USAHA PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILLAHI MELALUI RENUNGAN
BAGI UMAT PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Cloudina Bayu Asmara Riyanto NIM : 991124014
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
S K R I P S I
USAHA PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILLAHI MELALUI RENUNGAN
BAGI UMAT PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA
Oleh :
Cloudina Bayu Asmara Riyanto NIM : 991124014
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
USAHA PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILLAHI MELALUI RENUNGAN
BAGI UMAT PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA
Di persiapkan dan ditulis oleh :
Cloudina Bayu Asmara Riyanto NIM : 991124014
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Maret 2007
dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda tangan
Ketua : Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M. Ed.
Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK, M. Pd. Anggota : 1. Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ
2. Dra. J. Sri Murtini, M. Si.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Semua orang yang tergerak untuk mempelajari dan menekuni doa Devosi
Kerahiman Illahi di manapun orang-orang tersebut berada, secara khusus
Paguyuban Doa Devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
M O T T O
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan
layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Maret 2007
Penulis,
ABSTRAK
USAHA PENGEMBANGAN KEHIDUPAN DEVOSI KEPADA
KERAHIMAN ILLAHI MELALUI RENUNGAN BAGI UMAT PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA dipilih berdasarkan keprihatinan, karena tidak adanya usaha pengembangan kegiatan doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Pugeran. Doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Pugeran, sudah berjalan dengan rutin dan banyak umat yang mengikutinya. Paroki sudah menyediakan tempat, waktu, buku panduan dan tenaga, demi terlaksananya kegiatan doa Devosi Kerahiman Illahi. Doa devosi Kerahiman Illahi diadakan, untuk membantu umat dalam proses mengembangkan imannya. Diharapkan dengan adanya doa devosi Kerahiman Illahi, umat dapat terbantu dalam pergulatan menghadapi permasalahan hidupnya, sehingga tetap memiliki kekuatan untuk menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah, apapun situasi hidup yang dialaminya.
Oleh karena itu, dalam skripsi ini Penulis menguraikan tiga hal pokok. Pertama Penulis mengkaji secara sederhana mengenai pelaksanaan kegiatan doa devosi Kerahiman Illahi, di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, melalui penelitian. Bagian kedua Penulis memaparkan idealitas dari kegiatan kerasulan doa devosi Kerahiman Illahi, berdasarkan pandangan para ahli. Penulis juga menggali dan mendalami doa devosi Kerahiman Illlahi dengan melakukan studi pustaka, untuk memperoleh masukan untuk direfleksikan, sehingga memperoleh gagasan-gagasan pengembangan, untuk disumbangkan bagi umat yang berdevosi kepada Kerahiman Illahi, untuk digunakan oleh tim doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, dengan dilengkapi narasi pengalaman manusiawi.
ABSTRACT
THE EXISTENCE OF DEVOTION PRAY “KERAHIMAN ILLAHI” ACTIVITY DEVELOPMENT EFFORT IN HATI KUDUS YESUS PUGERAN PARISH YOGYAKARTA is chosen based on the concern since there is no devotion pray of God’s Mercy activity development effort in Pugeran Parish. The devotion pray of God’s Mercy in Pugeran Parish has been continuously endured and followed by the community. The Parish has arranged the place, time, guide book and human resources to support the implementation of devotion pray of God’s Mercy activity. It is hoped that the existence of devotion pray of God’s Mercy can help the community in their struggling of life problems, as a result they still have power to continue their life as God will in any kind of life circumstances.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab
berkat rahmat dan kasih-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
Usaha Pengembangan Kehidupan Devosi Kepada Kerahiman Illahi Melalui Renungan Bagi Umat Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta.
Penulis memilih dan menulis judul tersebut, karena ingin membantu umat di
Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, dalam usahanya mendalami dan
menekuni doa Devosi Kerahiman Illahi dan sekaligus sebagai tanda cinta kasih
penulis, karena umat di Paroki Pugeran Yogyakarta, telah memberikan banyak
kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan
mengembangkan diri. Penulis berharap, dengan skripsi ini dapat memberikan
sedikit sumbangan untuk Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta
khususnya dan semua Gereja pada umumnya.
Penulis mampu menulis skripsi ini sampai selesai, hanya karena kasih dan
rahmat Tuhan, yang penulis alami dan rasakan melalui sesama. Dukungan yang
diberikan oleh sesama kepada penulis, adalah dukungan dalam bentuk doa,
semangat, kerjasama, dan perhatian yang baik. Menyadari semua itu maka pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua saja
1. Bapak dan ibu yang mau membimbing dan berkorban secara materiil
dan spirituil bagi penulis.
2. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ, selaku dosen pembimbing skripsi atas
kerelaan waktu, ketelitian, dan kesabarannya membimbing penulis
selama masa penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen penelitian, atas kerelaan
waktu, perhatian dan kesabarannya dalam membimbing penulis, untuk
mempersiapkan, melaksanakan dan mengolah hasil penelitian tentang
kegiatan doa Devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus
Pugeran Yogyakarta.
4. Romo Dr. C.B. Putranta, SJ; selaku dosen wali yang telah
memperhatikan, membimbing dan mendampingi penulis, selama proses
perkuliahan di IPPAK – USD.
5. Para dosen, karyawan, petugas sekretariat, staf perpustakaan dan seluruh
karyawan IPPAK – USD yang telah memberikan perhatian, dukungan,
nasehat dan suasana persaudaraan selama proses perkuliahan.
6. Para romo yang pernah berkarya di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
Yogyakarta, atas waktu, perhatian, nasehat dan kerjasamanya, kepada
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Paguyuban doa Devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus
Pugeran Yogyakarta, atas waktu, perhatian dan kerjasamanya, sehingga
8. Rekan-rekan mahasiswa IPPAK angkatan 1999 / 2000, atas
persaudaraan, perhatian, dukungan dan perjuangan bersama selama masa
perkuliahan.
9. Siapa saja yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas
segala dukungan, perhatian, kerjasama, nasehat dan kebaikkannya yang
telah diberikan kepada Penulis.
Yogyakarta, 20 Februari 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
MOTTO ………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ……….. viii
KATA PENGANTAR ……….. ix
DAFTAR ISI ………. xii
DAFTAR SINGKATAN ……….. xviii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 2
B. Rumusan Masalah ……… 5
C. Tujuan Penulisan ………. 5
D. Manfaat Penulisan ……….. 6
E. Metode Penulisan ……… 6
F. Sistematika Penulisan ………. 7
BAB II DOA SEBAGAI PUSAT HIDUP ORANG BERIMAN …… 10
A. Makna dan Peranan Doa Dalam Kehidupan Sehari-hari …………. 11
1. Makna dari doa ……….. 11
3. Hasil atau Buah dari Ketekunan Doa ……….. 17
B. Doa dan Devosi Menurut Kitab Suci ………. 20
1. Doa menurut Kitab Suci ……….. 20
2. Doa dalam tradisi Perjanjian Lama ………. 23
3. Yesus sebagai guru doa ……….. 26
4. Kehidupan devosional dalam Kitab Suci ……….. 29
BAB III DOA DEVOSI DALAM GEREJA KATOLIK ………. 33
A. Makna dan Peranan doa devosi dalam kehidupan sehari-hari ……… 33
B. Sejarah dan Latar Belakang doa devosi ……… 37
C. Kehidupan doa devosi pada zaman sekarang ……… 42
D. Kedudukan devosi dalam penghayatan iman Kristiani ………. 46
E. Hal-hal yang mendukung praktek doa Devosi yang sehat ……….. 48
F. Bentuk-bentuk doa devosi yang berkembang dalam Gereja Katolik … 50 1. Devosi kepada Roh Kudus ……… 50
2. Devosi kepada Bunda Maria ………. 51
3. Devosi kepada Sakramen Maha Kudus ……… 52
4. Devosi kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus ………. 53
G. Latar belakang, bentuk, isi, dan peranan doa devosi Kerahiman Illahi ………. 54
1. Latar belakang doa devosi Kerahiman Illahi ……… 55
a. Gambar Yesus Yang Maha Rahim ……….. 61
b. Pesta Kerahiman Illahi ……… 62
c. Koronka atau Rosario Kerahiman Illahi ……… 63
d. Jam Kerahiman ……. ……….. 64
e. Pengembangan doa devosi Kerahiman Illahi ……… 65
4. Bentuk dan isi doa devosi Kerahiman Illahi ……… 67
BAB IV KEGIATAN DOA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA ……… 69
A. Gambaran Umum Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta 70 1. Keadaan Geografis ………. 70
2. Umat di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta …….. 72
a. Situasi Umat ……… 73
b. Situasi Ekonomi, Sosial dan Budaya ……….. 74
c. Kegiatan Pastoral ……… 76
B. GAMBARAN UMUM KEGIATAN DOA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA ……… 82
C. PENELITIAN DOA DEVOSI KERAHIMAN ILLAHI DI PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA 84 1. Tujuan Penelitian ……… 85
2. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 86
3. Metode Penelitian ……… 86
4. Responden Penelitian ………. 86
6. Variabel Penelitian ……….. 88
7. Hasil Penelitian ……… 88
8. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 98
a. Identitas responden ……… 99
b. Motivasi umat berdoa kepada Kerahiman Illahi ………… 100
c. Hambatan dan Peranan doa devosi Kerahiman Illahi bagi umat di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta ……… 101
d. Kebutuhan Umat yang mengikuti doa devosi Kerahiman Ilalhi demi peningkatan mutu pelaksanaan doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta ……… 102
D. KONKLUSI ATAS HASIL PENELITIAN DOA DEVOSI KERAHIMAN ILLAHI DI PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA ………. 103
BAB V USULAN PROGRAM RENUNGAN DOA DEVOSI KERAHIMAN ILLAHI DI PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN YOGYAKARTA DENGAN MODEL RENUNGAN NARATIF EKSPERIENSIAL ……….. 105
A. Latar belakang Program ……….. 106
B. Latar belakang Pemilihan Tema ………. 107
C. Penjabaran Tema dan Tujuan ……… 108
2. Untuk para imam-biarawan-biarawati ……… 109
3. Untuk orang-orang saleh dan setia ………. 111
4. Untuk orang-orang yang belum percaya kepada Allah ……….. 111
5. Untuk mereka yang memisahkan diri dari Gereja Katolik …….. 112
6. Untuk anak-anak dan mereka yang lemah lembut dan rendah hati ……… 113
7. Untuk mereka yang menghormati dan memuliakan Kerahiman Tuhan ……… 115
8. Untuk jiwa-jiwa di api penyucian ………. 115
9. Untuk orang-orang yang acuh tak acuh ……… 116
D. Penjabaran Program ……… 118
E. Petunjuk Pelaksanaan Program ……….. 125
F. Contoh-contoh Persiapan Pelaksanaan Doa Devosi Kerahiman Illahi 126 BAB VI PENUTUP ……….. 218
A. KESIMPULAN ……… 221
B. SARAN ………. 222
1. Sosialisasi tentang doa devosi Kerahiman Illahi ………. 223
2. Pendamping atau koordinator untuk pelaksanaan doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta ………. 223
3. Bentuk dan metode dari doa devosi Kerahiman Ilalhi ………… 223
DAFTAR PUSTAKA ……… 225
LAMPIRAN ……….. (227)
1. Kuesioner pendapat umat yang mengikuti Doa Devosi Kerahiman Illahi …….………... (228)
2. Doa Koronka Devosi Kerahiman Illahi ……… (234)
3. Doa Litani Kepada Kerahiman Illahi ……… (235)
4. Teks lagu “Biar Kanak-Kanak” ………. (237)
5. Teks lagu “Belajarlah Pada-Ku” ……….. (238)
6. Teks lagu “Yezu Ufam Tobie” ………. (239)
DAFTAR SINGKATAN
A. SINGKATAN KITAB SUCI
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab suci Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru : dengan Pengantar dan Catatan Singkat.
