xI n
n
Selanjutnya dengan menggunakan Teorema 3(i), diperoleh
0 0.I Sehingga
I
x 0. 3. Dengan menggunakan turunan parametrik.Karena I
x dapat diturunkan untuk x 1, dengan aturan Leibnitz, diperoleh
.cos 2 1
2 cos 2
0 2
d
x x
x x
I' (9) Jelas bahwa I'
0 0.Selanjutnya akan ditunjukkan I'
x 0 untuk x0. Namun, sebelumnya dengan menggunakan persamaan kernel Poisson akan ditunjukkan
cos . 2 1
1
0 2
2
x x x(10) Gunakan substitusi setengah sudut dan misalkant tan
2, diperoleh
12x1cosx2 x2 d 21x2
1x 2 dt1x 2t2
C xt x
1 arctan 1
2 .1 tan
arctan 1 C
x
x
(11) Selanjutnya dengan menggunakan Teorema Dasar Kalkulus persamaan (11), diperoleh
2 . 1 tanarctan 1 2 cos lim
2 1
1
0 2
2
xd x x x
x
Berikutnya dengan mensubstitusikan persamaan (10) ke (9), diperoleh
0.cos 2 1 1 1 1
0 2
2
x
x x x dx I'
Telah ditunjukkan I'
x 0 untuk x0,diperoleh
x 0, untuk x 1, I'maka
x C.I
Karena I
0 0, telah ditunjukkanI
x 0,untuk x 1.4. Dengan menggunakan deret tak-hingga.
Akan ditunjukkan
1
2 2 cos .
cos 2 1 ln
n
n n
x x
x (12) Namun, sebelumnya dengan menyelesaikan persamaan kernel Poisson dengan Definisi (6) dan pecahan parsial, diperoleh
1 21cos
1 1
1
1 1 1 1 1 ,2
2 2
xei xe i xei xe i
x x
x x
dengan perluasan deret geometri dapat ditulis dalam bentuk
. cos 2
cos 1 2 1
1
1 2
2
n
n n
x x x
x
(13) Deret (13) memenuhi Definisi (9) untuk x 1,selanjutnya dengan mengurangi1 dan membagi dengan x pada persamaan (13), diperoleh
1 1
2 2 cos .
cos 2 1
2 cos 2
n
n n
x x x
x
(14)
Deret (14) memenuhi Definisi (9) untuk x 1,dengan mengintegralkan persamaan (14)
sehingga
I
x 0. 4. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa nilai integral Poisson dapat ditentukan dengan empat cara yang berbeda.
Pertama, jumlah Riemann dengan menggunakan fungsi kontinu dan selanjutnya menggunakan konsep jumlah Riemann maka dihasilkan suatu persamaan yang dilambangkan dengan
P f
S ; . Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan sifat logaritma natural. Berikutnya diberikan persamaan polinomial dengan akar-akar berbeda dari polinomialnya adalah k, selanjutnya dengan menggunakan fungsi trigonometrik pada bilangan kompleks dan Teorema De Moivre pada persamaan polinomial, sehingga diperoleh persamaan polinomial yang dapat di substitusi pada
P f
S ; . Sehingga diperoleh persamaan
P f
S ; dalam bentuk baru, dengan menggunakan konsep barisan fungsi pada
P f
S ; sehingga diperoleh I(x)0 untuk .
1 x
Kedua persamaan fungsional dengan menggunakan salah satu jenis persamaan fungsional yaitu lnxy pada persamaan integral Poisson sehingga diperoleh persamaan fungsional untuk integral Poisson, dengan menetapkan 2 pada persamaan tersebut diperoleh persamaan fungsional yang baru untuk integral Poisson. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan fungsional secara berulang, dan menggunakan konsep barisan fungsi pada integral Poisson diperoleh I(x)0 untuk x 1.
Ketiga turunan parametrik dengan menggunakan aturan Leibnitz pada integral Poisson diperoleh I'
x . Selanjutnya ditunjukkan untuk I'
0 0dan I'
x 0untuk.
0
x Dalam menunjukkan I'
x 0 untuk x0 digunakan persamaan kernel Poisson, diperoleh I
x C untuk x0.Sehingga diperoleh I(x)0 untuk x 1.Keempat deret tak-hingga dengan menunjukkan nilai integral Poisson dengan deret tak-hingga, diberikan persamaan kernel Poisson. Dalam menyelesaikan persamaan kernel Poisson digunakan pecahan parsial dan fungsi trigonometrik pada bilangan kompleks, berikutnya diperoleh bentuk deret tak-hingga untuk persamaan kernel Poisson. Selanjutnya integralkan kedua ruas tersebut terhadap x dari 0 ke x. Dari hasil integral tersebut integralkan kembali terhadap dari 0 ke , selanjutnya dengan menggunakan konsep deret yang konvergen seragam pada hasil integral tersebut, diperoleh I(x)0 untuk x 1.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anton, H. 1987. Aljabar Linear Elementer, 6nd Ed. Terjemahan Elementary Linear Algebra, Sixth Edition, oleh Silaban, Pantur & I. N Susila. Erlangga, Jakarta.
[2] Apostol, T. M. 1974. Mathematical Analysis. Second Edition. Adison-Wesley Publishing Company, New York.
[3] Bartle, R. G & D. R. Serbet.2000. Introduction to Real Analysis. Third Edition.
Jhon Wiley & sonc, Inc. New york.
[4] Chen. H. 2002. Four Ways to Evaluate a Poisson Integral. ProQuest Science Journals. 75 (4):290-294.
[5] Poliouras, J. D. 1987. Peubah Kompleks Untuk Ilmuan dan Insinyur. Terjemahan Complex Variables For Scientists and Engineers, oleh Drs. Wibisono Gunawan.
Erlangga, Jakarta.
[6] Purcell, E. J. & D. Verbeg. 1987. Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitis Edisi Kelima:Jilid 1. Terjemahan Calculus With Analytic Geometry, Fifth Edition, oleh Susila, I. N., B. Kartasasmita & Rawuh. Erlangga, Jakarta.
[7] Rudin, W. 1976. Principles of Mathematical Analysis. Third Edition. McGraw- Hill, Inc. Tokyo.
[8] Stewart. J. 1998. Kalkulus, Edisi Kempat:Jilid 1. Terjemahan Calculus, Fourth Edition, oleh Susila, I. N & Gunawan, H. Erlangga, Jakarta.