(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik
Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende :
Arnoldus, 1984 / 1985, hal. 8.
B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA
SC :Sacrosanctum Concilium,Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963
C. SINGKATAN LAIN
ARDAS KAS : Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang
BCH : Buku Catatan Harian
Bdk : Bandingkan
MPP : Mudika Paroki Pugeran
No : Nomor
PIA : Pendampingan Iman Anak
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Sr : Suster
BAB I
PENDAHULUAN
Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Ibadat Harian menyatakan : “maka dari itu semua orang yang mendoakan Ibadat harian, menunaikan
tugas Gereja, maupun ikut serta dalam kehormatan tentang Mempelai
Kristus. Sebab seraya melambungkan pujian kepada Allah, mereka berdiri di
hadapan takhta Allah atas nama Bunda Gereja.” ( SC art 85 ).
Artikel tersebut menyatakan secara jelas, bahwa yang dinamakan doa atau
ibadat harian penting untuk ditekuni. Doa menjadi sarana untuk melambungkan
pujian kepada Allah dan menjadi bukti keikutsertaan sebagai warga Gereja yang
baik.
Gereja menyadari ketekunan menjalankan doa pribadi atau doa bersama, akan
menjadi kekuatan dalam menghadapi berbagai macam problematika kehidupan
manusia. Allah yang menjadi sumber kekuatan dan keselamatan, menjadi hidup di
dalam hati manusia, apabila manusia mau tekun berdoa. Menyadari pentingnya
peranan doa bagi umat manusia, maka Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
Yogyakarta, mengambil bagian dalam karya kerasulan doa, dengan mengadakan
doa Devosi Kerahiman Ilahi secara rutin.
Skripsi ini memusatkan perhatian pada usaha peningkatan mutu doa devosi
Yogyakarta. Maka pada bagian pendahuluan ini, secara berturut-turut Penulis
akan menguraikan mengenai latar balakang penulisan, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, metode dan sistematika penulisan.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di zaman yang modern ini sering terjadi bahwa hidup doa, belum menjadi
sesuatu yang menarik apalagi menggairahkan untuk ditekuni. Walaupun sebagian
besar orang sebenarnya tahu, bahwa doa sebenarnya merupakan usaha
mengadakan hubungan yang pribadi dengan Allah, sebagai suatu sarana untuk
semakin dekat dengan Allah Sang Pencipta, agar hidup manusia di dunia ini dapat
mengalami kebahagiaan lahir dan batin. Namun pada kenyataannya sering
dijumpai kegiatan-kegiatan doa, baik itu yang dilakukan secara pribadi maupun
bersama-sama (kelompok), kurang mendapatkan perhatian dan minat untuk
diikuti, apalagi untuk ditekuni.
Pada awalnya kegiatan-kegiatan doa memang sangat semarak. Orang
begitu antusias dan tekun untuk berdoa dan mampu menjalankan doa-doa, yang
diyakininya mampu memberi semangat dan kekuatan dalam hidup ini, sekaligus
juga diyakini mampu memecahkan segala macam problematika kehidupan
manusia di dunia ini., namun pada akhirnya mereka berhenti berdoa. Banyak
orang yang pada awalnya begitu antusias dan tekun berdoa, semakin lama
semakin mengendor semangatnya, bahkan tidak menjalankan lagi doa-doanya.
Menciptakan suasana doa yang baik, perlu adanya upaya peningkatan
tersebut dapat dilakukan melalui penjelasan dan ajakan kepada semua orang untuk
menyadari pentingnya doa. Doa yang sungguh dilakukan oleh orang beriman
merupakan sarana berkomunikasi dengan Tuhannya, akan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kehidupan sehari-hari masing-masing pribadi tersebut.
Seseorang bisa menyadari dan mengalami peran serta Tuhan dalam kehidupannya
melalui doa. Dengan tekun berdoa, manusia akan terbantu menghadapi kesibukan
di dunia ini. Setidaknya dengan doa orang akan tetap memiliki arti dan arah hidup
yang positif, meski di tengah-tengah suasana kehidupan hiruk-pikuk dunia
modern ini.
Upaya untuk meningkatkan mutu hidup doa dapat dilaksanakan melalui
doa Devosi kerahiman Illahi. Doa devosi Kerahiman Illahi menjadi salah satu
bentuk doa, yang bila dilaksanakan dengan tekun, mampu memberi kesegaran
rohani bagi manusia, sehingga manusia memiliki kekuatan menghadapi segala
macam tantangan dan problematikanya di dalam kehidupan sehari-hari.
Doa devosi Kerahiman Illahi secara khusus mengajak manusia, untuk
merenungkan sifat kerahiman yang dimiliki oleh Allah, yakni Allah Yang
Maharahim, yang mau mengampuni dosa umat manusia yang mau bertobat. Sifat
Allah Yang Maharahim, menuntut manusia untuk bisa juga membangun sikap
rekonsiliasi dengan diri sendiri dan juga dengan semua orang. Dengan adanya
sikap rekonsiliasi antar semua manusia, akan menciptakan suasana hidup yang
damai.
Doa-doa devosi juga hidup dan berkembang di Paroki Pugeran. Doa
yang ada di Paroki Pugeran yakni Doa Novena Taize yang dilaksanakan setiap
Minggu ke III pukul 20. 00 WIB, doa Novena Tiga Salam Maria, yang
dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 21. 00 WIB dan doa devosi Kerahiman Illahi
setiap hari Jumat pukul 21.00 WIB. Begitu banyak kegiatan hidup doa umat,
sehingga begitu banyak kelompok doa devosi yang berkembang di sana. Penulis
ingin mengetahui latarbelakang umat mengikuti doa devosi tersebut. Penulis akan
mengambil salah satu bentuk doa devosi yang berkembang di Paroki Pugeran
yakni doa devosi kepada Kerahiman Illahi, karena banyak yang mengikuti doa
devosi tersebut. Agar dapat mengetahui motivasi umat mengikuti doa devosi
Kerahiman Illahi tersebut, maka dapat diajukan beberapa pertanyaan untuk
dijadikan bahan permenungan yakni : Apakah umat di Paroki Pugeran sungguh
mengetahui apa yang dikerjakan ? Apakah doa ini dapat membawa mereka kepada
perubahan sikap hidup yang semakin positif ? atau apakah mengikuti Doa Devosi
ini hanya karena ikut-ikutan saja ataukah ada alasan lainnya yang
melatarbelakangi mereka ikut Doa Devosi tersebut ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis ingin memberikan
sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
permenungan baik secara pribadi maupun kelompok, sekaligus juga ingin
memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran bentuk doa devosi Kerahiman
doa devosi Kerahiman Illahi ini, mereka semakin mampu menghadapi
tantangan-tantangan hidupnya sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Dimanakah letak pentingnya doa yang dilaksanakan secara rutin dalam
kehidupan sehari-hari umat Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
Yogyakarta ?
2. Model-model renungan macam apakah yang dapat digunakan dan
dikembangkan oleh umat Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta,
agar dapat membantu pengembangan doa devosi Kerahiman Illahi ?
3. Usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan oleh umat di Paroki Hati
Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta dalam upaya meningkatkan mutu
kehidupan doanya ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Membantu umat agar dapat semakin memahami pentingnya doa yang
dilakukan secara rutin, sehingga memotivasi umat untuk tetap tekun
berdoa
2. Menemukan model-model renungan yang dapat digunakan dalam doa
devosi Kerahiman Illahi yang perlu dikembangkan, agar dapat
meningkatkan mutu kehidupan doa devosi Kerahiman Illahi bagi umat di
Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, tanpa mengubah doa-doa
3. Membantu tim doa Devosi Kerahiman Illahi, menemukan pokok-pokok
praksis doa novena Kerahiman Illahi yang perlu dikembangkan, agar
dapat meningkatkan mutu kehidupan doa devosi Kerahiman Illahi bagi
umat di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta.
4. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sarjana strata I di
IPPAK-USD.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Tersediannya acuan untuk mengembangkan kehidupan doa bersama
umat di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, dalam usaha
meningkatkan mutu hidup doanya, melalui doa devosi Kerahiman Illahi.
2. Tersediannya acuan untuk mengembangkan suasana dan model doa
bersama, sehingga bentuk dan suasana hidup doa devosi Kerahiman
Illahi yang sudah berjalan dapat mengalami perkembangan.
E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif
analistis yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang
diperoleh baik melalui pengalaman maupun melalui studi pustaka. Namun
demikian, penulis juga menggunakan metode reflektif untuk mengungkapkan
hasil refleksinya atas pengalaman-pengalaman yang terjadi, berhubungan dengan
Kerahiman Illahi dan usahanya dalam membantu tim untuk meningkatkan mutu
doa devosi Kerahiman Illahi.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul skripsi yang dipilih adalah : USAHA PENGEMBANGAN
KEHIDUPAN DEVOSI KEPADA KERAHIMAN ILLAHI MELALUI
RENUNGAN BAGI UMAT PAROKI HATI KUDUS YESUS PUGERAN
YOGYAKARTA. Judul ini akan diuraikan dalam 6 bab sebagai berikut :
BAB I adalah pendahuluan. Dalam bab pendahuluan ini, penulis
menguraikan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II penulis membahas tentang doa sebagai pusat hidup orang beriman.
Bagian pertama membahas tentang Makna dan peranan doa dalam kehidupan
sehari-hari, yang meliputi makna dari doa, doa sebagai usaha untuk mengenal
Tuhan, dan hasil atau buah dari ketekunan doa. Bagian kedua membahas tentang
doa dan Devosi menurut Kitab Suci yang meliputi doa menurut Kitab Suci, doa
dalam tradisi Perjanjian Lama, Yesus sebagai guru doa, dan Kehidupan
Devosional dalam Kitab Suci.
Bab III penulis membahas tentang doa devosi dalam Gereja Katolik. Bab
ini dibagi dalam delapan bagian. Bagian pertama membahas tentang makna dan
peranan doa devosi dalam Gereja Katolik. Bagian kedua membahas tentang
sejarah dan latar belakang doa devosi dalam Gereja Katolik. Bagian ketiga
membahas tentang kedudukan devosi dalam penghayatan iman Kristiani. Bagian
kelima membahas tentang hal-hal yang mendukung praktek doa Devosi yang
sehat. Bagian keenam membahas tentang bentuk-bentuk doa Devosi yang
berkembang dalam Gereja Katolik, terdiri dari : Devosi kepada Roh Kudus,
Devosi kepada Bunda Maria, Devosi kepada Sakramen Maha Kudus dan Devosi
kepada Hati Yesus Yang Maha Kudus. Bagian ketujuh membahas tentang latar
belakang, bentuk, isi dan peranan doa Devosi Kerahiman Illahi, terdiri dari : latar
belakang doa Devosi Kerahiman Illahi, Peranan doa Devosi Kerahiman Illahi
dalam kehidupan sehari-hari, Inti dari doa Devosi Kerahiman Illahi, terdiri dari :
gambar Yesus Yang Maharahim, Pesta Kerahiman Illahi, Koronka atau Rosario
Kerahiman Illahi, Jam Kerahiman Illahi dan Pengembangan doa devosi
Kerahiman Illahi. Dan bagian terakhir membahas tentang bentuk dan isi doa
Devosi Kerahiman Illahi.
Bab IV penulis membahas tentang kegiatan doa di Paroki Hati Kudus
Yesus Pugeran Yogyakarta. Bab ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama
membahas gambaran umum Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta, terdiri
dari Keadaan geografis dan umat di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
Yogyakarta, terbagi dalam : situasi umat, situasi ekonomi, sosial dan budaya dan
kegiatan pastoral. Bagian kedua membahas tentang gambaran umum kegiatan doa
di paroki Pugeran Yogyakarta. Bagian ketiga membahas tentang penelitian doa
devosi Kerahiman Illahi di Paroki Pugeran Yogyakarta, terdiri dari tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, responden penelitian,
penelitian, terdiri dari : Identitas responden, motivasi umat berdevosi kepada
Kerahiman Illahi, hambatan dan peranan doa Devosi Kerahiman Illahi dan
kebutuhan umat yang mengikuti doa Devosi Kerahiman Illahi demi peningkatan
mutu pelaksanaan doa Devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus
Pugeran Yogyakarta. Dan bagian terakhir membahas tentang Konklusi atas Hasil
Penelitian doa devosi Kerahiman Illahi di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran
Yogyakarta.
Bab V penulis membahas usulan program doa devosi Kerahiman Illahi di
Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran Yogyakarta dengan model renungan naratif
eksperiensial. Bab ini dibagi dalam enam bagian. Bagian pertama tentang latar
belakang penyusunan program. Bagian kedua tentang Latar belakang pemilihan
tema. Bagian ketiga penjabaran tema dan tujuan. Bagaian keempat tentang
Penjabaran program. Bagian kelima tentang petunjuk pelaksanaan program.
Bagian keenam tentang contoh-contoh persiapan pelaksanaan doa devosi
Kerahiman Illahi.
Bab VI adalah Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari
BAB II
DOA SEBAGAI PUSAT HIDUP ORANG BERIMAN
Doa yang ditekuni dan dihayati dengan sungguh-sungguh, dapat membawa
dampak pada kedewasaan iman. Kedewasaan iman dapat menciptakan
kebahagiaan dalam kehidupan manusia, karena iman yang dewasa membawa
manusia semakin dekat kepada Allah Sang Sumber Kebahagiaan sejati.
Kebahagiaan dan kedamaian diinginkan dalam setiap peristiwa kehidupan
manusia. Jika manusia ingin hidup damai dan bahagia, salah satunya adalah
melalui doa. Menyadari hal ini maka Gereja mencoba memberi penjelasan tentang
doa yang dapat membuahkan kedamaian dan kebahagiaan.
Penjelasan dari Gereja tentang doa yang benar, diharapkan dapat membantu
semua umatnya untuk mengetahui doa yang baik dan benar, kemudian
pengetahuan yang baik dan benar tersebut, diwujudkan dalam doa pribadi, agar
dekat dengan Allah. Maka pada bab II ini penulis ingin memberikan sedikit
penjelasan tentang makna dan peranan doa dalam kehidupan sehari-hari dan
makna dan peranan doa menurut Kitab Suci.
Penulis berharap dengan penjelasan tersebut, dapat membantu semua orang
untuk meningkatkan mutu doa pribadinya, sehingga hubungan antar pribadi
dengan Allah dapat terjalin dengan baik. Hubungan yang baik dengan Allah, dapat
A. Makna dan Peranan Doa dalam kehidupan sehari-hari
Setiap pribadi umumnya mengetahui yang dinamakan dengan doa.
Dalam kehidupan sehari-hari masing-masing pribadi memiliki cara dan
pemahaman masing-masing tentang doa dan memiliki alasan yang berbeda-beda
bila mereka berdoa. Ada yang ingin mengucapkan syukur, ada yang memohon
anugerah tertentu dan yang lainnya lagi ingin berjumpa dengan Tuhan secara
pribadi. Maka dari itu bagi sebagian besar orang, doa sering dipahami sebagai
suatu cara untuk berbicara dengan Tuhan secara pribadi.
Apakah Tuhan menghendaki supaya manusia berhubungan dengan-Nya
secara Pribadi ? jawabannya adalah ya. Masalahnya sejauh mana manusia mau
menanggapi dan memenuhi kehendak Tuhan tersebut. Tuhan menghendaki
manusia melibatkan-Nya dalam setiap peristiwa kehidupan manusia, agar dalam
segala macam peristiwa kehidupan yang seperti apapun yang dialami, manusia
tetap dapat menghadapinya secara benar sehingga akan mengalami kebahagiaan
pada akhir hidupnya.
1. Makna dari doa
…. Dalam hal ini Tom Jacobs (2004 : 15-17) mengatakan :
Sebaliknya jika seseorang belum menyadari peranan doa dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai manusia yang masih berjuang di tengah
dunia ini, ia akan mudah putus asa dan loyo dalam menghadapi setiap
tantangan hidupnya karena peran serta Allah tidak dirasakan. Sebagai
akibatnya manusia merasa hidup dan berjuang sendiri. Mereka kurang
menyadari bahwa segala macam usaha yang berhasil, tidak lepas dari peran
serta Allah. Manusia menjadi “robot” dalam menjalani setiap peristiwa
kehidupan. Lebih parah lagi manusia menjadi mudah frustasi dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam syahadat iman katolik, orang Katolik mengakui imannya kepada
Allah. Sebagai manusia Kristiani, kita menyebut Allah dengan sebutan
Bapa. Dalam hal ini berarti kita mengakui bahwa Allah berhubungan secara
pribadi dengan kita masing-masing. Bahkan hubungan yang ingin dibangun
antara manusia dengan Allah seperti hubungan seorang anak dengan
bapaknya. Oleh karena itu Allah menghendaki manusia tetap berkomunikasi
dengan-Nya seperti seorang anak dengan Bapaknya, Allah menghendaki
dalam setiap peristiwa kehidupan, manusia selalu melibatkan Allah
sehingga bantuan Allah dapat dimanfaatkannya. Inilah wujud kasih Allah
kepada manusia. Rahmat kasih Allah kepada manusia inilah, yang perlu
digunakan untuk landasan dasar manusia dalam membangun hidup doanya
dan dalam hubungannya dengan sesama.
Allah yang penuh kasih dan pengampun telah menyapa dan mengasihi
menderita. Maka sebagai manusia yang lemah dan penuh dosa, sudah
sepantasnyalah mau menanggapi kasih Allah tersebut. Wujud konkret
sebagai manusia yang mau mananggapi kasih Allah, adalah mau
membangun hubungan pribadi dengan Allah seperti seorang anak dengan
Bapak, dan manusia dapat membangun hubungan secara pribadi dengan
Allah, salah satunya adalah melalui doa yang sungguh-sungguh dan
kontinyu.
Jika manusia menyadari rahmat kasih Allah tersebut, maka ia akan
dapat memahami makna dari doa. Doa yang dilakukan secara rutin, tidak
akan membuatnya jenuh untuk menjalaninya, atau orang tersebut tetap akan
tekun berdoa walaupun dalam situasi kehidupan seperti apapun. Atau orang
tersebut tetap terlihat tabah dan bersemangat dalam berhubungan dengan
Allah, walaupun kesulitan-kesulitan menghimpitnya, karena orang tersebut
sudah menyadari peran dan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Doa sebagai usaha untuk mengenal Tuhan
Kehidupan dan kegiatan doa belum begitu diminati untuk ditekuni,
salah satu penyebabnya mungkin karena doa yang dilakukan dirasakan
hanya sebagai suatu kewajiban saja. Belum sebagai suatu sarana
membangun komunikasi dengan Allah, baru dialami sebagai suatu
kewajiban belaka, yang mungkin karena takut dianggap bukan orang
beriman bila tidak berdoa. Jika doa dilakukan hanya karena kewajiban,
dilaksanakan sebatas suatu rutinitas sehari-hari saja. Maka disaat kesibukan
di dunia ini bertambah, karena tugas-tugasnya, hidup doa juga menjadi
terbengkalai, bahkan terlupakan. Akibatnya segala macam kegiatan hidup
sehari-hari yang sudah dilakukan, terasa tidak punya makna, hidup menjadi
tidak berarti. Hidup dirasa hanya sebagai suatu rutinitas saja. Orang yang
bersangkutan akan menjadi loyo dalam menghadapi rutinitas hidupnya.
Lebih berbahaya lagi jika ini dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak
peduli peran serta Allah dalam kehidupannya. Orang kemudian akan
menjadi sombong karena dianggap bahwa semua usaha berhasil, karena
perjuangannya sendiri dan tidak memerlukan peran serta dari Allah.
Sebaliknya jika orang yang bersangkutan mau untuk menjalankan
kehidupan doa secara teratur dan rutin maka akan memiliki kedewasaan
iman atau orang tidak akan menjadi sombong apabila tengah mengalami
keberhasilan dan juga tetap akan tabah apabila mengalami kegagalan dalam
hidupnya, karena Allah dihayati berperan serta didalam kehidupannya. Jadi
apapun situasi hidup yang dialami, ia merasa didampingi Allah.
Sebenarnya jika seseorang mampu menghayati dengan
sungguh-sungguh makna dari doa, yakni sebagai sarana untuk membangun
komunikasi secara pribadi dengan Allah, hal ini akan sangat membantu
seseorang untuk tetap menekuni doanya. Doa yang sudah dirasakan sebagai
suatu kebutuhan, akan memacu semangat orang untuk selalu berdoa, dalam
situasi apapun. Suasana seperti apapun mungkin sibuk dalam tugas, sakit,
seseorang berhenti dalam menekuni doanya. Karena doa sudah dirasakan
manfaatnya, seseorang merasa peran serta Allah ada dalam setiap situasi
hidupnya dan peran serta Allah dapat dihayati antara lain melalui doa.
…. Dalam hal ini Darminta (1998 : 22-24) berpendapat :
Salah satu kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia adalah berdoa. Berdoa muncul karena manusia memiliki gerak untuk menyapa dan menemui yang lain. Kalau yang lain itu adalah Dia, yang ada sangkut pautnya dengan misteri hidup manusia, maka gerak untuk menyapa dan menemui yang lain menjadi suatu doa.” Maka dari itu sebagai manusia yang masih membutuhkan peran serta dari Allah dan sesama disekitarnya hidup doa menjadi suatu cara untuk mendekatkan diri dengan Allah dan sesama.
Dari pendapat yang diungkapkan di atas mau mengungkapkan bahwa
kemampuan dan kemauan manusia untuk menekuni doa dalam hidupnya,
merupakan anugerah dari Allah yang rasanya amat penting untuk
diutamakan dalam hidup ini. Jangan sampai sebagai manusia rahmat dari
Allah tersebut, disia-siakan begitu saja. Perjumpaan dengan Allah melalui
doa akan sangat meneguhkan dan memberi kedamaian kepada manusia
dalam menghadapi penderitaan hidupnya. Doa menjadi sarana manusia
untuk kontak dan berjumpa dengan Allah. Perjumpaan dengan Allah
melalui doa dapat diwujudkan dengan kata-kata ( saling berbicara dari hati
ke hati), hening dihadapan Tuhan, dan masih banyak lagi.
Doa sebagai sarana mengembangkan hubungan manusia dengan Tuhan
dan sesama. Doa yang sungguh-sungguh dari hati manusia akan memiliki
kekuatan untuk dapat mengubah hidup manusia. Doa yang menjadi sarana
dimampukan menghadapi kemelut kehidupannya, bahkan mampu memberi
kekuatan kepada manusia untuk membangun semangat pertobatannya.
Sebagai contoh konkret, dapat dilihat adalah kisah pengalaman pertobatan
Paulus. Saulus yang dikenal sebagai penjahat yang mengejar dan
membunuh para pengikut Kristus, begitu ada pengalaman iman yakni
berjumpa secara pribadi dengan Allah melalui suara panggilanNya, mau
bertobat dan mengkuti Allah dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan
menjadi abdi dan pewarta karya keselamatan Allah.
… Dalam hal ini Darminto (1998 : 26-27) berpendapat :
Doa sebagai peristiwa berjumpa dan berdialog dengan Allah merupakan saat membangun diri dalam relasi yang semakin menjadi penuh. Perjalanan hidup manusia merupakan perjalanan menuju ke kepenuhan hidup dalam relasi, yang didalamnya semakin dialami secara mendalam bahwa Allah terlibat dalam hidup manusia dan manusia terlibat dalam hidup Allah.
Maka semakin jelas bahwa manusia memang membutuhkan untuk
berelasi dengan Allah. Karena tidak adanya relasi dengan Allah akan
membuat manusia semakin merasa sendirian ditengah kemelut hidupnya.
Jika sudah merasa sendirian, maka manusia akan menjadi cepat putus asa
dalam menghadapi tantangan-tantangan hidupnya. Maka relasi doa
mengandaikan adanya relasi timbal balik antara manusia dengan Allah.
Manusia berkomunikasi dengan Allah melalui doa dan Allah mendengarkan
doanya. Juga sebaliknya manusia mau mendengarkan sabda Allah melalui
Kitab Suci dan hati nurani kemudian menaatinya dalam kehidupan
3. Hasil atau buah dari ketekunan doa
Doa yang dilakukan oleh orang Kristiani, sesungguhnya dapat memiliki
daya atau kekuatan yang dapat mengubah hidup seseorang untuk bisa
berkembang secara positif. Buah dari doa dapat dirasakan seseorang, jika
didalam doa seseorang tersebut, ia sungguh-sungguh mau berkomunikasi
dengan Alah.
Hasil atau buah dari doa tidak dapat dirasakan, jika motivasi orang mau
berdoa kurang sehat. Seperti mau berdoa karena adanya kebutuhan pribadi
atau takut dianggap sebagai orang yang tidak beriman dan masih banyak
lagi. Motivasi doa yang kurang sehat mengakibatkan semangat doa juga
mudah mengendor. Semakin lama bisa saja berhenti dan orang tidak mau
lagi menjalankan kehidupan doanya secara rutin.
Maka dari itu doa juga dapat menjadi saran dari proses pergulatan
hidup manusia yang masih berjuang di dunia ini. Buah dari doa tidak dapat
seketika itu juga dirasakan. Dalam hal ini seseorang membutuhkan proses
dan waktu untuk dapat merasakan hasil atau buah dari doa. Hanya
masing-masing pribadilah yang bisa merasakan, apakah doanya membawa
buah-buah dalam kehidupannya atau tidak.
Untuk dapat merasakan buah-buah dari doa, seseorang perlu menekuni
doanya. Seperti orang yang ingin menjalin hubungan yang lebih dekat
dengan orang lain, pastilah perlu tekun dan sering mengadakan perjumpaan
dengan orang tersebut. Begitu juga dalam doa, seseorang perlu tekun dalam
Barulah bila demikian, maka seseorang dapat merasakan buah dari doa
tersebut.
Relasi dengan Tuhan melalui doa pribadi akan memberi kekuatan
kepada manusia untuk menghadapi kesulitan hidupnya. Untuk seseorang
bisa menyadari Tuhan berperan dalam kehidupannya, perlulah orang
tersebut mengimani Tuhan terlebih dahulu. Adanya iman kepada Tuhan
akan menggerakkan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan
caranya adalah melaui doa. Dan dari kedekatan kepada Tuhan tersebut dapat
dirasakan, doanya membawa buah atau hasil dalam kehidupannya, yakni
kekuatan untuk tetap bertahan meskipun banyak penderitaan yang
dialaminya. Sebagai contoh, ada seorang ibu, yang begitu menderita
hidupnya, yakni ditinggal menyeleweng suami, dan anaknyapun pecandu
narkoba. Akan tetapi ibu itu tetap terlihat tabah dalam menjalani kehidupan
sehari-harinya. Ibu itu tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik dan
melayani anak dan suaminya dengan baik pula. Walaupun tahu perbuatan
anak dan suaminya. Menurut ibu itu, salah satu usaha yang bisa dilakukan
dalam kesulitannya itu adalah hanya berdoa kepada Allah. Bahkan ibu itu
yakin, jika mau berdoa secara rutin mendoakan mereka, lambat laun mereka
pasti akan bertobat. Sudah hampir lebih kurang 2 tahun ibu itu menekuni
doanya, akan tetapi dirasakan belum membawa perubahan sedikitpu
terhadap sikap anak dan suaminya, akan tetapi ibu itu tetap merasakan
doanya ada manfaatnya, yakni paling tidak ibu itu masih diberi kekuatan
Tanpa peran serta dari Allah yang dirasakan ibu itu, rasanya mustahil dapat
kuat menghadapi kemelut hidupnya. Dari salah satu contoh kecil
pengalaman ini dapat dilihat bahwa kekuatan doa yang sungguh-sungguh
dari hati manusia, sangat dapat dirasakan memberi dampak yang positif
dalam caranya menghayati dan menghadapi kehidupan sehari-harinya.
Buah atau hasil dari doa sebenarnya dapat dirasakan oleh
masing-masing pribadi, jika pribadi-pribadi tersebut sungguh-sungguh mampu
menyadari peran serta Allah dalam kehidupannya. Romo Darminta dalam
bukunya Doa dan Pengolahan Hidup, berpendapat bahwa “ Doa yang benar
akan dapat menyentuh pengalaman hidup sehari-hari.“ Maka dari itu doa
yang benar mengarah kepada terjadinya perubahan situasi hidup. Doa yang
benar membawa manusia kepada pengalaman akan kedekatan kepada Allah.
Kedekatan kepada Allah tersebut dapat membawa dampak yang positif
kepada kehidupan manusia, yakni manusia dapat tenang dan tabah dalam
menghadapi peristiwa hidupnya. Manusia menemukan Allah dalam
kehidupannya, sehingga apapun peristiwa hidupnya, akan tetap membuatnya
B. Doa dan Devosi menurut Kitab Suci
Dalam hidup beriman dan beragama, masing-masing agama memiliki
norma-norma atau ajaran-ajaran yang bisa dipakai sebagai tolok ukur untuk
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari oleh masing-masing pribadi
penganut masing-masing agama tersebut.
Norma-norma atau ajaran-ajaran tersebut diyakini berasal dari Allah,
yang mewahyukan diri kepada manusia agar terjadi keselamatan bagi semua
manusia. Norma-norma atau ajaran-ajaran tersebut dapat diketahui dan
kemudian dipelajari, dalam Kitab Suci.
Hidup beriman Kristiani juga mengenal dan memiliki Kitab Suci. Kitab
suci digunakan sebagai sarana bagi umat Kristiani untuk mengembangkan
hidup beriman kepada Allah. Karena dari Kitab Sucilah, umat Kristiani
dapat mengetahui karya penyelamatan Allah kepada manusia.
1. Doa menurut Kitab Suci
Kitab suci menjadi sumber inspirasi bagi hidup beriman jemaat
Kristiani dahulu dan sekarang. Karena melalui Kitab Sucilah, manusia dapat
mengetahui dan memahami karya penyelamatan Allah kepada manusia
melalui Yesus Kristus. Selain itu melalui Kitab Suci manusia dapat
menggali peristiwa-peristiwa hidup manusia dalam hubungannya dengan
Allah Sang Pencipta. Maka Kitab Suci dapat menjadi norma-norma hidup
beriman manusia kepada Allah, yang dapat digali untuk dijadikan tolok ukur
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu sangat penting bagi umat beriman Kristiani untuk
mencoba membaca dan menggali ajaran-ajaran dalam Kitab Suci. Karena
bila manusia dapat menggali ajaran-ajaran dalam Kitab Suci, hal itu akan
memudahkan manusia untuk dapat menemukan ajaran-ajaran Tuhan.
Dengan demikian Kitab Suci dapat menjadi sarana bagi manusia untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk dari Tuhan, untuk membantu manusia
mengatasi semangat hidup yang hilang karena berbagai macam persoalan
hidup yang dihadapinya. Karena didalam Kitab Suci termuat sabda-sabda
Tuhan, maka Kitab Suci jika digali dengan sungguh-sungguh, akan
memberikan petunjuk ataupun nasehat-nasehat bagi manusia, agar manusia
dapat mengalami keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohaninya,
sehingga dapat mengalami kebahagiaan lahir dan batin.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan manusia untuk dapat lebih
mendalami dan menggali makna ajaran-ajaran Kitab Suci, ialah mencoba
mendalami ajaran-ajaran dalam Kitab Suci dalam doa. Hal ini berarti Kitab
Suci menjadi inspirasi bagi manusia untuk berdoa. Jika Kitab suci sebagai
sumber inspirasi manusia dalam doa, akan membantu manusia untuk
mengetahui dan memahami kehendak Allah. Maka manusia dapat
menemukan kehendak Allah melalui doa, kemudian tuntunan Allah dapat
… Dalam hal ini Jean Laplace (1985 : 23-25) mengatakan :
Doa orang Kristiani yang bersumberkan dan berinspirasikan Kitab Suci selayaknya merupakan proses penyerahan diri dalam iman kepada kuasa Allah yang mampu menyelamatkan. Maka dengan dilandasi oleh semangat dan kesadaran bahwa Kitab Suci dapat menjadi inspirasi dalam doa, apapun pengalaman selama doa, entah kekringan, kegelapan, kekosongan, kebosanan ataupun suasana menggembirakan, semua mempunyai makna dan arti bagi pertumbuhan hidup rohani.“ Berdoa sambil mendalami ajaran Kitab Suci, membuat manusia akan semakin berkembang imannya dan ia diajak secara terus-menerus belajar berdoa, hanya untuk mencari Allah, bukan untuk mencari hal-hal yang lainnya ( Bdk. Matius 6 : 33 ).
Doa berlandaskan pada Kitab Suci berarti, berdoa dengan berani menyerahkan diri kepada kehendak Allah. Kehendak Allah dapat digali dan diketahui salah satunya adalah, melalui Kitab Suci. Maka dengan membaca Kitab Suci secara rutin disertai doa, sebagai manusia yang masih berjuang di dunia ini, akan terbantu menemukan tuntunan dan kehendak dari Allah. Allah yang bersabda melalui Kitab Suci, bisa membuat manusia semakin memahami yang menjadi kehendak Allah, jika manusia juga mau membaca kitab suci.
Oleh sebab itu pentinglah jika berdoa juga mencoba untuk berlandaskan
pada sabda-sabda Tuhan yang ada dalam Kitab Suci. Karena doa yang
disertai dengan menimba ajaran Kitab Suci, akan membuat doa yang
didaraskan semakin mantap, karena Allah yang hadir bersama manusia
dapat lebih dirasakan. Manusia dapat merasakan Allah hadir dan menyapa
dalam hati, melalui sabda-sabda-Nya yang menggema dalam Kitab Suci.
menghadapi semua pengalaman hidup sehari-hari, jika mau berdoa sambil
menekuni sabda-sabda Tuhan dalam Kitab Suci.
2. Doa dalam Tradisi Perjanjian Lama
Dalam kehidupan umat beriman Kristiani, dikenal adanya Kitab Suci.
Kitab suci yang dikenal oleh umat Kristiani disebut Alkitab. Isi dari Alkitab
terbagi dalam dua bagian yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian lama berisikan karya penyelamatan Allah kepada manusia, yang
dilakukan melalui para nabi-nabi sebelum Yesus lahir. Sedangkan
Perjanjian Baru, berisikan karya penyelamatan Allah kepada manusia
melalui Yesus Kristus yang kemudian diteruskan oleh para murid dan
pengikut-Nya.
Perjanjian Lama mengisahkan karya keselamatan Allah kepada manusia
yang dilakukan dengan perantaraan para nabi. Karya keselamatan Allah
tersebut diperuntukkan bagi bangsa Israel. Bangsa Israel adalah bangsa yang
dikasihi Allah, maka bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan dan
penjajahan bangsa Mesir oleh Allah dengan perantaraan Musa.
Berawal dari pengalaman penyertaan Allah itulah, bangsa Israel
menghidupi kehidupan beragamanya dalam kehidupan sehari-hari. Hidup
dan agama saling berpautan satu sama lain. Pada setiap peristiwa hidup dan
kesusahan yang dialaminya, mereka selalu menyertakan Tuhan. Maka dari
itu dalam tradisi bangsa Israel ada hari dan waktu khusus untuk melakukan
Doa ( upacara-upacara keagamaan) dilaksanakan terutama pada hari
Sabat, yakni pada hari ke tujuh sebagai hari yang dianggap paling istimewa
dalam kehidupan umat Israel. Pada hari sabat ini, orang tidak boleh
melakukan pekerjaan apapun, agar bisa beristirahat, seperti halnya Allah
“beristirahat“ juga pada hari ke tujuh. Waktu dipergunakan secara khusus
untuk mengenangkan karya penciptaan dunia oleh Tuhan dan
mengenangkan bebasnya umat Israel dari penjajahan bangsa Mesir
(Suharyo, (1993) : Hal : 30).
Selain upacara-upacara keagamaan pada hari sabat, umat Israel juga
merayakan upacara-upacara keagaaman yang lainnya, yakni Paskah,
Perayaan Roti Tidak Beragi, Perayaan Pentakosta dan Perayaan Pondok
Daun.
… Dalam hal ini Groenen (1984 : 28-27) berpendapat :
Semua perayaan besar mengenangkan peristiwa yang sama. Peristiwa itu adalah Keluaran umat Israel dari Mesir dan diciptakannya umat Allah. Ini peristiwa penyelamatan dasariah yang melandasi seluruh kehidupan dan sejarah bangsa Israel. Maka dalam melaksanakan upacara-upacara keagamaannya, bangsa Israel selalu tidak pernah lupa akan peristiwa karya penyelamatan Allah kepada bangsanya.
… Dalam hal ini Suharyo (1993 : 18-22) berpendapat :
Cara bangsa Israel memperingati dan mensyukuri karya penyelamatan dari Allah tersebut, adalah dengan mengadakan upacara-upacara keagaamaan pada saat Paskah, Perayaan Roti Tak Beragi, Perayaan Pentakosta, Perayaan Pondok Daun dan pada Hari Sabat.
Sesudah kira-kira 600 tahun bangsa Israel menetap di Tanah Kanaan,
Israel untuk merayakan upacara-upacara keagamaan, pesta,
mempersembahkan kurban, mengajukan doanya kepada Tuhan. Akan tetapi
tempat itu juga berperanan sebagai pasar. Dan pada tahun 622 Seb.Mas,
semua tempat kudus itu ditiadakan. Umat Israel boleh mempersembahkan
kurban dan menjalankan upacara keagamaan hanya di Bait Allah di
Yerusalem. Hal ini berlangsung sampai pada tahun 70 Mas. Karena Bait
Allah hancur, maka umat Israel mendirikan “rumah ibadat” (sinagoga), di
setiap kota, desa dan di tempat-tempat strategis lainnya dimana orang
Yahudi menetap. Dan sinagoga tersebut adalah tempat bagi para umat Israel
untuk menyelenggarakan ibadat tanpa korban, tempat mengajar agama,
membicarakan masalah-masalah jemaat dan masih banyak lagi (Groenen,
(1984) : Hal : 29-51).
Dari pengalaman iman bangsa Israel, dapat dilihat bahwa Allah sangat
peduli terhadap nasib kehidupan bangsa ini, karena Allah menginginkan
kebahagiaan bagi umat-Nya. Sebagai manusia yang memiliki Allah yang
begitu berbelas kasih dan peduli terhadap manusia, maka sudah selayaknya
untuk merefleksikan hal itu agar semakin mampu membangun semangat
seperti bangsa Israel, yakni semangat mau berelasi dengan Allah secara
sungguh-sungguh melalui doa. Karena doa yang sungguh-sungguh,
membuat bangsa Israel menjadi bangsa pilihan Allah. Maka sebagai bangsa
yang dipilih Allah, pengalaman apapun yang dialami membuat bangsa Israel
3. Yesus sebagai guru doa
Dalam kehidupan sehari-harinya Yesus hidup dalam keluarga yang
memiliki kehidupan iman yang sangat baik. Dalam hal ini Yesus hadir,
hidup dan berkembang ditengah-tengah keluarga pendoa. Semasa hidupnya
Maria ibu Yesus adalah seorang pendoa, hal ini dapat dilihat sikapnya
dalam menghadapi berbagai macam persoalan hidup ketika mendamping
Yesus puteranya. Dalam peristiwa hidup yang seperti apapun Maria tak
pernah lupa untuk melibatkan Allah. beliau selalu menghadapi setiap
persoalan hidupnya dalam doa. Maka tidak mengherankan jika Allah
memilihnya untuk menjadi Bunda bagi Tuhan. Karena beliau memiliki jiwa
yang mulia. Jiwa yang mulia tersebut, dipupuk terus-menerus oleh Bunda
Maria dalam doa yang sunguh-sungguh. Begitu juga dengan Yusuf
suaminya, sebagai seorang yang taat setia kepada kehendak Allah.
Dalam suasana kehidupan keluarga yang seperti itulah Yesus hidup
dan berkembang. Secara tidak langsung hal ini juga sangat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan iman Yesus kepada Allah. dalam hal ini
berarti juga berpengaruh terhadap kehidupan doa-Nya. Lebih nampak lagi
bahwa Yesus seorang yang pendoa adalah dalam ketaatan-Nya terhadap
kehendak Allah. Ketaatan kepada kehendak Allah, membuahkan iman dan
kepercayaan diantara pengikut-Nya, bahwa Beliau adalah Mesias.
Selama hidup-Nya di dunia ini, suasana kehidupan keluarga, sangat
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan rohani Yesus. Yesus diperkenalkan
(Luk 2 : 21), ditahirkan atau dipersembahkan kepada Tuhan menurut
hukum Musa dalam Bait Allah Yerusalem (Luk 2 : 22), dan kemudian
Yesus dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, kemudian Roh
Kudus, turun di atas-Nya (Luk 3 : 21-22). Yesus yang penuh Roh Kudus ke
padang gurun, untuk menyepi dan berpuasa selama 40 hari lamanya. Ia
mampu mengalahkan godaan dari setan karena memiliki hubungan yang
sangat pribadi dengan Allah Bapa. Doa dan penyepian-Nya di padang
gurun merupakan persiapan Yesus untuk tampil dan mengajar di depan
umum.
Seluruh perjalanan hidup Yesus menjadi suatu rentetan doa, karena
Yesus mau memenuhi kehendak Allah. Dalam setiap peristiwa hidup yang
dialami, Yesus sering mengawalinya dengan berdoa. Hal ini berarti Yesus
sering melakukan hubungan yang sangat pribadi dengan Allah. Sering kita
jumpai Yesus menyendiri atau menyepi dipagi-pagi buta, dimalam hari atau
di padang gurun juga di gunung dan di bebukitan yang hening dan masih
banyak lagi.
Sebelum melakukan segala macam bentuk aktifitas, Yesus selalu
mengawalinya dengan doa. Sebelum tampil didepan umum Yesus
menyingkir di padang gurun. Disana Ia berlaku tapa, berdoa dan berhening
sepi dengan Allah Bapa-Nya. Sebelum memilih para rasul Yesus juga
berdoa terlebih dahulu (Luk. 6 : 12), karena Yesus tidak ingin salah dalam
memilih pengikut-Nya, untuk dijadikan generasi penerus karya dan
diri-Nya, Ia juga berdoa terlebih dahulu (Luk. 9:18-20). Setelah
mengungkapkan identitas dirinya kepada para murid-Nya, Yesus mengajak
para murid pergi ke gunung dan berdoa disana, kemudian rupa dan
pakaian-Nya berubah menjadi putih berkilau-kilaun (Luk 9 : 28-30). Ketika akan
menghadapi penderitaan, Yesus berdoa di taman Getsemani. Yesus juga
meminta para murid-Nya untuk berdoa. Kata Yesus kepada murid-Nya “
berdoalah supaya kamu jangan jatuh dalam pencobaan” (Luk. 22: 40-44 ).
Dan ketika Yesus akan menyerahkan nyawa-Nya, Ia juga berdoa kepada
Allah Bapa-Nya.
Selama hidup di dunia ini Yesus sangat menghidupi kehidupan
sehari-hari-Nya dalam doa, karena bagi Yesus hubungan dengan Allah
Bapa-Nya melalui doa menjadi hal yang sangat penting dan mendasar
untuk menunjang karya-Nya di tengah dunia ini.
Yesus berdoa menurut situasi dan kebutuhan dalam hati-Nya. Yesus
selalu melibatkan Allah dalam setiap peristiwa kehidupan-Nya. Setiap
Yesus akan menghadapi peristiwa-peristiwa yang penting, Yesus selalu
berdoa memohon petunjuk dari Allah, agar segala macam peristiwa hidup
yang akan dialami dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
Dengan mengetahui kehidupan Yesus yang dibangun dalam suasana
doa, maka perlulah pengikut-pengikut-Nya juga membangun komunikasi
dengan Allah, dalam doa seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kehidupan
doa yang sudah dilakukan oleh Yesus semasa hidup-Nya, dapat menjadi
dengan Allah, karena ternyata doa yang rutin dan sungguh-sungguh sebagai
sarana berkomunikasi secara pribadi dengan Allah, dapat membuat manusia
menjadi mengenal kehendak Allah dan manusia akan dimampukan untuk
menghadapi setiap tantangan dan persoalan hidupnya di dunia ini.
4. Kehidupan Devosional dalam Kitab Suci
Kitab Suci menjadi salah satu bagian dalam usaha pengembangan
iman Kristiani, karena didalam Kitab suci, manusia dapat menemukan dan
melihat karya-karya penyelamatan Allah kepada manusia. Dengan
membaca Kitab Suci manusia dapat merasakan bahwa Allah berperanan
dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dengan kata lain Kitab Suci
berusaha menghadirkan Allah ditengah-tengah kehidupan manusia
( Suharyo, (1991) : Hal : 13-18).
Perjalanan iman manusia kepada Allah diawali dengan pengalaman
Musa, yakni ketika Musa diminta Allah untuk meneruskan perjalanannya
ke padang gurun. Musa sempat merasa ketakutan dan cemas, karena takut
Allah tidak akan menyertai dirinya dan juga bangsanya. Bahkan ketika
Allah sudah berjanji kepada Musa bahwa Ia akan selalu bersama-sama
dengan Musa, namun Musa masih tetap meminta bukti kepada Tuhan
(Kel 33). Dari pengalaman Musa, dapat dilihat bahwa sebagai seorang
manusia yang lemah, dalam perjuangan hidupnya ia selalu membutuhkan
peran serta dari Tuhan. Selain itu manusia masih selalu berusaha mencari
Keselamatan dari Allah diperuntukkan bagi orang-orang yang
hidupnya berkenan kepada-Nya. … Harjawiyata (1993 : 35) berpendapat
“Penyelamatan bukanlah masalah privat. Keselamatan selalu berciri
komuniter, gerejawi.” Maka dari itu karya keselamatan Allah seharusnya
juga mampu membawa manusia untuk mau bersikap solider dengan semua
orang, karena karya keselamatan Allah akan terjadi, kalau manusia mau
berjuang dan solider bersama dengan semua orang yang berkehendak
baik.
Walalupun demikian keselamatan dari Allah juga dapat terjadi dalam
masing-masing pribadi, selama pribadi tersebut mampu untuk
melaksanakan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.
… Harjawiyata (1993 : 36) “Pribadi dan komunitas bukanlah dua hal yang
saling bertentangan, melainkan sebaliknya saling mengandaikan dalam
usaha manusia untuk sampai kepada Allah”. Maka semakin jelaslah bahwa
keselamatan dari Allah dapat terjadi secara pribadi dan secara bersama.
Secara pribadi berarti Allah berkarya dalam diri masing-masing pribadi
tersebut dan selanjutnya dipersatukan dengan semua orang untuk
melakukan karya keselamatan secara bersama, sampai pada akhirnya dapat
terwujud Kerajaan Allah di dunia ini.
Keselamatan dari Allah dapat bersifat individual dan bersifat
komunal, karena karya Allah dapat terjadi didalam setiap peristiwa
kehidupan. Selain karena kasih Allah, karya keselamatan dari Allah juga
manusia baik bersifat pribadi maupun bersama, juga tetap dapat ikut ambil
bagian dalam karya keselamatan Allah. Akan tetapi dari semua usaha yang
dilakukan oleh manusia, yang tidak boleh dilupakan adalah kesediaan
meyerahkanan diri secara total terhadap rencana penyelamatan Allah.
… Harjawiyata (1993 : 38) berpendapat :
Inti kehidupan manusia akhirnya adalah penyerahan seluruh pribadi kepada Allah dan rencana penyelamatan-Nya. Devosi adalah sikap tetap dalam penyerahan ini. Penyerahan ini dilakukan oleh orang beriman, setelah ada tanda-tanda jelas bahwa penyerahan itu dapat dilakukan. Sebaliknya penyerahan itu dilakukan kepada Allah yang adalah misteri. Dalam rangka ini bentuk-bentuk hidup devosional (seharusnya), mempunyai peranan untuk sedikit demi sedikit membawa masuk orang ke dalam pengalaman akan misteri yaitu misteri Allah dan karya penyelamtan-Nya.
Jika manusia mampu menyelami makna terdalam dari rencana
penyelamatan Allah, maka hal itu akan membuat manusia semakin mampu
melihat setiap peristiwa kehidupannya dalam “kacamata” iman. Hal ini
akan membuat manusia selalu berusaha hidup “benar “, sesuai dengan
kehendak Tuhan. Berarti jika seseorang menjalankan doa, hal itu bukan
hanya berarti sekedar menjalankan doanya atau hanya berhenti pada
perasaan saja, melainkan harus juga sampai pada tingkat usaha untuk
semakin hidup secara benar dihadapan Tuhan dan sesamanya.
Doa devosi sesuai Kitab Suci berarti usaha manusia untuk
dengan “bercermin” pada karya keselamatan Allah yang sudah terjadi dan
ditulis dalam Kitab suci lewat doa devosi. Pengalaman iman para
pendahulu yang tertulis dalam Kitab Suci, membuat manusia semakin
menyadari bahwa manusia membutuhkan Allah dalam setiap peristiwa
kehidupannya. Karya keselamatan Allah terjadi, bukan semata-mata karena
usaha manusia, melainkan benar-benar karena kasih Allah. Maka dari itu
karya keselamatan Allah dapat terjadi kapanpun dimanapun dan dalam
situasi yang tidak terduga, akan tetapi walaupun demikian, usaha manusia
untuk mau menanggapi karya keselamatan dari Allah itu tetap diperlukan.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menanggapi karya
keselamatan Allah tersebut adalah dengan berdoa secara benar.
Pada akhirnya doa devosi mengajak semua orang untuk sampai pada
tahap mau berjuang bersama semua orang untuk membangun Kerajaan
Allah didunia ini. Seperti yang diteladankan oleh tokoh-tokoh Kitab Suci,
selain mereka tekun dalam doa, tetapi mereka juga ikut berusaha
membangun dunia ini. Diharapkan dengan berdoa devosi sambil
merenungkan Kitab Suci, manusia semakin berani untuk melawan arus
yang tidak benar di tengah kehidupan yang bertentangan dengan kehendak
BAB III
DOA DEVOSI DALAM GEREJA KATOLIK
Sejak Gereja perdana terbentuk, Gereja selalu mengajak umatnya untuk
mau tekun dan bersungguh-sungguh dalam menjalin relasi secara pribadi dengan
Allah melalui doa. Doa dianggap sebagai suatu hal yang penting, karena dengan
doa yang tekun dan sungguh-sungguh, hidup manusia akan mengalami
kebahagiaan dan kedamaian.
Doa devosi juga menjadi doa yang dianjurkan oleh Gereja untuk ditekuni.
Doa devosi dipakai sebagai sarana untuk membangun relasi secara pribadi dengan
Allah, karena doa devosi sangat baik, jika dilakukan secara rutin dan kontinyu.
Doa Devosi adalah doa yang merenungkan kebaikan-kebaikan Allah, yang
dirasakan melalui sesama dan alam ciptaan-Nya.
Maka dalam bab III ini, penulis memberikan penjelasan tentang doa devosi
dalam Gereja Katolik. Semoga dengan penjelasan ini, umat dapat terbantu untuk
mengetahui doa devosi, kemudian dengan kesungguhan hati dapat menekuninya
dalam kehidupan sehari-hari
A. Makna dan Peranan doa Devosi dalam Kehidupan Sehari-hari … Martasudjita (1999 : 126-128) berpendapat bahwa
“ Devosi berasal dari bahasa latin devotio (dari kata kerja : devovere), yang
berarti “ kebaktian , pengorbanan, sumpah, kesalehan, cinta bakti”. Devosi dalam
Menurut arti katanya Devosi menunjuk sikap hati dan perwujudannya, dalam
mana seseorang mengarahkan diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung
tinggi dan dicintai. Sedangkan dalam tradisi Kristiani Devosi bisa dipahami
sebagai bentuk penghayatan dan pengungkapan iman Kristiani di luar liturgi resmi
dari Gereja seperti perayaan Ekaristi yang harus dipimpin seorang imam ataupun
Uskup. Akan tetapi doa Devosi menjadi usaha untuk mengungkapkan iman umat
yang bersifat spontan, serta dapat dibawakan secara pribadi ataupun bersama,
dengan harapan imannya akan berkembang.
Dari pengalaman hidup setiap hari, manusia menyadari kasih dan peranan
Allah begitu besar dalam setiap peristiwa kehidupannya. Kasih penyertaan dari
Allah, secara konkret dapat dirasakan dalam pengalaman iman para
pendahulunya, seperti pengalaman bangsa Israel yang dibebaskan dari penjajahan
bangsa Mesir, pengalaman para nabi-nabi, dan sampai pada akhirnya Allah sendiri
berkenan hadir dalam kehidupan manusia melalui Yesus Kristus. Ini semua
merupakan bukti bahwa kasih Allah selalu ada dalam setiap peristiwa kehidupan
manusia.
Kasih Allah yang begitu besar tersebut, seharusnya ditanggapi manusia dalam
iman dan melalui perbuatan yang baik. Allah yang terlebih dahulu berinisiatif
mengasihi manusia, seharusnya ditanggapi manusia dengan mau membalas kasih
Allah tersebut lewat doa dan karya untuk sesama.
Doa devosi salah satu upaya manusia menjawab kasih Allah, karena dalam
doa Devosi, manusia dapat lebih menjalin komunikasi secara pribadi kepada
bersungguh-sungguh berkomunikasi dengan Allah. Doa Devosi yang dilakukan secara rutin
dan juga dengan pengulangan-pengulangan doa secara teratur, membuat orang
untuk bisa semakin memahami arti dan makna kehidupan di dunia ini.
Kebaktian dan doa Devosi yang muncul dari kesadaran hati manusia, pada
akhirnya akan mengajak dan menyemangati manusia untuk berkarya secara positif
di tengah masyarakatnya. Masing-masing pribadi didorong dan diajak menyadari
pentingnya untuk mencintai sesamanya. Kesadaran pentingnya mencintai manusia
inilah, diharapkan mendorong manusia untuk bersikap bisa memanusiakan orang
lain juga.
Rasa persaudaraan dengan berlandaskan kasih kepada Krsitus dapat semakin
dipupuk dalam doa-doa Devosi tersebut. Walaupun doa Devosi dapat
dilaksanakan secara individual, akan lebih baik jika doa-doa dari masing-masing
pribadi tersebut kemudian dipersatukan menjadi suatu kebaktian bersama dalam
Gereja. Maka dari itu Gereja mengadakan doa Devosi secara bersama-sama, agar
masing-masing pribadi pada akhirnya nanti mampu berkomunikasi secara pribadi
dengan Allah dan juga dengan sesamanya.
Doa Devosi diakui oleh Gereja sebagai pengungkapan positif iman seseorang.
Hal ini berarti Gereja mendukung adanya praktek doa Devosi. Gereja menyadari
bahwa doa Devosi penting untuk ditekuni oleh umat beriman, karena dengan
adanya doa Devosi umat semakin terpacu untuk lebih meningkatkan kehidupan
rohaninya. Umat dapat lebih menjalin hubungan yang akrab dengan Allah,
melalui doa Devosi. Doa Devosi juga menyadarkan seseorang, bahwa melalui doa
menyadari kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa kehidupan sehari-hari, orang
akan menjadi mudah untuk melaksanakan perintah-perintah Tuhan. Orang akan
semakin mengalami bahwa Tuhan berperan dalam kehidupannya. Dampaknya,
orang akan menjadi mudah bersyukur dan apapun peristiwa hidup yang dialami
akan membuat ia tetap tegar. Ataupun orang juga akan mudah membangun sikap
rekonsiliasi (mengampuni) semua orang yang berbuat salah. Hal ini tidak
mungkin terjadi jika tidak ada usaha melibatkan Allah dalam hidup, melalui doa.
… Darminta SJ, ( 1995 : 28-30) berpendapat bahwa :
Devosi berkaitan dengan hidup kebatinan seseorang. Oleh karena itu sifatnya pribadi dan merdeka. Walaupun sifatnya pribadi dan merdeka, namun dorongan hati itu dapat berkembang dengan baik karena adanya tingkah laku pribadi dan sosial manusia. Karena itu Devosi memerlukan wujud konkret, sebagai sarana untuk mendekati dan berbakti kepada Allah.
Dengan kata lain Devosi memerlukan perwujudan yang konkret, baik itu
melalui penghayatan sikap positif dalam hidup maupun dengan pembatinan atau
melalui peningkatan mutu doa ( Devosi ) secara terus-menerus.
Doa Devosi dapat menjadi sarana bagi manusia untuk dapat mencapai
kedewasaan iman. Kedewasaan iman inilah yang pada akhirnya menjadi dasar dan
penggerak manusia untuk berkarya di tengah masyarakat. Tanpa kedewasaan
iman, karya di tengah masyarakat akan mudah terasa kering dan terasa berat.
Apabila sudah terasa kering dan menjadi berat, biasanya orang menjadi enggan
meneruskan karya yang baik tersebut. Dengan demikian manusia mematikan
manusia, maka manusia tidak akan pernah mengalami yang dinamakan
kebahagiaan.
Kedewasaan iman sangat diperlukan dalam karya membangun dunia ini.
Kedewasaan iman dapat terwujud, apabila ada usaha terus-menerus memupuk
imannya. Usaha konkret manusia untuk dapat lebih memupuk imannya salah
satunya adalah melalui ketekunan dan kesungguhan dalam menjalankan doa
Devosi.
B. Sejarah dan Latar belakang doa Devosi
Dalam mengembangkan hidup beriman jemaatnya, Gereja memiliki cara dan
tradisi masing-masing sesuai dengan situasi dan kebutuhan jemaatnya. Walaupun
Gereja memiliki cara dan tradisi yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan
jemaatnya, dalam melaksanakan karya pastoralnya, Gereja juga tetap bertitik tolak
dan belajar dari pengalaman para pendahulunya. Bahkan dapat dikatakan Gereja
saat ini melanjutkan sebagian dari karya pastoral yang sudah dilakukan oleh
Yesus Kristus dan para pengikut-Nya.
Doa Devosi juga menjadi salah satu bagian dari tradisi doa yang pernah
dilaksanakan oleh Gereja, bahkan sampai saat ini masih tetap dilaksanakan dan
dikembangkan terus-menerus oleh Gereja, sesuai dengan situasi dan kebutuhan
jemaatnya.
Dalam melaksanakan dan mengembangkan doa Devosi ini, Gereja
berlandaskan pada ajaran-ajaran dalam Kitab Suci. Kitab Suci diyakini sebagai
Israel keluar dari penjajahan bangsa Mesir dan melalui para nabi-nabi utusan dari
Allah yang sudah dikisahkan dalam Kitab suci, membuat manusia menyadari
bahwa Allah sangat peduli dalam kehidupan manusia.
Bertitik tolak dari pengalaman iman yang sudah dikisahkan dalam Kitab Suci
tersebut, nampaklah bahwa hubungan Allah dengan manusia, mengandung unsur
adanya kesetiaan. Allah yang begitu setia kepada manusia, juga menuntut manusia
untuk mau setia kepada Allah. Bahkan tuntutan kesetiaan Allah kepada manusia
secara konkret diwujudkan dalam bentuk perjanjian antara Allah dan manusia,
yang saat ini dikenal dengan nama sepuluh perintah Allah. Dalam perjanjian
tersebut, dapat dilihat bahwa Allah menghendaki manusia setia kepada
ajaran-ajaran-Nya dan juga mencintai Allah secara sungguh-sungguh. Dan oleh Yesus
Kristus ajaran-ajaran dan perintah untuk mencintai semakin disempurnakan dan
lebih dikonkretkan lagi, yakni dengan mencintai mereka yang lemah, miskin dan
tersingkir, bahkan yang memusuhi.
Ajaran untuk semakin mencintai dan setia kepada Allah, diwujudnyatakan
secara konkret oleh para pengikut Kristus, dengan menghidupkan tradisi doa dan
melaksanakan karya pastoral untuk semua orang, sesuai dengan situasi dan
kondisi zamannya. Dan kelanjutan dari tradisi doa dan karya yang pernah
dilakukan oleh para pengikut Kristus ini, semakin lama muncullah adanya praktek
doa Devosi kepada Allah. Praktek doa Devosi ini terjadi dan berkembang
terutama di daerah Yerusalem. Bahkan dari orang-orang Yerusalem inilah, awal
Pada awal mulanya yakni pada abad pertama, kedua dan ketiga, kehidupan
Devosional bersifat sangat sederhana, yakni sebuah doa harian yang dilakukan
oleh manusia untuk mengawali kegiatan hidupnya. Manusia sebelum melakukan
aktifitas hidupnya, mengawali dengan sebuah doa yang spontan, sederhana dan
kemudian diakhiri dengan doa Bapa Kami (Darminta, (1993) : Hal 65).
Kemudian pada abad ke 4, karena karya pastoral juga berkembang di
zaman ini, sering terjadi bentrokan antara mereka yang menjadi pengikut Kristus
dengan mereka yang anti terhadap Kristus. Bentrokan ini sering menimbulkan
kekacauan dan korban nyawa pada para pengikut Kristus. Sejak saat itu
penghormatan kepada mereka yang mati karena kristus ( martir ), berkembang dan
mulai dilakukan oleh jemaat Kristiani pada zaman itu.
Para pengikut Kristus menganggap, para martir merupakan orang yang dipilih
untuk berjuang bersama Allah. Bahkan perjuangannya sampai pada penyerahan
nyawanya. Maka dari itu mereka begitu menghormati para martir ini. Para
pengikut Kristus sering berkumpul mendoakan para martir yang telah meninggal,
selain itu juga mengadakan penghormatan kepada barang-barang peningggalan
para martir ini atau yang sering disebut dengan Relikwi.
Penghormatan kepada para martir dilakukan oleh jemaat Kristiani dengan
berbagai macam cara. Selain dengan penghormatan kepada relikwi juga sering
dilakukan peziarahan keamakam-makam para martir tersebut, untuk mendoakan
mereka yang sudah meningggal kare